Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pembagian, teknologi pembuatan, dan pemeriksaan mutu simplisia. Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat tanpa pengolahan lanjut dan dapat berasal dari nabati, hewani atau mineral. Teknologi pembuatan simplisia mencakup tahapan pengumpulan, pengeringan, sortasi, dan pengemasan untuk memenuhi standar mutu.
Dokumen tersebut membahas tentang simplisia, yaitu bahan obat alami yang belum mengalami perubahan. Terdapat tiga jenis simplisia yakni nabati, hewani, dan mineral. Simplisia nabati berasal dari tanaman liar dan budidaya, yang namanya menggunakan nama latin spesies tanaman dan bagiannya. Proses pembuatan simplisia meliputi pengumpulan, sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengep
Ekstrak dan tingtur adalah sediaan herbal yang dibuat dengan mengekstrak bahan alami menggunakan pelarut. Ekstrak didapat dengan mengeringkan ekstrak cair atau encer, sedangkan tingtur adalah ekstrak cair. Terdapat beberapa metode ekstraksi seperti maserasi, perkolasi, dan dekoksi. Contoh sediaan ekstrak dan tingtur antara lain ekstrak kunyit, tingtur menyan, dan tingtur propolis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang farmakognosi, termasuk definisi, sejarah perkembangan, aspek yang dibahas, dan bagian-bagian tanaman obat yang mengandung zat berkhasiat.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang simplisia, yaitu bahan obat alami yang belum mengalami perubahan. Terdapat tiga jenis simplisia yakni nabati, hewani, dan mineral. Simplisia nabati berasal dari tanaman liar dan budidaya, yang namanya menggunakan nama latin spesies tanaman dan bagiannya. Proses pembuatan simplisia meliputi pengumpulan, sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengep
Ekstrak dan tingtur adalah sediaan herbal yang dibuat dengan mengekstrak bahan alami menggunakan pelarut. Ekstrak didapat dengan mengeringkan ekstrak cair atau encer, sedangkan tingtur adalah ekstrak cair. Terdapat beberapa metode ekstraksi seperti maserasi, perkolasi, dan dekoksi. Contoh sediaan ekstrak dan tingtur antara lain ekstrak kunyit, tingtur menyan, dan tingtur propolis.
1. Dokumen tersebut membahas tentang farmakognosi, termasuk definisi, sejarah perkembangan, aspek yang dibahas, dan bagian-bagian tanaman obat yang mengandung zat berkhasiat.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis jamu tradisional Indonesia beserta bahan-bahannya dan cara pembuatannya. Jenis-jenis jamu yang dijelaskan antara lain jamu beras kencur, jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunyit, jamu sinom, jamu pahitan, dan jamu uyup-uyup.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan dan standarisasi simplisia sebagai bahan obat tradisional. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu simplisia diantaranya bahan baku, proses pengolahan, dan penyimpanan. Proses pembuatan simplisia meliputi pengumpulan bahan, sortasi, pencucian, pengeringan, sortasi kering, dan pengepakan. Standarisasi meliputi uji parameter mutu, identifikasi, dan skrining fitokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis organ tumbuhan seperti umbi, cormus, lignum, caulis, dan tuber yang digunakan dalam farmakognosi. Organ-organ tersebut dijelaskan karakteristik, contoh tanaman, dan kandungan kimia serta manfaatnya.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis alkaloid beserta contohnya dari tanaman. Ada 9 jenis alkaloid yang dijelaskan secara singkat yaitu alkaloid tropana, indol, piridin dan piperidin, imidazole, quinolin, isoquinolin, steroid, purin, dan diterpen beserta contoh tanaman dan kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman obat Indonesia dan simplisia. Ia menjelaskan definisi farmakognosi dan istilah-istilah terkait seperti fitofarmaka, zoofarmaka, dan aromaterapi. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup farmakognosi dan proses pembuatan simplisia mulai dari pengumpulan, sortasi, pencucian, pengeringan, hingga penyimpanan.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari bagian gula (glikon) dan bagian bukan gula (aglikon). Glikosida memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam sistem regulatori dan pertahanan tubuh. Terdapat banyak senyawa glikosida yang aktif farmakologi sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapeutik seperti glikosida jantung, laksatif, analgesik, dan antiinflamasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pil, termasuk definisi pil, syarat sediaan pil yang baik, macam-macam sediaan pil, tujuan pemberian sediaan pil, kerugian pil, formula pil, tahapan peracikan pil, dan beberapa contoh resep pil.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis jamu tradisional Indonesia beserta bahan-bahannya dan cara pembuatannya. Jenis-jenis jamu yang dijelaskan antara lain jamu beras kencur, jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunyit, jamu sinom, jamu pahitan, dan jamu uyup-uyup.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan dan standarisasi simplisia sebagai bahan obat tradisional. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu simplisia diantaranya bahan baku, proses pengolahan, dan penyimpanan. Proses pembuatan simplisia meliputi pengumpulan bahan, sortasi, pencucian, pengeringan, sortasi kering, dan pengepakan. Standarisasi meliputi uji parameter mutu, identifikasi, dan skrining fitokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis organ tumbuhan seperti umbi, cormus, lignum, caulis, dan tuber yang digunakan dalam farmakognosi. Organ-organ tersebut dijelaskan karakteristik, contoh tanaman, dan kandungan kimia serta manfaatnya.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis alkaloid beserta contohnya dari tanaman. Ada 9 jenis alkaloid yang dijelaskan secara singkat yaitu alkaloid tropana, indol, piridin dan piperidin, imidazole, quinolin, isoquinolin, steroid, purin, dan diterpen beserta contoh tanaman dan kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman obat Indonesia dan simplisia. Ia menjelaskan definisi farmakognosi dan istilah-istilah terkait seperti fitofarmaka, zoofarmaka, dan aromaterapi. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup farmakognosi dan proses pembuatan simplisia mulai dari pengumpulan, sortasi, pencucian, pengeringan, hingga penyimpanan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tanaman ciplukan (Physalis angulata). Ia menjelaskan tentang klasifikasi, kandungan zat aktif, kegunaan, dan proses pembuatan simplisia daun ciplukan melalui tahapan pengumpulan, sortasi basah dan kering, pencucian, porajangan, pengeringan, pengepakan, dan penyimpanan. Dokumen ini juga membahas hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan aktivitas antihip
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman obat untuk memperoleh hasil yang berkualitas tinggi. Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pengolahan hasil panen untuk memperoleh simplisia yang bermutu. Dokumen juga menjelaskan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh simplisia agar dapat digunakan secara medis.
Istilah farmakognosi (pharmacognosy) berasal dari bahasa latin, Pharmacon : Bahan obat yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral dan Gnosis : Ilmu. Farmakognosi adalah ilmu biogenik atau obat dan racun yang berasal dari alam. Hal ini berhubungan dengan semua tumbuhan obat, termasuk tumbuhan yang menghasilkan campuran kompleks, yang digunakan dalam bentuk herba kasar atau ekstrak (fitoterapi), senyawa-senyawa murni seperti morfin, dan makanan yang mempunyai manfaat tambahan bagi kesehatan (nutraseutika).
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaAIAT East Java
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi panen dan pasca panen benih hortikultura. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian ketuaan panen dan kematangan, indikator ketuaan panen seperti visual, fisik, kimia, dan fisiologis, serta proses penanganan benih baik basah maupun kering untuk beberapa komoditas seperti tomat, cabai, pepaya, semangka, dan terong.
Soxhletasi adalah proses ekstraksi yang menggunakan pelarut secara berulang-ulang untuk mengekstraksi senyawa kimia dari bahan alam. Metode ini melibatkan pemanasan pelarut di bawah titik didihnya sehingga uap pelarut mengembun di atas sampel, melarutkan senyawa yang diinginkan. Proses ini berulang sampai semua senyawa ter ekstraksi. Alat utama soxhletasi terdiri dari labu, ekstraktor,
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah
yang pergunakan sebagai obat
yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain simplisia
merupakan bahan yang telah
dikeringkan.
5. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat
tanaman.
Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
Contoh : Folium, Herba, Flos, Cortex, Radix,
Lignum, Fructus, Semen. Eksudat: Gummi
arabicum, tragacan
6. Simplisia Hewani
Simplisia hewani yaitu simplisia yang
dapat berupa hewan utuh, bagian
dari hewan atau zat berguna yang
dihasilkan hewan, tetapi bukan
bukan berupa zat kimia murni.
Contoh : hormon, enzym, tulang
7. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral yaitu
simplisia yang berupa pelikan atau
mineral yang belum diolah atau
telah diolah secara sederhana, akan
tetapi belum atau bukan berupa zat
murni.
Contoh : CaCO3, kaolin
11. Tumbuhan liar
Adalah tumbuhan
Yang tumbuh sendiri di
hutan,pekarangan ,
pagar-pagar, atau di
tempat lain.
Tumbuhan liar kurang
baik dijadikan sumber
simplisia .
12. Tumbuhan liar
o Persediaan terbatas.
o Mutu tidak seragam
o Permintaan banyak
bisa tanaman
mengalami kepunahan
14. Tanaman Budidaya
Jenis tanaman diketahui dengan jelas
Umur panen tanaman dapat ditetapkan
Lingkungan dapat diatur
Mutu simplisia dapat terjamin.
Persediaan bisa tergantung kebutuhan.
Mutu bisa seragam .
Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.
Penyakit tanaman bisa diawasi.
Gen tanaman bisa dikontrol
19. Tahapan Pembuatan
Pengumpulan bahan baku
Faktor yang mempengaruhi
Bagian tanaman yang digunakan
Umur dan waktu panen
Lingkungan tempat tumbuh
20. Panen
• Bunga :
diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu
bunga belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri
sebaiknya di panen sebelum mekar
Buah :
dikumpulkan pada saat buah telah tua tetapi belum masak
Biji :
Pada saat buah telah masak
.
21. Panen
Daun :
dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada waktu
hampir berbunga .
Kulit batang dan kayu :
dipanen pada saat tanaman telah cukup umur.
Umbi lapis :
Panen dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimal dan
pertumbuhan bagian atas tanah berhenti.
22. Panen
• Rhizoma-Radix :
Panen setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan terdapat
zat penumbuh yaitu auxin.
Jika pertumbuhan telah selesai berarti tumbuhan sudah cukup
tua.
Pada zingiberaceae umumnya di anggap cukup tua bila
umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan.
23. Panen
• Rhizoma :
dipanen saat sudah tua/kering karena kadar amylumnya tinggi,
kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah.
Sebagai tanda dimana rhizome dapat diambil baik: daun-daun
sudah layu dan kering.
• Herba :
dipanen ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga .
33. Cara Panen atau pengumpulan
Kulit batang
Batang utama dan cabang dikelupas dengan ukuran
panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa
fenol digunakan alat pengelupas bukan logam .
• Batang
Cabang dengan diameter tertentu dipotong-potong
dengan panjang tertentu pula.
34. Cara Panen atau pengumpulan
Kayu
Batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut
setelah kulit dikelupas.
• Daun
Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik dengan
tangan satu persatu.
• Bunga
Kuncup atau bunga mekar, mahkota bunga atau daun
bunga, dipetik dengan tangan.
35. Cara Panen atau pengumpulan
Pucuk
Pucuk berbunga dipetik dengan tangan (mengandung
daun muda dan bunga)
• Akar
Dari bawah permukaan tanah, dipotong dengan
ukuran tertentu.
• Rimpang (Rhizoma)
Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang
dengan ketebalan tertentu.
36. Cara Panen atau pengumpulan
Umbi lapis
Tanaman dicabut, umbi dipisah dari daun dan akar
dengan memotongnya, kemudian dicuci.
• Buah
Masak, hampir masak , dipetik dengan tangan.
• Biji
Buah dipetik, dikupas kulit buahnya menggunakan
tangan, pisau atau digilas, biji dikumpulkan dan
dicuci.
38. SORTASI BASAH
TUJUAN : Untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan
asing lain) dari bahan simplisia.
Pembersihan simplisia dari tanah dapat mengurangi jumlah
kontaminasi mikrobiologi.
39. PENCUCIAN
TUJUAN : membersihkan / menghilangkan tanah dan
kotoran lain yang melekat.
Frazier (1978):
- Pencucian satu kali mengurangi jumlah mikroba 25%
jumlah mikroba awal
- Pencucian tiga kali jumlah mikroba tertinggal 47%
Air harus bersih : mata air, air sumur, PAM
Air harus bebas dari bakteri Pseudomonas, Proteus,
Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter,
Escherichia coli.
40. PERAJANGAN
TUJUAN : Mempemudah proses selanjutnya, untuk
pengeringan, penggilingan, pengepakan
Tanaman yang baru dipanen, sebelum dirajang terlebih
dulu dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.
Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran tertentu.
41. PENGERINGAN
TUJUAN : Untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lebih
lama.
Suhu pengeringan tergantung pada simplisia dan cara
pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan pada suhu 30 0 – 90 0 (terbaik
60 0).
Untuk simplisia mengandung bahan aktif tidak tahan panas
atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu
serendah mungkin atau dengan cara pengeringan vakum.
42. Sortasi kering
Tujuan :
untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman
yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada
atau tertinggal pada simplisia kering.
43. Pengepakan dan penyimpanan
Pengepakan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah
dikeringkan.
Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas
maupun karung goni.
Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk
yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan,
dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun
dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk
dan rupa yang menarik.
Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya
menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.
44. Pengepakan dan penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun di ruang ber AC.
Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan
berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara
yang lembab dan panas.
Perlakuan simplisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapat
menurunkan jumlah patogen yang dapat meng-kontaminasi simplisia
tanaman obat (Berlinda dkk, 1998). Dosis ini tidak merubah kadar air
dan kadar minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3 - 6 bulan.
Jadi sebelum disimpan pokok utama yang harus diperhatikan adalah
cara penanganan yang tepat dan higienes. Hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai tempat penyimpanan simplisia.
45. Parameter standar mutu simplisia
TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai Farmakope
Herbal Indonesia, Materia medika Indonesia, Farmakope
Indonesia dan United state pharmacopeia dan buku resmi
yang disetujui pemerintah.
MAKSUD : keseragaman komponen aktif, keamanan,
kegunaan / khasiat agar sediaan obat selalu tetap bermutu
dan berkhasiat
SEDIAKAN contoh-contoh simplisia pembanding
46. Parameter standar mutu simplisia
1. Organoleptik
2. Makroskopik
3. Mikroskopik
4. Uji histokimia
5. Parameter non spesifik
- Kadar air
- Kadar abu total
- Kadar abu tak larut asam
- Cemaran residu pestisida
- Cemaran logam berat
- Cemaran mikroba
6. Parameter spesifik
- Kadar sari larut air dan Kadar sari larut alkohol
- Kadar zat aktif/zat identitas/ profil kromatografi
47. Organoleptik
Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan
organ-organ termasuk perasa, bau, peraba.
Pemeriksaan meliputi :
Bentuk dan ukuran
Warna luar dan bentuk permukaan
Warna dalam
Bau dan rasa.
Cara ini terutama di lakukan terhadap organ
tumbuh-tumbuhan misal : Folium, Cortex,
Lignum
48. MAKROSKOPIK :
Menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan
persyaratan dalam monografi materia medika Indonesia atau
farmakope herbal Indonesia.
49. Mikroskopis
Dilakukan pemeriksaan : - irisan
- serbuk
Guna : - penyusun / komposisi fragmen
- karakteristik
Informasi : - kebenaran simplisia
- adanya pengotoran fragmen
- penggantian / pemalsuan
Pengamatan : Di bawah mikroskop dengan pembesaran dengan
pembesaran 10 kali atau lebih.
Pereaksi yang digunakan :
- Air untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen dan
fructus.
- Kloral hidrat : untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya.
- Aqua-iod : untuk melihat amilum, NaoH/KOH untuk melihat
lignum dan FeCl3 untuk melihat tanin.
50. Uji Histokimia
untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman.
Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan
tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula
sehingga mudah dideteksi.
Pengujian ini biasanya dilakukan pada sayatan melintang
simplisia, tetapi dapat pula dilakukan pada serbuk.
51. Daftar Pustaka
Materia Medika Indonesia
Farmakope herbal Indonesia
Cara Pembuatan Simplisia
Teknologi bahan alam