1. private
property
RAW :
File RAW adalah digital negative, dengan kedalaman warna 14 bit yang mampu
menghasilkan 4,3 triliun warna. Maksud digital negative di sini adalah, format asli yang
merupakan perwujudan original dari hasil kerja sensor gambar digital. Artinya, RAW masih
memerlukan pengolahan manual via software pengolahan foto sebelum bisa digunakan.
Ketika memotret dengan menggunakan RAW, kamera hanya menerapkan setting yang Anda
tetapkan berikut data mentah yang belum diproses ke dalam file RAW masing – masing
kamera, seperti, CRW untuk Canon EOS, NEF untuk Nikon, ARW untuk Sony, ORF untuk
Olympus dan lain sebagainya.
RAW merupakan file asli kamera, atau file mentah. file RAW ini merupakan file hasil
pengolahan tingkat pertama dari kamera. karakteristik tipe file ini adalah menyimpan
seluruh settingan yang terdapat dalam kamera, seperti White Balance, Exposure dsb.ibarat
seperti Negatif film dimana berbagai tingkat Exposure tersimpan dalam 1 file, dimulai dari
tingkat -13 (Gelap sama sekali) sampai 13 (putih sama sekali), sehingga sewaktu-waktu kita
(photographer) dapat melakukan pengolahan atau pengaturan ulang terhadap settingan
gambar kita tadi di komputer.
+:
Editing sangat leluasa dilakukan, karena berbagai settingan masih tersimpan secara
keseluruhan di dalam file tersebut. semisal saat kesalahan penggunaan White Balance
sebelumnya, dapat diatur ulang penggunaan tipe White Balance yang lainnya saat di
komputer. hal ini serasa memotret ulang tetapi dilakukan di komputer
Ketajaman gambar dapat diatur ulang di dalam file RAW tersebut, karena terkadang
bagi kita, kesalahan fokus atau ingin mempunyai gambar dengan kualitas tajam tetapi
tidak dapat dilakukan dengan lensa akibat harga lensa yang mahal dapat
mengakalinya melalui file RAW ini
Settingan Contrast dapat diatur secara leluasa melalui file RAW ini
Warna dapat kita atur atau upgrade baik dengan menaikkan Hue, Saturation atau
Luminosity secara bebas dalam file RAW ini.
Pengubahan warna secara total. misal saat memotret di kamera dengan mode BW
(Black and White) dapat kita kembalikan lagi ke bentuk gambar berwarna, itu hanya
dapat dilakukan dengan file RAW
-:
1 file RAW berukuran sangat besar, hal ini lumrah terjadi karena file RAW menyimpan
semua settingan kamera saat kita telah menjepretkan Shutter kita.
2. private
property
file RAW tidak dapat dibaca oleh semua komputer, hal ini benar karena hanya
software pengolah RAW seperti Photoshop, Lightroom yang dapat membaca RAW
Transfer Rate yang lambat, dalam hal ini saat kita selesai menjepretkan shutter kita
untuk membuat gambar jadi, processing yang dilakukannya tidak secepat file JPEG
file RAW harus ditransfer ke dalam bentuk JPEG setelah kita selesai mengolahnya.
JPEG :
JPEG adalah file instant kompresi tinggi dengan kedalaman warna 8 bit/channel yang
menghasilkan 16 juta warna. Ketika mengambil gambar dengan format JPEG, kamera akan
mengubah file RAW melalui software yang ada dalam kamera menjadi file JPEG 8-bit warna
kemudian disimpan di memory card. Selama proses ini berlangsung kamera akan meng-
kompres gambar sehingga menyebabkan beberapa data akan hilang, oleh karena itu ukuran
file JPEG akan lebih kecil dibandingkan dengan file RAW.
File JPEG sudah diproses melalui firmware kamera dengan setting yang kita pilih seperti
pemilihan white nalance, picture style, shutter speed, ISO, diagfragma, dan lain sebagainya.
JPEG merupakan standar umum file gambar. file gambar ini hasil pengolahan tingkat kedua
dari kamera. Karakteristik dari tipe file ini adalah gambar yang dihasilkan sudah baku atau
hanya mempunyai 1 jenis settingan untuk semua pengaturan baik dari White Balance dan
Exposurenya. akibatnya adalah kita (photographer) tidak leluasa melakukan pengaturan
ulang terhadap settingan gambar yang telah kita hasilkan sebelumnya di kamera.
+:
besarnya 1 file foto relatif kecil ketimbang RAW atau tipe file gambar lainnya
Transfer rate yang cepat, dalam hal ini adalah saat kita telah menjepretkan shutter
kita dan ingin langsung menjepretkan shutter kita untuk ke dua kalinya, maka JPEG
punya kelebihan disini karena gambar yang diproses langsung cepat jadi ketimbang
file RAW
file JPEG dapat dibaca oleh semua jenis komputer
-:
file JPEG tidak mempunyai keleluasaan untuk diatur ulang settingan, maksudnya
adalah, saat kita ingin mengubah kembali White Balance atau
menaikkan/menurunkan Exposure pada kamera kita seperti dari awal tidak dapat
dilakukan di tipe file JPEG ini.
3. private
property
Saat kita ingin menaikkan tingkat pada 1 warna tertentu, maka ada beberapa warna
lainnya juga akan mengikutinya.
ambil contoh jika terdapat warna merah dan pink dalam 1 foto tersebut, kita ingin
menaikkan warna merahnya saja, maka warna pink tersebut akan mengikuti naik
juga. hal ini disebabkan karena elemen-elemen pencampuran warna dalam file JPEG
sudah menyatu atau baku, sehingga jika kita ingin menaikkan satu warna, maka
warna yang menjadi kombinasi dasarnya akan ikut berubah.
Ketajaman tidak dapat diatur secara leluasa pada tipe file JPEG ini
Kapan penggunaan RAW dan kapan penggunaan JPEG ?
semua ini kembali ke selera dan kebutuhan masing-masing Photographer.
Saat sang photographer membutuhkan waktu yang cepat dalam mengambil gambar dan
tidak ingin repot dengan namanya Post Processing atau olah digital (proses akhir campur
tangan photographer dalam membuat gambar yang lebih baik di komputer), kemudian saat
media simpan terbatas, maka penggunaan file JPEG sudah sangat cukup
Saat sang Photographer ingin mendapatkan gambar yang maksimal setelah proses shutter
ditekan, atau saat photographer ingin mengolah secara bebas dan bermain di post
processingnya secara leluasa dengan tidak mempermasalahkan waktu atau media simpan
yang dimilikinya, maka penggunaan RAW merupakan cara tepat untuk mendapatkan hal itu
semua.