Obat-obat emergensi yang kerap digunakan antara lain epinefrin, norepinefrin, dopamin, dobutamin dan atropin. Epinefrin merupakan obat yang digunakan untuk menangani reaksi alergi berat, henti jantung pada resusitasi jantung paru (RJP), serta tekanan darah turun akibat syok.
2. Obat Emergency
Obat yg dibutuhkan untuk mengatasi keadaan gawat
darurat
Disiapkan dan disediakan ditempat yg mudah dijangkau
Semua petugas harus tahu tempatnya
Tempat tidak tidak dirubah – rubah
Obat harus selalu siap pakai
Harus 4 tepat : Dosis, Waktu, Cara, Dx.
6. Obat Resusitasi Jantung Paru
Adrenaline / Ephineprine
Indikasi : Asistole
PEA / EMD
FV dan FT tanpa nadi carotis
Kontra Indikasi : pasien normal
Cara Pemberian : Intra Vena
Dosis : 1 mg. diulang setiap 3 – 5 menit
Dapat diberikan intra traceal dosis 3 – 10 X
7. Cara kerja
Merangsang reseptor adrenergik
Meningkatkan aliran darah ke jantung
Meningkatkan aliran daarah ke otak
Merangsang / menstimulasi reseptor Alpha dan Beta
Reseptor Alpha tahanan perifer
Kec.vascularisasi cerebral tensi
Beta Inotropik & kronotropik
8.
9. Adrenalin pada Anafilaktik
Ringan : tanpa shock tidak perlu
Sedang : 0,25 – 0,50 mg.
Berat : 0.50 – 1 mg
Diberikan : IV, IM, SC, trantraceal
Adrenaline 1 ampul = 1 mg. = 1 cc.
Kalau perlu dapat diulang setelah 5 – 10 mt.
Dikombinasi :
Dexametason 100 – 200 mg / delladril 1cc
Aminofilin 5 – 10 cc. bila ada wheezing
10. Apa saja alergen-nya ?
Serbuk sari, makanan (laut, kacang)
Obat-obat
Procain, lidocain
antibiotika bisa cross-sensitive (penicillin dan cephalosporin)
Transfusi darah dan produknya
albumin, plasma, FFP
Bahan infus lain (dextran, HES, gelatin)
Bahan kimia (contrast media, latex)
13. Shock
GANGGUAN PERFUSI PERIFER
Raba telapak tangan
* Hangat, Kering, Merah : NORMAL
* Dingin, Basah, Pucat : SHOCK
Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
* Merah kembali < 2 detik : NORMAL
* Merah kembali > 2 detik : SHOCK
* Bandingkan dengan tangan pemeriksa
14. Shock Anafilaksis
Baringkan telentang datar
Tungkai & kaki ditinggikan (posisi shock)
Suntikkan adrenalin
sc atau iv atau transtracheal
Berikan oksigen, anti-histamin, steroid, pasang infus
Resusitasi
15.
16. Amiodaron
Indkasi : Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel Tachikardi
Diberikan setelah DC shock ke - 3
sebelum shock ke - 4
Dosis : bolus 300 mg.
dapat diulang setelah 5 menit 150 mg.
ROSC diteruskan dgn drip 900 mg.
dalam 24 jam
Bila tidak ada amiodaron ganti lidokain 1 mg
Perkilo bb. Dapat diulang 3 – 5 menit
17.
18. Lidocaine, Lignocaine,
Xylocain
Indikasi : Mengatasi gangguan irama
- VT / VF
- PVC multipel, multifocal
- PVC salvo R on T
Antiarhytmi Drug.
- PVC multipel, multifocal
bigemini, solvo R on T
19. Mencegah VT dan VF
Meningkatkan VF threhold
Hati – hati pada : - cardiogenikshock
- decomp. Cordis
- usia > 70 tahun
- hepatic disease
Dosis :
1. 1 mg / kg bb slow IV bolus
dilanjutkan kontinyu 1 – 4 mg.
per kg.bb / menit
larutan 0,5 – 1mg / cc
20. 2. Bolus tambahan
dosis : 0,5 – 1mg / kg.bb / 8 – 10 menit
dosis maximal dalam satu jam pertama
total 3 mg / kg.bb.
3. Pemberian jangkah panjang
dosis : 1mg – 2mg / kg.bb / menit
diberikan secara drip
Ideal Serum Level 1 – 5 mcg / cc
OVERDOSIS
slurred speech, konvulsi, somnolence
21. ATROPIN
Indikasi : meningkatkan frekuensi jantung
untuk sinus bradicardi
incomplete AV blok
Melawan efek kolinergik :
penurun HR
penurunan tekanan sistemik
penurunan tekanan darah
Golongan parasimpatolitik / vagoitik
Tonus vagal menurun melawan efek kolinergik
22. Dosis
- Untuk bradicardi : 0.5 mg IV, max 3 mg.
- Untuk RJPO : 1 mg. IV, total 3 mg.
Atropin digunakan untuk bradicardi dan
Asistole untuk menurunkan tonus vagal
dan memperbaiki sistim konduksi
Atrioventrikuler.
Hati – hati pada IMA dan iskemia dapat
Menyebabkan takhikardi deman oksigen
Memperluas infak, merangsang VT / VF
23. Obat Resusitasi Jantung Paru
- Adrenalin
- Atropin
- Lidocain
Dapat diberikan sacara :
- Intra Venous - Intra Osseus
- trans tracheal dgn dosis 3 – 10 X – IV
Tidak boleh intracardial karena :
- menghentikan CPR
- nekrosis otot jantung
- menyebabkan infark
25. Dopamin
Inotropik : merangsang efek alfa dan beta
adrenergik untuk kontrktilitas
miocard, CO dan tensi
Efek vasopresor : reseptor beta – cardiac
inotropik action.
Alfa – vasokontriksi -
tahanan perifer
26. Efek pada parameter hemodinamik
Dosis Reseptor Efek
Rendah dopanergik diuresis
0.5 – 5 ug B1 kontraktilitas
B2 tahanan perf
Sedang B1 CO,HR,BP
5 – 10 ug B2 tahanan perf
Tinggi B1 CO,SVR,BP
Alfa Vasokotriksi
perifer
27. Contoh kasus
Dawasa 45 th. Bb.50 kg.
Memerlukan Dopamin 5 ug / mcg
Rumus : mcg x bb x menit
oplosan
Pasien diatas mendapatkan Dopamin
berapa cc per jam
28. Cara mengencerkan dopamin
1 ampul dopamin = 200 mg. = 5 cc
Diencerkan dengan D 5% / PZ – 40 cc
Jadi : 200 / 40 = 5 mg. / cc = 5000 mrg./cc
Rumus : 1mcg x 50 x 60
5000 mcg
1 mcg = 0,6 2 = 1.2 3 = 1,8 4 = 2,4
5 = 3,0 6 = 3,6 7 = 4,2
32. Dobutamin 250 mg = 5 cc
Diencerkan dengan PZ, D5% - 50 cc
Jadi 250 / 50 = 5 mg / cc = 5000 mcg / cc
Rumus mcg x bb x menit
5000 mcg.
33. Noradrenaline
Indikasi : Septic shock
Dosis : 25 – 200 nanogram
Noradrenaline
Digunakan untuk memperbaiki sirkulasi
karena berefek simpatometik
34. Lain - lain
Kortikosteroid
- Perbaikan paru krn gangguan inhalasi
- Mengurangi odema cerebri
Sodium Bicarbonat
- Menetralkan asam pd jaringan iskemik
- Ph < 7,2 harus diterapi
- NaHCO3 berlebihan metab alkalosis
- K + keluar dari sel VT / VF
35. VT / VF Cardiac arrest
CPR selama 10 menit tidak ROSC dugaan cardiac arrest
disebabkan Hyperkalemia
Dasis : 1mEq / kg.bb tiap 10 menit bisa
diulang 0,5 mEq kg.bb.
( NaHCO3 8,4%, 1 ml = 1 mEq)
Rumus NaHCO3 = BE x kg.bb x 0,3
36. Shock
( hypovolumi / kardiogenik )
asidosis metabolik
Na-bikarbonat
dikoreksi bila
- Ph < 7,20
jangan diberi - BE > - 10
Na - bikarbonat
38. Morphine
Indikasi : mengatasi nyeri berat
Dosis : 0,1 mg / kg.bb. IM atau SC
1/3 – ½ mg dosis IM
0,5 – 2 mg / jm syring pump
Khasiat analgesik berdasarkan :
1. Meninggikan ambang nyeri lebih jelas
bila diberikan sebelum nyeri timbul
2. Merubah sensasi nyeri
3. Faktor tidur dimana ambang rangsang nyeri
39. Diazepam
Premidikasi dosis : 5 – 10 mg oral / IM
Induksi dosis : 0,16 – 0,32 mg IV
Suplemen regional : 5 – 10 mg IV
Suplemen IV anest : ketamin
Penggunaan lain : Eklampsia
Kejang
Tetanus
40. MIDAZOLAM
Derivet golongan Imidazo-benzodiazepin
Tergolong sedatif / hipnotik
Tidak menyebabkan nyeri suntik, thrombosis, amnesia
anterograde
Omset cepat 1,5 – 2,5 menit, peak cepat
Waktu paru eliminasi cepat 2 – 6 jam
Sediaan : 5 mg dalam 5 cc
15 mg dalam 3 cc
42. Succinyl – Choline = Suxametonium
Flakon
Bubuk putih
Sediaan 100 mg atau 500 mg
Pengenceran : 5 cc atau 25 cc
dengan PZ atau aquadest
Dosis : I mg / kg.bb. IV
50 – 75 mg dapat melumpuhkan
pernafasan selama 2 - 4 mg.
Pemberian obat ini harus dengan control
pernafasan
43. Rocuronium
Non depolarizing
Intubasi dgn dosis 1 mg / kg.bb dicapai
dalam 60 detik denga dosis 0,6 mg/kg
Pemulihan
Dosis 0,45 mg / kg.bb selama 21 menit
Dosis 0,6 mg / kg.bb selama 30-40 mt
46. Pengertian VITAMIN
Kata “vitamin” berasal dari bahasa latin, yaitu
gabungan dari kata “vital” artinya “hidup” dan
“amina (amin)” yang mengacu pada suatu
gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N).
Pengertian ini didasarkan pada konsep awal
penemuan vitamin, yaitu semua vitamin dianggap
mengandung atom N. Akan tetapi, pada akhirnya
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali
tidak memiliki atom N (Bender, 2003)
47. Nama generik vitamin Vitamer (nama kimia vitamin) Pro-vitamin
Vitamin A Retinol, retinal, asam retinoat β-karoten
kriptoxantin
Vitamin D Kolekalsiferol (D3), Ergokalsiferol (D2)
Vitamin E α-tokoferol, γ-tokoferol
Vitamin K Filokuinon (K1), Menakuinon (K2),
menadion(K3)
Vitamin C Asam askorbat, asam dehidroaskorbat
Vitamin B1 Tiamin
Vitamin B2 Riboflavin
Vitamin B3 (niacin) Asam nikotinat, nikotinamida
Vitamin B6 (piridoksin) Piridoksol, piridoksal, piridoksamin
Vitamin B9 /
Asam Folat (folic acid)
Asam folat, poliglutamil folasin
Vitamin B7/ Biotin Biotin
Vitamin B5 (pantothenic
acid)
Asam pantotenat
Vitamin B12 (cobalamin) Sianokobalamin, hidroksokobalamin,
metilkobalamin
51. VITAMIN larut lemak
Penyimpanan dlm tubuh
disimpan di hati &
jaringan lemak
Dapat bertahan lebih lama
di dalam tubuh (longevity)
dlm bntuk cadangan
Vitamin larut lemak
diserap melalui usus kecil
bersama lemak-lemak
makanan dan
diekskresikan perlahan
Dapat menyebabkan toksisitas.
Krn sifatnya dapat disimpan dlm
tubuh. Umumnya gejala
toksisitas terjadi akibat
penggunaan suplemen vitamin
pada dosis tinggi
53. Vitamin A
• Vitamin A terdapat dalam produk hewani,
produk nabati, maupun dari suplemen
• Vitamin A berfungsi sebagai:
– Pigmen penglihatan di retina
– Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel
– Antioksidan (β-karoten)
54. Hubungan Vitamin A dengan Penglihatan
Copyright 2012, John Wiley & Sons
Canada, Ltd.
55. Vitamin A untuk Ekspresi gen
Copyright 2012, John Wiley & Sons Canada, Ltd.
56. Defisiensi Vitamin A
•Adaptasi pada gelap lebih sulit,
Rabun senja, Xerosis, keratomalasia,
bitot’s spots, xeroftalmia (biasanya
pada gizi buruk
•Gangguan pertumbuhan
•Gangguan kekebalan tubuh
(imunitas)
•Keratinasi kulit
57. Dampak kelebihan VITAMIN A
• Hipervitaminosis terjadi akibat suplementasi jangka panjang
dengan dosis 5 – 10 kali dari kebutuhan gizi yang dianjurkan
(KGA) untuk vitamin A retinoid
• Terdapat 3 jenis dampak kelebihan vitamin A ➔ AKUT,
KRONIS, TERATOGENIK
• Akut: gg. Saluran pencernaan, sakit kepala, penlihatan
kabur, menurunnya koordinasi otot
• Kronik: disebabkan konsumsi berulang diatas RDA lbh dari
10x ➔ penurunan nafsu makan, gg. Pada kulit, sakit
kepala, penurunan mineral tulang, gg hati, perdarahan,
koma
• Teratogenik: aborsi spontan pada ibu hamil dan bayi lahir
cacat termasuk malformasi kongenital (hasil studi di lab
oleh hewan)
• Sedangkan kelebihan beta karoten (hiperkarotenimia) dapat
menyebabkan kulit menjadi kuning-orange
58. Vitamin D
• Biasa disebut dengan “vitamin sinar matahari”
karena diproduksi oleh kulit yang terpapar
sinar UV
• Hanya sedikit makanan mengandung vitamin
D sprti: hati, lemak ikan, minyak ikan, dan
telur
• Vitamin D berguna untuk kesehatan tulang,
fungsi kelenjar paratiroid, regulasi sistem imun
59. Copyright 2012, John Wiley & Sons Canada, Ltd.
Vitamin D dari
sinar UV atau dari
makanan
60. • Anak ➔ riketsia akibat gangguan
mineralisasi tulang
• Dewasa ➔ osteomalasia akibat
demineralisasi tulang
Defisiensi Vitamin D
61. Dampak kelebihan VITAMIN D
• Batas konsumsi vitamin D 50μg/hari atau 2000
IU/hari
• Kondisi kelebihan vitamin D tidak terjadi akibat
konsumsi secara alami dari makanan atau pajanan
sinar UV karena vitamin D di kulit sangat mudah
dipecah.
• Tetapi konsekuensi toksisitas vitamin D sangat
serius, kelebihan vitamin D dapat menyebabkan
kelebihan penyerapan kalsium dan hiperkalsemia.
Penumpukkan kalsium terjadi di ginjal, hati, dan
paru. Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah,
demineralisasi tulang, kelelahan dan disorientasi.
62. Vitamin E
• Vitamin E biasa disebut dgn tokoferol
• Vitamin E merupakan antioksidan
• Penyerapan vitamin E berasal dari absorpsi
lemak
• Jika terjadi defisiensi vitamin E pada bayi baru
lahir maka akan terjadi anemia hemolitik
64. Defisiensi Vitamin E
• Bayi ➔ anemia hemolitik
• Dewasa ➔ miopati, anemia, neuropati, disfungsi
sistem saraf serius, tetapi sangat jarang terjadi
Dampak kelebihan Vitamin E
• Vitamin E relatif tidak toksik, tetapi kelebihan
konsumsi dapat mempengaruhi vitamin K dalam
proses pembekuan darah yang menyebabkan
insufisiensi pembekuan dan risiko perdarahan.
• Toksisitas vitamin E ditetapkan batas atas knsumsi
sebanyak 1000mg atau 1500 UI alfa-tokoferol dari
sumber alami atau 1100 IU dari sumber sintetik.
65. Vitamin K
• Vitamin K dikenal dengan “koagulasi”
• Koagulasi darah yang abnormal pada “mayor
simptom” penyebabnya adalah defisiensi
vitamin K
• Defisiensi vitamin K sangat jarang terjadi di
negara US
66.
67.
68. Defisiensi Vitamin K
• Gangguan pembekuan darah
• Penyakit hemoragik (hemorrhagic disease)
Dampak kelebihan Vitamin K
• Konsumsi vitamin K alami dalam bentuk filokuinon
atau menakuinon menyebabkan peningkatan
jumlah vitamin K, tetapi tidak menyebabkan efek
yang berbahaya.
• Namun, jumlah vitamin K dalam bentuk menadion
(bentuk sintetik vitamin K) yang tinggi dapat
mengakibatkan anemia hemolitik, peningkatan
bilirubin dalam darah, dan kematian bayi baru lahir
69. Sifat VITAMIN larut air
Setelah dikonsumsi dan melalui usus, vitamin larut air akan diserap
kedalam pembuluh darh portal ➔ tidak dapat dipertahankan dlm
jangka waktu lama oleh tubuh, kecuali vitamin B12 (kobalamin)
Penyimpanan vitamin larut air terjadi dari hasil ikatannya dengan
enzim dan transpor protein
Vitamin larut air akan dibuang melalu urin setiap kali kadar dalam
plasma melebihi batas ambang ginjal sehingga tidak menyebabkan
gejala toksisitas
70. Vitamin B
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B3 (niacin)
Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B9 /Asam Folat
Vitamin B7/ Biotin
Vitamin B5 (pantothenic
acid)
12
Vitamin B (cobalamin)
Vitamin C
Asam
askorbat
asam
dehidro-
askorbat
71. B Kompleks
Energy-releasing
• Tiamin, riboflavin,
niacin, biotin, asam
pantotenat, biotin,
vitamin B6
Hematopoetik
• Asam folat dan
kobalamin, vitamin
B6, asam pantotenat
Aktivitas lain
• Seluruh jenis Vitamin
B6, tiamin, asam
folat, niacin
Membantu proses
pembentukan energi
Membantu
pembentukan
komponen sel darah
73. Vitamin B1 (Tiamin)
• Tiamin adalah vitamin B yang pertama dan
kita kenal sebagai Vitamin B1
• Tiamin dapat ditemukan dibanyak makanan
seperti biji-bijian dan kacang-kacangan
• Tiamin membantu produksi energi,
metabolisme karbohirat, dan untuk kesehatan
sistem saraf
74. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin)
• Beri-beri, otot lemah, anoreksia,
takikardia, pembesaran hati, edema
• Gangguan saraf perifer, atau lesi sistem
saraf pusat (wernicke-Korsakoff syndrome)
Kelompok risiko defisiensi
• Pengguna alkohol
• Lansia
• Gangguan penyerapan
75. Vitamin B2 (riboflavin)
• Sumber yang bagus untuk riboflavin adalah produk
susu
• Tanaman yang mengandung riboflavin terdiri dari
jamur, brokoli, asparagus, biji-bijian hijau, sayuran
berdaun
• Sumber dari hewani adalah daging merah dan ikan
• Riboflavin sangat mudah hancur dengan panas dan
terpapar cahaya
• Riboflavin berguna dalam komponen dari “citric acid
cycle” untuk membantu tubuh mengabsorpsi vitamin
lain
76. Defisiensi Vitamin B2
(riboflavin)
• Ariboflavinosis, glositis, hiperemia
• Edema faring dan mukosa membran mulut
• Angular stomatitis photofobia, seborhoic
dermatitis
Kelompok risiko defisiensi
• Pengguna alkohol
• trauma
• Kondisi hipermetabolik
77. Vitamin B3 (niacin)
• Niacin ditambahkan dalam produk tepung di
Amerika Utara
• Defisiensi niacin disebut dgn “pellagra”
• Niacin dapat disintesis dalam tubuh dari asam
amino esensial “tryptophan”
• Niacin berperan dalam produksi energi dan
metabolisme tubuh
79. Defisiensi Vitamin B6
(piridoksin)
•Dermatitis, glositis
•Emosi tidak stabil (convulsion)
•Gangguan metabolisme asam amino
Kelompok risiko defisiensi
• Pengguna alkohol
• lansia
• Penggunaan obat tertentu
80. Vitamin B9 (Asam Folat)
• Ko-enzim folat dibutuhkan untuk sintesis DNA
dan metabolisme beberapa asam amino
• Kadar asam folat yang rendah pada saat
kehamilan awal berhubungan dengan
peningkatan risiko “neural tube defects”
• Kadar asam folat yang rendah juga
berhubungan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung yang berhubungan dengan
metabolisme asam amino homosistein
81. Copyright 2010, John Wiley & Sons, Inc.
Defisiensi ASAM FOLAT menyebabkan
neural tube defect
82. Copyright 2010, John Wiley & Sons, Inc.
Defisiensi ASAM FOLAT menyebabkan
anemia megaloblastik
83. Defisiensi asam folat
•Anemia megaloblastik
•Diare, kelelahan
•Depresi, konvulsif
Kelompok risiko defisiensi
• Pengguna alkohol
• Gangguan penyerapan (malabsorpsi)
• Penggunaan obat tertentu
84. Vitamin B12 (kobalamin)
• Defisiensi kobalamin menyebabkan anemia
pernisiosa
• Anemia pernisiosa➔anemia yang tidak bisa
menyerap zat besi (Fe)
• Asupan asam folat yang berlebih dapat menutupi
kekurangan kobalamin
• Kobalamin paling banyak dalam produk hewani
• Gastritis atrofi dapat menderita defisiensi
kobalamin
86. Vitamin C (asam askorbat)
• Vitamin C dikenal dengan asam askorbat
• Vitamin C dalam makanan dapat dihancurkan
oleh oksigen, cahaya dan panas, kontak
langsung dengan peralatan masak besi
• Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dalam
tubuh, membantu sistem imun, penting untuk
produksi kolagen dan absorpsi Fe
88. Jumlah vitamin yang dapat diserap dan
dimanfaatkan oleh tubuh pada tingkat seluler
Tidak semua vitamin dalam makanan dapat digunakan secara
keseluruhan oleh tubuh. Untuk itu perlu diketahui jumlah
kandungan vitamin dalam setiap bahan makanan agar
diketahui berapa jumlah yang harus dikonsumsi sehingga dapat
terpenuhi kecukupan suatu vitamin
Bioavailabilitas VITAMIN
89. Faktor yang memengaruhi bioavailabilitas vitamin (I)
• Perbedaan vitamer dapat memengaruhi
perbedaan biopotensi
Perbedaan
biopotensi
• Beberapa jenis vitamin dalam bahan makanan atau
makanan hilang selama proses penyimpanan, pengolahan,
dan pemasakan
Kehilangan
vitamin
• Komposisi makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi
penyerapan vitamin pada saat transit di usus, contoh: vitamin A
sangat kurang penyerapannya pada makanan rendah lemak
Efek
makanan
• Pengaruh umur individu akan memengaruhi fungsi gastrointestinal
dalam penyerapan vitamin, contoh: penyerapan vitamin B12 pada
lansia akan menurun akibat turunnya fungsi sel gastrik parietal
Pengaruh
fisiologis
• Penyakit tertentu akan memengaruhi penyerapan, contoh:
penyerapan folat menurun pada penderita sariawan
Status
kesehatan
Sumber: Comb (2012)
90. Faktor yang memengaruhi bioavailabilitas vitamin (II)
Banyak vitamin diserap oleh transpor aktif sehingga memudahkan proses
penyerapan. Namun persentase penyerapan akan menurun pada saat asupan
vitamin meningkat
Vitamin larut lemak (A,D,E,K) diserap dalam bentuk “misel” yang larut dalam
lemak. Penyerapan akan terganggu jika makanan yang dikonsumsi rendah lemak
Penggunaan obat-obatan dan senyawa lainnya yangs ecara alamiah sudah
terdapat dalam makanan akan memengaruhi penyerapan vitamin
Zat yang secara alamiah terdapat dalam makanan dapat berperan sebagai
antivitamin yang dapat berpengaruh pada kerusakan vitamin yang akhirnya
menjadi inaktif
Beberapa vitamin terdapat dalam makanan dalam bentuk kimia (bukan bentuk
aktif) sehingga tidak mudah dihidrolisis oleh enzim selama proses pencernaan
Sumber: Bender (2003)
98. PENDAHULUAN
⚫ Mineral merupakan elemen anorganik yang berasal dari sisa
pembakaran senyawa organik
⚫ Cairan tubuh berkaitan erat dengan elektrolit/mineral yang terlarut di
dalamnya
⚫ Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan
tubuh
Mekanisme transpor pasif (difusi & osmosis) dan transpor aktif
(pompa elektron)
⚫ Penting bagi kehidupan sel → sel harus terus menerus berada dalam
cairan dengan komposisi tertentu
Konsentrasi & komposisi elektrolit berbeda dalam cairan ekstrasel &
intrasel
⚫ Terdapat 4% dari berat badan, paling banyak terkonsentrasi pada
tulang dan gigi
99. FUNGSI MINERAL
1. Unsur penyusun struktur tulang & gigi : (Ca, P, Mg)
2. Pengaturan komposisi cairan tubuh → tekanan osmotik
(extracellular & blood = sodium & klor)
(intracellular = Potassium, fosfor, magnesium)
3. Bagian dari enzim & protein (sulfur termasuk penyusun dari
asam amino methionine & cysteine)
4. Berperan dlm konduksi impuls saraf, kontraksi otot,
koagulasi darah & pengaturan pH
100. KLASIFIKASI MINERAL
1. Berdasarkan kegunaan
▪ Golongan yang esensial
▪ Golongan yang non esensial
2. Berdasarkan jumlah
• Mineral makro
• Mineral mikro
tulang
sistem
tidak
3. Berdasarkan distribusi pada jaringan dan organ tubuh
• Mineral yang didistribusikan pada jaringan
(osteotropic)
• Mineral yang didistribusikan ke dalam
reticuloendothelial.
• Mineral yang didistribusikan pada jaringan yang
spesifik
101. MINERAL ESENSIAL
⚫ Diperlukan dalam proses fisiologis manusia
⚫ Merupakan unsur mineral penting yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis (defisiensi mineral)
⚫ Biasanya terkait dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh.
⚫ Yang termasuk mineral esensial : kalsium (Ca), fosfor (P), kalium
(K), natrium (Na), klorida (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin
(I), dan selenium (Se).
102. MINERAL NON ESENSIAL
⚫ Merupakan golongan mineral yang tidak berguna, atau belum
diketahui kegunaannya dalam tubuh manusia.
⚫ Apabila kadarnya di dalam tubuh lebih dari normal dapat
menyebabkan keracunan.
⚫ Sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
⚫ Yang termasuk mineral non esensial : timbal (Pb), merkuri (Hg),
arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
103. MINERAL MAKRO
⚫ Merupakan mineral yang diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh
⚫ Terdapat dalam tubuh dalam jumlah besar
⚫ Memerlukan protein pembawa untuk absorbsinya. Absorbsinya jarang
lengkap, karena dipengaruhi oleh nutrien dan senyawa lain dalam
makanan (misalnya oksalat & fitat).
⚫ Pengangkutan dan penyimpanan juga perlu protein khusus
⚫ Ekskresi terjadi didalam feses, urine dan keringat
⚫ Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar (> 100 mg/hari)
⚫ Yang termasuk mineral makro : kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium
(Mg), natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl) dan sulfur (S).
104. MINERAL MIKRO
⚫ Merupakan mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit (< 100 mg per hari)
⚫ Umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat
kecil
⚫ Termasuk dalam golongan mineral esensial untuk kehidupan
karena peranannya dalam menunjang kesehatan dan
reproduksi.
⚫ Yang termasuk mineral mikro :besi (Fe), tembaga (Cu), seng
(Zn), Iodium (I), selenium (Se), molibdenun (Mo), mangan
(Mn), fluor (F), krom (Cr).
105. KALSIUM (Ca)
• Pembentukan tulang dan gigi
• Mengatur pembekuan darah
• Katalisator reaksi biologik
• Relaksasi dan kontraksi otot, dengan interaksi protein
yaitu aktin dan myosin
• Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi
kekebalan
• Memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel
• Mengaktifkan reaksi enzim dan pengularan hormon
PERANAN DAN FUNGSI KALSIUM
107. KALSIUM (Ca)
KEBUTUHAN KALSIUM
• Kebutuhan per hari : ± 800 mg/hari
• Kebutuhan kalk 0,5 gram/hari (Depkes)
• Saat hamil perlu tambahan 0,5 gram/hari
• Diet rata-rata terkandung dalam susu 0,4-1,4 gram
108. KALSIUM (Ca)
sempurna dan
• Karies dentis atau kerusakan pada gigi
• Pertumbuhan tulang menjadi tidak
dapat menimbulkan rakhitis
• Apabila bagian tubuh terluka, maka darah akan sukar
membeku, pengeluaran darah akibatnya bertambah.
• Terjadi kekejangan otot
DEFISIENSI KALSIUM
109. FOSFOR (P)
80% Fosfor berada dengan Kalsium, terdapat dalam tulang
dan gigi
10% bergabung dengan protein, lemak, karbohidrat, dan
senyawa lain dalam darah dan otot
10% berbentuk ester fosfat, untuk transfer energi
Kadarnya dalam tubuh = 0,8 – 1,1 % berat badan
110. FOSFOR (P)
PERANAN DAN FUNGSI FOSFOR
• Mempengaruhi semua proses perombakan dan pembentukan
zat
• Membentuk fosfatida, yaitu bagian penting dari plasma
• Pembelahan inti sel dan memindahkan sifat-sifat turunan
• Membentuk matriks tulang (bersama dengan Ca)
• Membantu proses pengerutan otot
• Absorbsi glukosa dan gliserol
• Transpor asam lemak
• Sebagai bagian dari RNA dan DNA
• Membentuk fosfolipid
• Penting dalam senyawa ATP
111. FOSFOR (P)
SUMBER FOSFOR
• Daging merah
• Makanan bersusu
• Ikan unggas
• Roti
• Beras
• Gandum
KEBUTUHAN FOSFOR
• Dewasa : 550 mg per hari
112. ⚫ Terdapat dalam semua sel
⚫ Merupakan kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan
intraselular.
⚫ Terdapat sebanyak 0,5 gram per kilogram jaringan bebas lemak
⚫ 60% berada dalam jaringan tulang
⚫ 1/3 unsur Mg yang tersedia di dalam tubuh bercampur dengan
unsur fosfat, sisanya dalam keadaan bebas melekat pada
permukaan susunan mineral.
MAGNESIUM (Mg)
113. MAGNESIUM (Mg)
• Magnesium berperan penting dalam sistem enzim dalam
tubuh
• Berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologik
(metabolisme energi, KH, lipid, protein, dan asam nukleat)
• Berperan dalam sintesis, degradasi dan stabilitas bahan gen
DNA di dalam semua sel jaringan lunak
• Ekstraselular :
• Transmisi saraf
• Kontraksi otot
• Pembekuan darah
PERANAN DAN FUNGSI MAGNESIUM
114. SUMBER MAGNESIUM
• Cokelat
• Kacang-kacangan
• Ikan laut
• Sayuran hijau
KEBUTUHAN MAGNESIUM
• P: 300 mg per hari; W : 270 mg per hari
DEFISIENSI MAGNESIUM
• Akibat dari gangguan absorbsi, menimbulkan diare
berat, muntah-muntah yang menyebabkan tubuh lemah
dan lesu
MAGNESIUM (Mg)
115. NATRIUM (NA)
⚫ Tubuh manusia menganduk sekitar 1,8 gram Natrium per
kilogram berat badan bebas lemak
⚫ Sebagian besar dijumpai dalam cairan ekstraselular
⚫ Sebagai kation utama dari cairan ekstraselular
Pengendalian osmolaritas dan volume cairan tubuh sangat
tergantung pada ion Na dan rasio NA terhadap ion lainnya.
⚫ Kandungan Natrium dalam plasma sekitar 300-355 mg/100 ml
116. PERANAN DAN FUNGSI NATRIUM
• Transmisi saraf dan Kontraksi otot
• Menjaga tekanan osmotik darah
• Sebagai buffer (Na-karbonat)
• Mempertahankan iritabilitas sel otot
• Komponen anorganik cairan ekstra sel
• Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat
gizi lainnya
SUMBER NATRIUM
• Daging
• Garam
• Mentega
NATRIUM (NA)
117. KEBUTUHAN NATRIUM
• Sekitar 2,5 gram Natrium per hari = 6 gram garam
DEFISIENSI NATRIUM
• Dehidrasi
• Shock
• Gangguan pada jantung
• Kejang otot
• Kelelahan
• Suhu tubuh meningkat
NATRIUM (NA)
118. ⚫ Tubuh mengandung sekitar 2,6 mg kalium per kilogram berat
badan bebas lemak
⚫ Bagian tubuh yang banyak mengandung kalium : sel-sel syaraf
dan otot
yang
⚫ Dalam cairan ekstraseluler jumlahnya hanya sedikit
⚫ Dalam cairan intraseluler merupakan kation penting
berperan dalam keseimbangan pH dan osmolalitas.
KALIUM (K)
119. • Merupakan unsur anorganik yang penting di dalam cairan
inraselular
• Penting dalam transmisi impul-impul syaraf
• Penting untuk kontraksi otot-otot
• Penting untuk pertumbuhan sel tubuh
dan metabolisme
• Penting untuk biosintesis protein
karbohidrat
• Mempengaruhi kerja otot jantung
FUNGSI KALIUM
KEBUTUHAN KALIUM
• Dewasa : 3500 mg per hari
KALIUM (K)
120. menimbulkan
• Terjadi karena ekskresi yang berlebihan melalui ginjal
• Otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat
kelumpuhan
• Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika tidak hati-hati
memungkinkan terlalu banyak kalium masuk ke dalam pembuluh
darah
SUMBER KALIUM
• Pisang
• Alpukat
• Kentang
• Yogurt
• Ikan
• Kurma
DEFISIENSI KALIUM
KALIUM (K)
121. KLORIDA (Cl)
jumlahnya
⚫ Merupakan anion utama dalam cairan ekstraselular
⚫ Dijumpai dalam bentuk perpaduan dengan Na,
sedikit, terikat pada protein
⚫ Klorida dalam darah dan eritrosit (Shift-Cl) merupakan
mekanisme homeostatik utama dalam mengendalikan pH darah
122. • Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit, dan
tekanan osmosis.
• Pembentukan HCl dalam lambung yang berperan
dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak
• Aktivator enzim
• Bahan ion klorit yang penting untuk transfer CO2 dari
darah ke paru
• Mengatur sistem rennin-angiotensin-aldosteron yang
mengatur keseimbangan cairan tubuh.
PERANAN DAN FUNGSI KLORIDA
KLORIDA (Cl)
123. SUMBER KLORIDA
• Garam, Susu, Daging, Telur
KEBUTUHAN KLORIDA
• 15-20 gram per hari
DEFISIENSI KLORIDA
• Kontraksi otot abnormal, Hilangnya rambut dan gigi,
Pencernaan terganggu
KLORIDA (Cl)
124. PERANAN DAN FUNGSI SULFUR
• Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi,
• Merupakan bagian dari tiamin, biotin dan hormon insulin
• Membantu detoksifikasi
• Melarutkan sisa metabolisme
SUMBER SULFUR
• Sayuran, Telur, Daging, Buah-buahan
KEBUTUHAN SULFUR
• 15-30 mg perhari
DEFISIENSI SULFUR
• Anemia, Gondok, Pendengaran berkurang
SULFUR (S)
125. BESI (Fe)
⚫ Tersedia dalam tubuh bersumber dari makanan yang
dikonsumsi setiap hari
⚫ Tidak mudah diserap ke dalam darah
⚫ Penyerapannya dipengaruhi oleh HCl dalam lambung
⚫ Dalam makanan, bentuk ikatan ferro dan ferri.
126. PERANAN DAN FUNGSI BESI
• Pembentukan hemoglobin
• Komponen enzim sitokrom
SUMBER BESI
• Daging, Sayuran hijau, Biji-bijian
KEBUTUHAN BESI
• 0-1 tahun, kebutuhan harian zat besi adalah 7-8 mg
• Terus meningkat sebanyak 1 mg setiap 3-9 tahun.
• Pada usia 13-15 tahun, yaitu 19mg pada pria dan di usia 13-49 tahun
pada wanita, yaitu sebanyak 26 mg
DEFISIENSI BESI
• Anemia
BESI (Fe)
127. • Pada bayi berusia 0-1 tahun, kebutuhan harian zat besi
adalah 7-8 mg dan terus meningkat sebanyak 1 mg setiap 3
tahun hingga berumur 9 tahun. Setelah berumur 9 tahun,
kebutuhan zat besi pada pria dan wanita akan berbeda.
Kebutuhan tertinggi adalah pada usia 13-15 tahun, yaitu 19mg
pada pria dan di usia 13-49 tahun pada wanita, yaitu
sebanyak 26 mg
KEBUTUHAN BESI
• Anemia
DEFISIENSI BESI
BESI (Fe)
128. PERANAN DAN FUNGSI TEMBAGA
• Pembentukan eritrosit dan hemoglobin
• Komponen enzim dan protein
• Aktivitas saraf
• Sintesis substansi seperti hormon
SUMBER TEMBAGA
• Padi-padian, Polong-polongan
• Kerang, Hati
KEBUTUHAN TEMBAGA
• Dewasa 1,2 mg per hari
TEMBAGA (Cu)
129. • Membantu membuat sel baru dan enzim
• Membantu pemrosesan karbohidrat, lemak, protein
• Membantu proses penutupan luka
• Berperan dalam pembentukan kulit
• Berperan dalam pengembangan fungsi sistem
reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma
• Berperan dalam kekebalan tubuh
• Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa
PERANAN DAN FUNGSI SENG
SENG (Zn)
130. SUMBER SENG
• Kerang-kerangan, Keju, Roti, Sereal
KEBUTUHAN SENG
• Pria : 5,5 – 9,5 mg per hari
• Wanita : 4-7 mg per hari
DEFISIENSI SENG
• Anemia dan Kerusakan tulang
SENG (Zn)
131. IODIUM (I)
⚫ Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg iodium, tersebar di
semua jaringan
⚫ Kandungannya sekitar 1/3, terdapat dalam kelenjar tiroid
⚫ Iodium diserap dalam bentuk iodida, di dalam kelenjar tiroid
dioksidasi menjadi Iodium
132. IODIUM (I)
FUNGSI IODIUM
• Sebagai komponen penting dalam pembentukan tiroksin pada kelenjar
gondok (tiroid)
• Tiroksin termasuk Iodium merupakan pengendali transduksi energi
selular
SUMBER IODIUM
• Ikan laut, dan kerang-kerangan
• Sereal dan Padi-padian
KEBUTUHAN IODIUM
• Dewasa : 0,14 mg per hari
DEFISIENSI IODIUM
• Penyakit gondok
133. SELENIUM (Se)
PERANAN DAN FUNGSI SELENIUM
• Berperan penting pada fungsi sistem imun
• Metabolisme hormon tiroid dan reproduksi
• Sistem pertahanan antioksidan tubuh
• Mencegah kerusakan sel dan jaringan
SUMBER SELENIUM
• Kacang, roti, ikan, daging, telur
KEBUTUHAN SELENIUM
• Pria : 0,075 mg per hari
• Wanita : 0,06 mg per hari
DEFISIENSI SELENIUM
• Selenosis (kerontokan rambut, kulit, kuku)
134. MOLIBDENUM (Mo)
• Membantu dan mengaktifkan beberapa enzim yang terlibat
dalam perbaikan dan pembuatan materi genetik
FUNGSI MOLIBDENUM
• Kacang kapri, sayuran gelap (brokoli dan bayam), bunga kol,
sayuran kaleng, sereal gandum
SUMBER MOLIBDENUM
135. MANGAN (Mn)
• Berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik
yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak.
FUNGSI MANGAN
• Roti, kacang-kacangan, sereal, sayuran hijau (buncis), teh
SUMBER MANGAN
137. KROM (Cr)
PERANAN DAN FUNGSI KROM
• Berpengaruh terhadap kerja insulin di dalam tubuh, sehingga
mungkin berpengaruh pula terhadap besarnya energi yang
dihasilkan dari makanan.
• Berperan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak.
SUMBER KROM
• Daging, biji-bijian (gandum), rempah-rempah
KEBUTUHAN KROM
• 0,025 gram per hari
138. KOBALT (Co)
PERANAN DAN FUNGSI MANGAN
• Berperan membentuk bagian dari struktur Vitamin B12
• Untuk mematangkan sel darah merah
• Menormalkan fungsi semua sel
SUMBER MANGAN
• Ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau (brokoli dan bayam),
sereal