SlideShare a Scribd company logo
PERTEMUAN II
Amri Bakhtiar
SIMPLISIA
Amri Bakhtiar
MATERI
1. Definisi simplisia
2. Pembagian simplisia
3. Teknologi pembuatan simplisia
4. Tahapan pembuatan simplisa
5. Pemeriksaan mutu simplisa
Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah
yang pergunakan sebagai obat
yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain simplisia
merupakan bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat
tanaman.
Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix,
Lignum, Fructus, Semen. Eksudat: Gummi
arabicum, tragacan
Simplisia Hewani
Simplisia hewani yaitu simplisia yang
dapat berupa hewan utuh, bagian
dari hewan atau zat berguna yang
dihasilkan hewan, tetapi bukan
bukan berupa zat kimia murni.
Contoh : hormon, enzym, tulang
Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral yaitu
simplisia yang berupa pelikan atau
mineral yang belum diolah atau
telah diolah secara sederhana, akan
tetapi belum atau bukan berupa zat
murni.
Contoh : CaCO3, kaolin
BUDIDAYA PASCA PANEN
KUALITAS
SIMPLISIA
KANDUNGAN PENAMPILAN EFEK
KIMIA FISIS TERAPI
Pembuatan Simplisia
 Bahan baku
 Dasar pembuatan
 Proses pembuatan
Bahan Baku
 Tumbuhan liar
 Tanaman budidaya (GAP)
Tumbuhan liar
Adalah tumbuhan
Yang tumbuh sendiri di
hutan,pekarangan ,
pagar-pagar, atau di
tempat lain.
Tumbuhan liar kurang
baik dijadikan sumber
simplisia .
Tumbuhan liar
o Persediaan terbatas.
o Mutu tidak seragam
o Permintaan banyak
bisa tanaman
mengalami kepunahan
Tanaman Budidaya
Jenis tanaman diketahui
dengan jelas
Umur panen tanaman dapat
ditetapkan
Lingkungan dapat diatur
Tanaman Budidaya
 Jenis tanaman diketahui dengan jelas
 Umur panen tanaman dapat ditetapkan
 Lingkungan dapat diatur
 Mutu simplisia dapat terjamin.
 Persediaan bisa tergantung kebutuhan.
 Mutu bisa seragam .
 Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.
 Penyakit tanaman bisa diawasi.
 Gen tanaman bisa dikontrol
Teknologi Pembuatan simplisa
 Pengeringan
 Fermentasi
 Memerlukan air
 Perlakuan khusus
Pengeringan Simplisia
Fermentasi Cokelat
Perlakuan khusus (Gambir)
Tahapan Pembuatan
 Pengumpulan bahan baku
 Faktor yang mempengaruhi
 Bagian tanaman yang digunakan
 Umur dan waktu panen
 Lingkungan tempat tumbuh
Panen
• Bunga :
diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu
bunga belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri
sebaiknya di panen sebelum mekar
 Buah :
dikumpulkan pada saat buah telah tua tetapi belum masak
 Biji :
Pada saat buah telah masak
.
Panen
 Daun :
dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada waktu
hampir berbunga .
 Kulit batang dan kayu :
dipanen pada saat tanaman telah cukup umur.
 Umbi lapis :
Panen dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimal dan
pertumbuhan bagian atas tanah berhenti.
Panen
• Rhizoma-Radix :
Panen setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan terdapat
zat penumbuh yaitu auxin.
Jika pertumbuhan telah selesai berarti tumbuhan sudah cukup
tua.
Pada zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila
umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan.
Panen
• Rhizoma :
dipanen saat sudah tua/kering karena kadar amylumnya tinggi,
kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah.
Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil baik: daun-daun
sudah layu dan kering.
• Herba :
dipanen ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga .
Bunga
Panen daun
Pegagan (Centella asiatica)
Buah Makasar /Malua
Biji pala
Kulit Manis
Kulit kina
Akar
Rimpang
Cara Panen atau pengumpulan
 Kulit batang
Batang utama dan cabang dikelupas dengan ukuran
panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa
fenol digunakan alat pengelupas bukan logam .
• Batang
Cabang dengan diameter tertentu dipotong-potong
dengan panjang tertentu pula.
Cara Panen atau pengumpulan
 Kayu
Batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut
setelah kulit dikelupas.
• Daun
Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik dengan
tangan satu persatu.
• Bunga
Kuncup atau bunga mekar, mahkota bunga atau daun
bunga, dipetik dengan tangan.
Cara Panen atau pengumpulan
 Pucuk
Pucuk berbunga dipetik dengan tangan (mengandung
daun muda dan bunga)
• Akar
Dari bawah permukaan tanah, dipotong dengan
ukuran tertentu.
• Rimpang (Rhizoma)
Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang
dengan ketebalan tertentu.
Cara Panen atau pengumpulan
 Umbi lapis
Tanaman dicabut, umbi dipisah dari daun dan akar
dengan memotongnya, kemudian dicuci.
• Buah
Masak, hampir masak , dipetik dengan tangan.
• Biji
Buah dipetik, dikupas kulit buahnya menggunakan
tangan, pisau atau digilas, biji dikumpulkan dan
dicuci.
Pasca Panen
 Sortasi basah
 Pencucian
 Perajangan
 Pengeringan
 Sortasi kering
 Pengepakan dan penyimpanan
 Pemeriksaan mutu
SORTASI BASAH
 TUJUAN : Untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan
asing lain) dari bahan simplisia.
 Pembersihan simplisia dari tanah dapat mengurangi jumlah
kontaminasi mikrobiologi.
PENCUCIAN
 TUJUAN : membersihkan / menghilangkan tanah dan
kotoran lain yang melekat.
 Frazier (1978):
- Pencucian satu kali mengurangi jumlah mikroba 25%
jumlah mikroba awal
- Pencucian tiga kali jumlah mikroba tertinggal 47%
 Air harus bersih : mata air, air sumur, PAM
 Air harus bebas dari bakteri Pseudomonas, Proteus,
Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter,
Escherichia coli.
PERAJANGAN
 TUJUAN : Mempemudah proses selanjutnya, untuk
pengeringan, penggilingan, pengepakan
 Tanaman yang baru dipanen, sebelum dirajang terlebih
dulu dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.
 Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran tertentu.
PENGERINGAN
 TUJUAN : Untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lebih
lama.
 Suhu pengeringan tergantung pada simplisia dan cara
pengeringan
 Pengeringan dapat dilakukan pada suhu 30 0 – 90 0 (terbaik
60 0).
 Untuk simplisia mengandung bahan aktif tidak tahan panas
atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu
serendah mungkin atau dengan cara pengeringan vakum.
Sortasi kering
Tujuan :
untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman
yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada
atau tertinggal pada simplisia kering.
Pengepakan dan penyimpanan
 Pengepakan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah
dikeringkan.
 Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas
maupun karung goni.
 Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk
yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan,
dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun
dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk
dan rupa yang menarik.
 Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya
menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.
Pengepakan dan penyimpanan
 Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun di ruang ber AC.
 Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan
berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara
yang lembab dan panas.
 Perlakuan simplisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat
menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia
tanaman obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air
dan kadar minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan.
 Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus diperhatikan adalah
cara penanganan yang tepat dan higienes. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia.
Parameter standar mutu simplisia
 TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai Farmakope
Herbal Indonesia, Materia medika Indonesia, Farmakope
Indonesia dan United state pharmacopeia dan buku resmi
yang disetujui pemerintah.
 MAKSUD : keseragaman komponen aktif, keamanan,
kegunaan / khasiat agar sediaan obat selalu tetap bermutu
dan berkhasiat
 SEDIAKAN contoh-contoh simplisia pembanding
Parameter standar mutu simplisia
1. Organoleptik
2. Makroskopik
3. Mikroskopik
4. Uji histokimia
5. Parameter non spesifik
- Kadar air
- Kadar abu total
- Kadar abu tak larut asam
- Cemaran residu pestisida
- Cemaran logam berat
- Cemaran mikroba
6. Parameter spesifik
- Kadar sari larut air dan Kadar sari larut alkohol
- Kadar zat aktif/zat identitas/ profil kromatografi
Organoleptik
 Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan
organ-organ termasuk perasa, bau, peraba.
 Pemeriksaan meliputi :
 Bentuk dan ukuran
 Warna luar dan bentuk permukaan
 Warna dalam
 Bau dan rasa.
 Cara ini terutama di lakukan terhadap organ
tumbuh-tumbuhan misal : Folium, Cortex,
Lignum
MAKROSKOPIK :
Menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan
persyaratan dalam monografi materia medika Indonesia atau
farmakope herbal Indonesia.
Mikroskopis
Dilakukan pemeriksaan : - irisan
- serbuk
Guna : - penyusun / komposisi fragmen
- karakteristik
Informasi : - kebenaran simplisia
- adanya pengotoran fragmen
- penggantian / pemalsuan
Pengamatan : Di bawah mikroskop dengan pembesaran dengan
pembesaran 10 kali atau lebih.
Pereaksi yang digunakan :
- Air untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen dan
fructus.
- Kloral hidrat : untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya.
- Aqua-iod : untuk melihat amilum, NaoH/KOH untuk melihat
lignum dan FeCl3 untuk melihat tanin.
Uji Histokimia
untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman.
Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan
tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula
sehingga mudah dideteksi.
Pengujian ini biasanya dilakukan pada sayatan melintang
simplisia, tetapi dapat pula dilakukan pada serbuk.
Daftar Pustaka
 Materia Medika Indonesia
 Farmakope herbal Indonesia
 Cara Pembuatan Simplisia
 Teknologi bahan alam

More Related Content

What's hot

BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
Dokter Tekno
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
Dokter Tekno
 
Pill
PillPill
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Abulkhair Abdullah
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
Annie Rahmatillah
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
Akfar ikifa
 
Glikosida Jantung
Glikosida Jantung Glikosida Jantung
Glikosida Jantung
fatmanurhaliza24
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
Robby Candra Purnama
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
Dadang Muhammad Hasyim
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Sri Ariesty
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
Sapan Nada
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
Ani Suyono
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
Sapan Nada
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
Herni Yunita
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 

What's hot (20)

BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Pill
PillPill
Pill
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Glikosida Jantung
Glikosida Jantung Glikosida Jantung
Glikosida Jantung
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 

Similar to PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt

pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
PaulaEstikaWugaGani
 
Materi 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdfMateri 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdf
youstiana rusita
 
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptxSIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
LarahmanIsni
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptx
ekasaputri27
 
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIAPRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
MugarBakti1
 
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.pptpertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
chilonkduppa
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
mayavivianti
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
Sainal Edi Kamal
 
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMAFARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
aptsitisamaniyah
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
Nodd Nittong
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
ElisWijayani
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
HotnaDoharniSiregar
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
Surya Amal
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
ssusera89b03
 
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptxPPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
WindahMaria1
 
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakanPersentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
Dwi Atmoko
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
Dina Lubis
 
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaBahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
AIAT East Java
 

Similar to PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt (20)

pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
 
Materi 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdfMateri 3. Simplisia.pdf
Materi 3. Simplisia.pdf
 
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptxSIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
SIMPLISIA tumbuhan flos fructus semen.pptx
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptx
 
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIAPRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA
 
Tahapan simplisia
Tahapan simplisiaTahapan simplisia
Tahapan simplisia
 
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.pptpertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
pertemuan 2PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN BAHAN BAKU.ppt
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
 
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMAFARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
FARMAKOGNOSI FARMASI UNIVERSITAS PERTEMUAN PERTAMA
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
 
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
1. Farmakognosi (Sejarang dan Ruang Lingkup).pptx
 
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
PENGARUH FAKTOR BIOLOGI DAN GEOGRAFI BAHAN ALAM FARMASI TERHADAP KUALITAS BAH...
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
 
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptxPPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
PPT P5 MINGGU 2 Mengenal jenis-jenis sayuran.pptx
 
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakanPersentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
Persentasi tentang pakan buatan, mengenalkan pembuatan bahan baku pakan
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Laporan 6
Laporan 6Laporan 6
Laporan 6
 
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaBahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikultura
 

More from yulis adriana

PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.pptPRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
yulis adriana
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
yulis adriana
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
yulis adriana
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
yulis adriana
 
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilang
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilangCara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilang
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilangyulis adriana
 
Buah n sayur sebagai kecantikan
Buah n sayur sebagai kecantikanBuah n sayur sebagai kecantikan
Buah n sayur sebagai kecantikanyulis adriana
 

More from yulis adriana (7)

PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.pptPRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
 
Tanaman obat ppt
Tanaman obat pptTanaman obat ppt
Tanaman obat ppt
 
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilang
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilangCara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilang
Cara memecahkan masalah pesan galat ntldr hilang
 
Buah n sayur sebagai kecantikan
Buah n sayur sebagai kecantikanBuah n sayur sebagai kecantikan
Buah n sayur sebagai kecantikan
 

Recently uploaded

Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 

Recently uploaded (20)

Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 

PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt

  • 3. MATERI 1. Definisi simplisia 2. Pembagian simplisia 3. Teknologi pembuatan simplisia 4. Tahapan pembuatan simplisa 5. Pemeriksaan mutu simplisa
  • 4. Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang pergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan.
  • 5. Simplisia Nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix, Lignum, Fructus, Semen. Eksudat: Gummi arabicum, tragacan
  • 6. Simplisia Hewani Simplisia hewani yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan bukan berupa zat kimia murni. Contoh : hormon, enzym, tulang
  • 7. Simplisia Pelikan atau Mineral Simplisia pelikan atau mineral yaitu simplisia yang berupa pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi belum atau bukan berupa zat murni. Contoh : CaCO3, kaolin
  • 8. BUDIDAYA PASCA PANEN KUALITAS SIMPLISIA KANDUNGAN PENAMPILAN EFEK KIMIA FISIS TERAPI
  • 9. Pembuatan Simplisia  Bahan baku  Dasar pembuatan  Proses pembuatan
  • 10. Bahan Baku  Tumbuhan liar  Tanaman budidaya (GAP)
  • 11. Tumbuhan liar Adalah tumbuhan Yang tumbuh sendiri di hutan,pekarangan , pagar-pagar, atau di tempat lain. Tumbuhan liar kurang baik dijadikan sumber simplisia .
  • 12. Tumbuhan liar o Persediaan terbatas. o Mutu tidak seragam o Permintaan banyak bisa tanaman mengalami kepunahan
  • 13. Tanaman Budidaya Jenis tanaman diketahui dengan jelas Umur panen tanaman dapat ditetapkan Lingkungan dapat diatur
  • 14. Tanaman Budidaya  Jenis tanaman diketahui dengan jelas  Umur panen tanaman dapat ditetapkan  Lingkungan dapat diatur  Mutu simplisia dapat terjamin.  Persediaan bisa tergantung kebutuhan.  Mutu bisa seragam .  Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.  Penyakit tanaman bisa diawasi.  Gen tanaman bisa dikontrol
  • 15. Teknologi Pembuatan simplisa  Pengeringan  Fermentasi  Memerlukan air  Perlakuan khusus
  • 19. Tahapan Pembuatan  Pengumpulan bahan baku  Faktor yang mempengaruhi  Bagian tanaman yang digunakan  Umur dan waktu panen  Lingkungan tempat tumbuh
  • 20. Panen • Bunga : diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu bunga belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri sebaiknya di panen sebelum mekar  Buah : dikumpulkan pada saat buah telah tua tetapi belum masak  Biji : Pada saat buah telah masak .
  • 21. Panen  Daun : dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada waktu hampir berbunga .  Kulit batang dan kayu : dipanen pada saat tanaman telah cukup umur.  Umbi lapis : Panen dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimal dan pertumbuhan bagian atas tanah berhenti.
  • 22. Panen • Rhizoma-Radix : Panen setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan terdapat zat penumbuh yaitu auxin. Jika pertumbuhan telah selesai berarti tumbuhan sudah cukup tua. Pada zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan.
  • 23. Panen • Rhizoma : dipanen saat sudah tua/kering karena kadar amylumnya tinggi, kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah. Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil baik: daun-daun sudah layu dan kering. • Herba : dipanen ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum. Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga .
  • 24. Bunga
  • 31. Akar
  • 33. Cara Panen atau pengumpulan  Kulit batang Batang utama dan cabang dikelupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang yang mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan alat pengelupas bukan logam . • Batang Cabang dengan diameter tertentu dipotong-potong dengan panjang tertentu pula.
  • 34. Cara Panen atau pengumpulan  Kayu Batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut setelah kulit dikelupas. • Daun Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik dengan tangan satu persatu. • Bunga Kuncup atau bunga mekar, mahkota bunga atau daun bunga, dipetik dengan tangan.
  • 35. Cara Panen atau pengumpulan  Pucuk Pucuk berbunga dipetik dengan tangan (mengandung daun muda dan bunga) • Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong dengan ukuran tertentu. • Rimpang (Rhizoma) Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang dengan ketebalan tertentu.
  • 36. Cara Panen atau pengumpulan  Umbi lapis Tanaman dicabut, umbi dipisah dari daun dan akar dengan memotongnya, kemudian dicuci. • Buah Masak, hampir masak , dipetik dengan tangan. • Biji Buah dipetik, dikupas kulit buahnya menggunakan tangan, pisau atau digilas, biji dikumpulkan dan dicuci.
  • 37. Pasca Panen  Sortasi basah  Pencucian  Perajangan  Pengeringan  Sortasi kering  Pengepakan dan penyimpanan  Pemeriksaan mutu
  • 38. SORTASI BASAH  TUJUAN : Untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari bahan simplisia.  Pembersihan simplisia dari tanah dapat mengurangi jumlah kontaminasi mikrobiologi.
  • 39. PENCUCIAN  TUJUAN : membersihkan / menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat.  Frazier (1978): - Pencucian satu kali mengurangi jumlah mikroba 25% jumlah mikroba awal - Pencucian tiga kali jumlah mikroba tertinggal 47%  Air harus bersih : mata air, air sumur, PAM  Air harus bebas dari bakteri Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter, Escherichia coli.
  • 40. PERAJANGAN  TUJUAN : Mempemudah proses selanjutnya, untuk pengeringan, penggilingan, pengepakan  Tanaman yang baru dipanen, sebelum dirajang terlebih dulu dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.  Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.
  • 41. PENGERINGAN  TUJUAN : Untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama.  Suhu pengeringan tergantung pada simplisia dan cara pengeringan  Pengeringan dapat dilakukan pada suhu 30 0 – 90 0 (terbaik 60 0).  Untuk simplisia mengandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu serendah mungkin atau dengan cara pengeringan vakum.
  • 42. Sortasi kering Tujuan : untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering.
  • 43. Pengepakan dan penyimpanan  Pengepakan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan.  Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung goni.  Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.  Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.
  • 44. Pengepakan dan penyimpanan  Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber AC.  Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas.  Perlakuan simplisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan.  Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus diperhatikan adalah cara penanganan yang tepat dan higienes. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia.
  • 45. Parameter standar mutu simplisia  TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai Farmakope Herbal Indonesia, Materia medika Indonesia, Farmakope Indonesia dan United state pharmacopeia dan buku resmi yang disetujui pemerintah.  MAKSUD : keseragaman komponen aktif, keamanan, kegunaan / khasiat agar sediaan obat selalu tetap bermutu dan berkhasiat  SEDIAKAN contoh-contoh simplisia pembanding
  • 46. Parameter standar mutu simplisia 1. Organoleptik 2. Makroskopik 3. Mikroskopik 4. Uji histokimia 5. Parameter non spesifik - Kadar air - Kadar abu total - Kadar abu tak larut asam - Cemaran residu pestisida - Cemaran logam berat - Cemaran mikroba 6. Parameter spesifik - Kadar sari larut air dan Kadar sari larut alkohol - Kadar zat aktif/zat identitas/ profil kromatografi
  • 47. Organoleptik  Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan organ-organ termasuk perasa, bau, peraba.  Pemeriksaan meliputi :  Bentuk dan ukuran  Warna luar dan bentuk permukaan  Warna dalam  Bau dan rasa.  Cara ini terutama di lakukan terhadap organ tumbuh-tumbuhan misal : Folium, Cortex, Lignum
  • 48. MAKROSKOPIK : Menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji. Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi materia medika Indonesia atau farmakope herbal Indonesia.
  • 49. Mikroskopis Dilakukan pemeriksaan : - irisan - serbuk Guna : - penyusun / komposisi fragmen - karakteristik Informasi : - kebenaran simplisia - adanya pengotoran fragmen - penggantian / pemalsuan Pengamatan : Di bawah mikroskop dengan pembesaran dengan pembesaran 10 kali atau lebih. Pereaksi yang digunakan : - Air untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen dan fructus. - Kloral hidrat : untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya. - Aqua-iod : untuk melihat amilum, NaoH/KOH untuk melihat lignum dan FeCl3 untuk melihat tanin.
  • 50. Uji Histokimia untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi. Pengujian ini biasanya dilakukan pada sayatan melintang simplisia, tetapi dapat pula dilakukan pada serbuk.
  • 51. Daftar Pustaka  Materia Medika Indonesia  Farmakope herbal Indonesia  Cara Pembuatan Simplisia  Teknologi bahan alam