SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
1
KOORDINASI PENANGANAN PB KARHUTLA
HOTEL ASTON, 24 MEI 2016
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang
mempunyai berbagai fungsi/manfaat secara ekonomis,
ekologis dan estetika.
 Secara ekonomis hutan merupakan sumber daya alam yang
harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat dan merupakan salah satu modal pembangunan.
 Secara ekologis hutan sangat berperan dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dan berpengaruh terhadap iklim
global.
 Secara estetika hutan merupakan keindahan alam yang
sangat menakjubkan.
a) Kebakaran hutan dan lahan akan selalu berulang terjadi ketika datang musim
kemarau.
b) Perilaku manusia, kondisi lahan gambut yang cukup luas dipacu kemarau panjang
yang kering merupakan faktor utama meningkatnya kerawanan kebakaran.
c) Kesiapsiagaan lebih awal dan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan
pemerintah, masyarakat dan sektor swasta diperlukan agar pengendalian
kebakaran dapat berdaya guna dan berhasil guna.
d) Startegi dan upaya pengendalian kebakaran secara efektif perlu dipikirkan dan
dilakukan secara bersama–sama.
1. UU 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN
BENCANA
2. PERATURAN PEMERINTAH 21 2008 TENTANG
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN
BENCANA.
3. PERATURAN MENDAGRI 46 TAHUN 08 TENTANG
TATA KERJA BPBD
4. PERDA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SUB BAG UMUM &
KEPEGAWAIAN
SUB BAG
PROGRAM
SEKRETARIS
KEPALA
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI SUMATERA SELATAN
KEPALA PELAKSANA
BPBD
PENGARAH
- INSTANSI
- PROFESIONAL/AHLI
SESKI
REKONSTRUKSI
SEKSI
PENCEGAHAN
SEKSI
REHABILITASI
SEKSI
KESIAPSIAGAAN
BIDANG REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
BIDANG PENCEGAHAN
DAN KESIAPSIAGAAN
BIDANG PENANGANAN
DARURAT
SEKSI TANGGAP
DARURAT
SEKSI PENANGANAN
PENGUNGSI
SUB BAG
KEUANGAN
JABATAN
FUNSIONAL
VISI :
˝Sumatera Selatan Pro – Disaster Risk Reduction 2018˝
Pro – Disaster Reduction merupakan perubahan paradigma
penanggulangan bencana yang tidak lagi sekedar fokus pada
tanggap darurat, akan tetapi pada pengurangan resiko
bencana atau langkah preventif sebelum terjadinya bencana.
MISI :
1. Mengurangi faktor – faktor bencana yang mendasar.
2. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana.
3. Membangun sistem penanggulangan bencana daerah
yang handal yang terintegrasi dengan budaya keselamatan
dan ketahanan di semua level masyarakat melalui
penerapan inovasi.
4. Melakukan identifikasi, kajian dan monitoring resiko
bencana yang terintegrasi dalam sistem peringatan dini (
early warning system).
5. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pemulihan pasca
bencana.
Sumatera Selatan secara geografis, terletak
antara 1º – 4º Lintang Selatan dan 102º - 108º
Lintang Utara dengan luas 87.017 KM2,
berpenduduk lebih dari 7 juta jiwa tersebar
di 17 Kabupaten/Kota, (13 Kab/4 Kota, 217
Kecamatan 371 Kelurahan 2.747 Desa
Sumatera Selatan memiliki iklim tropis yang
dipengaruhi oleh dua musim disepanjang
tahun, yakni musim hujan dan musim
kemarau.
Musim hujan terjadi dari sekitar bulan
Oktober s/d April dan musim kemarau
sekitar bulan Mei s/d Oktober.
Kondisi geografis Sumatera Selatan dengan dataran tinggi
(Pegunungan) dibagian Barat seperti Pagaralam, Empat Lawang,
Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan, berpotensi terjadinya
peristiwa alam seperti gunung meletus, gas beracun/belerang
(Gunung) yang merupakan gunung api aktif, tanah longsor, banjir
bandang,
Sementara di bagian timur yang merupakan dataran rendah dan
perairan seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir,
Ogan Ilir dan Palembang, mempunyai potensi terjadinya banjir
akibat luapan air sungai dan menimbulkan genangan yang
dipengaruhi oleh musim hujan, selain itu juga pada daerah yang
lebih terbuka dapat terjadi angin puting beliung.
1. BANJIR
2. KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
3. KEBAKARAN RUMAH PENDUDUK
4. TANAH LONGSOR
5. BANJIR BANDANG
6. ANGIN PUTING BELIUNG
7. GUNUNG MELETUS
BENCANA DI SUMATERA SELATAN
DATA KEJADIAN BENCANA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015
NO. JENIS BENCANA TAHUN 2014
TAHUN 2015
PER OKTOBER
1 KEBAKARAN 114 Kejadian 92 Kejadian
2 BANJIR 24 Kejadian 22 Kejadian
3 PUTING BELIUNG 22 Kejadian 5 Kejadian
4 TANAH LONGSOR 12 Kejadian 19 Kejadian
5 BANJIR BANDANG 6 Kejadian 2 Kejadian
6 KECELAKAAN 7 Kejadian 3 Kejadian
7 KARHUTLA 1 Periode : 7.234 Hotspot 1 Periode : 23.022 Hotspot
JUMLAH 186 Kejadian 144 Kejadian
Dilaksanakan melalui koordinasi dengan
SKPD lainnya di daerah, instansi vertikal
yang ada di daerah, lembaga usaha,
dan/atau pihak lain yang diperlukan
pada tahap pra bencana dan pasca
bencana
(UU NOMOR 24/2007)
Dilaksanakan melalui pengerahan
SDM, peralatan, logistik dari SKPD
lainnya, instansi vertikal yang ada
di daerah serta langkah-langkah
lainnya yang diperlukan dalam
rangka penanganan darurat
bencana
Dilaksanakan secara
terkoordinasi dan
terintegrasi dengan SKPD
lainnya, instansi vertikal
yang ada di daerah
dengan memperhatikan
kebijakan penyelenggaraan
PB dan ketentuan per UU
yang berlaku
PETA RAWAN BANJIR
PETA LOKASI DAERAH RAWAN BENCANA BANJIR
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
KETERANGAN
RAWAN BANJIR
Martapura
Km.235+860
Km.176 Base Camp PPK 01
Km.84 Base Camp PPK 02
Km.145 Base Camp PPK 06
Km.252+600 Base Camp PPK 07
Musi Banyuasin
- Sanga Desa
- Babat Toman
- Lais
- Tungkal Jaya, Peninggalan 1
Peninggalan 2
- Bayung Lencir, Pangkalan
Bayat,Bayat Ilir
- Batang Hari Leko
- Keluang, Dawas, Tanjung
Dalam
- Sungai Keruh, Kerta Jaya
- Lawang Wetan
- Babat Supat, SP 2, SP 3, SP 4, SP
5
Lahat
- Tanjung Sakti Pumi
-Lahat
Pasar Bawah, Kota Baru
Pasar Lama, Kota Negara,
Bandar Jaya,
Talang Jaya Selatan
Palembang
SU I, SU II, Gandus
Kemuning, Kertapati,
IB I, IB II. Kalidoni, Plaju
Musi Rawas
Muara Lakitan
Muara Beliti
Karang Dapo
Muara Kelingi
Rawas Ulu
Megang Sakti
OKU Timur
Bangsa Raja
Madang Suku
Pali
Tanah Abang
Penukal
Muara Enim
-Sungai Rotan(Danau Tampang, Suka
Merindu,
Sungai Rotan, Muara Lematang
Tanding Marga)
-Lawang Kidul
-Ujan Mas (Tanjung Raman, Muara Gula
Lama
Ujan Mas Lama, Guci)
-Gunung (Megang(Ulak Bandung,
Gunung Megang Dalam,
Gunung Megang Luar)
-Belimbing (Tanjung, Belimbing,
Dalam, Berugo, Bulang,
Teluk Lubuk, Pagar Jati)
-Benakat(Pagar Jati)
-Rambang Dangku(Banyuayu, Kuripan,)
-Benakat (Kuripan Selatan,
Baturaja Dangku, Siku
Pangkalan Babat)
-Muara Belida (Tanjung Baru, Kayu)
-Benakat(Ara Batu, Patra Tani,
Gedung Buruk, Harapan
Mulia)
Ogan Ilir
- Pemulutan
- Inderalaya Utara
- Rambutan
- Muara Kuang
- Rantau Alai
- Inderalaya
- Lubuk Keliat
- Rantau Panjang
- Kandis
OKI
- SP. Padang
- Kayuagung
- Lempuing
- Lempuing Jaya
- Jejawi
- Pampangan
Banyuasin
- Rantau Bayur
- Pulau Rimau
Tabuan Asri, Dana Mulya,
Sumber Mulya, Suber Rezeki,
Rawa Bada, Wana Mukti,
Teluk Betung
PETA RAWAN LONGSOR
PETA LOKASI RAWAN BENCANA LONGSOR PROVINSI SUMSEL
KETERANGAN
RAWAN LONGSOR
Martapura
Km.235+860
Km.176 Base Camp PPK 01
Km.84 Base Camp PPK 02
AMP Gading CG
Km.113 Base Camp PPK 05
Km.252+600 Base Camp PPK 07
Km.52 Base Camp PPK 03
Empat Lawang
-Tebing Tinggi
Baturaja Baru
- Sikap Dalam
Kingiklan, Martapura,
Rantau Danau, Tapak Batu,
Karang Anyar, Trago Raso,
- Ulu Musi, Tanjung Agung
Pagar Alam
- Pajar Bulan, Besemah
Serasan
- Dempo Selatan
Atung Bungsu, Prahu Dipo,
Penjalang, Meringang Lama
- Dempo Utara, Jangkar Mas
Lahat
- Tanjung Sakti
Tanjung Sakti
Muara Enim
-Semendo Barat
Cahaya Alam
-Muara Enim
Tungkal
-Lawang Kidul
Lawang Kidul
- Semendo Darat Ulu, Datar Lebar
Oku Selatan
- Sungai Are, Ujan Mas
- Buay Sandang Aji, Madura, Bunga
Mas, Lubuk Liku,Tanjung Iman
- Warkuk Ranau Selatan, Tanjung
Baru
- Pulau Beringin, Anugerah Kemu
- Kisam ilir, Simpang Campang
- Muara Dua, Bumi Agung, Rengas
- Buay Pemaca, Desa Karet
Musi Banyuasin
- Sekayu, Balai Agung
- Lais, Epil
-Sanga Desa
-Babat Toman
Ogan Komering Ilir
- Tanjung Lubuk, Tanjung
Merindu
- Tanjung Lubuk, Serampek
KONDISI LAHAN DI SUMATERA SELATAN
LUAS KAWASAN HUTAN : 3.478.468 HA
LUAS PERKEBUNAN : 1.800.000 HA
LUAS LAHAN PERTANIAN : 752.000 HA
LUAS LAHAN LAINNYA : 1.564.320 HA
LUAS LAHAN GAMBUT : 1.483.662 HA
(TERSEBAR DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR,
MUSI BANYUASIN, BANYUASIN, MUARA ENIM,
OGAN ILIR DAN MUSI RAWAS)
KONDISI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
WILAYAH SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
GRAFIK HOTSPOT BULANAN DI SUMSEL TAHUN 2015
SUMBER DATA UPTD DISHUT SATELIT TERRA AQUA
Jumlah hotspot
pada Bulan Agustus
meningkat signifikan
dan memasuki
bulan September
terjadi tren
peningkatan yang
mengindikasikan
telah memasuki
musim kemarau
yang berdampak
meningkatnya
kerawanan
kebakaran hutan
dan lahan
13 35 42 29 137 229
656
1800
10523
8729
829
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
Grafik Hotspot Bulanan di Sumsel Tahun 2015
SUMBER DATA : UPTD PKHL DISHUT (DATA MODIS) SATELIT TERRA & AQUA
1. Periode Januari
s/d Oktober
2015 hotspot
terbanyak di
Kabupaten OKI.
Berdasarkan
verikasi
lapangan OKI
seringkali tidak
ditemukan
kebakaran.
Berikutnya
MUBA.
2. Di Ogan Ilir
sepanjang jalan
palembang-
Inderalaya
sebagai wilayah
Karhutla
DATA HOTSPOT PER KABUPATEN DI SUMSEL
TAHUN 2015 S/D TGL 11 NOV 2015
11 5 18 20 197
13256
356 254 289
647
4669
1404
112 230
809
553
192
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Kota
Palembang
Kota
Pagar
Alam
Kota
Lubuk
Linggau
Kota
Prabumulih
Ogan
Ilir
OKI
OKU
OKU
Timur
OKU
Selatan
MuRa
MuBa
Banyuasin
Empat
Lawang
Lahat
Muara
Enim
MuraTara
Pali
WILAYAH KECAMATAN YANG SERING TERJADI HOTSPOT
BERDASARKAN HASIL PEMANTAUAN SATELIT
NO KABUPATEN KECAMATAN
1 OKI Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal,
Pampangan, Pangkalan Lampam,
Pedamaran,Sungai Menang
2 Ogan Ilir Pemulutan Barat, Indralaya Utara
Muara Kuang, Tanjung Batu
3 MUBA Bayung Lincir, Sungai Lilin
Keluang, Lais, Babat Toman
Batang Hari leko
4 Banyuasin Muara Telang, Pulau Rimau
Talang Kelapa, Rantau Bayur
Rambutan
5 Muara Enim Gelumbang, Rambang
Lawang Kidul, Sungai Rotan
Tanah Abang
439
90
112
87
229
478
281
277
447
141
241
419
211
151
311
307
212
256
412
181
381
268
191
139
477
160
189
121
342
132
97
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NILAI STANDAR PENCEMAR UDARA ISPU
BULAN OKTOBER 2015
116
93
108
91
131
116
89
159
74
75
73
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NILAI STANDAR PENCEMAR UDARA ISPU
BULAN NOVEMBER 2015
GRAFIK ISPA TAHUN 2014 - 2015
S/D BULAN NOVEMBER NOVEMBER 2015
(Sumber Data: Dinkes Prov.SS)
RENCANA AKSI NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN BERDASARKAN :
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN MENGINSTRUKSIKAN KEPADA BUPATI / WALIKOTA,
DIANTARANYA ADALAH
1. MENYUSUN PERATURAN BUPATI / WALIKOTA TENTANG SISTEM PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN.
2. MENGOPTIMALKAN PERAN DAN FUNGSI BPBD SEBAGAI KOORDINATOR DALAM
PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN, BAGI KABUPATEN / KOTA YANG
BELUM MEMILIKI BPBD SEBAGAI KOORDINATOR ADALAH INSTANSI YANG
MEMBIDANGI PEMADAMAN KEBAKARAN.
3. MELAKSANAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI WILAYAH
KERJANYA.
4. MENGALOKASIKAN BIAYA PELAKSANAAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN DALAM APBD KABUPATEN/KOTA
5. MEWAJIBKAN PELAKU USAHA PERTANIAN, UNTUK MEMILIKI SUMBER DAYA
MANUSIA, SARANA DAN PRASARANANYA SERTA MELAKSANAKAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN PADA LAHAN YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA.
6. MEMBERIKAN SANKSI TEGAS KEPADA PELAKU USAHA YANG TIDAK
MELAKSANAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN YANG MENJADI TANGGUNG
JAWABNYA
7. MELAPORKAN HASIL PELAKSANAAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN DI WILAYAHNYA KEPADA GUBERNUR.
KEGIATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
. Pencegahan
Kegiatan pencegahan merupakan usaha untuk menekan secara dini kesempatan terjadinya kebakaran
hutan dan lahan
1. Optimalisasi sistem peringatan dini
- Sistem peringatan dini bahaya kebakaran sangat terkait dengan unsur-unsur iklim dan cuaca yang
mempengaruhi tingkat rawan kebakaran.
- Kebakaran dapat diantisipasi lebih awal dengan menerapkan instrumen sistem peringatan dini yang
selalu dipantau dan hasilnya diinformasikan kepada pihak- pihak terkait untuk melakukan tindakan
yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran.
2. Peningkatan Peran Masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka melakukan strategi pengendalian kebakaran
berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara aktif pada upaya-upaya pengendalian
kebakaran. Peningkatan peran masyarakat dapat diupayakan melalui:
- Kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran dan penegakan melalui
dialog langsung dan atau melalui media penyuluhan.
- Peningkatan kemampuan masyarakat melalui pelatihan dan bimbingan teknis .
- Pemberian insentif atas partisipasi aktif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan berupa
bantuan pengembangan ekonomi mandiri.
- Memasukkan komponen anggaran pengendalian kebakaran hutan dan lahan dalam alokasi anggaran
desa.
3. Menerapkan pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) baik oleh pemegang
ijin maupun masyarakat.
4. Mengatur tata kelola lahan gambut
Lahan gambut yang belum rusak agar dikonservasi, lahan gambut yang sudah
dimanfaatkan untuk usaha perkebunan dan HTI harus diatur secara ketat water
managementnya dengan sekat kanal sehingga pada musim kemarau lahan
gambut tetap basah.
5. Peningkatan kesiapsiagaan
- Pembentukan Posko Siaga secara terpadu
- Patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan
- Monitoring kesiapsiagaan pada perusahaan perkebunan dan HTI
- Menyiapkan regu dan peralatan pemadam kebakaran
B. Pemadaman
Ketika upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak berhasil sehingga terjadi
kebakaran maka langkah selanjutnya melakukan pemadaman:
1. Pemadaman darat dengan mengerahkan regu-regu/satgas dan pasukan yang ada.
2. Pemadaman Udara dengan melakukan water bombing dan TMC/Hujan Buatan.
C. Penanganan dampak kebakaran
1. Kegiatan kesehatan selama gangguan kabut asap
• Mengadakan pelayanan kesehatan gratis pada daerah-daerah lokasi hotspot/kebakaran.
• Membentuk posko-posko pelayanan kesehatan akibat gangguan asap.
• Membagikan masker kepada masyarakat dan pelajar untuk menghindari dampak asap.
• Pelayanan puskesmas /pustu siaga melayani pasien akibat asap/ispa terutama di daerah
rawan.
• Pembagian masker kepada masyarakat khususnya pelajar dan pengendara kendaraan
roda dua.
• Pelayanan kesehatan kepada petugas pemadaman darat dilapangan.
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
PENCEGAHAN KARHUTLA DI SUMSEL
1. Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan
lahan melalui SK Gubernur Sumsel No. 171/KPTS/BPBDSS/2016, tgl 1 Maret 2016
2. Sosialisasi pencegahan kebakaran secara terpadu di wilayah OKI, OI, Banyuasin, Muba,
Pali, Muara Enim,
3. Menyebarluaskan Maklumat Kapolda Sumsel No Mak/03/IV/2015 tentang Larangan
Pembakaran hutan, lahan atau ilalang/semak belukar kepada Bupati, BPBD Kabupaten dan
lintas sektor terkait.
4. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui media massa (koran dan
televisi)
5. Pembinaan dan pengawasan kepatuhan perusahaan HTI dalam menyediakan sarana
prasarana dan SDM nya.
6. Pemantauan hotspot harian dan meminta perusahaan HTI untuk melakukan ground check
7. Menginstruksikan kepada perusahaan perkebunan dan HTI di SUMSEL untuk menyiagakan
sumber dayanya untuk melakukan pengendalian kebakaran serta pembuatan sekat kanal
(Canal Blocking) untuk menjaga lahan gambut tetap dalam kondisi basah pada saat musim
kemarau.
8. Patroli darat dan udara pada wilayah rawan kebakaran secara mandiri dan bersama Tim
lainnya serta mengaktifkan Posko terpadu.
9. Surat Edaran Gubernur tentang Gerakan Pemadaman Karhutla
10. Gerakan Sholat Istisqo/Sholat Minta Hujan
UPAYA PENANGGULANGAN KARHUTLA YANG
TELAH DILAKUKAN DI SUMSEL
1. Pembentukan Satuan Tugas Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran
Hutan dan lahan melalui SK Gubernur Sumsel tgl 1 April 2016
No. 241/KPTS/BPBD-SS/2016 yang terdiri dari :
a. Danrem 044 Gapo sebagai Dansatgas.
b. Kasi Ops Korem 044 Gapo sebagai Dansubsatgas Operasi Darat.
c. Dan Lanud Palembang sebagai Dansubsatgas Operasi Udara.
d. Dir Reskrimsus Polda Sumsel sebagai Dansubsatgas Penegakan
Hukum.
e. BPBD Provinsi dan Kab/Kota sebagai Subsatgas Sosialisasi
Pencegahan Karhutla.
f. Trauma Center dan Pelayanan Kesehatan sebagai Subsatgas
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
2. Menyampaikan materi tentang Pelarangan Pembukaan Lahan dengan Cara
Membakar kepada petugas SKPD Provinsi Sumatera Selatan yang bertugas di
wilayah Kabupaten yang rawan kebakaran hutan dan lahan seperti penyuluh
pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan (Bidan Desa) serta permintaan
penyampaian materi kepada pada penceramah/mubalik melalui Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, agar dapat disampaikan kepada
masyarakat.
3. Kegiatan di POSKO SIAGA KARHUTLA
Pada rapat harian posko diinformasikan lokasi koordinat titik
hotspot kepada SKPD terkait untuk segera dapat dikonfirmasi
kepada stakeholder kehutanan, perkebunan atau pertanian
yang dilokasinya terindikasi ada hotspot agar segera
melakukan tindakan pemadaman jika dilokasi tersebut atau
disekitarnya terjadi atau terdapat kebakaran.
Pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Keberhasilan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan sangat
tergantung dari peran serta dan komitmen para pihak terkait, pengendalian
kebakaran hutan dan lahan adalah tanggung jawab semua pihak baik
Pemerintah, Masyarakat, Maupun Swasta.
Dengan terkendalinya kebakaran hutan dan lahan, maka permasalahan asap
yang selalu terjadi pada musim kemarau akan dapat teratasi.
4. Pelaksanaan Operasi Pemadaman Darat oleh Tim dari BPBD Provinsi
Sumatera Selatan / BPBD Kabupaten, Manggala Agni, Tim Pemadam dari
HTI dan Perkebunan bersama TNI dan POLRI dari Satuan Kewilayahan,
yang dilaksanakan mulai 10 Juli 2015, dengan personil sebanyak 4.997
personil, dengan rincian :
a. Satgas BPBD, 80 Orang.
b. Manggala Agni, 240 Orang.
c. SKPD/POL PP/Polhut, 30 Orang.
d. Masyarakat Peduli Api, 45 Orang.
e. RPK Perkebunan dan HTI, 600 Orang.
f. TNI Kodam/Korem, 1.119 Orang.
g. Mabes Polri/Polda, 1.515 Orang.
h. TNI Mabes, 1.318 Orang.
i. TNI AU, 50 Orang.
5. Pelaksanaan Operasi Pemadaman Udara (Water Bombing) melalui Pesawat
Helikopter : Tahun 2015
a. Helikopter MI-8, dengan kapasitas bombing 4.000 lt yang beroperasi dari tanggal
10 Juli s/d 21 Juli 2015, telah melakukan 15 kali penerbangan dengan total
bombing sebanyak 283 kali.
b. Helikopter M-171, dengan kapasitas bombing 4.000 lt
yang beroperasi dari tanggal 25 Juli s/d 5 Agustus
2015, telah melakukan 20 kali penerbangan dengan
total bombing sebanyak 575 kali.
6. Bantuan Pesawat Helikopter dari BNPB sebanyak 2 bh untuk patroli di kawasan
lahan gambut. (2016)
Secara ekologis hutan/rawa gambut memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan umat manusia, baik sebagai penghasil dan penyimpan karbon, fungsi hidrologi,
konservasi keanekaragaman hayati, perikanan, dan pertanian
.
Sementara itu kerusakan yang terjadi pada kawasan lahan gambut saat ini sudah
mengkhawatirkan, baik akibat kegiatan HPH, illegal logging hingga kebakaran hutan dan
lahan. Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki rawa gambut yang cukup luas tidak terlepas
dari gangguan kebakaran hutan, yang menimbulkan terjadinya kabut asap.
Asap merupakan masalah Nasional yang mengancam setiap tahun, yang
disebabkan oleh proses pembakaran baik lahan maupun hutan. Secara umum,
tingkat kadar asap tergantung dari banyaknya titik api yang berpotensi membakar
area hutan dan lahan, semakin banyak titik api disuatu wilayah yang rentan
terbakar , maka semakin besar potensi kebakaran yang menimbulkan asap.
Asap yang tebal dari aspek kesehatan akan berakibat pada kondisi kesehatan
masyarakat, sedangkan dari aspek transportasi akan berdampak pada kelancaran
transportasi terutama untuk penerbangan, dan akan berimplikasi kepada aspek
lainnya yang lebih luas seperti sosial dan ekonomi.
Masyarakat terutama yang bermukim dipinggiran hutan/rawa gambut,
menjadi unsur yang sangat penting untuk menjaga kelestarian dan
keseimbangan alam, namun pada kenyataannya secara sosial
ekonomi telah memaksa masyarakat untuk semaksimal mungkin
memanfaatkan SDA disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi mereka, sehingga rawa gambut dipandang sebagai
penyedia kebutuhan berupa kayu, rotan maupun pemanfaatan lahan
sebagai areal pertanian dan perkebunan.
Membuka hutan dengan cara membakar adalah aktivitas dipinggiran
hutan yang sulit dihindari, pola membuka lahan dengan cara membakar
ini dianggap paling efektif, upaya pengalihan mata pencaharian agar
tidak langsung berhubungan dengan rawa gambut masih merupakan
pekerjaan yang memerlukan waktu cukup panjang, karena menyangkut
masalah sosial ekonomi budaya yang masih sangat kental pada
masyarakat.
Disamping itu juga harus ada penguatan kelembagaan
formal maupun non formal bagi masyarakat yang
selama ini telah memiliki aturan serta sangsi yang
cukup memadai. Auran aturan adat/desa yang ada
harus diupayakan untuk diberlakukan bahkan sangat
penting untuk dilegalimitasi oleh Pemerintah, paling
tidak pada tingkat Kabupaten.
Penguatan kelembagaan tersebut adalah sebagai manifestasi dari
peran serta masyarakat, sehingga masyarakat merasa turut serta
sebagai subyek dari pengelolaan rawa gambut.
Antisipasi kebakaran hutan/rawa gambut harus menjadi satu gerakan
yang mengakar hingga pada lapisan masyarakat yang langsung
memiliki akses terhadap rawa gambut
PEMADAMAN UDARA 18 UNIT HELI/PSW : 2015
1. 7 HELI BNPB :
 MI-8 UR-CMI/4 TON AIR
 2 UNIT MI-171/ 4 TON AIR
 BELL 214B P2-MBH/ 3 TON AIR
 BOLCOW 105 PK-EAM/ 500 Ltr AIR
 SUPER PUMA PK DAN/ 4 TON AIR
 KAMOV/ 3 TON AIR
2. 3 UNIT AIR TRACTOR/3 TON (KEMENLH) / 1UNIT KEMBALI TMT 16 OKT 2015
3. 1 UNIT CASSA TMC (BPPT)
4. 7 UNIT PSW NEGARA SAHABAT:
 CL 145/BOMBARDIER/6 TON (MAL) TMT 11 OKT 2015 SD 20 OKT 2015
 AS 356 DOLPHIN/SPOTTER (MAL) TMT 11 OKT 2015 SD 16 OKT 2015
 CH 47 CHINOOK/ 5 TON AIR (SING) TMT 11 OKT 2015 SD 24 OKT
 TC 690 BIRD DOG/SPOTTER (AUS) TMT 14 OKT 2015 SD 19 OKT 2015
 C-130 HERCULES/15 TON (AUS) TMT 14 OKT 2015 SD 19 OKT 2015
 2 BE 200/12 TON (RUSIA) TMT 21 OKT 2015 SD SAAT INI
KEGIATAN PEMADAMAN UDARA
KEKUATAN UDARA
 PELAKSANAAN PEMADAMAN UDARA
 WATER BOMBING TMT 10 JULI 2015 TELAH DILAKS 12.065 KALI. PSWT
BANTUAN LUAR NEGERI TMT 11 OKT 2015 S.D. 30 OKT TELAH MELAKS 375
KALI BOMBING. KEGIATAN TMC (TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA) TELAH
DILAKS 92 SORTI DENGAN BAHAN SEMAI 81,2 TON
 WATER BOMBING EFEKTIF DI TEMPAT YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU
PEMADAMAN DARAT, NAMUN SERING TERKENDALA CUACA / JARAK
PANDANG SEHINGGA PESAWAT TIDAK DAPAT OPERASIONAL
 PENGGUNAAN BAHAN KIMIA CUKUP EFEKTIF DALAM MEMBANTU
PEMADAMAN
KONDISI KESEHATAN DAMPAK KABUT ASAP
1. MENGADAKAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS
PADA DAERAH-DAERAH LOKASI
HOTSPOT/KEBAKARAN.
2. MEMBENTUK POSKO-POSKO PELAYANAN
KESEHATAN AKIBAT GANGGUAN ASAP.
3. MEMBAGIKAN MASKER KEPADA MASYARAKAT DAN
PELAJAR UNTUK MENGHINDARI DAMPAK ASAP.
4. PELAYANAN PUSKESMAS /PUSTU SIAGA MELAYANI
PASIEN AKIBAT ASAP/ISPA TERUTAMA DI DAERAH
RAWAN.
5. PEMBAGIAN MASKER KEPADA MASYARAKAT
KHUSUSNYA PELAJAR DAN PENGENDARA
KENDARAAN RODA DUA.
6. PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PETUGAS
PEMADAMAN DARAT DILAPANGAN.
PELAYANAN KESEHATAN
1. PELAYANAN PUSKESMAS /PUSTU SIAGA MELAYANI PASIEN
AKIBAT ASAP/ISPA TERUTAMA DI DAERAH RAWAN
2. PEMBAGIAN MASKER KEPADA MASYARAKAT KHUSUSNYA
PELAJAR DAN PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA
3. PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PETUGAS PEMADAMAN
DARAT DILAPANGAN
4. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
KENDALA PEMADAMAN KARHUTLA
1. LOKASI KEBAKARAN YANG SULIT DIJANGKAU
2. KARAKTERISTIK LAHAN GAMBUT YANG SULIT DIPADAMKAN
3. LUASNYA LAHAN YANG TERBAKAR
4. ALAT PEMADAN/PERLENGKAPAN YANG TERBATAS
5. SULIT/TERBATASNYA SUMBER AIR DILAPANGAN
6. CUACA YANG PANAS DAN TIUPAN ANGIN YANG KENCANG
7. TIDAK ADANYA AWAN CB / COMULONIMBUS/AWAN HUJAN)
8. TINGKAT KEDASARAN MASYARAKAT/PRILAKU MASYARAKAT
YANG MEMBUKA LAHAN DENGAN CARA MEMBAKAR
9. PEMBALAKAN LIAR DENGAN MENGHILANGKAN JEJAK DENGAN
CARA PEMBAKARAN LAHAN
BERBUAT DENGAN SENGAJA atau
KEALPAAN
BERDAMPAK PADA HUKUMAN
Kendaraan Operasi Pemadaman
Kebakaran Lahan dan Hutan
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
BPBD PROV SUMSEL
Mobil komunikasi Alat Pemadaman Kebakaran
Perahu Amphibi
Perahu karet Mobil Ambulance dan mobil lainnya
Motor Resque
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
BPBD PROV SUMSEL
Mobil Truk serba guna Mobil Tangki
Kapal Speed
Water Treatment
Perahu Peber
Lampu Badai
BAHAN LOGISTIK
BPBD PROV SUMSEL
Peralatan Dapur Makanan siap saji
Kompor serba guna
Selimut
Paket kidsware
Paket Sandang
Indah Dan Nyaman
Dr. ROSDIANA,Mkes
UPTB TRAUMA CENTER & PELAYANAN KESEHATAN
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
SUMATERA SELATAN

More Related Content

Similar to files48514koordinasi karhutla2016.ppt

Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoAnalisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoRepository Ipb
 
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat Fatur Fatkhurohman
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Ditjen P2P
 
ppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptxppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptxViraYuniar14
 
Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Franky Zamzani
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...imaniar nastiti
 
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)GAPOKTAN NUSANTARA
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
 
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptRakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptOceanEnviro
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraRossiana Fazri
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full PaperWindra Hardi
 
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan HutanMengelola Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan HutanFatur Fatkhurohman
 
Kebijakan Penanggulangan Bencana Dinkes
Kebijakan Penanggulangan Bencana DinkesKebijakan Penanggulangan Bencana Dinkes
Kebijakan Penanggulangan Bencana DinkesDR Irene
 
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxKELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxIMDigital
 
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfmanajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfGlenGladyPrakasa1
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambihenny ferniza
 
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutanUpaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutanCIFOR-ICRAF
 

Similar to files48514koordinasi karhutla2016.ppt (20)

Rtr pulau sumatera
Rtr pulau sumateraRtr pulau sumatera
Rtr pulau sumatera
 
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoAnalisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
 
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
Modul Pelatihan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Masyarakat
 
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
Buletin Lingkungan Sehat Edisi I Tahun 2014
 
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
 
ppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptxppt seminar hasil.pptx
ppt seminar hasil.pptx
 
Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013Bahan berita satu menhut karhut 2013
Bahan berita satu menhut karhut 2013
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
Workshop bermanfaat (kebijakan pengembangan hhbk jatim ver 2)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.pptRakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
RakerdaBKTRN-DitjenLautan.ppt
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full Paper
 
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan HutanMengelola Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
Mengelola Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan
 
Kebijakan Penanggulangan Bencana Dinkes
Kebijakan Penanggulangan Bencana DinkesKebijakan Penanggulangan Bencana Dinkes
Kebijakan Penanggulangan Bencana Dinkes
 
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptxKELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
KELOMPOK 2 MAKALAH GUNUNG BERAPI (AJ BJB 2021).pptx
 
65872388 amdal-mipa
65872388 amdal-mipa65872388 amdal-mipa
65872388 amdal-mipa
 
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdfmanajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
manajemenkesehatanpadapenanggulanganbencana-131119120213-phpapp02.pdf
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
 
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutanUpaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan
Upaya universitas riau dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

files48514koordinasi karhutla2016.ppt

  • 1. 1 KOORDINASI PENANGANAN PB KARHUTLA HOTEL ASTON, 24 MEI 2016
  • 2. PENDAHULUAN  Latar Belakang  Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai berbagai fungsi/manfaat secara ekonomis, ekologis dan estetika.  Secara ekonomis hutan merupakan sumber daya alam yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan merupakan salah satu modal pembangunan.  Secara ekologis hutan sangat berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan berpengaruh terhadap iklim global.  Secara estetika hutan merupakan keindahan alam yang sangat menakjubkan.
  • 3. a) Kebakaran hutan dan lahan akan selalu berulang terjadi ketika datang musim kemarau. b) Perilaku manusia, kondisi lahan gambut yang cukup luas dipacu kemarau panjang yang kering merupakan faktor utama meningkatnya kerawanan kebakaran. c) Kesiapsiagaan lebih awal dan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan sektor swasta diperlukan agar pengendalian kebakaran dapat berdaya guna dan berhasil guna. d) Startegi dan upaya pengendalian kebakaran secara efektif perlu dipikirkan dan dilakukan secara bersama–sama.
  • 4. 1. UU 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA 2. PERATURAN PEMERINTAH 21 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA. 3. PERATURAN MENDAGRI 46 TAHUN 08 TENTANG TATA KERJA BPBD 4. PERDA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
  • 5. SUB BAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAG PROGRAM SEKRETARIS KEPALA SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN KEPALA PELAKSANA BPBD PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL/AHLI SESKI REKONSTRUKSI SEKSI PENCEGAHAN SEKSI REHABILITASI SEKSI KESIAPSIAGAAN BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG PENANGANAN DARURAT SEKSI TANGGAP DARURAT SEKSI PENANGANAN PENGUNGSI SUB BAG KEUANGAN JABATAN FUNSIONAL
  • 6. VISI : ˝Sumatera Selatan Pro – Disaster Risk Reduction 2018˝ Pro – Disaster Reduction merupakan perubahan paradigma penanggulangan bencana yang tidak lagi sekedar fokus pada tanggap darurat, akan tetapi pada pengurangan resiko bencana atau langkah preventif sebelum terjadinya bencana.
  • 7. MISI : 1. Mengurangi faktor – faktor bencana yang mendasar. 2. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana. 3. Membangun sistem penanggulangan bencana daerah yang handal yang terintegrasi dengan budaya keselamatan dan ketahanan di semua level masyarakat melalui penerapan inovasi. 4. Melakukan identifikasi, kajian dan monitoring resiko bencana yang terintegrasi dalam sistem peringatan dini ( early warning system). 5. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. 6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pemulihan pasca bencana.
  • 8. Sumatera Selatan secara geografis, terletak antara 1º – 4º Lintang Selatan dan 102º - 108º Lintang Utara dengan luas 87.017 KM2, berpenduduk lebih dari 7 juta jiwa tersebar di 17 Kabupaten/Kota, (13 Kab/4 Kota, 217 Kecamatan 371 Kelurahan 2.747 Desa Sumatera Selatan memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh dua musim disepanjang tahun, yakni musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi dari sekitar bulan Oktober s/d April dan musim kemarau sekitar bulan Mei s/d Oktober.
  • 9. Kondisi geografis Sumatera Selatan dengan dataran tinggi (Pegunungan) dibagian Barat seperti Pagaralam, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan, berpotensi terjadinya peristiwa alam seperti gunung meletus, gas beracun/belerang (Gunung) yang merupakan gunung api aktif, tanah longsor, banjir bandang, Sementara di bagian timur yang merupakan dataran rendah dan perairan seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Palembang, mempunyai potensi terjadinya banjir akibat luapan air sungai dan menimbulkan genangan yang dipengaruhi oleh musim hujan, selain itu juga pada daerah yang lebih terbuka dapat terjadi angin puting beliung.
  • 10. 1. BANJIR 2. KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 3. KEBAKARAN RUMAH PENDUDUK 4. TANAH LONGSOR 5. BANJIR BANDANG 6. ANGIN PUTING BELIUNG 7. GUNUNG MELETUS BENCANA DI SUMATERA SELATAN
  • 11. DATA KEJADIAN BENCANA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015 NO. JENIS BENCANA TAHUN 2014 TAHUN 2015 PER OKTOBER 1 KEBAKARAN 114 Kejadian 92 Kejadian 2 BANJIR 24 Kejadian 22 Kejadian 3 PUTING BELIUNG 22 Kejadian 5 Kejadian 4 TANAH LONGSOR 12 Kejadian 19 Kejadian 5 BANJIR BANDANG 6 Kejadian 2 Kejadian 6 KECELAKAAN 7 Kejadian 3 Kejadian 7 KARHUTLA 1 Periode : 7.234 Hotspot 1 Periode : 23.022 Hotspot JUMLAH 186 Kejadian 144 Kejadian
  • 12.
  • 13. Dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana (UU NOMOR 24/2007)
  • 14. Dilaksanakan melalui pengerahan SDM, peralatan, logistik dari SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lainnya yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana
  • 15. Dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan SKPD lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan PB dan ketentuan per UU yang berlaku
  • 17. PETA LOKASI DAERAH RAWAN BENCANA BANJIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN KETERANGAN RAWAN BANJIR Martapura Km.235+860 Km.176 Base Camp PPK 01 Km.84 Base Camp PPK 02 Km.145 Base Camp PPK 06 Km.252+600 Base Camp PPK 07 Musi Banyuasin - Sanga Desa - Babat Toman - Lais - Tungkal Jaya, Peninggalan 1 Peninggalan 2 - Bayung Lencir, Pangkalan Bayat,Bayat Ilir - Batang Hari Leko - Keluang, Dawas, Tanjung Dalam - Sungai Keruh, Kerta Jaya - Lawang Wetan - Babat Supat, SP 2, SP 3, SP 4, SP 5 Lahat - Tanjung Sakti Pumi -Lahat Pasar Bawah, Kota Baru Pasar Lama, Kota Negara, Bandar Jaya, Talang Jaya Selatan Palembang SU I, SU II, Gandus Kemuning, Kertapati, IB I, IB II. Kalidoni, Plaju Musi Rawas Muara Lakitan Muara Beliti Karang Dapo Muara Kelingi Rawas Ulu Megang Sakti OKU Timur Bangsa Raja Madang Suku Pali Tanah Abang Penukal Muara Enim -Sungai Rotan(Danau Tampang, Suka Merindu, Sungai Rotan, Muara Lematang Tanding Marga) -Lawang Kidul -Ujan Mas (Tanjung Raman, Muara Gula Lama Ujan Mas Lama, Guci) -Gunung (Megang(Ulak Bandung, Gunung Megang Dalam, Gunung Megang Luar) -Belimbing (Tanjung, Belimbing, Dalam, Berugo, Bulang, Teluk Lubuk, Pagar Jati) -Benakat(Pagar Jati) -Rambang Dangku(Banyuayu, Kuripan,) -Benakat (Kuripan Selatan, Baturaja Dangku, Siku Pangkalan Babat) -Muara Belida (Tanjung Baru, Kayu) -Benakat(Ara Batu, Patra Tani, Gedung Buruk, Harapan Mulia) Ogan Ilir - Pemulutan - Inderalaya Utara - Rambutan - Muara Kuang - Rantau Alai - Inderalaya - Lubuk Keliat - Rantau Panjang - Kandis OKI - SP. Padang - Kayuagung - Lempuing - Lempuing Jaya - Jejawi - Pampangan Banyuasin - Rantau Bayur - Pulau Rimau Tabuan Asri, Dana Mulya, Sumber Mulya, Suber Rezeki, Rawa Bada, Wana Mukti, Teluk Betung
  • 19. PETA LOKASI RAWAN BENCANA LONGSOR PROVINSI SUMSEL KETERANGAN RAWAN LONGSOR Martapura Km.235+860 Km.176 Base Camp PPK 01 Km.84 Base Camp PPK 02 AMP Gading CG Km.113 Base Camp PPK 05 Km.252+600 Base Camp PPK 07 Km.52 Base Camp PPK 03 Empat Lawang -Tebing Tinggi Baturaja Baru - Sikap Dalam Kingiklan, Martapura, Rantau Danau, Tapak Batu, Karang Anyar, Trago Raso, - Ulu Musi, Tanjung Agung Pagar Alam - Pajar Bulan, Besemah Serasan - Dempo Selatan Atung Bungsu, Prahu Dipo, Penjalang, Meringang Lama - Dempo Utara, Jangkar Mas Lahat - Tanjung Sakti Tanjung Sakti Muara Enim -Semendo Barat Cahaya Alam -Muara Enim Tungkal -Lawang Kidul Lawang Kidul - Semendo Darat Ulu, Datar Lebar Oku Selatan - Sungai Are, Ujan Mas - Buay Sandang Aji, Madura, Bunga Mas, Lubuk Liku,Tanjung Iman - Warkuk Ranau Selatan, Tanjung Baru - Pulau Beringin, Anugerah Kemu - Kisam ilir, Simpang Campang - Muara Dua, Bumi Agung, Rengas - Buay Pemaca, Desa Karet Musi Banyuasin - Sekayu, Balai Agung - Lais, Epil -Sanga Desa -Babat Toman Ogan Komering Ilir - Tanjung Lubuk, Tanjung Merindu - Tanjung Lubuk, Serampek
  • 20. KONDISI LAHAN DI SUMATERA SELATAN LUAS KAWASAN HUTAN : 3.478.468 HA LUAS PERKEBUNAN : 1.800.000 HA LUAS LAHAN PERTANIAN : 752.000 HA LUAS LAHAN LAINNYA : 1.564.320 HA LUAS LAHAN GAMBUT : 1.483.662 HA (TERSEBAR DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, MUSI BANYUASIN, BANYUASIN, MUARA ENIM, OGAN ILIR DAN MUSI RAWAS)
  • 21. KONDISI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN WILAYAH SUMATERA SELATAN TAHUN 2015
  • 22. GRAFIK HOTSPOT BULANAN DI SUMSEL TAHUN 2015 SUMBER DATA UPTD DISHUT SATELIT TERRA AQUA Jumlah hotspot pada Bulan Agustus meningkat signifikan dan memasuki bulan September terjadi tren peningkatan yang mengindikasikan telah memasuki musim kemarau yang berdampak meningkatnya kerawanan kebakaran hutan dan lahan 13 35 42 29 137 229 656 1800 10523 8729 829 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER Grafik Hotspot Bulanan di Sumsel Tahun 2015 SUMBER DATA : UPTD PKHL DISHUT (DATA MODIS) SATELIT TERRA & AQUA
  • 23. 1. Periode Januari s/d Oktober 2015 hotspot terbanyak di Kabupaten OKI. Berdasarkan verikasi lapangan OKI seringkali tidak ditemukan kebakaran. Berikutnya MUBA. 2. Di Ogan Ilir sepanjang jalan palembang- Inderalaya sebagai wilayah Karhutla DATA HOTSPOT PER KABUPATEN DI SUMSEL TAHUN 2015 S/D TGL 11 NOV 2015 11 5 18 20 197 13256 356 254 289 647 4669 1404 112 230 809 553 192 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Kota Palembang Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kota Prabumulih Ogan Ilir OKI OKU OKU Timur OKU Selatan MuRa MuBa Banyuasin Empat Lawang Lahat Muara Enim MuraTara Pali
  • 24. WILAYAH KECAMATAN YANG SERING TERJADI HOTSPOT BERDASARKAN HASIL PEMANTAUAN SATELIT NO KABUPATEN KECAMATAN 1 OKI Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Pampangan, Pangkalan Lampam, Pedamaran,Sungai Menang 2 Ogan Ilir Pemulutan Barat, Indralaya Utara Muara Kuang, Tanjung Batu 3 MUBA Bayung Lincir, Sungai Lilin Keluang, Lais, Babat Toman Batang Hari leko 4 Banyuasin Muara Telang, Pulau Rimau Talang Kelapa, Rantau Bayur Rambutan 5 Muara Enim Gelumbang, Rambang Lawang Kidul, Sungai Rotan Tanah Abang
  • 25. 439 90 112 87 229 478 281 277 447 141 241 419 211 151 311 307 212 256 412 181 381 268 191 139 477 160 189 121 342 132 97 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 NILAI STANDAR PENCEMAR UDARA ISPU BULAN OKTOBER 2015
  • 26. 116 93 108 91 131 116 89 159 74 75 73 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NILAI STANDAR PENCEMAR UDARA ISPU BULAN NOVEMBER 2015
  • 27. GRAFIK ISPA TAHUN 2014 - 2015 S/D BULAN NOVEMBER NOVEMBER 2015 (Sumber Data: Dinkes Prov.SS)
  • 28.
  • 29. RENCANA AKSI NASIONAL PENGURANGAN RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN BERDASARKAN : INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN MENGINSTRUKSIKAN KEPADA BUPATI / WALIKOTA, DIANTARANYA ADALAH 1. MENYUSUN PERATURAN BUPATI / WALIKOTA TENTANG SISTEM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN. 2. MENGOPTIMALKAN PERAN DAN FUNGSI BPBD SEBAGAI KOORDINATOR DALAM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN, BAGI KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MEMILIKI BPBD SEBAGAI KOORDINATOR ADALAH INSTANSI YANG MEMBIDANGI PEMADAMAN KEBAKARAN. 3. MELAKSANAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI WILAYAH KERJANYA. 4. MENGALOKASIKAN BIAYA PELAKSANAAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DALAM APBD KABUPATEN/KOTA 5. MEWAJIBKAN PELAKU USAHA PERTANIAN, UNTUK MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN PRASARANANYA SERTA MELAKSANAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA LAHAN YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA. 6. MEMBERIKAN SANKSI TEGAS KEPADA PELAKU USAHA YANG TIDAK MELAKSANAKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA 7. MELAPORKAN HASIL PELAKSANAAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI WILAYAHNYA KEPADA GUBERNUR.
  • 30. KEGIATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN . Pencegahan Kegiatan pencegahan merupakan usaha untuk menekan secara dini kesempatan terjadinya kebakaran hutan dan lahan 1. Optimalisasi sistem peringatan dini - Sistem peringatan dini bahaya kebakaran sangat terkait dengan unsur-unsur iklim dan cuaca yang mempengaruhi tingkat rawan kebakaran. - Kebakaran dapat diantisipasi lebih awal dengan menerapkan instrumen sistem peringatan dini yang selalu dipantau dan hasilnya diinformasikan kepada pihak- pihak terkait untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran. 2. Peningkatan Peran Masyarakat Peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka melakukan strategi pengendalian kebakaran berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara aktif pada upaya-upaya pengendalian kebakaran. Peningkatan peran masyarakat dapat diupayakan melalui: - Kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran dan penegakan melalui dialog langsung dan atau melalui media penyuluhan. - Peningkatan kemampuan masyarakat melalui pelatihan dan bimbingan teknis . - Pemberian insentif atas partisipasi aktif dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan berupa bantuan pengembangan ekonomi mandiri. - Memasukkan komponen anggaran pengendalian kebakaran hutan dan lahan dalam alokasi anggaran desa.
  • 31. 3. Menerapkan pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning) baik oleh pemegang ijin maupun masyarakat. 4. Mengatur tata kelola lahan gambut Lahan gambut yang belum rusak agar dikonservasi, lahan gambut yang sudah dimanfaatkan untuk usaha perkebunan dan HTI harus diatur secara ketat water managementnya dengan sekat kanal sehingga pada musim kemarau lahan gambut tetap basah. 5. Peningkatan kesiapsiagaan - Pembentukan Posko Siaga secara terpadu - Patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan - Monitoring kesiapsiagaan pada perusahaan perkebunan dan HTI - Menyiapkan regu dan peralatan pemadam kebakaran
  • 32. B. Pemadaman Ketika upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan tidak berhasil sehingga terjadi kebakaran maka langkah selanjutnya melakukan pemadaman: 1. Pemadaman darat dengan mengerahkan regu-regu/satgas dan pasukan yang ada. 2. Pemadaman Udara dengan melakukan water bombing dan TMC/Hujan Buatan. C. Penanganan dampak kebakaran 1. Kegiatan kesehatan selama gangguan kabut asap • Mengadakan pelayanan kesehatan gratis pada daerah-daerah lokasi hotspot/kebakaran. • Membentuk posko-posko pelayanan kesehatan akibat gangguan asap. • Membagikan masker kepada masyarakat dan pelajar untuk menghindari dampak asap. • Pelayanan puskesmas /pustu siaga melayani pasien akibat asap/ispa terutama di daerah rawan. • Pembagian masker kepada masyarakat khususnya pelajar dan pengendara kendaraan roda dua. • Pelayanan kesehatan kepada petugas pemadaman darat dilapangan.
  • 33. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN PENCEGAHAN KARHUTLA DI SUMSEL 1. Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan lahan melalui SK Gubernur Sumsel No. 171/KPTS/BPBDSS/2016, tgl 1 Maret 2016 2. Sosialisasi pencegahan kebakaran secara terpadu di wilayah OKI, OI, Banyuasin, Muba, Pali, Muara Enim, 3. Menyebarluaskan Maklumat Kapolda Sumsel No Mak/03/IV/2015 tentang Larangan Pembakaran hutan, lahan atau ilalang/semak belukar kepada Bupati, BPBD Kabupaten dan lintas sektor terkait. 4. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui media massa (koran dan televisi) 5. Pembinaan dan pengawasan kepatuhan perusahaan HTI dalam menyediakan sarana prasarana dan SDM nya. 6. Pemantauan hotspot harian dan meminta perusahaan HTI untuk melakukan ground check 7. Menginstruksikan kepada perusahaan perkebunan dan HTI di SUMSEL untuk menyiagakan sumber dayanya untuk melakukan pengendalian kebakaran serta pembuatan sekat kanal (Canal Blocking) untuk menjaga lahan gambut tetap dalam kondisi basah pada saat musim kemarau. 8. Patroli darat dan udara pada wilayah rawan kebakaran secara mandiri dan bersama Tim lainnya serta mengaktifkan Posko terpadu. 9. Surat Edaran Gubernur tentang Gerakan Pemadaman Karhutla 10. Gerakan Sholat Istisqo/Sholat Minta Hujan
  • 34. UPAYA PENANGGULANGAN KARHUTLA YANG TELAH DILAKUKAN DI SUMSEL 1. Pembentukan Satuan Tugas Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan lahan melalui SK Gubernur Sumsel tgl 1 April 2016 No. 241/KPTS/BPBD-SS/2016 yang terdiri dari : a. Danrem 044 Gapo sebagai Dansatgas. b. Kasi Ops Korem 044 Gapo sebagai Dansubsatgas Operasi Darat. c. Dan Lanud Palembang sebagai Dansubsatgas Operasi Udara. d. Dir Reskrimsus Polda Sumsel sebagai Dansubsatgas Penegakan Hukum. e. BPBD Provinsi dan Kab/Kota sebagai Subsatgas Sosialisasi Pencegahan Karhutla. f. Trauma Center dan Pelayanan Kesehatan sebagai Subsatgas Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
  • 35. 2. Menyampaikan materi tentang Pelarangan Pembukaan Lahan dengan Cara Membakar kepada petugas SKPD Provinsi Sumatera Selatan yang bertugas di wilayah Kabupaten yang rawan kebakaran hutan dan lahan seperti penyuluh pertanian, perkebunan, perikanan, kesehatan (Bidan Desa) serta permintaan penyampaian materi kepada pada penceramah/mubalik melalui Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, agar dapat disampaikan kepada masyarakat.
  • 36. 3. Kegiatan di POSKO SIAGA KARHUTLA Pada rapat harian posko diinformasikan lokasi koordinat titik hotspot kepada SKPD terkait untuk segera dapat dikonfirmasi kepada stakeholder kehutanan, perkebunan atau pertanian yang dilokasinya terindikasi ada hotspot agar segera melakukan tindakan pemadaman jika dilokasi tersebut atau disekitarnya terjadi atau terdapat kebakaran.
  • 37. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan Keberhasilan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan sangat tergantung dari peran serta dan komitmen para pihak terkait, pengendalian kebakaran hutan dan lahan adalah tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah, Masyarakat, Maupun Swasta. Dengan terkendalinya kebakaran hutan dan lahan, maka permasalahan asap yang selalu terjadi pada musim kemarau akan dapat teratasi.
  • 38.
  • 39. 4. Pelaksanaan Operasi Pemadaman Darat oleh Tim dari BPBD Provinsi Sumatera Selatan / BPBD Kabupaten, Manggala Agni, Tim Pemadam dari HTI dan Perkebunan bersama TNI dan POLRI dari Satuan Kewilayahan, yang dilaksanakan mulai 10 Juli 2015, dengan personil sebanyak 4.997 personil, dengan rincian : a. Satgas BPBD, 80 Orang. b. Manggala Agni, 240 Orang. c. SKPD/POL PP/Polhut, 30 Orang. d. Masyarakat Peduli Api, 45 Orang. e. RPK Perkebunan dan HTI, 600 Orang. f. TNI Kodam/Korem, 1.119 Orang. g. Mabes Polri/Polda, 1.515 Orang. h. TNI Mabes, 1.318 Orang. i. TNI AU, 50 Orang.
  • 40. 5. Pelaksanaan Operasi Pemadaman Udara (Water Bombing) melalui Pesawat Helikopter : Tahun 2015 a. Helikopter MI-8, dengan kapasitas bombing 4.000 lt yang beroperasi dari tanggal 10 Juli s/d 21 Juli 2015, telah melakukan 15 kali penerbangan dengan total bombing sebanyak 283 kali. b. Helikopter M-171, dengan kapasitas bombing 4.000 lt yang beroperasi dari tanggal 25 Juli s/d 5 Agustus 2015, telah melakukan 20 kali penerbangan dengan total bombing sebanyak 575 kali. 6. Bantuan Pesawat Helikopter dari BNPB sebanyak 2 bh untuk patroli di kawasan lahan gambut. (2016)
  • 41. Secara ekologis hutan/rawa gambut memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia, baik sebagai penghasil dan penyimpan karbon, fungsi hidrologi, konservasi keanekaragaman hayati, perikanan, dan pertanian . Sementara itu kerusakan yang terjadi pada kawasan lahan gambut saat ini sudah mengkhawatirkan, baik akibat kegiatan HPH, illegal logging hingga kebakaran hutan dan lahan. Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki rawa gambut yang cukup luas tidak terlepas dari gangguan kebakaran hutan, yang menimbulkan terjadinya kabut asap.
  • 42. Asap merupakan masalah Nasional yang mengancam setiap tahun, yang disebabkan oleh proses pembakaran baik lahan maupun hutan. Secara umum, tingkat kadar asap tergantung dari banyaknya titik api yang berpotensi membakar area hutan dan lahan, semakin banyak titik api disuatu wilayah yang rentan terbakar , maka semakin besar potensi kebakaran yang menimbulkan asap. Asap yang tebal dari aspek kesehatan akan berakibat pada kondisi kesehatan masyarakat, sedangkan dari aspek transportasi akan berdampak pada kelancaran transportasi terutama untuk penerbangan, dan akan berimplikasi kepada aspek lainnya yang lebih luas seperti sosial dan ekonomi.
  • 43. Masyarakat terutama yang bermukim dipinggiran hutan/rawa gambut, menjadi unsur yang sangat penting untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, namun pada kenyataannya secara sosial ekonomi telah memaksa masyarakat untuk semaksimal mungkin memanfaatkan SDA disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, sehingga rawa gambut dipandang sebagai penyedia kebutuhan berupa kayu, rotan maupun pemanfaatan lahan sebagai areal pertanian dan perkebunan.
  • 44. Membuka hutan dengan cara membakar adalah aktivitas dipinggiran hutan yang sulit dihindari, pola membuka lahan dengan cara membakar ini dianggap paling efektif, upaya pengalihan mata pencaharian agar tidak langsung berhubungan dengan rawa gambut masih merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu cukup panjang, karena menyangkut masalah sosial ekonomi budaya yang masih sangat kental pada masyarakat.
  • 45. Disamping itu juga harus ada penguatan kelembagaan formal maupun non formal bagi masyarakat yang selama ini telah memiliki aturan serta sangsi yang cukup memadai. Auran aturan adat/desa yang ada harus diupayakan untuk diberlakukan bahkan sangat penting untuk dilegalimitasi oleh Pemerintah, paling tidak pada tingkat Kabupaten.
  • 46. Penguatan kelembagaan tersebut adalah sebagai manifestasi dari peran serta masyarakat, sehingga masyarakat merasa turut serta sebagai subyek dari pengelolaan rawa gambut. Antisipasi kebakaran hutan/rawa gambut harus menjadi satu gerakan yang mengakar hingga pada lapisan masyarakat yang langsung memiliki akses terhadap rawa gambut
  • 47. PEMADAMAN UDARA 18 UNIT HELI/PSW : 2015 1. 7 HELI BNPB :  MI-8 UR-CMI/4 TON AIR  2 UNIT MI-171/ 4 TON AIR  BELL 214B P2-MBH/ 3 TON AIR  BOLCOW 105 PK-EAM/ 500 Ltr AIR  SUPER PUMA PK DAN/ 4 TON AIR  KAMOV/ 3 TON AIR 2. 3 UNIT AIR TRACTOR/3 TON (KEMENLH) / 1UNIT KEMBALI TMT 16 OKT 2015 3. 1 UNIT CASSA TMC (BPPT) 4. 7 UNIT PSW NEGARA SAHABAT:  CL 145/BOMBARDIER/6 TON (MAL) TMT 11 OKT 2015 SD 20 OKT 2015  AS 356 DOLPHIN/SPOTTER (MAL) TMT 11 OKT 2015 SD 16 OKT 2015  CH 47 CHINOOK/ 5 TON AIR (SING) TMT 11 OKT 2015 SD 24 OKT  TC 690 BIRD DOG/SPOTTER (AUS) TMT 14 OKT 2015 SD 19 OKT 2015  C-130 HERCULES/15 TON (AUS) TMT 14 OKT 2015 SD 19 OKT 2015  2 BE 200/12 TON (RUSIA) TMT 21 OKT 2015 SD SAAT INI KEGIATAN PEMADAMAN UDARA KEKUATAN UDARA
  • 48.  PELAKSANAAN PEMADAMAN UDARA  WATER BOMBING TMT 10 JULI 2015 TELAH DILAKS 12.065 KALI. PSWT BANTUAN LUAR NEGERI TMT 11 OKT 2015 S.D. 30 OKT TELAH MELAKS 375 KALI BOMBING. KEGIATAN TMC (TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA) TELAH DILAKS 92 SORTI DENGAN BAHAN SEMAI 81,2 TON  WATER BOMBING EFEKTIF DI TEMPAT YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU PEMADAMAN DARAT, NAMUN SERING TERKENDALA CUACA / JARAK PANDANG SEHINGGA PESAWAT TIDAK DAPAT OPERASIONAL  PENGGUNAAN BAHAN KIMIA CUKUP EFEKTIF DALAM MEMBANTU PEMADAMAN
  • 49. KONDISI KESEHATAN DAMPAK KABUT ASAP 1. MENGADAKAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS PADA DAERAH-DAERAH LOKASI HOTSPOT/KEBAKARAN. 2. MEMBENTUK POSKO-POSKO PELAYANAN KESEHATAN AKIBAT GANGGUAN ASAP. 3. MEMBAGIKAN MASKER KEPADA MASYARAKAT DAN PELAJAR UNTUK MENGHINDARI DAMPAK ASAP. 4. PELAYANAN PUSKESMAS /PUSTU SIAGA MELAYANI PASIEN AKIBAT ASAP/ISPA TERUTAMA DI DAERAH RAWAN. 5. PEMBAGIAN MASKER KEPADA MASYARAKAT KHUSUSNYA PELAJAR DAN PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA. 6. PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PETUGAS PEMADAMAN DARAT DILAPANGAN.
  • 50. PELAYANAN KESEHATAN 1. PELAYANAN PUSKESMAS /PUSTU SIAGA MELAYANI PASIEN AKIBAT ASAP/ISPA TERUTAMA DI DAERAH RAWAN 2. PEMBAGIAN MASKER KEPADA MASYARAKAT KHUSUSNYA PELAJAR DAN PENGENDARA KENDARAAN RODA DUA 3. PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PETUGAS PEMADAMAN DARAT DILAPANGAN 4. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
  • 51. KENDALA PEMADAMAN KARHUTLA 1. LOKASI KEBAKARAN YANG SULIT DIJANGKAU 2. KARAKTERISTIK LAHAN GAMBUT YANG SULIT DIPADAMKAN 3. LUASNYA LAHAN YANG TERBAKAR 4. ALAT PEMADAN/PERLENGKAPAN YANG TERBATAS 5. SULIT/TERBATASNYA SUMBER AIR DILAPANGAN 6. CUACA YANG PANAS DAN TIUPAN ANGIN YANG KENCANG 7. TIDAK ADANYA AWAN CB / COMULONIMBUS/AWAN HUJAN) 8. TINGKAT KEDASARAN MASYARAKAT/PRILAKU MASYARAKAT YANG MEMBUKA LAHAN DENGAN CARA MEMBAKAR 9. PEMBALAKAN LIAR DENGAN MENGHILANGKAN JEJAK DENGAN CARA PEMBAKARAN LAHAN
  • 52. BERBUAT DENGAN SENGAJA atau KEALPAAN BERDAMPAK PADA HUKUMAN
  • 54. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN BPBD PROV SUMSEL Mobil komunikasi Alat Pemadaman Kebakaran Perahu Amphibi Perahu karet Mobil Ambulance dan mobil lainnya Motor Resque
  • 55. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN BPBD PROV SUMSEL Mobil Truk serba guna Mobil Tangki Kapal Speed Water Treatment Perahu Peber Lampu Badai
  • 56. BAHAN LOGISTIK BPBD PROV SUMSEL Peralatan Dapur Makanan siap saji Kompor serba guna Selimut Paket kidsware Paket Sandang
  • 58. Dr. ROSDIANA,Mkes UPTB TRAUMA CENTER & PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SUMATERA SELATAN