SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Fertilitas
Fertilitas
• Merupakan komponen pertumbuhan
penduduk yang bersifat menambah
jumlah penduduk.
• Fertilitas adalah kemampuan
menghasilkan keturunan yang
dikaitkan dengan kesuburan wanita
(Fekunditas)
FertilitasFertilitas
Perbedaan Fertilitas & Natalitas :
• Fertilitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan
penduduk.
• Natalitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan
penduduk dan reproduksi manusia.
Konsep dan Definisi
Konsep dan Definisi Kelahiran
A. Lahir Hidup (Live Birth)
• Merupakan kelahiran seorang bayi
tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan, ketika bayi
menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan.
Konsep dan Definisi Kelahiran
Lahir Hidup (Live Birth)
• Tanda kehidupan :
– Bernafas
– Denyut jantung
– Tangisan bayi
– Gerakan otot, dsb
Konsep dan Definisi Kelahiran
B. Lahir Mati (Still Birth)
• Merupakan kelahiran seorang bayi
dari kandungan yang sudah
berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan saat lahir.
Konsep dan Definisi Kelahiran
C. Aborsi
• Merupakan peristiwa kematian bayi
dalam kandungan dengan umur
kehamilan kurang dari 28 minggu.
• Jenis :
1. Induced Abortion
2. Spontaneous Abortion
Konsep dan Definisi Kelahiran
1. Induced Abortion
• Merupakan peristiwa pengguguran
kandungan karena alasan
kesehatan atau karena alasan
nonmedis lainnya.
Konsep dan Definisi Kelahiran
2. Spontaneous Abortion
• Merupakan peristiwa pengguguran
kandungan karena janin tidak dapat
dipertahankan lagi dalam
kandungan.
Konsep dan Definisi Kelahiran
D. Konsep Masa Reproduksi
• Merupakan usia ketika seorang
perempuan mampu melahirkan
(subur), yaitu kurun waktu sejak
mendapatkan menstruasi pertama
(menarche) dan berakhir pada saat
berhenti menstruasi (Menopause).
Konsep dan Definisi Kelahiran
D. Konsep Masa Reproduksi
• Disebut juga :
– Reproductive Age
– Childbearing Ages
• Umumnya usia 15-49 tahun
ANGKA KELAHIRAN KASAR
Angka Kelahiran Kasar
Crude Birth Rate (CBR)
• Merupakan banyaknya kelahiran dalam
satu tahun tertentu per seribu
penduduk pada pertengahan tahun
yang sama.
Angka Kelahiran Kasar
Crude Birth Rate (CBR)
• Disebut Crude karena penduduk
terpapar yang digunakan sebagai
pembagi adalah penduduk dari semua
jenis kelamin, termasuk laki-laki, dan
semua umur termasuk anak-anak dan
orang tua yang tidak punya potensi
melahirkan.
Angka Kelahiran Kasar
Crude Birth Rate (CBR)
• B  Banyaknya kelahiran selama 1 tahun
• P  Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
• K  bilangan konstan, biasanya 1000
Angka Kelahiran Kasar
Crude Birth Rate (CBR)
• Contoh : hasil SUPAS 1995 di DKI Jakarta terdapat
187.974 kelahiran dengan jumlah penduduk
9.112.652 jiwa.
Terdapat 21 kelahiran per 1000 penduduk, lebih
rendah dari CBR Indonesia yaitu 23,9
Angka Kelahiran Kasar
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Indonesia 21.4 21.0 20.8 20.6 20.3 20.2 20.1 20.0 19.9 19.7
Singapore 11.8 11.8 11.4 10.5 10.3 10.2 10.3 10.0 10.2 9.9
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
ANGKA FERTILITAS UMUM
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate – GFR)
• Merupakan banyaknya kelahiran
pada satu tahun per 1000 penduduk
perempuan berumur 15-49 tahun
(atau 15-44 tahun) pada
pertengahan tahun yang sama.
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate – GFR)
• Kelebihan :
– Lebih cermat karena telah
memperhitungkan penduduk yang
memiliki potensi melahirkan
• Kekurangan :
– Belum memperhitungkan kenyataan
bahwa potensi wanita dikaitkan
dengan usianya.
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate – GFR)
• B  banyaknya kelahiran dalam 1 tahun
• P15-49  Penduduk wanita berumur 15-49 th
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate – GFR)
• Contoh : Hasil SUPAS 1995 menunjukkan
bahwa terdapat 3.127.404 wanita berumur
15-49 tahun di DKI Jakarta, bila jumlah
kelahiran hidup 187.974 maka GFR :
ANGKA KELAHIRAN MENURUT UMUR
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
• Merupakan banyaknya kelahiran dari
wanita pada suatu kelompok umur
suatu tahun tertentu per 1000 wanita
pada kelompok umur yang sama.
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
• bi  kelahiran dari wanita kelompok umur i
• Pi  jumlah wanita pada kelompok umur i
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
Usia Penduduk Jumlah
Wanita Kelahiran
15-19 100 2
20-24 150 3
25-29 200 5
30-34 250 10
35-39 300 12
40-44 250 8
45-49 200 6
ASFR
x1000
20
20
25
40
40
32
30
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
• Keunggulan :
a. Ukuran ASFR lebih cermat
dibanding GFR karena telah
memperhitungkan kemampuan
wanita melahirkan sesuai dengan
usianya
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
• Keunggulan :
b. Memungkinkan untuk dilakukan
studi fertilitas menurut kohort
(angka tahun) atau menurut
kelompok umur tertentu
Angka Kelahiran Menurut Umur
Age Specific Fertility Rate - ASFR
• Keunggulan :
c. ASFR merupakan dasar perhitungan
ukuran fertilitas yang selanjutnya,
yaitu Total Fertility Rate, Gross
Reproductive Rate dan Net
Reproductive Rate
ANGKA FERTILITAS TOTAL
Angka Fertilitas Total
(Total Fertility Rate – TFR)
• Merupakan jumlah anak rata-rata
yang akan dilahirkan oleh seoraang
wanita pada akhir masa
reproduksinya apabila wanita
tersebut mengikuti pola fertilitas
saat TFR dihitung.
Angka Fertilitas Total
(Total Fertility Rate – TFR)
ASFR  Angka kelahiran untuk wanita
pada kelompok umur i
Usia Penduduk Jumlah
Wanita Kelahiran
15-19 100 2
20-24 150 3
25-29 200 5
30-34 250 10
35-39 300 12
40-44 250 8
45-49 200 6
ASFR
x1000
20
20
25
40
40
32
30
FAKTOR EKONOMI YANG
MEMPERNGARUHI FERTILITAS
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
The New Home Economics
 Teori ini meninggalkan pemikiran
makro yang beranggapan bahwa
tinggi rendahnya tingkat fertilitas
suatu kelompok masyarakat
ditentukan oleh variabel makro.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
The New Home Economics
 Variabel Makro :
• Pertumbuhan Ekonomi
• Urbanisasi
• Modernisasi
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
The New Home Economics
 Teori ini menyatakan bahwa tingkat
fertilitas ditentukan pada tingkat
yang paling dasar, yaitu keputusan
suami-istri dalam hal jumlah anak.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Leibenstain (1957)  melihat bahwa
memiliki anak dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu :
 Utility
 Cost
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Leibenstain (1957)  Utility :
 Merupakan kepuasan yang diberikan
anak kepada orang tua
 Dapat memberikan transfer ekonomi.
 Dapat membantu pada kegiatan
produktif.
 Dapat membantu di masa mendatang
(investasi)
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Leibenstain (1957)  Cost :
 Merupakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk membesarkan dan
memelihara anak.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Leibenstain (1957) 
• Kenaikan pendapatan maka
kecenderungan memiliki anak akan
semakin meningkat.
• Ingin yang terbaik untuk anak.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Gary Becker
• Menekankan analisisnya pada
pengaruh tingkat pendapatan
dan biaya merawat serta
membesarkan anak terhadap
tingkat kelahiran.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Gary Becker
• Kuantitas  jumlah anak
• Kualitas  pengeluaran rata-rata
untuk anak oleh satu keluarga.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Tahapan Gary Becker
A. Keluarga ingin memaksimalkan utility atas :
a) Jumlah anak  n
b) Pengeluaran untuk setiap anak  q
c) Jumlah barang lainnya  z
U = U(n,q,z)
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Tahapan Gary Becker
B. Fungsi kendala keluarga :
a) Biaya untuk anak  Pn
b) Jumlah anak  n
c) Biaya konsumsi barang  Pz
d) Konsumsi barang z  z
Pnn + PzZ = I
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Jumlah
anak
Jumlah
Barang lain
Pnn + PzZ = I
Utility
n
Z = I
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Kurva Gary Becker
A. Merupakan gambaran kondisi alokasi pilihan
antara jumlah konsumsi barang dan jumlah
anak.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Kurva Gary Becker
B. Bila pendapatan naik, maka banyaknya anak
yang diinginkan juga bertambah (fertilitas),
namun hasil penelitian menemukan fakta bahwa
meningkatnya pendapatan justru jumlah anak
semakin sedikit  orang tua menekankan
kualitas dibandingkan kuantitas anak.
Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Fertilitas
Gary Becker :
 Tingkat pendapatan yang tinggi tidak hanya
mempengaruhi jumlah anak yang diminta
(kuantitas), namun juga berapa biaya yang
bersedia dikeluarkan oleh orang tua untuk
seorang anak.
 Tingkat pendapatan mempengaruhi kualitas
anak yang diminta
Faktor yang mempengaruhi
Fertilitas di Indonesia
1. Usia Menikah Pertama
 Semakin muda menikah maka semakin
panjang rentang waktu untuk kehamilan
dan melahirkan.
 Dipengaruhi faktor budaya
Faktor yang mempengaruhi
Fertilitas di Indonesia
2. Pendidikan Wanita
 Semakin terbukanya akses pendidikan
bagi wanita menyebabkan wanita
menunda kehamilan untuk
menyelesaikan pendidikan
Faktor yang mempengaruhi
Fertilitas di Indonesia
3. Partisipasi Wanita dalam Pasar Kerja
 Semakin terbukanya akses pendidikan
bagi wanita menyebabkan wanita
menunda kehamilan untuk
menyelesaikan pendidikan
Faktor yang mempengaruhi
Fertilitas di Indonesia
4. Lingkungan Tempat Dibesarkan
 Tempat tinggal dari lahir hingga usia 12
tahun dianggap mempengaruhi
persepsi tentang melahirkan.
 Tinggal di kota cenderung menunda
kehamilan karena mudahnya diperoleh
informasi tentang pengaturan dan
pencegahan kehamilan
Faktor yang mempengaruhi
Fertilitas di Indonesia
5. Sosial Budaya dan Bias Gender
 Indonesia : peran wanita adalah sebagai
ibu dan istri, sedangkan pria sebagai
kepala keluarga sehingga keputusan
semua tergantung pria, termasuk pada
pengaturan kehamilan.
Terima kasih…

More Related Content

What's hot (20)

Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Fetal alkohol syndrom
Fetal alkohol syndromFetal alkohol syndrom
Fetal alkohol syndrom
 
4.fertilitas (kelahiran)
4.fertilitas (kelahiran)4.fertilitas (kelahiran)
4.fertilitas (kelahiran)
 
Bonus demografi
Bonus demografiBonus demografi
Bonus demografi
 
Analisis kependudukan
Analisis kependudukanAnalisis kependudukan
Analisis kependudukan
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4
 
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSPemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
 
kritisi konsep kespro
kritisi konsep kesprokritisi konsep kespro
kritisi konsep kespro
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografiPerkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Makalah keluarga berencana 2
Makalah keluarga berencana 2Makalah keluarga berencana 2
Makalah keluarga berencana 2
 
159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2
 
Jadi gender
Jadi genderJadi gender
Jadi gender
 
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAMHUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
 
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdfPjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
Pjm 3103 tajuk 3 pertumbuhan somatik pdf
 
makalah kb
makalah kbmakalah kb
makalah kb
 
Islam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencanaIslam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencana
 

Similar to Fertilitas

dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdfdokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
pasnelparna
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptxKONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
irmaputri14
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
Fionna Pohan
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
Fionna Pohan
 

Similar to Fertilitas (20)

Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptxMinggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
 
6 FERTILITAS - Copy.ppt
6 FERTILITAS - Copy.ppt6 FERTILITAS - Copy.ppt
6 FERTILITAS - Copy.ppt
 
FERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptxFERTILITAS.pptx
FERTILITAS.pptx
 
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kbKaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
Kaitan reproduksi manusia dengan pertambahan penduduk dan program kb
 
Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdfdokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
dokumen.tips_askeb-ancincpncbbl (2).pdf
 
2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning 2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
 
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptxKONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI PROVINSI BALI.pptx
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
Dinamik penduduk
Dinamik pendudukDinamik penduduk
Dinamik penduduk
 
KTI BBLR
KTI BBLRKTI BBLR
KTI BBLR
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
buat besok.pptx
buat besok.pptxbuat besok.pptx
buat besok.pptx
 
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidupPendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
 
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdfSERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
SERI 2 Kesehatan Reproduksi.pdf
 
dem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptdem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).ppt
 

More from UFDK

More from UFDK (20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 

Recently uploaded

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 

Fertilitas

  • 2. Fertilitas • Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. • Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita (Fekunditas)
  • 3. FertilitasFertilitas Perbedaan Fertilitas & Natalitas : • Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk. • Natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
  • 5. Konsep dan Definisi Kelahiran A. Lahir Hidup (Live Birth) • Merupakan kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, ketika bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.
  • 6. Konsep dan Definisi Kelahiran Lahir Hidup (Live Birth) • Tanda kehidupan : – Bernafas – Denyut jantung – Tangisan bayi – Gerakan otot, dsb
  • 7. Konsep dan Definisi Kelahiran B. Lahir Mati (Still Birth) • Merupakan kelahiran seorang bayi dari kandungan yang sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan saat lahir.
  • 8. Konsep dan Definisi Kelahiran C. Aborsi • Merupakan peristiwa kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. • Jenis : 1. Induced Abortion 2. Spontaneous Abortion
  • 9. Konsep dan Definisi Kelahiran 1. Induced Abortion • Merupakan peristiwa pengguguran kandungan karena alasan kesehatan atau karena alasan nonmedis lainnya.
  • 10. Konsep dan Definisi Kelahiran 2. Spontaneous Abortion • Merupakan peristiwa pengguguran kandungan karena janin tidak dapat dipertahankan lagi dalam kandungan.
  • 11. Konsep dan Definisi Kelahiran D. Konsep Masa Reproduksi • Merupakan usia ketika seorang perempuan mampu melahirkan (subur), yaitu kurun waktu sejak mendapatkan menstruasi pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti menstruasi (Menopause).
  • 12. Konsep dan Definisi Kelahiran D. Konsep Masa Reproduksi • Disebut juga : – Reproductive Age – Childbearing Ages • Umumnya usia 15-49 tahun
  • 14. Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) • Merupakan banyaknya kelahiran dalam satu tahun tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama.
  • 15. Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) • Disebut Crude karena penduduk terpapar yang digunakan sebagai pembagi adalah penduduk dari semua jenis kelamin, termasuk laki-laki, dan semua umur termasuk anak-anak dan orang tua yang tidak punya potensi melahirkan.
  • 16. Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) • B  Banyaknya kelahiran selama 1 tahun • P  Jumlah penduduk pada pertengahan tahun • K  bilangan konstan, biasanya 1000
  • 17. Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate (CBR) • Contoh : hasil SUPAS 1995 di DKI Jakarta terdapat 187.974 kelahiran dengan jumlah penduduk 9.112.652 jiwa. Terdapat 21 kelahiran per 1000 penduduk, lebih rendah dari CBR Indonesia yaitu 23,9
  • 18. Angka Kelahiran Kasar 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Indonesia 21.4 21.0 20.8 20.6 20.3 20.2 20.1 20.0 19.9 19.7 Singapore 11.8 11.8 11.4 10.5 10.3 10.2 10.3 10.0 10.2 9.9 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0
  • 20. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate – GFR) • Merupakan banyaknya kelahiran pada satu tahun per 1000 penduduk perempuan berumur 15-49 tahun (atau 15-44 tahun) pada pertengahan tahun yang sama.
  • 21. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate – GFR) • Kelebihan : – Lebih cermat karena telah memperhitungkan penduduk yang memiliki potensi melahirkan • Kekurangan : – Belum memperhitungkan kenyataan bahwa potensi wanita dikaitkan dengan usianya.
  • 22. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate – GFR) • B  banyaknya kelahiran dalam 1 tahun • P15-49  Penduduk wanita berumur 15-49 th
  • 23. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate – GFR) • Contoh : Hasil SUPAS 1995 menunjukkan bahwa terdapat 3.127.404 wanita berumur 15-49 tahun di DKI Jakarta, bila jumlah kelahiran hidup 187.974 maka GFR :
  • 25. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR • Merupakan banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur suatu tahun tertentu per 1000 wanita pada kelompok umur yang sama.
  • 26. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR • bi  kelahiran dari wanita kelompok umur i • Pi  jumlah wanita pada kelompok umur i
  • 27. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR Usia Penduduk Jumlah Wanita Kelahiran 15-19 100 2 20-24 150 3 25-29 200 5 30-34 250 10 35-39 300 12 40-44 250 8 45-49 200 6 ASFR x1000 20 20 25 40 40 32 30
  • 28. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR • Keunggulan : a. Ukuran ASFR lebih cermat dibanding GFR karena telah memperhitungkan kemampuan wanita melahirkan sesuai dengan usianya
  • 29. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR • Keunggulan : b. Memungkinkan untuk dilakukan studi fertilitas menurut kohort (angka tahun) atau menurut kelompok umur tertentu
  • 30. Angka Kelahiran Menurut Umur Age Specific Fertility Rate - ASFR • Keunggulan : c. ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang selanjutnya, yaitu Total Fertility Rate, Gross Reproductive Rate dan Net Reproductive Rate
  • 32. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate – TFR) • Merupakan jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seoraang wanita pada akhir masa reproduksinya apabila wanita tersebut mengikuti pola fertilitas saat TFR dihitung.
  • 33. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate – TFR) ASFR  Angka kelahiran untuk wanita pada kelompok umur i
  • 34. Usia Penduduk Jumlah Wanita Kelahiran 15-19 100 2 20-24 150 3 25-29 200 5 30-34 250 10 35-39 300 12 40-44 250 8 45-49 200 6 ASFR x1000 20 20 25 40 40 32 30
  • 36. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics  Teori ini meninggalkan pemikiran makro yang beranggapan bahwa tinggi rendahnya tingkat fertilitas suatu kelompok masyarakat ditentukan oleh variabel makro.
  • 37. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics  Variabel Makro : • Pertumbuhan Ekonomi • Urbanisasi • Modernisasi
  • 38. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas The New Home Economics  Teori ini menyatakan bahwa tingkat fertilitas ditentukan pada tingkat yang paling dasar, yaitu keputusan suami-istri dalam hal jumlah anak.
  • 39. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957)  melihat bahwa memiliki anak dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :  Utility  Cost
  • 40. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957)  Utility :  Merupakan kepuasan yang diberikan anak kepada orang tua  Dapat memberikan transfer ekonomi.  Dapat membantu pada kegiatan produktif.  Dapat membantu di masa mendatang (investasi)
  • 41. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957)  Cost :  Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membesarkan dan memelihara anak.
  • 42. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Leibenstain (1957)  • Kenaikan pendapatan maka kecenderungan memiliki anak akan semakin meningkat. • Ingin yang terbaik untuk anak.
  • 43. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Gary Becker • Menekankan analisisnya pada pengaruh tingkat pendapatan dan biaya merawat serta membesarkan anak terhadap tingkat kelahiran.
  • 44. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Gary Becker • Kuantitas  jumlah anak • Kualitas  pengeluaran rata-rata untuk anak oleh satu keluarga.
  • 45. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Tahapan Gary Becker A. Keluarga ingin memaksimalkan utility atas : a) Jumlah anak  n b) Pengeluaran untuk setiap anak  q c) Jumlah barang lainnya  z U = U(n,q,z)
  • 46. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Tahapan Gary Becker B. Fungsi kendala keluarga : a) Biaya untuk anak  Pn b) Jumlah anak  n c) Biaya konsumsi barang  Pz d) Konsumsi barang z  z Pnn + PzZ = I
  • 47. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Jumlah anak Jumlah Barang lain Pnn + PzZ = I Utility n Z = I
  • 48. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Kurva Gary Becker A. Merupakan gambaran kondisi alokasi pilihan antara jumlah konsumsi barang dan jumlah anak.
  • 49. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Kurva Gary Becker B. Bila pendapatan naik, maka banyaknya anak yang diinginkan juga bertambah (fertilitas), namun hasil penelitian menemukan fakta bahwa meningkatnya pendapatan justru jumlah anak semakin sedikit  orang tua menekankan kualitas dibandingkan kuantitas anak.
  • 50. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Fertilitas Gary Becker :  Tingkat pendapatan yang tinggi tidak hanya mempengaruhi jumlah anak yang diminta (kuantitas), namun juga berapa biaya yang bersedia dikeluarkan oleh orang tua untuk seorang anak.  Tingkat pendapatan mempengaruhi kualitas anak yang diminta
  • 51. Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 1. Usia Menikah Pertama  Semakin muda menikah maka semakin panjang rentang waktu untuk kehamilan dan melahirkan.  Dipengaruhi faktor budaya
  • 52. Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 2. Pendidikan Wanita  Semakin terbukanya akses pendidikan bagi wanita menyebabkan wanita menunda kehamilan untuk menyelesaikan pendidikan
  • 53. Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 3. Partisipasi Wanita dalam Pasar Kerja  Semakin terbukanya akses pendidikan bagi wanita menyebabkan wanita menunda kehamilan untuk menyelesaikan pendidikan
  • 54. Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 4. Lingkungan Tempat Dibesarkan  Tempat tinggal dari lahir hingga usia 12 tahun dianggap mempengaruhi persepsi tentang melahirkan.  Tinggal di kota cenderung menunda kehamilan karena mudahnya diperoleh informasi tentang pengaturan dan pencegahan kehamilan
  • 55. Faktor yang mempengaruhi Fertilitas di Indonesia 5. Sosial Budaya dan Bias Gender  Indonesia : peran wanita adalah sebagai ibu dan istri, sedangkan pria sebagai kepala keluarga sehingga keputusan semua tergantung pria, termasuk pada pengaturan kehamilan.