1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem konduksi listrik jantung dan pembacaan elektrokardiogram (EKG).
2. Sistem konduksi listrik jantung terdiri atas nodus sinusal, nodus atrioventrikular, berkas His, dan serabut Purkinje.
3. Pembacaan EKG meliputi irama, gelombang P, kompleks QRS, sumbu QRS, dan tanda-tanda hipertrofi ventrikel.
3. Electrical conduction system of the heart
Sinoatrial
node
atrioventricular
node
cartilage
Atrial
muscle
Bundle
Of his
Left bundle
branch
Right bundle
branch
Ventricular
muscle
8. Arah Defleksi
Fase depolarisasi :
Hukum dasar EKG dari Goldberger
Arah impuls menuju elektroda : defleksi positif
Arah impuls menjauhi elektroda : defleksi negatif
Arah impuls menuju kemudian menjauhi elektroda :
bifasik
9. Arah Defleksi
Fase Repolarisasi
Gambaran elektrogram pada fase repolarisasi ada 2
kemungkinan
A. Jika arah repolarisasi sama dengan arah depolarisasi, maka
arah defleksi dari fase repolarisasi akan perlawanan dengan
arah fase depolarisasi (kompleks QRS).
10. Arah Defleksi
B. Jika arah depolarisasi
berlawanan arah
epolarisasi, maka arah
defleksi dari fase
repolarisasi akan sama
dengan arah defleksi
fase depolarisasi.
13. Sandapan Ekstremitas Bipolar
• Einthoven (1903)
• Vektor : arus listrik depolarisasi polarisasi
• Segitiga sama sisi : tiga ekstremitas membentuk puncak-puncak segitiga, jantung
sebagai sumber bioelektik terletak di tengah-tengah
• Semua cairan tubuh dapat menyalur potensial elektrik sama baiknya
14. Sandapan Ekstremitas Bipolar
•Standart Limb Lead
• Sandapan I = LA (left arm = positif)
– RA (right arm = negatif)
• Sandapan II = LL (left leg = +) – RA
(-)
• Sandapan III = LL (+) – LA (-)
• Persamaan
II = I + III
20. Sistem Heksadensial
Sandapan Plane frontal
•Sistem Hesadensial (hexaxial
reference system) : enam
sadapan ekstemitas
• Sandapan II, III dan aVF : jantung bagian
bawah
• Sandapan I dan aVL : jantung bagian lateral kiri
21. Sandapan Prekordial (Precordial Lead)
•V1 : sela iga 4 sisi kanan sternum
•V2 : sela iga 4 sisi kiri sternum
•V3 : antara V2 dan V4
•V4 : sela iga 5 garis mid klavikula kiri
•V5 : setinggi V4 pada garis aksila antor kiri
•V6 : setinggi V4 pada garis midaksilaris kiri
26. Pembacaan
Irama
Frequensi (laju QRS)
Morfologi gelombang P (cari tanda kelainan atrium kiri atau kana)
Interval PR
Kompleks QRS
Axis jantung
Amplitudo (cari tanda hipertrofi)
Durasi
Morfologi (ada/tidak gelombang Q patologis atau gelombang R tinggi
di V1)
Segmen ST (apakah ada tanda iskemia, injuri atau infark miokard)
Gelombang T
Interval QT
27. Cara Baca EKG 12 Lead
• Irama dan frekuensi?
• Sinus
• Atrial
• Junctional
• Ventrikular
• Regularitas
• Regular
• Irregular
• Rate
• Atrial Rate?
• Ventrikular Rate?
• P wave?
• N
• Pulmonal
• Mitral
• PR interval?
• AV blok?
• Pre-exitasi
• QRS Wave?
• interval
• Axis
• Zona Transisi
• Q patologis/QS
• RBBB/LBBB
• LAFB/LPFB
• RVH
• LVH
• ST Segmen?
• ST Depresi
• ST Elevasi
• T Wave?
• Tall T
• T inversi
• LV strain
28. Irama
• Pace maker Normal Nodus SA
• 70-80 x/mnt
• Atria
• 75 x/mnt
• Nodus AV
• 60 x/mnt
• Berkas His
• 50 x/mnt
• Serabut Purkinje & Otot
jantung
• 30-40 x/mnt
29. Irama
Untuk menilai perhatikan
• irama teratur atau tidak : lihat jarak antar QRS sama atau tidak.
• gelombang P normal atau tidak, apakah setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS
• interval PR normal atau tidak
• gelombang QRS normal atau tidak
30. Irama
•Irama normal : irama sinus, irama yang berasal dari
sinus
• Irama : teratur.
• Frekwensi jantung : 60 – 100 x/ menit
• Gelombang P : normal, setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan T
• Interval PR : normal ( 0,12 – 0,20 detik )
• Gelombang QRS : normal ( 0,06 – 0,12 det )
Penyimpangan : disritmia
31. Frekuensi : atrial, ventrikular
•Kecepatan 25 mm/det atau 50 mm/det
•Interval R-R atau interval P-P
• Tentukan puncak R atau P yang berhimpitan dengan garis vertikal
kotak sedang
• Cari puncak gel P/R ke dua
• Hitung jarak dalam kotak sedang
• Frekuensi = 300/kotak sedang atau 1500/kotak kecil
•Atau dengan menghitung EKG strip sepanjang 6 detik
hitung jumlah gel. QRS kemudian kalikan 10, atau EKG
selama 12 detik : jumlah QRS X 5
•Puncak P-P
32. What is Arrhythmia
•Heart normally beat at 60
to 100 tpm
•Started with
depolarization of SA node
normal sinus rhythm
•Disturbance of rate,
regularity, site of origin,
conduction of electrical
impuls Arrhythmia
(Dysrhythmia)
33. The Four basic types of arrhythmia
1. Aritmia yang berasal dari Sinus. Jadi aktivitas listrik
sesuai dengan jalur biasa (SA node). Contoh : too
slow, too fast or irreguler
2. Ectopic Rhythm, aktivitas listrik berasal dari selain
SA node
3. Blok Konduksi, Aktivitas berasal dari SA node,
tetapi perjalanannya terhambat
4. Sindrom Pre-eksitasi, aktivitas listrik melalui
alternative pathway bypass dan menyebabkan
electrical shortcut/ electrical short circuit
35. Sinus Takikardia
Sinus Bradikardia
HR > 100 x/mnt
HR < 60 x/mnt
Normal
Patologis
Ecercise, resting, atlet
CHF, ARDS, Basedow, AMI,
Refleks vagus
Sinus Aritmia
Irama sinus tak teratus terutama pada inspirasi dan ekspirasi
Sinus Arrest
SA node berhenti beraktivitas. Bila aktivitas berhenti dalam
waktu cukup lama : Asystole
37. Sinus Arrest / Blok
Catatan : Semua sel miokardium dapat menjadi
pace maker, dan bila terjadi sinus arrest maka
pace maker yang lain akan melakukan back up
ESCAPE BEAT
Sinus Rhythm Escape beat
38. Pace Maker Yang lain
Atrial Pace Maker, berdetak 60-75 x/mnt
Junctional Pace Maker, berdetak 40-60 x/mnt
Ventricular Pace Maker, berdetak 30-45 x/mnt
Escape beat bila terjadi sinus arrest
yang paling sering berasal dari
junctional pace maker, dengan
ciri :
• ‘No’ P wave
• P Wave kecil terbalik
39. Gelombang P
Ciri gelombang P Normal
selalu positif di II dan selalu
negatif di aVR
tinggi : < 0,11 mV (2,5 mm)
lebar : < 3 mm ( 0,11 det)
Kepentingan
menandakan aktivitas atria
menunjukan arah aktivitas
atria
menunjukan tanda-tanda
hipertrofi atria
40. P – R Interval
• Depolarisasi atrium – depolarisasi Ventrikel
• Lamanya : 0,12 - 0,20 det
• Lamanya > 0,20 det : gangguan konduksi, pada umumnya di Nodus
AV ( AV Block)
41. Ada beberapa tipe
1. SA Block, berbentuk mirip sinus arrest, SA node depolarisasi
normal tetapi kemudian segera di hambat
2. AV block, Blok antara SA node dan serabut purkinje (A-V
node dan Berkas HIS)
3. Bundle branch block, termasuk juga blok fasikuler.
43. AV Blok derajat I
•PR interval lebih dari 0,20 detik
•Semua beat akan diteruskan ke
ventrikel
44. AV Blok derajat II
Tipe Mobitz I
(Wenckebach)
• Pemanjangan PR interval progresif
• Diikuti dengan “QRS Dropped”
Tipe Mobitz II
• Tidak ada pemanjangan PR interval
• QRS dropped tanpa PR intermal
memanjang dahulu
47. AV Blok derajat III
•Tidak ada beat yang
diteruskan ke ventrikel
•Complete heart block
dengan AV dissociation
•Atrium dan ventrikel
terpacu oleh pace
maker tersendiri
48. Kompleks QRS
1. Interval QRS
• Interval ini mengambarkan lamanya
aktivitas depolarisasi ventrikel.
• Merupakan jarak antara permukaan
gelombang Q sampai akhir gelombang
S
• Nilai Normal : < 0,12 detik (0,06-0.12)
• Interval memanjang oleh karena
gangguan konduksi di ventrikel
• BBB (bundle branch block)
• Ectopic ventricle
49. Kompleks QRS
2. Gelombang Q :
defleksi kebawah pertama dari kompleks
QRS. Menggambarkan awal dari fase
depolarisasi ventrikel
Nilai normal :
• Lebar 0,04 detik
• Dalam < 1/3 tinggi R
Gelombang Q Pathologis ( abnormal ) :
• Lebar ≥ 0,04 detik
• Dalam > 25 % amplitudo gelombang R
• Kepentingan : adanya nekrosis miokard (
infark miokard )
50. Kompleks QRS
3. Gelombang R
defleksi Positif pertama kompleks QRS disertai atau tidak
disertai gelombang Q
• Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
• Positip di I, II, V5 dan V6
• aVR, V1, V2 biasanya kecil/ tidak ada sama sekali.
Kepentingan :
• Menggambarkan adanya hipertrofi ventrikel
• Adanya tanda-tanda BBB (Bundle Branch Block)
51. Kompleks QRS
4. Gelombang S
Defleksi negatip setelah gelombang R
- Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
- aVR, V1 dan V2 terlihat lebih dalam
- V4, V5 dan V6 makin berkurang dalamnya.
• Kepentingan : hampir sama dengan gelombang R.
52.
53.
54. Sumbu : Gelombang QRS
Sistem Heksadential
• > 40 tahun
• -30 º s/d + 90 º
• < 40 tahun :
• 0 º s/d +105 º
57. Sumbu : Precordial Lead
• Transitional zone : V2-V4
• Delayed transitional : sebelah kanan V5 (clockwise
rotation)
• Early transition : sebelah kiri V2 (counter clockwise
rotation)
58. Hipertrofi
• Ventrikel kiri
• Sadapan prekordial
• Tinggi R di V5 atau V6 > 27 mm. Dalamnya S di V1+tinggi R di V5 atau V 6 > 35 mm
• Depresi ST segmen dan inversi gel T asimetris di V5 dan V6 (ventricular strain)
• Sadapan ekstremitas
• Jantung horisontal : tinggi R di aVL >/= : 11 mm
• Jantung vertikal : tinggi R di aVF > 20 mm
59. Hipertrofi Ventrikel kiri
• Kriteria minimal
• R di aVL ≥ 11 mm. R di V5/V6 : > 27 mm
• Dalamnya S di V1 + R di V5 atau V6 : > 35 mm
• Kriteria ekuivokal : terdapat tanda ventricular strain
60.
61. Hipertrofi
•Ventrikel kanan
• Deviasi aksis ke kanan (tanda awal)
• Gelombang S menetap di V5 dan V6
• R yang tinggi disertai depresi segmen ST dan T terbalik di sadapan
II,III,aVF. aVR sering menunjukan R tinggi : qR, QR atau hanya kompleks R
• R tinggi di V 1. ratio R/S > 1 atau durasi R . 0,03. durasi QRS melebar >
0,03 det menyerupai pola blok berkas
62.
63. Segmen ST
Garis horizontal (isoelektrik)
Titik J : akhir gelombang S, terletak pada garis isoelektrik atau sedikit
positif atau negatif (tidak lebih dari 1 mm)
High take-off ST segment
Low take-off ST segment
Elevasi ST-segmen
Depresi ST-segmen
Memberikan gambaran iskemia ventrikel
69. GELOMBANG T
Fase repolarisasi ventrikel
• Selalu positip, kecuali di aVR
•Amplitudo normal :
1. < 10 mm di sadapan prekordial
2. < 5 mm di sadapan ekstremitas
3. Minimum 1 mm
•Kepentingan :
•Menggambarkan adanya iskemia/ infark
•Adanya kelainan elektrolit, dll