SlideShare a Scribd company logo
1
Restu Ahmad Fadhillah 1161030147
Rauufy Hamdennirieza 1161030143
Suryana Alfathah 1161030178
Syifa Khoerunnisa 1161030180
2
Pembatas / pembeda pada
pengetahuan ilmiah dan non-
ilmiah adalah dengan verifikasi.
Penyimpulan suatu teori adalah
dengan Generalisasi (Khusu-
Umum)
Kebenaran suatu teori umum
dapat ditentukan dan dibuktikan
melalui prinsip verifikasi. Yaitu
dapat tidaknya dibuktikan secara
empiris
Epistemologi
3
Problem
Of Demarcation
Karl Popper menolak Demarkasi berdasarkan prinsip Verifikasi, karena atas
dasar tersebut, hal-hal yang metafisik seperti agama, mistis, dll tidak
bermakna menurut kaum positivisme logis. Padahal secara historis terdapat
beberapa hal metafisik yang terbukti secara empiris.
Maka. Maka Karl Popper menawarkan konsep Falsifikasi (kemungkinan
Salahnya suatu teori) sebagai Demarkasi.
1
Problem
Of Induction
Kaum Positivisme Logis dalam mencari pembenaran, hanya menggunakan
observasi, yang kemudian hasilnya adalah pernyataan umum (generalisasi: khusu-
umum) yang kemudian akan dijadikan teori tunggal. Padahal, menurut Popper,
butuh berapa banyak observasi untuk menghasilkan suatu pernyataan tunggal?
Butuh berapa banyak angsa putih untuk membuktikan kalau semua angsa itu
putih? Padahal teori itu langsung gugur jika suatu saat ditemukan satu angsa
hitam. Popper setuju dengan Hume, bahwa peralihan dari yang khusus ke yang
umum secara logis tidak sah. Sebagai jalan keluarnya, Popper mengajukan prinsip
Falsifiabilitas. Artinya ciri khas ilmu pengetahuan adalah bahwa dibuktikan salah.
2
Problem
Of Verification
Menurut Kaum positivisme Logis, Kebenaran suatu teori umum dapat ditentukan
dan dibuktikan melalui prinsip verifikasi. Yaitu dapat tidaknya dibuktikan secara
empiris. Maka, Mafhum Mukholafahnya:
Apabila ada teori yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, maka teori tersebut
tak dapat diverifikasi. Dan jika tidak dapat diverifikasi, maka bukan ilmiah.
3
Menurut
Popper
7
1. Suatu teori pengetahuan bisa dikatakan ilmiah, tidak hanya karena
dibuktikan kebenarannya dengan verifikasi, tetapi juga apabila dapat
diuji dengan percobaan untuk menyangkalnya. Apabila suatu teori dapat
bertaha dari segala penyangkalan, maka di akan kokoh. Tetapi tidak
ilmiah.
2. Setiap teori hanyalah hipotesis (dugaan sementara). Tak ada kebenaran
final. Pasti terbuka untuk diganti teori yang lebih tepat.
3. Suatu teori harus dilihat dari potensi salahnya.
4. Kemajuan pengetahuan tidak bersifat akumulatif dari waktu ke waktu.
Tetapi terjadi akibat eliminasi yang ketat terhadap kemungkinan
salahnya.
“
8
Sebagai contoh penerapan gagasan Karl Popper dalam dunia nyata adalah sebagai berikut. Para fisikawan dengan metode
verifikasi terhadap sample-sample di alam membuat kesimpulan bahwa “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Teori ini
telah menjadi sebuah mitos selama berabad-abad dalam dunia fisika. Namun dalam paradigma filsafat ilmu Popper, teori
tersebut tidaklah dianggap sebagai kebenaran mutlak. Namun ia akan dianggap benar dengan keyakinan yang memadai.
Kemudian terjadi lah penemuan mengenai anomali sifat air. Ternyata dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius, air tidak lah
memuai jika dipanaskan. Air justru menyusut seiring dengan kenaikan suhu antara 0-4 derajat Celcius. Penemuan ini
kemudian serta merta menggugurkan teori “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Inilah yang dimaksud dengan
falsifikasi oleh Karl Popper.
Dengan adanya penemuan yang menggugurkan teori pemuaian zat tersebut, maka diperolehlah keyakinan bahwa teori
yang selama ini dipegang yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan” adalah salah. Oleh karena itu, teori
tersebut berkembang menjadi berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4
derajat Celcius”. Perlu diketahui juga bahwa teori kedua ini pun tidak akan dianggap sebagai kebenaran mutlak. Yang
dianggap sebagai kebenaran mutlak adalah salahnya teori pertama, bukan benarnya teori kedua. Teori tersebut bisa jadi
akan difalsifikasi lagi dengan adanya penemuan lain. Misalkan saja suatu saat nanti ditemukan bahwa Plutonium akan
menyusut jika dipanaskan di atas suhu 3000 derajat Celcius. Maka teori kedua akan berkembang lagi menjadi teori ketiga
yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius dan plutonium
di atas suhu 3000 derajat Celcius”
Kelemahan
 Kritik oleh Miller, tidak ada eksperimen yang benar-benar menghasilkan teori.
Metode induktif: tidak ada verifikasi yang meyakinkan. Metode deduktif: tidak
ada falsifikasi yang meyakinkan. Ilmiah= dapat difalsifikasi, non-ilmiah= tidak
dapat difalsifikasi. Contoh: uji eksperimen teori Relativitas= dapat difalsifikasi,
tetapi tidak terfalsifikasi dan karenanya diperkokoh. Contoh: Teori Alam Bawah
Sadar Freud= tidak dapat difalsifikasi. Contoh: Teori Sejarah Marx= tidak dapat
difalsifikasi. Apakah berarti teori Freud dan Marx adalah non ilmiah?
 Thomas Kuhn mengatakan, jika Popper benar bahwa uji terhadap teori yang
baik ketika dapat difalsifikasi, maka semua teori akan didiskreditkan sepanjang
waktu sebab selalu ada kekosongan yang belum dibuktikan
Kelemahan
 Sebuah hipotesis tak bisa dipisah untuk diuji secara tersendiri. Teori selalu
datang dalam kelompok yang saling berkaitan. Sebuah teori selalu didukung
dan terkait dengan teori-teori yang lainnya. Inilah yang menyebabkan sebuah
teori tidak bisa difalsifikasi secara utuh.
 Falsifikasi sebenarnya juga tidak terlepas dari observasi dan eksperiment,
mengapa? Karena ketika falsifikasi menetapkan ada teori yang dapat dibuktikan
salah berdasarkan hasil observasi dan eksperiment, falsifikasi membutuhkan
observasi itu sendiri untuk membuktikan kesalahan tersebut
Kelemahan
 Dalam prinsip falsifikasi ditegaskan bahwa hipotesis yang tidak bertahan
terhadap pernyataan-pernyataan eksperimen dan observasi harus mundur
karena tidak lagi penting. Akan tetapi pandangan ini tidak sesuai dengan
kenyataan historis, karena ada hipotesis yang dikemukakan dan tidak konsisten
sesuai dengan pernyataan observasi, tetapi tidak pernah ditolak. Berbagai
hipotesa metafisik dan agama, meski dalam kenyataannya tidak konsisten
dengan penyataan-pernyataan observasi, hingga kini tetap saja menjadi
persoalan yang selalu menarik dan selalu memiliki pendukung setia.
12
Thank You

More Related Content

What's hot

Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
Candra Sihotang
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karl
Achmad Ridha
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Alvy Mayrina
 
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negaraPancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Rizkiyanti Faradina
 
Induktivisme ppt
Induktivisme pptInduktivisme ppt
Induktivisme ppt
Raden Tara
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
Konsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnKonsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhn
Muhtadi Bilhaq
 
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary AnjanyCognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
Faiz Sujudi
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
mankoma2012
 
Empirisme
EmpirismeEmpirisme
Empirisme
iin_sainah
 
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media MassaHubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hestu Subhika Garindi
 
Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
Islamic Studies
 
Presentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionPresentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionVenty Maarif
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Nida Sabila Rafa
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
ninasragen
 
Ppt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismePpt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialisme
Fela Aziiza
 
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
Annissa Savira II
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
Chiquita Herarditya
 

What's hot (20)

Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karl
 
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
 
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negaraPancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
Pancasila sebagai filsafat dan ideologi negara
 
Induktivisme ppt
Induktivisme pptInduktivisme ppt
Induktivisme ppt
 
Post Positivisme
Post PositivismePost Positivisme
Post Positivisme
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Konsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnKonsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhn
 
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary AnjanyCognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
Cognitive Disonance Theory from Askita Hary Anjany
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
 
Empirisme
EmpirismeEmpirisme
Empirisme
 
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media MassaHubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
Hubungan PR (Public Relation) dengan Media Massa
 
Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-Aliran Filsafat
 
Presentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 inductionPresentasi kelompok 2 induction
Presentasi kelompok 2 induction
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
 
Teori kritis
Teori kritisTeori kritis
Teori kritis
 
Ppt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismePpt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialisme
 
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
Uncertainty Reduction Theory - Annissa Savira Mankom B Fikom Unpad 2013
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
 

Similar to Epistemologi Karl Popper

Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversiUas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
NurKholifah44
 
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
Luloek
 
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
Armstrong Sompotan
 
Keruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori EvolusiKeruntuhan Teori Evolusi
Bagian 2 reasoning
Bagian 2   reasoningBagian 2   reasoning
Bagian 2 reasoningNanda Reda
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
monalisaibrahim
 
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdfFalsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Ireclever
 
Bagian 6 peran eksperimen dalam sains
Bagian 6   peran eksperimen dalam sainsBagian 6   peran eksperimen dalam sains
Bagian 6 peran eksperimen dalam sains
Nanda Reda
 
Pascapositivisme
Pascapositivisme Pascapositivisme
Pascapositivisme
Ayi Purbasari
 
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptxFILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
AmirohSKom
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
eend_endriani
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranHidayahilya
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
LellyPurwanti
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Nasruddin Asnah
 
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docxARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
MhdTaajuddin
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Ahmad Ibrahim
 
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptxFILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
Rifli27
 
Bab Ii
Bab IiBab Ii
Bab Ii
Putri
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1setiawan02
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
KuliahMandiri.org
 

Similar to Epistemologi Karl Popper (20)

Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversiUas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
 
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
HUBUNGAN ANTARA FAKSIONALISME, VERIFIKASI, DAN HOLISME.
 
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
Buku "Logika Penemuan Ilmiah" (armstrong sompotan)
 
Keruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori EvolusiKeruntuhan Teori Evolusi
Keruntuhan Teori Evolusi
 
Bagian 2 reasoning
Bagian 2   reasoningBagian 2   reasoning
Bagian 2 reasoning
 
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah DasarMateri Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
Materi Perkuliahan Ilmu Alamiah Dasar
 
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdfFalsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
 
Bagian 6 peran eksperimen dalam sains
Bagian 6   peran eksperimen dalam sainsBagian 6   peran eksperimen dalam sains
Bagian 6 peran eksperimen dalam sains
 
Pascapositivisme
Pascapositivisme Pascapositivisme
Pascapositivisme
 
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptxFILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docxARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
ARTIKEL KRITERIA KEBENARAN.docx
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
 
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptxFILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
FILSAFAT ILMU-TAHU DAN PENGETAHUAN (1).pptx
 
Bab Ii
Bab IiBab Ii
Bab Ii
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 

More from Alfathah Luisenbairn

Style of Studies
Style of StudiesStyle of Studies
Style of Studies
Alfathah Luisenbairn
 
Habit
HabitHabit
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
Alfathah Luisenbairn
 
Musik
MusikMusik
Akhlak Terhadap Hewan
Akhlak Terhadap HewanAkhlak Terhadap Hewan
Akhlak Terhadap Hewan
Alfathah Luisenbairn
 
Tasawuf Akhlaki
Tasawuf AkhlakiTasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki
Alfathah Luisenbairn
 

More from Alfathah Luisenbairn (6)

Style of Studies
Style of StudiesStyle of Studies
Style of Studies
 
Habit
HabitHabit
Habit
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Musik
MusikMusik
Musik
 
Akhlak Terhadap Hewan
Akhlak Terhadap HewanAkhlak Terhadap Hewan
Akhlak Terhadap Hewan
 
Tasawuf Akhlaki
Tasawuf AkhlakiTasawuf Akhlaki
Tasawuf Akhlaki
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 

Epistemologi Karl Popper

  • 1. 1 Restu Ahmad Fadhillah 1161030147 Rauufy Hamdennirieza 1161030143 Suryana Alfathah 1161030178 Syifa Khoerunnisa 1161030180
  • 2. 2
  • 3. Pembatas / pembeda pada pengetahuan ilmiah dan non- ilmiah adalah dengan verifikasi. Penyimpulan suatu teori adalah dengan Generalisasi (Khusu- Umum) Kebenaran suatu teori umum dapat ditentukan dan dibuktikan melalui prinsip verifikasi. Yaitu dapat tidaknya dibuktikan secara empiris Epistemologi 3
  • 4. Problem Of Demarcation Karl Popper menolak Demarkasi berdasarkan prinsip Verifikasi, karena atas dasar tersebut, hal-hal yang metafisik seperti agama, mistis, dll tidak bermakna menurut kaum positivisme logis. Padahal secara historis terdapat beberapa hal metafisik yang terbukti secara empiris. Maka. Maka Karl Popper menawarkan konsep Falsifikasi (kemungkinan Salahnya suatu teori) sebagai Demarkasi. 1
  • 5. Problem Of Induction Kaum Positivisme Logis dalam mencari pembenaran, hanya menggunakan observasi, yang kemudian hasilnya adalah pernyataan umum (generalisasi: khusu- umum) yang kemudian akan dijadikan teori tunggal. Padahal, menurut Popper, butuh berapa banyak observasi untuk menghasilkan suatu pernyataan tunggal? Butuh berapa banyak angsa putih untuk membuktikan kalau semua angsa itu putih? Padahal teori itu langsung gugur jika suatu saat ditemukan satu angsa hitam. Popper setuju dengan Hume, bahwa peralihan dari yang khusus ke yang umum secara logis tidak sah. Sebagai jalan keluarnya, Popper mengajukan prinsip Falsifiabilitas. Artinya ciri khas ilmu pengetahuan adalah bahwa dibuktikan salah. 2
  • 6. Problem Of Verification Menurut Kaum positivisme Logis, Kebenaran suatu teori umum dapat ditentukan dan dibuktikan melalui prinsip verifikasi. Yaitu dapat tidaknya dibuktikan secara empiris. Maka, Mafhum Mukholafahnya: Apabila ada teori yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, maka teori tersebut tak dapat diverifikasi. Dan jika tidak dapat diverifikasi, maka bukan ilmiah. 3
  • 7. Menurut Popper 7 1. Suatu teori pengetahuan bisa dikatakan ilmiah, tidak hanya karena dibuktikan kebenarannya dengan verifikasi, tetapi juga apabila dapat diuji dengan percobaan untuk menyangkalnya. Apabila suatu teori dapat bertaha dari segala penyangkalan, maka di akan kokoh. Tetapi tidak ilmiah. 2. Setiap teori hanyalah hipotesis (dugaan sementara). Tak ada kebenaran final. Pasti terbuka untuk diganti teori yang lebih tepat. 3. Suatu teori harus dilihat dari potensi salahnya. 4. Kemajuan pengetahuan tidak bersifat akumulatif dari waktu ke waktu. Tetapi terjadi akibat eliminasi yang ketat terhadap kemungkinan salahnya.
  • 8. “ 8 Sebagai contoh penerapan gagasan Karl Popper dalam dunia nyata adalah sebagai berikut. Para fisikawan dengan metode verifikasi terhadap sample-sample di alam membuat kesimpulan bahwa “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Teori ini telah menjadi sebuah mitos selama berabad-abad dalam dunia fisika. Namun dalam paradigma filsafat ilmu Popper, teori tersebut tidaklah dianggap sebagai kebenaran mutlak. Namun ia akan dianggap benar dengan keyakinan yang memadai. Kemudian terjadi lah penemuan mengenai anomali sifat air. Ternyata dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius, air tidak lah memuai jika dipanaskan. Air justru menyusut seiring dengan kenaikan suhu antara 0-4 derajat Celcius. Penemuan ini kemudian serta merta menggugurkan teori “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Inilah yang dimaksud dengan falsifikasi oleh Karl Popper. Dengan adanya penemuan yang menggugurkan teori pemuaian zat tersebut, maka diperolehlah keyakinan bahwa teori yang selama ini dipegang yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan” adalah salah. Oleh karena itu, teori tersebut berkembang menjadi berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius”. Perlu diketahui juga bahwa teori kedua ini pun tidak akan dianggap sebagai kebenaran mutlak. Yang dianggap sebagai kebenaran mutlak adalah salahnya teori pertama, bukan benarnya teori kedua. Teori tersebut bisa jadi akan difalsifikasi lagi dengan adanya penemuan lain. Misalkan saja suatu saat nanti ditemukan bahwa Plutonium akan menyusut jika dipanaskan di atas suhu 3000 derajat Celcius. Maka teori kedua akan berkembang lagi menjadi teori ketiga yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius dan plutonium di atas suhu 3000 derajat Celcius”
  • 9. Kelemahan  Kritik oleh Miller, tidak ada eksperimen yang benar-benar menghasilkan teori. Metode induktif: tidak ada verifikasi yang meyakinkan. Metode deduktif: tidak ada falsifikasi yang meyakinkan. Ilmiah= dapat difalsifikasi, non-ilmiah= tidak dapat difalsifikasi. Contoh: uji eksperimen teori Relativitas= dapat difalsifikasi, tetapi tidak terfalsifikasi dan karenanya diperkokoh. Contoh: Teori Alam Bawah Sadar Freud= tidak dapat difalsifikasi. Contoh: Teori Sejarah Marx= tidak dapat difalsifikasi. Apakah berarti teori Freud dan Marx adalah non ilmiah?  Thomas Kuhn mengatakan, jika Popper benar bahwa uji terhadap teori yang baik ketika dapat difalsifikasi, maka semua teori akan didiskreditkan sepanjang waktu sebab selalu ada kekosongan yang belum dibuktikan
  • 10. Kelemahan  Sebuah hipotesis tak bisa dipisah untuk diuji secara tersendiri. Teori selalu datang dalam kelompok yang saling berkaitan. Sebuah teori selalu didukung dan terkait dengan teori-teori yang lainnya. Inilah yang menyebabkan sebuah teori tidak bisa difalsifikasi secara utuh.  Falsifikasi sebenarnya juga tidak terlepas dari observasi dan eksperiment, mengapa? Karena ketika falsifikasi menetapkan ada teori yang dapat dibuktikan salah berdasarkan hasil observasi dan eksperiment, falsifikasi membutuhkan observasi itu sendiri untuk membuktikan kesalahan tersebut
  • 11. Kelemahan  Dalam prinsip falsifikasi ditegaskan bahwa hipotesis yang tidak bertahan terhadap pernyataan-pernyataan eksperimen dan observasi harus mundur karena tidak lagi penting. Akan tetapi pandangan ini tidak sesuai dengan kenyataan historis, karena ada hipotesis yang dikemukakan dan tidak konsisten sesuai dengan pernyataan observasi, tetapi tidak pernah ditolak. Berbagai hipotesa metafisik dan agama, meski dalam kenyataannya tidak konsisten dengan penyataan-pernyataan observasi, hingga kini tetap saja menjadi persoalan yang selalu menarik dan selalu memiliki pendukung setia.