AVNRT adalah gangguan irama jantung yang terjadi karena adanya jalur listrik tambahan antara atrium dan node AV, menyebabkan gejala seperti berdebar dan pusing, dan pengobatannya meliputi pemberian obat, kardioversi, atau ablasi jalur tambahan melalui tindakan elektrofisiologi.
2. AVNRT
(Atrioventrikular Nodal Reentry Tachycardia)
merupakan jenis dari SVT
AVNRT terjadi ketika AV node memiliki jalur listrik
tambahan dijantung, memhubungkan atrium kanan ke
AV node.
biasanya melibatkan dua jalur anatomi: slow pathway
dan fast pathway yang berada di kanan atrium
Slow pathway (yang biasanya ditargetkan untuk ablasi)
terletak inferior dan sedikit posterior ke AV node, sering
mengikuti margin anterior dari sinus koroner
Fast pathway biasanya terletak superior dan posterior ke
node AV. Jalur ini terbentuk dari jaringan yang sangat
mirip dengan AV node,
3. gejala meliputi serangan jantung, berdebar, pusing
dan syncope
denyut jantung mencapai 150-230 x / menit
serangan terjadi secara tiba-tiba
Hal ini lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria (sekitar 75% kasus terjadi pada
wanita).
Pengobatan dengan obat - obatan. Sering
memerlukan radiofrequency ablation
4. Data Pasien
Nama : Ny. Rika Buchari
TTL : Jakarta, 10 April 1981
Umur : 31 tahun
Gender : wanita
Alamat : Pancoran Barat II, Pancoran –
Jakarta Selatan.
Keluhan Utama : berdebar – debar
5. Riwayat Penyakit
Ps merasakan berdebar tiba – tiba, mual,
dada rasa tidak enak, rasa melayang,
berdebar hilang pada saat istirahat
Pemeriksaan fisik
• TD : 135 mmHg
• HR : 200 bpm
• Pernafasan : 20 x/menit
6. Pemeriksaan penunjang
EKG : * SVT, HR : 200bpm, QRS axis : normal,
QRS durasi : 0,12 s
Lab : Hb : 12,5. Ht: 36. Leu : 10600. Ur: 22. Cr:
0,7. Na : 147. Kal : 3,4 . Cl : 108.
Obat yang diberikan
• Xanax 1 x 0,25mg
7. Terapi
Diagnosis : SVT
Terapi dengan tindakan radiofrequency ablation
Menggunakan :
*Sheath : 6F, 6F, 7F
*kateter : - live wine Tc Quad yum/ 402125
- Response Quad (RB)/ 401260
8. Persiapan alat dan pasien
Persiapan pasien :
Inform Consent
Puasa ±6 jam sebelum tindakan
Obat-obat anti Arrhytmia sudah dihentikan sblm
tindakan sesuai aturan
Pasang folley kateter
IV Access
Cukur daerah inguinalis, jugularis dan subclavia
9. Persiapan alat dan pasien
Persiapan alat Peralatan tambahan :
Mesin Flouroscopy Dinamap & Oximetri
EP Monitor & Komputer External defibrilator
system TPM & Peralatan CPR /
Stimulator & Amplifier Trolley EMG
Junction Box Syringe pump
Electrode Catheter Instrumen steril
10. Prosedur Tindakan
Pasang ECG, dinamap, saturasi
Rekam ECG, TD, saturasi
Anastesi lokal (femoral kanan)
Puncture di right femoral vein.
Masuk wire
Lalu di masukkan sheats 6F, 6F, 7F di right femoral
vein
Masuk kateter.
Kateter disambungkan ke junction box.
11. Penempatan Kateter
RAO 30
CRANII 1
• High Right Atrium
• HIS Bundle
• Right Ventrikel
Apex
13. 3 4 5
1
2
1. A-H interval : jarak antara gel. A dengan gel. HIS
2. H-V interval : jarak antara gel HIS dengan gel. V
3. PR interval : jarak dari awal gel. P sampai awal gel. QRS
4. QRS : panjang gel Q sampai gel S
5. Q-T interval: jarak dari awal gel Q sampai akhir gel T.
14. Normal Basic Interval
A-H interval : 60-125 ms
H-V interval : 35-55 ms
P-R interval : 120-200 ms
QRS : 60-120 ms
Q-T interval : 320-420 ms
15. Antegrade WP Measurement
WP
Pada saat pacing di atrium dengan stimulus 520 ms gel A masih diikuti gel QRS
(antegrade), tetapi ketika dengan stimulus 510 ms terdapat gel A yang tidak
diikuti gel QRS. dan ini disebut Antegrade Winckebach Point.
16. SNRT
Fungsi pacing atrium adalah menilai fungsi SA node. Yaitu dengan cara
menghitung SNRT, pacing secara konstan dan terus menerus di HRA
selama 1 menit dengan CL yang berbada sampai timbul irama sinus secara
spontan.
Dengan nilai normal < 1500 ms.
17. A ERP
180 ms
•Pada gambar sebelah kiri dengan eksta stimulus 190 ms ketika pacing
atrium, gel A masih terdepolarisasi.
•Pada gambar sebelah kanan pacing atirum dengan di beri ekstrasstimulus
180 ms gel A hanya muncul spike, gel A tidak terdepolarisasi. Pada
keadaan ini disebut dengan A ERP.
•Dengan nilai normal : 170 – 300 ms.
18. AVN ERP
AVN ERP adalah keadaan dimana impuls yang dihantarkan tidak lagi capture.
•Pada gambar sebelah kiri pacing atrium dengan stimulus 500 ms diikuti dengan gel QRS.
•Gambar sebelah kanan ketika pacing atrium dengan stimulus 490 ms tidak diikuti
dengan QRS. Pada keadaan inilah disebut dengan AVN ERP.
•Dengan nilai normal : 230 – 425 ms.
19. A–H
JUMP
A-H Jump addalah syarat dari AVNRT.
Cara menghitungnya dengan selisih antara A-H pada akhir pacing
pertama dengan A-H pada akhir pacing berikutnya.
Biasanya > 50 ms.
20. Gambar di atas pacing dengan metode burst dengan stimulus 240 ms dan
terjadi Winckebach (520 ms).
21. Gambar di atas merupakan pacing di ventrikel, ketika pacing
diikuti dengan QRS yang lebar, ini di sebut dengan
CAPTURE PACING VENTRIKEL.
22. Retrograde WP Measurement
WP
Pada saat pacing di ventrikel dengan stimulus 290 ms gel V diikuti dengan gel A
(retrograde), tetapi ketika dengan stimulus 280 ms gel V sudah tidak diikuti
dengan gel A. dan ini juga disebut Winckebach point.
23. V ERP
Pada keadaan diatas dapat dikatakan V ERP karena ketika di beri
ekstrastimulus 210 ms gel V tidak diikuti dengan QRS (no capture.)
24. Pada gambar sebelah kiri ventrikel di pacing dengan stimulus 280 ms dan
keadaan No Capture. Karena ketika pacing di ventrikel QRS tidak lebar.
Sedangkan ketika di pacing dengan stimulus 250 ms keadaan baru Capture
dengan QRS yang lebar.
25. KESIMPULAN
AVNRT terjadi ketika AV node memiliki jalur listrik
tambahan dijantung, memhubungkan atrium kanan
ke AV node.
Biasanya disertai dengan gejala: berdebar, pusing
dan syncope.
Pengobatan yang di lakukan biasanya dengan : Obat,
Cardioversion, Elektrofisiologi (ablasi)
AVNRT jarang menyebabkan kematian.