4. Elektrokardiogram
• Merupakan alat bantu diagnosis
• EKG yang normal belum tentu jantungnya
normal dan sebaliknya
• Gambaran klinis merupakan pegangan
terpenting dalam menegakkan diagnosis
• Manfaat paling besar rekaman EKG adalah
dalam menegakkan diagnosis aritmia
jantung
5. Sadapan EKG
2 sadapan EKG
• Sadapan bipolar
• Sadapan unipolar
Pada pemeriksaan EKG rutin digunakan 12
sadapan EKG konvensional, yaitu :
• Sadapan standar EINTHOVEN (bipolar) :
sadapan I, II dan III
• Augmented extremity leads GOLDBERGER (unipolar):
aVR, aVL dan aVF
• Sadapan prekordial WILSON (unipolar)
V1, V2, V3, V4, V5 & V6
7. Hantaran Standar Einthoven
(bipolar)
Mengukur perbedaan
potensial medan bioelektrik
aktivitas jantung pada bidang
frontal tubuh
Hantaran I :
(+) lengan kiri
(-) lengan kanan
Hantaran II :
(+) tungkai kiri
(-) lengan kanan
Hantaran III :
(+) tungkai kiri
(-) lengan kiri
8. Hantaran Extremity Leads
Goldberger
aVR (Augmented voltage right Arm)
(+) lengan kanan
(-) tungkai kiri dan lengan kiri
aVL (Augmented voltage Left Arm)
(+) lengan kiri
(-) tungkai kiri dan lengan kanan
aVF (Augmented voltage Foot)
(+) tungkai kiri
(-) lengan kiri dan lengan kanan
9. Hantaran Prekordial Wilson / Chest Lead
Mengukurrekamanpotensialpadabidanghorizontal
V1 ICS IV linea
parasternalis dextra
V2 ICS IV linea
parasternalis sinistra
V3 antara V2 dan V4
V4 ICS V linea
midclavicularis sinistra
V5 garis horizontal
melalui V4 linea
axilaris anterior sinistra
V6 garis horizontal
melalui V4 dan V5
linea axilaris media
sinistra
14. Cara Membaca EKG
1. Tentukan iramanya : Sinus / bukan
2. Tentukan frekuensi/kecepatan : Normal / takikardia / bradikardia
3. Tentukan axis : Normal / RAD / LAD
4. Nilai gelombang P : Normal / tidak
5. Hitung PR interval : Normal /memanjang/memendek
6. Nilai gelombang Q : Normal / patologis
7. Hitung QRS komplek : Normal / melebar
8. Nilai ST segmen : Isoelektrik / elevasi / depresi
9. Nilai gelombang T : Normal / Inverted / tinggi
10.Perhatikan tanda-tanda : Hipertropi / iskemia / infark
11.Kesimpulan/Diagnosa
15.
16. Penentuan Kecepatan Denyut Jantung
(Heart Rate)
Berdasar kecepatan EKG 25 mm/dtk , 1
menit = 60 x 25 mm = 1500 mm. Satu kotak
besar (kB) = 5 kotak kecil (kK) = 5 mm = 0,20
dtk. Jadi 1 menit = 300 kK.
Bila jarak R – R 3,8 kB maka HR = 300/3,8 =
80/mnt
Normal HR = Atrial rate = Ventricular rate
20. Menentukan Aksis EKG
Perhatikan kompleks QRS pada hantaran I dan aVF,
tentukan apakah kompleks QRS tersebut predominan
positif,negatif atau equiphasic
Keterangan :
• RAD = Right Axis
deviation
• LAD =Left Axis
deviation
22. Periksa gelombang P
Gelombang P tegak (positif) di hantaran I,II,aVF,V2-V6), terbalik di
aVR ; dan mungkin tegak, bifasik atau terbalik (negatif) di III, aVL
dan V1
Periksa gelombang Q
Gelombang Q kecil biasanya terlihat di hantaran I,II,aVF dan V4-
V6)
Gelombang Q besar terlihat di hantaran III
Gelombang Q besar di aVL dapat saja normal
Kompleks QS ( seluruhnya negatif) seringkali normal di V1 dan
kadang-kadang di V2
Periksa Gelombang R
Gelombang R merupakan gelombang yang dominan terbesar) di
sadapan I dan V4-6. gelombang ini merupakan gelombang yang
dominan di sadapan I,II,dan aVF pada posisi jantung vertikal dan di
sadapan I dan aVL pada posisi jantung horizontal. Gelombang R
kecil di V1 dan membesar secara progresif di sadapan V2-4
23. Periksa gelombang S
Gelombang S merupakan gelombang yang dominan di hantaran
V1-3, mejadi kecil secara progresif dari V3-6. gelombang S
mungkin ditemukan di hantaran I,II dan selalu lebih kecil dari gel
R pada masing2 hantaran. Gelombang S merupakan gelombnag
yang dominan di hantaran III dan aVF pada posisi jantung
horizontal dan di hantaran aVL pada posisi jantung vertikal.
Gelombang ini dominan di aVR
Periksa gelombang T
Gelombang T tegak di sadapan I,II,aVf dan V2-V6 dan terbalik di
aVR. Gelombang ini mungkin tegak,bifasik atau terbalik di
hantaran III,aVL dan V1
Periksa gelombang U
Seringkali tidak terlihat. Apabila terlihat,gel ini merupakan
gelombang defleksi tegak yang kecil dengan amplitudo rendah
dibandingkan dengan gelombang T pada sadapan yang sama.
Gelombang ini biasanya terbalik di hantaran V2-V4
24. Irama Sinus
Adalah irama yang berasal dari fokus di SA node
dan terdapat pada orang normal
Normal adalah 60 – 100 kali/m, reguler, voltage
sama besar
Kriteria:
1.P positif di lead I dan aVF atau di lead I dan II
2.Setiap P diikuti QRS atau setiap QRS harus
didahului oleh gelombang P
3.PR intv < 0,20 “ dan konstan dari denyut ke
denyut
4.HR antara 60 – 100/menit
37. Kelainan Konduksi S.A Node
S.A Blok
Bila salah satu impuls dari nodus S.A alami blok, satu
denyut (PQRST) hilang dan berupa garis isoelektrik
Sinus Arrest (Henti sinus)
Bila nodus S.A tiba-tiba lemah, tidak dapat hasilkan
impuls, terjadi “escape rhytm” dari ventrikel sebagai
usaha penyelamatan
Merupakan manifestasi “sick sinus syndrome”
38.
39. Kelainan Konduksi A.V Node
A.V blok derajat I
• Akibat perlambatan transmisi impuls dari atrium ke
ventrikel, perlambatan terjadi di A.V
• Pada A.V blok I PR interval lebih dari 0,20 detik
A.V blok derajat II
1. AV blok II Mobitz tipe 1
PR interval makin memanjang pada tiap denyut sampai
satu saat P tidak diikuti QRS (“Wenckebach periode”)
2. AV blok II Mobitz tipe 2
Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks. PR
interval konstan tidak berubah. Lokasi blok biasa dibawah
AV node.
Ada beberapa bentuk yaitu AV blok 2:1 dan AV blok II
“high grade” atau “advanced” (AV blok 3:1 atau lebih)
40.
41.
42.
43. AV Blok derajat III (Total AV Blok)
Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium
berdenyut sendiri berasal dari SA atau impuls
di atrium dan ventrikel berdenyut sendiri
berasal dari AV junction dengan frekuensi 40 –
60/menit atau dari fokus dibagian bawah
ventrikel sehingga QRS lebar dengan
frekuensi < 40/menit
Irama atrium dan ventrikel dapat reguler atau
ireguler
44.
45.
46. Kelainan Konduksi Intraventrikular
“Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)
Gangguan hantaran pada cabang kanan Bundle
His
Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau kelainan
bawaan
Blok sempurna disebut RBBB komplit
Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit
dan dapat terjadi pada orang normal
47. RBBB Komplit
Di lead V1 atau V2
- QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau
rSR’
- Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1
Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”
Kadang ada kelainan repolarisasi
RBBB Inkomplit
Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv
antara > 0,08” - < 0,12”
50. “Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB)
Mempunyai arti klinis selalu patologis
Terbagi atas blok komplit dan inkomplit
LBBB Komplit:
QRS intv 0,12” atau lebih
Gelombang R melebar dengan ada lekuk di puncaknya
(nothed)
Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6
Kelainan repolarisasi berupa ST depressi
LBBB inkomplit
Sama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv 0,08”- 0,11”
Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6
53. Hipertrofi Atrium
Hipertrofi Atrium Kanan (RAH)
Ditandai dengan gelombang P yg tinggi dan runcing
di I, II, III dan aVF, yang disebut dengan gel P
pulmonal
54. Hipertrofi Atrium Kiri (LAH)
Ditandai dengan gel P yg lebar dan berlekuk,
paling jelas terlihat di lead I dan II yang disebut
dengan gel P mitral
55. Hipertrofi Ventrikel
Hipertrofi Ventrikel Kanan (RVH)
Ditandai dengan :
Gelombang R lebih tinggi dari gelombang
S pada lead prekordial kanan
VAT > 0,03 di V1
Gelombang S menetap di V5/V6
Depresi segmen ST dan gelombang T
terbalik di V1 - V3
RAD
56. Hipertrofi Ventrikel Kiri (LVH)
Ditandai dengan :
Gelombang R pada V5 / V6 > 27mm atau
gel S di V1 + gel R di V5 / V6 > 35 mm
VAT > 0,05 detik di V5 / V6
Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V5 /
V6
LAD
58. Iskemia dan Infark Miocard
Iskemia Miocard
Depresi segmen ST
Gelombang T terbalik
Infark Miocard
Gambaran yang paling diagnostik adalah gel Q patologis
Akut: gel Q patologis disertai ST elevasi atau hanya
berupa ST elevasi
Subakut: gel Q patologis disertai gel T terbalik
Kronik: gel Q patologis, segmen ST dan gel T normal
59. Menentukan Lokasi
Iskemia atau Infark
• Anterior : V2 – V4
• Anteroseptal : V1 – V3
• Anterolateral : I, aVL, V5, V6
• Inferior : II, III, aVF
• Posterior : V1 – V2 ( resipokal )
• Ventrikel kanan : V1, V3R dan V4R