SlideShare a Scribd company logo
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI
TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
Abdul Aziz
Ayu Yulianti
Imam Munandar
Putri Nur Pratiwi
Teguh Lugiana
 Pengertian Profilaksis Dan Anti Infeksi
 Profilaksis (bahasa Yunani "προφύλαξις" untuk menjaga
atau mencegah) adalah prosedur kesehatan masyarakat
untuk mencegah daripada mengobati penyakit. Ukuran
profilastik terbagi antara profilaksis utama (untuk mencegah
perkembangan penyakit) dan kedua (ketika penyakit sudah
berkembang dan pasien terlindungi melawan proses yang
semakin memburuk). Vaksin Flumerupakan
profipaktik. Antibiotika kadang-kadang digunakan secara
profilaktik, contohnya, selama wabah antraks
2001 di Amerika Serikat, pasien diberi ciprofloxacin.
 Antiseptika adalah zat-zat yang dapat mematikan atau
menghentikan pertumbuhan kuman-kuman setempat
dijaringan hidup, khususnya di atas kulit dan selaput lendir
(mulut, tenggorokan, dan lain-lain).
Desinfektan
 Disinfektan adalah zat yang digunakan pada
benda tak hidup untuk mencegah infeksi yang
mematikan mikroorganisme, misalnya
sterilisasi alat kedokteran.
 Penggunaan Anti septik :
1. Membersihkan luka dan tempat-tempat
infeksi
2. Pada infeksi kulit dan mukosa
3. Pada infeksi kulit sebgai terapi pelengkap
obat sistemik
4. Preoferatif
 Berdasarkan sifat kimianya anti seftik di kelompokan dalam
golongan fenol (timol, resorsinor, dan heksasloropon), alcohol,
(etanol 70%, dan glokol), halogen (iodium, povidon, iodium, klor, dan
kaporit) peroksida ( larutan H2O2, kalium) dan logam berat (garam,
perak), dan formaldehid (formalin).
 Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan
sebagai antiseptik dan desinfektan.Tetapi tidak semua bahan
desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam
penggunaan antiseptik.Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak
merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang
penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.
Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat
berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
 Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan,
tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau
golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -
COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung
gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu
senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X;
golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium
kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
 Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol
negatif dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1 : 100
sampai 1 : 500 dicampur dengan suspensi bakteri Staphylococcus
aureus dan Salmonella typhi resisten ampisilin yang telah
diinokulum, keburaman pada tabung pengenceran menandakan
bakteri masih dapat tumbuh.
 Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara
fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini
dinamakan antiseptik.
 Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat
atau menghancurkan mikroorganismepada jaringan
hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai
antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting
untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
1. Alkohol
2. Aldehid
3. Biguanid
4. Fenol
5. Klorisenol
Anti= melawan
Bios= hidup
 Zat yang di hasilkan oleh suatu mikroorganisme terutama
fungi yang dapat membasmi mikroorganisme jenis lain.
 Antibiotika pertama kali di temukan oleh dr. Alexender Fleming
pada tahun 1928 yang telah menemukan penisillin, tetapi
penemuannya baru digunakan dalam pengobatan pada tahun
1941 oleh dr. Florey.
 Antibiotik yang di gunakan untuk pengobatan harus memiliki
sifat toksisitas selektif yang setinggi mungkin. Artinya antibiotik
tersebut harus sangat bersifat toksik terhadap mikroorganisme
, tetapi relative tidak toksis terhadap hospes . untuk
memutuskan perlu tindaknya pemberian antibiotik pada
penyakit infeksi , adalah gejala klinik dan patogenitas
mikroorganisme serta menilai kesanggupan mekanisme daya
tahan tubuh.
Antibiotika berdasarkan luas kerjanya :
Antibiotika berspektrum sempit : hanya
aktif terhadap beberapa jenis bakteri
Antibiotika berspektrum luas : aktif
terhadap beberapa jenis bakteri, baik yang
bergram positif maupun negative
 Antibiotik berdasarkan mekanisme
kerjanya :
Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroorganisme,
contohnya : sulfonamid, trimetropin
Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel mikroorganisme,
contohnya : antibiotik beta laktam, vancomycin, obat dari kelompok
ini dapat mengakibatkan tekanan osmotic dalam sel kuman lebih
tinggi dari pada di luar sel sehingga menyebabkan terjadinya lisis
Antibiotik yang mengganggu keutuhan membrane sel
mikroorgansme, contohnya : polimiksin, antibiotika dari kelompok
ini dapat merusak membran sel, sehingga menyebabkan keluarnya
berbagai komponen penting dari dalam sel mikroorganisme seperti
protein, asam nukleat, dll.
Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroorganisme,
contohnya : aminoglikosid, tetrasiklin, makrolid, klindamisin
Antibiotik yang meng hambat sintesi asam nukleat sel
mikroorganisme, contohnya : rifampisin, fluoroquiolon
Bayi neonatus pada umumnya memiliki
organ atau sistem tubuh yang belum
cukup berkembang. Misalnya fungsi hati
dan ginjalnya belum sempurna sehingga
memudahkan terjadinya efek toksik ,
sedangkan orang yang sudah berusia
lanjut seringkali mengalami kemenurunan
fungsi organ atau system tubuhnya
sehingga di perlukan penyesuaian
dosisnya
Pemberian obat pada ibu hamil harus di
sertai ketimbangan kemungkinan
terjadinya efek samping, baik terhadap ibu
maupun bayi yang di kandungnya
misalnya pemberian streptomisin pada ibu
yang hamil tua dapat menyebabkan
ketulian
Adanya perbedaan genetik dapat
menimbulkan perbedaan reaksi yang
terjadi pada penggunaan obat.
Gangguan fungsi hati dan ginjal sangat
mempengaruhi dalam pemberian obat,
misalnya sirosis hati atau hepatitis
menahun dapat meningkatkan toksisitas
tetrasiklin. Memperpanjang waktu penuh
linkomisin, meningkatkan kadar
kloramfenikol dalam darah sehigga dapat
menyebabkan efek toksik.
Sulfonamid
Quinolon
Betalaktam
Aminoglikosida
Makrolid
Obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan
kombinasi obat yang digunakan untuk
penderita tuberkulosis.Jenis obat anti
tuberkulosis (OAT) meliputi pemberian
jangka pendek (primer) dan jangka
panjang.
Pengobatan tuberkulosis primer meliputi :
 Isoniazid (H)
 Rifampisin (R)
 Pirazinamid (Z)
 Streptomisin (S)
 Ethambutol (E)
Pengobatan tuberkulosis sekunder meliputi :
 Kanamisin
 PAS (Para Amino Salicylic) Acid
 Tiasetazon
 Etionamid
 Protionamid
 Sikloserin
 Viomisiun
•Kapreomisin
•Amikasin
•Ofloksasin
•Siprofloksasin
•Klofazimin
Kategori I : 2HRZE / 4H3R3
Kategori II : 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3
Kategori III : 2HRZ / 4H3R3
Obat sisipan : HRZE
Lepra atau kusta adalah suatu penyakit
infeksi kronis yang merusak terutama
jarinngan saraf dan kulit yang disebabkan
olah Mycobacterium Leprae
Mycobakterium Leprae ditemukan oleh
dokter Norwegia Hansen, maka lepra
disebut juga penyakit Hansen.Basil Lepra
sangat ulat karena mengandung lilin yang
sukar di tembus obat, tahan asam dan
pertumbuhannya juga lambat sekali.
 Sejak dahulu obat satu-satunya terhadap
lepra atau kusta adalah minyak kaulmogra
yang sering kali untuk meredakan gejala
tanpa menyembuhkan penyakit.
 Dapson / diaminodifenilsufon
 Obat ini mampu menghentikan pertumbuhan
basil lepra walaupun lama dapat
dimusnahkan oleh system tangkis tubuh
sendiri. Pasien dapat di obati secara ambulan
artinya tidak usah dirawat durumah sakit
secara murah dan efektif dirumahnya sendiri.
 Obat yang bekerja bakterisid antara lain
rifampisin klofazimin. Penyembuhan berlangsug
lebih cepat dan efektif. Dapson dan rifampisin
dapat dengan cepat menimbulkan resistensi,
untuk mengurangi resiko resistensi obat-obat
tersebut,kini tidak dipergunakan lagi sebagai
monoterpi, melainkan dalan kombinasi dari 3
obat (MDT) Multidrug therapy yang dianjurkan
WHO sebagai terapi pilihan pertama adalah :
 Lepra tuberkuloid : Dapson 100mg 1 kali sehari
dan rifampisin 600mg 1 kali sebulan selama 6
bulan
 Lepra leptomatosus : Dapson 100mg 1 kali sehari,
rifampisin 600mg 1 kali sebulan dan klofazimin
500mg 1 kali sehari + 300mg 1 kali selama
minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun.
 WHO menganggap penderita yang telah
menyelesaikan kur dan tidak usah minum obat lagi
di anggap “sembuh”,tetapi perlu dipantau selama
8-10 tahun untuk mewaspadai timbulnya residif.
Dapson dan sulfone
Rimfafin
clofazimen
Dalam pengobatan, profilaksis adalah
sesuatu yang mencegah atau melindungi
dan Anti-Infeksi adalah Senyawa yang di
gunakan untuk pengobatan penyakit
infeksi yang di sebabkan oleh spesies
tertentu (serangga, metozoa, protozoa,
bakteri, riketsia atau virus).
Seperti pernggunaan desinfektan,
antibiotika, anti tuberculosa, anti lepra.

More Related Content

What's hot

farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
Duik Agustini
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
Wrochaenihusniar
 
Biosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotikBiosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotik
Antony Weng
 

What's hot (20)

Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
 
Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikroba
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Obat makrolides
Obat makrolidesObat makrolides
Obat makrolides
 
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleatAntibiotik penghambat sintesis asam nukleat
Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat
 
Kuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolonKuinolon dan florokuinolon
Kuinolon dan florokuinolon
 
Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)
 
Persentasi copy
Persentasi   copyPersentasi   copy
Persentasi copy
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
 
Frofilaksis dan anti infeksi
Frofilaksis dan anti infeksi Frofilaksis dan anti infeksi
Frofilaksis dan anti infeksi
 
Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
 
Ppt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotikPpt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotik
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Biosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotikBiosintesis antibiotik
Biosintesis antibiotik
 

Viewers also liked (14)

Immunoglobulin dan antibodi
Immunoglobulin dan antibodiImmunoglobulin dan antibodi
Immunoglobulin dan antibodi
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
 
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
 
2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal2.1. anestetik umum dan lokal
2.1. anestetik umum dan lokal
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral Ppt vitamin dan mineral
Ppt vitamin dan mineral
 
Tanaman obat ppt
Tanaman obat pptTanaman obat ppt
Tanaman obat ppt
 
Sulfonamides
SulfonamidesSulfonamides
Sulfonamides
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Vitamins
VitaminsVitamins
Vitamins
 

Similar to (DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)

Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baru
Nisa Azzahra
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
itatriewahyuni
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
ibnucacing1
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
07051994
 
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
AndiRismayanti1
 

Similar to (DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA) (20)

Interaksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baruInteraksi obat makanan baru
Interaksi obat makanan baru
 
Pengertian antibiotika
Pengertian antibiotikaPengertian antibiotika
Pengertian antibiotika
 
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptxPengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
Pengendalian pertumbuhan mikroba.pptx
 
RESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptxRESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptx
 
Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA Antibiotik AKPER MUNA
Antibiotik AKPER MUNA
 
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA Antibiotik  AKPER PEMKAB MUNA
Antibiotik AKPER PEMKAB MUNA
 
MATERI FAJRUL_MIKOLOGI.pptx
MATERI FAJRUL_MIKOLOGI.pptxMATERI FAJRUL_MIKOLOGI.pptx
MATERI FAJRUL_MIKOLOGI.pptx
 
imunologi
imunologiimunologi
imunologi
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
antibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa proteinantibiotik penghambat sintesa protein
antibiotik penghambat sintesa protein
 
demam typoid
demam typoiddemam typoid
demam typoid
 
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
 
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)Percobaan 8 (uji daya hambatt)
Percobaan 8 (uji daya hambatt)
 
Kuinolon dan floro
Kuinolon dan floroKuinolon dan floro
Kuinolon dan floro
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
 
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
510774528-Kelompok-8-Obat-Antiprotozoa-Farmakologi-Klinik.pptx
 
Farmakologi sam toww
Farmakologi sam towwFarmakologi sam toww
Farmakologi sam toww
 
kelompok 3 farmakolgi.pptx
kelompok 3 farmakolgi.pptxkelompok 3 farmakolgi.pptx
kelompok 3 farmakolgi.pptx
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 

(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)

  • 2. Abdul Aziz Ayu Yulianti Imam Munandar Putri Nur Pratiwi Teguh Lugiana
  • 3.  Pengertian Profilaksis Dan Anti Infeksi  Profilaksis (bahasa Yunani "προφύλαξις" untuk menjaga atau mencegah) adalah prosedur kesehatan masyarakat untuk mencegah daripada mengobati penyakit. Ukuran profilastik terbagi antara profilaksis utama (untuk mencegah perkembangan penyakit) dan kedua (ketika penyakit sudah berkembang dan pasien terlindungi melawan proses yang semakin memburuk). Vaksin Flumerupakan profipaktik. Antibiotika kadang-kadang digunakan secara profilaktik, contohnya, selama wabah antraks 2001 di Amerika Serikat, pasien diberi ciprofloxacin.  Antiseptika adalah zat-zat yang dapat mematikan atau menghentikan pertumbuhan kuman-kuman setempat dijaringan hidup, khususnya di atas kulit dan selaput lendir (mulut, tenggorokan, dan lain-lain).
  • 4. Desinfektan  Disinfektan adalah zat yang digunakan pada benda tak hidup untuk mencegah infeksi yang mematikan mikroorganisme, misalnya sterilisasi alat kedokteran.  Penggunaan Anti septik : 1. Membersihkan luka dan tempat-tempat infeksi 2. Pada infeksi kulit dan mukosa 3. Pada infeksi kulit sebgai terapi pelengkap obat sistemik 4. Preoferatif
  • 5.  Berdasarkan sifat kimianya anti seftik di kelompokan dalam golongan fenol (timol, resorsinor, dan heksasloropon), alcohol, (etanol 70%, dan glokol), halogen (iodium, povidon, iodium, klor, dan kaporit) peroksida ( larutan H2O2, kalium) dan logam berat (garam, perak), dan formaldehid (formalin).  Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan.Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
  • 6.  Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus - COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.  Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1 : 100 sampai 1 : 500 dicampur dengan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi resisten ampisilin yang telah diinokulum, keburaman pada tabung pengenceran menandakan bakteri masih dapat tumbuh.
  • 7.  Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.  Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganismepada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
  • 8.
  • 9. 1. Alkohol 2. Aldehid 3. Biguanid 4. Fenol 5. Klorisenol
  • 10. Anti= melawan Bios= hidup  Zat yang di hasilkan oleh suatu mikroorganisme terutama fungi yang dapat membasmi mikroorganisme jenis lain.  Antibiotika pertama kali di temukan oleh dr. Alexender Fleming pada tahun 1928 yang telah menemukan penisillin, tetapi penemuannya baru digunakan dalam pengobatan pada tahun 1941 oleh dr. Florey.  Antibiotik yang di gunakan untuk pengobatan harus memiliki sifat toksisitas selektif yang setinggi mungkin. Artinya antibiotik tersebut harus sangat bersifat toksik terhadap mikroorganisme , tetapi relative tidak toksis terhadap hospes . untuk memutuskan perlu tindaknya pemberian antibiotik pada penyakit infeksi , adalah gejala klinik dan patogenitas mikroorganisme serta menilai kesanggupan mekanisme daya tahan tubuh.
  • 11. Antibiotika berdasarkan luas kerjanya : Antibiotika berspektrum sempit : hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri Antibiotika berspektrum luas : aktif terhadap beberapa jenis bakteri, baik yang bergram positif maupun negative
  • 12.  Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya : Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroorganisme, contohnya : sulfonamid, trimetropin Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel mikroorganisme, contohnya : antibiotik beta laktam, vancomycin, obat dari kelompok ini dapat mengakibatkan tekanan osmotic dalam sel kuman lebih tinggi dari pada di luar sel sehingga menyebabkan terjadinya lisis Antibiotik yang mengganggu keutuhan membrane sel mikroorgansme, contohnya : polimiksin, antibiotika dari kelompok ini dapat merusak membran sel, sehingga menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroorganisme seperti protein, asam nukleat, dll. Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroorganisme, contohnya : aminoglikosid, tetrasiklin, makrolid, klindamisin Antibiotik yang meng hambat sintesi asam nukleat sel mikroorganisme, contohnya : rifampisin, fluoroquiolon
  • 13.
  • 14. Bayi neonatus pada umumnya memiliki organ atau sistem tubuh yang belum cukup berkembang. Misalnya fungsi hati dan ginjalnya belum sempurna sehingga memudahkan terjadinya efek toksik , sedangkan orang yang sudah berusia lanjut seringkali mengalami kemenurunan fungsi organ atau system tubuhnya sehingga di perlukan penyesuaian dosisnya
  • 15. Pemberian obat pada ibu hamil harus di sertai ketimbangan kemungkinan terjadinya efek samping, baik terhadap ibu maupun bayi yang di kandungnya misalnya pemberian streptomisin pada ibu yang hamil tua dapat menyebabkan ketulian
  • 16. Adanya perbedaan genetik dapat menimbulkan perbedaan reaksi yang terjadi pada penggunaan obat.
  • 17. Gangguan fungsi hati dan ginjal sangat mempengaruhi dalam pemberian obat, misalnya sirosis hati atau hepatitis menahun dapat meningkatkan toksisitas tetrasiklin. Memperpanjang waktu penuh linkomisin, meningkatkan kadar kloramfenikol dalam darah sehigga dapat menyebabkan efek toksik.
  • 18.
  • 20.
  • 21. Obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan kombinasi obat yang digunakan untuk penderita tuberkulosis.Jenis obat anti tuberkulosis (OAT) meliputi pemberian jangka pendek (primer) dan jangka panjang.
  • 22. Pengobatan tuberkulosis primer meliputi :  Isoniazid (H)  Rifampisin (R)  Pirazinamid (Z)  Streptomisin (S)  Ethambutol (E) Pengobatan tuberkulosis sekunder meliputi :  Kanamisin  PAS (Para Amino Salicylic) Acid  Tiasetazon  Etionamid  Protionamid  Sikloserin  Viomisiun •Kapreomisin •Amikasin •Ofloksasin •Siprofloksasin •Klofazimin
  • 23. Kategori I : 2HRZE / 4H3R3 Kategori II : 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3 Kategori III : 2HRZ / 4H3R3 Obat sisipan : HRZE
  • 24. Lepra atau kusta adalah suatu penyakit infeksi kronis yang merusak terutama jarinngan saraf dan kulit yang disebabkan olah Mycobacterium Leprae Mycobakterium Leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen, maka lepra disebut juga penyakit Hansen.Basil Lepra sangat ulat karena mengandung lilin yang sukar di tembus obat, tahan asam dan pertumbuhannya juga lambat sekali.
  • 25.  Sejak dahulu obat satu-satunya terhadap lepra atau kusta adalah minyak kaulmogra yang sering kali untuk meredakan gejala tanpa menyembuhkan penyakit.  Dapson / diaminodifenilsufon  Obat ini mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra walaupun lama dapat dimusnahkan oleh system tangkis tubuh sendiri. Pasien dapat di obati secara ambulan artinya tidak usah dirawat durumah sakit secara murah dan efektif dirumahnya sendiri.
  • 26.  Obat yang bekerja bakterisid antara lain rifampisin klofazimin. Penyembuhan berlangsug lebih cepat dan efektif. Dapson dan rifampisin dapat dengan cepat menimbulkan resistensi, untuk mengurangi resiko resistensi obat-obat tersebut,kini tidak dipergunakan lagi sebagai monoterpi, melainkan dalan kombinasi dari 3 obat (MDT) Multidrug therapy yang dianjurkan WHO sebagai terapi pilihan pertama adalah :
  • 27.  Lepra tuberkuloid : Dapson 100mg 1 kali sehari dan rifampisin 600mg 1 kali sebulan selama 6 bulan  Lepra leptomatosus : Dapson 100mg 1 kali sehari, rifampisin 600mg 1 kali sebulan dan klofazimin 500mg 1 kali sehari + 300mg 1 kali selama minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun.  WHO menganggap penderita yang telah menyelesaikan kur dan tidak usah minum obat lagi di anggap “sembuh”,tetapi perlu dipantau selama 8-10 tahun untuk mewaspadai timbulnya residif.
  • 28.
  • 30. Dalam pengobatan, profilaksis adalah sesuatu yang mencegah atau melindungi dan Anti-Infeksi adalah Senyawa yang di gunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang di sebabkan oleh spesies tertentu (serangga, metozoa, protozoa, bakteri, riketsia atau virus). Seperti pernggunaan desinfektan, antibiotika, anti tuberculosa, anti lepra.