Dokumen tersebut membahas tentang antijamur (antifungi) untuk pengobatan infeksi jamur. Terdapat beberapa golongan antijamur seperti amfoterisin B, flusitosin, grup azol, dan obat topikal yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur dengan mengikat ergosterol atau mengganggu sintesis DNA dan protein jamur. Mekanisme kerja dan efek samping dari beberapa antijamur utama seperti amfoterisin B,
2. ANTIGFUNGI
• Infeksi jamur secara umum dibedakan menjadi
• infeksi jamur sistemik dan topikal (dermatofit dan mukokutan)
• Antijamur untuk infeksi sistemik : amfoterisin B, flusitosin, grup azol
(ketokonazol,flukonazol, itrakonazol), kalium iodide
• Antijamur untuk infeksi topikal : griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin,
kandisidin, asam salisilat, asam undesilinat, haloprogin, natamisin.
3. Amfoterisin-B
● merupakan hasil fermentasi dari
Streptomycesnodosus Menyerang sel yang
sedang tumbuh dan sel matang
● Bersifat fungistatik atau fungisidal
tergantung dosis.
● Efektif menghambat Histoplasma
capsulatum, Cryptococcus neoformans,
Candida, Blastomyces dermatiditis,
Aspergillus.
4. • Mekanism kerja : berikatan kuat dengan
ergosterol yang terdapat pada membran
sel jamur, sehingga menyebabkan
kebocoran dari membran sel, dan
akhirnya lisis.
• Farmakokinetik : sangat sedikit diserap
melalui saluran cerna diberikan secara IV,
distribusi ke cairan pleura, peritoneal,
sinovial dan akuosa, CSS, cairan amnion.
Ekskresi melalui ginjal sangat lambat.
5. • Indikasi : mikosis sistemik seperti koksidioidomikosis,
parakoksidiomikosis, aspergilosis, kandidiosis,
blastomikosis, histoplasmosis.
• Efek samping : demam dan menggigil, gangguan ginjal,
hipotensi, anemia, efek neurologik,
tromboflebitis.Penderita yang diobati amfoterisin B harus
dirawat di rumah sakit, karena diperlukan pengamatan
yang ketat selama pemberian obat
7. Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan
bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung
dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil.
Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan
langsung sintesis DNA oleh metabolit 5fu.
Flusitosin
• Farmakokinetik : diserap dengan cepat dan baik
melalui sal.cerna, distribusi ke seluruh tubuh, ekskresi
oleh ginjal.
• Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis (kombinasi
dengan amfoterisin B)Efek samping : toksisitas
hematologik, gangguan hati, gangguan sal.cerna
8. KETOKONAZOL
● Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk menghambat
demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang penting untuk membran jamur.
● Farmakokinetik : diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi urin, kel.lemak,air
ludah, kulit, tendon, cairan sinovial. Ekskresi melalui empedu, sebagian kecil ke
urin.
● Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak, kriptokokosis,
kandidosis.
● Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin (ginekomastia, pe libido,
impotensi, ketidakteraturan menstruasi)
9. ● Efek samping :endokrin lebih kecil dibanding ketokonazol
● Mekanisme kerja : menghambat sintesis ergosterol membran sel jamur.
● Farmakokinetik : diberikan oral dan IV, absorpsi baik, ekskresi melalui ginjal.
●
FLUKUNAZOL
Mikonazol dan Obat topical lainnya
Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal jarang digunakan parenteral.
Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
Mekanisme kerja, spektrum, distribusi sama dengan ketokonazol.
• Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur, berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur dan merusak serat mitotik dan menghambat mitosis
• Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan bersama makanan berlemak
tinggi,distribusi baik ke jaringan yang terkena infeksi, inducer P-450, ekskresi
melalui ginjal.
• Efek samping : efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik, teratogenik.
Grisefulvin
10. KESIMPULAN
Jamur (fungi) merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler
yangdapat bermaaf bagi kehidupan namun dapat juga merugikan untuk
kehidupan,sedangkan antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk peng
obatanpenyakit yang disebabkan oleh jamur. Infeksi yang disebabkan oleh fu
ngidinamakan mikosis. Antijamur (antifungi) memiliki beberapa golongan yan
gmekanisme kerjanya spesifik terhadap jamur pathogen tertentu