SlideShare a Scribd company logo
Tugas Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan (EL-7090)

Pascapositivisme

       Oleh: Ayi Purbasari
       NIM: 33209011
Pascapositivisme
    Pengalaman
     merupakan    Puncak pengetahuan
      sumber      manusia adalah ilmu
    pengetahuan     positif (berdasar
      manusia      fakta-fakta terukur
                      dan teramati)




•    John Locke
•    David Hume       •   Henry Saint Simon
                      •   Auguste Comte


                                              Pascapositivisme
    Empirisme         Positivisme
Latar Belakang .. (1)

   Pertentangan diantaranya dari tokoh-tokoh
    pemikir Eksakta yang merasa bahwa teori-tori
    positivistik sangatlah meng-hegemonik
    pemikiran mereka dan membuat ilmu
    pengetahuan menjadi mandek.
   Positivisme: Ilmu adalah satu-satunya
    pengetahuan yang valid dan fakta-fakta yang
    terukur dan teramati sajalah yang mungkin dapat
    menjadi objek pengetahuan (ilmu positif)
Latar Belakang .. (2)

   Positivisme:                  Dasar Pertentangan:
       Menolak keberadaan            Fakta tidak bebas,
        segala kekuatan atau
                                       bermuatan teori
        subjek di belakang
        fakta                         Falibilitas teori
       Menolak penggunaan            Fakta tidak bebas,
        metode di luar yang            syarat nilai
        digunakan untuk               Interaksi subjek dan
        menelaah fakta                 objek
Tokoh Pascapositivisme

   Pengkritik dari positivisme ini adalah:
       Karl R. Pooper dengan Teori Falsifikasi
       Thomas Khun dengan Revolusi Paradigma,
       Jurgen Habermas (Sekolah Frakfurt)
       Richard Rorty dengan “Forms of Life”
       Feyerabend dengan “Againts Methods”
Pascapositivisme
Pascapositivisme



                                            Antipositivisme


                                                                          Sekolah Frankfurt
                   Karl R. Popper               Thomas Kuhn
                                                                         (Jurgen Habermas)


                                                Antifondalis



                                Richard Rorty                 Paul Feyerabend



                                                 Neokantian
Antipositivisme


    Karl R. Popper
    Thomas Kuhn
Karl R. Popper.. Falsifikasi

   Menolak verifikasi  pembuktian teori lewat fakta-fakta
   Menolak induksi  penarikan kesimpulan umum melalui
    pengumpulan fakta-fakta konkret
   Poopper:
       Induksi mengabaikan fakta anomali  fakta yang dapat
        membuktikan sebaliknya
       Daripada bersusah payah mengumpulkan fakta-fakta yang
        membernarkan, ilmuwan lebih baik menggunakan waktunya
        mencari fakta anomali.

   Falsifikasi ! Pengguguran suatu teori lewat fakta
Karl R. Popper.. Tiga Dunia

1                  1.   Dunia Pemikiran

               2
                        Subjektif/ Gagasan
                   2.   Dunia Objek Fisik
Dunia Popper       3.   Dunia Produk
                        Kultural (Teori dan

          3             Karya Ilmiah)
Karl R. Popper.. Evolusi Ilmu
Pengetahuan
                  Problem 1

                                      Teori Tentatif




      Problem 2       Evolusioner

                                                        Terbuka
                                                          bagi
                                                       Falsifikasi
                              Error
                              Elimination
Thomas Kuhn .. Paradigma

   The Structure of Scientific Revolution (1962)
   Positivisme (Popper): tesis kesatuan ilmu
   Kuhn: Ilmu tidak satu, melainkan Plural
       Ilmuwan selalu bekerja di bawah satu payung paradigma
        yang memuat asumsi ontologis, metodologis, dan struktur nilai.

       Paradigma menjadi kerangka konseptual dalam mempersepsi
        semesta  Tidak ada obsevasi yang netral  Semua pengalaman
        perseptual kita selalu dibentuk oleh kerangka konspetual yang kita
        gunakan.
Thomas Kuhn .. Prinsip
Ketidakterbandingkan
   Popper: akumulasi kognitif, permbandingan rasional
    antar teori satu dengan teori lain  Satu teori dan
    teori lainnya terdapat semacam
    kesinambungan.
   Kuhn: kesinambungan antarteori adalah mustahil
    karena masing-masing bekerja di bawah payung
    pardigmanya masing-masing  prinsip
    ketidaksinambungan
Thomas Kuhn.. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
                       Paradigma 1

                                           Ilmu
Paradigma 2                                Pengetahuan
                                           Normal

                             Evolusioner
              Krisis



                                     Anomali
Thomas Kuhn .. Diktum Relativistik

   Dua ilmuwan yang bekerja pada dua paradigma
    yang berbeda berada di dua dunia yang berbeda.
       Adalah tidak mungkin membandingkan antara satu
        pardigma dengan pardigma lain karena asumsi-asumsi
        yang sama sekali berbeda.
       Paradigma adalah semesta buatan hingga percuma
        membandingkan dua paradgima, karena kita berbicar
        tentang dunia semesta yang berbeda
Antifondalis


    Richard Rorty
    Paul Feyerabend
Antifondalis
   Fondalis: fondas, dasar

                                               Filsafat Barat:
                                                  • Locke
                     Logos: Herakleitos        • Descartes
     Filosofis    (Segala sesuatu mengalir)
    Yunani Kuno                                    • Kant
                                            Doktrin kesatuan ilmu




           Fondasi Semesta
                                      Fondasi Pengetahuan   Manusia
                                               tentang Semesta
Antifondalisme

                     •    Richard Rorty
                 •       Paul Feyerabend




                     Fondalis:             Antifondalis
                     “Demarkasi ilmu dan
                     non ilmu adalah
                     pengunaan bahasa
                     dan metode ilmiah”
Richard Rorty

   Fondalis: melepaskan diri      Rorty: bagaimana kita
    dari sosialitas demi            mengatakan ini adalah
    objektivitas ilmu               kebenaran tanpa adanya
                                    orang lain untuk
                                    membenarkan?


    Pengetahuan manusia bukanlah suatu cermin
    semesta melainkan hasil
                      proses interaksi
    manusia dan semesta yang legitimasinya tidak
    berangkat dari kegiatan individual melainkan sosial
Richard Rorty

   Fondalis: Individu           Rorty: Individu dalam forms
    transedental, terlepas-       of life, bentukan komunitas
    berjarak dari                 dimana ia tinggal yang
    sosialialitasnya              menentukan rutinitas,
                                  keterbiasaan daam menentukan
                                  yang benar dan salah.



    Kebenaran harus diukur bukan berdasarkan satu
    patokan epistemik yang universal dan transendental
    melainkan berdasarkan bentuk kehidupan masing-
    masing komunitas
Richard Rorty

   Fondalis:                      Rorty:
       Bahasa adalah batas            Semesta tidaklah terberi
        demakrasi antara ilmu           melainkan selalu termediasi
        pengetahuan dan non             oleh Bahasa
        pengetahuan                    Bahasa mengkontruksi
                                        semesta, bukan
                                        merepresentasikannya




    Karya Rorty: Philosophy and the Mirror of
    Nature (1979)
Paul Feyerabend

   Againts Method (1975)
   Pada awalnya, sebagai murid Popper, Feyerabend
    mendukung filosofi dan prinsip falsifikasi Popper
    namun kemudian dia berbalik menjadi salah seorang
    penentang Popper.
   Feyerabend berpendapat bahwa prinsip falsifikasi
    Popper tidak dapat dijalankan sebagai satu-satunya
    metode ilmiah untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Paul Feyerabend ..                   Pluralisme teoritis


   Popper:                                Feyerabend:
       Setiap teori harus melalui             Untuk menemukan teori
        proses falsifikasi untuk                yang benar, suatu teori
        menemukan teori yang                    tidaklah harus dicari
        benar.                                  kesalahannya (falsifikasi)
       Bila suatu teori dapat                  melainkan mengembangkan
        ditemukan titik lemahnya                teori-teori baru.
        maka teori tersebut gugur.


Fokus Feyerabend kemudian berpindah ke pluralisme teoritis,
yang mengatakan bahwa untuk memperbesar kemungkinan mem-
falsifikasi teori yang berlaku, kita harus mengkonstruksi teori-
teori baru sebanyak mungkin dan mempertahankannya.
Paul Feyerabend .. ‘anything goes’


   Menurut Feyerabend (Againts Method)
       Tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai metode
        ilmiah yang sempurna.
       Penerapan satu metodologi apa pun, misal metodologi empiris atau
        Rasionalisme Kritis Popper akan memperlambat atau menghalangi
        pertumbuhan ilmu pengetahuan.
       ‘anything goes’ yang berarti hipotesa apa pun boleh
        dipergunakan, bahkan yang tidak dapat diterima secara rasional atau
        berbeda dengan teori yang berlaku atau hasil eksperimen.
       Sehingga ilmu pengetahuan bisa maju tidak hanya dengan proses
        induktif sebagaimana halnya sains normal, melainkan juga secara
        kontrainduktif.
Paul Feyerabend

   Kriteria yang biasa digunakan untuk menguji kebenaran
    hipotesa, seperti logika dan hasil eksperimen, bukan sesuatu
    yang harus dipenuhi.
   Logika dapat dibantah kalau ada kecurigaan bahwa teori
    yang berlaku berlandaskan pada asumsi-asumsi tertentu
    (misalnya, Newton dahulu berasumsi waktu tidak
    berhubungan dengan ruang, yang kemudian dibantah oleh
    Einstein).
   Hasil eksperimen tidak perlu dipenuhi kalau dicurigai
    adanya kesalahan teori pengamatan.
Paul Feyerabend

   Menurut Feyerabend, sebuah hipotesa atau teori
    baru tidak harus memenuhi seluruh elemen dari
    teori lama karena hal tersebut hanya akan
    menyebabkan teori lama dipertahankan daripada
    mencari teori yang benar.
   Mempertahankan teori lama akan mempersempit
    pemikiran sehingga tidak bisa membuka lahan teori
    baru dan mengarahkan ilmu pengetahuan pada
    subyektivitas, sentimen atau prejudis.
Paul Feyerabend

   Teori baru akan selalu muncul dengan sangat sulit, dan akan
    ditentang dengan fakta-fakta yang memberatkan yang berasal
    dari teori lama.
   Padahal teori baru ini merupakan revolusi ilmiah yang sangat
    penting dan sangat diperlukan untuk kemajuan ilmu
    pengetahuan.
   Feyerabend mengatakan bahwa dikekang oleh teori sains
    modern yang sedang berlaku sama saja seperti dikekang oleh
    ajaran dogmatik jaman pertengahan Eropa.
   Dalam hal ini, ilmuwan sains modern mempunyai peran yang
    sama seperti kardinal Gereja jaman dahulu yang menentukan
    apa yang benar dan apa yang salah.
Paul Feyerabend

   Prinsip falsifikasi (Popper), menurut Feyerabend, mungkin
    merupakan metode ilmiah yang pantas digunakan, namun
    banyak teori baru yang tidak diketahui cara
    memfalsifikasikannya.
   Teori-teori yang tidak dapat dilalui proses falsifikasi masih
    bisa dianggap kebenaran.
   Hal ini berbeda dengan Popper yang menganggap bahwa
    semua teori baru harus melewati proses falsifikasi dan bila
    gagal melaluinya maka teori tersebut tidak ilmiah dan tidak
    dapat dibenarkan (tidak dapat di-verifikasi).
Neokantianisme dan
Pemilahan Ilmu

   Otto Liebmann
   F. A. Lange
Kantianisme

          akal teroritis: dunia fenomena dan
          bermuara pada penjelasan
          nomologis (berdasarkan hukum-
          hukum)



          akal praktis: dunia noumena dan
          bermuara pada tindakan moral
          yang mensyaratkan kebebasan

                          Noumena: I think, I mean
                          Noumena = thing-in-itself
                          tidak memilik status pengetahuan
Neokantisme

   Neokantisme berupaya mengembangkan pemikiran
    Kant khususnya tentang akal praktis yang
    berurusan dengan dunia noumena
Neokantisme

 Neokantisme hendak mendekonstruksi             cara
    berpikir dikotomik fenomena/noumena,
  teoritis/praktis, fakta/moral dengan memusatkan
  fokus perhatian pada kekayaan maknawi manusia
    yang selama ini diasingkan, dimajinalisasi, dan
 direduksi ke dalamdomain subjektivitas yang apabila
   dilihat dari sudut pandang ilmu alam merupakan
  sesuatu yang distortif, tak terukur, metafisis, ilusif
                           dll
Neokantisme

  Mazhab



                          Mazhab Marburg



           Herman Cohen     Paul Natorp    Ernst Cassirer



                          Mahzbah Baden


             Rudolph
           Herman Lotze     Windelband     Wilhem Ditlhey
Mazhab Marburg

   Berkembang di kota Universitas Marburg
   Pendekatan epistemologi pada filsafat sehubungan
    dengan analisis ilmu-ilmu secara luas
   Tokoh:
       Cassier: Semesta tidak sama dengan data inderawi dan
        semesta tidak pernah terberi melainkan selalu merupakan
        rajutan simbolik manusia yang kreatif
Ernst Cassier

   Cassier: Manusia mahluk simbolik
   Satu-satunya makhluk yangmampu mengambil jarak
    dengan rangsangan fisikalis dengan mengolahnya
    dalam substartum simbolik.
   Proses yang kemudian menghasilkan simbol-smbol
    seperti bahasa, mitor, agama, kesenian, ilmu
    pengetahuan
   Manusia tidak merepresentasikan semesta seperti
    adanya melainkan mengolahnya dalam bentul-
    bentuk simbol
Filsafat Manusia Cassier


Hewan   Stimulan
                    Manusia           Stimulan

           Respon
                                         Simbol-
                                         simbol
                                         Kultural




                                   substratum
                        simbolik
Mazhab Baden

   Mahzab Heidenberg (Jerman Barat Daya)
   Fokus pada konsep nilai (Rudolph Herman Lotze)
   Menolak Kant dengan menempatkan nilai-nilai
    dalam domain noumena
Mahzbah Baden
Pembagian Ilmu Pengetahuan
                  Ilmu Pengetahuan Alam:
                  Disifatkan sebagai ilmu pengetahuan
                  nomotetic (nomos = hukum) yang objeknya
                  adalah fenomena-fenomena pengalaman
                  yang berulang


                  Ilmu Pengetahuan Budaya (historis):
                  membahas hal yang unik yang hanya
Windelband        satu kali terjadi
(may 11, 1848 –
oct. 22, 1915)
Mahzbah Baden
 Pembagian Ilmu Pengetahuan
                     Ilmu pengetahuan alam yang
                     metodenya beruaya menjelaskan
                     gejala-gejala yang sidatnya fisis
                     berdsarkan keteraturan



                     Ilmu pengetahuan budaya yang
                     metodenya berupaya memahami
Dilthey, Wilhelm     objenya dengan berupaya
( nov. 19, 1833 –    menemukan muatan batiniah di
                     balik gejala-gejala perseptual
oct. 1, 1911 )       semata
Filsafat kehidupan
Max Weber
 Definisi Tindakan Sosial
                                   Tindakan yang melibatkan konteks
                                   konvensiolainstitusi-institus, adat istiada,
                                   aturan dan hukum-hkumyang diciptakan
                                   manusia denagn tujuan tertentu di benaknya

                               Tidakakan yang memberi seseorang tujuan
                               guna menjustifikasi suatu aktivitas

                                   Tindakan yang mencerminkannilai-nilai
                                   aspirasi atau ideal-ideal tertentu sebagai
                                   motifbagi aktivitas.
weber, max
(april 21, 1864 – june 14, 1920)
Metode Interpretasi
Max Weber: Metode Interpretasi

   Karena aktivitas sosial manusia tidak pernah bisa direduksi
    pada hukum mekanistik semata, maka sosiolog harus
    mencari makna yang mendasari aktivitas tersebut.
   Makna motivasi merupakan hal yang tidak kita temui di
    alam non manusia
   Weber mengguna metode interpretassi guna memahami
    motif-motif yang mendasari perkembangan kapitaslime dan
    menemukan bahwa etika protestan-kalvinis yang
    mementikan sukses, indibidu, dan prestasi member dasar
    motivasional bagi berkembangnya kapitalisme
Kesimpulan
Kesimpulan

   Falsifikasi
   Paradigma
   Agains Methods
   Anything goes
   Neokantisme dan pemilahan ilmu

More Related Content

What's hot

Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Nida Sabila Rafa
 
Humanisme ppt
Humanisme pptHumanisme ppt
Humanisme ppt
Fela Aziiza
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
mankoma2012
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
Erna Mariana
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
Ditsa Fristianelis
 
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISMEALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
rika indahs
 
Agenda Setting dan Sprial of Silence
Agenda Setting dan Sprial of SilenceAgenda Setting dan Sprial of Silence
Agenda Setting dan Sprial of Silence
nadyavienka
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
Cha Cha D Talo
 
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya BelajarMakalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
restu sri rahayu
 
Spiral of silene theory
Spiral of silene theorySpiral of silene theory
Spiral of silene theory
erniimeilinaa
 
Materi Pendukung dalam Public Speaking
Materi Pendukung dalam Public SpeakingMateri Pendukung dalam Public Speaking
Materi Pendukung dalam Public Speaking
A Faiz
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
febastream
 
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
kholid harras
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theory
mankoma2013
 
Idealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialismeIdealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialisme
Umi Nisa
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaReni Kurniati
 
Teori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialTeori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosial
Launa Usni
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
Ronzzy Kevin
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Teddy Ayomi
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
elsatamara
 

What's hot (20)

Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
 
Humanisme ppt
Humanisme pptHumanisme ppt
Humanisme ppt
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
 
Teori Uses And Effect
Teori Uses And EffectTeori Uses And Effect
Teori Uses And Effect
 
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISMEALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME
 
Agenda Setting dan Sprial of Silence
Agenda Setting dan Sprial of SilenceAgenda Setting dan Sprial of Silence
Agenda Setting dan Sprial of Silence
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
 
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya BelajarMakalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
Makalah kelompok 2 tentang Gaya Belajar
 
Spiral of silene theory
Spiral of silene theorySpiral of silene theory
Spiral of silene theory
 
Materi Pendukung dalam Public Speaking
Materi Pendukung dalam Public SpeakingMateri Pendukung dalam Public Speaking
Materi Pendukung dalam Public Speaking
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
Mengapa Komunikasi yang Efektif Penting?
 
Spiral of Silence Theory
Spiral of Silence TheorySpiral of Silence Theory
Spiral of Silence Theory
 
Idealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialismeIdealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialisme
 
Konsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massaKonsep dan model komunikasi massa
Konsep dan model komunikasi massa
 
Teori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialTeori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosial
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
 

Similar to Pascapositivisme

5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
KuliahMandiri.org
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
KuliahMandiri.org
 
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdfFalsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Ireclever
 
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversiUas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
NurKholifah44
 
EPISTEMOLOGI_pptx.pptx
EPISTEMOLOGI_pptx.pptxEPISTEMOLOGI_pptx.pptx
EPISTEMOLOGI_pptx.pptx
Hanis Bachrodin
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
Nurmahmudah M.Phil.
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mu'amar ad darory
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
R. Herawati Suryanegara
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat feny
FENY DYAH
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
ALAZHARTANJUNGBUMI
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
20020FarhadAulanSabi
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
NENENGFITRIA
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
Mas Yono
 
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.pptmateri_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
irwansyafathir1
 
PENGENDALIAN.pptx
PENGENDALIAN.pptxPENGENDALIAN.pptx
PENGENDALIAN.pptx
petrusss2
 
Makna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.pptMakna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.ppt
ArindaSasmitaR
 
PERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.pptPERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.ppt
MasyithahFauzi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 

Similar to Pascapositivisme (20)

5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdfFalsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
Falsifikasi_Karl_R_Popper_dan_Urgensinya_dala_Duni.pdf
 
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversiUas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
Uas filsafat ilmu falsifikasionisme karl raimund popper_kel6-dikonversi
 
EPISTEMOLOGI_pptx.pptx
EPISTEMOLOGI_pptx.pptxEPISTEMOLOGI_pptx.pptx
EPISTEMOLOGI_pptx.pptx
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 
Review book filsafat feny
Review book filsafat fenyReview book filsafat feny
Review book filsafat feny
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.pptmateri_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
 
PENGENDALIAN.pptx
PENGENDALIAN.pptxPENGENDALIAN.pptx
PENGENDALIAN.pptx
 
Makna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.pptMakna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.ppt
 
PERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.pptPERTEMUAN KE-2.ppt
PERTEMUAN KE-2.ppt
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 

More from Ayi Purbasari

Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpressClonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 4 objek dan kelas ii
It 405 materi 4   objek dan kelas iiIt 405 materi 4   objek dan kelas ii
It 405 materi 4 objek dan kelas ii
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 3 objek dan kelas
It 405 materi 3   objek dan kelasIt 405 materi 3   objek dan kelas
It 405 materi 3 objek dan kelas
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 2 java dasar
It 405 materi 2   java dasarIt 405 materi 2   java dasar
It 405 materi 2 java dasar
Ayi Purbasari
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
Ayi Purbasari
 
Using uml to model immune system
Using uml to model immune systemUsing uml to model immune system
Using uml to model immune system
Ayi Purbasari
 

More from Ayi Purbasari (8)

Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpressClonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
Clonal Selection Algorithm Parallelization with MPJExpress
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
 
It 405 materi 4 objek dan kelas ii
It 405 materi 4   objek dan kelas iiIt 405 materi 4   objek dan kelas ii
It 405 materi 4 objek dan kelas ii
 
It 405 materi 3 objek dan kelas
It 405 materi 3   objek dan kelasIt 405 materi 3   objek dan kelas
It 405 materi 3 objek dan kelas
 
It 405 materi 2 java dasar
It 405 materi 2   java dasarIt 405 materi 2   java dasar
It 405 materi 2 java dasar
 
It 405 materi 1 pengantar
It 405 materi 1   pengantarIt 405 materi 1   pengantar
It 405 materi 1 pengantar
 
Using uml to model immune system
Using uml to model immune systemUsing uml to model immune system
Using uml to model immune system
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 

Pascapositivisme

  • 1. Tugas Kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan (EL-7090) Pascapositivisme Oleh: Ayi Purbasari NIM: 33209011
  • 2. Pascapositivisme Pengalaman merupakan Puncak pengetahuan sumber manusia adalah ilmu pengetahuan positif (berdasar manusia fakta-fakta terukur dan teramati) • John Locke • David Hume • Henry Saint Simon • Auguste Comte Pascapositivisme Empirisme Positivisme
  • 3. Latar Belakang .. (1)  Pertentangan diantaranya dari tokoh-tokoh pemikir Eksakta yang merasa bahwa teori-tori positivistik sangatlah meng-hegemonik pemikiran mereka dan membuat ilmu pengetahuan menjadi mandek.  Positivisme: Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan fakta-fakta yang terukur dan teramati sajalah yang mungkin dapat menjadi objek pengetahuan (ilmu positif)
  • 4. Latar Belakang .. (2)  Positivisme:  Dasar Pertentangan:  Menolak keberadaan  Fakta tidak bebas, segala kekuatan atau bermuatan teori subjek di belakang fakta  Falibilitas teori  Menolak penggunaan  Fakta tidak bebas, metode di luar yang syarat nilai digunakan untuk  Interaksi subjek dan menelaah fakta objek
  • 5. Tokoh Pascapositivisme  Pengkritik dari positivisme ini adalah:  Karl R. Pooper dengan Teori Falsifikasi  Thomas Khun dengan Revolusi Paradigma,  Jurgen Habermas (Sekolah Frakfurt)  Richard Rorty dengan “Forms of Life”  Feyerabend dengan “Againts Methods”
  • 6. Pascapositivisme Pascapositivisme Antipositivisme Sekolah Frankfurt Karl R. Popper Thomas Kuhn (Jurgen Habermas) Antifondalis Richard Rorty Paul Feyerabend Neokantian
  • 7. Antipositivisme Karl R. Popper Thomas Kuhn
  • 8. Karl R. Popper.. Falsifikasi  Menolak verifikasi  pembuktian teori lewat fakta-fakta  Menolak induksi  penarikan kesimpulan umum melalui pengumpulan fakta-fakta konkret  Poopper:  Induksi mengabaikan fakta anomali  fakta yang dapat membuktikan sebaliknya  Daripada bersusah payah mengumpulkan fakta-fakta yang membernarkan, ilmuwan lebih baik menggunakan waktunya mencari fakta anomali.  Falsifikasi ! Pengguguran suatu teori lewat fakta
  • 9. Karl R. Popper.. Tiga Dunia 1 1. Dunia Pemikiran 2 Subjektif/ Gagasan 2. Dunia Objek Fisik Dunia Popper 3. Dunia Produk Kultural (Teori dan 3 Karya Ilmiah)
  • 10. Karl R. Popper.. Evolusi Ilmu Pengetahuan Problem 1 Teori Tentatif Problem 2 Evolusioner Terbuka bagi Falsifikasi Error Elimination
  • 11. Thomas Kuhn .. Paradigma  The Structure of Scientific Revolution (1962)  Positivisme (Popper): tesis kesatuan ilmu  Kuhn: Ilmu tidak satu, melainkan Plural  Ilmuwan selalu bekerja di bawah satu payung paradigma yang memuat asumsi ontologis, metodologis, dan struktur nilai.  Paradigma menjadi kerangka konseptual dalam mempersepsi semesta  Tidak ada obsevasi yang netral  Semua pengalaman perseptual kita selalu dibentuk oleh kerangka konspetual yang kita gunakan.
  • 12. Thomas Kuhn .. Prinsip Ketidakterbandingkan  Popper: akumulasi kognitif, permbandingan rasional antar teori satu dengan teori lain  Satu teori dan teori lainnya terdapat semacam kesinambungan.  Kuhn: kesinambungan antarteori adalah mustahil karena masing-masing bekerja di bawah payung pardigmanya masing-masing  prinsip ketidaksinambungan
  • 13. Thomas Kuhn.. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Paradigma 1 Ilmu Paradigma 2 Pengetahuan Normal Evolusioner Krisis Anomali
  • 14. Thomas Kuhn .. Diktum Relativistik  Dua ilmuwan yang bekerja pada dua paradigma yang berbeda berada di dua dunia yang berbeda.  Adalah tidak mungkin membandingkan antara satu pardigma dengan pardigma lain karena asumsi-asumsi yang sama sekali berbeda.  Paradigma adalah semesta buatan hingga percuma membandingkan dua paradgima, karena kita berbicar tentang dunia semesta yang berbeda
  • 15. Antifondalis Richard Rorty Paul Feyerabend
  • 16. Antifondalis  Fondalis: fondas, dasar Filsafat Barat: • Locke Logos: Herakleitos • Descartes Filosofis (Segala sesuatu mengalir) Yunani Kuno • Kant Doktrin kesatuan ilmu Fondasi Semesta Fondasi Pengetahuan Manusia tentang Semesta
  • 17. Antifondalisme • Richard Rorty • Paul Feyerabend Fondalis: Antifondalis “Demarkasi ilmu dan non ilmu adalah pengunaan bahasa dan metode ilmiah”
  • 18. Richard Rorty  Fondalis: melepaskan diri  Rorty: bagaimana kita dari sosialitas demi mengatakan ini adalah objektivitas ilmu kebenaran tanpa adanya orang lain untuk membenarkan? Pengetahuan manusia bukanlah suatu cermin semesta melainkan hasil proses interaksi manusia dan semesta yang legitimasinya tidak berangkat dari kegiatan individual melainkan sosial
  • 19. Richard Rorty  Fondalis: Individu  Rorty: Individu dalam forms transedental, terlepas- of life, bentukan komunitas berjarak dari dimana ia tinggal yang sosialialitasnya menentukan rutinitas, keterbiasaan daam menentukan yang benar dan salah. Kebenaran harus diukur bukan berdasarkan satu patokan epistemik yang universal dan transendental melainkan berdasarkan bentuk kehidupan masing- masing komunitas
  • 20. Richard Rorty  Fondalis:  Rorty:  Bahasa adalah batas  Semesta tidaklah terberi demakrasi antara ilmu melainkan selalu termediasi pengetahuan dan non oleh Bahasa pengetahuan  Bahasa mengkontruksi semesta, bukan merepresentasikannya Karya Rorty: Philosophy and the Mirror of Nature (1979)
  • 21. Paul Feyerabend  Againts Method (1975)  Pada awalnya, sebagai murid Popper, Feyerabend mendukung filosofi dan prinsip falsifikasi Popper namun kemudian dia berbalik menjadi salah seorang penentang Popper.  Feyerabend berpendapat bahwa prinsip falsifikasi Popper tidak dapat dijalankan sebagai satu-satunya metode ilmiah untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
  • 22. Paul Feyerabend .. Pluralisme teoritis  Popper:  Feyerabend:  Setiap teori harus melalui  Untuk menemukan teori proses falsifikasi untuk yang benar, suatu teori menemukan teori yang tidaklah harus dicari benar. kesalahannya (falsifikasi)  Bila suatu teori dapat melainkan mengembangkan ditemukan titik lemahnya teori-teori baru. maka teori tersebut gugur. Fokus Feyerabend kemudian berpindah ke pluralisme teoritis, yang mengatakan bahwa untuk memperbesar kemungkinan mem- falsifikasi teori yang berlaku, kita harus mengkonstruksi teori- teori baru sebanyak mungkin dan mempertahankannya.
  • 23. Paul Feyerabend .. ‘anything goes’  Menurut Feyerabend (Againts Method)  Tidak ada satu metode rasional yang dapat diklaim sebagai metode ilmiah yang sempurna.  Penerapan satu metodologi apa pun, misal metodologi empiris atau Rasionalisme Kritis Popper akan memperlambat atau menghalangi pertumbuhan ilmu pengetahuan.  ‘anything goes’ yang berarti hipotesa apa pun boleh dipergunakan, bahkan yang tidak dapat diterima secara rasional atau berbeda dengan teori yang berlaku atau hasil eksperimen.  Sehingga ilmu pengetahuan bisa maju tidak hanya dengan proses induktif sebagaimana halnya sains normal, melainkan juga secara kontrainduktif.
  • 24. Paul Feyerabend  Kriteria yang biasa digunakan untuk menguji kebenaran hipotesa, seperti logika dan hasil eksperimen, bukan sesuatu yang harus dipenuhi.  Logika dapat dibantah kalau ada kecurigaan bahwa teori yang berlaku berlandaskan pada asumsi-asumsi tertentu (misalnya, Newton dahulu berasumsi waktu tidak berhubungan dengan ruang, yang kemudian dibantah oleh Einstein).  Hasil eksperimen tidak perlu dipenuhi kalau dicurigai adanya kesalahan teori pengamatan.
  • 25. Paul Feyerabend  Menurut Feyerabend, sebuah hipotesa atau teori baru tidak harus memenuhi seluruh elemen dari teori lama karena hal tersebut hanya akan menyebabkan teori lama dipertahankan daripada mencari teori yang benar.  Mempertahankan teori lama akan mempersempit pemikiran sehingga tidak bisa membuka lahan teori baru dan mengarahkan ilmu pengetahuan pada subyektivitas, sentimen atau prejudis.
  • 26. Paul Feyerabend  Teori baru akan selalu muncul dengan sangat sulit, dan akan ditentang dengan fakta-fakta yang memberatkan yang berasal dari teori lama.  Padahal teori baru ini merupakan revolusi ilmiah yang sangat penting dan sangat diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan.  Feyerabend mengatakan bahwa dikekang oleh teori sains modern yang sedang berlaku sama saja seperti dikekang oleh ajaran dogmatik jaman pertengahan Eropa.  Dalam hal ini, ilmuwan sains modern mempunyai peran yang sama seperti kardinal Gereja jaman dahulu yang menentukan apa yang benar dan apa yang salah.
  • 27. Paul Feyerabend  Prinsip falsifikasi (Popper), menurut Feyerabend, mungkin merupakan metode ilmiah yang pantas digunakan, namun banyak teori baru yang tidak diketahui cara memfalsifikasikannya.  Teori-teori yang tidak dapat dilalui proses falsifikasi masih bisa dianggap kebenaran.  Hal ini berbeda dengan Popper yang menganggap bahwa semua teori baru harus melewati proses falsifikasi dan bila gagal melaluinya maka teori tersebut tidak ilmiah dan tidak dapat dibenarkan (tidak dapat di-verifikasi).
  • 28. Neokantianisme dan Pemilahan Ilmu Otto Liebmann F. A. Lange
  • 29. Kantianisme akal teroritis: dunia fenomena dan bermuara pada penjelasan nomologis (berdasarkan hukum- hukum) akal praktis: dunia noumena dan bermuara pada tindakan moral yang mensyaratkan kebebasan Noumena: I think, I mean Noumena = thing-in-itself tidak memilik status pengetahuan
  • 30. Neokantisme  Neokantisme berupaya mengembangkan pemikiran Kant khususnya tentang akal praktis yang berurusan dengan dunia noumena
  • 31. Neokantisme Neokantisme hendak mendekonstruksi cara berpikir dikotomik fenomena/noumena, teoritis/praktis, fakta/moral dengan memusatkan fokus perhatian pada kekayaan maknawi manusia yang selama ini diasingkan, dimajinalisasi, dan direduksi ke dalamdomain subjektivitas yang apabila dilihat dari sudut pandang ilmu alam merupakan sesuatu yang distortif, tak terukur, metafisis, ilusif dll
  • 32. Neokantisme Mazhab Mazhab Marburg Herman Cohen Paul Natorp Ernst Cassirer Mahzbah Baden Rudolph Herman Lotze Windelband Wilhem Ditlhey
  • 33. Mazhab Marburg  Berkembang di kota Universitas Marburg  Pendekatan epistemologi pada filsafat sehubungan dengan analisis ilmu-ilmu secara luas  Tokoh:  Cassier: Semesta tidak sama dengan data inderawi dan semesta tidak pernah terberi melainkan selalu merupakan rajutan simbolik manusia yang kreatif
  • 34. Ernst Cassier  Cassier: Manusia mahluk simbolik  Satu-satunya makhluk yangmampu mengambil jarak dengan rangsangan fisikalis dengan mengolahnya dalam substartum simbolik.  Proses yang kemudian menghasilkan simbol-smbol seperti bahasa, mitor, agama, kesenian, ilmu pengetahuan  Manusia tidak merepresentasikan semesta seperti adanya melainkan mengolahnya dalam bentul- bentuk simbol
  • 35. Filsafat Manusia Cassier Hewan Stimulan Manusia Stimulan Respon Simbol- simbol Kultural substratum simbolik
  • 36. Mazhab Baden  Mahzab Heidenberg (Jerman Barat Daya)  Fokus pada konsep nilai (Rudolph Herman Lotze)  Menolak Kant dengan menempatkan nilai-nilai dalam domain noumena
  • 37. Mahzbah Baden Pembagian Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam: Disifatkan sebagai ilmu pengetahuan nomotetic (nomos = hukum) yang objeknya adalah fenomena-fenomena pengalaman yang berulang Ilmu Pengetahuan Budaya (historis): membahas hal yang unik yang hanya Windelband satu kali terjadi (may 11, 1848 – oct. 22, 1915)
  • 38. Mahzbah Baden Pembagian Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan alam yang metodenya beruaya menjelaskan gejala-gejala yang sidatnya fisis berdsarkan keteraturan Ilmu pengetahuan budaya yang metodenya berupaya memahami Dilthey, Wilhelm objenya dengan berupaya ( nov. 19, 1833 – menemukan muatan batiniah di balik gejala-gejala perseptual oct. 1, 1911 ) semata Filsafat kehidupan
  • 39. Max Weber Definisi Tindakan Sosial Tindakan yang melibatkan konteks konvensiolainstitusi-institus, adat istiada, aturan dan hukum-hkumyang diciptakan manusia denagn tujuan tertentu di benaknya Tidakakan yang memberi seseorang tujuan guna menjustifikasi suatu aktivitas Tindakan yang mencerminkannilai-nilai aspirasi atau ideal-ideal tertentu sebagai motifbagi aktivitas. weber, max (april 21, 1864 – june 14, 1920) Metode Interpretasi
  • 40. Max Weber: Metode Interpretasi  Karena aktivitas sosial manusia tidak pernah bisa direduksi pada hukum mekanistik semata, maka sosiolog harus mencari makna yang mendasari aktivitas tersebut.  Makna motivasi merupakan hal yang tidak kita temui di alam non manusia  Weber mengguna metode interpretassi guna memahami motif-motif yang mendasari perkembangan kapitaslime dan menemukan bahwa etika protestan-kalvinis yang mementikan sukses, indibidu, dan prestasi member dasar motivasional bagi berkembangnya kapitalisme
  • 42. Kesimpulan  Falsifikasi  Paradigma  Agains Methods  Anything goes  Neokantisme dan pemilahan ilmu