SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Ns. Wa Ode Fitrah Sari, M.Tr.Kep
FARMAKOKINETIK DAN
FARMAKODINAMIK OBAT DALAM
TUBUH
FARMAKOKINETIK
 Definisi :Farmakokinetik adalah ilmu yang
mempelajari reaksi tubuh dalam menerima obat-
obatan, yaitu cara tubuh menyerap obat
(absorbsi), cara tubuh mengedarkan obat
tersebut ke organ yang memerlukan (distribusi),
cara tubuh mengolah obatyang masuk
(metabolisme) dan cara tubuh mengeluarkan
sisa- sisa bahan obat yang telah diolah
(ekskresi). (Etni Dwi Astuti dkk, 2021).
 Fase Farmakokinetik : Yaitu fase yang meliputi
semua proses yang dilakukan oleh tubuh setelah
obat dilepas dari bentuk sediaannya. Terdiri dari
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
ABSORBSI
 absorbsi adalah proses perpindahan obat dari
permukaan tubuh termasuk juga mukosa saluran
cerna atau dari tempat-tempat tertentu pada organ
dalam ke dalam aliran darah ke dalam sistem
pembuluh limfe.
 Metode absorbsi meliputi :
1. Transpor pasif, Transpor pasif tidak memerlukan
energi, sebab hanya dengan proses difusin obat
dapat berpindah dari daerah dengan kadar
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2. Transpor Aktif. membutuhkan energi untuk
menggerakkan obat dari daerah dengan konsentrasi
obat rendah ke rendah dengan konsentrasi obat
tinggi.
3. Eksositosis,mekanisme transpor molekul besar
sep: protein dan polisakarida melintasi membran
plasma dari dalam sel keluar sel.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
ABSORBSI
1. Cara
pemberian
Enteral, parenteral, topical, lokal,
inhalasi
2. Sirkulasi darah Aliran darah menuju tempat
pemberian
3. Daya larut obat Obat lipofilik > obat hidrofilik
4. Derajat ionisasi Obat bs lemah, ion terikat protein dan
miberal
5. Luas
permukaan
absorbsi
Semakin luas permukaan absorbsi
semakin cepat obat di absorbsi
6. Ukuran partikel
obat
Semakin besar partikel obat, abs
semakin lambat
7. Formulasi obat Campuran obat
DISTRIBUSI OBAT
 Distribusi, proses masuknya obat kedalam
jaringan tubuh dan cairan tubuh yang dipengaruhi
oleh : aliran darah, afinitas terhadap jaringan dan
efek pengikatan protein.
 Cairan ekstrasel
 Cairan intrasel
METABOLISME /
BIOTRANSFORMASI
 Hati m/ tempat utama untuk metabolisme, obat
diaktifkan oleh enzim2 hati dan kemudian diubah
atau ditransformasikan oleh enzim2 hati menjadi
metabolit aktifatau zat yang larut dalam air untuk
di ekskresikan.
 Reaksi fase 1 : Oksidasi(CYP450) reduksi
hidrolisis
 Rekasi fase 2 : konjugasi obat mnjadi , reaktif
 Obat menjadi hidrofilik mempercepat
ekskresinya melalui ginjal.
EKSKRESI ATAU ELIMINASI
 Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal,
rute lain meliputi : empedu, feses, paru-paru, saliva,
keringat dan air susu ibu.
 Obat bebas yang tidak berikatan, larut dalam air, dan
obat-obat yang tidak diubah difiltrasi oleh ginjal.
 Obat-obatan yang berikatan dengan protein tidak
dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan
ikatannya dengan protein maka obat menjadi bebas
dan diekskresikan melalui urin
 Faktor yang mmpengaruhi ekskresi adalah pH urin,
urin yg bersifat asam akan meningkatkan eliminasi
obat yg bersifat basa lemah.
FARMAKODINAMIK
FARMAKODINAMIK
 Farmakodinamik a/ ilmu yg mempelajari mekanisme
kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat,
mengetahui interaksi antara obat dengan sel,
mengetahui urutan peristiwa, spectrum efek, dan
respon yang terjadi setelah obat masuk ke dalam
tubuh.
 Mekanisme kerja obat :
1. Reseptor obat, Reseptor obat merupakan
komponen makromolekular fungsional yang terdiri
atas protein seperti asetilkolinesterase, Na+, K+, -
ATPase, tubulin, dsb.
2. Kerja obat AGONIS DAN ANTAGONIS
AGONIS, Substansi yang efeknya menyerupai
senyawa endogen ANTAGONIS, senyawa yang
NEXT...
3. Spesivitas dan selektivitas obat
Suatu obat dikatakan spesifik bila kerjanya
terbatas pada satu jenis reseptor, dan dikatakan
selektif bila menghasilkan satu efek pada dosis
rendah dan efek lain baru timbul pada dosis yang
lebih besar.
Obat yang spesifik belum tentu selektif tetapi
obat yang tidak spesifik dengan sendirinya tidak
selektif.
Pemberian obat secara langsung di tempat
kerjanya akan meningkatkan selektivitas obat.
Misalnya salbutamol, selektivitas relatif obat ini
meningkat bila diberikan sebagai obat semprot
langsung di saluran nafas.
4. Interaksi obat
Interaksi obat merupakan kerja atau efek yang
berubah atau mengalami modifikasi sebagai
akibat interaksi obat dengan reseptor, proses
kerja obat, atau obat yang lain. Interaksi antara
obat dengan reseptor sel akan mencetuskan dua
konsep penting yaitu: 1) Obat dapat mengubah
kecepatan kegiatan faal tubuh; 2) Obat tidak
menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya
memodulasi fungsi yang telah ada.
EFEK OBAT
 Efek obat merupakan perubahan fungsi struktur
suatu organ akibat kerja suatu obat. Efek obat
umumnya timbul sebagai akibat dari interaksi antara
obat dengan reseptor yang ada pada sel tubuh
 Efek menguntungkan, disebut juga sebagai efek
terapeutik. Efek terapeutik merupakan efek yang
diinginkan atau efek tujuan dari medikasi yang
diberikan.
 Efek merugikan, Reaksi obat yang merugikan
(adverse drug reaction/ ADR) atau disebut juga
sebagai episode obat yang merugikan (adverse drug
event/ ADE) adalah reaksi yang selalu tidak
diinginkan oleh pasien.
 Kejadian reaksi obat yang merugikan meningkat pada
pasien yang menggunakan lebih dari satu obat
NEXT...
 Reaksi Idiosinkratik , Obat dapat menyebabkan
timbulnya reaksi yang tidak diperkirakan sebelumnya,
seperti reaksi idiosinkratik, yang meliputi pasien
bereaksi berlebihan, tidak bereaksi, atau bereaksi
tidak normal terhadap obat yang diberikan
kepadanya. Contohnya, anak yang mendapatkan
terapi antihistamin akan menjadi sangat gembira atau
sangat gelisah, bukan mengantuk.
 Toleransi, merupakan reaksi yang terjadi ketika
pasien mengalami penurunan respon atau tidak
berespon terhadap obat yang diberikan kepadanya,
sehingga membutuhkan penambahan dosis untuk
mencapai efek yang diinginkan. Beberapa zat yang
dapat menimbulkan toleransi terhadap obat adalah
nikotin, etil alcohol, opiate, dan barbiturate
NEXT...
 Efek samping, dianggap sebagai efek sekunder
yang tidak diinginkan yang terjadi di samping efek
terapeutik yang diinginkan dari suatu obat atau
pengobatan.
 Efek teratogenik (meny. Kelainan kongenital
mayor), Tahap paling kritis dalam suatu
kehamilan adalah pada minggu kedua sampai
kedelapan pasca konsepsi yang juga disebut
sebagai periode organogenesis. Pengaruh buruk
suatu regimen pengobatan pada periode ini dapat
berdampak pada cacat bawaan yang berat. Jika
pengaruh buruk obat terjadi sebelum periode
organogenesis, maka dapat menimbulkan
 Efek toksik, Gejala toksik merupakan efek
farmakodinamik yang berlebihan, contohnya
suatu obat jantung yang bekerja menghambat
konduksi atrioventricular akan menimbulkan blok
AV pada keracunan dan hal ini akan lebih cepat
terjadi pada pasien yang hipereaktif terhadap
obat tersebut.
REAKSI OBAT
 Reaksi hipersensitifitas terjadi apabila pasien
sensitive terhadap pengobatan yang diberikan. Hal ini
terjadi jika dosis yang diberikan melebihi
kebutuhannya. Contohnya ketika pria dewasa dengan
berat badan normal diberikan obat sedative dengan
dosis 75-100 mg, namun pada lansia dengan berat
badan rendah akan mengalami durasi reaksi yang
lebih lama dan bahkan dapat mengalami penurunan
kesadaran jika diberikan dosis yang sama.
 Reaksi alergi terjadi jika adanya respon imunologis
terhadap medikasi. Tubuh menerima obat sebagai
benda asing sehingga tubuh akan membentuk
antibody untuk melawan obat yang dikenalinya
sebagai antigen dan berusaha dikeluarkan dari tubuh.
Reaksi alergi yang ringan dapat terjadi dalam
hitungan menit sampai denga dua minggu dengan
gejala diantaranya pruritus, urtikaria, atau rhinitis.
 Reaksi anafilatik
Reaksi alergi yang parah dapat terjadi segera
setelah pemberian obat dan mengakibatkan
gejala seperti whwwzing, dyspnea, angioedema
pada lidah, orofaring, hipotensi, dan takikardi.
Reaksi ini disebut juga sebagai reaksi anafilaktik
dan membutuhkan penanganan medis segera
karena dapat berakibat fatal pada pasien
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx

More Related Content

What's hot (20)

Konsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatanKonsep berubah dalam keperawatan
Konsep berubah dalam keperawatan
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatan
 
Makalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatanMakalah tentang obat obatan
Makalah tentang obat obatan
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Makalah biokimia2
Makalah biokimia2Makalah biokimia2
Makalah biokimia2
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Farmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaanFarmakologi obat pencernaan
Farmakologi obat pencernaan
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
M 1 kb3 andrologi dasar
M 1 kb3 andrologi dasarM 1 kb3 andrologi dasar
M 1 kb3 andrologi dasar
 
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi  (prinsip terapeutika) bagian iiFarmakologi  (prinsip terapeutika) bagian ii
Farmakologi (prinsip terapeutika) bagian ii
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Proses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan MotorikProses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan Motorik
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Protein
Protein Protein
Protein
 
Kerja hormon dan Reseptor Hormon
Kerja hormon dan Reseptor HormonKerja hormon dan Reseptor Hormon
Kerja hormon dan Reseptor Hormon
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
 
ASKEP Infeksi saluran kemih
ASKEP Infeksi saluran kemihASKEP Infeksi saluran kemih
ASKEP Infeksi saluran kemih
 

Similar to FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx

P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxNFebrian
 
Dasar-dasar.ppt
Dasar-dasar.pptDasar-dasar.ppt
Dasar-dasar.pptApotekLoka
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptNursela13
 
Drug addiction and reward circuits of the brain
Drug addiction and reward circuits of the brainDrug addiction and reward circuits of the brain
Drug addiction and reward circuits of the brainDion tomy
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxAPOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi dinana88
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxWahyuRaizHo
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixRISMIFARMASI
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 

Similar to FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx (20)

Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptxP2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Dasar-dasar.ppt
Dasar-dasar.pptDasar-dasar.ppt
Dasar-dasar.ppt
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .pptFarmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
Farmakologi untuk pengobatan pada keperawata .ppt
 
Drug addiction and reward circuits of the brain
Drug addiction and reward circuits of the brainDrug addiction and reward circuits of the brain
Drug addiction and reward circuits of the brain
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptxFARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
FARMAKOLOGI 1 - kuliah 1,2 ok.pptx
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 

Recently uploaded

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH.pptx

  • 1. Ns. Wa Ode Fitrah Sari, M.Tr.Kep FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT DALAM TUBUH
  • 2. FARMAKOKINETIK  Definisi :Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari reaksi tubuh dalam menerima obat- obatan, yaitu cara tubuh menyerap obat (absorbsi), cara tubuh mengedarkan obat tersebut ke organ yang memerlukan (distribusi), cara tubuh mengolah obatyang masuk (metabolisme) dan cara tubuh mengeluarkan sisa- sisa bahan obat yang telah diolah (ekskresi). (Etni Dwi Astuti dkk, 2021).  Fase Farmakokinetik : Yaitu fase yang meliputi semua proses yang dilakukan oleh tubuh setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya. Terdiri dari absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
  • 3. ABSORBSI  absorbsi adalah proses perpindahan obat dari permukaan tubuh termasuk juga mukosa saluran cerna atau dari tempat-tempat tertentu pada organ dalam ke dalam aliran darah ke dalam sistem pembuluh limfe.  Metode absorbsi meliputi : 1. Transpor pasif, Transpor pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses difusin obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. 2. Transpor Aktif. membutuhkan energi untuk menggerakkan obat dari daerah dengan konsentrasi obat rendah ke rendah dengan konsentrasi obat tinggi. 3. Eksositosis,mekanisme transpor molekul besar sep: protein dan polisakarida melintasi membran plasma dari dalam sel keluar sel.
  • 4. FAKTOR YG MEMPENGARUHI ABSORBSI 1. Cara pemberian Enteral, parenteral, topical, lokal, inhalasi 2. Sirkulasi darah Aliran darah menuju tempat pemberian 3. Daya larut obat Obat lipofilik > obat hidrofilik 4. Derajat ionisasi Obat bs lemah, ion terikat protein dan miberal 5. Luas permukaan absorbsi Semakin luas permukaan absorbsi semakin cepat obat di absorbsi 6. Ukuran partikel obat Semakin besar partikel obat, abs semakin lambat 7. Formulasi obat Campuran obat
  • 5. DISTRIBUSI OBAT  Distribusi, proses masuknya obat kedalam jaringan tubuh dan cairan tubuh yang dipengaruhi oleh : aliran darah, afinitas terhadap jaringan dan efek pengikatan protein.  Cairan ekstrasel  Cairan intrasel
  • 6. METABOLISME / BIOTRANSFORMASI  Hati m/ tempat utama untuk metabolisme, obat diaktifkan oleh enzim2 hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim2 hati menjadi metabolit aktifatau zat yang larut dalam air untuk di ekskresikan.  Reaksi fase 1 : Oksidasi(CYP450) reduksi hidrolisis  Rekasi fase 2 : konjugasi obat mnjadi , reaktif  Obat menjadi hidrofilik mempercepat ekskresinya melalui ginjal.
  • 7. EKSKRESI ATAU ELIMINASI  Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute lain meliputi : empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat dan air susu ibu.  Obat bebas yang tidak berikatan, larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah difiltrasi oleh ginjal.  Obat-obatan yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat dilepaskan ikatannya dengan protein maka obat menjadi bebas dan diekskresikan melalui urin  Faktor yang mmpengaruhi ekskresi adalah pH urin, urin yg bersifat asam akan meningkatkan eliminasi obat yg bersifat basa lemah.
  • 9. FARMAKODINAMIK  Farmakodinamik a/ ilmu yg mempelajari mekanisme kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi antara obat dengan sel, mengetahui urutan peristiwa, spectrum efek, dan respon yang terjadi setelah obat masuk ke dalam tubuh.  Mekanisme kerja obat : 1. Reseptor obat, Reseptor obat merupakan komponen makromolekular fungsional yang terdiri atas protein seperti asetilkolinesterase, Na+, K+, - ATPase, tubulin, dsb. 2. Kerja obat AGONIS DAN ANTAGONIS AGONIS, Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen ANTAGONIS, senyawa yang
  • 10. NEXT... 3. Spesivitas dan selektivitas obat Suatu obat dikatakan spesifik bila kerjanya terbatas pada satu jenis reseptor, dan dikatakan selektif bila menghasilkan satu efek pada dosis rendah dan efek lain baru timbul pada dosis yang lebih besar. Obat yang spesifik belum tentu selektif tetapi obat yang tidak spesifik dengan sendirinya tidak selektif. Pemberian obat secara langsung di tempat kerjanya akan meningkatkan selektivitas obat. Misalnya salbutamol, selektivitas relatif obat ini meningkat bila diberikan sebagai obat semprot langsung di saluran nafas.
  • 11. 4. Interaksi obat Interaksi obat merupakan kerja atau efek yang berubah atau mengalami modifikasi sebagai akibat interaksi obat dengan reseptor, proses kerja obat, atau obat yang lain. Interaksi antara obat dengan reseptor sel akan mencetuskan dua konsep penting yaitu: 1) Obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh; 2) Obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang telah ada.
  • 12. EFEK OBAT  Efek obat merupakan perubahan fungsi struktur suatu organ akibat kerja suatu obat. Efek obat umumnya timbul sebagai akibat dari interaksi antara obat dengan reseptor yang ada pada sel tubuh  Efek menguntungkan, disebut juga sebagai efek terapeutik. Efek terapeutik merupakan efek yang diinginkan atau efek tujuan dari medikasi yang diberikan.  Efek merugikan, Reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction/ ADR) atau disebut juga sebagai episode obat yang merugikan (adverse drug event/ ADE) adalah reaksi yang selalu tidak diinginkan oleh pasien.  Kejadian reaksi obat yang merugikan meningkat pada pasien yang menggunakan lebih dari satu obat
  • 13. NEXT...  Reaksi Idiosinkratik , Obat dapat menyebabkan timbulnya reaksi yang tidak diperkirakan sebelumnya, seperti reaksi idiosinkratik, yang meliputi pasien bereaksi berlebihan, tidak bereaksi, atau bereaksi tidak normal terhadap obat yang diberikan kepadanya. Contohnya, anak yang mendapatkan terapi antihistamin akan menjadi sangat gembira atau sangat gelisah, bukan mengantuk.  Toleransi, merupakan reaksi yang terjadi ketika pasien mengalami penurunan respon atau tidak berespon terhadap obat yang diberikan kepadanya, sehingga membutuhkan penambahan dosis untuk mencapai efek yang diinginkan. Beberapa zat yang dapat menimbulkan toleransi terhadap obat adalah nikotin, etil alcohol, opiate, dan barbiturate
  • 14. NEXT...  Efek samping, dianggap sebagai efek sekunder yang tidak diinginkan yang terjadi di samping efek terapeutik yang diinginkan dari suatu obat atau pengobatan.  Efek teratogenik (meny. Kelainan kongenital mayor), Tahap paling kritis dalam suatu kehamilan adalah pada minggu kedua sampai kedelapan pasca konsepsi yang juga disebut sebagai periode organogenesis. Pengaruh buruk suatu regimen pengobatan pada periode ini dapat berdampak pada cacat bawaan yang berat. Jika pengaruh buruk obat terjadi sebelum periode organogenesis, maka dapat menimbulkan
  • 15.  Efek toksik, Gejala toksik merupakan efek farmakodinamik yang berlebihan, contohnya suatu obat jantung yang bekerja menghambat konduksi atrioventricular akan menimbulkan blok AV pada keracunan dan hal ini akan lebih cepat terjadi pada pasien yang hipereaktif terhadap obat tersebut.
  • 16. REAKSI OBAT  Reaksi hipersensitifitas terjadi apabila pasien sensitive terhadap pengobatan yang diberikan. Hal ini terjadi jika dosis yang diberikan melebihi kebutuhannya. Contohnya ketika pria dewasa dengan berat badan normal diberikan obat sedative dengan dosis 75-100 mg, namun pada lansia dengan berat badan rendah akan mengalami durasi reaksi yang lebih lama dan bahkan dapat mengalami penurunan kesadaran jika diberikan dosis yang sama.  Reaksi alergi terjadi jika adanya respon imunologis terhadap medikasi. Tubuh menerima obat sebagai benda asing sehingga tubuh akan membentuk antibody untuk melawan obat yang dikenalinya sebagai antigen dan berusaha dikeluarkan dari tubuh. Reaksi alergi yang ringan dapat terjadi dalam hitungan menit sampai denga dua minggu dengan gejala diantaranya pruritus, urtikaria, atau rhinitis.
  • 17.  Reaksi anafilatik Reaksi alergi yang parah dapat terjadi segera setelah pemberian obat dan mengakibatkan gejala seperti whwwzing, dyspnea, angioedema pada lidah, orofaring, hipotensi, dan takikardi. Reaksi ini disebut juga sebagai reaksi anafilaktik dan membutuhkan penanganan medis segera karena dapat berakibat fatal pada pasien