3. • Kerusakan kondisi hidrologis DAS : Frekuensi kerusakan
ekosistem, lahan kritis, degradasi hutan, longsor, erosi,
sedimentasi. Menjadikan pemicu ancaman bencana yang
komplek
• Populasi manusia yang semakin banyak
• Perubahan iklim yang menyebabkan anomali cuaca makin
ekstrim
• Pembangunan yang tidak berkelanjutan dan tidak
mempertimbangkan faktor lingkungan misal penambangan
yang tidak terkendali, pemanfaatan lahan yang tidak
memperhatikan RTRW
• Program mitigasi dan antisipasi masih banyak yang belum
terintegrasi
Bencana Hidrometeorologi
4. Kejadian
Bencana di
Indonesia
2011-2021
• Lebih dari 95% bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung,
kekeringan, kebakaran hutan dan lahan
• Faktor penyebab adalah alam dan antropogenik
• Bencana hidrometeorologi lebih banyak disebabkan oleh faktor antropogenik dibandingkan dengan faktor alam
5. KAJIAN RISIKO BENCANA2015
>14 Juta Jiwa tinggal di daerah berpotensi tanah longsor
> Rp 78.000 Triliyun aset fisik berada diwilayah berpotensi tanah longsor
> Rp 75.000 Triliyun potensi lahan produktif berada di wilayah berpotensi tanah longsor
> 41 juta hektar hutan berada di wilayah berpotensi tanah longsor
6. Prakiraan Awal Musim Hujan dan Puncak Musim
Hujan 2021/2022
Sebesar 21% wilayah Indonesia diprakirakan telah masuk musim hujan hingga
bulan Oktober 2021, pada bulan November diprakirakan 87.7% wilayah Indonesia
telah memasuki musim hujan dan pada bulan Desember di prakirakan 96.8%
wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan pada tahun 2021
Prakiraan Puncak MH
Januari 2022 : Sumatera
Selatanbagian barat,
Lampung, sebagian besar
Pulau Jawa, Bali bagian
selatan, sebagian NTB,
sebagian NTT
, Pulau
Kalimantanbagian selatan,
sebagian Pulau Sulawesi,
sebagian Maluku, dan
Papua bagian selatan;
Februari 2022 :
Sumatera Selatan
bagian tengah, sebagian
kecil Pulau Jawa, NTB,
NTT
, Papua Barat bagian
timur dan Papua bagian
utara.
Sumber : BMKG
7. November – Desember pada umumnya berada pada kategori menengah - tinggi. Curah hujan sangat tinggi (>500mm/bulan)
diprakirakanterjadidiNADbagian barat,SUmatera Utarabagian barat,SUmatera Baratbagianselatan,Bengkulubagian selatan,
Jawa Barat bagian selatan,Sulawesi Barat bagian tengah, danPapuabagiantengah.
Januari2022–Februari2022padaumumnyaberadapadakategorimenengah-tinggi.Curahhujansangat tinggi(>500mm/bulan)
diprakirakanterjadidiSulawesiTenggarabagianutara,Papuabaratbagiantengahdan Papuabagiantengah.
Maret2022–April 2022padaumumnyaberadapadakategorimenengah- tinggi. Curahhujan sangat tinggi (>500mm/bulan)
diprakirakanterjadidiPapuaBaratbagiantengahdanPapuabagiantengah.
JANUARI 2022
DESEMBER 2021
NOVEMBER 2021
FEBRUARI 2022 MARET 2022 APRIL 2022
Sumber : BMKG
8. REKOMENDASI UMUM :
LEVEL KECAMATAN
1. POTENSI RENDAH
2. POTENSI MENENGAH
3. POTENSI TINGGI
Daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah
hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
TINGGI
Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika
lereng mengalami gangguan
MENENGAH
Informasi Potensi Gerakan Tanah tingkat
kecamatan bulan November 2021 dapat di lihat di
https://vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-
tanah/peringatan-dini-gerakan-tanah/3807-
november-2021
9. KOLABORASI PENTAHELIX
Upaya Penanggulangan Bencana
URUSAN BERSAMA
Pencegahan dan Mitigasi perlu dilakukan bersama
Kesiapsiagaan perlu dilakukan bersama
Penanganan Darurat perlu dilakukan bersama
Pemulihan pasca bencana juga perlu dilakukan bersama
Iprahumas.id
tribratanews.jateng.polri.go.id
antaranews.com
10.
11.
12.
13. UPAYA PEMERINTAH DALAM KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI LA NINA
Rapat koordinasi kesiapsiagaan La Nina Bulan Oktober – November
2020
a. Memastikan seluruh Bupati/Walikota melakukan kesiapsiagaan di daerah
masing-masing
b. Memastikan seluruh OPD Provinsi sudah mempersiapkan sumberdaya
(personil, peralatan dan logistic) dalam mendukung kesiapsiagaan
c. Optimalisasi peran FPRB
d. Lakukan simulasi TTX sesuai rencana kontinjensi yang sudah disiapkan
e. Himpun Relawan dan dukungan lainnya, untuk kesiapsiagaan level
Provinsi
f. Lakukan SUSUR SUNGAI, memastikan tidak ada potensi bencana
g. Rencanakan JALUR dan TEMPAT EVAKUASI berbasis Protokol Kesehatan
KOORDINASI :PROVINSI
14. STRATEGI : KABUPATEN / KOTA
1. Rapat koordinasi kesiapsiagaan La Nina Bulan Oktober – November
2020
a. Sosialisasi Daerah Rawan Bencana : Banjir, Banjir Bandang,
Tanah Longsor, Putting Beliung, Cuaca Ekstrim
b. Memastikan seluruh Camat/Kelurahan/Desa melakukan upaya
kesiapsiagaan di daerah masing-masing
c. Memastikan seluruh OPD Kabupaten/Kota sudah mempersiapkan
sumberdaya dalam mendukung kesiapsiagaan
d. Aktivasi PUSDALOPS di BPBD
2. Lakukan Simulasi FTX sesuai rencana kontinjensi yang sudah
disiapkan
15.
16.
17. Acuan/Referensi
Sub-sistem utama:
1. penilaian risiko;
2. sosialiasi;
3. pembentukan tim siaga bencana;
4. pembuatan panduan operasional evakuasi;
5. penyusunan prosedur tetap;
6. pemantauan, peringatan dini dan geladi
evakuasi;
7. membangun komitmen otoritas lokal dan
masyarakat.
Sistem peringatan dini gerakan tanah
SNI 8235:2017 / ISO 22327:2018*
* Dokumen ISO pertama yang diusulkan negara berkembang (Indonesia)