SlideShare a Scribd company logo
1. Farhana
2. Fatihah Intan Esa
Palupi
3. Kabhilia
Larassati
4. Nisrina Zahira
Shafa
5. Nur Intan Widya
Pitaloka
Kelompok 7
PENGERTIAN JAMUR
• Zigomycotina (kelas Zygomycetes)
• Ascomycotina
• Basidiomycotina
• Deuteromycotina.
Fungsi Jamur
Obat Anti Jamur
01
Infeksi Jamur Sistemik
02
Anti jamur Untuk
Infeksi Sistemik
03
Antijamur Untuk
Infeksi Dermatofit dan
Mukokutan (Topikal)
04
Materi-Materi :
05
Merek Dagang dan Dosis
Antijamur
Obat Anti Jamur
01
Obat-obat anti jamur juga disebut obat-obat
anti mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis
infeksi jamur, yaitu infeksi jamur superficial
pada kulit atau selaput lender dan infeksi jamur
sistemik pada paru-paru atau system saraf
pusat.
Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis
(athlete’s foot), atau berat, seperti pada paru-paru
atau meningitis. Jamur, seperti Candidia spp. (ragi),
merupakan bagian dari flora normal pada mulut,
kulit,usus halus, dan vagina (Kee and Hayes,1993).
Infeksi Jamur
Sistemik
02
Paru sering terjadi pada penderita
penyakit imuno sepresi yang berat
dan tidak memberi respon
memuaskan terhadap pengobatan
dengan obat jamur.
Pengobatan menggunakan Amfoterisin B.
Flusitosin diberikan bersama Amfoterisin B
untuk meningitis, endoftalmitis, arthritis, dan
kandidia.Disamping penyebarannya yang
lebih baik ke jaringan sakit, Flusitosin diduga
bekerja aditif dengan Amfoterisin B sehingga
dosis Amfoterisin B dapat dikurangi.
MUKOMIKOSIS
Amfoterisin B merupakan obat
pilihan untuk mukornikosis paru
kronis.
Anti jamur Untuk
Infeksi Sistemik
03
Imidiazol merupakan obat antijamur
spectrum luas dan resistensinya jarang
timbul. Imidiazol tidak diabsorpsi dengan
baik secara oral, kecuali ketokonazol (Neal,
2005).
Yang termasuk dalam
golongan Imidazol :
Mikonazol
Klotrimazol
ketokonazol
flukonazol
Itrakonazol Ekonazol
Amfoterisin B
Dihasilkan oleh Sterptomyces nodosus. Untuk infeksi
jamur sistemik, amfoterisin B diberikan melalui infuse
secara perlahan-lahan. Amfoterisin B berikatan
dengan Beta-lipoprotein plasmadan disimpan dalam
jaringan depot, serta sukar berpenetrasi ke dalam SSP.
Untuk meningitis jamur diperlukan pemberian secara
intratekal. Pengembalian obat dari depot ke sirkulasi
berlangsung lambat.
Amfoterisin B diberikan
secara infus intravena secara
perlahan selama 4-6 jam
Pada mengitis
jamur
Pemberian kombinasi ini akan memperlambat timbulnya
resistensi dan memungkinkan penggunaan dosis
amfoterisin B yang lebih kecil (Munaf,2004). Obat ini
digunakan untuk pengobatan infeksi jamur seperti:
1. Koksidiodomikosis 2. Parakoksidioidomikosi 3. Aspergilosis
4. Kromoblastomikosis 5. Kandidiosis 6. Maduromikosis(misetoma)
Flusitosin adalah 5-Fluorositosin yang
merupaka antijamur sistemik yang dapat
diberikan per oral. Flusitosin menghambat
pertumbuhan galur, seperti kandida,
kriptokokus, torulopsis, dan beberapa galur
aspergilosis, serta jamur lain (Munaf, 2004).
Obat ini bekerja karena adanya sel-sel jamur
yang sensitif sehingga mengubah flusitosin
menjadi fluorourasil yang dapat menghambat
timidilat dan sintesis DNA. Mutan-mutan yang
resisten akan berkembang secara teratur dengan
cepat dan obat-obat antijamur akan menyeleksi
strai-strain yang resisten ini. Hal inilah yang
membatasi manfaat penggunaan obat ini.
Adalah anti jamur sistematik dari suatu kelas
baru yang disebut eiknokandin.dalam daerah
97% obat terikat protein dan massa paruh
eliminasinya 9-11 jam.obat ini di metabolisme
secara lambat dengan cara hidrolisis dan
asetilasis.eksresinya melalui urin hanya sedikit
sekali.
Kospofungin diindikasikan untuk indikasi
jamur sebagai berikut :
1. Kandidiasis invasif,termasuk
kandidemia pada pasien neutropenia
atau non-neutropenia
2. Kandidiasis esofagus
3. Kandidiasis orofarings
4. Aspergilosis invasif yang sudah refakter
terhadap anti jamur lainnya.
Terbinafin merupakan suatu derivat
alilamin sintetik dengan struktur mirip
naftitin.obat ini digunakan untuk terapi
darmofitosis terutama onikomikosis,namun
pada pengobtan kandidiasis kutaneus dan
tinea versikolor,terbinafin biasanya
dikombinasikan dengan golongan imidazol
ataau triazol karena penggunaannya
sebagi monoterapi kurang efektif.
Antijamur Untuk Infeksi
Dermatofit dan
Mukokutan (Topikal)
04
Griseofulvin adalah antibiotika yang bersifat fungistatik.Secara
in-vitro griseofulvin dapat menghambat pertumbuhan berbagai
spesies dari Microsporum, Epidermophyton dan
Trichophyton.Pada penggunaan per oral griseofulvin diabsorpsi
secara lambat, dengan memperkecil ukuran partikel, absorpsi
dapat ditingkatkan. Griseofulvin ditimbun di sel-sel terbawah dari
epidermis, sehingga keratin yang baru terbentuk akan tetap
dilindungi terhadap infeksi jamur (Santoso, 2009).
Obat ini bekerja dengan menghambat skualenapoksidase dan obat ini
memberiakn efek fungistatik. Spectrum aktivitasnya hanya efektif terhadap
dermatofit, karena di sel-sel kandida tidak tercapai konsentrasi yang cukup
(Schmitz dkk, 2009).
Nistatin adalah antibiotika antifungal yang berasal dari streptomyces
noursei. Aktifitas antifungalnya diperoleh dengan cara mengikatkan
diri pada sterol membrane sel jamur, sehingga permeabilitas
membrane sel tersebut akan terganggu dan komponen intraseluler
dapat hilang (Anonim, 2012).
Nistatin merupakan obat yang termasuk kelompok obat yang
disebut antijamur (antifungal).Bubuk kering, tablet hisap, dan
bentuk cair dari obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur
pada mulut (Ratnadita, 2011).
Mekanisme kerjanya ialah dengan jalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur, terutama
ergosterol.Oleh karena itu, terjadi gangguan pada permeabilitas membrane se jamur dan mekanisme
transpornya.Akibatnya, sel jamur kehilangan banyak kation dan makromolekul.Resistensi dapat timbul
karena menurunnya jumlah sterol pada membrane sel jamaur atau terjadi perubahan sifat struktur atau
sifat ikatannya (Munaf, 2004).
Haloprogin merupakan suatu antijamur sintetik, berbentuk
kristal putih kekuningan, sukar larut dalam air tetapi larut
dalam alkohol. Haloprogin berkhasiat fungisid terhadap
berbagai jenis Epidermofiton, Pityrosporum, Trichophyton
dan Candida.Kadang-kadang terjadi sensitasi dengan
timbulnya gatal-gatal, perasaan terbakar, dan iritasi kulit.
Zat ini digunakan sebagai krem atau larutan 1% terhadap
panu dan kutu air (Tinea pedis) dengan persentase
penyembuhan lebih kurang 80%, sama dengan tolnafat
(Tjan dan Rahardja, 2007).
Kandisidin merupakan suatu antibiotik polien
yang diperoleh dari golongan aktinomisetes.
Kandisidin hanya digunakan untuk pemakain
topical pada kandidiasis vaginalis 0,06% yang
dilengkapi dengan aplikatornya. Dosisnya
adalah 2x sehari 1 tablet atau 2x sehari
dioleskan di vagina.Efek sampingnya dapat
berupa iritasi vulva atau vagina, dan jarang
timbul efek samping yang serius (Munaf,
2004).
Salep Whitfield adalah campuran asam salisilat dengan asam
benzoate dengan perbandingan 1:2 (biasanya 6% dan
12%).Asam salisilat bersifat keratolitik dan asam benzoate
bersifat fungistatik.Karena asam benzoate hanya bersifat
fungistatik, penyembuhan dapat tercapai setelah lapisan kulit
terkelupas seluruhnya sehingga penggunaan obat ini
memerlukan waktu beberapa minggu sampai bulanan.Salep
ini banyak digunakan untuk Tinea pedis dan kadang-kadang
juga untuk tinea kapitis.Efek sampingnya dapat berupa iritasi
ringa lokal pada tempat pemakaian (Munaf, 2004).
Natasimin merupakan antijamur antibiotic polien yang
aktif terhadap banyak jamur.Pemakaian pada mata
jarang menimbulkan iritasi maka digunakan untuk
keratitis jamur.Natasimin merupakan obat terpilih untuk
infeksi Fusarium solani, tetapi daya oenetrasinya ke
ornea kurang memadai.Natasimin juga efektif untuk
kandidiasis oral dan vagina.Sediaan tersedia dalam
suspensei 5% dan salep 1% untuk pemakaian pada mata
(Munaf, 2004).
Merek Dagang dan
Dosis Antijamur
05
AZOLE
1. Itraconazole
Merek dagang itraconazole: Itzol, Mycotrazol, Sporanox, Sporax, Forcanox, Fungitrazol,
Igrazol, Nufatrac, Petrazole, Sporacid, Sporadal, Spyrocon, Trachon, Tracor, Unitrac.
Kondisi : Tinea corporis atau Tinea cruris
Dosis 100 mg per hari, selama 15 hari, atau 200 mg per hari, selama 7 hari.
Kondisi : Panu
Dosis 200 mg per hari, selama 7 hari.
Kondisi : Candidiasis pada mulut dan tenggorokan
Dosis 100 mg per hari, selama 15 hari. Pada pasien AIDS dan neutropenia, dosis yang
diberikan adalah 200 mg per hari, selama 15 hari.
Kondisi : Candidiasis vagina
Dosis 200 mg, 2 kali sehari. Hanya dikonsumsi untuk satu hari.
Kondisi : Infeksi jamur kuku
Dosis 200 mg per hari, selama 3 bulan.
Kondisi : Infeksi jamur pada tangan atau kaki
Dosis 100 mg per hari, selama 30 hari, atau 200 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari.
2. Ketoconazole
Merek dagang ketoconazole: Formyco, Nizol, Nizoral, Solinfec, Tokasid, Zoloral
Kondisi : Infeksi jamur sistemik (systemic fungal infection)
Untuk mengobati infeksi jamur yang memengaruhi beberapa organ (sistemik), seperti histoplasmosis, dokter akan
memberikan ketoconazole tablet dengan dosis sebagai berikut:
•Dewasa: 200 mg, 1 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, 1 kali sehari.
•Anak usia >2 tahun: 3,3–6,6 mg/kgBB, 1 kali sehari.
Kondisi : Panu (pityriasis versicolor)
•Krim 2%
Gunakan pada area yang terinfeksi 1–2 kali sehari selama 2–3 minggu. Gunakan krim hingga beberapa hari setelah
gejala menghilang atau sesuai anjuran dokter.
•Sampo 2%
Gunakan sampo pada area yang terinfeksi (bisa pada kepala atau badan) sekali sehari selama maksimal 5 hari. Untuk
pencegahan, gunakan sampo sekali sekali selama maksimal 3 hari.
Kondisi : Dermatitis seboroik
•Krim 2%
Oleskan ketoconazole krim ke area bermasalah sebanyak 1–2 kali sehari, selama 2–4 minggu.
•Sampo 2%
Busakan sampo pada kulit kepala, diamkan selama 3–5 menit, kemudian bilas sampai bersih. Gunakan sampo 2 kali
seminggu, selama 2–4 minggu. Untuk pencegahan, gunakan sampo 1–2 minggu sekali.
3. Clotrimazole
Merek dagang clotrimazole: Baycuten-N, Bernesten, Candacort, Cotristen, Canesten,
Canesten Dex, Demy, Erphamazol, Fungiderm, Hufaderm, Heltiskin, Medisten, Neo
Ultrasiline
Bentuk krim
Kondisi: Infeksi jamur kulit
Oleskan krim dengan kandungan clotrimazole 1% sebanyak 2–3 kali sehari, selama 2–4
minggu.
Kondisi: Candidiasis vaginalis
Oleskan krim dengan kandungan clotrimazole 1% pada area luar sekitar anus dan alat
kelamin (anogenital) yang gatal, sebanyak 2–3 kali sehari, selama 2 minggu.
Bentuk larutan atau cairan obat luar
Kondisi: Otitis eksterna
Sebagai larutan 1%, teteskan 2–3 cairan obat ke telinga yang terkena infeksi, sebanyak 2–3
kali sehari, selama 2 minggu.
Bentuk tablet vaginal atau pessarium
Kondisi: Candidiasis vaginalis
•Masukkan ke dalam vagina 100 mg tablet vaginal per hari selama 6 hari, atau 200 mg per
hari selama 3 hari.
4. Miconazole
Merek dagang miconazole: Funtas, Locoriz, Mycorine, Mycozol
Daktarin, Daktazol, Delapan-Delapan, Fungares, Funtas, Harconazole, Kalpanax,
Kondisi: Candidiasis mulut dan tenggorokan
• Dewasa dan anak-anak 2 tahun ke atas
Gel yang mengandung 20 mg/g miconazole: Oleskan 2,5 ml, 4 kali sehari. Lanjutkan pengobatan setidaknya
selama 1 minggu meski gejala telah reda.
Kondisi: Candidiasis usus
• Dewasa
Gel yang mengandung 20 mg/g miconazole: Oleskan 20 mg/kgBB yang terbagi ke dalam 4 dosis. Dosis maksimal
1.000 mg (40 ml) per hari. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu meski gejala telah reda.
Kondisi: Infeksi jamur pada kulit (tinea pedis, tinea cruris, tinea corporis, panu, candidiasis)
• Dewasa dan anak-anak
Krim, salep, atau bedak yang mengandung 2% miconazole: Oleskan 2 kali sehari selama 2–6 minggu. Lanjutkan
penggunaan obat sampai 1 minggu setelah keluhan hilang.
Kondisi: Infeksi jamur pada kuku
• Dewasa dan anak-anak
Krim yang mengandung 2% miconazole: Oleskan krim 1–2 kali sehari. Lanjutkan penggunaan obat sampai 10 hari
setelah keluhan hilang.
Kondisi: Infeksi jamur pada vagina
• Dewasa
Krim yang mengandung 2% miconazole: Sebelum tidur, oleskan krim 1 kali sehari ke dalam vagina selama 10–14
hari, atau 2 kali sehari selama 7 hari.
5. Fluconazole
Merek dagang fluconazole: Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluxar, Kifluzol, Zemyc, Candipar, Fluconazole, Flucoral, Fludis, Fluxar
Tujuan: Mengobati kandidiasis orofaringeal
•Dewasa: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg, sekali sehari, selama 7–21 hari. Dosis pencegahan pada
penderita HIV adalah 100–200 mg, sekali sehari, atau 200 mg, 3 kali seminggu.
•Anak usia 0–14 hari: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 72 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam.
•Anak usia 15–27 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 48 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam.
•Anak usia 28 hari–11 tahun: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, sekali sehari.
Tujuan: Mengobati kandidiasis esofagus
•Dewasa: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg, sekali sehari selama 14–30 hari. Dosis pencegahan pada
penderita HIV: 100–200 mg, sekali sehari, atau 200 mg, 3 kali seminggu.
•Anak usia 0–14 hari: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 72 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam.
•Anak usia 15–27 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 48 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam.
•Anak usia 28 hari–11 tahun: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, sekali sehari.
Tujuan: Mengobati coccidioidomycosis
•Dewasa: 200–400 mg, sekali sehari, selama 11–24 bulan.
Tujuan: Mengobati kandidiasis invasif
•Dewasa: 800 mg pada hari pertama, diikuti 400 mg, sekali sehari, selama 2 minggu.
•Anak usia ≥4 minggu sampai 11 tahun: 6–12 mg/kgBB, sekali sehari.
6. Voriconazole
Merek dagang voriconazole: VFend
Kondisi: Pengobatan candidaemia, infeksi candida pada
jaringan bagian dalam, aspergillosis invasif, scedosporiosis,
atau fusariosis
 Intravena: 6 mg/kg tiap 12 jam untuk hari pertama
pertama dilanjutkan dengan 4 mg/kg dua kali sehari.
 Oral: 400 mg tiap 12 jam untuk hari pertama dilanjutkan
dengan 200 mg dua kali sehari.
7. Tioconazole
Merek dagang tioconazole: Trosyd, Prodermal
Kondisi: Jamur kulit
 Topikal: sebagai krim 1%, oleskan 1–2 kali sehari selama 7–42 hari
Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal
 Topikal: oleskan salep 6,5% satu kali sehari intravaginal
Kondisi: Jamur kuku
 Topikal: gunakan cairan tocinazole 28% pada kuku dan kulit di sekitarnya
setiap 12 jam sekali selama 6–12 bulan
Echinocandin
1. Anidulafungin
Merek dagang anidulafungin: Ecalta
Kondisi: Kandidiasis esofagus
 Intravena: 100 mg sebagai dosis hari pertama dilanjutkan
dengan 50 mg perhari selama 7 atau 14 hari.
Kondisi: Candidaemia atau infeksi Candida pada jaringan tubuh
yang lebih dalam
 Intravena: 200 mg dosis hari pertama dilanjutan dengan 100
mg per hari hingga 14 hari setelah gejala klinis menghilang
2. Micafungin
Merek dagang micafungin: Mycamine
Kondisi: Kandidiasis berat
 Intravena: 100–200 mg sekali sehari selama 14 hari
Kondisi: Kandidiasis esofagus
 Intravena: 150 mg sehari sekali selama seminggu
POLYENE
1. Nystatin
Merek dagang nystatin: Candistin, Cazetin, Constantia, Enystin,
Mycostatin, Nymiko, Nystin, Fladystin, Flagystatin
1. Kandidiasis oral
• Dewasa: 100.000 IU diminum 4 x sehari. Lanjutkan penggunaan
selama 48 jam setelah penyembuhan klinis untuk mencegah
kekambuhan.
• Bayi dan anak: Sama seperti dosis orang dewasa. Untuk
profilaksis/pencegahan (pada bayi yang lahir dari ibu dengan
vagina kandidiasis): 100.000 IU diminum 1 x sehari.
2. Kandidiasis usus
• Nystatin Tablet: 1-2 tablet diminum 3-4 kali sehari.
• Nystatin Suspensi dan Drops
Dewasa: 5 ml, diminum 4 kali sehari.
Anak-anak: 1 ml, diminum 4 kali
2. Amphotericin B
Merek dagang amphotericin B: Fungicid
Bentuk oral
•Candidiasis: 100 mg, 4 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan
sampai maksimal 200 mg, 4 kali sehari.
Bentuk suntik (intravena dan intratekal)
•Aspergillosis: 0,6-0,7 mg/kgBB, selama 3-6 bulan.
•Endokarditis jamur: 0,6-1 mg/kgBB,1 kali seminggu.
Jika pasien menjalani operasi, dosis akan diberikan 0,8
mg/kgBB, 1 kali selama 6-8 minggu.
•Infeksi jamur sistemik parah: 0,25 mg/kgBB per hari. Dosis
bisa ditingkatkan secara bertahap maksimal 1 mg/kgBB per
hari.
•Meningitis jamur: 0,25 – 1 mg, 2-4 kali seminggu.
Bentuk cair
•Candiduria: 50 mg yang dilarutkan dalam 1000 ml cairan aqua
steril 1 kali per hari.
Golongan Lain
1. Griseofulvin
Merek dagang griseofulvin: Griseofulvin, Grivin Forte, Rexavin
Tujuan: Mengobati infeksi jamur di kuku tangan dan kuku
kaki
Dewasa: 500 mg setiap 12 jam.
Anak-anak: 10 mg/kgBB per hari.
Tujuan: Mengobati infeksi jamur di kulit kepala (tinea capitis),
kulit, dan selangkangan
Dewasa: 500 mg per hari.
Anak-anak: 10 mg/kgBB per hari.
2. Terbinafine
Merek dagang terbinafine: Interbi, Lamisil, Termisil
Bentuk obat tablet
Dosisnya adalah 250 mg, sekali sehari. Masa pengobatan
sekitar 2–4 minggu untuk infeksi jamur selangkangan (tinea
cruris), 4 minggu untuk kurap (tinea corporis), 2–6 minggu
untuk kutu air (tinea pedis), dan 6–12 minggu untuk jamur
kuku.
Bentuk obat krim
Krim 1% dioleskan sebanyak 1–2 kali sehari pada bagian
yang terinfeksi. Masa pengobatan sekitar 1–2 minggu untuk
tinea corporis dan tinea cruris, 1 minggu untuk tinea pedis,
dan 2 minggu untuk kandidiasis kulit dan panu.
FARMOKOLOGI ANTIFUNGI (1) (1).pptx

More Related Content

What's hot

PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
Taofik Rusdiana
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
N. Hikmah Alinda
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
Maerranth Kardiya
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
'whuland' Cyankimhankcha
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Gilang Rizki Al Farizi
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
Sofie Via
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
Nunung Ayu Novi
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Taofik Rusdiana
 
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
Nina Vianti
 
DASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINERDASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINER
Prof Mochamad Lazuardi
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Taofik Rusdiana
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi4nakmans4
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
Oppy Utriyani
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
olivialionab
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
Rhiza Amalia
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
Hasanah Hasanah
 

What's hot (20)

PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
Dosis obat
Dosis obatDosis obat
Dosis obat
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
 
DASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINERDASAR-DASAR VETERINER
DASAR-DASAR VETERINER
 
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik FenitoinFarmakokinetik Klinik Fenitoin
Farmakokinetik Klinik Fenitoin
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 

Similar to FARMOKOLOGI ANTIFUNGI (1) (1).pptx

ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
SuparMan98
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
aantanzilali
 
Antiprotozoa dan antivirus
Antiprotozoa dan antivirusAntiprotozoa dan antivirus
Antiprotozoa dan antivirus
KABETTY TIURMA HUTASOIT
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
iyandri tiluk wahyono
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
stikesby kebidanan
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
Sofie Via
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarPangestu S
 
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).pptObat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
HerriYulimanida1
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
fikri asyura
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)アブドゥル アブドゥル
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
ArwinAr
 
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptxRosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
NdiYska
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
HenryAdhySantoso
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
junaedy bonggaupa
 
Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baru
Nisa Azzahra
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
febbylaela
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Novia Anjani
 

Similar to FARMOKOLOGI ANTIFUNGI (1) (1).pptx (20)

ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
 
Antiprotozoa dan antivirus
Antiprotozoa dan antivirusAntiprotozoa dan antivirus
Antiprotozoa dan antivirus
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
 
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).pptObat_Anti_Jamur(1).ppt
Obat_Anti_Jamur(1).ppt
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptxRosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
Rosdiana Putri-FKFD AntiFungi.pptx
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baru
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 

Recently uploaded

Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 

Recently uploaded (10)

Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 

FARMOKOLOGI ANTIFUNGI (1) (1).pptx

  • 1. 1. Farhana 2. Fatihah Intan Esa Palupi 3. Kabhilia Larassati 4. Nisrina Zahira Shafa 5. Nur Intan Widya Pitaloka Kelompok 7
  • 2.
  • 3. PENGERTIAN JAMUR • Zigomycotina (kelas Zygomycetes) • Ascomycotina • Basidiomycotina • Deuteromycotina. Fungsi Jamur
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Obat Anti Jamur 01 Infeksi Jamur Sistemik 02 Anti jamur Untuk Infeksi Sistemik 03 Antijamur Untuk Infeksi Dermatofit dan Mukokutan (Topikal) 04 Materi-Materi : 05 Merek Dagang dan Dosis Antijamur
  • 9. Obat-obat anti jamur juga disebut obat-obat anti mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur, yaitu infeksi jamur superficial pada kulit atau selaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru-paru atau system saraf pusat. Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis (athlete’s foot), atau berat, seperti pada paru-paru atau meningitis. Jamur, seperti Candidia spp. (ragi), merupakan bagian dari flora normal pada mulut, kulit,usus halus, dan vagina (Kee and Hayes,1993).
  • 11. Paru sering terjadi pada penderita penyakit imuno sepresi yang berat dan tidak memberi respon memuaskan terhadap pengobatan dengan obat jamur.
  • 12.
  • 13. Pengobatan menggunakan Amfoterisin B. Flusitosin diberikan bersama Amfoterisin B untuk meningitis, endoftalmitis, arthritis, dan kandidia.Disamping penyebarannya yang lebih baik ke jaringan sakit, Flusitosin diduga bekerja aditif dengan Amfoterisin B sehingga dosis Amfoterisin B dapat dikurangi.
  • 14. MUKOMIKOSIS Amfoterisin B merupakan obat pilihan untuk mukornikosis paru kronis.
  • 16. Imidiazol merupakan obat antijamur spectrum luas dan resistensinya jarang timbul. Imidiazol tidak diabsorpsi dengan baik secara oral, kecuali ketokonazol (Neal, 2005).
  • 17. Yang termasuk dalam golongan Imidazol : Mikonazol Klotrimazol ketokonazol flukonazol Itrakonazol Ekonazol
  • 18.
  • 19. Amfoterisin B Dihasilkan oleh Sterptomyces nodosus. Untuk infeksi jamur sistemik, amfoterisin B diberikan melalui infuse secara perlahan-lahan. Amfoterisin B berikatan dengan Beta-lipoprotein plasmadan disimpan dalam jaringan depot, serta sukar berpenetrasi ke dalam SSP. Untuk meningitis jamur diperlukan pemberian secara intratekal. Pengembalian obat dari depot ke sirkulasi berlangsung lambat.
  • 20. Amfoterisin B diberikan secara infus intravena secara perlahan selama 4-6 jam
  • 21. Pada mengitis jamur Pemberian kombinasi ini akan memperlambat timbulnya resistensi dan memungkinkan penggunaan dosis amfoterisin B yang lebih kecil (Munaf,2004). Obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi jamur seperti: 1. Koksidiodomikosis 2. Parakoksidioidomikosi 3. Aspergilosis 4. Kromoblastomikosis 5. Kandidiosis 6. Maduromikosis(misetoma)
  • 22. Flusitosin adalah 5-Fluorositosin yang merupaka antijamur sistemik yang dapat diberikan per oral. Flusitosin menghambat pertumbuhan galur, seperti kandida, kriptokokus, torulopsis, dan beberapa galur aspergilosis, serta jamur lain (Munaf, 2004). Obat ini bekerja karena adanya sel-sel jamur yang sensitif sehingga mengubah flusitosin menjadi fluorourasil yang dapat menghambat timidilat dan sintesis DNA. Mutan-mutan yang resisten akan berkembang secara teratur dengan cepat dan obat-obat antijamur akan menyeleksi strai-strain yang resisten ini. Hal inilah yang membatasi manfaat penggunaan obat ini.
  • 23. Adalah anti jamur sistematik dari suatu kelas baru yang disebut eiknokandin.dalam daerah 97% obat terikat protein dan massa paruh eliminasinya 9-11 jam.obat ini di metabolisme secara lambat dengan cara hidrolisis dan asetilasis.eksresinya melalui urin hanya sedikit sekali. Kospofungin diindikasikan untuk indikasi jamur sebagai berikut : 1. Kandidiasis invasif,termasuk kandidemia pada pasien neutropenia atau non-neutropenia 2. Kandidiasis esofagus 3. Kandidiasis orofarings 4. Aspergilosis invasif yang sudah refakter terhadap anti jamur lainnya.
  • 24. Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin.obat ini digunakan untuk terapi darmofitosis terutama onikomikosis,namun pada pengobtan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor,terbinafin biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol ataau triazol karena penggunaannya sebagi monoterapi kurang efektif.
  • 25. Antijamur Untuk Infeksi Dermatofit dan Mukokutan (Topikal) 04
  • 26. Griseofulvin adalah antibiotika yang bersifat fungistatik.Secara in-vitro griseofulvin dapat menghambat pertumbuhan berbagai spesies dari Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton.Pada penggunaan per oral griseofulvin diabsorpsi secara lambat, dengan memperkecil ukuran partikel, absorpsi dapat ditingkatkan. Griseofulvin ditimbun di sel-sel terbawah dari epidermis, sehingga keratin yang baru terbentuk akan tetap dilindungi terhadap infeksi jamur (Santoso, 2009). Obat ini bekerja dengan menghambat skualenapoksidase dan obat ini memberiakn efek fungistatik. Spectrum aktivitasnya hanya efektif terhadap dermatofit, karena di sel-sel kandida tidak tercapai konsentrasi yang cukup (Schmitz dkk, 2009).
  • 27. Nistatin adalah antibiotika antifungal yang berasal dari streptomyces noursei. Aktifitas antifungalnya diperoleh dengan cara mengikatkan diri pada sterol membrane sel jamur, sehingga permeabilitas membrane sel tersebut akan terganggu dan komponen intraseluler dapat hilang (Anonim, 2012). Nistatin merupakan obat yang termasuk kelompok obat yang disebut antijamur (antifungal).Bubuk kering, tablet hisap, dan bentuk cair dari obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada mulut (Ratnadita, 2011). Mekanisme kerjanya ialah dengan jalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur, terutama ergosterol.Oleh karena itu, terjadi gangguan pada permeabilitas membrane se jamur dan mekanisme transpornya.Akibatnya, sel jamur kehilangan banyak kation dan makromolekul.Resistensi dapat timbul karena menurunnya jumlah sterol pada membrane sel jamaur atau terjadi perubahan sifat struktur atau sifat ikatannya (Munaf, 2004).
  • 28. Haloprogin merupakan suatu antijamur sintetik, berbentuk kristal putih kekuningan, sukar larut dalam air tetapi larut dalam alkohol. Haloprogin berkhasiat fungisid terhadap berbagai jenis Epidermofiton, Pityrosporum, Trichophyton dan Candida.Kadang-kadang terjadi sensitasi dengan timbulnya gatal-gatal, perasaan terbakar, dan iritasi kulit. Zat ini digunakan sebagai krem atau larutan 1% terhadap panu dan kutu air (Tinea pedis) dengan persentase penyembuhan lebih kurang 80%, sama dengan tolnafat (Tjan dan Rahardja, 2007).
  • 29. Kandisidin merupakan suatu antibiotik polien yang diperoleh dari golongan aktinomisetes. Kandisidin hanya digunakan untuk pemakain topical pada kandidiasis vaginalis 0,06% yang dilengkapi dengan aplikatornya. Dosisnya adalah 2x sehari 1 tablet atau 2x sehari dioleskan di vagina.Efek sampingnya dapat berupa iritasi vulva atau vagina, dan jarang timbul efek samping yang serius (Munaf, 2004).
  • 30. Salep Whitfield adalah campuran asam salisilat dengan asam benzoate dengan perbandingan 1:2 (biasanya 6% dan 12%).Asam salisilat bersifat keratolitik dan asam benzoate bersifat fungistatik.Karena asam benzoate hanya bersifat fungistatik, penyembuhan dapat tercapai setelah lapisan kulit terkelupas seluruhnya sehingga penggunaan obat ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai bulanan.Salep ini banyak digunakan untuk Tinea pedis dan kadang-kadang juga untuk tinea kapitis.Efek sampingnya dapat berupa iritasi ringa lokal pada tempat pemakaian (Munaf, 2004).
  • 31. Natasimin merupakan antijamur antibiotic polien yang aktif terhadap banyak jamur.Pemakaian pada mata jarang menimbulkan iritasi maka digunakan untuk keratitis jamur.Natasimin merupakan obat terpilih untuk infeksi Fusarium solani, tetapi daya oenetrasinya ke ornea kurang memadai.Natasimin juga efektif untuk kandidiasis oral dan vagina.Sediaan tersedia dalam suspensei 5% dan salep 1% untuk pemakaian pada mata (Munaf, 2004).
  • 32. Merek Dagang dan Dosis Antijamur 05
  • 33. AZOLE 1. Itraconazole Merek dagang itraconazole: Itzol, Mycotrazol, Sporanox, Sporax, Forcanox, Fungitrazol, Igrazol, Nufatrac, Petrazole, Sporacid, Sporadal, Spyrocon, Trachon, Tracor, Unitrac. Kondisi : Tinea corporis atau Tinea cruris Dosis 100 mg per hari, selama 15 hari, atau 200 mg per hari, selama 7 hari. Kondisi : Panu Dosis 200 mg per hari, selama 7 hari. Kondisi : Candidiasis pada mulut dan tenggorokan Dosis 100 mg per hari, selama 15 hari. Pada pasien AIDS dan neutropenia, dosis yang diberikan adalah 200 mg per hari, selama 15 hari. Kondisi : Candidiasis vagina Dosis 200 mg, 2 kali sehari. Hanya dikonsumsi untuk satu hari. Kondisi : Infeksi jamur kuku Dosis 200 mg per hari, selama 3 bulan. Kondisi : Infeksi jamur pada tangan atau kaki Dosis 100 mg per hari, selama 30 hari, atau 200 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari.
  • 34. 2. Ketoconazole Merek dagang ketoconazole: Formyco, Nizol, Nizoral, Solinfec, Tokasid, Zoloral Kondisi : Infeksi jamur sistemik (systemic fungal infection) Untuk mengobati infeksi jamur yang memengaruhi beberapa organ (sistemik), seperti histoplasmosis, dokter akan memberikan ketoconazole tablet dengan dosis sebagai berikut: •Dewasa: 200 mg, 1 kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, 1 kali sehari. •Anak usia >2 tahun: 3,3–6,6 mg/kgBB, 1 kali sehari. Kondisi : Panu (pityriasis versicolor) •Krim 2% Gunakan pada area yang terinfeksi 1–2 kali sehari selama 2–3 minggu. Gunakan krim hingga beberapa hari setelah gejala menghilang atau sesuai anjuran dokter. •Sampo 2% Gunakan sampo pada area yang terinfeksi (bisa pada kepala atau badan) sekali sehari selama maksimal 5 hari. Untuk pencegahan, gunakan sampo sekali sekali selama maksimal 3 hari. Kondisi : Dermatitis seboroik •Krim 2% Oleskan ketoconazole krim ke area bermasalah sebanyak 1–2 kali sehari, selama 2–4 minggu. •Sampo 2% Busakan sampo pada kulit kepala, diamkan selama 3–5 menit, kemudian bilas sampai bersih. Gunakan sampo 2 kali seminggu, selama 2–4 minggu. Untuk pencegahan, gunakan sampo 1–2 minggu sekali.
  • 35. 3. Clotrimazole Merek dagang clotrimazole: Baycuten-N, Bernesten, Candacort, Cotristen, Canesten, Canesten Dex, Demy, Erphamazol, Fungiderm, Hufaderm, Heltiskin, Medisten, Neo Ultrasiline Bentuk krim Kondisi: Infeksi jamur kulit Oleskan krim dengan kandungan clotrimazole 1% sebanyak 2–3 kali sehari, selama 2–4 minggu. Kondisi: Candidiasis vaginalis Oleskan krim dengan kandungan clotrimazole 1% pada area luar sekitar anus dan alat kelamin (anogenital) yang gatal, sebanyak 2–3 kali sehari, selama 2 minggu. Bentuk larutan atau cairan obat luar Kondisi: Otitis eksterna Sebagai larutan 1%, teteskan 2–3 cairan obat ke telinga yang terkena infeksi, sebanyak 2–3 kali sehari, selama 2 minggu. Bentuk tablet vaginal atau pessarium Kondisi: Candidiasis vaginalis •Masukkan ke dalam vagina 100 mg tablet vaginal per hari selama 6 hari, atau 200 mg per hari selama 3 hari.
  • 36. 4. Miconazole Merek dagang miconazole: Funtas, Locoriz, Mycorine, Mycozol Daktarin, Daktazol, Delapan-Delapan, Fungares, Funtas, Harconazole, Kalpanax, Kondisi: Candidiasis mulut dan tenggorokan • Dewasa dan anak-anak 2 tahun ke atas Gel yang mengandung 20 mg/g miconazole: Oleskan 2,5 ml, 4 kali sehari. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu meski gejala telah reda. Kondisi: Candidiasis usus • Dewasa Gel yang mengandung 20 mg/g miconazole: Oleskan 20 mg/kgBB yang terbagi ke dalam 4 dosis. Dosis maksimal 1.000 mg (40 ml) per hari. Lanjutkan pengobatan setidaknya selama 1 minggu meski gejala telah reda. Kondisi: Infeksi jamur pada kulit (tinea pedis, tinea cruris, tinea corporis, panu, candidiasis) • Dewasa dan anak-anak Krim, salep, atau bedak yang mengandung 2% miconazole: Oleskan 2 kali sehari selama 2–6 minggu. Lanjutkan penggunaan obat sampai 1 minggu setelah keluhan hilang. Kondisi: Infeksi jamur pada kuku • Dewasa dan anak-anak Krim yang mengandung 2% miconazole: Oleskan krim 1–2 kali sehari. Lanjutkan penggunaan obat sampai 10 hari setelah keluhan hilang. Kondisi: Infeksi jamur pada vagina • Dewasa Krim yang mengandung 2% miconazole: Sebelum tidur, oleskan krim 1 kali sehari ke dalam vagina selama 10–14 hari, atau 2 kali sehari selama 7 hari.
  • 37. 5. Fluconazole Merek dagang fluconazole: Cryptal, Diflucan, FCZ, Fluxar, Kifluzol, Zemyc, Candipar, Fluconazole, Flucoral, Fludis, Fluxar Tujuan: Mengobati kandidiasis orofaringeal •Dewasa: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg, sekali sehari, selama 7–21 hari. Dosis pencegahan pada penderita HIV adalah 100–200 mg, sekali sehari, atau 200 mg, 3 kali seminggu. •Anak usia 0–14 hari: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 72 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam. •Anak usia 15–27 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 48 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam. •Anak usia 28 hari–11 tahun: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, sekali sehari. Tujuan: Mengobati kandidiasis esofagus •Dewasa: 200–400 mg pada hari pertama, diikuti 100–200 mg, sekali sehari selama 14–30 hari. Dosis pencegahan pada penderita HIV: 100–200 mg, sekali sehari, atau 200 mg, 3 kali seminggu. •Anak usia 0–14 hari: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 72 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 72 jam. •Anak usia 15–27 hari: Dosis awal 6 mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, setiap 48 jam. Dosis maksimal 12 mg/kgBB setiap 48 jam. •Anak usia 28 hari–11 tahun: Dosis awal 6mg/kgBB, diikuti 3 mg/kgBB, sekali sehari. Tujuan: Mengobati coccidioidomycosis •Dewasa: 200–400 mg, sekali sehari, selama 11–24 bulan. Tujuan: Mengobati kandidiasis invasif •Dewasa: 800 mg pada hari pertama, diikuti 400 mg, sekali sehari, selama 2 minggu. •Anak usia ≥4 minggu sampai 11 tahun: 6–12 mg/kgBB, sekali sehari.
  • 38. 6. Voriconazole Merek dagang voriconazole: VFend Kondisi: Pengobatan candidaemia, infeksi candida pada jaringan bagian dalam, aspergillosis invasif, scedosporiosis, atau fusariosis  Intravena: 6 mg/kg tiap 12 jam untuk hari pertama pertama dilanjutkan dengan 4 mg/kg dua kali sehari.  Oral: 400 mg tiap 12 jam untuk hari pertama dilanjutkan dengan 200 mg dua kali sehari.
  • 39. 7. Tioconazole Merek dagang tioconazole: Trosyd, Prodermal Kondisi: Jamur kulit  Topikal: sebagai krim 1%, oleskan 1–2 kali sehari selama 7–42 hari Kondisi: Kandidiasis vulvovaginal  Topikal: oleskan salep 6,5% satu kali sehari intravaginal Kondisi: Jamur kuku  Topikal: gunakan cairan tocinazole 28% pada kuku dan kulit di sekitarnya setiap 12 jam sekali selama 6–12 bulan
  • 40. Echinocandin 1. Anidulafungin Merek dagang anidulafungin: Ecalta Kondisi: Kandidiasis esofagus  Intravena: 100 mg sebagai dosis hari pertama dilanjutkan dengan 50 mg perhari selama 7 atau 14 hari. Kondisi: Candidaemia atau infeksi Candida pada jaringan tubuh yang lebih dalam  Intravena: 200 mg dosis hari pertama dilanjutan dengan 100 mg per hari hingga 14 hari setelah gejala klinis menghilang
  • 41. 2. Micafungin Merek dagang micafungin: Mycamine Kondisi: Kandidiasis berat  Intravena: 100–200 mg sekali sehari selama 14 hari Kondisi: Kandidiasis esofagus  Intravena: 150 mg sehari sekali selama seminggu
  • 42. POLYENE 1. Nystatin Merek dagang nystatin: Candistin, Cazetin, Constantia, Enystin, Mycostatin, Nymiko, Nystin, Fladystin, Flagystatin 1. Kandidiasis oral • Dewasa: 100.000 IU diminum 4 x sehari. Lanjutkan penggunaan selama 48 jam setelah penyembuhan klinis untuk mencegah kekambuhan. • Bayi dan anak: Sama seperti dosis orang dewasa. Untuk profilaksis/pencegahan (pada bayi yang lahir dari ibu dengan vagina kandidiasis): 100.000 IU diminum 1 x sehari. 2. Kandidiasis usus • Nystatin Tablet: 1-2 tablet diminum 3-4 kali sehari. • Nystatin Suspensi dan Drops Dewasa: 5 ml, diminum 4 kali sehari. Anak-anak: 1 ml, diminum 4 kali
  • 43. 2. Amphotericin B Merek dagang amphotericin B: Fungicid Bentuk oral •Candidiasis: 100 mg, 4 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan sampai maksimal 200 mg, 4 kali sehari. Bentuk suntik (intravena dan intratekal) •Aspergillosis: 0,6-0,7 mg/kgBB, selama 3-6 bulan. •Endokarditis jamur: 0,6-1 mg/kgBB,1 kali seminggu. Jika pasien menjalani operasi, dosis akan diberikan 0,8 mg/kgBB, 1 kali selama 6-8 minggu. •Infeksi jamur sistemik parah: 0,25 mg/kgBB per hari. Dosis bisa ditingkatkan secara bertahap maksimal 1 mg/kgBB per hari. •Meningitis jamur: 0,25 – 1 mg, 2-4 kali seminggu. Bentuk cair •Candiduria: 50 mg yang dilarutkan dalam 1000 ml cairan aqua steril 1 kali per hari.
  • 44. Golongan Lain 1. Griseofulvin Merek dagang griseofulvin: Griseofulvin, Grivin Forte, Rexavin Tujuan: Mengobati infeksi jamur di kuku tangan dan kuku kaki Dewasa: 500 mg setiap 12 jam. Anak-anak: 10 mg/kgBB per hari. Tujuan: Mengobati infeksi jamur di kulit kepala (tinea capitis), kulit, dan selangkangan Dewasa: 500 mg per hari. Anak-anak: 10 mg/kgBB per hari.
  • 45. 2. Terbinafine Merek dagang terbinafine: Interbi, Lamisil, Termisil Bentuk obat tablet Dosisnya adalah 250 mg, sekali sehari. Masa pengobatan sekitar 2–4 minggu untuk infeksi jamur selangkangan (tinea cruris), 4 minggu untuk kurap (tinea corporis), 2–6 minggu untuk kutu air (tinea pedis), dan 6–12 minggu untuk jamur kuku. Bentuk obat krim Krim 1% dioleskan sebanyak 1–2 kali sehari pada bagian yang terinfeksi. Masa pengobatan sekitar 1–2 minggu untuk tinea corporis dan tinea cruris, 1 minggu untuk tinea pedis, dan 2 minggu untuk kandidiasis kulit dan panu.