SlideShare a Scribd company logo
Najmah, SKM, MPH.
Faculty of Public Health, Sriwijaya University
najem240783@yahoo.com
“And He found you lost and guided you”
-QS. Adh-Dhuha:7-
Analisa Situasi
Diphteria, Pertusis,
Tetanus
Triad Epidemiologi
Diphteria, Pertusis,
Tetanus
Riwayat Alamiah
Penyakit Diphteria,
Pertusis, Tetanus
Penularan Diphteria,
Pertusis, Tetanus
Pencegahan Diphteria,
Pertusis, Tetanus
Today’s Topics
Analisa Situasi
 Difteri, Pertusis dan Tetanus disebabkan oleh bakteri.
 Difteri menyerang semua usia, tetapi paling sering menyerang
anak-anak yang belum diimunisasi. Pada tahun 2000, 30.000
kasus dan 3000 kematian difteri dilaporkan di seluruh dunia.
 Pertusis sangat menular pada saluran pernapasan, terutama
pada bayi dan anak-anak, dan mudah menular dari orang ke
orang, terutama melalui ludah (droplets). Pertusis (batuk rejan)
merupakan penyebab penting kematian bayi di seluruh
dunia.Perkiraan dari WHO menunjukkan bahwa, pada tahun
2008, sekitar 16juta kasus pertusis terjadi di seluruh dunia, 95%
di antaranya berada di negara-negara berkembang dan sekitar
195.000 anak meninggal.
Analisa Situasi
 Tetanus diperoleh ketika spora bakteri Clostridium tetani
menginfeksi luka atau tunggul tali pusat. WHO
memperkirakan bahwa tetanus neonatal menewaskan
sekitar 180.000 bayi pada tahun 2002.
 Di Indonesia, tahun 2012 - 2013 kasus Difteri mengalami
penurunan dari 1.192 kasus – 778 kasus dengan jumlah
kasus meninggal sebanyak 76 kasus CFR 6.38% - 39 kasus
CFR 5.01%. Dari seluruh kasus tersebut, hampir setengah
diantaranya (47.8%) terjadi pada penderita yang tidak
mendapat vaksin DPT.
TRIAD EPIDEMIOLOGI
1. Agent
Difteri
•Corynebacterium diphtheriae
•Bakteri basil aerobik gram positif. Hanya strain toksigenik dapat
menyebabkan penyakityang parah. Semua isolat Corynebacterium
diphtheriae harus diuji oleh laboratorium untuk tingkat keracunan.
Pertusis
•Bordetella pertussis
•Berukurankecil, aerobik batang gram-negatif.
Tetanus
•Clostridium tetani
•Bakteri gram-positif, batangan aerob yang dapat mengembangkan
sporaterminal. Sensitif terhadap panas dan tidak dapat bertahan hidup
dengan adanya oksigen. Spora, sebaliknya, sangat tahan terhadap
panas dan antiseptik biasa.
HOST DPT
 Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan faktor utama untuk
mencegah penularan DPT.
 Tidak meletakkan bahan yang tajam dan berkarat di lingkungan
anak bermain dapat mencegah penularan tentanus.
 Lingkungan rumah dan sekolah yang terkena matahari langsung
dan ventilasi udara cukup serta bersih dapat mengurangi resiko
penularan Difteri dan Pertusis.
ENVIRONMENT
MANUSIA
Riwayat Alamiah Penyakit
2. Tahap Patogenesis
A. Difteri
 Masa inkubasi difteri : 2-5 hari (kisaran, 1-10hari).
 Orang yang rentan bisa memperoleh toksigenik difteri basil di nasofaring.
 Organisme ini menghasilkan racun yang menghambat sintesis protein
seluler, kerusakan jaringan lokal, dan pembentukan membran. Dapat
terjadi komplikasi utama miokarditis dan neuritis dan trombosit rendah
serta protein dalam urin.
1. Tahap Prepatogenesis
Terjadi interaksi antara pejamu dan agen bakteri
Corynebacterium diphtheriae, Clostridium tetani,
Bordetella pertusis. Jika imunitas host sedang lemah
agent lebih ganas dan kondisi lingkungan tidak
menguntungkan bagi host maka penyakit DPT akan
melanjutkan riwayat alamiahnya ke tahap Patogenesis.
B. Pertusis
 Masa inkubasi pertusis umumnya 7-10hari, dengan
kisaran 4-21 hari
 Perjalanan klinis penyakit ini dibagi menjadi tiga
tahap.
1. Tahap catarrhal, ditandai pilek, bersin, demam ringan
dan batuk sesekali ringan, mirip dengan flu biasa.
2. Tahap paroksismal. Demam berkurang. Serangan
paroksismal terjadi lebih sering pada malam hari,
dengan rata-rata 15 serangan per 24 jam. Tahap
paroksismal biasanya berlangsung 1 sampai 6 minggu
tetapi dapat bertahan hingga 10 minggu. Bayi berusia
kurang dari 6 bulan memiliki paroxysms batuk.
3. Tahap penyembuhan, pemulihan bertahap. Batuk
menjadi kurang paroksismal dan menghilang dalam
2 sampai 3 minggu.
C. Tetanus
 Masa inkubasi berkisar antara 3-21 hari
 Semakin pendek masa inkubasi, semakin tinggi
kemungkinan kematian.
 Clostridiumtetani masuk ke dalam tubuh melalui luka.
Dalam keadaan anaerob (oksigen rendah), spora
berkecambah. Toksin diproduksi dan disebarkan
melalui darah dan limfatik. Racun bereaksi di sistem
saraf pusat, termasuk akhir saraf motorik perifer,
sumsum tulang belakang, otak, dan sistem saraf
simpatik.
 Manifestasi klinis yang khas dari tetanus disebabkan
ketika toksin tetanus mengganggu pelepasan
neurotransmiter, menghambat impuls inhibitor. Hal ini
menyebabkan kontraksi otot dan kejang.
PENULARAN
a. Difteri
Penularan dari orang-ke-orang melalui saluran pernapasan,
dari kulit yang luka, atau artikel kotor dengan tertular dari
luka orang yang terinfeksi (fomites). Organisme dapat
bertahan hingga kurang lebih 2 minggu dan jarang lebih dari
4 minggu, tanpa antibiotik. Terapi antibiotik efektif dapat
mengurangi penularan.
b. Pertusis
Penularan terjadi melalui rute pernapasan melalui
kontak dengan droplet pernapasan. Pertusis (batuk
rejan) dapat menyebabkan penyakit yang serius pada
bayi, anak-anak dan orang dewasa. Pertusis
menyebabkan batuk yang keras dan terus-menerus,
sampai udara hilang dari paru-paru dan dipaksa untuk
menghirup dengan keras suara "whoop”.
c. Tetanus
Penularan terutama terjadi oleh luka yang
terkontaminasi. Ada tiga perbedaan
tetanus:
1. Tetanus lokal : pasien mengalami
kontraksi terus-menerus dari otot-otot di
daerah anatomi yang sama dengan
cedera.
2.Tetanus cephalic terjadi dengan otitis
media (infeksi telinga) di mana C.tetani
hadir dalam flora telinga tengah, atau
mengikuti cedera di kepala.
3.Tetanus umum. Penyakit ini biasanya
menyajikan dengan pola turun. Tanda
pertama adalah trismus atau kejang
mulut, diikuti dengan kekakuan leher,
kesulitan menelan, dan kekakuan otot
perut. Gejala lain termasuk suhu tinggi,
berkeringat, tekanan darah tinggi, dan
episodik detak jantung yang cepat.
PENCEGAHAN
Pemberian Vaksin DtaP (Diphteria and
Tetanus Toxoids and Acelullar Pertusis
Vaccine), dengan ketentuan :
• 4-6 tahun, sebelum masuk sekolah (DtaP)
•11-12 tahun (Tdap)
•Setiap 10 tahun sesudahnya (Td)
GROUP DISCUSSION
Buatlah tabel pencegahan penyakit DPT yang
terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan
tersier berdasarkan riwayat alamiah dari masing-
masing penyakit!
SLIDES DESIGNED BY
DESY INDAH PERMATASARI
HTTPS://WWW.FACEBOOK.COM/DESY.I.PERMATASARI
ORDER KE PENERBIT TIM
http://transinfotim.blogspot.co.nz/2016/
01/epidemiologi-penyakit-menular.html
OR
PENULIS
NAJMAH
Najem240783@yahoo.com
Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta:
TIM.
REFERENCE
desyindahps

More Related Content

What's hot

Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
Joni Iswanto
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
Muhammad Adi
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
Masitah Majid
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungJoni Iswanto
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
HIV
HIVHIV
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
NajMah Usman
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
phiqe kbn
 
Epidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burungEpidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burung
Intan Dwisari
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
Gabriella Jermia
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
Oliviafebrimarchantia
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
Ngulya Imroatul
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
Ros dyana
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
Zakiah dr
 

What's hot (20)

Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Sosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burungSosialisasi flu burung
Sosialisasi flu burung
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Epidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burungEpidemiologi Penyakit flu burung
Epidemiologi Penyakit flu burung
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYARIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CHIKUNGUNYA
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 

Viewers also liked

BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
NajMah Usman
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
Ubaid N P
 
BAB 4 POLIO
BAB 4 POLIOBAB 4 POLIO
BAB 4 POLIO
NajMah Usman
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Lila Kania
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
NajMah Usman
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
Rajesh Ludam
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
rabie zahran
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
Sulistia Rini
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
Kiyumars
 
Vaccine
VaccineVaccine
Epidemiology of Poliomyelitis
Epidemiology of PoliomyelitisEpidemiology of Poliomyelitis
Epidemiology of Poliomyelitis
Dr Ghaiath Hussein
 
STSI-20160516-precision-medicine-infographic
STSI-20160516-precision-medicine-infographicSTSI-20160516-precision-medicine-infographic
STSI-20160516-precision-medicine-infographic
Vicki Smith
 
Tetanus
TetanusTetanus
Polio eradication & endgame stratplan 2013
Polio eradication & endgame stratplan 2013Polio eradication & endgame stratplan 2013
Polio eradication & endgame stratplan 2013
dichmu
 
T2 - Desain Basis Data
T2 - Desain Basis DataT2 - Desain Basis Data
T2 - Desain Basis Data
Siska Amelia
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
TetanusTetanus
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Warung Bidan
 

Viewers also liked (20)

Difteria
DifteriaDifteria
Difteria
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
BAB 4 POLIO
BAB 4 POLIOBAB 4 POLIO
BAB 4 POLIO
 
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan   1 - epidemiologi penyakit menularPertemuan   1 - epidemiologi penyakit menular
Pertemuan 1 - epidemiologi penyakit menular
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Peran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak PertusisPeran perawat pada anak Pertusis
Peran perawat pada anak Pertusis
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
Vaccine
VaccineVaccine
Vaccine
 
Epidemiology of Poliomyelitis
Epidemiology of PoliomyelitisEpidemiology of Poliomyelitis
Epidemiology of Poliomyelitis
 
STSI-20160516-precision-medicine-infographic
STSI-20160516-precision-medicine-infographicSTSI-20160516-precision-medicine-infographic
STSI-20160516-precision-medicine-infographic
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Polio eradication & endgame stratplan 2013
Polio eradication & endgame stratplan 2013Polio eradication & endgame stratplan 2013
Polio eradication & endgame stratplan 2013
 
T2 - Desain Basis Data
T2 - Desain Basis DataT2 - Desain Basis Data
T2 - Desain Basis Data
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 

Similar to BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus

LP Tetanus
LP TetanusLP Tetanus
LP Tetanus
Anindiaty Hariady
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
BernadettaDewanty
 
Lapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptxLapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptx
19088samuel
 
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
arbianisa
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
arbianisa
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
arbianisa
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
KPSRSUI
 
Askep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuliAskep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuli
Operator Warnet Vast Raha
 
Difteri
DifteriDifteri
Difteriatokp
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
Ns Agung Syuhada
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
Angga Putra Perdana
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Gajali Fatah
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
dwirs1
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
selfance102012423
 
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
fitrianakartikasari5
 
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasiKb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
pjj_kemenkes
 

Similar to BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus (20)

LP Tetanus
LP TetanusLP Tetanus
LP Tetanus
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
 
Lapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptxLapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptx
 
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko yang Berhubungan dengan TB Paru
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
 
Presentation Imunisasi
Presentation ImunisasiPresentation Imunisasi
Presentation Imunisasi
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Askep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuliAskep difteri bu yuli
Askep difteri bu yuli
 
Difteri
DifteriDifteri
Difteri
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Makalah 12
Makalah 12Makalah 12
Makalah 12
 
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
 
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUNOtitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
 
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasiKb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
 

More from NajMah Usman

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
NajMah Usman
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
NajMah Usman
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
NajMah Usman
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
NajMah Usman
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
NajMah Usman
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
NajMah Usman
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
NajMah Usman
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
NajMah Usman
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
NajMah Usman
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
NajMah Usman
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
NajMah Usman
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
NajMah Usman
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
NajMah Usman
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
NajMah Usman
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
NajMah Usman
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
NajMah Usman
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
NajMah Usman
 

More from NajMah Usman (20)

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 

Recently uploaded

Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 

Recently uploaded (17)

Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 

BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus

  • 1. Najmah, SKM, MPH. Faculty of Public Health, Sriwijaya University najem240783@yahoo.com
  • 2. “And He found you lost and guided you” -QS. Adh-Dhuha:7-
  • 3. Analisa Situasi Diphteria, Pertusis, Tetanus Triad Epidemiologi Diphteria, Pertusis, Tetanus Riwayat Alamiah Penyakit Diphteria, Pertusis, Tetanus Penularan Diphteria, Pertusis, Tetanus Pencegahan Diphteria, Pertusis, Tetanus Today’s Topics
  • 4. Analisa Situasi  Difteri, Pertusis dan Tetanus disebabkan oleh bakteri.  Difteri menyerang semua usia, tetapi paling sering menyerang anak-anak yang belum diimunisasi. Pada tahun 2000, 30.000 kasus dan 3000 kematian difteri dilaporkan di seluruh dunia.  Pertusis sangat menular pada saluran pernapasan, terutama pada bayi dan anak-anak, dan mudah menular dari orang ke orang, terutama melalui ludah (droplets). Pertusis (batuk rejan) merupakan penyebab penting kematian bayi di seluruh dunia.Perkiraan dari WHO menunjukkan bahwa, pada tahun 2008, sekitar 16juta kasus pertusis terjadi di seluruh dunia, 95% di antaranya berada di negara-negara berkembang dan sekitar 195.000 anak meninggal.
  • 5. Analisa Situasi  Tetanus diperoleh ketika spora bakteri Clostridium tetani menginfeksi luka atau tunggul tali pusat. WHO memperkirakan bahwa tetanus neonatal menewaskan sekitar 180.000 bayi pada tahun 2002.  Di Indonesia, tahun 2012 - 2013 kasus Difteri mengalami penurunan dari 1.192 kasus – 778 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 76 kasus CFR 6.38% - 39 kasus CFR 5.01%. Dari seluruh kasus tersebut, hampir setengah diantaranya (47.8%) terjadi pada penderita yang tidak mendapat vaksin DPT.
  • 6. TRIAD EPIDEMIOLOGI 1. Agent Difteri •Corynebacterium diphtheriae •Bakteri basil aerobik gram positif. Hanya strain toksigenik dapat menyebabkan penyakityang parah. Semua isolat Corynebacterium diphtheriae harus diuji oleh laboratorium untuk tingkat keracunan. Pertusis •Bordetella pertussis •Berukurankecil, aerobik batang gram-negatif. Tetanus •Clostridium tetani •Bakteri gram-positif, batangan aerob yang dapat mengembangkan sporaterminal. Sensitif terhadap panas dan tidak dapat bertahan hidup dengan adanya oksigen. Spora, sebaliknya, sangat tahan terhadap panas dan antiseptik biasa.
  • 7. HOST DPT  Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan faktor utama untuk mencegah penularan DPT.  Tidak meletakkan bahan yang tajam dan berkarat di lingkungan anak bermain dapat mencegah penularan tentanus.  Lingkungan rumah dan sekolah yang terkena matahari langsung dan ventilasi udara cukup serta bersih dapat mengurangi resiko penularan Difteri dan Pertusis. ENVIRONMENT MANUSIA
  • 8. Riwayat Alamiah Penyakit 2. Tahap Patogenesis A. Difteri  Masa inkubasi difteri : 2-5 hari (kisaran, 1-10hari).  Orang yang rentan bisa memperoleh toksigenik difteri basil di nasofaring.  Organisme ini menghasilkan racun yang menghambat sintesis protein seluler, kerusakan jaringan lokal, dan pembentukan membran. Dapat terjadi komplikasi utama miokarditis dan neuritis dan trombosit rendah serta protein dalam urin. 1. Tahap Prepatogenesis Terjadi interaksi antara pejamu dan agen bakteri Corynebacterium diphtheriae, Clostridium tetani, Bordetella pertusis. Jika imunitas host sedang lemah agent lebih ganas dan kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi host maka penyakit DPT akan melanjutkan riwayat alamiahnya ke tahap Patogenesis.
  • 9. B. Pertusis  Masa inkubasi pertusis umumnya 7-10hari, dengan kisaran 4-21 hari  Perjalanan klinis penyakit ini dibagi menjadi tiga tahap. 1. Tahap catarrhal, ditandai pilek, bersin, demam ringan dan batuk sesekali ringan, mirip dengan flu biasa. 2. Tahap paroksismal. Demam berkurang. Serangan paroksismal terjadi lebih sering pada malam hari, dengan rata-rata 15 serangan per 24 jam. Tahap paroksismal biasanya berlangsung 1 sampai 6 minggu tetapi dapat bertahan hingga 10 minggu. Bayi berusia kurang dari 6 bulan memiliki paroxysms batuk. 3. Tahap penyembuhan, pemulihan bertahap. Batuk menjadi kurang paroksismal dan menghilang dalam 2 sampai 3 minggu.
  • 10. C. Tetanus  Masa inkubasi berkisar antara 3-21 hari  Semakin pendek masa inkubasi, semakin tinggi kemungkinan kematian.  Clostridiumtetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. Dalam keadaan anaerob (oksigen rendah), spora berkecambah. Toksin diproduksi dan disebarkan melalui darah dan limfatik. Racun bereaksi di sistem saraf pusat, termasuk akhir saraf motorik perifer, sumsum tulang belakang, otak, dan sistem saraf simpatik.  Manifestasi klinis yang khas dari tetanus disebabkan ketika toksin tetanus mengganggu pelepasan neurotransmiter, menghambat impuls inhibitor. Hal ini menyebabkan kontraksi otot dan kejang.
  • 11. PENULARAN a. Difteri Penularan dari orang-ke-orang melalui saluran pernapasan, dari kulit yang luka, atau artikel kotor dengan tertular dari luka orang yang terinfeksi (fomites). Organisme dapat bertahan hingga kurang lebih 2 minggu dan jarang lebih dari 4 minggu, tanpa antibiotik. Terapi antibiotik efektif dapat mengurangi penularan. b. Pertusis Penularan terjadi melalui rute pernapasan melalui kontak dengan droplet pernapasan. Pertusis (batuk rejan) dapat menyebabkan penyakit yang serius pada bayi, anak-anak dan orang dewasa. Pertusis menyebabkan batuk yang keras dan terus-menerus, sampai udara hilang dari paru-paru dan dipaksa untuk menghirup dengan keras suara "whoop”.
  • 12. c. Tetanus Penularan terutama terjadi oleh luka yang terkontaminasi. Ada tiga perbedaan tetanus: 1. Tetanus lokal : pasien mengalami kontraksi terus-menerus dari otot-otot di daerah anatomi yang sama dengan cedera. 2.Tetanus cephalic terjadi dengan otitis media (infeksi telinga) di mana C.tetani hadir dalam flora telinga tengah, atau mengikuti cedera di kepala. 3.Tetanus umum. Penyakit ini biasanya menyajikan dengan pola turun. Tanda pertama adalah trismus atau kejang mulut, diikuti dengan kekakuan leher, kesulitan menelan, dan kekakuan otot perut. Gejala lain termasuk suhu tinggi, berkeringat, tekanan darah tinggi, dan episodik detak jantung yang cepat.
  • 13. PENCEGAHAN Pemberian Vaksin DtaP (Diphteria and Tetanus Toxoids and Acelullar Pertusis Vaccine), dengan ketentuan : • 4-6 tahun, sebelum masuk sekolah (DtaP) •11-12 tahun (Tdap) •Setiap 10 tahun sesudahnya (Td)
  • 14. GROUP DISCUSSION Buatlah tabel pencegahan penyakit DPT yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier berdasarkan riwayat alamiah dari masing- masing penyakit!
  • 15. SLIDES DESIGNED BY DESY INDAH PERMATASARI HTTPS://WWW.FACEBOOK.COM/DESY.I.PERMATASARI ORDER KE PENERBIT TIM http://transinfotim.blogspot.co.nz/2016/ 01/epidemiologi-penyakit-menular.html OR PENULIS NAJMAH Najem240783@yahoo.com
  • 16. Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: TIM. REFERENCE desyindahps