Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih amandengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelahkeadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Evakuasi merupakan suatu tindakanpemi ndahan korban dari lokasi kejadian /bencana ke lokasi yg lebih aman pada situasi yg berbahaya,perlu tindakan yang tepat, cepat dan waspada/ cermat
4. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan syarat merujuk penderita dengan metode 4W+1H
(who. When, where, why + how)
Menjelaskan cara pengangkatan & pemindahan pasien darurat
dan non darurat
Menjelaskan sistem mekanika tubuh penolong pada saat
mengangkat pasien trauma atau non trauma
Melakukan evakuasi pasien
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
9. ERA GLOBALISASI, DUNIA TANPA BATAS
KECEPATAN SANGAT MENENTUKAN
DUNIA MENUJU 5.0
INDONESIA BARU BICARA 4.0
KECEPATAN CAHAYA : 299.792.458 METER/DETIK
ATAU
671 JUTA MIL/JAM
10. DI HANDPHONE KITA SUDAH MEMPUNYAI
TEKNOLOGI 4.0
APAKAH SUDAH MERASAKAN TEKNOLOGINYA?
15. 1. Syarat merujuk dengan metode 4W + 1 H
HOW Should I transport? Bagaimana cara pasien akan ditransport?
WHEN should I transfer the patient? Kapan pasien ditransfer?
WHERE should I send the patient? Kemana pasien akan dikirim?
WHO do I transport? Siapa yang di transport?
WHAT is the Problem? Apa masalahnya?
16. 2. Pengangkatan & Pemindahan pasien darurat & non darurat
Memahami mekanik tubuh
Prinsip : Do No Further Harm
Memperhatikan prinsip ergonomi
Jika tidak ada keadaan mengancam Petugas di TKP Stabilkan Pindahkan
Jika ada keadaan mengancam Petugas di TKP Pindahkan Stabilkan
17. Panduan dalam mengangkat penderita
Kenali kemampuan diri & tim
Berjongkok, jangan membungkuk
Dilakukan secara bersama, jika tidak mampu jangan dipaksakan
Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sebelahnya
Tangan yang memegang menghadap kedepan
Tubuh sedekat mungkin dengan beban
18. 3. Sistem mekanika tubuh penolong saat mengangkat pasien
Memahami mekanik tubuh dalam mengangkat Penting Hindari cedera
Teknik pemindahan : Kemampuan otak bukan hanya tenaga (Brain not Brawn)
Kunci cegah cedera : Garis lurus Tulang Belakang
Kerjasama-Komunikasi-Koordinasi Tim sangat diperlukan
19.
20. Rencanakan gerakan seblum mengangkat
Gunakan paha, bukan punggung
Usahakan gerakan tubuh penolong sbg satu kesatuan
Kurangi jarak atau ketinggian
Usahakan berat benda sedekat mungkin dg tubuh penolong
PRINSIP DASAR UNTUK MENCEGAH CEDERA
22. PEMINDAHAN DARURAT
o Situasi membahayakan keselamatan penderita / penolong.
o Menghalangi akses penolong ke penderita lain yg mungkin lebih
parah.
o Lokasinya tidak memungkinkan untuk melakukan RJP
PEMINDAHAN TIDAK DARURAT
o Situasinya tidak membahaya-kan diri penolong & penderita.
o Perawatan darurat di lapangan & pemeriksaan tanda vital telah
diselesaikan.
o Korban dalam keadaan stabil, semua cedera telah ditangani
dengan baik.
o Kecurigaan fraktur servikal & spinal telah diimobilisasi
35. Penggunaan Scopestrecher (1)
1. Siapkan alat
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Stabilkan pasien (ABC)
4. Posisikan terlentang pasien (yang sudah distabilkan)
5. Ukur panjang strecher sesuai panjang pasien
6. Buka scopestrecher
7. Miringkan pasien dengan cara logroll, (satu penolong
mengimobilisasi leher dengan 2 tangan memegang bahu
pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lain
memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi depan,
satu penolong lain memegang pinggang dan kaki pasien)
36. Penggunaan Scopestrecher (2)
8. Miringkan pasien secara bersama2 dari kepala sampai kaki
sekitar 20 derajat, satu penolong lagu memasukkan
scopesctrecher yang sudah dibuka
9. Kedua penolong yang disisi pasien pindah kesisi satunya,
dengan cara yang sama, miringkan kembali pasien
10. Satu penolong lain memasukkan scopesctrecher kemudian
mengunci scoprstrecher
11. Pasien siap dipindahkan
12. Angkat secara bersama, pada saat berjalan, yang ada
didepan adalah kaki pasien
37.
38. Penggunaan LSB
1. Siapkan alat
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Stabilkan pasien (ABC)
4. Posisikan terlentang pasien (yang sudah distabilkan)
5. Miringkan pasien dengan cara logroll, (satu penolong
mengimobilisasi leher dengan 2 tangan memegang bahu
pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lain
memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi
depan, satu penolong lain memegang pinggang dan kaki
pasien)
39. Penggunaan LSB (2)
6. Miringkan pasien secara bersama2 dari kepala sampai kaki
sekitar 90 derajat, satu penolong lagu memasukkan LSB ke
punggung pasien
7. Secara bersama2 miringkan kembali pasien ke posisi
terlentang
8. Pasang headimmobiliser, ikat pasien dengan safety belt
pada bagian dada, pinggang dan kaki
9. Pasien siap dipindahkan
10. Angkat secara bersama, pada saat berjalan, yang ada
didepan adalah kaki pasien
40.
41.
42.
43.
44.
45. Penderita diselimuti
Jangan tinggalkan pasien sendiri diatas brangkar
Jelaskan pasien tujuan perjalanan
Sedapat mungkin lakukan straping
Posisi mendorong, Kaki pasien didepan
Didalam ambulans, posisi kepala didepan
Pasien dalam persalinan posisi dlm ambulan kepala dibelakang
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
46. TRANSPORTASI PENDERITA
Cukup ruang agar penderita
dapat diposisikan terlentang.
AMBULANS DARAT
Cukup tinggi untuk petugas
berdiri dalam melakukan
tindakan yang diperlukan selama
perjalanan
Dapat memuat dua penderita
dan petugas.
1
3
2
47.
48. Identitas kendaraan yang jelas (jenis ambulans)
Dilengkapi peralatan medis dan non medis untuk
penanganan penderita
Dilengkapi alat komunikasi (radio, telepon mobil
atau telepon seluler)
Cukup tinggi untuk peletakkan cairan infus yang
diberikan ke penderita (min 90 cm)
7
6
5
4
49. ▪ Sepanjang perjalanan lakukan survei primer dan survei
sekunder, catat setiap tindakan yang dilakukan dan
perubahan – perubahan yang spesifik yang terjadi.
▪ Beberapa hal yang harus dimonitor selama transportasi
penderita :
Kesadaran penderita
Tanda – tanda vital (RR,TD,N)
Daerah luka bila ada