SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Apt. Ika Sutra Perwirahayu Aji Saputri, M. Farm
Farmakodinamik
Pengertian
01
Proses Obat dalam Tubuh
02
Macam-macam Resep Obat
03
Farmako dinamik
Subdisiplin ilmu farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi, fisiologi obat, dan mekanisme
kerjanya dengan tujuan meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan
mengetahui respon yang terjadi
Farmakodinamik ilmu yang mempelajari cara kerja ob
at, efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh
obat terhadap reaksi biokimia dan reaksi organ.
Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi
dan biokimia berbagai organ tubuh serta meka-nisme kerjany
a.
Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untu
k meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat deng
an sel, dan menge- tahui urutan peristiwa serta spektrum e
fek dan respon yang terjadi.
Efek obat yaitu perubahan fungsi struktur (orga
n)/proses/tingkah laku organisme hidup akibat kerja oba
t. Efek obat pada umumnya terlihat sebagai perubaha
n intensitas faal organ terten-tu atau reaksi biokimian
ya. Efek obat umumnya timbul karena in- teraksi obat de
ngan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi oba
t dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimia
wi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk oba
t tersebut.
Efek Obat
Mekanisme Kerja Obat
Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat :
02
03
04
Menekan respon tubuh secara langsung
melalui reseptor agonis
Mem-block/melawan respon tubuh dengan b
erikatan dengan reseptor namun tidak meng-a
ktifkannya
Menstabilkan respon tubuh
01 Menstimulasi respon tubuh secara langsung
melalui reseptor agonis
Mekanisme Kerja Obat
Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat :
05
06
07
Sebagai pengganti fungsi substansi tubuh
Reaksi kimia langsung yang menguntungkan
seperti pada antioksidan
Reaksi kimia langsung yang merugikan seperti
pada keracunan
Definisi Resep Obat
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter gigi, dokter hewan, dan dokter
secara umum yang berisi izin menurut perundang - undangan yang berlaku bagi para apotek
er pengelola apotek untuk me-nyiapkan atau membuat, meracik, dan menyerahkan obat kep
ada pasi- en yang membutuhkan.
Untuk bentuknya, biasanya jenis resep obat berbentuk persegi panjang dengan
ukuran ideal lebar 10 – 12 cm dengan panjang ideal se-besar 15 – 20 cm.
Macam-macam Resep
Insert the title of your subtitle Here
Resep Standar
resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis
dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p
enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R
esep ini bernama R/. Officinalis.
01
Resep Magistralis
Jenis resep yang memiliki format khusus dari dokter, ia berisi c
ampuran atau obat tunggal yang diencerkan sehingga saat m
enyajikan obat ini apoteker perlu membuat racikan terlebih da
hulu. Nama lain dari resep ini adalah R/. Polifarmasi.
02
Resep Standar
resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis
dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p
enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R
esep ini bernama R/. Officinalis.
01
04
Resep Medicinal
Resep ini berisi obat jadi, obat paten, ataupun obat merek g
enerik dan merek dagang. Namun, apoteker tidak perlu mer
acik obat dalam resep ini sebab obat yang pasien perlukan s
udah jelas.
03
Resep Obat Generik
Jenis resep obat yang terakhir berisi penulisan resep obat men
ggunakan nama generik dalam bentuk sediaan atau jumlah yan
g khusus. Untuk menyediakan apoteker ini, tidak ada keharusa
n untuk meracik. Namun apabila dokter menyarankan untuk me
racik, maka akan ada peracikan.
Farmakokinetik
Pengertian
01
Absorbsi dan Bioavaibilitas
02
Distribusi
03
04 Biotransformasi
Farmakokinetik
Ekskresi
05
Dosis
06
Farmako kinetik
Menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan suatu zat di dalam organisme, misalny
a bagaimana perjalanan obat dalam tubuh. Farmakokinetik mengamati jenis-jenis pro
ses seperti absorbsi, distribusi, biotranspormation (metabolisme) dan exr
esion. Perubahan konsentrasi obat yang terjadi dalam organisme khususnya dalam pl
asma di buat grafik terhadap waktu.
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yan
g mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME
). Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara
pemberian umunya mengalami absorpsi, distr
ibusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotrans-
formasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh pros
es ini dise-but dengan proses farmakokinetika dan berja
lan serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah
ini.
Absorpsi
Proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi sistemik
(pembuluh darah). Kecepatan absorbsi obat tergantung pada :
Resep Standar
resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis
dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p
enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R
esep ini bernama R/. Officinalis.
01
pH
Obat yang bersifat asam lemah akan mu
dah menembus membran sel pada suasana
asam. Jika pH obat berubah (ditambah
buffer) maka absorbsi akan melambat.
02
Kelarutan
Obat harus dapat melarut atau obat
sudah dalam bentuk terlarut. Sehin
gga dari kece-patan melarut mempeng
aruhi kecepatan absori.
01
04
Sirkulasi Darah
Pemberian obat melalui sublingual ak
an lebih cepat diabsorbsi dibanding
subkutan, karena umumnya sirkulasi d
arah di subkutan lebih sedikit (jele
k) dibandingkan di sublingual.
03
Tempat Absorbsi
Obat dapat diabsorbsi misalnya dikulit
, mem- bran mukosa, dan usus halus. Ob
at yang oral, absorbsi terjadi di usu
s halus karena luas per-mukaannya. Jik
a obat inhalasi, diabsorbsi sa- ngat c
epat karena epitelium paru-paru juga
sangat luas.
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui si
rkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat
juga ditentukan oleh sifat fisiko- kimianya. Distribusi obat dibedakan
atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh.
Fase Kedua
Distribusi fase kedua jauh lebih luas
yaitu mencakup jaringan yang per
fusinya tidak sebaik organ di
atas misalnya otot, visera, kul
it, dan jaringan lemak.
02
Fase Pertama
Distribusi fase pertama terjadi sege
ra setelah penyerapan, yaitu ke orga
n yang perfusinya sangat baik misaln
ya jantung, hati, ginjal, dan ota
k.
01
Biotransformasi
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur ki
mia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim khususnya CYT 45.
Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mud
ah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah d
iekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, s
ehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada
obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang
merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini
. Metabolit aktif akan mengalami bio- transformasi lebih lanjut dan/atau dieksk
resi sehingga kerjanya berakhir. Enzim yang berperan dalam biotransformasi ob
at dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikro-som yang ter
dapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mi-k
rosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdap
at da- lam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, p
aru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
Ekskresi
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk a
salnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada
obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal
merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupak
an resultante dari 3 preoses, yakni filtrasi di glomerulus, sekre
si aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli pr
oksimal dan distal.
Parameter Farmakokinetik
02
Clearance
Prinsip bersihan obat adalah sama dengan konsep bers
ihan pada faal ginjal. Di definisikan kecepatan
eliminasi dalam urin. Pada tingkatan yang paling sed
erhana bersihan suatu obat adalah ratio dari
kecepatan eliminasi obat keseluruhan terha-dap konse
ntrasi obat di dalam cairan biologi. Clearance obat
bergantung dari kemampuan beberapa organ seperti liv
er dan ginjal untuk metabolisme dan ekskresi.
01
Bioavailabilitas
Ketersediaan hayati didefinisikian sebagai fraksi ob
at cara pemberian apapun tidak berubah Yang m
encapai sirkulasi sis- temik setelah diberikan melal
ui cara pemberian apapun.
Parameter Farmakokinetik
04
Waktu paruh
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah o
bat dalam tubuh menjadi separuhnya selama eliminasi
. Sementara organ eliminsi hanya dapat membersihkan
obat dari darah bila ada kontak langsung dengan orga
n eliminasi tersebut.
03
Volume distribusi
menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan konsent
rasi obat dalam darah atau plasma. Volume ditribusi
dapat ditetap-kan berkenaan dengan darah, plasma ata
u air (obat yang tidak terikat). Obat – obat yang me
mpunyai volume distribusi yang sangat tinggi memilik
i konsentrasi obat lebih tinggi di dalam jaringan
ekstravaskular. Tetapi ada beberapa bagian seperti
Central Nervous System atau otak yang memiliki akses
lemah.
Dosis Obat
Jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu
terhadap suatu penyakit.
Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapat-
kan obat sesuai dengan yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik berda-
sarkan kemauan sendiri atau berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter
penulis resep kalau obat tersebut harus dengan resep dokter.
Macam-macam Dosis Obat
Dosis Terapi atau Dosis Lazim
01
Dosis Maksimal (DM)
02
Lethal Dose 50
03
04 Lethal Dose 100
Farmakokinetik
Dosis Toksis
05
Dosis Sinergis
06
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

More Related Content

Similar to P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx

Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxAPOTEKERBAYUPAMUNGKA
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxDINDASTIFANYSAKINAH
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixRISMIFARMASI
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar Dedi Kun
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiNursing Crib
 

Similar to P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx (20)

Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptxReview Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
Review Dasar farmakologi, Farmakoterapi dan Farmakodinamik.pptx
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Konsep dasar
Konsep dasar Konsep dasar
Konsep dasar
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 

Recently uploaded

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (18)

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

P2. Farmakokinetik & dinamik.pptx

  • 1. Farmakodinamik Farmakokinetik Apt. Ika Sutra Perwirahayu Aji Saputri, M. Farm
  • 2. Farmakodinamik Pengertian 01 Proses Obat dalam Tubuh 02 Macam-macam Resep Obat 03
  • 3. Farmako dinamik Subdisiplin ilmu farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi, fisiologi obat, dan mekanisme kerjanya dengan tujuan meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui respon yang terjadi
  • 4. Farmakodinamik ilmu yang mempelajari cara kerja ob at, efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan reaksi organ. Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta meka-nisme kerjany a. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untu k meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat deng an sel, dan menge- tahui urutan peristiwa serta spektrum e fek dan respon yang terjadi.
  • 5. Efek obat yaitu perubahan fungsi struktur (orga n)/proses/tingkah laku organisme hidup akibat kerja oba t. Efek obat pada umumnya terlihat sebagai perubaha n intensitas faal organ terten-tu atau reaksi biokimian ya. Efek obat umumnya timbul karena in- teraksi obat de ngan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi oba t dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimia wi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk oba t tersebut. Efek Obat
  • 6. Mekanisme Kerja Obat Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat : 02 03 04 Menekan respon tubuh secara langsung melalui reseptor agonis Mem-block/melawan respon tubuh dengan b erikatan dengan reseptor namun tidak meng-a ktifkannya Menstabilkan respon tubuh 01 Menstimulasi respon tubuh secara langsung melalui reseptor agonis
  • 7. Mekanisme Kerja Obat Secara keseluruhan ada 7 cara kerja utama dari obat : 05 06 07 Sebagai pengganti fungsi substansi tubuh Reaksi kimia langsung yang menguntungkan seperti pada antioksidan Reaksi kimia langsung yang merugikan seperti pada keracunan
  • 8. Definisi Resep Obat Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter gigi, dokter hewan, dan dokter secara umum yang berisi izin menurut perundang - undangan yang berlaku bagi para apotek er pengelola apotek untuk me-nyiapkan atau membuat, meracik, dan menyerahkan obat kep ada pasi- en yang membutuhkan. Untuk bentuknya, biasanya jenis resep obat berbentuk persegi panjang dengan ukuran ideal lebar 10 – 12 cm dengan panjang ideal se-besar 15 – 20 cm.
  • 9.
  • 10. Macam-macam Resep Insert the title of your subtitle Here Resep Standar resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R esep ini bernama R/. Officinalis. 01 Resep Magistralis Jenis resep yang memiliki format khusus dari dokter, ia berisi c ampuran atau obat tunggal yang diencerkan sehingga saat m enyajikan obat ini apoteker perlu membuat racikan terlebih da hulu. Nama lain dari resep ini adalah R/. Polifarmasi. 02 Resep Standar resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R esep ini bernama R/. Officinalis. 01 04 Resep Medicinal Resep ini berisi obat jadi, obat paten, ataupun obat merek g enerik dan merek dagang. Namun, apoteker tidak perlu mer acik obat dalam resep ini sebab obat yang pasien perlukan s udah jelas. 03 Resep Obat Generik Jenis resep obat yang terakhir berisi penulisan resep obat men ggunakan nama generik dalam bentuk sediaan atau jumlah yan g khusus. Untuk menyediakan apoteker ini, tidak ada keharusa n untuk meracik. Namun apabila dokter menyarankan untuk me racik, maka akan ada peracikan.
  • 13. Farmako kinetik Menjelaskan tentang apa yang terjadi dengan suatu zat di dalam organisme, misalny a bagaimana perjalanan obat dalam tubuh. Farmakokinetik mengamati jenis-jenis pro ses seperti absorbsi, distribusi, biotranspormation (metabolisme) dan exr esion. Perubahan konsentrasi obat yang terjadi dalam organisme khususnya dalam pl asma di buat grafik terhadap waktu.
  • 14. Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yan g mencakup nasib obat dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME ). Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya mengalami absorpsi, distr ibusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotrans- formasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh pros es ini dise-but dengan proses farmakokinetika dan berja lan serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
  • 15. Absorpsi Proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi sistemik (pembuluh darah). Kecepatan absorbsi obat tergantung pada : Resep Standar resep yang komposisi di dalamnya telah paten dan tertulis dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Untuk p enulisannya wajib mengikuti ketentuan dari buku standar. R esep ini bernama R/. Officinalis. 01 pH Obat yang bersifat asam lemah akan mu dah menembus membran sel pada suasana asam. Jika pH obat berubah (ditambah buffer) maka absorbsi akan melambat. 02 Kelarutan Obat harus dapat melarut atau obat sudah dalam bentuk terlarut. Sehin gga dari kece-patan melarut mempeng aruhi kecepatan absori. 01 04 Sirkulasi Darah Pemberian obat melalui sublingual ak an lebih cepat diabsorbsi dibanding subkutan, karena umumnya sirkulasi d arah di subkutan lebih sedikit (jele k) dibandingkan di sublingual. 03 Tempat Absorbsi Obat dapat diabsorbsi misalnya dikulit , mem- bran mukosa, dan usus halus. Ob at yang oral, absorbsi terjadi di usu s halus karena luas per-mukaannya. Jik a obat inhalasi, diabsorbsi sa- ngat c epat karena epitelium paru-paru juga sangat luas.
  • 16. Distribusi Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui si rkulasi darah. Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisiko- kimianya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di dalam tubuh. Fase Kedua Distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang per fusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kul it, dan jaringan lemak. 02 Fase Pertama Distribusi fase pertama terjadi sege ra setelah penyerapan, yaitu ke orga n yang perfusinya sangat baik misaln ya jantung, hati, ginjal, dan ota k. 01
  • 17. Biotransformasi Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur ki mia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim khususnya CYT 45. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mud ah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak sehingga lebih mudah d iekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat menjadi inaktif, s ehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat. Tetapi, ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat yang merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini . Metabolit aktif akan mengalami bio- transformasi lebih lanjut dan/atau dieksk resi sehingga kerjanya berakhir. Enzim yang berperan dalam biotransformasi ob at dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel, yakni enzim mikro-som yang ter dapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mi-k rosom), dan enzim non-mikrosom. Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdap at da- lam sel hati, tetapi juga terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, p aru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
  • 18. Ekskresi Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk a salnya. Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupak an resultante dari 3 preoses, yakni filtrasi di glomerulus, sekre si aktif di tubuli proksimal, dan rearbsorpsi pasif di tubuli pr oksimal dan distal.
  • 19. Parameter Farmakokinetik 02 Clearance Prinsip bersihan obat adalah sama dengan konsep bers ihan pada faal ginjal. Di definisikan kecepatan eliminasi dalam urin. Pada tingkatan yang paling sed erhana bersihan suatu obat adalah ratio dari kecepatan eliminasi obat keseluruhan terha-dap konse ntrasi obat di dalam cairan biologi. Clearance obat bergantung dari kemampuan beberapa organ seperti liv er dan ginjal untuk metabolisme dan ekskresi. 01 Bioavailabilitas Ketersediaan hayati didefinisikian sebagai fraksi ob at cara pemberian apapun tidak berubah Yang m encapai sirkulasi sis- temik setelah diberikan melal ui cara pemberian apapun.
  • 20. Parameter Farmakokinetik 04 Waktu paruh Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah o bat dalam tubuh menjadi separuhnya selama eliminasi . Sementara organ eliminsi hanya dapat membersihkan obat dari darah bila ada kontak langsung dengan orga n eliminasi tersebut. 03 Volume distribusi menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan konsent rasi obat dalam darah atau plasma. Volume ditribusi dapat ditetap-kan berkenaan dengan darah, plasma ata u air (obat yang tidak terikat). Obat – obat yang me mpunyai volume distribusi yang sangat tinggi memilik i konsentrasi obat lebih tinggi di dalam jaringan ekstravaskular. Tetapi ada beberapa bagian seperti Central Nervous System atau otak yang memiliki akses lemah.
  • 21.
  • 22. Dosis Obat Jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit.
  • 23. Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapat- kan obat sesuai dengan yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik berda- sarkan kemauan sendiri atau berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter penulis resep kalau obat tersebut harus dengan resep dokter.
  • 24. Macam-macam Dosis Obat Dosis Terapi atau Dosis Lazim 01 Dosis Maksimal (DM) 02 Lethal Dose 50 03 04 Lethal Dose 100
  • 26. Thank you Insert the title of your subtitle Here

Editor's Notes

  1. Efek obat adalah hal yang dapat diobservasi maka obat digolongkan sesuai dengan efeknya. Misalnya, analgesik-antipiretik, hipnotik-sedatif, spasmolitik, hipoglikemik, obat hipertensi dan sebagainya.
  2. Pemberian dosis obat haruslah tepat karena jika dosis terlalu rendah, maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih, bisa menimbulkan efek toksik atau keracunan bahkan kematian.
  3. Dosis terapi atau dosis lazim adalah takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan. Dosis maksimal (DM) adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan. Dosis maksimal bukan merupakan batas yang harus mutlak ditaati. Lethal dose 50 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan. Lethal dose 100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100% ewan percobaan.
  4. Dosis toksis adalah takaran pemberian obat yang dapat menyebabkan keracunan, tetapi tidak menyebabkan kematian. Dosis sinergis, bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih bahan obat yang berDM dan menpunyai efek yang sama maka dihitung DM gabungann yang tidak boleh lebih dari satu.