2. private
property
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pemetaan
pertambangan ini. Laporan pemetaan tambang ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Pemetaan Pertambangan yang ada di Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Laporan pemetaan
pertambangan ini disusun sebagai pelengkap tugas dari mata kuliah yang tengah diambil
pada semester 6 ini.
Dengan selesainya laporan hasil survey toponimi ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA.DESS selaku dosen pembina mata kuliah
Pemetaan Pertambangan.
2. Teman-teman sekalian yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Surabaya, April 2015
Penulis
3. private
property
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................................................1
BAB II KARAKTERISTIK TIMBAL...........................................................................................................................2
2.1 Pengenalan Timbal...............................................................................................................................2
2.2 Sifat dan Karakteristik........................................................................................................................4
1.2.1 Sifat Fisika..................................................................................................................................4
1.2.2 Sifat Kimia..................................................................................................................................4
2.3 Sumber......................................................................................................................................................6
2.4 Kegunaan dan Kerugian.....................................................................................................................8
2.5 Penyebaran di Indonesia................................................................................................................ 10
BAB III PEMETAAN PERTAMBANGAN TIMBAL............................................................................................. 11
3.1 Potensi Galena di Lombok Tengah ............................................................................................. 11
3.2 Lokasi...................................................................................................................................................... 11
3.3 Geomorfologi ....................................................................................................................................... 12
3.4 Pengukuran Topografi..................................................................................................................... 13
3.5 Sebaran dan Cadangan Mineralisasi Logam Dasar (Pb-Galena) .................................... 13
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................................... 15
4.2 Rekomendasi ....................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................................ 17
4. private
property
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Timah Hitam (Pb) ........................................................................................................2
Gambar 3.1 Lokasi Penambangan Timbal di Lombok Tengah........................................ 12
Gambar 3.2 Peta Kontur Daerah Penyelidikan...................................................................... 13
Gambar 3.3 Peta Persebaran Mineralisasi Timbal di Daerah Penyelidikan.............. 14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Lokasi Timbal (Timah Hitam) ..................................................................................... 10
5. private
property
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Dalam kegiatan
penambangan biasanya dilakukan dengan cara pembukaan hutan, pengikisan lapisan-
lapisan tanah, pengerukan dan penimbunan. Dampak kegiatan pengoperasian tambang
pada akhirnya akan mempengaruhi kesuburan tanah sebagai media pertumbuhan
tanaman, mengakibatkan merosotnya kesuburan tanah yang disebabkan karena
terkupasnya lapisan tanah oleh kegiatan penambangan.
Pada zaman sekarang ini, industri pertambangan terus berkembang pesat,
mencakup seluruh wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. Adanya industri pertambagan
memberikan pengaruh besar kepada kondisi perekonomian Indonesia dan juga daerah-
daerah tempat adanya industri pertambangan tersebut, misalnya lokasi penambangan
timbal di daerah Lombok Tengah.
Pengaplikasian ilmu perpetaan sangat berpengaruh dalam pertambangan. Ilmu
perpetaan sendiri mencakup dasar-dasar dalam pertambangan, seperti mencari letak
wilayah secara geografis dengan memanfaatkan peta. Dengan mempelajari ilmu
perpetaan melewati peta kita bisa mengetahui apa saja yang terdapat pada wilayah yang
kita petakan, sehingga dalam dunia pertambangan kita bisa secara langgsung mencari
yang terdapat pada peta tersebut. Informasi yang terdapat pada peta haruslah akurat
sesuai hasil proyeksi dari wilayah tersebut. Informasi yang terdapat pada peta adalah
skala, mata angin, jalan, alir sungai, dll. Karena bila infomasi yang dicantumkan tidak
akurat maka hasil petakan salah dengan wilayah aslinya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenal sifat dan karakteristik logam timbal.
2. Mengetahui persebaran lokasi tambang timbal di Indonesia.
3. Mengetahui metode survey topografi di lokasi tambang timbal
6. private
property
2
BAB II
KARAKTERISTIK TIMBAL
2.1 Pengenalan Timbal
Timbal dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol kimia “Pb”.
Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya logam lunak. Timbal
atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya dikenal
dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Logam ini termasuk
kedalam kelompok logam-logam golongan IV–A pada tabel periodik unsur kimia.
Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam
berat berwarna kelabu kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327°C dan titik didih 1.620°C.
Pada suhu 550-600°C. Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II). Walaupun
bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb) sangat rapuh dan mengkerut pada pendinginan, sulit
larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal (Pb) dapat larut dalam asam nitrit,
asam asetat dan asam sulfat pekat.
Gambar 2.1 Timah Hitam (Pb)
7. private
property
3
Timbal memiliki empat isotop yang stabil yaitu 204Pb, 206Pb, 207Pb, dan 208Pb. Standar
massa atom Pb rata-rata adalah 207,2. Sekitar 38 isotop Pb telah ditemukan termasuk
isotop sintesis yang bersifat tidak stabil. Isotop timbal dengan waktu paruh yang terpanjang
dimiliki oleh 205Pb yang waktu paruhnya adalah 15,3 juta tahun dan 202Pb yang memiliki
waktu paruh 53.000 tahun.
Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan nomor atom 82
maka timbal memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 dengan jumlah elektron
tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan
C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s.
Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat
yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil
melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Namun logam
ini sangat beracun. Seperti halnya merkuri yang juga merupakan logam berat. Timbal adalah
logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika terakumulasi dalam jaringan halus dan
tulang untuk waktu yang lama. Timbal terdapat dalam beberapa isotop: 204Pb (1.4%),
206Pb (24.1%), 207Pb (22.1%), and 208Pb (52.4%). 206Pb, 207Pb and 208Pb kesemuanya
adalah radiogenic dan merupakan produk akhir dari pemutusan rantai kompleks.
Ada 3 macam jenis endapan timbal, ialah :
o Straigh Lead Ore
Jebakan bahan galian timbal, dimana dari padanya jika diusahakan (ditambang)
hanya menghasilkan logam timbal dan tidak menghasilkan hasil sampingan logam-
logam yang lain. Dalam jebakan tersebut dari mineral-mineral pembawa timbal.
o Lead Zinc Ore
Endapan bahan galian yang bila diusahakan dari padanya dapat menghasilkan logam
timbal dan seng sebagai hasil utamanya.
o Lead Silver Ore
Endapan bahan galian perak dimana dari padanya jika diusahakan dapat
menghasilkan logam timbal sebagai hasil sampingan.
Klasifikasi asal mula terjadinya endapan timbal secara sistematis dapat dibagi
sebagai berikut :
o Pengisian celah (Cavity filing)
o Replacement atau penggantian : Masive, Lode/Vein, dan tersebar atau
Dissaminated.
8. private
property
4
2.2 Sifat dan Karakteristik
Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini merupakan
anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat non-
logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan Kerusit
(PbCO3,), juga dalam keadaan bebas. Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini, yakni:
a. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
b. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
c. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.
d. Daya hantar listrik kurang baik. (Konduktor yang buruk)
e. Massa atom relative 207,2
f. Memiliki Valensi 2 dan 4.
g. Tahan Radiasi
1.2.1 Sifat Fisika
Berikut merupakan beberapa sifat fisika yang dimiliki timbal :
a. Fasa pada suhu kamar : padatan
b. Densitas : 11,34 g/cm3
c. Titik leleh : 327,5 0C
d. Titik didih : 17490C
e. Panas Fusi : 4,77 kJ/mol
f. Panas Penguapan : 179,5 kJ/mol
g. Kalor jenis : 26,650 J/molK
1.2.2 Sifat Kimia
Berikut merupakan beberapa sifat fisika yang dimiliki timbal :
a. Bilangan oksidasi : 4,2,-4
b. Elektronegativitas : 2,33 (skala pauli)
c. Energi ionisasi 1 : 715,6 kJ/mol
d. Energi ionisasi 2 : 1450,5 kJ/mol
e. Energi ionisasi 3 : 3081,5 kJ/mol
f. Jari-jari atom : 175 pm
g. Radius ikatan kovalen : 146 pm
h. Jari-jari Van Der Waals : 202 pm
i. Struktur Krista l : kubik berpusat muka
9. private
property
5
j. Sifat kemagnetan : diamagnetik
k. Resistifitas termal : 208 nohm.m
l. Konduktifitas termal : 35,3 W/mK
m. Timbal larut dalam beberapa asam
n. Bereaksi secara cepat dengan halogen
o. Bereaksi lambat dengan alkali dingin tetapi bereaksi cepat dengan alkali
panas menghasilkan plumbit.
Timbal sering kali memiliki sifat tampak seperti gas mulia yaitu tidak reaktif,
ditunjukkan oleh harga potensial standarnya sebesar – 0,13 V. kereaktifan yang rendah ini
dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen, dan juga dalam beberapa hal
tidak terlarutkan oleh H2SO4 pekat dan HCl pekat. Timbal jarang sekali berdiri sebagai unsur
tunggal, mineral-mineral timbal yang banyak dijumpai di alam tidak banyak jenisnya;
berdasarkan komposisi kimianya ada 3 jenis ialah :
Sebagai sulfida; mineral galena atau gelenit (Pbs) dengan kadar 87 % Pb.
Sebagai karbonat; mineral Cerrusite (Pb CO3), 77 % Pb.
Sebagai sulfat; mineral anglesite (Pb SO4), 68 % Pb.
Mineral-mineral timbal kurang tahan terhadap pelapukan, sehingga tak banyak
terlihat sebagai singkapan umumnya akan banyak dijumpai dekat dengan permukaan tanah.
Mineral galena berwarna abu-abu, metalik, mengkilab dan berat dengan belahan teratur
ketiga arah. Cerrusite adalah putih atau abu-abu dan sangat mengkilab, demikian pula
anglesite juga berwarna putih atau abu-abu, suram dan pucat.
Batuan galena merupakan bahan baku dalam pembuatan logam timah hitam (Pb).
Melalui proses pengolahan dan pemurnian, batuan mengandung unsur Pb dipisahkan dari
pengotornya untuk diambil logam timah hitam. Kegiatan penambangan galena dapat
menggunakan alat-alat berat seperti Backhoe dan Dumptruck ataupun cara tradisional
dengan membuat terowongan bawah tanah mengikuti strike endapan galena (Coyote Mining
Methode).
10. private
property
6
2.3 Sumber
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13
mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di dalam batu
pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg.
Timbal (Pb) yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah
tanah (ground water) berkisar antara 1-60 μg/liter. Secara alami timbal (Pb) juga
ditemukan di air permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai adalah
sebesar 1-10 μg/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari dalam air tawar.
Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07
μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (galena),
PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb
yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur
dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya
10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.
Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji
mineral bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga. Sumber mineral
timbal yang utama adalah “Galena (PbS)” yang mengandung 86,6% Pb dengan proses
pemanggangan, “Cerussite (PbCO3)”, dan “Anglesite” (PbSO4). Kandungan timbal dikerak
bumi adalah 14 ppm, sedangkan dilautan adalah:
Permukaan Samudra Atlantik : 0,00003 ppm
Bagian dalam Samudra Atlantik : 0,000004 ppm
Permukaan Samudra Pasifik : 0,00001 ppm
Bagian dalam Samudra Pasifik : 0,000001 ppm
Batuan galena terjadi sebagai akibat dari proses hydrothermal magma. Galena
biasanya ditemukan di sekitar batuan metamorf dan batuan beku. Singkapan mineral galena
bisa terlihat di lereng perbukitan atau tepian sungai di daerah batuan metamorf karena
pada saat terjadinya galena larutan hydrothermal menerobos lapisan batuan metamorf atau
batuan beku dan mengikuti jalur rekahan - rekahan pada batuan. Pada beberapa tempat,
keberadaan mineral galena berdekatan ataupun didapatkan berasosiasi dengan unsur-
unsur atau mineral-mineral lainnya seperti : tembaga, emas, zink, perak dan lain
sebagainya.
11. private
property
7
Galena atau timah hitam keberadaannya di alam berupa senyawa PbS. Apabila unsur
sulfida dominan pada batuan galena maka secara fisik akan terasa aroma sulfida di lokasi
batuan tersebut. Mineral-mineral lain yang biasanya ditemukan dekat dengan galena yaitu
Sphalerit, Pyrite (FeS2) dan Kalcopyrite (CuFeS2). Memisahkan mineral-mineral pada
batuan galena harus memperhatikan sifat mineral tersebut baik sifat fisik, kimia dan
mineralogi. Galena PbS memiliki karakteristik sebagai berikut : kekerasan mosh 3,5 s/d 4,
berat jenis 7,2 s/d 7,6, kilap metal, warna abu-abu dengan garis hitam saat digores;
Sphalerit ZnS mempunyai karateristik : kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 3,9 s/d 4,2,
kilap metal, warna kuning,coklat atau hitam, goresan warna orange kuning dan
Chalcopyrite CuFeS2 bercirikan kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 4,1 s/d 4,3, kilap
metal, warna kuning tembaga, goresan hitam kehijauan.
Endapan timbal tipe hidrotermal salah satu contohnya terdapat di daerah Lentek,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dengan potensi sumber daya sebanyak
2.450 ton bijih dengan kadar 8,39% Pb atau setara dengan 205 ton timbal. endapan ini
berasosiasi dengan seng, besi dan tembaga. sedangkan endapan timbal sebagai mineral
terdapat di daerah Senggoro, Kecamatan Plampang, Kabupaten Dompu dengan kadar dalam
batuan 0.5% Pb dan 1.60 g/t Au.
Sebagai sumber timbal (Pb) di lingkungan hidup kita adalah (Mukono, 2002):
1. Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam keadaan alamiah
menurut studi patterson (1965), kadar timah hitam di udara sebesar 0,0006
mikrogram/m3, sedangkan di daerah tanpa penghuni dipegununan California (USA),
menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,008 mikrogram/m3. Baku mutu di
udara adalah 0,025 – 0,04 gr/Nm3.
2. Air
Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar antara 1–60
mikrogram/liter, sedangkan analisis air permukaan terutama pada sungai dan danau
menunjukkan angka antara 1–10 mikrogram/liter. Kadar timah hitam pada air laut
kadarnya lebih rendah dari yang terdapat di air tawar. Di pantai Californa (USA)
kadar timah hitam (Pb) menunjukkan kadar antara 0,08 – 0,04 mikrogram/liter.
Timbal (Pb) yang larut dalam air adalah Timbal asetat (Pb(C2H3O2)2), timbal klorat
Pb(CLO3)2, timbal nitrat Pb (NO3)2, timbal stearat Pb (C18H35O2)2. Baku mutu
(WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan KLH No 02 tahun 1988 yaitu 0,05 – 1
mg/liter.
12. private
property
8
3. Tanah
Rata-rata timbal (Pb) yang terdapat dipermukaan tanah adalah sebesar 5–25 mg/kg.
4. Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Menurut studyWeaepohl
(1961), dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb) pada batuan sekitar 10 – 20 mg/kg.
5. Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb). Menurut Warren dan
Delavault (1962), Kadar timbal (Pb) pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat daun
kering.
6. Makanan
Kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam proses
processing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras, gandum,
kentang dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa)
dan 25 mikrogram/kg BB (anak-anak).
2.4 Kegunaan dan Kerugian
Dalam bisnis perdagangan, logam Timah Hitam (Pb) merupakan salah satu jenis
logam yang banyak dibutuhkan. Hampir 75% industri memerlukan logam ini untuk
pembuatan baterai dan eletroda aki karena galena memiiki sifat yang anti korosi dan
mampu menahan radiasi dan sisanya untuk produk-produk plumbing dan minyak, pelapis
pada ruangan rontgen serta reaktor nuklir. Di Indonesia, kebutuhan Pb masih belum dapat
dipenuhi kebutuhannya sehingga logam ini sangat dicari untuk kebutuhan industri. Sebelum
tahun 2009, mineral galena banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah untuk memenuhi
kebutuhan industri luar negeri terutama ke China. Setelah dikeluarkannya Undang - Undang
No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang mengatur ekspor bahan
baku mineral menyebabkan para eksportir tidak dapat lagi mengirim langsung dalam
bentuk batuan/mineral ke luar negeri, tetapi harus diolah dulu setidaknya menjadi bullion
(batangan) agar memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan
pendapatan asli daerah sumber bahan baku galena.
13. private
property
9
Timbal memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia
apabila dikelola secara bijaksana, adapun berbagai kegunaan dari timbal antara lain:
1) Timbal digunakan dalam accu dimana accu ini banyak dipakai dalam bidang
automotif.
2) Timbal dipakai sebagai agen pewarna dalam bidang pembuatan keramik terutama
untuk warna kuning dan merah.
3) Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
4) Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan
pancing untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya
murah dan mudah untuk digunakan.
5) Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio music.
6) Timbal dipakai untuk pelindung alat-alat kedokteran, laboratorium yang
menggunakan radiasi misalnya sinar X.
7) Timbal cair dipergunakan sebagai agen pendingin dalam peralatan reactor yang
menggunakan timbale sebagai pendingan.
8) Kaca timbal mengandung 12-28% Pb dimana dengan adanya Pb ini akan mengubah
karakteristik optis dari kaca dan mereduksi transmisi radiasi.
9) Timbal banyak dipakai untuk elektroda pada peralatan elektrolisis.
10) Timbal digunakan untuk solder untuk industri elektronik.
11) Timbal dipakai dalam berbagai kabel listrik bertegangan tinggi untuk mencegah difusi
air dalam kabel.
12) Timbal ditambahkan dalam peralatan yang terbuat dari kuningan agar tidak licin dan
biasanya digunakan dalam peralatan permesinan.
13) Timbal dipakai dalam raket untuk memperberat massa raket.
14) Timbal karena sifatnya tahan korosi maka dipakai dalam bidang kontruksi.
15) Dalam bentuk senyawaan maka tetra-etil-lead dipakai sebagai anti-knock pada bahan
bakar.
16) Semikonduktor berbahan dasar timbal banyak seperti Timbal telurida, timbale
selenida, dan timbale antimonida dipakai dalam peralatan sel surya dan dipakai dalam
peralatan detektor inframerah.
17) Timbal biasanya dipakai untuk menyeimbangkan roda mobil tapi sekarang dilarang
karena pertimbangan lingkungan.
18) Digunakan sebagai aditif bahan bakar (TEL), berfungsi untuk mengurangi knock pada
mesin.
14. private
property
10
2.5 Penyebaran di Indonesia
Endapan biji timbal banyak terdapat di seluruh daerah Indonesia (Tabel 1.) beberapa
wilayah memiliki cadangan yang cukup besar dan berlimpah.
Tabel 1. Lokasi timbal (timah hitam)
Provinsi Lokasi
DI. Aceh K. Beureung, K. Isep, Pasir Putih, Lokop, Aceh Timur
Sumatera Utara Bululaga, Nias, Sihajo, Nusa Bargot, Muara Soma, Ulu Aek
Paneme Estella, Paguran Si Ayu, Bukit Pionggu, Malilir, G.
Marisi, Sidingin
Sumatera Barat Sumpu, Balung, Batang Bio, Bata Menjulur, Lubuk Selasih,
S. Talang, S. Pagu, Bulangsi, Tepan, Mangani, G. Arum,
Pasaman
Bengkulu S. Ipuh Panjang, G. Batu bertulis, Aer Penejun, Aer Saleh,
Aer Piatu, Aer Bagus, Tabak Tempilang, Aer Anget, Aer
Limpure, Cepei, Aer Kidurung, Aer Loh, Muara Impu Tanah,
Lebong Simpang, Lebong Donok, Lebong Sulit, Lebong
Kandis, Simau, Tumbang Sawah.
Rajabasa, G. Rantai
Sumatera Selatan S. Tuboh, Aer Kukus, Aer Seri, Bukit Lajah, Kikim Besar
Lampung Rajabasa, G. Rantai
Bangka Belitung Tanjung Pandan, Membalong, Dendang, Gantung, Manggar,
Kelapa Kampit
Banten Cirotan, Cikotok, Panggarangan
Jawa Barat G. Parang, G. Sawal, Tasikmalaya, Cianjur; Sukabumi,
Pandeglang, Serang
Jawa Timur Janglot, Dawuhan, Kedungpring, Tegalrejo, Domasan,
Kalitelu, Kasinan, Brungkah, Batu Ulu, Ponorogo
Jawa Tengah Wonogiri
Kalimantan Barat Mandoe, Bengkayang, S. Samarayak
Kalimantan Tengah Sampit
Kalimantan Timur S. Mara
Sulawesi Selatan Sasak, Masupu, Bobohan
Nusa Tenggara Barat Desa Rembitan, Lentek, Lombok Tengah
Nusa Tenggara Timur Hulu W. Rango, Omesuri, Laibunggi, Ujung Selatan Bag.
Barat P. Sumba, Worgilip-Prabur, Maikawada, Taneman,
Kuneman, Mamenang, Pido, Taramen, Wakapsir
15. private
property
11
BAB III
PEMETAAN PERTAMBANGAN TIMBAL
3.1 Potensi Galena Di Lombok Tengah
Timbal tipe hidrotermal terdapat di daerah Gunung Kuang, Lentek, Kecamatan
Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dengan potensi sumber daya sebanyak 2.450 ton bijih
dengan kadar 8,39% Pb atau setara 205 ton timbal. Endapan inisial berasosiasi seng, besi
dan tembaga. Sedangkan endapan timbal sebagai mineral terdapat didaerah Senggoro,
kecamatan Plampang, kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Timur, kadar dalam
batuan 0,5% Pb Dan 1,60 g / tau.
Untuk melengkapi dan memperluas daerah penambangan endapan
mineralisasi bijih timah hitam ( Pb - galena) yang lebih dan bisa dipertanggung jawabkan,
maka pada bulan Desember 2006, telah dilakukan penyelidikan geofisika terpadu di
daerah Gunung Kuang, dengan mengunakan metoda Induced Porarization (IP) dan
Geomagnetik yang dilakukan oleh tim dari kuasa pertambangan PT. ISTINDO MITRA
PERDANA.
3.2 Lokasi
Lokasi ini berada di daerah Gunung Kuang, Lentek, Kecamatan Pujut, Kabupaten
Lombok Tengah. Daerah penyelidikan secara geografis terletak diantara koordinat
424000 E - 423350 E dan 9020950 S - 9021550 S, meliputi daerah seluas 400 m x 550
meter atau setara 22 hektar.
16. private
property
12
Gambar 3.1 Lokasi Penambangan Timbal di Lombok Tengah
3.3 Geomorfologi
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia, sekala 1 : 25.000, Lembar 1807-223,
Sengkol, yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional dan peta
Topografi hasil pengukuran dilapangan, secara umum morfologi daerah penyelidikan
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Morfologi perbukitan bergelombang berelief sedang sampai tinggi dengan
kemiringan lereng cukup terjal dan ketinggian berkisar antara 80 - 188 mdpl
dengan puncak tertinggi Gunung Kuang, di bagian selatan, Gunung Empan
dibagian barat dan gunung Bongkok dibagian timur laut, daerah penyelidikan di
bentuk 95% oleh satuan batuan breksi gunungapi dan 5% oleh batu gamping koral.
Pada umumnya daerah pebukitan ini merupakan daerah pesawahan tadah hujan,
pertanian palawija dan tanah daratan.
2. Morfologi dataran pantai yang terletak dibagian barat daerah penyelidikan,
menempati lebih kecil dari 5% dari luas seluruh daerah penyelidikan, dengan
ketinggian kurang dari 10 mdpl. Pada umumnya daerah pedataran pantai ini
ditempati oleh perumahan penduduk dan sebagian kecil berupa usaha pertanian-
ladang.
17. private
property
13
3.4 Pengukuran Topografi
Pengukuran topografi meliputi penentuan koordinat dan semua titik pengukuran
geofisika, pertama kali dilakukan pengukuran koordinat dengan menggunakan alat GPS
di titik Base ( Base Camp) dan lintasan C5.6,R1.16, R2.16 dan R5.16 sebagai titik dasar
pengukuran yaitu : X,Y ( 423604 E, 9021352 S ), sedangkan perhitungan ketinggian
berdasarkan titik ketinggian dari titik tertinggi pada peta rupa bumi skala 1 :
25.000, lembar 1807 -223, Sengkol. Disamping pembuatan lintasan dan titik ukur juga
dilakukan pengukuran jalan dan sungai-sungai di daerah penyelidikan guna membantu
dalam interpretasi-penafsiran hasil pengukuran geofisika. Hasil pengukuran topografi
berupa peta untuk kemudian digunakan sebagai peta dasar penyelidikan di daerah ini.
Gambar 3.2 Peta Kontur Daerah Penyelidikan
3.5 Sebaran dan Cadangan Mineralisasi Logam Dasar (Pb-Galena)
Dari hasil penyelidikan secara geofisika ( Geomagnetik, Induced Polarization )
didaerah Gunung Kuang, Desa Rambitan, ditemukan 3 kelompok penyebaran
mineralisasi yang tersebar di tiga lokasi daerah penyelidikan yaitu:
(1) Penyebaran mineralisasi logam dasar (Pb) terdapat dibagian barat laut daerah
penyelidikan, yang merupakan daerah tambang timah (Pb-galena).
(2) Penyebaran mineralisasi logam dasar (Pb-galena) dibagian tengah daerah
penyelidikan yang diperkirakan cukup luas.
18. private
property
14
(3) Penyebaran mineralisasi logam dasar (Pb-galena) terdapat di selatan dan di bagian
tenggara daerah penyelidikan.
Gambar 3.3 Peta Persebaran Mineralisasi Timbal di Daerah Penyelidikan
Hasil pengukuran secara geofisika, Induced Polarization, menghasilkan data cadangan
mineralisasi logam dasar (Pb) yakni :
Cadangan terukur sebesar 248.143 ton
Cadangan terreka sebesar 480.479 ton
Cadangan terduga sebesar 731.595 ton.
Dari hasil pengukuran Resistivity dan Induced Polarization yang dilakukan didaerah
Gunung Kuang, dapat melokalisir beberapa daerah yang menarik untuk dihitung
cadangan mineralisasi logam dasarnya (Pb) yang di hitung dari peta Anomali
chargeabilitas dengan menggunakan formula sederhana adalah sebagai berikut :
Cv = Luas (m2) x tebal (m) x BD x %
Dimana : Cv, Cadangan – Volume, BD berat jenis Pb dan % (persen) hasil contoh
analisa kimia mineral ( 19.42 %) untuk Pb didaerah penyelidikan Gunung Kuang.
19. private
property
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Timbal Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui
proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Namun
logam ini sangat beracun. Seperti halnya merkuri yang juga merupakan logam
berat. Timbal adalah logam yang yang dapat merusak sistem syaraf jika
terakumulasi dalam jaringan halus dan tulang untuk waktu yang lama.
2. Lokasi penambangan timbal terdapat di berbagai wilayah di Indonesia,
diantaranya DI. Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
3. Pengukuran topografi pada lokasi meliputi penentuan koordinat dan semua titik
pengukuran geofisika, dan dengan metode terestris untuk pengukuran
koordinat dengan menggunakan alat GPS di titik Base ( Base Camp)
dan beberapa titik-titik lain, sedangkan perhitungan ketinggian berdasarkan
titik ketinggian dari titik tertinggi pada peta rupa bumi skala 1 : 25.000, lembar
1807 -223, Sengkol.
4.2 Rekomendasi
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dengan tujuan penelitian memperluas daerah penambangan, diharapkan
kegiatan penambangan yang dilakukan tidak menyalahi aturan perundang-
undangan dan tetap menjaga keasrian dan kelestarian daerah sekitarnya.
20. private
property
16
2. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan pemerintah daerah sekitar lokasi
memberikan masukan dan rekomendasi kepada sejumlah pengusaha dan
investor agar lebih mengembangkan produksi ini namun tetap untuk mengatur
produksinya agar persediaan bahan didalam tetap terjaga dan tidak cepat habis.
3. Daerah yang memiliki lokasi penambangan timbal hendaknya dibuat produksi
pengolahan timbal sebelum diekspor agar dapat menciptakan lapangan
pekerjaan untuk masyarakatnya. Selain itu, bahan yang telah sedikit diolah
harganya tidak semurah bahan mentah sehingga dapat mendatangkan
keuntungan lebih untuk Indonesia.
4. Banyaknya lokasi endapan timbal di Indonesia sedangkan kebutuhan
masyarakatnya akan bahan tersebut untuk kebutuhan industry tinggi,
diharapkan produksi timbal diutamakan untuk masyarakat Indonesia dibanding
untuk diekspor secara cuma-Cuma. Sehingga angka produksi di Indonesia
sendiri dapat berkembang.
21. private
property
17
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Kimia. 2012. Unsur Timbal (Pb). Diakses pada 28 Februari 2015.
http://artikelkimia.com/unsur-timbal-pb.html
Badan Pusat Statistik Kab Tapanuli Selatan. 2013. Jenis, Lokasi, Dan Kegunaan Bahan Tambang
Menurut Jenis Bahan Tambang Tahun 2013. Diakses pada 28 Februari 2015.
http://tapanuliselatankab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=478
Lombok News. 2007. NTB Kaya Sumber Daya Tambang. Diakses pada 28 Februari 2015.
http://lomboknews.com/2007/08/10/ntb-kaya-sumber-daya-tambang/
Kidnesia. 2014. Timbal (Pb). Diakses pada 6 Maret 2015.
http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-
Tenggara-Barat/Hasil-Tambang/Timbal-pb
Muhamad, Rusde. 2011. Potensi Galena di Lombok Tengah. Diakses pada 6 Maret 2015.
http://rusdemuhamad.blogspot.com/2011/12/potensi-galena-di-lombok-tengah.html
Wikipedia. 2015. Timbal. Diakses pada 28 Februari 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal
Situs Kimia Indonesia. 2009. Diakses pada 28 Februari 2015.
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/timbal/