SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Ana Kurniati
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEGIATAN BELAJAR III
PEMINDAHAN EVAKUASI KORBAN
Bantuan Hidup Dasar (BHD), Penanganan
Pendarahan & Pemindahan Korban
PPGD DAN TAGANA
MODUL 2
SEMESTER 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Airway					 : Jalan nafas
Basic Life Support			 : Bantuan Hidup Dasar
Breathing				 : Pernafasan
Circulation				 : Sirkulasi
Atrium				 : Serambi jantung
ACLS					 : Advanced Cardiac Life Support
Apneu				 : Henti nafas
Bag Valve Mask Ventilation 	 : Ambu Bag
Cardiac arrest 			 : Henti jantung
DR. ABC				 : Danger – Response – Airway – Breathing – Circulation
Jaw-thrust 				 : Teknik mendorong rahang
RJP 					 : Resusuitasi Jantung Paru
Ventrikel 				 : Bilik jantung
Daftar Istilah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
	 Rekan mahasiswa, Selamat! Anda telah berhasil mempelajari Modul 1 yang merupakan
prasyarat untuk mempelajari Modul 2. Modul yang akan Anda pelajari ini adalah modul kedua
dariempatModuluntukMataKuliahPPGDdanTAGANAyangharusAndapelajaridisemesterini.
Anda telah mempelajari Modul I tentang konsep bencana, penanganan pada penderita gawat
darurat dan penilaian awal. Sebelum Anda mempelajari Modul 2 ini Anda wajib mempelajari
dan menguasai materi Modul 1. Anda akan melanjutkan mempelajari materi selanjutnya yaitu
bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, penanganan perdarahan dan syok serta
pemindahan/evakuasi korban . Keadaan darurat dapat terjadi kapanpun, dimanapun dan pada
siapapun baik dalam kehidupan sehari-hari maupun bencana atau musibah. Anda sebagai
salah satu anggota tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk meringankan dan
membantu korban/penderita sesuai dengan kemampuan anda.
	 Setelah mempelajari Modul 2 ini Anda diharapkan mampu memberikan bantuan hidup
dasar pada penderita dengan kegawatdaruratan, melakukan pemindahan dan evakuasi
penderita serta melakukan penanganan perdarahan dan syok. Dalam Modul 2 ini akan dibahas
tentang bantuan hidup dasar (BHD), penanganan perdarahan dan syok serta pemindahan/
evakuasi korban/penderita yang akan membantu Anda melakukan pertolongan pada korban
bencana maupun penderita kegawatdaruratan sehari-hari.
	 Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang
merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam
melaksanakan tugasnya menolong korban bencana maupun kegawatdaruratan sehari-hari
dan seorang bidan harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika kondisi gawat darurat
terjadi. Modul 2 ini berisi 3 (tiga) kegiatan belajar sebagai berikut :
Kegiatan belajar 1	 : Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru
Kegiatan belajar 2	 : Penanganan Perdarahan dan Syok
Kegiatan belajar 3	 : Pemindahan/Evakuasi Korban
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	 Proses pembelajaran dalam Modul 2 ini yaitu tentang “Pertolongan Bantuan Dasar
Hidup dan Penanganan Perdarahan”, akan dapat berjalan lebih lancar dan berhasil apabila
Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari
modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang
tertuang dalam modul ini. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap
KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh-
sungguh.
4)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit.
5)	 Di samping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain,
koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang
6)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-
soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda
benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
7)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
selesai mengerjakan tugas
8)	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga
mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini.
9)	 Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan
pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta
tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar.
Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Selamat belajar, semoga Anda berhasil dengan baik memahami apa dan
bagaimana memberikan bantuan hidup dasar, melakukan pemindahan/
evakuasi korban dan melakukan penanganan perdarahan serta syok
pada kegawatdaruratan bencana maupun kegawatdaruratan sehari-hari.
Petunjuk Belajar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Rekan Mahasiswa, setelah mempelajari Modul Kegiatan Belajar (KB) 1 dan 2, maka Anda
akan melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar 3. Setelah mempelajari KB-3 ini dan Anda akan
mampu menjelaskan kembali tentang pemindahan atau evakuasi penderita/korban.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 3 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu dapat :
•	 menjelaskan kembali tentang mekanika tubuh saat evakuasi/pemindahan penderita.
•	 menjelaskan dan memindahkan korban/penderita tanpa peralatan
•	 menjelaskan dan memindahkan korban dengan peralatan.
	
Kegiatan
Belajar 3 Pemindahan Evakuasi Korban
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Rekan Mahasiswa, pokok materi ketiga yang akan Anda pelajari adalah mengenai
pemindahan atau evakuasi korban. Saat Anda tiba di lokasi bencana atau musibah mungkin
menemukan seorang korban yang harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman atau untuk
mendapatkan pelayanan medis komprehensif. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat
dan waspada sangat penting. Penangan korban yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan
atau cedera baru. Sedapat mungkin Anda tidak memindahkan korban yang terluka kecuali ada
bahaya lain yang mengancam keselamatan korban misalnya api, lalu-lintas, asap beracun atau
hal lain yang membahayakan penolong untuk memberikan pertolongan pertama. Sebaiknya
berikan pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu bantuan datang.
	 Stabilisasi, evakuasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam
pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi dan transportasi yang tepat dapat membantu
penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang
diperlukan untuk merujuk pasien karena penanganan di tempat tersebut tidak dapat
dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang
memungkinkan pada penderita tersebut dilakukan penanganan yang komprehensif. Pada
evakuasi pasien dimana dilakukan pemindahan dan pengangkatan penderita, memerlukan
cara-cara tersendiri karena bila salah dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat juga
menyebabkan cedera pada petugas juga dapat memperburuk keadaaan penderita. Sebaiknya
keadaan penderita telah stabil dan telah mendapatkan penanganan seperlunya (imobilisasi)
sebelum dilakukan pemindahan atau rujukan.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Mekanika Tubuh saat Evakuasi
	 Penggunaan tubuh dengan baik untuk melakukan pengangkatan dan pemindahan
korban untuk mencegah cedera pada penolong. Cara yang salah dapat menimbulkan cedera.
Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
a.	 Pertimbangkan berat penderita, bagaimana kekuatan fisik Anda? Kuat sendiri atau
membutuhkan bantuan orang lain
b.	 Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat dan komunikasikan dengan rekan Anda
c.	 Gunakan tungkai/kaki Anda jangan punggung
d.	 Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh Anda
e.	 Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang
f.	 Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban
g.	 Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
	 Hal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkat
korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja
berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi. Mekanika tubuh yang baik tidak
akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.
Jika Anda terpaksa memindahkan korban, perhatikan hal-hal berikut :
1.	 Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan dipindahkan kecuali
memang benar-benar diperlukan.
2.	 Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih parah.
3.	 Pegang korban erat-erat tapi lembut.
4.	 Perhatikan bagian kepala, leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan.
5.	 Angkat korban perlahan-lahan tanpa merenggutnya
CATATAN PENTING: Menyeret korban dapat dilakukan jika korban pingsan
atau luka parah dan tidak cukup orang yang menolong untuk memindahkan
korban. Lihat bagian selanjutnya.
MEMINDAHKAN KORBAN
Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secara
umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani di tempat.
Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan tidak darurat. Pemindahan darurat hanya
dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Hal yang harus Anda perhatikan dalam pemindahan korban yaitu Anda harus tetap
melindungi diri Anda dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) misal masker dan
sarung tangan, bila tersedia gunakan celemek. Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemindahan korban ( 7 langkah cuci tangan).
Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera:
•	 Kebakaran atau bahaya kebakaran
•	 Ledakan atau bahaya ledakan
•	 Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya :
–	 Bangunan yang tidak stabil
–	 Mobil terbalik
–	 Kerumunan masa yang resah
–	 Material berbahaya
–	 Tumpahan minyak
–	 Cuaca ekstrim, dan lain-lain
•	 Memperoleh akses menuju korban lainnya
•	 Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnya
sulit untuk melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) di tempat tersebut.
Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Ini dapat
dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga
kepala dan leher semaksimal mungkin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan korban
a.	 Korban tidak sadar
Memindahkan korban dalam keadaan tidak sadar sebaiknya berhati-hati karena terdapat
kemungkinan adanya gangguan/cedera pada kepala penderita sehingga menyebabkan
penderita tidak sadar. Seadainya tidak ada hal yang membahayakan maka sebaiknya penderita
tidak dipindahkan sebelum penderita disadarkan, tetapi penderita boleh dipindahkan apabila
ada ancaman bahaya terhadap korban atau penolong yang akan melakukan pertolongan.
Perhatikan kondisi penderita apakah ada luka didaerah bahu keatas, bila terdapat luka maka
jangan memindahkan penderita dengan mengangkat kepalanya. Cara yang paling baik untuk
memindahkan penderita ini adalah dengan peralatan khusus untuk menfiksasi leher penderita
kemudian korban dipindahkan dengan aman.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
b.	 Korban dapat berjalan atau tidak
Memindahkan korban dengan kondisi korban dapat berjalan jauh lebih mudah dari pada
memindahkan korban dalam keadaan tidak dapat jalan. Korban yang tidak dapat berjalan
kemungkinan terjadi gangguan atau cedera pada tungkai yaitu otot atau tulang, cedera pada
tulang belakang atau pada otak korban. Memindahkan korban dengan cedera otak atau kepala
diperlukan perencanaan yang benar. Bila korban dapat berjalan, maka harus dipastikan bahwa
tidak ada jejas dan rasa sakit di bagian leher, punggung dan pinggang sehingga korban dapat
bergerak tanpa rasa khawatir terjadi kelumpuhan akibat cedera tulang belakangnya.
Penderita yang tidak dapat berjalan maka pastikan terlebih dahulu penyebabnya. Bila
korban tidak dapat berjalan karena cedera otot maka penderita dapat dipindahkan dengan
cara menggendong korban baik di depan ataupun di belakang. Bila keadaan korban tidak
dapat bergerak karena terdapat gangguan patah tulang maka korban dipindahkan dengan
mengunakan bantuan alat untuk memfiksasi tulang yang patah, kecuali dalam keadaan
bahaya, maka tindakan yang paling memungkinkan adalah menarik penderita pada bahunya
dan usahakan posisi penderita sejajar dengan permukaan tanah. Untuk memindahkan korban
dengan patah tulang, maka tulang yang patah harus difiksasi dengan alat, dengan kayu bidai
atau mengikat kaki yang menderita patah denga kaki yang sebelahnya agar tidak terjadi
kerusakan yang lebih parah pada kaki penderita.
c.	 Jumlah penolong
Jumlah penolong akan sangat berpengaruh terhadap cara memindahkan korban, jumlah
penolong yang lebih banyak akan memudahkan pemindahan korban dibanding sendiri, namun
padabeberapakondisikorbanmengangkatkorbansendirikemungkinanlebihmenguntungkan.
Memindahkan korban dengan penolong lebih dari satu orang diperlukan koordinasi yang baik
antara anggota penolong.
d.	 Jalan yang akan dilalui
Penting untuk Anda ingat bahwa memindahkan korban dari lorong yang sempit memerlukan
perencaan yang matang, demikian juga apabila memindahkan penderita dari bangunan
bertingkat yang mempunyai lift sempit. Mengendong di depan ataupun di belakang akan
memiliki resiko yang berbeda dan sangat bervariasi bagi setiap individu korban.
Bagaimana meletakkan penderita tergantung dari keadaannya.
1.	 Korban dengan syok : tungkai ditinggikan
2.	 Korban dengan gangguan pernapasan : biasanya posisi setengah duduk
3.	 Korban dengan nyeri perut : biasanya posisi meringkuk seperti bayi
4.	 Posisi pemulihan : untuk korban yang tidak sadar atau muntah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Cara memindahkan korban tanpa peralatan
Pemindahan penderita/korban memiliki kemungkinan membuat cedera tambahan, maka
upayakan tidak menarik kepala korban menjauhi bahu dan leher, tariklah penderita sepanjang
sumbu tubuh.
a.	Cara memindahkan korban dilakukan sendiri dan dalam keadaan darurat antara lain :
1). Tarikan pada siku atau pergelangan tangan
BilaAndamenemukankorbandengancederakaki,makapeganglahsikuataupergelangan
tangan korban dengan erat kemudian tarik/seret korban dengan perlahan-lahan seperti
Gambar di bawah. Janganlah menyeret pakaian korban.
2). Tarikan pada lengan
Untuk melakukan evakuasi dengan cara ini maka posisikan diri Anda di sebelah atas
korban. Lipatlah secara silang tangan korban kemudian masukkanlah kedua tangan Anda
ke bawah ketiak kanan kiri korban dan peganglah lengan kanan kiri korban kemudian
tariklah korban ke belakang. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut!
Gambar : Tarikan Siku
Gambar : Tarikan Lengan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
93). Tarikan dengan selimut
Bila Anda akan melakukan cara ini mulailah dengan meletakkan korban di atas selimut,
kemudian badan korban mulai kaki ditutup selimut kanan dan kiri (selimut dilipat),
selanjutnya ikatlah dan buatlah simpul kanan dan kiri ujung selimut (bagian kaki) supaya
badan korban tidak bergeser. Peganglah ujung selimut kanan dan kiri sebelah atas korban
dengan erat dan selanjutnya tariklah ke belakang. Untuk lebih jelas silahkan perhatikan
gambar di bawah!
4). Memapah korban
Anda berdiri di samping kanan dan kiri korban terutama pada sisi tubuh korban yang
mengalami cedera seperti gambar di bawah.
5). Membopong korban
BilaAndaakanmelakukancarainimakaperhatikankekuatanfisikAndadantaksirlahberat
badan korban, apakah Anda kuat untuk mengangkat atau membopong korban seorang
diri. Jangan sampai tindakan ini menimbulkan cedera bagi Anda dan memperparah
cedera korban. Untuk lebih jelas silakan perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar : Tarikan Dengan Selimut
Gambar : Memapah Korban dengan 2 Penolong dan 1 Penolong
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
6). Menggendong
Bila Anda akan melakukan cara ini hampir sama dengan membopong, perhatikan
kekuatan fisik Anda dan taksirlah berat badan korban, perkirakan dan nilailah kekuatan
fisik Anda, apakah Anda kuat untuk menggendong korban seorang diri. Jangan sampai
tindakan ini menimbulkan cedera bagi Anda dan memperparah cedera korban. Untuk
lebih jelas silakan perhatikan gambar di bawah ini!
a.	 Pemindahan korban/penderita oleh tiga orang penolong
Teknikiniumumdipakaidanmembutuhkantigaorangpenolong.Sebelummelakukanteknik
ini beritahukan terlebih dahulu kepada korban/penderita mengenai tindakan pemindahan
yang akan Anda lakukan! Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Gambar : TMembopong Pasien
Gambar : Menggendong Pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
1). Ketiga penolong berlutut di sebelah kanan penderita atau sisi tubuh yang mengalami cedera
paling ringan secara berurutan, penolong yang paling tinggi berada di sebelah sisi kepala
penderita dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah!
2). Langkah selanjutnya Penolong pertama (ujung di sebelah kepala korban) menyisipkan
satu lengan di leher dan bahu korban dan satu lengan di punggung korban. Penolong
kedua (tengah) menyisipkan kedua lengan pada punggung dan bokong korban. Sedangkan
penolong ketiga (di sebelah ujung/kaki korban) menyisipkan kedua lengan di bawah bokong
dang lutut korban/penderita. Liatlah dan perhatikan gambar di bawah!
3). Lakukanlah satu perintah atau aba-aba secara kompak/bersamaan, lakukanlah koordinasi
sebelumnya arah dan tempat mana yang akan dituju. Angkatlah penderita/korban ke atas
lutut penolong secara bersamaan. Liat dan perhatikan gambar di bawah!
Gambar : Langkah Pertama
Gambar : Langkah Kedua
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
4). Miringkanlah penderita/korban ke arah penolong kemudian berdirilah secara bersamaan
dengan aba-aba bersama-sama kemudian berjalanlah ke arah yang Anda tuju secara
bersamaan, untuk lebih jelas perhatikan gambar di bawah!
Pemindahan korban dengan peralatan
Umumnya peralatan dimiliki oleh unit-unit yang biasa menangani evakuasi korban.
Peralatan pengangkut penderita merupakan peralatan mekanis dan semua tenaga kesehatan
harus tahu bagaimana menggunakan peralatan ini. Kesalahan pada penggunaan peralatan ini
dapat menyebabkan cedera pada diri Anda sendiri dan penderita. Misalnya, tandu yang tidak
terkunci pada posisinya dapat jatuh. Tandu yang tidak terpelihara dapat mudah terguling.
Kejadian semacam itu dapat menyebabkan masalah hukum jika penderita terluka karena
praktik yang keliru atau kesalahan peralatan kemudian melakukan tuntutan. Peralatan harus
dipelihara dan diperiksa secara rutin. Anda harus tahu berapa banyak beban yang bisa dibawa
dengan aman setiap jenis peralatan evakuasi.
Gambar : Langkah Ketiga
Gambar : Langkah Keempat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
a.	 Tandu beroda (wheeled strechter)
Tandu ini merupakan alat standar yang ada pada setiap ambulans. Ada banyak jenis
dan tipe tandu beroda ini, namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memindahkan
penderita dengan aman dari satu tempat ke tempat lain dengan posisi berbaring. Kepala
tandu dapat dinaikkan sehingga akan sangat menguntungkan pada beberapa penderita,
termasuk penderita jantung tanpa kecurigaan cedera leher atau spinal.
Tandu dapat diangkat oleh empat penolong dengan setiap sudut ada satu orang. Hal
ini akan menguntungkan penolong karena lebih stabil dan tidak terlalu melelahkan ketika
membawa penderita dengan jarak jauh. Perlu Anda ingat untuk mengikat penderita pada
tandu sebelum diangkat atau dipindahkan. Setelah menempatkan penderita ke ambulans,
maka jangan lupa kuncilah tandu ke ambulans. Ambulans memiliki peralatan yang terpasang
di dalamnya untuk menjaga tandu tetap aman ketika ambulans bergerak sehingga tidak
akan terguling.
b.	 Tandu lipat atau tandu portabel
Tandu portabel atau tandu lipat memiliki keuntungan pada kejadian dengan banyak korban
(kejadian dengan banyak penderita).
Gambar : Tandu Beroda
Gambar : Tandu Lipat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
c.	 Tandu skop / tandu ortopedi/ tandu trauma
Tandu ini disebut dengan tandu sekop karena fungsinya mirip skop, terbagi menjadi dua
bagian secara vertikal dan penderita dapat “di sekop” dengan mendorong sebagian alat
ke bawah penderita. Kelemahan tandu skop ini adalah tidak memberikan perlindungan
langsung pada bagian bawah spinal penderita sehingga tidak direkomendasikan pada
penderita dengan kecurigaan adanya cedera spinal.
d.	 Tandu kursi
Tandu ini dapat digunakan untuk memindahkan penderita dari satu tingkat ke tingkat
lainnya atau melewati tanah yang kasar. Tandu ini mirip dengan kursi yang punya pegangan.
Gambar : Tandu Skop
Gambar : Tandu Kursi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
e.	 Tandu fleksibel
Tandu fleksibel dapat terbuat dari kanvas atau bahan berkaret atau bahan fleksibel lainnya,
seringkali dengan rangka kayu dipasang pada kantungnya dan ketiga pegangan pada setiap
sisi. Karena kemudahannya, alat ini dapat berguna pada daerah yang terpencil atau sempit.
f.	 Papan spinal
Terdapat dua tipe papan spinal atau papan punggung: panjang (long spine board) dan
pendek (short spine board). Alat ini digunakan pada penderita yang ditemukan berbaring
atau berdiri dan harus diimobilisasi. Peralatan ini terbuat dari kayu tradisional dan juga
plastik yang tahan pecah.
	
Tranportasi
Sesuai SK Dirjen Yanmed Nomor 0152/Yan Med/RSKS/4987 telah menetapkan standart
pelayanan ambulans yang terdiri dari:
	Ambulans Tranportasi
Digunakan untuk mengangkut pasien dari satu fasilitas pelayanan medik ke tempat lain
tanpa perlu pengawasan medis khusus.
	Ambulans gawat darurat
Digunakan untuk memberikan pertolongan dalam rangka pemberian bantuan hidup
dasar pasien gawat darurat dan pengangkutan pasien gawat darurat ke tempat pelayanan
definitive atau rujukan.
	Ambulans rumah sakit lapangan
Digunakan untuk melakukan pertolongan pada pasien gawat darurat sehari-hari dan rumah
sakit lapangan pada saat bencana/disaster.
	Ambulans pelayanan medik bergerak, digunakan untuk memberikan pelayanan medik
bergerak atau mobile clinic.
	Kereta jenazah, digunakan untuk membawa jenazah.
Gambar : Papan Spinal
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Tedapat 3 kelompok ambulans :
1. Ambulans darat :
Kereta api , Kendaraan roda 4 atau lebih
2. Ambulans udara :
- Helikopter , dengan syarat getaran rendah.
- Cara memasukan pasien ;jangan datang dari belakang, kepala penolong harus menunduk,
Bila pasien diambil dari atas, brankar digantung.
3. Ambulans air.
Ambulans Gawat Darurat darat :
Adalah sarana angkutan roda 4 yang digunakan untuk memindahkan/evakuasi penderita yang
mengalami gawat darurat ke center gawat darurat yang lebih lengkap.
Spesifikasi kendaraan:
•	 Roda 4 / lebih
•	 Suspensi lunak.
•	 Warna mudah dilihat.
•	 Suspensi lunak.
•	 Memiliki tanda pengenal.
•	 Ruang penderita. cukup luas,
- Dapat memuat stretcher + 2 tandu lipat
- Tempat duduk petugas, dapat dilipat.
- Mempunyai sabuk pengaman.
- Dapat membawa inkubator transport.
•	 Ruangan cukup tinggi :
- Petugas dapat berdiri menunduk
- Gantungan infus min. 90 cm.
•	 Penerangan yang cukup
•	 Lampu halogen yang. dapat dilipat
•	 Air bersih 20 L & penampungan Limbah.
•	 Meja lipat.
•	 Mempunyai lemari untuk obat dan alat
•	 mempunyai refrigator portable.
•	 Dilengkapi A.C. /fan.
•	 Mempunyai buku petunjuk / pemeliharaan semua alat dlm bahasa Indonesia.
•	 Mempunyai radio komudikasi / HP
•	 Mempunyai sirene 1 nada.
•	 Mempunyai lampu rotator warna merah, ditempatkan ditengah atas.
•	 Lampu sorot dibelakang atas, u/ penerangan keluar-masuk pasien.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Syarat teknis Peralatan Medis
•	 Tabung Oksigen + alat u/ 2 org.
•	 Peralatan resusitasi lengkap u/ dewasa , anak & bayi.
•	 Suction pump manual & listrik 12 volt.
•	 Alat monitoring / diagnostik untuk dewasa , anak & bayi.
•	 Defibrilator unt dewasa, anak & bayi
•	 Minor surgery set.
•	 Obat-obat gawat darurat dan cairan infus.
Petugas Ambulans:
•	 1 Sopir yg mampu PPGD & komunikasi.
•	 2 Perawat PPGD.
•	 1 Dokter PPGD.(bila perlu)
Tata Tertib Ambulans:
•	 Saat jemput penderita menggunakan sirene & lampu rotator.
•	 Saat bawa pasien hanya menggunakan lampu rotator.
•	 Kecep max 40 km/j, dijalan Tol 80km/jam
•	 Mematuhi peraturan lalu lintas.
•	 Mengisi “Dispatch form “
Persiapan merujuk Penderita :
•	 Pastikan tempat tersedia di Rumah Sakit yang dituju.
•	 Catat instruksi dokter ttg hal2 yang harus diperhatikan / diberikan kepada pasien selama
diperjalanan.
•	 Catatan obat & alat yang harus dibawa pasien
•	 Catatan nama semua petugas yang berangkat.
•	 Catatan keadaan pasien sebelum berangkat.
•	 Catatan semua perubahan pasien / obat yg diberikan selama perjalanan.
•	 Catatan keadaan. pasien saat tiba di RS tujuan
•	 Pasien & catatan diperjalanan diserah terimakan kepada yang menerima & di tanda
tangani dan melaporkan setelah semua selesai.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
DAFTAR TILIK EVAKUASI KORBAN
KOMPETENSI Melaksanakan asuhan pada pasien gawat darurat
SUB KOMPETENSI : Melakukan prosedur tindakan evakuasi korban dengan satu penolong (meliputi tongkat
manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung)
JUDUL UNIT : Evakuasi Korban
No. ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI
SKOR
0 1 2
1. Melakukan pengkajian
kebutuhan pelaksanaan
evakuasi korban dengan
satu penolong yg meliputi
tongkat manusia, cara
ditarik, menggendong
depan, gendong punggung.
1.1.	Cuci tangan 7 langkah
1.2.	Menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri)
1.3.	Menyampaikan salam pada pasien
1.4.	Adanya data bahwa pasien tidak bisa mobilisasi sendiri
2. Melaksanakan persiapan
alat yang akan digunakan
untuk evakuasi korban
dengan satu penolong yg
meliputi tongkat manusia,
cara ditarik, menggendong
depan, gendong punggung
1.1.	 Alat – alat disiapkan sesuai kebutuhan (kalau ada)
1.2.	Alat –alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata
rapi (kalau ada)
3. Melaksanakan persiapan
pasien yang akan dilakukan
untuk evakuasi korban
dengan satu penolong yg
meliputi tongkat manusia,
cara ditarik, menggendong
depan, gendong punggung
3.1. Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas
3.2. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar
3.3. Posisi aman dan nyaman pasien diatur dengan hati-hati
3.4. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
4. Melaksanakan tindakan
untuk evakuasi korban
dengan satu penolong yg
meliputi tongkat manusia,
cara ditarik, menggendong
depan, gendong punggung
4.1.Ijin melakukan tindakan pemeriksaan disampaikan kepada
pasien dengan bahasa yang jelas dan sopan
“TONGKAT MANUSIA”
4.3. Penolong berdiri disamping pasien pada sisi yang cedera
atau lemah*.
4.4. Lengan pasien dilingkarkan dibahu penolong dan tangan
pasien atau pergelangan tangan pasien dipegang dengan
benar*
4.5. Lengan penolong yang satu dilingkarkan pada pinggang
pasien sambil memegang baju atau pinggang pasien*
4.6. Kaki yang sebelah dalam dilangkahkan sambil berjalan
disesuaikan dengan kecepatan pasien*
CARA DITARIK
4.7. Lengan pasien diletakkan menyilang pada dadanya*
4.8. Penolong jongkok dibelakang pasien sambil memegang
melalui ketiak dan diangkat dengan benar*.
4.9. Jika pasien dapat duduk, lengan pasien disilangkan pada
dada, penolong memegang pergelangan tangannya melalui
ketiak dan diangkat*
CARA MENGGENDONG DEPAN
4.10. Penolong jongkok disamping pasien dengan benar*
4.11. Lengan penolong diselipkan disekitar tubuh pasien, diatas
pergelangan tangan*
4.12. Lengan yang satunya diselipkan dibawah paha pasien*
4.13. Badan pasien di dekatkan dengan cara dipeluk dan
diangkat*
CARA GENDONG PUNGGUNG
4.14. Penolong jongkok didepan pasien dan membelakanginya*
4.15. Lengan pasien dilingkarkan pada leher penolong*
4.16. Paha pasien di pegang dan berdiri pelan-pelan*
4.17. Punggung penolong harus tetap lurus*
4.18. Alat-alat dirapikan dan dibereskan dengan benar (kalau
ada)
4.19. Cuci tangan dilakukan dengan benar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
5. Melakukan evaluasi dan
tindak lanjut
5.1. Tindakan untuk mengevaluasi hasil dilakukan melalui
anamnesa respon dan pemeriksaan fisik
5.2. Upaya tindak lanjut dirumuskan dengan benar
5.3. Memberikan salam
5.4 Membereskan alat-alat
5.5 Cuci tangan 7 langkah
6. Melakukanpencatatandalam
dokumentasi keperawatan
6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah
tindakan dicatat dengan jelas dan ringkas
6.2. Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada
catatan pasien/kasus.
Jumlah Skor
								
		
Nilai akhir =
...........
35
2	XSkor	
=
∑
∑
Keterangan:
	Tanda (*) merupakan critical point harus kompeten
	0 = Bila tidak melakukan tindakan
	1 = Bila tindakan dilakukan tetapi tidak/kurang benar
	2 = Tindakan dilakukan dan benar
Nilai Batas Lulus =2,76
Tempat Ujian .....................................
.....
Observer,
__________________________
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Saat tiba di lokasi bencana ditemukan seorang korban yang mungkin harus
dipindahkan ke tempat yang lebih aman atau untuk mendapatkan pelayanan medis
komprehensif. Penanganan korban misal pemindahan yang salah akan menimbulkan
cedera lanjutan atau cedera baru. Sebaiknya melakukan pertolongan pertama di tempat
korban berada sambil menunggu bantuan datang. Stabilisasi, evakuasi dan transportasi
merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi
dan transportasi yang tepat dapat membantu penanganan penderita gawat darurat dengan
baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang diperlukan untuk merujuk pasien karena
penanganan di tempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana
dan prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan pada penderita tersebut
dilakukan penanganan yang komprehensif. Pada evakuasi pasien dimana dilakukan
pemindahan dan pengangkatan penderita, memerlukan cara-cara tersendiri karena bila
salah dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat juga menyebabkan cedera pada
petugas juga dapat memperburuk keadaaan penderita. Sebaiknya keadaan penderita telah
stabil dan telah mendapatkan penanganan seperlunya (imobilisasi) sebelum dilakukan
rujukan. Pemindahan/evakuasi korban dapat dilakukan sendiri, bersama-sama dalam tim
maupun dengan bantuan peralatan.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 3 apakah Anda telah
memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut ini
dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
1.	 Saat memindahkan korban atau penderita perlu diperhatikan mekanika tubuh penolong,
di bawah ini hal yang sebaiknya dihindari penolong yaitu :
a.	 Merencanakan pergerakan
b.	 Membungkukkan punggung
c.	 Rapatkan dengan penolong
d.	 Gunakan tungkai
2.	 Pemindahan korban yang dilakukan dalam keadaan darurat dan hanya oleh penolong
tunggal atau sendiri dapat dilaksanakan dengan beberapa teknik, hal yang perlu dihindari
yaitu :
a.	 Tarikan siku
b.	 Tarikan pergelangan tangan
c.	 Tarikan lengan
d.	 Tarikan baju
3.	 Bila menjumpai korban yang terluka pada tungkai kaki sebelah kiri dan korban mampu
berdiri, maka penolong akan memapah korban :
a.	 Memapah di sebelah kiri korban
b.	 Memapah di sebelah kanan korban
c.	 Memapah di belakang korban
d.	 Memapah bebas dimana saja
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
4.	 Saat memindahkankan korban dengan gangguan pernafasan maka posisi yang paling
tepat adalah :
a.	 Tungkai/kaki ditinggikan
b.	 Posisi setengah duduk
c.	 Posisi telentang
d.	 Posisi trendelenburg
5.	 Tandu dapat terbuat dari kanvas, aluminium, atau plastik keras, biasanya dapat
dikempiskan dan menghemat tempat serta sering digunakan untuk korban berjumlah
besar yaitu :
a.	 Tandu beroda
b.	 Tandu sekop
c.	 Tandu fleksibel
d.	 Tandu lipat
6.	 Tanda yang merupakan tandu standar yang harus ada pada ambulans adalah :
a.	 Tandu beroda
b.	 Tandu portable
c.	 Tandu fleksibel
d.	 Tandu sekop
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4 orang ! Kemudian saling berpasangan dan
bergantian lakukanlah pemindahan/evakuasi korban dengan satu penolong maupun tiga
orang penolong…Mintalah salah seorang teman untuk mengobservasi dan menilai tindakan
Anda! Bila Anda menemui kesulitan hubungilah Fasilitator/Dosen Anda !
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
1. Bickley LS. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Buku Saku. Jakarta: EGC.2008
2. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency
Medical Training & Services.EMS 119. 2008
3. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta
4. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010
1.	 Nurjanah, Sugiharto R, Kuswanda D, BP Siswanto, Adikoesoemo. Manajemen Bencana.
Bandung : Alfabeta. 2012
6. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat
Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012
7. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009
8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support
(GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen
Bina Yanmed Depkes RI. 2006.
9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006.
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 3
Kunci Jawaban Test Formatif
NO JAWABAN
1. B
2. D
3. A
4. B
5. D
6. A
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratArif WR
 
Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Aji Suprianto
 
Pertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiPertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiAntoMinerg
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanUwes Chaeruman
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015Bunga AnanDjuean
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020rickygunawan84
 
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaTrend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaMuhammad Bagus Setyawan
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Ppt kompetensi perawat bencana
Ppt kompetensi perawat bencanaPpt kompetensi perawat bencana
Ppt kompetensi perawat bencanaAyiida Fitri
 
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxPERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxssuserbb0b09
 
Materi pertolongan pertama
Materi pertolongan pertamaMateri pertolongan pertama
Materi pertolongan pertamaDadang otrismo
 

What's hot (20)

Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)
 
Pertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmiPertolongan pertama pmi
Pertolongan pertama pmi
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratAspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat Darurat
 
Biomekanik Trauma
Biomekanik TraumaBiomekanik Trauma
Biomekanik Trauma
 
P3K
P3KP3K
P3K
 
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...Jenis persiapan dan perawatan  pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...
 
ews-ppt-pptx
 ews-ppt-pptx ews-ppt-pptx
ews-ppt-pptx
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Stabilisasi
StabilisasiStabilisasi
Stabilisasi
 
Triage
TriageTriage
Triage
 
Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020Bantuan hidup dasar 2020
Bantuan hidup dasar 2020
 
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan BencanaTrend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
Trend, Legal Etik dan Kebijakan Penanggulangan Bencana
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Ppt kompetensi perawat bencana
Ppt kompetensi perawat bencanaPpt kompetensi perawat bencana
Ppt kompetensi perawat bencana
 
BALUT DAN BIDAI
BALUT DAN BIDAIBALUT DAN BIDAI
BALUT DAN BIDAI
 
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxPERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
 
Materi pertolongan pertama
Materi pertolongan pertamaMateri pertolongan pertama
Materi pertolongan pertama
 

Viewers also liked

1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korbanKaa Nid
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratmateri-x2
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasarpjj_kemenkes
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaKharistya Amaru
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranSatrio Adi
 
11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderitaagus raharjo
 
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Pramudito Hutomo
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratdedy ari
 
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alam
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alamPramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alam
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alamastozone
 
Pengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup DasarPengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup DasarNavy Laksmono
 

Viewers also liked (20)

1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korban
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
Teknik Evakuasi
Teknik EvakuasiTeknik Evakuasi
Teknik Evakuasi
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
 
Evakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencanaEvakuasi pada bencana
Evakuasi pada bencana
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangka
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaran
 
Kelompok 2 9e
Kelompok 2 9eKelompok 2 9e
Kelompok 2 9e
 
11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita11.ekstr, stab, trans penderita
11.ekstr, stab, trans penderita
 
Jurnal zoologi
Jurnal zoologiJurnal zoologi
Jurnal zoologi
 
Safety brief
Safety briefSafety brief
Safety brief
 
Soal pretest
Soal pretestSoal pretest
Soal pretest
 
Ppt spgdt s b
Ppt spgdt s bPpt spgdt s b
Ppt spgdt s b
 
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
Makalah imunisasi (pramudito hutomo) 6135101764
 
Ambulasi & transportasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi & transportasi AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi & transportasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi & transportasi AKPER PEMKAB MUNA
 
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
 
Soal kgd
Soal kgdSoal kgd
Soal kgd
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alam
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alamPramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alam
Pramuka; sigap membantu penyelamatan bencana alam
 
Pengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup DasarPengenalan Bantuan Hidup Dasar
Pengenalan Bantuan Hidup Dasar
 

Similar to PEMINDAHAN EVAKUASI

KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awalpjj_kemenkes
 
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan SyokKB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syokpjj_kemenkes
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasarpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau CederaKB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau Cederapjj_kemenkes
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederapjj_kemenkes
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medispjj_kemenkes
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasapjj_kemenkes
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencanapjj_kemenkes
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic carepjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietaspjj_kemenkes
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3pjj_kemenkes
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanpjj_kemenkes
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannyapjj_kemenkes
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)pjj_kemenkes
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diripjj_kemenkes
 

Similar to PEMINDAHAN EVAKUASI (20)

KB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian AwalKB 3 Penilaian Awal
KB 3 Penilaian Awal
 
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan SyokKB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
KB 2 Penanganan Pendarahan dan Syok
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau CederaKB 1 Penanganan Luka atau Cedera
KB 1 Penanganan Luka atau Cedera
 
Kb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cederaKb 1 penanganan luka atau cedera
Kb 1 penanganan luka atau cedera
 
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medisKb 3 penanganan kedaruratan medis
Kb 3 penanganan kedaruratan medis
 
Kb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasaKb 2 resusitasi pada dewasa
Kb 2 resusitasi pada dewasa
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencana
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietasKb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
Kb 2 asuhan keperawatan pada pasien ansietas
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3
 
Modul 2 kdk ii
Modul 2 kdk iiModul 2 kdk ii
Modul 2 kdk ii
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Kb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunanKb 2 penanganan keracunan
Kb 2 penanganan keracunan
 
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan PenatalaksanaannyaKB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
KB 2 Komplikasi Nifas dan Penatalaksanaannya
 
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
Hadi purwanto (panduan 6 pengkajian dasar)
 
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diriPraktika   halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
Praktika halusinasi, prilaku kekerasan & perawatan diri
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (20)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

PEMINDAHAN EVAKUASI

  • 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Ana Kurniati Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) KEGIATAN BELAJAR III PEMINDAHAN EVAKUASI KORBAN Bantuan Hidup Dasar (BHD), Penanganan Pendarahan & Pemindahan Korban PPGD DAN TAGANA MODUL 2 SEMESTER 8
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Airway : Jalan nafas Basic Life Support : Bantuan Hidup Dasar Breathing : Pernafasan Circulation : Sirkulasi Atrium : Serambi jantung ACLS : Advanced Cardiac Life Support Apneu : Henti nafas Bag Valve Mask Ventilation : Ambu Bag Cardiac arrest : Henti jantung DR. ABC : Danger – Response – Airway – Breathing – Circulation Jaw-thrust : Teknik mendorong rahang RJP : Resusuitasi Jantung Paru Ventrikel : Bilik jantung Daftar Istilah
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Pendahuluan Rekan mahasiswa, Selamat! Anda telah berhasil mempelajari Modul 1 yang merupakan prasyarat untuk mempelajari Modul 2. Modul yang akan Anda pelajari ini adalah modul kedua dariempatModuluntukMataKuliahPPGDdanTAGANAyangharusAndapelajaridisemesterini. Anda telah mempelajari Modul I tentang konsep bencana, penanganan pada penderita gawat darurat dan penilaian awal. Sebelum Anda mempelajari Modul 2 ini Anda wajib mempelajari dan menguasai materi Modul 1. Anda akan melanjutkan mempelajari materi selanjutnya yaitu bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru, penanganan perdarahan dan syok serta pemindahan/evakuasi korban . Keadaan darurat dapat terjadi kapanpun, dimanapun dan pada siapapun baik dalam kehidupan sehari-hari maupun bencana atau musibah. Anda sebagai salah satu anggota tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk meringankan dan membantu korban/penderita sesuai dengan kemampuan anda. Setelah mempelajari Modul 2 ini Anda diharapkan mampu memberikan bantuan hidup dasar pada penderita dengan kegawatdaruratan, melakukan pemindahan dan evakuasi penderita serta melakukan penanganan perdarahan dan syok. Dalam Modul 2 ini akan dibahas tentang bantuan hidup dasar (BHD), penanganan perdarahan dan syok serta pemindahan/ evakuasi korban/penderita yang akan membantu Anda melakukan pertolongan pada korban bencana maupun penderita kegawatdaruratan sehari-hari. Modul ini disusun sebagai bagian dari bahan Mata Kuliah “PPGD dan Tagana” yang merupakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya menolong korban bencana maupun kegawatdaruratan sehari-hari dan seorang bidan harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika kondisi gawat darurat terjadi. Modul 2 ini berisi 3 (tiga) kegiatan belajar sebagai berikut : Kegiatan belajar 1 : Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru Kegiatan belajar 2 : Penanganan Perdarahan dan Syok Kegiatan belajar 3 : Pemindahan/Evakuasi Korban
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Proses pembelajaran dalam Modul 2 ini yaitu tentang “Pertolongan Bantuan Dasar Hidup dan Penanganan Perdarahan”, akan dapat berjalan lebih lancar dan berhasil apabila Anda mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. Kerjakanlah tugas serta berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan sungguh- sungguh. 4) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 180 menit. 5) Di samping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran, majalah maupun artikel yang membahas tentang 6) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal- soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 7) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 8) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. 9) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Selamat belajar, semoga Anda berhasil dengan baik memahami apa dan bagaimana memberikan bantuan hidup dasar, melakukan pemindahan/ evakuasi korban dan melakukan penanganan perdarahan serta syok pada kegawatdaruratan bencana maupun kegawatdaruratan sehari-hari. Petunjuk Belajar
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Rekan Mahasiswa, setelah mempelajari Modul Kegiatan Belajar (KB) 1 dan 2, maka Anda akan melanjutkan mempelajari Kegiatan Belajar 3. Setelah mempelajari KB-3 ini dan Anda akan mampu menjelaskan kembali tentang pemindahan atau evakuasi penderita/korban. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut ada 3 tujuan khusus yang harus dicapai yaitu dapat : • menjelaskan kembali tentang mekanika tubuh saat evakuasi/pemindahan penderita. • menjelaskan dan memindahkan korban/penderita tanpa peralatan • menjelaskan dan memindahkan korban dengan peralatan. Kegiatan Belajar 3 Pemindahan Evakuasi Korban Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Rekan Mahasiswa, pokok materi ketiga yang akan Anda pelajari adalah mengenai pemindahan atau evakuasi korban. Saat Anda tiba di lokasi bencana atau musibah mungkin menemukan seorang korban yang harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman atau untuk mendapatkan pelayanan medis komprehensif. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat dan waspada sangat penting. Penangan korban yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru. Sedapat mungkin Anda tidak memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya lain yang mengancam keselamatan korban misalnya api, lalu-lintas, asap beracun atau hal lain yang membahayakan penolong untuk memberikan pertolongan pertama. Sebaiknya berikan pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu bantuan datang. Stabilisasi, evakuasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi dan transportasi yang tepat dapat membantu penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang diperlukan untuk merujuk pasien karena penanganan di tempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan pada penderita tersebut dilakukan penanganan yang komprehensif. Pada evakuasi pasien dimana dilakukan pemindahan dan pengangkatan penderita, memerlukan cara-cara tersendiri karena bila salah dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat juga menyebabkan cedera pada petugas juga dapat memperburuk keadaaan penderita. Sebaiknya keadaan penderita telah stabil dan telah mendapatkan penanganan seperlunya (imobilisasi) sebelum dilakukan pemindahan atau rujukan. Uraian Materi
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 Mekanika Tubuh saat Evakuasi Penggunaan tubuh dengan baik untuk melakukan pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong. Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan : a. Pertimbangkan berat penderita, bagaimana kekuatan fisik Anda? Kuat sendiri atau membutuhkan bantuan orang lain b. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat dan komunikasikan dengan rekan Anda c. Gunakan tungkai/kaki Anda jangan punggung d. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh Anda e. Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang f. Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban g. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap Hal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi. Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik. Jika Anda terpaksa memindahkan korban, perhatikan hal-hal berikut : 1. Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan dipindahkan kecuali memang benar-benar diperlukan. 2. Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih parah. 3. Pegang korban erat-erat tapi lembut. 4. Perhatikan bagian kepala, leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan. 5. Angkat korban perlahan-lahan tanpa merenggutnya CATATAN PENTING: Menyeret korban dapat dilakukan jika korban pingsan atau luka parah dan tidak cukup orang yang menolong untuk memindahkan korban. Lihat bagian selanjutnya. MEMINDAHKAN KORBAN Kapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani di tempat. Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan tidak darurat. Pemindahan darurat hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Hal yang harus Anda perhatikan dalam pemindahan korban yaitu Anda harus tetap melindungi diri Anda dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) misal masker dan sarung tangan, bila tersedia gunakan celemek. Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan pemindahan korban ( 7 langkah cuci tangan). Contoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera: • Kebakaran atau bahaya kebakaran • Ledakan atau bahaya ledakan • Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya : – Bangunan yang tidak stabil – Mobil terbalik – Kerumunan masa yang resah – Material berbahaya – Tumpahan minyak – Cuaca ekstrim, dan lain-lain • Memperoleh akses menuju korban lainnya • Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnya sulit untuk melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) di tempat tersebut. Bahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan korban a. Korban tidak sadar Memindahkan korban dalam keadaan tidak sadar sebaiknya berhati-hati karena terdapat kemungkinan adanya gangguan/cedera pada kepala penderita sehingga menyebabkan penderita tidak sadar. Seadainya tidak ada hal yang membahayakan maka sebaiknya penderita tidak dipindahkan sebelum penderita disadarkan, tetapi penderita boleh dipindahkan apabila ada ancaman bahaya terhadap korban atau penolong yang akan melakukan pertolongan. Perhatikan kondisi penderita apakah ada luka didaerah bahu keatas, bila terdapat luka maka jangan memindahkan penderita dengan mengangkat kepalanya. Cara yang paling baik untuk memindahkan penderita ini adalah dengan peralatan khusus untuk menfiksasi leher penderita kemudian korban dipindahkan dengan aman.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 b. Korban dapat berjalan atau tidak Memindahkan korban dengan kondisi korban dapat berjalan jauh lebih mudah dari pada memindahkan korban dalam keadaan tidak dapat jalan. Korban yang tidak dapat berjalan kemungkinan terjadi gangguan atau cedera pada tungkai yaitu otot atau tulang, cedera pada tulang belakang atau pada otak korban. Memindahkan korban dengan cedera otak atau kepala diperlukan perencanaan yang benar. Bila korban dapat berjalan, maka harus dipastikan bahwa tidak ada jejas dan rasa sakit di bagian leher, punggung dan pinggang sehingga korban dapat bergerak tanpa rasa khawatir terjadi kelumpuhan akibat cedera tulang belakangnya. Penderita yang tidak dapat berjalan maka pastikan terlebih dahulu penyebabnya. Bila korban tidak dapat berjalan karena cedera otot maka penderita dapat dipindahkan dengan cara menggendong korban baik di depan ataupun di belakang. Bila keadaan korban tidak dapat bergerak karena terdapat gangguan patah tulang maka korban dipindahkan dengan mengunakan bantuan alat untuk memfiksasi tulang yang patah, kecuali dalam keadaan bahaya, maka tindakan yang paling memungkinkan adalah menarik penderita pada bahunya dan usahakan posisi penderita sejajar dengan permukaan tanah. Untuk memindahkan korban dengan patah tulang, maka tulang yang patah harus difiksasi dengan alat, dengan kayu bidai atau mengikat kaki yang menderita patah denga kaki yang sebelahnya agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah pada kaki penderita. c. Jumlah penolong Jumlah penolong akan sangat berpengaruh terhadap cara memindahkan korban, jumlah penolong yang lebih banyak akan memudahkan pemindahan korban dibanding sendiri, namun padabeberapakondisikorbanmengangkatkorbansendirikemungkinanlebihmenguntungkan. Memindahkan korban dengan penolong lebih dari satu orang diperlukan koordinasi yang baik antara anggota penolong. d. Jalan yang akan dilalui Penting untuk Anda ingat bahwa memindahkan korban dari lorong yang sempit memerlukan perencaan yang matang, demikian juga apabila memindahkan penderita dari bangunan bertingkat yang mempunyai lift sempit. Mengendong di depan ataupun di belakang akan memiliki resiko yang berbeda dan sangat bervariasi bagi setiap individu korban. Bagaimana meletakkan penderita tergantung dari keadaannya. 1. Korban dengan syok : tungkai ditinggikan 2. Korban dengan gangguan pernapasan : biasanya posisi setengah duduk 3. Korban dengan nyeri perut : biasanya posisi meringkuk seperti bayi 4. Posisi pemulihan : untuk korban yang tidak sadar atau muntah
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Cara memindahkan korban tanpa peralatan Pemindahan penderita/korban memiliki kemungkinan membuat cedera tambahan, maka upayakan tidak menarik kepala korban menjauhi bahu dan leher, tariklah penderita sepanjang sumbu tubuh. a. Cara memindahkan korban dilakukan sendiri dan dalam keadaan darurat antara lain : 1). Tarikan pada siku atau pergelangan tangan BilaAndamenemukankorbandengancederakaki,makapeganglahsikuataupergelangan tangan korban dengan erat kemudian tarik/seret korban dengan perlahan-lahan seperti Gambar di bawah. Janganlah menyeret pakaian korban. 2). Tarikan pada lengan Untuk melakukan evakuasi dengan cara ini maka posisikan diri Anda di sebelah atas korban. Lipatlah secara silang tangan korban kemudian masukkanlah kedua tangan Anda ke bawah ketiak kanan kiri korban dan peganglah lengan kanan kiri korban kemudian tariklah korban ke belakang. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut! Gambar : Tarikan Siku Gambar : Tarikan Lengan
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 93). Tarikan dengan selimut Bila Anda akan melakukan cara ini mulailah dengan meletakkan korban di atas selimut, kemudian badan korban mulai kaki ditutup selimut kanan dan kiri (selimut dilipat), selanjutnya ikatlah dan buatlah simpul kanan dan kiri ujung selimut (bagian kaki) supaya badan korban tidak bergeser. Peganglah ujung selimut kanan dan kiri sebelah atas korban dengan erat dan selanjutnya tariklah ke belakang. Untuk lebih jelas silahkan perhatikan gambar di bawah! 4). Memapah korban Anda berdiri di samping kanan dan kiri korban terutama pada sisi tubuh korban yang mengalami cedera seperti gambar di bawah. 5). Membopong korban BilaAndaakanmelakukancarainimakaperhatikankekuatanfisikAndadantaksirlahberat badan korban, apakah Anda kuat untuk mengangkat atau membopong korban seorang diri. Jangan sampai tindakan ini menimbulkan cedera bagi Anda dan memperparah cedera korban. Untuk lebih jelas silakan perhatikan gambar di bawah ini! Gambar : Tarikan Dengan Selimut Gambar : Memapah Korban dengan 2 Penolong dan 1 Penolong
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 6). Menggendong Bila Anda akan melakukan cara ini hampir sama dengan membopong, perhatikan kekuatan fisik Anda dan taksirlah berat badan korban, perkirakan dan nilailah kekuatan fisik Anda, apakah Anda kuat untuk menggendong korban seorang diri. Jangan sampai tindakan ini menimbulkan cedera bagi Anda dan memperparah cedera korban. Untuk lebih jelas silakan perhatikan gambar di bawah ini! a. Pemindahan korban/penderita oleh tiga orang penolong Teknikiniumumdipakaidanmembutuhkantigaorangpenolong.Sebelummelakukanteknik ini beritahukan terlebih dahulu kepada korban/penderita mengenai tindakan pemindahan yang akan Anda lakukan! Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : Gambar : TMembopong Pasien Gambar : Menggendong Pasien
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 1). Ketiga penolong berlutut di sebelah kanan penderita atau sisi tubuh yang mengalami cedera paling ringan secara berurutan, penolong yang paling tinggi berada di sebelah sisi kepala penderita dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah! 2). Langkah selanjutnya Penolong pertama (ujung di sebelah kepala korban) menyisipkan satu lengan di leher dan bahu korban dan satu lengan di punggung korban. Penolong kedua (tengah) menyisipkan kedua lengan pada punggung dan bokong korban. Sedangkan penolong ketiga (di sebelah ujung/kaki korban) menyisipkan kedua lengan di bawah bokong dang lutut korban/penderita. Liatlah dan perhatikan gambar di bawah! 3). Lakukanlah satu perintah atau aba-aba secara kompak/bersamaan, lakukanlah koordinasi sebelumnya arah dan tempat mana yang akan dituju. Angkatlah penderita/korban ke atas lutut penolong secara bersamaan. Liat dan perhatikan gambar di bawah! Gambar : Langkah Pertama Gambar : Langkah Kedua
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 4). Miringkanlah penderita/korban ke arah penolong kemudian berdirilah secara bersamaan dengan aba-aba bersama-sama kemudian berjalanlah ke arah yang Anda tuju secara bersamaan, untuk lebih jelas perhatikan gambar di bawah! Pemindahan korban dengan peralatan Umumnya peralatan dimiliki oleh unit-unit yang biasa menangani evakuasi korban. Peralatan pengangkut penderita merupakan peralatan mekanis dan semua tenaga kesehatan harus tahu bagaimana menggunakan peralatan ini. Kesalahan pada penggunaan peralatan ini dapat menyebabkan cedera pada diri Anda sendiri dan penderita. Misalnya, tandu yang tidak terkunci pada posisinya dapat jatuh. Tandu yang tidak terpelihara dapat mudah terguling. Kejadian semacam itu dapat menyebabkan masalah hukum jika penderita terluka karena praktik yang keliru atau kesalahan peralatan kemudian melakukan tuntutan. Peralatan harus dipelihara dan diperiksa secara rutin. Anda harus tahu berapa banyak beban yang bisa dibawa dengan aman setiap jenis peralatan evakuasi. Gambar : Langkah Ketiga Gambar : Langkah Keempat
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 a. Tandu beroda (wheeled strechter) Tandu ini merupakan alat standar yang ada pada setiap ambulans. Ada banyak jenis dan tipe tandu beroda ini, namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memindahkan penderita dengan aman dari satu tempat ke tempat lain dengan posisi berbaring. Kepala tandu dapat dinaikkan sehingga akan sangat menguntungkan pada beberapa penderita, termasuk penderita jantung tanpa kecurigaan cedera leher atau spinal. Tandu dapat diangkat oleh empat penolong dengan setiap sudut ada satu orang. Hal ini akan menguntungkan penolong karena lebih stabil dan tidak terlalu melelahkan ketika membawa penderita dengan jarak jauh. Perlu Anda ingat untuk mengikat penderita pada tandu sebelum diangkat atau dipindahkan. Setelah menempatkan penderita ke ambulans, maka jangan lupa kuncilah tandu ke ambulans. Ambulans memiliki peralatan yang terpasang di dalamnya untuk menjaga tandu tetap aman ketika ambulans bergerak sehingga tidak akan terguling. b. Tandu lipat atau tandu portabel Tandu portabel atau tandu lipat memiliki keuntungan pada kejadian dengan banyak korban (kejadian dengan banyak penderita). Gambar : Tandu Beroda Gambar : Tandu Lipat
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 c. Tandu skop / tandu ortopedi/ tandu trauma Tandu ini disebut dengan tandu sekop karena fungsinya mirip skop, terbagi menjadi dua bagian secara vertikal dan penderita dapat “di sekop” dengan mendorong sebagian alat ke bawah penderita. Kelemahan tandu skop ini adalah tidak memberikan perlindungan langsung pada bagian bawah spinal penderita sehingga tidak direkomendasikan pada penderita dengan kecurigaan adanya cedera spinal. d. Tandu kursi Tandu ini dapat digunakan untuk memindahkan penderita dari satu tingkat ke tingkat lainnya atau melewati tanah yang kasar. Tandu ini mirip dengan kursi yang punya pegangan. Gambar : Tandu Skop Gambar : Tandu Kursi
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 e. Tandu fleksibel Tandu fleksibel dapat terbuat dari kanvas atau bahan berkaret atau bahan fleksibel lainnya, seringkali dengan rangka kayu dipasang pada kantungnya dan ketiga pegangan pada setiap sisi. Karena kemudahannya, alat ini dapat berguna pada daerah yang terpencil atau sempit. f. Papan spinal Terdapat dua tipe papan spinal atau papan punggung: panjang (long spine board) dan pendek (short spine board). Alat ini digunakan pada penderita yang ditemukan berbaring atau berdiri dan harus diimobilisasi. Peralatan ini terbuat dari kayu tradisional dan juga plastik yang tahan pecah. Tranportasi Sesuai SK Dirjen Yanmed Nomor 0152/Yan Med/RSKS/4987 telah menetapkan standart pelayanan ambulans yang terdiri dari:  Ambulans Tranportasi Digunakan untuk mengangkut pasien dari satu fasilitas pelayanan medik ke tempat lain tanpa perlu pengawasan medis khusus.  Ambulans gawat darurat Digunakan untuk memberikan pertolongan dalam rangka pemberian bantuan hidup dasar pasien gawat darurat dan pengangkutan pasien gawat darurat ke tempat pelayanan definitive atau rujukan.  Ambulans rumah sakit lapangan Digunakan untuk melakukan pertolongan pada pasien gawat darurat sehari-hari dan rumah sakit lapangan pada saat bencana/disaster.  Ambulans pelayanan medik bergerak, digunakan untuk memberikan pelayanan medik bergerak atau mobile clinic.  Kereta jenazah, digunakan untuk membawa jenazah. Gambar : Papan Spinal
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Tedapat 3 kelompok ambulans : 1. Ambulans darat : Kereta api , Kendaraan roda 4 atau lebih 2. Ambulans udara : - Helikopter , dengan syarat getaran rendah. - Cara memasukan pasien ;jangan datang dari belakang, kepala penolong harus menunduk, Bila pasien diambil dari atas, brankar digantung. 3. Ambulans air. Ambulans Gawat Darurat darat : Adalah sarana angkutan roda 4 yang digunakan untuk memindahkan/evakuasi penderita yang mengalami gawat darurat ke center gawat darurat yang lebih lengkap. Spesifikasi kendaraan: • Roda 4 / lebih • Suspensi lunak. • Warna mudah dilihat. • Suspensi lunak. • Memiliki tanda pengenal. • Ruang penderita. cukup luas, - Dapat memuat stretcher + 2 tandu lipat - Tempat duduk petugas, dapat dilipat. - Mempunyai sabuk pengaman. - Dapat membawa inkubator transport. • Ruangan cukup tinggi : - Petugas dapat berdiri menunduk - Gantungan infus min. 90 cm. • Penerangan yang cukup • Lampu halogen yang. dapat dilipat • Air bersih 20 L & penampungan Limbah. • Meja lipat. • Mempunyai lemari untuk obat dan alat • mempunyai refrigator portable. • Dilengkapi A.C. /fan. • Mempunyai buku petunjuk / pemeliharaan semua alat dlm bahasa Indonesia. • Mempunyai radio komudikasi / HP • Mempunyai sirene 1 nada. • Mempunyai lampu rotator warna merah, ditempatkan ditengah atas. • Lampu sorot dibelakang atas, u/ penerangan keluar-masuk pasien.
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 Syarat teknis Peralatan Medis • Tabung Oksigen + alat u/ 2 org. • Peralatan resusitasi lengkap u/ dewasa , anak & bayi. • Suction pump manual & listrik 12 volt. • Alat monitoring / diagnostik untuk dewasa , anak & bayi. • Defibrilator unt dewasa, anak & bayi • Minor surgery set. • Obat-obat gawat darurat dan cairan infus. Petugas Ambulans: • 1 Sopir yg mampu PPGD & komunikasi. • 2 Perawat PPGD. • 1 Dokter PPGD.(bila perlu) Tata Tertib Ambulans: • Saat jemput penderita menggunakan sirene & lampu rotator. • Saat bawa pasien hanya menggunakan lampu rotator. • Kecep max 40 km/j, dijalan Tol 80km/jam • Mematuhi peraturan lalu lintas. • Mengisi “Dispatch form “ Persiapan merujuk Penderita : • Pastikan tempat tersedia di Rumah Sakit yang dituju. • Catat instruksi dokter ttg hal2 yang harus diperhatikan / diberikan kepada pasien selama diperjalanan. • Catatan obat & alat yang harus dibawa pasien • Catatan nama semua petugas yang berangkat. • Catatan keadaan pasien sebelum berangkat. • Catatan semua perubahan pasien / obat yg diberikan selama perjalanan. • Catatan keadaan. pasien saat tiba di RS tujuan • Pasien & catatan diperjalanan diserah terimakan kepada yang menerima & di tanda tangani dan melaporkan setelah semua selesai.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 DAFTAR TILIK EVAKUASI KORBAN KOMPETENSI Melaksanakan asuhan pada pasien gawat darurat SUB KOMPETENSI : Melakukan prosedur tindakan evakuasi korban dengan satu penolong (meliputi tongkat manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung) JUDUL UNIT : Evakuasi Korban No. ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI SKOR 0 1 2 1. Melakukan pengkajian kebutuhan pelaksanaan evakuasi korban dengan satu penolong yg meliputi tongkat manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung. 1.1. Cuci tangan 7 langkah 1.2. Menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) 1.3. Menyampaikan salam pada pasien 1.4. Adanya data bahwa pasien tidak bisa mobilisasi sendiri 2. Melaksanakan persiapan alat yang akan digunakan untuk evakuasi korban dengan satu penolong yg meliputi tongkat manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung 1.1. Alat – alat disiapkan sesuai kebutuhan (kalau ada) 1.2. Alat –alat ditempatkan pada tempat yang bersih dan ditata rapi (kalau ada) 3. Melaksanakan persiapan pasien yang akan dilakukan untuk evakuasi korban dengan satu penolong yg meliputi tongkat manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung 3.1. Tujuan disampaikan dengan bahasa yang jelas 3.2. Prosedur tindakan dijelaskan dengan benar 3.3. Posisi aman dan nyaman pasien diatur dengan hati-hati 3.4. Lingkungan disiapkan untuk menjaga privasi pasien
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 4. Melaksanakan tindakan untuk evakuasi korban dengan satu penolong yg meliputi tongkat manusia, cara ditarik, menggendong depan, gendong punggung 4.1.Ijin melakukan tindakan pemeriksaan disampaikan kepada pasien dengan bahasa yang jelas dan sopan “TONGKAT MANUSIA” 4.3. Penolong berdiri disamping pasien pada sisi yang cedera atau lemah*. 4.4. Lengan pasien dilingkarkan dibahu penolong dan tangan pasien atau pergelangan tangan pasien dipegang dengan benar* 4.5. Lengan penolong yang satu dilingkarkan pada pinggang pasien sambil memegang baju atau pinggang pasien* 4.6. Kaki yang sebelah dalam dilangkahkan sambil berjalan disesuaikan dengan kecepatan pasien* CARA DITARIK 4.7. Lengan pasien diletakkan menyilang pada dadanya* 4.8. Penolong jongkok dibelakang pasien sambil memegang melalui ketiak dan diangkat dengan benar*. 4.9. Jika pasien dapat duduk, lengan pasien disilangkan pada dada, penolong memegang pergelangan tangannya melalui ketiak dan diangkat* CARA MENGGENDONG DEPAN 4.10. Penolong jongkok disamping pasien dengan benar* 4.11. Lengan penolong diselipkan disekitar tubuh pasien, diatas pergelangan tangan* 4.12. Lengan yang satunya diselipkan dibawah paha pasien* 4.13. Badan pasien di dekatkan dengan cara dipeluk dan diangkat* CARA GENDONG PUNGGUNG 4.14. Penolong jongkok didepan pasien dan membelakanginya* 4.15. Lengan pasien dilingkarkan pada leher penolong* 4.16. Paha pasien di pegang dan berdiri pelan-pelan* 4.17. Punggung penolong harus tetap lurus* 4.18. Alat-alat dirapikan dan dibereskan dengan benar (kalau ada) 4.19. Cuci tangan dilakukan dengan benar
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut 5.1. Tindakan untuk mengevaluasi hasil dilakukan melalui anamnesa respon dan pemeriksaan fisik 5.2. Upaya tindak lanjut dirumuskan dengan benar 5.3. Memberikan salam 5.4 Membereskan alat-alat 5.5 Cuci tangan 7 langkah 6. Melakukanpencatatandalam dokumentasi keperawatan 6.1. Tindakan dan respon pasien saat dan setelah tindakan dicatat dengan jelas dan ringkas 6.2. Waktu, paraf dan nama jelas dicantumkan pada catatan pasien/kasus. Jumlah Skor Nilai akhir = ........... 35 2 XSkor = ∑ ∑ Keterangan:  Tanda (*) merupakan critical point harus kompeten  0 = Bila tidak melakukan tindakan  1 = Bila tindakan dilakukan tetapi tidak/kurang benar  2 = Tindakan dilakukan dan benar Nilai Batas Lulus =2,76 Tempat Ujian ..................................... ..... Observer, __________________________
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Saat tiba di lokasi bencana ditemukan seorang korban yang mungkin harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman atau untuk mendapatkan pelayanan medis komprehensif. Penanganan korban misal pemindahan yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru. Sebaiknya melakukan pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu bantuan datang. Stabilisasi, evakuasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi dan transportasi yang tepat dapat membantu penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang diperlukan untuk merujuk pasien karena penanganan di tempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan pada penderita tersebut dilakukan penanganan yang komprehensif. Pada evakuasi pasien dimana dilakukan pemindahan dan pengangkatan penderita, memerlukan cara-cara tersendiri karena bila salah dalam melakukan pengangkatan tersebut dapat juga menyebabkan cedera pada petugas juga dapat memperburuk keadaaan penderita. Sebaiknya keadaan penderita telah stabil dan telah mendapatkan penanganan seperlunya (imobilisasi) sebelum dilakukan rujukan. Pemindahan/evakuasi korban dapat dilakukan sendiri, bersama-sama dalam tim maupun dengan bantuan peralatan. Rangkuman
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Bagaimana, setelah Anda mempelajari uraian pada Kegiatan Belajar 3 apakah Anda telah memahami materi tersebut? Jika Anda telah paham, cobalah jawab pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang Anda anggap benar. 1. Saat memindahkan korban atau penderita perlu diperhatikan mekanika tubuh penolong, di bawah ini hal yang sebaiknya dihindari penolong yaitu : a. Merencanakan pergerakan b. Membungkukkan punggung c. Rapatkan dengan penolong d. Gunakan tungkai 2. Pemindahan korban yang dilakukan dalam keadaan darurat dan hanya oleh penolong tunggal atau sendiri dapat dilaksanakan dengan beberapa teknik, hal yang perlu dihindari yaitu : a. Tarikan siku b. Tarikan pergelangan tangan c. Tarikan lengan d. Tarikan baju 3. Bila menjumpai korban yang terluka pada tungkai kaki sebelah kiri dan korban mampu berdiri, maka penolong akan memapah korban : a. Memapah di sebelah kiri korban b. Memapah di sebelah kanan korban c. Memapah di belakang korban d. Memapah bebas dimana saja Evaluasi Formatif
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 4. Saat memindahkankan korban dengan gangguan pernafasan maka posisi yang paling tepat adalah : a. Tungkai/kaki ditinggikan b. Posisi setengah duduk c. Posisi telentang d. Posisi trendelenburg 5. Tandu dapat terbuat dari kanvas, aluminium, atau plastik keras, biasanya dapat dikempiskan dan menghemat tempat serta sering digunakan untuk korban berjumlah besar yaitu : a. Tandu beroda b. Tandu sekop c. Tandu fleksibel d. Tandu lipat 6. Tanda yang merupakan tandu standar yang harus ada pada ambulans adalah : a. Tandu beroda b. Tandu portable c. Tandu fleksibel d. Tandu sekop
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4 orang ! Kemudian saling berpasangan dan bergantian lakukanlah pemindahan/evakuasi korban dengan satu penolong maupun tiga orang penolong…Mintalah salah seorang teman untuk mengobservasi dan menilai tindakan Anda! Bila Anda menemui kesulitan hubungilah Fasilitator/Dosen Anda ! Tugas Mandiri
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 1. Bickley LS. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Buku Saku. Jakarta: EGC.2008 2. Buku Panduan Pelatihan BC & TLS (Basic Cardiac & Trauma Life Support). Jakarta. Emergency Medical Training & Services.EMS 119. 2008 3. General Emergency Life Support (GELS) RSUP DR Sardjito Yogyakarta 4. Musliha. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. 2010 1. Nurjanah, Sugiharto R, Kuswanda D, BP Siswanto, Adikoesoemo. Manajemen Bencana. Bandung : Alfabeta. 2012 6. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Basic Trauma Cardiac Life Support. PMI Pusat Pendidikan dan Latihan DIY. Yogyakarta. 2012 7. Pedoman Pertolongan Pertama. Markas Pusat Palang Merah Indonesia. 2009 8. Seri Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) / General Emergency Life Support (GELS) : Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Cetakan ketiga. Dirjen Bina Yanmed Depkes RI. 2006. 9. Tanggap Darurat Bencana (Safe Community modul 4). Depkes RI. 2006. Daftar Pustaka
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 3 Kunci Jawaban Test Formatif NO JAWABAN 1. B 2. D 3. A 4. B 5. D 6. A
  • 29. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015