SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
MAKALAH
TEMBAGA ( Cu )
Disusun Oleh :
YOHANES GILBERT TAMPATY
11 . 2017 . 1 . 00656
JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa
63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai
titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah.
Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah
didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Dalam dunia pertambangan, Indonesia
dikenal sebagai negara yang kaya dengan kandungan mineral yang melimpah.
Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan
merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari produksi
dunia dan merupakan peringkat ke-2. Daerah – daerah penghasil tembaga di
Indonesia diantaranya adalah Jawa Barat yaitu di Cikotok, Kompora di Papua,
Sangkarapi di Sulawesi Selatan dan Tirtamaya di Jawa Tengah. Selain itu juga
terdapat di derah Jambi dan Sulawesi Tengah.
Tembaga memiliki banyak kegunaan yaitu dalam bentuk logam merupakan
paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan perak.
Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian,
uang logam, alat-alat dapur, dan industry.
Sebagai mahasiswa pertambangan, harus mengetahui apa itu tembaga,
proses terbentuknya tembaga serta manfaatnya. Makalah ini dibuat sebagai salah
satu syarata utnutk mengikuti UAS atau Ujian Akhir Semester Genap, Selain itu
Makalah ini untuk menjawab wawasan mengenai mineral Tembaga secara umum,
karena akan membahas tentang hal – hal mengenai Tembaga, Genesa, sifat –
sifatnya serta pemanfaatan dan persebaran Tembaga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
3
Dari urian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan pokok masalah
permasalahan antara lain :
1. Apa itu Tembaga?
2. Bagaimana proses terbentuknya?
3. Bagaimana sifat fisik dan kimia yang terkandung dalam tembaga?
4. Bagaimana pemanfaatan tembaga itu?
1.3 TUJUAN
Tujuannya adalah agar dapat mengetahui apa itu Tembaga, bagaimana
proses terbentuknya serta sifat fisik dan kimia apa saja yanga terdapat dalam
Tembaga. Selain itu dapat mengetahui manfaat dari tembaga tersebut dan
persebarannya di Indonesia.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TEMBAGA
Gambar 2.1 Mineral Tembaga
Tembaga dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor
atomnya 29. Lambangnya bersal dari Bahasa Latin Cuprum. Tembaga adalah
salah satu dari sekian banyak macam mineral kelas menengah yang
penggunaan relatif lebih banyak ketimbang logam mineral yang lain. Tembaga
merupakan konduktor panas dan pengantar listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna kemerahan. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan
ditemukan dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan
Tembaga kadang – kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan
dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite,dan bornite.
Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru,
dan Kanada. Bijih – bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxide dan karbonat.
Ketersediaan tembaga murni berkisar 99,999% yang tersedia secara komersil. Bijih
tembaga yang terpenting, yaitu Pirit atau Chalcopyrit (CuFeS2), copper glance atau
chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO), dan malachite
(Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan
amerika Serikat.
5
2.1.1 Pengolahan Bijih Tembaga
Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk
memperoleh tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah
dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian
bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit
(CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni :
1. Pengapungan (Flostasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara
ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan
berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang
kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara
yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian
dipekatkan.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada
pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
3. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi.
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4. Elektorilisis
6
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor
(tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan
elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di
katoda menjadi logam Cu.
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
2.2 GENESA
Gambar. 2.2 Genesa endapan bijih Tembaga
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua)
kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder.
1. Genesa Sekunder
7
Proses genesanya berada dalam lingkungan magnetic, yaitu suatu proses yang
berhubungan langsung dengan intrusi magma. Berikut dapat dilihat dikema
mekanisme genesa primer.
Sebagian Terbentuk
Sebagian Terbentuk
Terbentuk
Gambar 2.3 Skema mekanisme genesa premier
Magma
Magma
mengkrystal
Batuan beku
atau mineral
Magma naik ke
permukaan bumi
melalui rekahan
- rekannya
Terowongan
atau intrusi
dalam tanah
Magma sampai di
permukaan bumi, tekanan
magma berkurang
Bahan
Volitile
Bahan non – volatile
terinjeksi
Endapan
pegmatite
Endapan
hidrotermal
8
Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik
tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa
muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan lebih lanjut
bertambah dingin dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang
mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture)
atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar relative merata dengan jumlah
cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrunsi
batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk
endapan tembaga profiri.
Endapan profiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi
memiliki kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak
dengan batuan samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan merupakan
endapan penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat susunan mineral
bijih endapan tembaga porfiri adalah :
a. Mineral utama, terdiri : pirit, kalkopirit, bornit.
b. Mineral ikutan, terdiri : magnetit, hematit, ilmenite, rutil, kubanit, emas dll.
c. Mineral sekunder, terdiri : kovelit, kalkosit, dan tembaga natif.
2. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada
mineral – mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila
terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah sekali
mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi
mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan
suatu massa yang berongga terdiri dari Quarza berkareat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangklan material logam yang terlarut akan mengendap
kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona penggayaan
sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung
sirkulasi udara dan air yang aktif makibatnya silfida – sulfida akan teroksidasi
menjadi sulfat – sulfat dan logamm – logam dibawah serta dalam bentuk laurutan,
9
kecuali unsur besi. Larutan yang mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum
proses pengendapan berlansung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit,
gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga kosentrasi kandungan logam dan
kandungan kaya bijih.
Apabila larutan yang mengandung logam terus bergerak kebawah sampai
zona air tanah, maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi
menjadi proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen.
Dengan demikian terbentuk suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh
afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang,
dimana larutan mengandung tembaga (Cu) akan memebentuk seperti pirit dan
kalkopirit yang kemudian menghasilkan sulfida – sulfida sekunder yang sangat
kaya dengan kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini
terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung kosentrasi tembaga
berkadar tinggi bila dibanding dengan primer.
2.3 SIFAT TEMBAGA
Sifat tembaga ada 2 macam yaitu :
a. Sifat fisik
b. Sifat kimia
1. Sifat fisik
Gambar 2.4 Tembaga yang merupakan Logam
10
1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning
seperti pada gambar di atas dan keras bila tidak murni.
2) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis dan kawat.
3) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
2. Sifat kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh
suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat
basa, Cu(OH)2CO3.
2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I)
oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator
encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan
mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal
ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
2Cu(s) + 2H+(aq) 2Cu+(aq) + H2(g)
2Cu+(aq) + 4Cl-(aq) 2CuCl2
-(aq)
Asam sulfat pekat pun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut
Cu(s) + H2SO4(l)I CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(l)
4) Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesui reaksi di
bawah ini
Cu(s) + HNO3(encer) 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g)
Cu(s) + 4HNO3(encer) Cu(NO3)2(aq) + 2H2O(l) + 2NO2(g)
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetap larut dalam ammonia oleh
adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks
Cu(NH3)4
+.
11
6) Tembaga panas dapat beraksi dengan uap belerang dan halogen. Reaksi ini
membentuk tembaga (I) sulfida dan tembaga (II) sulfida untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga (I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga (II) klorida.
2.4 PEMANFAATAN TEMBAGA
Ada beberapa manfaat atau keguanaan dari tembaga, anataralain :
1. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
2. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20%
disebut perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan
dalam industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti
emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen.
Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan
pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang
tertera pada gambar.
Gambar 2.5 Kuningan dan Perunggu
3. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
Gambar mata uang yang terbuat dari emas:
12
Gambar 2.6 Emas yang mengandung tembaga
4. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagaian dari kapal.
5. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol
menjadi metana.
6. Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%)
7. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk
komponen pesawat
8. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan
memberikan warnabiru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif
dalam radiator.
9. Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik
tinta, untukmenghilangkan kandungan belerang pada pengolahan
minya, dan fotografi serta pengawetkayu dan katali.
10. Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak digunakan
untuk mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah jamur pada sayur
dan buah.
2.5 PERSEBARAN TEMBAGA DI INDONESIA
Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua,
dan Maluku. Jumlah cadangan diperkirakan ada 170 juta ton dengan kadar tembaga
1%. Di Papua terdapat cadangan tembaga sebanyak 33 juta ton dengan kadar
tembaga 2,5% dan besi 40,6%. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di
Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport
Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
13
Gambar 2.7 Persebaran Mineral Tembaga di Indonesia
Berdasarkan gambara diatas, dapat dilihat persebaran tembaga di Indonesia, dari
pulau Sumatera sampai Papua. Menurut Pusat Penilitian dan Pengembangan
Sumberdaya Mineral & Batubara (2003) potensi tembaga terbesar yang dimiliki
Indonesia terdapat di Papua Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi
Utara, dan Sulawesi selatan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah :
1. Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dari proses magnetic dan
alterasi magma.
2. Potensi suberdaya tembaga di Indonesia terbesar di Papua.
3. Kegunaan tembaga pada umumnya terdapat dalam pembuatan kabel,
selain itu unsur tembaga juga terdapat dalam perhiasan, selain itu tembaga
dapat digunakan sebagai antilumut unutk kolam renang dan masih banyak
lagi kegunaan tembaga yang lain.
4. Proses pengolahan tembaga terdiri dari proses pengapungan,
pemanggangan, reduksi dan eloktrolisis.
5. Sifat tembaga terdiri atas dua yaitu :
 Fisik : Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti
emas kuning seperti pada gambar di atas dan keras bila tidak
murni.
 Kimia : Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif
sehingga tahan terhadap korosi.
6. Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
yaitu Genesa Primer dan Genesa Sekunder.
3.2 SARAN
Tembaga merupakan salah satu suber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Oleh karena itu dalam pemanfaatannya harus secara baik dan bijak.
Hendaknya harus di pergunakan dengan baik agar tidak dapat menimbulkan hal –
hal yang tidak diinginkan.

More Related Content

What's hot

Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogihariia
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anionEKO SUPRIYADI
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Laporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaLaporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaNita Mardiana
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Nanda Reda
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Dwi Andriani
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurputrisagut
 

What's hot (20)

Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAMANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
MANGAN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
Zn 13 4
Zn 13 4Zn 13 4
Zn 13 4
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaLaporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel volta
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
Massa jenis zat cair
Massa jenis zat cairMassa jenis zat cair
Massa jenis zat cair
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 

Similar to TEMBAGA

Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatHayatun Nufus
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiWarnet Raha
 
downacademia.com_metalurgi (1).pptx
downacademia.com_metalurgi (1).pptxdownacademia.com_metalurgi (1).pptx
downacademia.com_metalurgi (1).pptxKadinem
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Genesa bahan galian bijih nikel laterit
Genesa bahan galian bijih nikel lateritGenesa bahan galian bijih nikel laterit
Genesa bahan galian bijih nikel lateritSylvester Saragih
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALheny novi
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesiagifariwk
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)DevitaAirin
 
Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11zaramalia33
 
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4ShafiraAryani
 

Similar to TEMBAGA (20)

KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
 
Sumberdaya logam
Sumberdaya  logamSumberdaya  logam
Sumberdaya logam
 
292736504 tembaga
292736504 tembaga292736504 tembaga
292736504 tembaga
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emas
 
Metalurgi.pptx
Metalurgi.pptxMetalurgi.pptx
Metalurgi.pptx
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
downacademia.com_metalurgi (1).pptx
downacademia.com_metalurgi (1).pptxdownacademia.com_metalurgi (1).pptx
downacademia.com_metalurgi (1).pptx
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Genesa bahan galian bijih nikel laterit
Genesa bahan galian bijih nikel lateritGenesa bahan galian bijih nikel laterit
Genesa bahan galian bijih nikel laterit
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
 
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di IndonesiaJenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
Jenis jenis dan Persebaran SDA di Indonesia
 
Ppt unsur unsur periode 3
Ppt unsur unsur periode 3 Ppt unsur unsur periode 3
Ppt unsur unsur periode 3
 
Profil mangan mn
Profil mangan mnProfil mangan mn
Profil mangan mn
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
 
Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11Nikel fix klp 11
Nikel fix klp 11
 
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
Unsur Unsur Transisi Periode Ke 4
 

TEMBAGA

  • 1. 1 MAKALAH TEMBAGA ( Cu ) Disusun Oleh : YOHANES GILBERT TAMPATY 11 . 2017 . 1 . 00656 JURUSAN PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2017
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Dalam dunia pertambangan, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan kandungan mineral yang melimpah. Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari produksi dunia dan merupakan peringkat ke-2. Daerah – daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya adalah Jawa Barat yaitu di Cikotok, Kompora di Papua, Sangkarapi di Sulawesi Selatan dan Tirtamaya di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat di derah Jambi dan Sulawesi Tengah. Tembaga memiliki banyak kegunaan yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Sebagai mahasiswa pertambangan, harus mengetahui apa itu tembaga, proses terbentuknya tembaga serta manfaatnya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarata utnutk mengikuti UAS atau Ujian Akhir Semester Genap, Selain itu Makalah ini untuk menjawab wawasan mengenai mineral Tembaga secara umum, karena akan membahas tentang hal – hal mengenai Tembaga, Genesa, sifat – sifatnya serta pemanfaatan dan persebaran Tembaga. 1.2 RUMUSAN MASALAH
  • 3. 3 Dari urian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan pokok masalah permasalahan antara lain : 1. Apa itu Tembaga? 2. Bagaimana proses terbentuknya? 3. Bagaimana sifat fisik dan kimia yang terkandung dalam tembaga? 4. Bagaimana pemanfaatan tembaga itu? 1.3 TUJUAN Tujuannya adalah agar dapat mengetahui apa itu Tembaga, bagaimana proses terbentuknya serta sifat fisik dan kimia apa saja yanga terdapat dalam Tembaga. Selain itu dapat mengetahui manfaat dari tembaga tersebut dan persebarannya di Indonesia. BAB II
  • 4. 4 PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN TEMBAGA Gambar 2.1 Mineral Tembaga Tembaga dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atomnya 29. Lambangnya bersal dari Bahasa Latin Cuprum. Tembaga adalah salah satu dari sekian banyak macam mineral kelas menengah yang penggunaan relatif lebih banyak ketimbang logam mineral yang lain. Tembaga merupakan konduktor panas dan pengantar listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna kemerahan. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan Tembaga kadang – kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite,dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih – bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxide dan karbonat. Ketersediaan tembaga murni berkisar 99,999% yang tersedia secara komersil. Bijih tembaga yang terpenting, yaitu Pirit atau Chalcopyrit (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO), dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan amerika Serikat.
  • 5. 5 2.1.1 Pengolahan Bijih Tembaga Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya. Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni : 1. Pengapungan (Flostasi) Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan. 2. Pemanggangan Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida. 3. Reduksi Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi. 2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g) Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g) Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara. 4. Elektorilisis
  • 6. 6 Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu. Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagai lumpur. 2.2 GENESA Gambar. 2.2 Genesa endapan bijih Tembaga Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder. 1. Genesa Sekunder
  • 7. 7 Proses genesanya berada dalam lingkungan magnetic, yaitu suatu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Berikut dapat dilihat dikema mekanisme genesa primer. Sebagian Terbentuk Sebagian Terbentuk Terbentuk Gambar 2.3 Skema mekanisme genesa premier Magma Magma mengkrystal Batuan beku atau mineral Magma naik ke permukaan bumi melalui rekahan - rekannya Terowongan atau intrusi dalam tanah Magma sampai di permukaan bumi, tekanan magma berkurang Bahan Volitile Bahan non – volatile terinjeksi Endapan pegmatite Endapan hidrotermal
  • 8. 8 Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit. Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan lebih lanjut bertambah dingin dan encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar relative merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrunsi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan tembaga profiri. Endapan profiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi memiliki kadar rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan merupakan endapan penghasil tembaga terbesar yaitu lebih dari 50%. Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah : a. Mineral utama, terdiri : pirit, kalkopirit, bornit. b. Mineral ikutan, terdiri : magnetit, hematit, ilmenite, rutil, kubanit, emas dll. c. Mineral sekunder, terdiri : kovelit, kalkosit, dan tembaga natif. 2. Genesa Sekunder Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral – mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari Quarza berkareat yang disebut Gossan (penudung besi). Sedangklan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona penggayaan sekunder. Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif makibatnya silfida – sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat – sulfat dan logamm – logam dibawah serta dalam bentuk laurutan,
  • 9. 9 kecuali unsur besi. Larutan yang mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses pengendapan berlansung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga kosentrasi kandungan logam dan kandungan kaya bijih. Apabila larutan yang mengandung logam terus bergerak kebawah sampai zona air tanah, maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuk suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida. Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan mengandung tembaga (Cu) akan memebentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian menghasilkan sulfida – sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung kosentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding dengan primer. 2.3 SIFAT TEMBAGA Sifat tembaga ada 2 macam yaitu : a. Sifat fisik b. Sifat kimia 1. Sifat fisik Gambar 2.4 Tembaga yang merupakan Logam
  • 10. 10 1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar di atas dan keras bila tidak murni. 2) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis dan kawat. 3) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak. 2. Sifat kimia 1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3. 2) Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah. 3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk. 2Cu(s) + 2H+(aq) 2Cu+(aq) + H2(g) 2Cu+(aq) + 4Cl-(aq) 2CuCl2 -(aq) Asam sulfat pekat pun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut Cu(s) + H2SO4(l)I CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(l) 4) Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesui reaksi di bawah ini Cu(s) + HNO3(encer) 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g) Cu(s) + 4HNO3(encer) Cu(NO3)2(aq) + 2H2O(l) + 2NO2(g) 5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetap larut dalam ammonia oleh adanya udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4 +.
  • 11. 11 6) Tembaga panas dapat beraksi dengan uap belerang dan halogen. Reaksi ini membentuk tembaga (I) sulfida dan tembaga (II) sulfida untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga (I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga (II) klorida. 2.4 PEMANFAATAN TEMBAGA Ada beberapa manfaat atau keguanaan dari tembaga, anataralain : 1. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo. 2. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang tertera pada gambar. Gambar 2.5 Kuningan dan Perunggu 3. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar mata uang yang terbuat dari emas:
  • 12. 12 Gambar 2.6 Emas yang mengandung tembaga 4. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagaian dari kapal. 5. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi metana. 6. Sebagai campuran untuk membuat perhiasan (Cu 45% dan Au 55%) 7. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk komponen pesawat 8. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan memberikan warnabiru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif dalam radiator. 9. Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta, untukmenghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minya, dan fotografi serta pengawetkayu dan katali. 10. Campuran CuSO4 dan Ca(OH)2, disebut bubur boderiux banyak digunakan untuk mematikan serangga atau hama tanaman, pencegah jamur pada sayur dan buah. 2.5 PERSEBARAN TEMBAGA DI INDONESIA Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua, dan Maluku. Jumlah cadangan diperkirakan ada 170 juta ton dengan kadar tembaga 1%. Di Papua terdapat cadangan tembaga sebanyak 33 juta ton dengan kadar tembaga 2,5% dan besi 40,6%. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
  • 13. 13 Gambar 2.7 Persebaran Mineral Tembaga di Indonesia Berdasarkan gambara diatas, dapat dilihat persebaran tembaga di Indonesia, dari pulau Sumatera sampai Papua. Menurut Pusat Penilitian dan Pengembangan Sumberdaya Mineral & Batubara (2003) potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi selatan
  • 14. 14 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah : 1. Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dari proses magnetic dan alterasi magma. 2. Potensi suberdaya tembaga di Indonesia terbesar di Papua. 3. Kegunaan tembaga pada umumnya terdapat dalam pembuatan kabel, selain itu unsur tembaga juga terdapat dalam perhiasan, selain itu tembaga dapat digunakan sebagai antilumut unutk kolam renang dan masih banyak lagi kegunaan tembaga yang lain. 4. Proses pengolahan tembaga terdiri dari proses pengapungan, pemanggangan, reduksi dan eloktrolisis. 5. Sifat tembaga terdiri atas dua yaitu :  Fisik : Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada gambar di atas dan keras bila tidak murni.  Kimia : Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. 6. Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu Genesa Primer dan Genesa Sekunder. 3.2 SARAN Tembaga merupakan salah satu suber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu dalam pemanfaatannya harus secara baik dan bijak. Hendaknya harus di pergunakan dengan baik agar tidak dapat menimbulkan hal – hal yang tidak diinginkan.