2. Sejarah ilmu farmakognosi
1. Kebiasaan primitif
Upacara adat
Kepercayaan
Mistik
Kesusastraan
2. Masa Yunani-Romawi-Islam
Hiprokrates: lifestyle, environment, dietary, psychotherapy
Dioscoroides (collected 500 plants and writes Materia Medica)
Galen: active dynamic force
Ibnu Sina (Avicenna), ar Rhazi (Rhazes): action, indication, contra, drug-organ,
duration, toxicity, dosage and administration.
3. 3. Di indonesia :
Dulu : adanya peninggalan Kitab Primbon R. Soemodidjojo, buku
Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang (Sudarman M dan Harsono
RM), buku yang ditulis oleh Prof, K. Heyne tahun 1927.
Sekarang: Jamu, Fitofarmaka, Herbal terstandar
Farmakognosi Farmakon: Obat
Gnosis : Ilmu atau Pengetahuan
4. Farmakognosi : merupakan salah satu ilmu
yang mempelajari tentang bagian-bagian
tanaman atau hewan dan mineral yang dapat
digunakan
melewati
sebagai obat alami yang telah
berbagai macam uji seperti uji
uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan
biofarmasetika
Membahas Aspek Biologi, Kimia, Biokimia,
Fisika, Farmakologi, Budidaya, dan cara
pembuatan sediaan dan aspek ekonominya
5. RUANG LINGKUP
Dalam arti yang luas farmakognosi meliputi :
Sejarah Perdagangan
Penyebaran Identifikasi
Kultivasi Evaluasi
Koleksi Pengawetan
Seleksi Pemakaian
Preparasi Isi zat berkhasiat dan khasiatnya
Isolasi, sintesa zat yang berkhasiat yang terdapat dalam
tumbuhan dan cara isolasi berdasarkan darimana zat berkhasiat
lebih mendalam di pelajari dalam fitokimia.
6. Faktor yang mendorong masyarakat Indonesia
menggunakan obat Herbal
Efek samping yang lebih kecil
Ketidakpuasan terhadap obat modern,
Timbulnya kesadaran akan gaya hidup sehat yang
lebih cenderung pada unsur pencegahan dan harga
relative lebih murah,
Persepsi masyarakat bahwa karena berasal dari bahan
alam, maka obat tradisional itu aman perlu diluruskan.
7. Dalam Industri obat herbal ada 3 pihak yang terkait erat
:petani, industri dan konsumen.
Peran petani sangat menentukan untuk menghasilkan
suatu simplisia yang memenuhi standar mutu sebagai bahan
baku.
Mengingat bahwa kandungan kimia aktif dalam
tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal (tempat tumbuh
meliputi: tanah, suhu, iklim, cuaca panen dan pasca panen)
dan internal.
8. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain berupa bahan
yang telah dikeringkan (Materia Medica Indonesia).
Menurut (FHI Edisi II, 2017) Simplisia adalah bahan obat alam yang telah
dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami proses
pengolahan. Pengeringan dapat dilakukan dengan dijemur di bawah sinar
matahari, di angin-anginkan atau menggunakan oven, kecuali dinyatakan lain
suhu pengeringan dengan oven tidak lebih dari 50-60ºC.
11. Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif,
keamanan maupun kegunaannya, maka simplisia
harus memenuhi persyaratan minimal.
Untuk dapat memenuhi persyaratan
minimal tersebut, ada beberapa faktor yang
berpengaruh, antara lain adalah:
1. Bahan baku simplisia
2. Proses pembuatan simplisia
3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia
12.
13. 1. Sortasi Basah : untuk memisahkan kotoran atau bahan asing
lainnya. Seperti, kerikil, rumput, akar yang telah rusak maupun
organ lainnya
2. Pencucian :untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya
yang melekat pada bahan simplisia
3. Perajangan :untuk memperluas permukaan bahan
mempermudah proses ekstraksi
4. Pengeringan :pengeringan yang baik dengan oven dibawah 40-
60oC dan pengeringan dibawah sinar matahari tidak langsung
14. 5. Sortasi Kering : untuk memisahkan kotoran, bahan organik
asing, dan simplisia yang rusak akibat proses sebelumnya. Sortasi
kering ini juga dilakukan untuk memilih simplisia kering yang
bermutu baik.
6. Penggilingan : penggilingan dilakukan dari simplisia menjadi
serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat
kehalusan tertentu.
7. Pengayakan : pada proses ini dilakukan untuk memperoleh
serbuk simplisia dengan ukuran yang seragam
15.
16.
17.
18.
19. Pemeriksaan Makroskopik Simplisia
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati morfologi luar dari buah
segar dan simplisia yaitu bentuk, warna, ukuran dan bau (Depkes RI, 1995).
Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Simplisia
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk melihat fragmen-fragmen yang terdapat pada
serbuk simplisia . Pemeriksaan mikroskopik yang dilakukan terhadap serbuk simplisia
dengan cara menaburkan diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan kloralhidrat, lalu
ditutup dengan kaca penutup, kemudiaan diamati dibawah mikroskop dengan berbagai
perbesaran (Depkes RI, 1995).