SlideShare a Scribd company logo
Topik 2
Simplisia
Dalam buku Materia Medika Indonesia, ditetapkan definisi bahwa simplisia adalah
bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan
menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati
adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhsn atau eksudat tumbuhan.
Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara
tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI,
2000). Simplisia nabati sering berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering
berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang, kayu,
bagian bunga dan sebagainya. Di samping itu, terdapat eksudat seperti gom, lateks,
tragakanta, oleoresin, dan sebagainya.
Materia Medika Indonesia merupakan pedoman bagi simplisia yang akan dipergunakan
untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk
keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Namun, simplisia yang dijelaskan disini
adalah simplisia nabati yang secara umum merupakan produk hasil pertanian tumbuhan
obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi
bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap diproses selanjutnya, yaitu:
Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum (jamu)
Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus)
Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya
melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian.
Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop)
tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg (konstan) karena disadari
adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta proses
pasca panen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga pendapat bahwa variabel tersebut
tidak besar akibatnya pada mutu ekstrak nantinya dan dapat dikompensasi dengan
penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan
inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat
produknya. Usaha untuk mengajegkan variabel tersebut dapat dianggap sebagai usaha untuk
menjaga keajegan mutu simplisia.
Dalam perkembangan selanjutnya, tahapan usaha menjamin keajegan kandungan
kimia diserahkan pada tahapan teknologi fitofarmasi. Produk tumbuhan obat dari tahap
pertanian, yaitu simplisia berubah posisi menjadi bahan dasar awal serta ekstrak sebagai
bahan baku obat dan produk sediaan.
Variasi senyawa kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan obat (in vivo)
disebabkan oleh aspek sebagai berikut:
Genetik (bibit)
Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)
Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh)
Panen (waktu dan pasca panen)
Besarnya variasi senyawa kandungan meliputi baik jenis ataupun kadarnya sehingga
timbul jenis (spesies) lain yang disebut kultivar. Namun sebaliknya bahwa kondisi dimana
variabel tersebut menghasilkan produk yang optimal atau bahkan unggulan secara kimia,
maka dikenal obsesi adanya bibit unggul dan produk unggulan serta daerah sentra
agrobisnis, dimana tumbuhan obat unggulan tersebut ditanam.
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan
mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontaminasi,
dan stabilitas bahan. Namun demikian, simplisia sebagai produk olahan, variasi senyawa
kandungan dapat diperkecil, diatur dan diajegkan. Hal ini karena penerapan iptek pertanian
pasca panen yang terstandar.
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung,
dapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum:
Simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3 parameter mutu umum
suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari
kontaminasi kimia dan biologis) serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan
transportasi)
Simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap diupayakan
memenuhi 3 paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu quality-safety-
efficacy (mutu-aman-manfaat)
Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap
respon biologis harus mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis
dan kadar) senyawa kandungan.
Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan
untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan
sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus memenuhi
persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Standarisasi suatu
simplisia tidak lain merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan
penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya.
Dalam bentuk bahan dan produk kefarmasian baru, yaitu ekstrak, maka selain
persyaratan monografi bahan baku (simplisia), juga diperlukan persyaratan parameter
standar umum dan spesifik. Parameter spesifik ekstrak yang sebagian besar berupa analisis
kimia yang memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan kadar) nantinya

lebih banyak tercantum di buku khusus monografi ekstrak tumbuhan obat. Demikian juga
dari data analisis kimia ini, dapat menentukan aspek bisnis sebagai komoditi produk galenik
dan proses teknologi fitofarmasi dalam rangkaian produksi produk jadi mengandung ekstrak.
Berdasarkan trilogi mutu-aman-manfaat, maka simplisia sebagai bahan baku ekstrak
tetap harus lebih dahulu memenuhi persyaratan monografinya, yaitu buku Materia Medika
Indonesia. Dan kemudian dalam proses seterusnya, produk ekstrak juga harus memenuhi
persyaratannya, yaitu parameter standar umum dan spesifiknya dalam buku monografi.
Dalam farmakognosi, selain tumbuhan yang benar-benar digambarkan sebagai sumber
simplisia untuk obat, juga dipelajari sumber simplisia untuk pangan dan tumbuhan beracun,
karena sering sulit memberi batasan jelas antara tanaman pangan, tanaman obat dan
tanaman beracun. Sebagai contoh, tumbuhan sumber kafein, dan rempah-rempah, lebih
digolongkan kepada tumbuhan pangan daripada tumbuhan obat, meskipun diketahui
keduanya bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya mempunyai
aktivitas biologi dan dapat bersifat toksik pada pemberian dengan dosis kuat pada manusia.
Demikian pula, beberapa jenis tanaman pangan yang telah jelas masuk dalam golongan
tanaman pangan ditelaah dalam farmakognosi, karena nilai nutrisinya. Selain itu, beberapa
tanaman yang digolongkan dalam tumbuhan beracun pada penggunaan dosis rendah dapat
digunakan sebagai obat, misalnya kurare, digitalis, tanaman sumber racun anak panah
Strychnos nuxvomica, dan lain-lain.
Jenis tanaman lain adalah golongan tanaman industri, seperti tanaman sumber
minyak, lemak, minyak atsiri, serat, karet dan lain-lain juga digunakan dalam farmasi
meskipun lebih banyak sebagai bahan baku bagi industri sabun, parfum, tekstil dan lain-lain.
Bidang fitokimia telah berkembang dengan pesat. Meskipun demikian, masih banyak
tumbuhan yang perlu diteliti. Pada penelitian bahan alam, untuk menjadi suatu obat
diperlukan berbagai bidang seperti botani, fitokimia, farmakologi, kimia medisinal, klinik dan
farmasetika (untuk dijadikan bentuk modern).
Simplisia hewan, seperti halnya dengan simplisia dari tumbuhan diperoleh dari
hewan piaraan atau hewan liar. Hewan liar harus diburu, misalnya ikan paus, menjangan dan
lain-lain.
Untuk mendapatkan simplisia dengan kondisi optimum maka diusahakan sejauh
mungkin hewan untuk simplisia berasal dari hewan piaraan seperti pada tumbuhan
dibudidaya, misal tawon untuk menghasilkan madu yang baik.
Bahan obat seperti lanolin, produk susu, hormon, produk endokrin dan beberapa
enzim diperoleh dari hewan piaraan seperti domba, sapi, babi dan sebagainya. Sebagai
sumber produk kelenjar hewan dan enzim biasanya rumah penjagalan, dan dalam jumlah
besar dapat dijadikan bahan obat dalam farmasi. Mengenai proses dan pemurnian bahan
dari hewan tergantung dari simplisia masing-masing.
Materi farmakognosi sem genap

More Related Content

What's hot

PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoidTrie Marcory
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)
Miira Mizhha As-Sauby
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
Dokter Tekno
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
Syahrir Ghibran
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
Wulung Gono
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Ranny Rolinda R
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Aprizal Tsumaruto
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
fatmanurhaliza24
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
FarmakognosiWulung Gono
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
Taofik Rusdiana
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
 
Sejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasianSejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasian
Raida Widyani
 
Flos
FlosFlos

What's hot (20)

PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Biosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunder
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Sejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasianSejarah kefarmasian
Sejarah kefarmasian
 
Flos
FlosFlos
Flos
 

Similar to Materi farmakognosi sem genap

Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
IbanevBlo
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
ShesanthiCitrariana
 
Obat herbal
Obat herbalObat herbal
Obat herbal
LilisKarlinda1
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
fatunStikes
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
AnisyachAni1
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamuHana Asri
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
Amirullah Latarissa
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
LastryNatalia
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
lenarainy13
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
ANWAR568579
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Haniatur Rohmah
 
Obat
ObatObat
Obat
uhnyunhy21
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Ay-ay Berliant
 
Definisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasijDefinisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasij
Jurig Gaul
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Vina Widya Putri
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun tehmiftahurrahmah
 

Similar to Materi farmakognosi sem genap (20)

Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Obat herbal
Obat herbalObat herbal
Obat herbal
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamu
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Modul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdfModul Farmakologi 1-15.pdf
Modul Farmakologi 1-15.pdf
 
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptxkonsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
konsep farmakologi-biomedik 1.presentptx
 
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines okPendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
Pendahuluan Fitoterapi herbal medicines ok
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbalPeranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
Peranan bioteknologi dan mikroba endofit dalam pengembangan obat herbal
 
Definisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasijDefinisi profesi farmasij
Definisi profesi farmasij
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun teh
 

More from apotek agam farma

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
apotek agam farma
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
apotek agam farma
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
apotek agam farma
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
apotek agam farma
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
apotek agam farma
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
apotek agam farma
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
apotek agam farma
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
apotek agam farma
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
apotek agam farma
 
Regresi
RegresiRegresi

More from apotek agam farma (20)

Tugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus statTugas pak dr.agus stat
Tugas pak dr.agus stat
 
Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994Tugas beda kbk degan k 1994
Tugas beda kbk degan k 1994
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3Proposal tesis bab 1,2,3
Proposal tesis bab 1,2,3
 
Manajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santriManajemen pendidikan karakter santri
Manajemen pendidikan karakter santri
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbkMakalah kurikulum kbk
Makalah kurikulum kbk
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbkBeda kurikulum 1994 dengan kbk
Beda kurikulum 1994 dengan kbk
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Tugas dr.hendri
Tugas dr.hendriTugas dr.hendri
Tugas dr.hendri
 
Presentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasiPresentasi manajemen organisasi
Presentasi manajemen organisasi
 
Tugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum pptTugas analisis kurikulum ppt
Tugas analisis kurikulum ppt
 
Makalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum pptMakalah kurikulum ppt
Makalah kurikulum ppt
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Analisis kurikulum
Analisis  kurikulumAnalisis  kurikulum
Analisis kurikulum
 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
 
Latihan 1 statistika
Latihan 1 statistikaLatihan 1 statistika
Latihan 1 statistika
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 

Recently uploaded

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

Materi farmakognosi sem genap

  • 1. Topik 2 Simplisia Dalam buku Materia Medika Indonesia, ditetapkan definisi bahwa simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhsn atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000). Simplisia nabati sering berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga dan sebagainya. Di samping itu, terdapat eksudat seperti gom, lateks, tragakanta, oleoresin, dan sebagainya. Materia Medika Indonesia merupakan pedoman bagi simplisia yang akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Namun, simplisia yang dijelaskan disini adalah simplisia nabati yang secara umum merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap diproses selanjutnya, yaitu: Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum (jamu) Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus) Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian. Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar (wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg (konstan) karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta proses pasca panen dan preparasi akhir. Walaupun ada juga pendapat bahwa variabel tersebut tidak besar akibatnya pada mutu ekstrak nantinya dan dapat dikompensasi dengan penambahan/pengurangan bahan setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat produknya. Usaha untuk mengajegkan variabel tersebut dapat dianggap sebagai usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia. Dalam perkembangan selanjutnya, tahapan usaha menjamin keajegan kandungan kimia diserahkan pada tahapan teknologi fitofarmasi. Produk tumbuhan obat dari tahap pertanian, yaitu simplisia berubah posisi menjadi bahan dasar awal serta ekstrak sebagai bahan baku obat dan produk sediaan.
  • 2. Variasi senyawa kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan obat (in vivo) disebabkan oleh aspek sebagai berikut: Genetik (bibit) Lingkungan (tempat tumbuh, iklim) Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh) Panen (waktu dan pasca panen) Besarnya variasi senyawa kandungan meliputi baik jenis ataupun kadarnya sehingga timbul jenis (spesies) lain yang disebut kultivar. Namun sebaliknya bahwa kondisi dimana variabel tersebut menghasilkan produk yang optimal atau bahkan unggulan secara kimia, maka dikenal obsesi adanya bibit unggul dan produk unggulan serta daerah sentra agrobisnis, dimana tumbuhan obat unggulan tersebut ditanam. Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontaminasi, dan stabilitas bahan. Namun demikian, simplisia sebagai produk olahan, variasi senyawa kandungan dapat diperkecil, diatur dan diajegkan. Hal ini karena penerapan iptek pertanian pasca panen yang terstandar. Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum: Simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3 parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis) serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan transportasi) Simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap diupayakan memenuhi 3 paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu quality-safety- efficacy (mutu-aman-manfaat) Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap respon biologis harus mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan. Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku. Standarisasi suatu simplisia tidak lain merupakan pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang ditetapkan sebelumnya. Dalam bentuk bahan dan produk kefarmasian baru, yaitu ekstrak, maka selain persyaratan monografi bahan baku (simplisia), juga diperlukan persyaratan parameter standar umum dan spesifik. Parameter spesifik ekstrak yang sebagian besar berupa analisis kimia yang memberikan informasi komposisi senyawa kandungan (jenis dan kadar) nantinya
  • 3.  lebih banyak tercantum di buku khusus monografi ekstrak tumbuhan obat. Demikian juga dari data analisis kimia ini, dapat menentukan aspek bisnis sebagai komoditi produk galenik dan proses teknologi fitofarmasi dalam rangkaian produksi produk jadi mengandung ekstrak. Berdasarkan trilogi mutu-aman-manfaat, maka simplisia sebagai bahan baku ekstrak tetap harus lebih dahulu memenuhi persyaratan monografinya, yaitu buku Materia Medika Indonesia. Dan kemudian dalam proses seterusnya, produk ekstrak juga harus memenuhi persyaratannya, yaitu parameter standar umum dan spesifiknya dalam buku monografi. Dalam farmakognosi, selain tumbuhan yang benar-benar digambarkan sebagai sumber simplisia untuk obat, juga dipelajari sumber simplisia untuk pangan dan tumbuhan beracun, karena sering sulit memberi batasan jelas antara tanaman pangan, tanaman obat dan tanaman beracun. Sebagai contoh, tumbuhan sumber kafein, dan rempah-rempah, lebih digolongkan kepada tumbuhan pangan daripada tumbuhan obat, meskipun diketahui keduanya bahwa beberapa senyawa metabolit sekunder yang dikandungnya mempunyai aktivitas biologi dan dapat bersifat toksik pada pemberian dengan dosis kuat pada manusia. Demikian pula, beberapa jenis tanaman pangan yang telah jelas masuk dalam golongan tanaman pangan ditelaah dalam farmakognosi, karena nilai nutrisinya. Selain itu, beberapa tanaman yang digolongkan dalam tumbuhan beracun pada penggunaan dosis rendah dapat digunakan sebagai obat, misalnya kurare, digitalis, tanaman sumber racun anak panah Strychnos nuxvomica, dan lain-lain. Jenis tanaman lain adalah golongan tanaman industri, seperti tanaman sumber minyak, lemak, minyak atsiri, serat, karet dan lain-lain juga digunakan dalam farmasi meskipun lebih banyak sebagai bahan baku bagi industri sabun, parfum, tekstil dan lain-lain. Bidang fitokimia telah berkembang dengan pesat. Meskipun demikian, masih banyak tumbuhan yang perlu diteliti. Pada penelitian bahan alam, untuk menjadi suatu obat diperlukan berbagai bidang seperti botani, fitokimia, farmakologi, kimia medisinal, klinik dan farmasetika (untuk dijadikan bentuk modern). Simplisia hewan, seperti halnya dengan simplisia dari tumbuhan diperoleh dari hewan piaraan atau hewan liar. Hewan liar harus diburu, misalnya ikan paus, menjangan dan lain-lain. Untuk mendapatkan simplisia dengan kondisi optimum maka diusahakan sejauh mungkin hewan untuk simplisia berasal dari hewan piaraan seperti pada tumbuhan dibudidaya, misal tawon untuk menghasilkan madu yang baik. Bahan obat seperti lanolin, produk susu, hormon, produk endokrin dan beberapa enzim diperoleh dari hewan piaraan seperti domba, sapi, babi dan sebagainya. Sebagai sumber produk kelenjar hewan dan enzim biasanya rumah penjagalan, dan dalam jumlah besar dapat dijadikan bahan obat dalam farmasi. Mengenai proses dan pemurnian bahan dari hewan tergantung dari simplisia masing-masing.