SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Download to read offline
“ ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) “
Pendekatan (pendekatan yang sistematis merupakan hal yang vital)
• Kecepatan dan irama
• Interval (? BBB) dan aksis (? LAD / RAD)
• Pembesaran ruang jantung (? LAE / RAE, ? LVH / RVH)
• Perubahan kompleks QRST (? Gelombang Q, progresi gelombang R buruk, elevasi
atau depresi segmen ST, atau inversi gelombang T)
Aksis
• Mengidentifikasi sadapan ekstremitas dengan kompleks isoelektrik → pertengahan
(mean) aksis QRS tegak lurus dengannya
• Periksa sadapan yang tegak lurus untuk menentukan apakah pertengahan aksis QRS
adalah +900
atau -900
dari sadapan isoelektrik
Gambar 1 – 1. Determinasi aksis QRS Deviasi aksis ke kiri (LAD)
• Definisi : aksis > -300
• Determinasi : S > R pada sadapan II
• Etiologi
Hemiblok anterior kiri (LAHB)
Left bundle branch block (LBBB)
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Infark miokardium (IM) inferior
Diafragma yang mengalami elevasi
Deviasi aksis ke kanan (RAD)
• Definisi : aksis > +900
• Determinasi : S > R pada sadapan I
• Etiologi
Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)
Hemiblok posterior kiri (LPHB)
IM lateral
Penyakit paru obstruktif menahun /
PPOM (biasanya tidak pada > + 1100
)
-120
-150
-90 -60
-30
10
+ 30
+ 90
+ 120
+ 150
+ 180
+ 60
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
AVL
II
AVP
III
AVR
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Left bundle branch block
(LBBB)
Right bundle branch block
(RBBB)
Kriteria 1. QRS ≥ 120 mdet
2. Gelombang R monofasik,
menghilang dan melebar
pada sadapan I, V5 & V4
(± gelombang S apabila
kardiomegali)
3. Tidak ada Q pada sadapan I,
V5 & V6
4. Kelainan posisi ST dan
gelombang T yang
berlawanan dengan defleksi
mayor kompleks QRS
5. ± Progresi gelombang R
buruk (PRWP), LAD,
gelombang Q’ pada sadapan
inferior
1. QRS ≥ 120 mdet
2. Terdapat pola rsR’ pada
sadapan prekordial kanan
3. Gelombang S melebar pada
sadapan I, V5 dan V6
Kompleks
QRS
EKG
Etiologi Penyakit jantung koroner (PJK),
hipertensi, CMP, degenerasi
sistem konduksi
PJK, hipertensi, kor –
pulmonale, CMP, degenerasi
sistem konduksi
Left anterior hemiblock (LAHB)
Left posterior hemiblock
(LPBH)
Kriteria 1. LAD (aksis > -300
dan biasanya
>- 600
)
1. RAD (aksis > +1000
)
2. Kompleks rS pada sadapan I
V1
V6
V1
V6
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Kompleks qR pada sadapan I,
kompleks rS pada sadapan III
3. QRS < 120 mdet
; kompleks qR pada sadapan
III
3. QRS < 120 mdet
Etiologi Varian normal, PJK, hipertensi,
CMP, stenosis aorta (AS)
Jarang normal ; PJK, hipertensi,
CMP, AS
Interval QT yang memanjang
• CAD, kardiomiopati, prolapsus katup mitral
• Bradikardia berat atau blok AV derajat tinggi
• Obat – obatan jantung : antiaritmia kelas IA (contoh : kuinidin atau prokainamid),
kelas IC (QRS memanjang : QT memanjang, namun ST tidak memanjang) , dan kelas
III (contoh : sotasol, amiodaron)
• Obat – obatan psikotropik : fenotiazin, antidepresan trisiklik
• Obat – obat lain : antihistamin non-sedatif, makrolid, antijamur derivat azol
• Gangguan elektrolit : hipolaksemia, ? hipokalemia, ? hipomagnesemia
• Disfungsi sistem saraf otonom : perdarahan intrakranial (biasanya disertai gelombang
T terbalik yang dalam), stroke, diseksi leher radikal, endarterektomi karotis
• Lain – lain : hipotiroidisme, hipotermia
• Kongenital (Sindrom Jervell-Lange-Nielson dan Romano-Ward)
Pembesaran atrium kiri (LAE) Pembesaran atrium kanan (RAE)
Kriteria
Gelombang
P EKG atau atau
Sistem penilaian LVH Romhilt – Estes
Kriteria Nilai
Amplitudo (adanya hal – hal berikut)
Gelombang R atau S terbesar pada sedapan ekstremitas ≥ 20 mm
3
V1
> 40 mdet
> 1 mm
> 120 mdet
II
V1 > 15mm
II
> 25 mm
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
S pada V1 atau V2 ≥ 30 mm
R pada V5 atau V6 ≥ 30 mm
Perubahan ST-T s (kelainan posisi berlawanan dengan defleksi mayor
kompleks QRS)
Tanpa digoskin
Dengan digoskin
3
1
Pembesaran atrium kiri 3
Deviasi aksis ke kiri (≥ -300
) 2
Durasi QRS ≥ 90 mdet 1
Defleksi intrinsik pada V5 atau V6 ≥ 50 mdet 1
Nilai 4 = kemungkinan LVH
Nilai 5 = LVH definitif
Sensitifitas 30 – 54 %
Spesifisitas 83 - 97 %
(Am ∫ Heart 75 : 752, 1968)
Kriteria RVH Sensitivitas
Spesifikasi
pada PPOM
Spesifikasi
tanpa PPOM
Penurunan rasio R/S di
prekordium
28 – 70 % 25 % 67 – 76 %
Deviasi aksis ke kanan (≥ + 1000
) 12 – 55 % 87 – 95 % ≥ 96%
Rasio R/S pada V1 > 1 6 – 42 % 89 % 98 %
R pada V1 ≥ 7 mm 2 – 23 % 94 % ≥ 94%
(Am ∫ Cardiol 7 : 481, 1961 : Chest 65 : 622, 1974 ; dan Chau,
Elektrocardiography in Clinical Practice. 4th
ed, 1996)
Gelombang O patologis
• Definisi : tinggi gelombang R ≥ 40 mdet atau > 25 % tinggi pada kompleks QRS
yang bersangkutan
• Gelombang q kecil (septum) pada sadapan I, aVL, V5 dan V6 normal
• Gelombang Q tersendiri pada sadapan III, aVR, dan V1 bisa juga normal
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Progresi gelombang R buruk (PRWP) (Arch Intern Med 142 : 1145, 1982)
• Definisi : Hilangnya gaya anterior tanpa gelombang Q yang jelas ; gelombang R pada
sadapan V3 ≤ 3mm
• Etiologi
Infark miokardium anteroseptal lama (biasanya gelombang R pada sadapan V3 ≤
1,5 mm, ± ST ↑ persisten atau inversi gelombang T (TWI) pada sadapan V2 dan
V3)
Kardiomiopati
LVH (RWP yang terlambat dalam voltase prekordial kiri prominen)
RVH / PPOM (gelombang R kecil dan gelombang S prominen pada sadapan I)
LBBB
Rotasi jantung searah jarum jam
Pemasangan sadapan di tempat yang salah
Elevasi ST
• Infark miokardium akut (IMA) : kecembungan bertambah, ± inversi gelombang T /
TWI) atau riwayat IM dengan elevasi ST persisten
• Spasme koroner (angina Prinzmetal)
• Perikarditis (difus, kecekungan bertambah segmen ST ↑ ; berhubungan dengan PR ↓
; gelombang T biasanya tegak lurus sementara segmen ST ↑ ), miokarditis, kontusio
jantung
• Repolarisasi awal yang normal : paling sering terlihat pada sadapan V2 - V3 dan
pada dewasa muda.
Titik ∫ ↑ 1 - 4 mm, takik pada penurunan tajam gelombang R kecekungan
bertambah pada segmen ST;
Gelombang T yang besar, perbandingan elevasi ST / amplitudo gelombang T <
25%
Pola mungkin hilang dengan olahraga
• Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH (biasanya hanya
pada sadapan V1 - V2)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Depresi ST
• Iskemia miokardium (± abnormalis gelombang T)
• Efek digitalis (bukan tanda intoksida digoksin ; kenyataanya, sangat kurang
berkorelasi dengan kadar digoksin)
• Hipokalemia (± gelombang U)
• Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH (biasanya hanya
pada sadapan V5, V6, I, aVL)
Inversi gelombang T (TWI)
• Iskemik atau infark miokardium
• Perikarditis
• Kardiomiopati
• Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH
• Pasca takikardia atau pasca pacu jantung
• Elektrolit PaO2, PaCO2, pH, atau gangguan suhu tubuh inti
• Perdarahan intrakranial (biasanya dengan ↑ QT)
• Varian normal pada sadapan yang kompleks QRS-nya predominan negatif (contoh :
sadapan III, aVF, V1, aVL, aVR)
• Sindrom gelombang T Juvenil (TWI persisten pada sadapan prekordial di atas dan
meliputi V4)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ NYERI DADA “
PENYEBAB YANG BERASAL DARI JANTUNG
Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik
Angina Tekanan substermal→leher,
rahang, lengan, durasi <30 menit
± dipsun, diaforesis, N/V
diperberat oleh kerja keras, hilang
dengan nitrogliserin/istirahat
EKG ∆s (ST ↓, ST ↑, dan atau
TWI)
Infark miokardium Sama dengan angina namum ↑
intensitasnya, durasi >30 menit
EKG ∆s (ST ↑, ST ↓ dan atau
TWI CPK-MB atau troponin
⊕
Perikarditis Nyeri tajam menyekam kebahu
diperberat oleh respirasi hilang
bila duduk kearah depan
Suara gesekan pericardium
(pericardial friction rub) EKG
∆s (ST ↑ yang cekung dan
difusi) ± efusi pericardium
Diseksi aorta Nyeri mendadak, seperti teriris
atau tersayat pisau, dipertengahan
skapula posterior atau anterior
Tekanan darah atau nadi
asimetris, Al kasus baru
pelebaran mediastinum pada
rontgen toraks lumen palsu
pada tomografi komputer
(CT), ekotransesopagus (TEE),
angiografi, atau MRI
PENYEBAB YANG BERASAL DARI PARU
Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik
Pneumonia Pleuritik, dispnu,
demam, batuk, sputum
Demam, takipnu, krepitasi dan
konsolidasi, infiltrat pada rontgen toraks
Pleuritis Nyeri tajam, pleuritik Suara gesekan pleura (pleural friction rub)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pneumotoraks Unilateral tajam,
pleuritik onset
mendadak
Hipersonol unilateral, ↓ bunyi nafas,
pneumotoraks pada rontgen toraks
Edema paru Pleiritik, onset
mendadak
Takipnu, takikardia, hipoksemia, Scan
ventilasi/perfusi atau angiogram paru ⊕
Hipertensi
pulmonal
Dipsnu, beban latihan
fisik
Hipoksemia, P2 ↑’d,S3&S4 di sisi kanan
PENYEBAB YANG BERASAL DARI SALURAN CERNA
Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik
Refluks esofagus Rasa terbakar substemal, rasa
asam dimulut ; kombinasi
hipersaliva dan regurgitasi asam
diperberat oleh makan, posisi
berbaring hilang dengan
antasida
Pemeriksaan pH esofagus,
uji perfusi asam bemstein
EGD
Spasme esofagus Nyeri substermal yang hebat
diperberat saat menelan hilang
dengan nitrogliserin atau CCB
Pemeriksaan serial saluran
cerna atas manometri
Ruptur Mallory-Weiss Tercetus karena muntah EGD
Penyakit ulkus
peptikum
Nyeri epigastrik yang hilang
dengan antasida ± hematemesis,
menelan
EGD, uji H. pylori
Penyakit empedu Nyeri perut kuadran kanan atas,
mual/muntah diperberat oleh
makanan berlemak
USG kuadran kanan atas,
uji fungsi hati
Pankreatitis Rasa tidak nyaman
dipunggung/epigastrium
↑ amilase dan lipase, CT
abdomen yang abnormal
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PENYEBAB YANG BERASAL DARI MUSKULOSKELETAL DAN YANG
LAINNYA
Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik
Kostokondritis Nyeri tumpul atau tajam yang
terlokalisir
Nyeri tekan ketika dipalpasi
Penyakit
servikal/OA
Tercetus karena gerakan,
berlangsung dalam hitungan detik
hingga jam
Rontgen foto
Herpes zoster Nyeri unilateral yang hebat Ruam dematomal dan
temuan sensorik
Ansietas “rasa sesak” -
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ EVALUASI NON-INVASIF PADA PJK “
Kemungkinan Pra Uji PJK
Nyeri nonangina = 0 atau
1dari 3 gejala
Angina atipikal = 2 dari 3
gejala
Angina tipilak = 3
dari 3 gejala
Usia Pria Wanita Pria Wanita Pria Waniat
30-39 5 % 1 % 22 % 4 % 70 % 26 %
40-49 14 % 3 % 46 % 13 % 87 % 55 %
50-59 22 % 8 % 59 % 32 % 92 % 80 %
60-69 28 % 19 % 67 % 54 % 94 % 91 %
Gejala: (1) nyrti pada substernal, (2) tercetus karena pengerahan tenaga, (3) hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin (N Engl J Med 300:1350, 1979)
Uji toleransi latihan
• Indikasi : mendiagnosis PJK, mengevaluasi pasien yang diketahui PJK dan
mengubah status klinisnya, resiko peningkatan pasien terhadap sindrom koroner akut,
melokalisasi iskemia (diperlukan pencitraan radionuklir)
• Kontraindikasi : IMA dalam 48 jam, angina tak stabil yang tidak berespon dengan
terapi, diketajui terdapat stenosis koroner cabang utama, stenosis aorta berat, gagal
jantung kongestif simtomatik, artimia yang tak erkontrol
• Pilihan latihan : protokol baku Bruce atau modifikasinya, subaksimal, atau terbatas-
gejala
• Pilihan obat : (untuk pasien yang tidak bisa melakukan latihan).
Vasodilatasi koroner : dipiridamol atau adenosin (mungkin mencetuskan bradikardia
dan bronkospasme).
Kronotropil/inotropik : dobutamin (mungkin mencetuskan takiaritmia)
• Pilihan pencitraan : (untuk pasien yang pemeriksaan EKG, uji farmakologi, atau
lokalisasi iskemianya tidak dapat dinilai.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
EKG tak dapat dinilai = terpacu, LBBB, ST saat istirahat ↓>1mm, digoksin? LVH(=
sensitivitas, ↓spesifisitas), radionuklir WPW (thallium-201 atau 99m
Tc-sestaMIB)
atau ekokardiografi
Uji Sensitivitas Spesifisitas Keterangann
ETT -60 -80 Sensitivitas –90 % untuk 3VD,
namun <50 % untuk IDV
ETT-Thal atau MIBI 80-90 70-90 ↑ sensitif dan spesifik, namun
biaya ↑, melokalisasi iskemia
Adenosin/dobutamin
MIBI
80-90 70-90 Efek samping obat seperti yang
tercantum diatas
Latihan/dobutamin
ECHO
80-90 70-90 Melokalisasi iskemia, menilai
LVEF;tergantung operator
(IACC 25:521 dan 30:260, 1997, Am Heart J 130:373, 1995, IAMA 280:913, 1998)
Hasil Uji
• Denyut nadi (harus mencapai ≥ 85% denyut nadi maksimal yang diperkirakan selama
uji latihan supaya bernilai diagnnostik) dan respon tekanan darah
• Kapasitas latihan maksimal yang dicapai (METS atau menit)
• Perubahan EKG : kemungkinan ST ↓, menurun atau horizontal pada PJK;
kemungkinan besar ST ↑
• Pencitraan : Defek radionuklir (reversibel→iskemik;tetap→infarrk) atau abnormalitas
gerakan dinding dengan ekokardiografi (reversibel→iskemia;tetap→infark)
Prognosis dan Skor Treadmil Duke
= waktu latihan (menit) –(5 deviasi ST pada sadapan manapun)
-(4 x indeks angina)
Indeks angina adalah 0 bila tidak ada angina; 1 jika angina non-limiting; 2 jika angina
menjadi alasan diberhentikannya latihan
Pasien rawat inap Pasien rawat jalan
Kategori Skor % Pasien Mortalitas
1tahun
Kelangsung
an hidup 4
%
pasien
Kelangsunga
n hidup 4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
thn thn
Rendah ≥ 5 34 % < 1 % 98 % 62 % 99 %
Sedang -10
hingga +
4
57 % 2-3 % 92 % 34 % 95 %
Tinggi ≤11 9 % ≥5 % 71% 4 % 79 %
(Ann Intern Med 106:793, 1987 dan N Engl J Med 325:849, 1991)
Hasil uji beresiko tinggi
• Kriteria (Am J Cardiol 46:21, 1980&Braunwald, Heatr disease, ed 5, 1997)
EKG : ≥ 2mm ST↓, ≥ 1mm ST↓ selama stadium 1, ST↓ × ≥ 6 menit pada masa
penyembuhan, ST↓ pada ≥ 5 sadapan, ST↑, VT
• Implikasi : perkiraan nilai positif (PPV) ∼ 50% untuk cabang utama kiri arteri
koronaria atau 3VD, karena itu pikirkan angiografi dan revaskularisasi jika sesuai.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL “
(UAP, UNSTABLE ANGINA PECTORS)
Klasifikasi Braunwald (Circulation 80 : 410, 1989)
• Derajat keparahannya
I. = Onset baru dari angina berat atau angina yang bertambah ; tanpa nyeri
Saat istirahat
II. = Angina saat istirahat dalam bulan terakhir namun tidak dalam 48 jam
sebelumnya
III. = Angina saat istirahat 48 jam sebelumnya
• Keadaan Klinis
A. = Angina pektoris tidak stabil sekunder karena keadaan ekstrakardiak yang
↑ kebutuhan O2 miokardium atau ↓ asupan O2
B. = UAP primer
C. = UAP pascainfark (dalam 2 minggu setelah riwayat infark miokardium
sebelumnya)
Spektrum sindrom koroner akut (ACS)
Gambar 1-2. Spektrum sindrom koroner akut
Plak aterosklerosis koroner
Tetap Ruptur plak
Trombosis koroner
Oklusi sebagian Oklusi
STDepresi dan / atau
Inversi gelombang T Elevasi ST
Troponin dan CPK - MB- Troponin + dan CPK - MB-
Troponin and CPK - MB+
Angina Stabil Angina tidak
stabil (UAP)
UAPberat atau
mikroinfark
IM nongelombang
Q
IM gelombang
Q
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Stratifikasi risiko dan triase UAP
Faktor Risiko tinggi Risiko sedang Risiko rendah
Anamnesis Angina saat
istirahat yang
berlanjut > 20
menit
Angina noktumal
atau saat istirahat
Onset baru angina
berat
Usia > 65 tahun
Angina kresendo
Onset baru angina
ringan
Pemeriksaan Regurgiatsi mitral
(MR) baru /
perburukan
Edema paru, bising
paru, atau S3
Hipotensi
EKG ST ≥ 1 mm Gelombang T s
; gelombang Q
atau ST saat
istirahat ↓
Normal atau tidak
ada ’ d
Petanda Troponin jantung + Troponin jantung -
Triase ICU / CCU /
monitor di tempat
tidur
Monitor jantung
di tempat tidur
Evaluasi pasien
rawat jalan dalam
72 jam
( ∫ACC 11 : 20, 1988; ∫ACC 16 : 304, 1990;Am ∫ Med 91 : 493, 1991;Clinical
Cardiology 16 : 397, 1993;Braunwald etal. Unstable Angina : Diagnosis and
Management. AHCPR Pub No 94-0602, 1994;N Engl ∫ Med 335 : 1333 dan 1342,
1996;Circulation 93 : 1651, 1996 dan 97 : 1195, 1998)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penatalaksanaan
Obat Dosis Keterangan
Aspirin 325 mg Po qd
Dosis pertama digerus
atau dikunyah
50 - 70 % ↓ kematian
atau infark miokardium
(N Engl ∫ Med 319 :
1105, 1998;RISC, Lancet
336 : 827, 1990)
Heparin IV
(tanpa fraksi)
80 U/ kg IVB (maksimal
5000 U) → 14 U/ kg /
jam (maksimal 1000 U /
jam) titrasi untuk
mencapai aPTT 50 - 70
24 % ↓ kematian atau
infark miokard (∫AMA
276 : 811, 1996)
Nitrogliserin IV 10 - 1000 mikrogram /
menit
↓ gejala angina, tanpa ↓
mortalitas
Penyekat beta Metoprolol 5 mg IV tiap
5 x 3 jam, kemudian 25
mg per oral (PO) tiap 6
jam, titrasi hingga denyut
jantung 55 - 60
↓ gejala angina
Kontraindikasi terhadap
gagal jantung kongestif
LWMH Enoxaparin 1 mg / kg SC
2x sehari selama 2-8 hari
± pemberian awal 30 mg
IV bolus dalteparin 120
IU / kg SC 2x sehari
selama 5-6 hari
15 - 20 % ↓ kematian,
IM, iskemia
Pertimbangkan
penggunaan selain
heparin tanpa fraksi pada
pasien yang berisiko
tinggi
(ESSENCE, N Engl ∫
Med 337 : 447,
1997;Circulation 96 : 61,
1997;FRISC-II, Lancet
354 : 701, 1999;TIMI-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
IIB, Circulation 100 :
1593, 1999)
Penghambat GP IIb / IIIa
Abciximab
Eptifibatide
Tirofiban
0,25 mg / kg IVB → 10
mikrogram / menit
selama 18-24 jam
180 mikrogram / kg IVB
→ 2 mikrogram / kg /
menit selama 72 jam
0,4 mikrogram / kg /
menit selam 30 menit →
0,1 mikrogram / kg /
menit selama 48-108 jam
10 - 20 % ↓ kematian
atau MI
Pertimbangkan pada
pasien yang berisiko
tinggi, menjalani PTCA,
atau sulit disembuhkan
(PURSUIT, N Engl ∫
Med 339 : 436, 1998
PRISM – PLUS N Engl ∫
Med 338 : 1488, 1998)
Invasif Dini vs. Pendekatan Konservatif
• Pendekatan invasif dini : angiografi dalam 24 – 48 jam → revaskularisasi (PTCA
atau CABG) apabila anatominya sesuai
• Pendekatan konservatif : angiografi ± revaskularisasi hanya jika terjadi iskemia
rekurens atau ETT submaksimal positif atau suatu ETT tingkat penuh positif yang
bermakna
• Tidak ada konsensus yang jelas pendekatan mana yang paling penting ; terdapat 3
percobaan utama secara acak :
TIMI IIIB (Circulation 89 : 1545, 1994) : perbedaan kecil dalam hal kecepatan
intervensi antara kelompok invasif dan konservatif selama 6 minggu (61 % vs. 49 %),
tidak ada perbedaan pada angka kematian maupun yang terkena IM
VANQWISH (N Engl ∫ Med 338 : 1785, 1998) : pada populasi jumlah penderita PJK-
nya lebih banyak (50 % dengan 3VD atau penyakit cabang utama kiri), terdapat angka
kematian atau terkena IM yang lebih tinggi pada kelompok invasif, namun ini dibatasi
pada pasien yang menjalani CABG awal
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
FRISC – II (Lancet 354 : 708, 1999) : dengan perbedaan yang besar dalam hal
kecepatan intervensi antar kelompok invasif dan konservatif selama 30 hari (~ 75 %
vs. ~ 20 %) dan penggunaan stent intrakoroner, terdapat 22 % ↓ kematian atau IM
pada kelompok invasif.
Keuntungan terbesar tampak pada pasien berisiko tinggi dengan ↓ ST pada entri atau
suatu troponin +.
Gambar 1 – 3. Penatalaksanaan pendekatan terhadap angina tak stabil
Prognosis
• Lebih dari 30 – 50 % pasien yang dirawat dengan UAP memiliki prognosis yang
sama dengan pasien IM
• ~ 10 % kemungkinan meninggal atau reinfark nonfatal dalam 30 hari berurutan
• Perkiraan ↑ mortalitas : UAP pascainfark, tampak ST ↓, troponin jantung +, usia > 65
tahun
Penatalaksanaan UAP
Stabilisasi medis awal Tidak menstabilkan Angiografi
+ intervensi
Menstabilkan
Pendekatan Konservatif Atau Pendekatan Invasif
? Pertimbangkan pada risiko tinggi, pasca
infark, dan troponin + angina
Angiografi
+ intervensi
Terapi medis selama 48 - 72 jam
Bukan angina
ETTsubmaksimal
Negatif
Obat pilihan di rumah
Bukan angina
ETTtingkat penuh dalam 4 - 6 minggu
Negatif atau positif ringan
Terapi medis dilanjutkan
Angina
Angina
Positif
Positif
bermakna
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ INFARK MIOKARDIUM AKUT (IMA) “
Etiology
• Aterosklerosis → ruptur plak → trombosis arteri koronia
• Spasme arteri koronaria (termasuk yang terinduksi kokain)
• Diseksi aorta yang meluas ke dalam arteri koronaria (biasanya RCA → IMI)
• Emboli pada arteri koronaria (seperti : pada pasien dengan endokarditis, katup jantung
prostetik, trombus muralis, miksoma)
• Vaskulitis (seperti : penyakit Takayasu, sindrom Kawasaki)
• Miokarditis (nekrosis miokardium, walaupun tidak disebabkan oleh penyakit arteri
koronaria)
Manifestasi Klinis
• Angina (secara tipikal adanya tekanan di retrosternal ± menyebar ke leher,
mandibula, bahu atau lengan ) x > 30 menit
• Gejala yang berhubungan : dispnu, diaforesis, nausea, muntah, palpitasi, kepala
pusing
• ~ 23 % dari IM awalnya tidak dikenal karena bisa tanpa gejala atau muncul dengan
nyeri dada yang atipikal atau gejala yang tidak spesifik seperti malaise atau seperti
“flu” (Am ∫ Cardiol 32 : 1, 1973)
Pemeriksaan Fisik
• Tanda iskemik : S4, murmur Mr baru derajat 2, disfungsi muskulus papilaris sekunder,
paradoksikal S2
• Tanda gagal jantung : ∫ VP ↑ , krepitasi di lapangan paru, S3 +
• Tanda di daerah lain dari penyakit aterosklerosis : bruit karotis atau femoralis, denyut
distal ↓
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan Diagnostik
• EKG
• Petanda Serum : ↑ CPK-MB ;↑ troponin jantung menunjukan nekrosis miokardium
derajat kecil sehingga berguna untuk mendiagnosis mikroinfark bila CPK – MB
negatif pada pasien dengan UAP (lihat diatas), untuk mendiagnosis kecurigaan IM
yang telah berlangsung lebih kurang 2 - 10 hari yang lalu, dan apabila curiga terjadi ↑
CPK-MB positif palsu
• Ekokardiogram : gerakan abnormal dinding yang baru terjadi (namun sangat
tergantung operator dan kecermatan pembacaan)
Gambar 1 - 4. Perubahan EKG pada IMA
Gambar 1 – 5. Pelepasan petanda jantung ke dalam darah yang mengikuti IM akut
(Diadapatsi atas izizn dari Wu, A, H, B. Introduction to coronary artery disiase (CAD)
dan biochemical markers In : Wu, A, H, B, ed Cardiac Markers. Totowa : Humana Press,
1998 : 12)
Normal Hiperakut Akut
Beberapa jam
Kemudian
BeberapaBeberapa
Hari Minggu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sensitivitas CPK – MB dan troponin dalam mendeteksi IM tanpa elevasi ST
Petanda serum Saat tiba ≥ 6 jam setelah onset nyeri
CPK – MB > 4,7 ng / ml 53 % 91 %
Troponin T ≥ 0,18 ng /
ml
51 % 94 %
Troponin I ≥ 0,1 ng / ml 66 % 100 %
(N Engl ∫ Med 337 : 1648, 1997)
Trombolis
Indikasi Kontraindikasi
Gejala IM selama ≥ 30 menit dan < 12 jam
Dan juga
ST ↑ ≥ 1 mm dalam ≥ 2 sadapan
Yang berdekatan
Atau
LBBB yang sudah lama tetapi tidak
diketahui
Absolut
• Riwayat ICH sebelumnya,
stroke hemoragik dalam 1 tahun
• Neoplasma intrakranial,
aneurisma, atau malformasi
arteri – vena (AVM)
• Perdarahan internal aktif
• Kecurigaan diseksi aorta
Batasan usia : Pasien > 75 tahun
mengalami sedikit ↓ relatif pada
mortalitasnya, tapi karena sangat tingginya
mortalitas pada usia ini, dalam pengalaman
lebih banyak ↓ absolut pada moralitasnya
sehingga masuk akal bila dilakukan
trombolisis pada pasien > 75 tahun, namun
↑ risiko perdarahan intra kranial ↑
Batasan waktu : semakin awal trombolitik
dimulai, semakin baik hasilnya. Manfaat
setelah 12 jam kurang jelas namun
Relatif
• Tekanan sistolik > 180 mmHg
saat datang
• INR > 2 atau diketahui adanya
gangguan perdarahan
• Trauma atau bedah mayor dalam
2 – 4 minggu
• RJP yang lama (> 10 menit)
• Perdarahan internal yang terjadi
dalam 2 – 4 minggu terakhir
• Fungsi vaskular yang tidak
dapat dikompresi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
trombolisis sebaiknya dipertimbangkan
pada pasien yang datang pada 12 – 24 jam
setelah onset nyeri dan masih terdapat
elevasi ST↑.
• Pajanan streptokinase (SK)
sebelumnya (apabila ada
pertimbangan SK)
• Kehamilan
Trombolitik Dosis
Alteplase (TPA) 15 mg IV bolus, kemudian
0,75 mg / kg (maks. 50 mg) selama 30
menit, kemudian
0,5 mg / kg (maks. 35 mg) selama 60
menit
Streptokinase (SK) 1,5 MU IV selama 30 – 60 menit
Reteplase (RPA) 10 U IV, ulangi dalam 30 menit x 1
Angioplasti primer
• Manfaat angioplasti primer vs. trombolisis masih menjadi perdebatan
• Meta – analisis menyatakan ~ 20 % ↓ kematian atau IM dan 65 % ↓ stroke apabila
dapat dilakukan oleh operator yang mahir dalam 60 – 120 menit sejak kedatangan
pasien (∫AMA 278 : 2093, 1997)
• Dapat dipertimbangkan sebagai suatu alternatif apabila terdapat seorang ahli dan
tersedia laboratorium kateterisasi jantung terutama apabila ada kontraindikasi
terhadap trombolisis, syok kardiogenik, IM, anterior yang luas, atau CABG
sebelumnya
• Namun demikian, jangan biarkan keputusan yang berkenaan dengan metode
revaskularisasi menunda waktu untuk melakukan revaskularisasi
Terapi antitrombotik
Obat Keterangan
Asam asetil salisilat (aspirin / ASA)
162 hingga 325 mg PO 4x1
23 % ↓ mortalitas vaskular
49 % ↓ re – infark nonfatal
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dosis pertama digerus atau dikunyah (ISIS – 2, Lancet 2 : 349, 1988)
Heparin IV
60 U / kg (maks. 4000 U)
12 U / kg / jam infus (maks. 1000 U /
jam)
Titrasi aPTT 50 – 70 detik
Tidak menunjukan perbaikan pada
mortalitas ↑ infark yang berhubungan
dengan patensi arteri dengan alteplase
Sehingga diindikasikan hanya
bersamaan dengan alteplase
(BM∫ 313 : 652, 1996 dan A∫C 77 : 551,
1996)
Penghambat GP II b / III a Data menunjukan keuntungan saat
angioplasti primer data awal yang
berhubungan dengan menurunnya dosis
trombolisis (TIMI – 14, Circulation 99 :
2720, 1999) menjanjikan
Terapi Adjuvan
Obat Keterangan
Penyekat beta
Metoprolol 5 mg IV tiap 3x5 menit
Kemudian
25 mg PO tiap 6 jam, titrasi sesuai
toleransi
15 % ↓ mortalitas vaskular (ISIS – 1,
Lancet 2 : 57, 1986)
Kontraindikasi apabila denyut jantung
< 60, sistolik < 100 mmHg, gagal
jantung kongestif sedang atau berat,
blok AV derajat 2 atau 3, penyakit
bronkospatik berat
Nitrat
IV TNG 10 – 1000 mikrogram / menit
Penggunaan TNG IV dalam 24 – 48
jam pertama berdasarkan pada meta –
analisis yang mengarahkan 35 % ↓
mortalitas (lancet 1 : 1088, 1988)
Kontraindikasi pada infark ventrikel
kanan dan hipovolemia
Penghambat ACE ~ 10 % ↓ mortalitas pada 4 – 6 minggu,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kaptopril 6,25 mg 3x1 atau lisinopril
5 mg 4x1
Kemudia titrasi sesuai toleransi
19 % ↓ pada 4 tahun
(SAVE, N Engl ∫ Med 327 : 669, 1992 ;
GISSI – 3, Lancet 343 : 1115, 1994 ;
ISIS – 4, Lancet 345 : 669, 1995)
Keuntungan terbesar pada pasien
dengan IM anterior, EF < 40 %, atau
pernah IM sebelumnya
Kontraindikasi pada hipotensi atau
gagal ginjal berat
Oksigen
Morfin Menghilangkan nyeri ↓ kecemasan,
Venosilitasi → ↓ preload
Komplikasi Mekanik pasca IM
Komplikasi Gambaran klinis Penatalaksanaan
Syok kardiogenik Insiden < 5 %, tipikalnya
< 48 jam pasca – MI
Kateter PA, obat
inotropik, pressor, IABP,
revaskularisasi
Ruptur dinding bebas Insiden < 6 %, tipikalnya
dalam 2 – 3 hari pasca -
MI, ↓ tekanan darah dan
denyut jantung
sesaat(robekan
epikardium) →
tamponade atau mati
mendadak (EMD)
Resusitasi cairan, obat
inotropik,
perikardiosentesis,
pembedahan
VSD Insiden 2 – 4 % ;
tipikalnya dalam 5 hari
pasca – MI 90 % dengan
mumur baru yang kasar ±
thrill
Obat inotropik, pompa
balon intra aorta (IABP),
vasodilator, diuretik,
pembedahan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ruptur muskulus
papilaris
Insiden 1 % ; tipikalnya
dalam 5 hari pasca – MI
50 % dengan murmur
baru, jarang terjadi thrill
Vasodilator, diuretik,
IABP, pembedahan
Antiaritmia Pasca – MI
Aritmia Penatalaksanaan
Fibrilasi atrium
(Insiden 10 – 16 %)
Kardioversi apabila hemodinamik tidak
stabil atau iskemik penyekat – β dan /
atau digoksin, prokainamid ± atau
amiodaron heparin
Takikardi / fibrilasi
Ventrikel (VT / VF)
Monomorfik dini (< 48 jam pasca –
MI) bukan berarti prognosis buruk
Antiaritmia dan kardioversi / defibrilasi
menurut ACLS infus lidokain selama 6
– 24 jam, kemudian nilai kembali ↑
dosis penyekat – β sesuai toleransi,
penggantian ion K dan MG, nilai
iskemiknya
Sinus bradikardi Jika sistomatik → atropin, jika
sistomatik dan menetap → pasang pacu
jantung
Asistol Atropin dan epinefrin → pasang pacu
jantung
Blok AV derajat 1 Tidak ada
Blok AV derajat 2 tipe I Jika sistomatik → atropin, jika
sistomatik dan menetap → pasang pacu
jantung
Blok AV derajat 2 tipe II atau derajat 3 Pasang pacu jantung
Blok bifasikular
(LBBB, RBBB + baik LPBH atau
LAHB)
Pertimbangkan pemasangan pacu
jantung
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Alternating BBB atau blok trifasikular
(bifasikular dengan blok AV derajat 1)
Pasang pacu jantung
(Apabila ada indikasi pemasangan pacu jantung, pacu jantung transkutaneus
sebaiknya dicoba terlebih dahulu sebagai suatu penghubung pacu jantung
transvenosa. Apabila menggunakan pacu jantung transkutanesus sebagai
“cadangan” pada jenis yang siap pakai, Anda harus memastikan bahwa pacu
tersebut secara elektris menangkap dan menimbulkan denyutan seperti halnya
aktivitas otot rangka yang menimbulkan depolarisasi ventrikular pada monitor.
Pacu jantung transvenosa paling baik dipasang dengan panduan fluoroskopi)
Komplikasi pasca – MI lainnya
Komplikasi Gambaran Klinis Penatalaksanaan
Trombus LV Insiden 20 – 40 %
Faktor Risisko : IM
anteroapikal luas
Antikoagulan selama 3 –
6 bulan
Aneurisma
Ventrikular
Tonjolan nonkontraktil
dari ventrikel kiri ;
insiden 8 – 15 % elevasi
ST yang menetap tidak
selalu menunjukan
aneurisma
Pembedahan apabila
gagal jantung kongestif
berulang, tromboemboli,
aritmia
Pseudoaneurisma
Ventrikular
Ruptur → ditambal oleh
trombus dan perikardium
Pembedahan
Perikarditis Insiden 10 – 20 % ;
tipikalnya terjadi 1 – 4
hari pasca – Mi
Gesekan perikardium +
Perubahan EKG jarang
Aspirin dosis tinggi,
antiinflamasi nonsteroid
(NSAID),
Antikoagulan
diminimalkan
Sindrom Dressler Insiden < 4 % ; tipikalnya
terjadi 2 – 4 minggu
pasca – MI
Aspirin dosis tinggi,
NSAID
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Muncul berupa demam,
malaise, perikarditis,
pleuritis
Prognosis
• Secara umum, dalam 30 hari angka kematian 6, 0 – 7, 5 %
Kelas killip
Kelas Definisi Mortalitas
I Tanpa gagal jantung kongestif 6 %
II S, + dan / atau bising basilaris 17 %
III Edema paru 30 – 40 %
IV Syok kardiogenik 60 – 80 %
(N Engl ∫ Cardiol 20 : 457, 1967)
Kelas Forrester
Kelas CI (L / menit / m3
) Tekanan baji
kapiler pulmonal
/ PCWP (mmHg)
Mortalitas
I > 2, 2 < 18 3 %
II > 2, 2 > 18 9 %
III < 2, 2 < 18 23 %
IV < 2, 2 > 18 51 %
(N Engl ∫ Med 295 : 1356, 1976)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ KATETER ARTERI PULMONALIS (SWAN – GANZ) “
Pertimbangan Teoretis
• Prinsip Frank Starling : isi sekuncup jantung bergantung sebagai bagian dari preload
atau volume akhir diastolik ventrikel kiri (LVEVD)
• Sehingga optimalisasi curah jantung (isi sekuncup x frekuensi denyut jantung) dan
minimalisasi edema paru dapat dicapai dengan memanipulasi LVEDV
• Ketika balon dari ujung kateter diinflasikan (digembungkan), balon tersebut akan
mengambang ke dalam posisi “baji”, sekumpulan darah akan menyebar dari ujung
kateter, melalui arteri pulmonalis, kapiler dan vena, dan ke suatu titik tepat di
proksimal dari atrium kiri. Pada keadaan tanpa aliran, seluruh tekanan akan sama dan
untuk itu PCWP sebanding dengan tekanan di atrium kiri dan sebanding dengan
LVEDP, yang proporsional dengan LVEDV
• Situasi yang mengagalkan asumsi dasar di atas :
1) Ujung kateter tidak berada pada zona paru bagian barat 3 (seperti : PCWP setara
dengan tekanan alveolar namun tidak setara dengan tekanan atrium kiri)
2) PCWP > tekanan atrium kiri (seperti pada fibrosis mediastinum, penyakit veno –
oklusif paru)
3) Rata – rata tekanan atrium kiri > LVEDP (seperti : stenosis katup mitral,
regurgitasi katup mitral)
4) Perubahan hubungan LVEDP – LVEDV (seperti : komplians abnormal)
Indikasi (∫ACC 32 : 840, 1998)
• Diagnosis
Diagnosis banding syok
Diagnosis banding edema paru
Evaluasi fungsi ventrikel kiri dan curah jantung (melalui termodilusi atau metode
Fick)
Tamponade jantung, VSD, MR
Hipertesi pulmonal
• Terapeutik : terapi yang disesuaikan untuk mengoptimalkan WP, isi sekuncup (SV),
SvO2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
• Penggunaan suatu kateter arteri pulmonalis belum menunjukan perbaikan hasil akhir
dan bahkan ? ↑ mortalits pada satu studi (∫ AMA 276 : 889, 1996). Namun demikian,
beberapa literatur menunjukan bahwa kurang lebih 50 % penilaian klinis curah
jantung dan PCWP ternyata tidak benar pada waktu dilakukannya penelitian tersebut,
sehingga mesuk akal menggunakan kateter arteri pulmonal untuk menjawab
pertanyaan spesifik yang tidak dapat di jawab dengan metode non – invasif dan
kemudian cabut dengan segera untuk meminimalkan komplikasi
Kontraindikasi
• Absolut : endikarditis pada sisi kanan, trombus, atau katup jantung mekanik
• Relatif : koagulopati (berlawanan), PPM atau implantasi defibrilator jantung (ICD)
yang baru saja dipasang (ditempatkan dengan bantuan fluoroskopi), LBBB (lebih
kurang 3 % risiko blok jantung komplet, tempatkan dengan bantuan fluoroskopi),
katup bioprostetik pada sisi kanan
Penempatan
• Sebaiknya hanya dilakukan oleh seorang yang berpengalaman
• Tempat pemasagan pilihan boleh di vena jugularis inerna kanan atau di vena
subklavia kiri, karena posisi ini adalah posisi termudah sebagai pegangan kateter ke
dalam arteri pulmonalis
• Kembangkan balon bila sudah jauh atau jika mengukur PCWP
• Hindari inflasi yang berlebihan dengan menggunakan tahanan terhadap inflasi dan
pengatur tekanan guna memandu banyaknya inflasi
• Kempeskan balon pada saat menarik dan melakukan setiap tindakan lainnya
• Foto rontge toraks seharusnya diperiksa setelah penempatan untuk menilai posisi
kateter dan adanya pneumotoraks
• Apabila kateter tidak berhasil di pasang (tipikalnya pada pasien dengan regurgitasi
trikuspid yang berat atau dilatasi atrium kanan) atau apabila pasien mengalami LBBB,
pertimbangkan untuk menggunakan bantuan fluoroskopi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Bentuk Gelombang Kateter Arteri Pulmonalis
Lokasi Atrium kanan Ventrikel
kanan
PA PCWP
Tekanan
(mmHg)
Rata – rata ≤ 6 Sistolik 15 –
30
diastolik 1 - 8
Sistolik 15 –
30
Rata – rata 9 –
18
Diastolik 6 -
12
Rata – rata ≤
12
Bentuk
gelombang
Keterangan a = Kontraksi
atrium,
terjadi
pada
interval
PR
c = Penonjolan
TV
kembali ke
dalam
atrium
kanan
v =Masuknya
darah ke
atrium
kanan,
Tekanan akhir
diastolik
ventrikel
kanan
(RVEDP)
terjadi tepat
sebelum garis
naik dan lebih
dari rata – rata
tekanan
atrium kanan
kecuali
terdapat
stenosis atau
regurgitasi
trikuspid (TS
Bentuk
gelombang
seharusnya
memuat takik.
Puncak
selama
gelombang T
sistolik arteri
pulmonal
setara dengan
sistolik
ventrikel
kanan kecuali
terdapat suatu
gradien
(seperti PS)
Sama seperti
bentuk
gelombang
atrium kanan
kecuali
tertinggal dan
terlambat
gelombang a
setelah QRS,
gelombang c
berbeda ±,
gelombang v
setelah
gelombang T
dan biasanya
> gelombang
0
5
10
15
20
25
30
MmHg
A C
V
X
Y
EKG
Sim ulta n
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
muncul
puncak
gelombang
T (mid T
wave)
x =Relaksasi
atrium dan
penurunan
basis
jantung
y =Darah
yang
keluar
atrium
kanan
setelah TV
membuka
pada awal
diastolik
atau TR) a
Hubungan dengan siklus pernafasan
• Tekanan intratorakal (biasanya sediki ngatif) dilanjutkan ke pembuluh darah dan ke
jantung
• Tekanan transmural (= preload) sama dengan tekanan intrakardiak terukur – tekanan
intratorakal
• Selalu mengukur pada akhir ekspirasi sebab tekanan intratorakal paling dekat ke nol
(“angka tertinggi” pada pasien yang bernafas spontan dan “angka terendah” pada
pasien dengan ventilator)
• Apabila tekanan intratorakal ↑ (penyakit paru, tekanan positif akhir – ekspirasi /
PEEP, auto – PEEP). PCWP terukur akan meninggikan tekanan transmural yang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebenarnya. Dapat mencoba untuk memperkirakan tekanan transmural dengan cara
mengurangi ½ PEEP
Curah jantung
• Termodilusi : tetapkan jumlah NaCl yang disuntikan pada proksimal tempat masuk
suntikan (biasanya atrium kanan). Perubahan suhu melebihi waktu terukur pada
termistor (di dalam arteri pulmonalis) digunakan untuk menghitung curah jantung.
Mungkin tidak akurat jika keadaan outputnya rendah, TR berat atau ada pirau
intrakardiak
• Metode Fick : konsumsi O2 (L / menit) setara dengan curah jantung (L / menit) x
perbedaan oksigen arteri – vena dengan mengukur konsumsi O2 dan menghitung
perbedaan AV O2 (arteri – vena campuran), dapat memperoleh curah jantung
• Pewarnaan hijau indosianin : tetapkan jumlah zat warna yang disutikan ke dalam jalur
sentral. Konsentrasi zat warna hijau di dalam sebuah jalur arteri diambil sebagai
sampel, setelah sejangka waktu dan curah jantung dihitung dari data ini. Mungkin
tidak akurat apabila keadaan output rendah, regurgitasi katup yang berat, atau ada
pirau intrakardiak
Komplikasi
• Kanulasi vena sentralis : pneumo dan hemotoraks (1 – 3 %), punksi arteri, emboli
udara
• Terlalu jauhnya kateter : aritmia atrium atau ventrikel, blok jantung komplet (~ 3 %
pada pasien yang sudah ada LBBB sebelumnya), lubang kateter, perforasi dan
tamponade jantung, ruptur arteri pulmonalis
• Pemeliharaan kateter : infeksi (terutama apabila kateter dibiarkan selama > 3 hari ),
trombus, infark paru (≤ 1,3 %), ruptur PA, ruptur balon
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ GAGAL JANTUNG “
Definisi (Braunwald, Heart Disease, 5th
ed., 1997)
• Kegagalan jantung memompa darah pada suatu kecepatan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik jaringan perifer atau kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan hanya pada tekanan pengisian jantung yang abnormal.
• “Output rendah” (curah jantung ↓) vs. “Output tinggi” (curah jantung ↑)
• “Gagal jantung kiri” (edema paru) vs. “Gagal jantung kanan” (∫ VP ↑ hepatomegali
kongestif edema porifer)
• “Backward” (↑ tekanan pengisian dan kongestif) vs. “Forward” (kegagalan untuk
melakukan perfusi jaringan sistemik)
• “Sistolik” (kegagalan memompa darah dalam jumlah yang cukup) vs. “Diastolik”
(kegagalan untuk berelaksasi dan mengisi secara normal)
Etiology
• Penyakit jantung iskemik
• Penyakit jantung hipertensif (sistemik → gagal jantung kiri, paru → gagal jantung
kanan)
• Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofi dan restriktif)
• Penyakit katup jantung
• Penyakit perikardium (tamponade, konstriksi, efusi- konstriktif)
• Kegagalan output tinggi : infusiensi aorta (AI), regurgitasi mitral (MR), defek septum
ventrikel (VSD), fistula AV, anemia berat, sepsis, tirotoksikosis, beri – beri
Pendekatan pada gagal jantung kiri
• Petunjuk terhadap disfungsi sistolik : riwayat IM sebelumnya, perubahan waktu iktus
kordis, S3 +, gelombang Q pada EKG, kardiomegali pada rontgen toraks
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 1 – 6. Pendekatan pada gagal jantung sisi kiri
(Diadaptasi dari Wilkins, ed Emergency Medicine, 3th ed, 1989)
Factor Pencetus
• Iskemia atau infark miokardium
• Hpertensi, kelebihan volume, emboli paru
• Ketidak patuhan dalam mengonsumsi obat atau diet
• Obat (penyekat – β, CCB) atau toksin (EtOH, kemoterapi)
• Miokarditis, endokarditis
• Aritmia
• Anemia, infeksi, kehamilan, tiroksikosis
Manifestasi klinis
• Output rendah : fatigue, lemah, perubahan status mental, azotemia prerenal
• Kongestif
Gagal jantung kiri : dispnu, ortopnu, dispnu noktural paroksimal
Gagal jantung kanan : edema perifer, rasa tidak nyaman di kuadran kanan atas
Gagal jantung kiri
Peningkatan LVEDP
Peningkatan LVEDP
LVEDPNormal
Disfungsi Diastolik Penyakit Perikardium
Kegagalan
Output tinggi
Peningkatan SV Peningkatan ESV
Disfungsi sistolik
(Kegagalan Output rendah)
LVH
Hipertensi
Stenosisaorta
Kardiomiopati
Iskemik Kardiomiopati restriktif
Peningkatan afterload
Stenosisaorta
Krisishipertensi
Koartasio
Penurunan kontraktilitas
Iskemik / infaks
Dilatasi kardiomiopati
AI / MRkronik
Sepsis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan fisik
• Gagal jantung akut : hipo atau hipertensi, takikardi, diaforesis, sianosis, dingin dan
pucat pada ekstremitas
• Gagal jantung kiri
Ronki paru, pekak pada basalis (efusi pleura sekunder) takipnu, pernafasan Cheyne –
Stokes ± iktus kordis abnormal (difus, menetap, atau bertambah bergantung pada
penyebab gagal jantung tersebut)
S3 ± (disfungsi sistolik), S4 ± (disfungsi diastolik)
Murmur jantung ± (karena penyakit katup jantung, distorsi anulus katup mitral, atau
pergeseran muskulus papilaris)
• Gagal jantung kanan :↑ ∫VP, efusi pleura, hepatomegali kongestif ± asites dan ikterus,
edema perifer
Pemeriksaan Diagnostik
• Foto rontgen toraks : edema paru, efusi pleura bilateral (biasanya kanan > kiri),
kardiomegali ±
• Ekokardiogram
EF ↓ dan ukuran ruang jantung ↑ → disfungsi sistolik
Hipertrofi dan / atau aliran abnormal yang melewati katup mitral → disfungsi
diastolik
• Kateterisasi arteri pulmonalis : PCWP ↑, CO ↓, dan resistensi vaskular sistemik / SVR
↑ (gagal jantung output rendah)
• Tanda penurunan perfusi terhadap organ vital dari pemeriksaan laboratorium : UOP ↓,
ureanitrogen darah (BUN) ↑, kreatinin ↑, Na ↓, uji fungsi hati abnormal
Klasifikasi fungsional
• Kelas I : sistomatik hanya pada aktivitas yang lebih dari biasanya
• Kelas II : sistomatik dengan aktivitas seperti biasa
• Kelas III : sistomatik dengan aktivitas yang minimal
• Kelas IV : sistomatik pada saat beristirahat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penatalaksanaan Gagal Jantung
Obat / intervensi Keterangan
Diet Na < 2 gr / hari
Diuretik Diuretik loop ± tiazid ± diuretik hemat kalium
ACEI 40 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas IV (CONSENSUS, N
Engl ∫ Med 316 : 1429, 1987)
16 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas II atau III (SOLVD,
N Engl ∫ Med 325 : 293, 1991)
37 % ↓ gagal jantung kongestif pada pasien asimtomatik
dengan EF ≤ 35 % (SOLVD, N Engl ∫ Med 327 : 685,
1992)
Digoksin 23 % ↓ gagal jantung kongestif di Rumah Sakit tidak ada
perubahan mortalitas (DIG trial, N Engl ∫ Med 336 : 525,
1997)
Penyekat – β ~ 40 % ↓ motralitas, ↓ gejala, EF ↑ (MDC, Lancet 342 :
1441, 1993 ; U. S. Carvedilol , N Engl ∫ Med 224 : 134,
1996 ; CIBIS – II, lancet 353 : 9, 1999 ; MERIT, Lancet
353 : 2001, 1999)
Harus dititrasi sangat hati – hati dan kontraindikasi
terhadap gagal jantung kongestif dekompensata
Spironolakton 30 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas III atau IV (RALES,
Engl ∫ Med 341 : 709, 1999)
Penyekat reseptor
ATII (ARBs)
Studi kecil menunjuk obat ini sama manjurnya dengan
ACEI, menunggu uji klinis yang lebih besar
Pertimbangkan apabila tidak dapat menoleransi ACEI atau
mengalami hipertensi meskipun dosis ACEI maksimal
Hidrazalin + nitrat 25 % ↓ motalitas (V – HeFT I, N Engl ∫ Med 314 : 1547,
1986)
Tidak sebaik seperti ACEI (V – HeFT – II, N Engl ∫ Med
325 : 303, 1991)
Amiodaron atau ICD Pertimbangkan ICD untuk V atau VF simtomatik atau
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
rekuren
Keuntungan amiodaron profilaktif (GESICA, lancet 334 :
493, 1994 dan STAT – CHF, N Engl ∫ Med 337 : 72,
1995) atau ICD masih belum jelas
Antikoagulan Pertimbangkan apabila terdapat fibrilasi atrium (AF),
trombus mural, atau reksi ejeksi (EF) < 30 %
Perihal penatalaksanaan spesifik
• Edema paru kardiogenik akut : “LMNOP” = Lasiks, Morfin, Nitrat, Oksigen, Posisi
• Gagal jantung refrakter / berat
Terapi penyesuain dengan kateter arteri pulmonalis (PA) dengan tujuan tekanan arteri
rata – rata MAP > 60, CI > 2,2, SVR < 800, PCWP < 18
Vasolidator dan inotropik intravena (seperti : nitroprusid dan dobutamin)
Bantuan sirkulasi mekanik : pompa balon intraaorta (IABP), alat bantu ventrikel
(VAD)
Transplantasi jantung : daya tahan hidup 1 tahun 85 % ; 5 tahun 65 – 70 %
• Disfungsi diastolik : perhatikan diuresis, kendalikan hipertensi dan takikardia dengan
penyekat β atau penyekat kanal kalsium (CCB)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ KARDIOMIOPATI ”
Disfungsi miokardium yang bukan karena iskemia katup, hipertensi, atau penyakit
jantung kongersif
KARDIOMIOPATI DILATASI
Definisi dan Epidemiologi
• Dilatasi ventrikel, ketebalan dinding normal hingga menurun, dan ↓ kontraktilitas
• Insiden : 5-8 kasus/100.000 populasi tiap tahun; prevalensi : 36 kasus/100.000
populasi
Etiologi
• Iskemia, penyakit kelainan katup (MR atau Al kronis), hipertensi (stadium
terminal tak diobati):
Secara teknis bukan merupakan kardiomiopati karena tidak secara primer mengenai
otot jantung, tetapi merupakam penyebab umum ↓ EF dan dilatasi VL.
• Toksik : alkohol, adriamisin
• Infeksius (campuran DCM + RCM): hemokromatosis, sarkoidosis,
amiloidosis,(biasanya RCM)
• Idiopatik (? Infeksi subklinis) dan familial
• Terinduksi takikardi ( frekuensi denyut jantung > 140-160 selama berminggu-
minggu)
• Terinduksi katekolamin : kokain, feokromositoma
• Peripartum (usia kehamilan bulan terakhir →3-4 bulan pasca melahirkan)
• Endokrin/metabolik : hipotiroidisme, akromegali, defisiensi tiamin/selenium
• Penyakit kalogen-vaskular (jarang) : skleroderma, SLE
Manifestasi klinis
• Gagal jantung : baik gejala kongestif atau fatigue
• Kejadian emboli (∼10%)
• Aritmia
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
• Nyeri dada pada saat beraktivitas, terdapat sampai pada sepertiga kasus (bahkan tanpa
PJK)
Pemeriksaan fisik
• Tanda gagal jantung kongestif kiri (ronki paru) dan kanan(↑JVP, edema perifer)
(“lihat gagal jantung”) dan fatingue tergantung pada derajat kardiomiopati
• Jantung : difusi, iktus kordis bergeser ke lateral, S4 ± ; S3 ±, MR dan RT (pergeseran
muskulus papilaris)
Pemeriksaan diagnostik
• Rontgen foto toraks : kardiomegali, edema paru, efusi pleura
• EKG : dapat menunjukan PRWP, gelombang Q atau bundle branvh, voltase rendah,
fibrilasi atrium
• Ekokardiogram : dilatasi ventrikel kiri,↓ EF, LVKH regional atau global, disfungsi
ventrikel kanan ±, trombus mural ±
Langkah untuk diagnostik dan penatalaksanaan
• Anamnesis : faktor resiko terhada PJK, hipertensi, pajanan obat atau toksin, virus
yang tersembunyi, tanda atau gejala penyakit autoimun
• Uji stres : Uji negatif lengkap berguna untuk menentukan etiolagi iskemik (jumlah
positif palsu tinggi)
• Kateterisasi jantung untuk mengetahui PJK apabila terdapat faktor resiko angina,
gelombang Q pada gambaran EKG
• Evaluasi laboratorium : uji fungsi hati, pemeriksaan Fe, HIV, uji lain sesuai indikasi
dan kecurigaan klinis
• ? Biopsi endomiokardium : (Circulation 79:971, 1989)
hasil 10% (dari 10% ini, 75% menunjukan miokarditis, 25% menunjukan penyakit
sistemik)
Penatalaksanaan
• Terapi gagal jantung standar : ACEI, diuretik, digoksin, penyekat-β (jika tidak dalam
keadaan gagal jantung kongestif dekompensata)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Antikoagulan ± (pertimbangkan apabila EF ≤ 30%); antiaritmia/CD ±
Jika perlu; terapi hemodinamik yang disesuaikan, bantuan sirkulasi mekanik,
transplantasi jantung
• Imunosupresan untuk miokarditis ; belum terbukti bermanfaat; pertimbangkan pada
miokarditis fulminan atau progresif
KARDIOMIOPATI HIPERTENSI (HCM)
Definisi dan epidemiolagi
• Hipertrofi ventrikel kanan dan/ ventrikel kiri yang tidak seharusnya
• Prevalensi : 1 kasus/500 sporadis, 50% familial
Patologi
• Mutasi yang diketahui pada gen yang mengkodekan protein sarkomer jantung
• Bisanya berupa hipertrofi septum asimetris dan gangguan pada susunan serat
miokardium
Patofisiolagi
• Obstruksi aliran keluar subaorta : penyempitan aliran sekunder karena hipertrofi
septum +, gerakan anterior sistolik (SAM) daun anterior pada katup mitral, skunder
akibat gaya-gaya Venturi (mungkin tetap, berubah-ubah atau tidak ada) dan
pergeseran muskulus palpitasi; ↑ sejalan dengan ↑ kontraksi (digoksin, agonis-β), ↓
preolad atau ↓ afterload
• Regurgitasi mitral
SAM (mid-to-late, aliran regurgitasi yang langsung keposterior), daun katup mitral
dan mukulus palpilaris yang abnormal (pansistolik, pancaran regurgitasi yang
langsung ke anterio
• Disfungsi diastolik : ↑ kekakuan rongga + gangguan relaksasi
• Iskemia : penyakit pembuluh darah kecil, kompresi arteri perforans, penurunan
perfusi koroner
• Sinkop : beban bergantung curah jantung, aritmia
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Manifestasi klinis
• Dipsnu : karena ↑ LVEDP, MR, dan disfungsi diastolik
• Angina
• Sinkop atau pra-sinkop atau palpitasi
Pemeriksaan fisik
• Jantung : iktus kardis tetap, spilt paradoksikal S2; S4 ⊕, murmur kresendo-
dekresendo sistolik (↑ dengan Valsava dan berdiri, ↓ saat jongkok), murmur
holosistolik atau mid-to-late akibat MR
• Denyut karotis : bisferis
Pemeriksaan diagnostik
• Foto rontgen toraks : kardiomegali (ventrikel dan atrium kiri)
• EKG : LVH, gelombang pseudo-Q di anterorateral dan inferior; gelombang T besar
diapeks ± (varian apeks)
• Ekokardiogram : septum dinding/posterior > 1,3; septum > 15mm, obstruksi aliran
keluar dinamik, SAM, MR
• Kateterisasi jantung : tekanan subaorta ∇, Tanda Brockenbrought = ↓ tekanan nadi
pascaekstrasistol
Penatalaksanaan (N Engl J Med 336 : 775, 1997)
• Gagal jantung
Terapi obat = penyekat beta, CCB (perapamil atau diltiazem), disopiramid hindari
digoksin, diuretik, vasodilator
Jika sulit disembuhkan dengan terapi obat dan ada patofisiologinya obstruktif
Ablasi septal alkohol (Lanncet 346:211, 1995 dan JACC 31:252, 1998)
Pembedahan (seperti : miotomi-miektomi; irculation 52:88, 1975)
? Pacu jantung, namun perbaikan simtomatik mungkin efek dari plasebo (Lancet
339:1318, 1992; Circulation 90:2731, 1994; JACC 29:435, 1997; Circulation
99:2927, 1999)
Jika sulit disembuhkan dengan terapi obat dan patologinnya tanpa obstrruksi →
transplantasi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
• Fibrilasi atrium : kendalikan laju nadi dengan penyekat-β, pertahankan SR dengan
disopiramid, amiodaron atau satolol
• Kematian akibat henti jantung mendadak : amiodaron vs MCI. Faktor resiko : mutasi
spesifik, riwayat VT/VF atau sinkop, ⊕ riwayat keluarga yang mati mendadak,
Holter ⊕, LVH berat, usia yang lebih muda
KARDIO RESTRRUKTIF
Definisi
• Gangguan pengisian ventrikel karena ↓ komplians
Etiologi
• Penyakit infiltratif : amiloidosis, hemokromatosis, sarkoidosis
• Fibrosis endomiokardial, sindrrom hipereosinofilik
• Penyakit metastatik, terapi radiasi
• Idiopattik
• Skleroderma
Patologi
• Ketebalan dinding normal atau ↑± infiltrasi atau deposisi yang abnormal
Patofisiologi
• Komplians miokardium ↓→ volume akhir diastolik (EDV) normal namun tekanan
akhir (EDP) ↑→ tekanan vena pulmonaris dan sistemik↑
• Ukuran kapasitas ventrikel ↓→ isi sekuncup ↓ dan curah jantung ↓
Manifestasi klinis
• Gagal jantung kanan > kiri dengan edema perifer > dipsnu
• Diuretik “refraktorius”
• Terjadinya tromboembolik
• Takiaritmia yang toleransinya buruk
Pemeriksaan fisik
• ↑ JVP, tanda kusmual ± (secara klasik terlihat pada Perikarditis konstruktif)
• Jantung : S3 dan S4 ± murmur MR dan TR ±
• Hepatomegali kongestif, asiter dan ikterus ±, edema perifer
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan diagnostik
• Foto rontgen toraks : ukuran ruang ventrikular normal, pembesaran atrium, kongesti
paru ±
• EKG : voltase rendah, atritmia ±
• Ekokardoigram : penebalan dinding simetrrik, diastolik awal (E) ↑ dan pengisian
atrium (A) lambat, ↑ E/A, waktu deselerasi↓ (penghentian mendadak pengisian
ventrikel kanan karena komplians ↑), tekstur granular berkilauan pada amiloidosis
• Kateterisasi jantung
Atrium : M atau W (penurunan x dan y yang prominen)
Ventrikel : dip dan plateau atau tanda akar kuadrat (tekanan ↓ dengan cepat pada
onset diastolik, ↑ dengan cepat pada awal plateau)
• Kardiomiopati restriktif vs perikarditis konstriktif; lihat “Penyakit Perikardium”
Penatalaksanaan
• Tangani penyakit yang mendasarinya
• Diuresis dengan hati-hati
• Penyekat kanal kalsium (CCB) ?
• Pertahankan irama sinus (penting untuk pengisian)
• Antikoagula
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ PENYAKIT KATUP JANTUNG “
STENOSIS AORTA
Etiologi
• Penyakit jantung kongetinal (seperti: kelainan katup aorta biskuspid) : merupakan
penyebab pada 50% pasien usia <70 tahun
• Penyakit jantung degeneratif (seperti: stenosis kalsifikans): merupakan penyebab
pada 50% pasien yang berusia >70 tahun
• Penyakit jantung rematik (PJR) (AS biasanya disertai dengan AI)
• Menyerupai = kardiomiopati hipertonik
Patofisiologi
• Tekanan yang berlebihan → LVH Konsentrik
Manifestasi klinis (biasanya menunjukan daerah katup aorta <1,0 cm )
• Angina : kebutuhan O2↑ (hipertrofi)+↓ suplai O2 (kompresi subendokardium) ± PJK
• Sinkop (saat beraktivitas): vasodilatasi perifer (seperti: pada suplai vaskular terhadap
otot) pada keadaan CO tetap→insufisiensi perfusi serebral
• Gagal jantung : dipsnu atau edema paru jika berat
Pemeriksaan fisik
• Murmur sistolik kresendo-dekresendo nada tinggi pada batas atas kanan strenum
(RUSB) penyebab ke insisura jugularis stemi, karotis, dan apeks (akan terdapat bunyi
holosistolik = efek Gallavardin) ↑ bila tungkai dinaikkan secara pasif (40%) dan ↓
dengan berdiri (70%) dan Valsalva (100%), tetapi tidak spesifik (N Engl J Med
318:1572, 1988)
• Kebalikannya, dinamika obstruksi aliran keluar ↓ dengan menaikan tungkai secara
pasif dan ↑ bila berdiri dan Valsalva
• Klik ejeksi terdengar pada katup aorta bikuspid
• Tanda beratnya penyakit : murmur dengan pemuncakan dibagian akhir, split
paradoksikal S2 atau A2 yang tidak tedengar, denyut karotis terlambat dan kecil
(“pulsus parvus et tardus”), heave pada ventrikel kiri, S4 ⊕ (kadang-kadang terdapat
palpasi)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan diagnosis
• EKG : LVH, LAE, LBBB
• Foto rontgen toraks : dikatasi aorta, kalsifikasi katup aorta, kongesti paru
• Ekokardiogram : morfologi katup, perkiraan gardien tekanan, perhitungan daerah
katup
• Kateterisasi jantung : gardien dari LV yang simultan dan tekanan aorta, perhitungan
daerah katup, sekaligus melihat PJK yang mungkin ada secara bersamaan
Klasifikasi Stenosis Aorta
Stadium Gradien rata-raat (mmHg) AVA (cm ) LVEF
Normal 0 3,0-4,0 nl
Ringan <20 1,2-2,0 nl
Sedang 20-40 0,7-1,2 nl
Berat, terkompensasi >40 <0,7 nl
Berat, dekompensata bervariasi <0,7 ↓
Penatalaksanaan
• Hindari aktivitas fisik berbahaya; profilaksis, endokarditis
• Terapi medis : berikan diuretik dengan hati-hati pada untuk gagal jantung kongestif,
kontrol hipertensi, digoksin
Hindari vasodilator (seperti:nitrat) dan inotropik negatif (seperti: penyekat-β dan
CCB) pada AS berat
• Pembedahan (aortic valve replacement/AVR): AS simtomatik atau AS asimtomatik
dengan dekompensasi ventrikel kiri
• Valvuloplasti katup aorta perkutan (PAV): biasanya menghasilkan 50% ↑ pada area
katup aorta (AVA) dan 50% ↓ puncak gradien katup aorta, namun jumlah re-stenosis
sebanyak 50% pada 6-12 bulan (N Engl J Med 319:125,1988) sehingga dipergunakan
sebagai penghubung pada AVR atau apabila pasien bukan kandidat untuk tindakan
pembedahan
• IAPB: stabilitasi, jembatan untuk pembedahan
Perjalanan penyakit (Circulation 38 (Suppl.V): 61,1968)
• Biasanya berjalan lambat sampai gejala berkembang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
• Angina → daya tahan hidup rata-rata 5 tahun; sinkop → daya tahan hidup rata-rata 3
tahhun; CHF → daya tahan hidup rata-rata 2 tahun
ISUFISIENSI AORTA (AI)
Etiologi
• Penyakit katup
Penyakit jantung rematik (biasanya bercampur dengan AS/Al dan biasanya disertai
penyakit katup mitral)
Katup aorta bikuspidalis: perjalanan penyakit: 1/3 → normal, 1/3→AS, 1/6→ Al,
1/6→ endokarditis → Al
Miokarditis infektif
• Penyakit utama: RA, SLE, sindrom Marfan, sifilis, hipertensi, diseksi aorta
Manifestasi klinis
• Edema paru akut ± hipotensi
• Kronik : secara klinis tenang LV berdilatasi → dekompensasi LV → gagal
jantung kongestif
Pemeriksaan fisik
• Murmur dekresendo diastolik pada batas kiri atas sternum (LUSB) (paling baik di
dengar pada RUSB jika disebabkan oleh penyakit yang bersumber di oarta)
↑ pada dosis duduk condong ke depan, ekspirasi, tangan mencengkram
Beratnya Al sebanding dengan durasi murmur (kecuali pada Al yang akut dan kasus
lanjut yang berat)
Murmur Austin Flint: rumble diastolik diapeks (pancaran regurgitasi aorta yang
mengganggu aliran yang masuk ke katup mitral)
• Apeks lain dari pemeriksaan jantung: tekanan nadi yang melebar (menyempit pada
Al kasus lanjut dengan kasus LV yang ↓) dengan dilatasi LV dan dekompensasi →
iktus kordis difus dan pergeseran ke lateral, S3 ⊕
Tanda Klasik eponima pada Al
Tanda Deskripsi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Denyut Corrigan Denyut ‘water hammer’ (seperti: cepat naik dan turun)
Tanda Hill (tekanan darah sistolik poplitea-tekanan darah sistolik
brakhialis)>60
Tanda Duroziez Tekanan gradual diatas arteri femoralis→ briut sistolik dan diastolic
Bunyi Traube Bunyi ganda yang terdengar pada arteri femoralis apabila distalnya
ditekan
Tanda de Musset Awal yang memendek pada tiap denyutan (sensitivitas rendah)
Tanda Muller Pulsasi sistolik uvula
Denyut Quincke Pulsasi kapiler subungal
(Southern Medical Iournal 74: 459, 1981)
Pemeriksaan diagnostik
• EKG; LVH, LAD
• Foto rontgen toraks; kariomegali ± dilatasi aorta
• Ekokardiogram: menentukan beratnya Al (berdasarkan pada ukuran pancaran
regurgitasi dan adannya aliran balik pada aorta descendens), dan menilai ukuran dan
fungsi LV
Penatalaksanaan
• Terapi medis: reduksi afterload (nifedipin, ACEI, hidralazin) ± diuretik dan
digoksin untuk gagal jantung kongestif
• Dekompensasi akut (pertimbangkan iskemia dan endokarditis sebagai faktor pencetus
yang mungkin) reduksi afterload IV (nitroprusid) dan penyokong inotropik
(dobutamin), ± penyokong konnotropik (HR↑→ diastolik↓→ waktu untuk
regurgitasi↓), vasikonstriktor dan IABP adalah kontraindikasi
• Pembedahan aortic valve replacement (AVR)
Al simtomatik atau akut
Al asimtomatik dengan dekompensasi LV dengan EF < 55% ataau LV > 55mm
(Circulation 61:47, 1980)
• Profilaksis endokarditis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Perjalanan penyakit
• Perjalanan penyakit yang berubah-ubah (berbeda dengan AS, dapat menjadi cepat
atau lambat)
• Gagal jantung kongestif → daya tahan hidup rata-rata 2 tahun
STRENOSIS MITRAL
Etiologi
• Penyakit jantung rematik (PJR): penyatuan komisura → katup “mulut ikan”
• Kongenital, miksoma, trombus
• Valvulitis (sepewrti: SLE, amiloid, karsinoid) atau infiltrasi (seperti:
mukopolisakarida)
• MS sekunder fungsional hingga klasifikasi mitral anular (MAC) berat→ gangguan
pada kuspid (daun katup)
Manifestasi klinis
• Dispnu dan edema paru (apabila karena PJR, gejala biasanya mulai selama dekade
ke 3-4) pencetusnya: takikardi, kelebihan cairan, fibrilasi atrium
• Fibrilasi atrium
• Kejadian emboli (terutama pada fibrilasi atrium atau endokarditis)
• Gejala paru : hemoptisis, bronkitis frekuens (karena kongestif), hipertensi pulmonal
Pemeriksaan fisik
• Rumble diastolk dengan nada rendah pada apeks dengan aksentuasi pre-sistolik
(apabila tidak dalam AF)
Terbaik dinilai saat pasien dengan posisi lateral kiri dekubitus, ↑ dengan olahraga
Beratnya MS sebanding dengan durasi murmur
• Opening Snap (suara jantung pada awal diastolik yang ber nada tinggi paling baik
didengar pada batas kiri sternum dan apeks)
Daerah MV sebanding dengan interval S2-OS (seperti: katup yang lebih kental→
intervalnya labih pendek)
• S1 keras (kecuali MV mengalami klasifikasi)
• Wajah mitral : pipi yang berwarna kemerahan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan diagnostik
• EKG: LAE (“P mitral”), fibrilasi atrium ±, RVH ±
• Foto rontgen toraks: dilatasi atrium kiri (batas kiri jantung menjadi lurus, densitas
ganda pada sebelah kanan, cabang utama kiri bronkus mengalami elevasi)
• Ekokardiogram : perkiraan gradien tekanan, planimetri langsung dan penghitungan
daerah katup aorta, skor echo katup (berdasarkan mobilitas dan pelebaran daun katup
(kuspid), penebalan subvalvular, klasifikasi)
• Kateterisasi jantung : gradien PCWP simultan dan tekanan LV, penghitungan area
katup aorta
Klasifikasi Stenosis Mitral
Stadium Gradien rata-rata (mmHg) Area MV(cm )
Normal 0 4,0-6,0
Ringan 1-6 1,5-2,0
Sedang 6-12 1,0-1,5
Berat >12 <1,0
Penatalaksanaan
• Medis : retrikasi Na, pengukuran diuresis yang cermat, penyekat-β, antikoagulan
(apabila sedang mengalami AF atau jika terjadi emboli sebelumnya)
• Profilaksis endokarditis (dan jika PJR, profilaksis demam rematok juga)
• Pembedahan mitral valve replacment (MVR): SM simtomatik, hipertensi paru, ?
onseat AF
• Valvuloplasti mitral perkutan (PMV): ≈ MVR jika skor katup < 8, ≤ MR ringan, ∅
AF atau trombus LA (N Engl Med 331:961, 1994)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
REGURGITASI MITRAL
Etiologi
• Degenerasi mikromatosa
• Abnormalitas anulus dan katup : endokarditis, PJR, valvulitis (penyakit vaskular-
kalogen), kingenital
• Dilatasi anulus : apapun yang menyebabka dilatasi LV
• Ruptur korda tendinea : spontan, endokarditis, penyakit vaskular-kalogen
• Disfungsi muskulus palpitasi : iskemia/infark (biasanya muskulus palpitasi
posterior karena hanya diperdarahi oleh arteri koronaria posterior pars desendens
(PDA) sementara muskulus palpitasi anterolateral deperdarahi oleh diagonal dan
obstuse marginal arteri koronarius, perubahan posisi akibat kardiomiopati, infiltrasi
Manifestasi klinis
• Akut : edema paru, hipotensi
• Kronik : dispnu yang progresif saat beraktivitas, fatigue, fibrilasi atrium, hipertensi
paru
Pemeriksaan fisik
• Murmur holosistolik nada tinggi seperti suara tipuan, pada apeks, yang menyebar ke
aksila
↑ pada saat tangan mencengkram (sensitif 68%, spesifik 92%); ↓ dengan Valsalva
(sensitif 93%0 (N Engl J Med 318: 1572, 1988)
• Iktus kordis hiperdinamik yang bergeser ke lateral, S1 tidak jelas, thirll ±, S3 ±
Pemeriksaan diagnostik
• EKG : LAE, LVH, fibrialasi atrium ±
• Foto rontgen toraks : LA berdilatasi, LV berdilaaatasi, kongesti paru ±
• Ekokardiogram : derajat MR (bergantung pada ukuran pancaraan regurgitasi) dan
fungsi LV (EF yang supernormal pada keadaan kompensasi, sehingga EF < 60%
dengan MR berat → gangguan LV)
• Kateterisasi jantung : gelombang v PCWP prominen, ventrikulografi sinistra untuk
derajat MR atau EF LV
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penatalaksanaan
• Medis
↓ alferoad : ACEI , hidralazin/nitrat (manfaatnya belum terbukti)
↓ preload (mengobati kongesti paru dan ↓ junlah MR dengan ↓ lubang MV);
diuretik, nitrat
inotropik : digoksin
• Profilaksis endokarditis
• Pembedahan (perbaikan lebih disukai dari pada penggantian)
MR akut atau sistomatik
MR asimtomatik dengan dekompensasi LV (EF < 55-60% atau sistolik akhir LVSD
> 45 mm) (Circulation 81:1173, 1990)
• IABP : stabilitas, jembatan pada pembedahan
Prognosis
• Asimtomatik : daya tahan hidup 5 tahun dengan terapi medis = 80%
• Simtomatik : daya tahan hidup 5 tahun dengan terapi medis = 45%
PROLAPS KATUP MITRAL
Definisi
• Pergeseran bagaian balik daun katup (kuspid) mitral maupun titik temunya diatas
bidang katup mitral, dilihat pada sumbu panjang parasternal
• Pada salah diagnosis pada gambaran ke empat ruang jantung
• Klasik : daun katup yang berlebihan ⊕, tidak klasik : tanpa kelebihan kuspid
Epidemiologi
• Prevalensi 2-4% dari keseluruhan populasi
Etiologi
• Keterlibatan miksomatosa pada apparatus katup mitral
• Berhubung dengan penyakit jaringan penyambung (sewperti : Marfan, Ehlers-
Danlos)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Manifestasi klinis
• Asimtomatik
• Nyeri dada, AF, sinkop atau stoke (tapi tidak didukung oleh data terkini N Engl J
Med 34:1, 1999)
Pemeriksaan fisik
• Klik midsistolik ± murmur sistolik mid-to-late
Penatalaksanaan
• Profilaksis endoksrditis apabila terdengar murmur atau penebalan pada kuspid
• Aspirin atau antikoagulan apabila terdapat keluhan neurulogis sebelumnya
• Penyekat-β pada pasien simtomatik
KATUP JANTUNG PROSTETIK
Katup mekanik
• Caged-ball (Starr-Edwards)
• Single-tilting disk (Bjork-Shiley, Medtronic-Hall)
• Bileaflet-tilting-disk (st.jude Medical)
• Karakteristik : bertahan lama, orifisiumnya besar, namun bersifat trombogenik
Bioprostetik
• Heterograft (Carpentier-Edwards)
• Perikardial
• Karakteristik : kurang tahan lama, orifisiumnya kecil, namun kejadian trombogenik
minimal
Pemeriksaan fisik
• Normal : CRISP, ± murmur halus selama aliran ke depan (normal memilki gradien
kecil yang melintasi katup)
• Abnormal : murmur regurgitasi, bunyi penutupan katup mekanik tidak terdengar
Antikoagulan dengan katup prostetik
Katup Tujuan antikoagulan
Katup Caged-ball INR 4,0-4,9
Katup Single-tilting disk INR 3,0-3,9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Katup blileaflet-tilting disk INR 2,5-2,9
Keadaan mekanik beresiko tinggi
(katup multipel, sebelumnya pernah
emboli, EF ↓, AF, ukuran LA
INR 3,0-4,5
Katup bioprostetik ? INR 2,0-3,0 x 2-3 bulan (kecuali resiko
tinggi→ indefinitif)
Prosedur minor (seperti: tindaakan
pada gigi)
Biasanya dapat melanjutkan antikoagulan
Prosedur mayor (seperti:
pembedahan)
Pilihan obat earfarin sebelum pembedahan dan
dimulai kembali setelahnya
Prosedur mayor namun
Beresiko tinggi terhadap
tromboemboli (seperti: katup Caged-
ball, prostesis mitral, AF, pernah
emboli sebelumnya)
Praoperatif : pilihan obat warfarin dimulai
pemberian haparin
2-4 jam sebelum operasi: pilihan obat heparin
pascaoperasi : mulai lagi heparin dan walfarin
sesegera mungkin
( N engl J Med 335:407, 1996; Mayo Clin proc 73:665, 1998)
Komplikasi
• Trombosis katup (terutama dengan katup caged-ball )
• Embolisasi (endokarditis)
• Kegagalan struktural
Katup mekanik : jarang sekali pada Bjorg-Shliey
Katup bioprostetik : rata-rata 30% gagal dalam 10-15 tahun
• Hemolisis (terutama dengan katup caged-ball)
• Kebocoran pravalvular (endokarditis)
• Endokarditis
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“ PENYAKIT PERIKARDIUM “
PERIKARDITIS DAN EFUSI PERIKARDIUM
Etiologi
• Infeksi
Virus : Coxsackie B, echovirus, adenovirus, EBV, VZV, HIV
Bakteri : (dari endokarditis, pneumonia, atau pasca bedah jantung): S. pneumokokus,
S. aureus tuberkulosis (penyebaran dari paru atau hematogenik)
• Non infeksi
Idiopatik
Uremia
Ml transmural akut (10-15%), pasca Ml yang terlambat (sindrom Dessrel), neoplasitk
pasca-perikardiotomi (paru, payudara, limfoma, sel ginjal), terinduksi radiasi (> 4000
cGy)
Penyakit vaskular-kolagen, terinduksi obat (sindrom yang menyerupai SLE karena
prokainamid atau hidralazin)
Trauma (trauma toraks, pasca prosedur bedah jantung)
• Efusi perikardial tanpa perikarditis : gagal jantung kongestif, sirosis, dan sindrom
nefrtik
Manifestasi klinik pada perikarditis
• Nyeri dada : pleuritik, posisional (berkurang dengan duduk kearah depan), menjalar
ke travezius
• Demam
Pemeriksaan fisik
• Pericardial friction rub (lebih dari 3 komponen: kontraksi atrium, kontraksi
ventrikel, relaksasi ventrikel) yang dikenal berubah-rubah dan bersifat sementara
• Apabila kontraksi perkardium : suara jantung jauh (dan gesekan mungkin lebih
redup); pekak diatas lapangan paru posterior sinistra (tanda Ewart) karena atelektasi
kompersif
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pemeriksaan diagnostik
• EKG : elevasi ST difusi (konkaf), depresi PR, gelombang T terbalik; 4 staduim yang
berkembang dalam hitungan jam hingga minggu; voltase rendah dan perubahan
elektris mungkin terlihat pada efusi yang terjadi luas
• CPK-MB atau troponin ± apabila mioperikarditis
• Foto rontgen toraks: jika muncul efusi, akan tampak kardiomegali atau jantung
“seperti botol-air”
(> 250 cccairan); tanda seperti “biskuit Oreo” (rediolusen antara jantung dengan
perikardium anterior pada foto toraks posisi lateral)
• Ekokardiogram : mungkin normal atau terlihat efusi perikardium ± terpisah (fibrin
atau tumor)
• Perikardiosentesis : lakukan pemeriksaan hitung sel, protein total (TP), LDH,
glukosa, pewarnaan gram, kultur, sitologi
Kriteria untuk “eksudat” adalah TP >3 g/dl, TP eff/TP serum >0,5 atau LDH eff/LDH
serum >0,6 atau glukosa <60 mg/dl memiliki sensitivitas yang sangat tinggi (∼ 90%)
namun spesifitasi sangat rendah (∼ 20%). (Chest 111:1213, 1997)
Stadium PR ST Gelombang T
Pertama ↓ ↑ Keatas
Kedua Isolekritis Isolekritis Datar
Ketiga Isolekritis Isolekritis Inversi/terbalik
Keempat Isolekritis Isolekritis Ke atas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Langkah penanganan
• Tentukan etiologi infeksi: basanya tampak dari anamnesis dan rontgen foto toraks;
serologi akut dan masa penyembuhan
• Tentuka etiologi non-infeksi : BUN, kreatinin, ANA, RF, penapisan pada keganasan
yang sering terjadi
• Perikardiotensis bila curiga efusi karena infeksi atau keganasan
Penatalaksanaan
• Obat anti-inflamasi : ASA atau NSAID; kolkisin atau stroid pada penyakit idiopatik
refrakter
• Hindari antikoagulan
• Jika efusi karena infeksi → drainase perikardium + antibiotik
• Jika efusi mungkin rekurens → pertimbangkan perbuatan “jendela” pericardial
TAMPONADE PERIKARDIUM
Etiologi
• Segala penyebab perikarditis namun khususnya keganasan, uremia, diseksi aorta
proksimal dengan ruptur, ruptur miokardium, dan idiopatik
Patifisiologi
• ↑ tekanan intra perikardium, menekan jantung sepanjang siklus jantung membatasi
aliran balik vena
• Karena tekanan diastolik meningkat dan sebanding pada saat katup trikuspid
membuka pada fase awal diastolik, tekanan di ventrikel kanan sama dengan tekanan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pada atrium kanan sehingga tidak ada pengeluaran darah secara cepat dari atrium
kana dan terjadi gambaran penurunan gelombang y yang tumpul
• Pulkus paradokus : inspirasi →↓ tekanan intraperikardium atrium kanan →↑ aliran
balik vena → ukuran ventrikel kanan ↑→ pergeseran septrum kearah kiri → isi
sekuncup ventrikel kiri dan output menurun (temponade menyebabkan peningkatan
interdependensi ventrikel)
Manifestasi klinis
• Dipsnu dan fatigue
Pemeriksaan fisik
• Trias Beck : bunyi denyut jantung terjauh, JVP ↑, hipotensi
• Hipotensi (50%), refleks takikardi, takipnu
• Pulsus paradokus (75%) = ↓ tekanan darah sistolik ≥ 10 mmHg setiap kali inspirasi
• ↑ JVP dengan penurunan gelombang y yang tumpul
• Bunyi denyut jantung yang terdengar jauh, perikardial friction rub ± (30%)
Pemeriksaan diagnostik
• EKG : voltase rendah, perubahan elektris
• Ekokardiogram : Efusi ⊕, pergeseran septum saat inspirasi, kolops diastolik
ventrikel dan atrium kanan, perubahan resiprofasik pada kecepatan
transvaskular (↑ melewati TV dan ↓ melewati MV saat insipari)
• Kateterisasi jantung (jantung kanan dan perikardium): peningkatan dan
penyetaraan tekanan intraperiskardial dengan tekanan diastolik (RA, RV,
PCWP) penurunan gelombang y yang tumpul pada penelusuran atrium kanan)
Penatalaksanaan
• Resusitasi cairan (jangan diuresis)
• Perikardiosentesis (kecuali jika disebabkan ruptur aorta atau miokardium)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PERIKARDITIS KONSTRUKTIF
Etiologi
• Semua penyebab perikarditis namun khususnya pascainfeksi virus, radiasi, uremia,
pascabedah jantung, dan idiopatik
Patofisiologi
• Perikardium yang kaku membatasi pengisian diastolik → tekanan vena sistolik↑
• Aliran balik vena dibatasi hanya setelah awal fase pengisian yang cepat sehingga
terjadi penurunan cepat pada tekanan atrium kanan dengan relaksasi atrioum dan
pembukaan katup trikuspidalis serta ↓ gelombang x dan y yang menonjol
• Tanda Kussmaul : Inspirasi → alira balik vena ↑ namun tekanan intratorakal negatif
yang tidak dihantarkan pada jantung karena perikardium yang kaku → ↑ JVP
Manifestasi klinis
• Gagal jantung sisi kanan > sisi kiri
Pemeriksaan fisik
• ↑ JVP dengan penurunan gelombang y yang menonjol, tanda Kussmaul ⊕
(diagnosis banding = TS kor pulmonale akut, infark ventrikel kanan, RCM)
• Hepatomegali, asites, edema perifer
• Iktus kordis biasanya tidak dapat dipalpasi, terdapat pericardial knock, biasanya tidak
ada pulpus paradokus
Pemeriksaan diagnosis
• Foto rontgen toraks: klasifikasi, terutama pada tampilan lateral (walaupun tidak perlu
= konstriksi secara fisiologis)
• EKG: tidak spesifik
• Ekokardiogram: penebalan perikardium ±, “septum mengembang” = pergeseran
mendadak septum selama fase pengisian cepat pada awal diastolik
• Kateterisasi jantung
Artium : gelombang M atau W (penurunan gelombang x dan y yang menonjol)
Ventrikel : perubahan dan plateau atau tanda akar kuadrat (penurunan yang
cepat tekanan pada onset diastolik, ↑ cepat pada awal plateau)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
• CT atau MRI : penebalaan perikardium dngan tambatan
Penatalaksanaan
• Perikardiektomi
Perikarditis Konstruktif vs Kardiomiopati Restruktif
Evaluasi Perikarditis konstruktif Kardiomiopati restriktif
Pemeriksaan fisik Tanda Kussmaul ⊕
Iktus kordis tidak ada, pericardial
knock
Tanda Kussmaul ±
Iktus kordis jelas, S3 dan S4
± Murmur regurgitasi
karena MR dan RT ±
EKG Voltase rendah ± Voltase rendah
Abnormalitas hantaran ±
Ekokardiogram Ketebalan dinding normal
Septum mengembang saat awal
diastolik
Inspirasi →↑ aliran melalui TV dan ↓
aliran melalui MV
Penebalan dinding ± ↑
Pembesaran kedua atrium
Inspirasi →↑ aliran melalui
trikuspid dan mitral
kecepatan pengisia
maksimal lambat waktu
yang memanjang pada
kecepatan pengisian
maksimal
Perikarditis Konstruktif vs Kariomiopati Restruktif
Evaluasi Perikarditis konstriktif Kardiomiopati restruktif
CT/MRI Perikardium menebal Perikardium normal
Kateterisasi jantung Penurunan gelombang x dan
y yang menonjol
Tanda penuruan dan plateau
LVEDP = RVEDP
Penurunan gelombang x dan y
yang menonjol
Tanda penurunan dan plateau
LVEDP > RVEDP ±
(khususnya pada volume)
RVSP > 60 mHg
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
RVSP < 50 mmHg
RVEDP > 1/3 RVSP
RVEDP < 1/3 RVSP
Biopsi endomiolardium Biasanya normal Etiologi spesifik
kardiomiopati restriktif
(RCM) ±
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

More Related Content

What's hot

Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
Dina Awwe
 

What's hot (20)

Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg strip
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitis
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Fototerapi
FototerapiFototerapi
Fototerapi
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
Ekg dr anjang
Ekg dr anjangEkg dr anjang
Ekg dr anjang
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 

Viewers also liked

NSTEMI DrHafiz
NSTEMI DrHafizNSTEMI DrHafiz
NSTEMI DrHafiz
DrLinAli
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igd
Jeng Hettie
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
Bita Fadillah
 
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrestAnalisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Novita Nurkamilah
 
Presentasi ekg rs agung
Presentasi ekg rs agungPresentasi ekg rs agung
Presentasi ekg rs agung
fonda_foo
 

Viewers also liked (17)

Pjk
PjkPjk
Pjk
 
Interpretasi ekg
Interpretasi ekgInterpretasi ekg
Interpretasi ekg
 
Ekg dasar
Ekg dasar Ekg dasar
Ekg dasar
 
Decom
DecomDecom
Decom
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Daftar icd x terjemahan indonesia
Daftar icd x terjemahan indonesiaDaftar icd x terjemahan indonesia
Daftar icd x terjemahan indonesia
 
Rangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekgRangkuman baca ekg
Rangkuman baca ekg
 
NSTEMI DrHafiz
NSTEMI DrHafizNSTEMI DrHafiz
NSTEMI DrHafiz
 
Perekaman ekg
Perekaman ekgPerekaman ekg
Perekaman ekg
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igd
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
 
130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal
 
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.GMENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
MENGAMBIL & INTERPRETASI E.C.G
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrestAnalisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
Analisa jurnal kardiovaskuler sinus arrest
 
Presentasi ekg rs agung
Presentasi ekg rs agungPresentasi ekg rs agung
Presentasi ekg rs agung
 

Similar to buku-saku-klinis-kardiovaskular

Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fix
Pel
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
Pamor9
 
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptxdr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
SebastianChandra3
 
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Vega Christie
 
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).pptpembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
indah703889
 

Similar to buku-saku-klinis-kardiovaskular (20)

EKG
EKGEKG
EKG
 
Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fix
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simpleElektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
Elektrokardiogram PRO PESERTA made easy and simple
 
EKG.pdf
EKG.pdfEKG.pdf
EKG.pdf
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 
EKG part 1.pptx
EKG part 1.pptxEKG part 1.pptx
EKG part 1.pptx
 
EKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.pptEKG REFERAT ELISA.ppt
EKG REFERAT ELISA.ppt
 
PPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptxPPT CARDIO - EKG.pptx
PPT CARDIO - EKG.pptx
 
ECG Basic.pptx
ECG Basic.pptxECG Basic.pptx
ECG Basic.pptx
 
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.pptppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
ppt teknik monitor ekg fauzan.ppt
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
Baca EKG.pdf
Baca EKG.pdfBaca EKG.pdf
Baca EKG.pdf
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdfEKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
EKG DASAR BAHAN AJAR.pdf
 
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptxdr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
dr. BS - Basic cardiac EP ECG course.pptx
 
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
Interpretasi ekg-121025022847-phpapp02
 
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).pptpembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
 
UPDATES ACS.pptx
UPDATES ACS.pptxUPDATES ACS.pptx
UPDATES ACS.pptx
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

buku-saku-klinis-kardiovaskular

  • 1. “ ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG) “ Pendekatan (pendekatan yang sistematis merupakan hal yang vital) • Kecepatan dan irama • Interval (? BBB) dan aksis (? LAD / RAD) • Pembesaran ruang jantung (? LAE / RAE, ? LVH / RVH) • Perubahan kompleks QRST (? Gelombang Q, progresi gelombang R buruk, elevasi atau depresi segmen ST, atau inversi gelombang T) Aksis • Mengidentifikasi sadapan ekstremitas dengan kompleks isoelektrik → pertengahan (mean) aksis QRS tegak lurus dengannya • Periksa sadapan yang tegak lurus untuk menentukan apakah pertengahan aksis QRS adalah +900 atau -900 dari sadapan isoelektrik Gambar 1 – 1. Determinasi aksis QRS Deviasi aksis ke kiri (LAD) • Definisi : aksis > -300 • Determinasi : S > R pada sadapan II • Etiologi Hemiblok anterior kiri (LAHB) Left bundle branch block (LBBB) Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) Infark miokardium (IM) inferior Diafragma yang mengalami elevasi Deviasi aksis ke kanan (RAD) • Definisi : aksis > +900 • Determinasi : S > R pada sadapan I • Etiologi Hipertrofi ventrikel kanan (RVH) Hemiblok posterior kiri (LPHB) IM lateral Penyakit paru obstruktif menahun / PPOM (biasanya tidak pada > + 1100 ) -120 -150 -90 -60 -30 10 + 30 + 90 + 120 + 150 + 180 + 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AVL II AVP III AVR Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 2. Left bundle branch block (LBBB) Right bundle branch block (RBBB) Kriteria 1. QRS ≥ 120 mdet 2. Gelombang R monofasik, menghilang dan melebar pada sadapan I, V5 & V4 (± gelombang S apabila kardiomegali) 3. Tidak ada Q pada sadapan I, V5 & V6 4. Kelainan posisi ST dan gelombang T yang berlawanan dengan defleksi mayor kompleks QRS 5. ± Progresi gelombang R buruk (PRWP), LAD, gelombang Q’ pada sadapan inferior 1. QRS ≥ 120 mdet 2. Terdapat pola rsR’ pada sadapan prekordial kanan 3. Gelombang S melebar pada sadapan I, V5 dan V6 Kompleks QRS EKG Etiologi Penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, CMP, degenerasi sistem konduksi PJK, hipertensi, kor – pulmonale, CMP, degenerasi sistem konduksi Left anterior hemiblock (LAHB) Left posterior hemiblock (LPBH) Kriteria 1. LAD (aksis > -300 dan biasanya >- 600 ) 1. RAD (aksis > +1000 ) 2. Kompleks rS pada sadapan I V1 V6 V1 V6 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 3. 2. Kompleks qR pada sadapan I, kompleks rS pada sadapan III 3. QRS < 120 mdet ; kompleks qR pada sadapan III 3. QRS < 120 mdet Etiologi Varian normal, PJK, hipertensi, CMP, stenosis aorta (AS) Jarang normal ; PJK, hipertensi, CMP, AS Interval QT yang memanjang • CAD, kardiomiopati, prolapsus katup mitral • Bradikardia berat atau blok AV derajat tinggi • Obat – obatan jantung : antiaritmia kelas IA (contoh : kuinidin atau prokainamid), kelas IC (QRS memanjang : QT memanjang, namun ST tidak memanjang) , dan kelas III (contoh : sotasol, amiodaron) • Obat – obatan psikotropik : fenotiazin, antidepresan trisiklik • Obat – obat lain : antihistamin non-sedatif, makrolid, antijamur derivat azol • Gangguan elektrolit : hipolaksemia, ? hipokalemia, ? hipomagnesemia • Disfungsi sistem saraf otonom : perdarahan intrakranial (biasanya disertai gelombang T terbalik yang dalam), stroke, diseksi leher radikal, endarterektomi karotis • Lain – lain : hipotiroidisme, hipotermia • Kongenital (Sindrom Jervell-Lange-Nielson dan Romano-Ward) Pembesaran atrium kiri (LAE) Pembesaran atrium kanan (RAE) Kriteria Gelombang P EKG atau atau Sistem penilaian LVH Romhilt – Estes Kriteria Nilai Amplitudo (adanya hal – hal berikut) Gelombang R atau S terbesar pada sedapan ekstremitas ≥ 20 mm 3 V1 > 40 mdet > 1 mm > 120 mdet II V1 > 15mm II > 25 mm Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 4. S pada V1 atau V2 ≥ 30 mm R pada V5 atau V6 ≥ 30 mm Perubahan ST-T s (kelainan posisi berlawanan dengan defleksi mayor kompleks QRS) Tanpa digoskin Dengan digoskin 3 1 Pembesaran atrium kiri 3 Deviasi aksis ke kiri (≥ -300 ) 2 Durasi QRS ≥ 90 mdet 1 Defleksi intrinsik pada V5 atau V6 ≥ 50 mdet 1 Nilai 4 = kemungkinan LVH Nilai 5 = LVH definitif Sensitifitas 30 – 54 % Spesifisitas 83 - 97 % (Am ∫ Heart 75 : 752, 1968) Kriteria RVH Sensitivitas Spesifikasi pada PPOM Spesifikasi tanpa PPOM Penurunan rasio R/S di prekordium 28 – 70 % 25 % 67 – 76 % Deviasi aksis ke kanan (≥ + 1000 ) 12 – 55 % 87 – 95 % ≥ 96% Rasio R/S pada V1 > 1 6 – 42 % 89 % 98 % R pada V1 ≥ 7 mm 2 – 23 % 94 % ≥ 94% (Am ∫ Cardiol 7 : 481, 1961 : Chest 65 : 622, 1974 ; dan Chau, Elektrocardiography in Clinical Practice. 4th ed, 1996) Gelombang O patologis • Definisi : tinggi gelombang R ≥ 40 mdet atau > 25 % tinggi pada kompleks QRS yang bersangkutan • Gelombang q kecil (septum) pada sadapan I, aVL, V5 dan V6 normal • Gelombang Q tersendiri pada sadapan III, aVR, dan V1 bisa juga normal Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 5. Progresi gelombang R buruk (PRWP) (Arch Intern Med 142 : 1145, 1982) • Definisi : Hilangnya gaya anterior tanpa gelombang Q yang jelas ; gelombang R pada sadapan V3 ≤ 3mm • Etiologi Infark miokardium anteroseptal lama (biasanya gelombang R pada sadapan V3 ≤ 1,5 mm, ± ST ↑ persisten atau inversi gelombang T (TWI) pada sadapan V2 dan V3) Kardiomiopati LVH (RWP yang terlambat dalam voltase prekordial kiri prominen) RVH / PPOM (gelombang R kecil dan gelombang S prominen pada sadapan I) LBBB Rotasi jantung searah jarum jam Pemasangan sadapan di tempat yang salah Elevasi ST • Infark miokardium akut (IMA) : kecembungan bertambah, ± inversi gelombang T / TWI) atau riwayat IM dengan elevasi ST persisten • Spasme koroner (angina Prinzmetal) • Perikarditis (difus, kecekungan bertambah segmen ST ↑ ; berhubungan dengan PR ↓ ; gelombang T biasanya tegak lurus sementara segmen ST ↑ ), miokarditis, kontusio jantung • Repolarisasi awal yang normal : paling sering terlihat pada sadapan V2 - V3 dan pada dewasa muda. Titik ∫ ↑ 1 - 4 mm, takik pada penurunan tajam gelombang R kecekungan bertambah pada segmen ST; Gelombang T yang besar, perbandingan elevasi ST / amplitudo gelombang T < 25% Pola mungkin hilang dengan olahraga • Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH (biasanya hanya pada sadapan V1 - V2) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 6. Depresi ST • Iskemia miokardium (± abnormalis gelombang T) • Efek digitalis (bukan tanda intoksida digoksin ; kenyataanya, sangat kurang berkorelasi dengan kadar digoksin) • Hipokalemia (± gelombang U) • Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH (biasanya hanya pada sadapan V5, V6, I, aVL) Inversi gelombang T (TWI) • Iskemik atau infark miokardium • Perikarditis • Kardiomiopati • Repolarisasi abnormal yang berhubungan dengan LBBB atau LVH • Pasca takikardia atau pasca pacu jantung • Elektrolit PaO2, PaCO2, pH, atau gangguan suhu tubuh inti • Perdarahan intrakranial (biasanya dengan ↑ QT) • Varian normal pada sadapan yang kompleks QRS-nya predominan negatif (contoh : sadapan III, aVF, V1, aVL, aVR) • Sindrom gelombang T Juvenil (TWI persisten pada sadapan prekordial di atas dan meliputi V4) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 7. “ NYERI DADA “ PENYEBAB YANG BERASAL DARI JANTUNG Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik Angina Tekanan substermal→leher, rahang, lengan, durasi <30 menit ± dipsun, diaforesis, N/V diperberat oleh kerja keras, hilang dengan nitrogliserin/istirahat EKG ∆s (ST ↓, ST ↑, dan atau TWI) Infark miokardium Sama dengan angina namum ↑ intensitasnya, durasi >30 menit EKG ∆s (ST ↑, ST ↓ dan atau TWI CPK-MB atau troponin ⊕ Perikarditis Nyeri tajam menyekam kebahu diperberat oleh respirasi hilang bila duduk kearah depan Suara gesekan pericardium (pericardial friction rub) EKG ∆s (ST ↑ yang cekung dan difusi) ± efusi pericardium Diseksi aorta Nyeri mendadak, seperti teriris atau tersayat pisau, dipertengahan skapula posterior atau anterior Tekanan darah atau nadi asimetris, Al kasus baru pelebaran mediastinum pada rontgen toraks lumen palsu pada tomografi komputer (CT), ekotransesopagus (TEE), angiografi, atau MRI PENYEBAB YANG BERASAL DARI PARU Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik Pneumonia Pleuritik, dispnu, demam, batuk, sputum Demam, takipnu, krepitasi dan konsolidasi, infiltrat pada rontgen toraks Pleuritis Nyeri tajam, pleuritik Suara gesekan pleura (pleural friction rub) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 8. Pneumotoraks Unilateral tajam, pleuritik onset mendadak Hipersonol unilateral, ↓ bunyi nafas, pneumotoraks pada rontgen toraks Edema paru Pleiritik, onset mendadak Takipnu, takikardia, hipoksemia, Scan ventilasi/perfusi atau angiogram paru ⊕ Hipertensi pulmonal Dipsnu, beban latihan fisik Hipoksemia, P2 ↑’d,S3&S4 di sisi kanan PENYEBAB YANG BERASAL DARI SALURAN CERNA Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik Refluks esofagus Rasa terbakar substemal, rasa asam dimulut ; kombinasi hipersaliva dan regurgitasi asam diperberat oleh makan, posisi berbaring hilang dengan antasida Pemeriksaan pH esofagus, uji perfusi asam bemstein EGD Spasme esofagus Nyeri substermal yang hebat diperberat saat menelan hilang dengan nitrogliserin atau CCB Pemeriksaan serial saluran cerna atas manometri Ruptur Mallory-Weiss Tercetus karena muntah EGD Penyakit ulkus peptikum Nyeri epigastrik yang hilang dengan antasida ± hematemesis, menelan EGD, uji H. pylori Penyakit empedu Nyeri perut kuadran kanan atas, mual/muntah diperberat oleh makanan berlemak USG kuadran kanan atas, uji fungsi hati Pankreatitis Rasa tidak nyaman dipunggung/epigastrium ↑ amilase dan lipase, CT abdomen yang abnormal Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 9. PENYEBAB YANG BERASAL DARI MUSKULOSKELETAL DAN YANG LAINNYA Gangguan Karakteristik tipikal Pemeriksaan diagnostik Kostokondritis Nyeri tumpul atau tajam yang terlokalisir Nyeri tekan ketika dipalpasi Penyakit servikal/OA Tercetus karena gerakan, berlangsung dalam hitungan detik hingga jam Rontgen foto Herpes zoster Nyeri unilateral yang hebat Ruam dematomal dan temuan sensorik Ansietas “rasa sesak” - Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 10. “ EVALUASI NON-INVASIF PADA PJK “ Kemungkinan Pra Uji PJK Nyeri nonangina = 0 atau 1dari 3 gejala Angina atipikal = 2 dari 3 gejala Angina tipilak = 3 dari 3 gejala Usia Pria Wanita Pria Wanita Pria Waniat 30-39 5 % 1 % 22 % 4 % 70 % 26 % 40-49 14 % 3 % 46 % 13 % 87 % 55 % 50-59 22 % 8 % 59 % 32 % 92 % 80 % 60-69 28 % 19 % 67 % 54 % 94 % 91 % Gejala: (1) nyrti pada substernal, (2) tercetus karena pengerahan tenaga, (3) hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (N Engl J Med 300:1350, 1979) Uji toleransi latihan • Indikasi : mendiagnosis PJK, mengevaluasi pasien yang diketahui PJK dan mengubah status klinisnya, resiko peningkatan pasien terhadap sindrom koroner akut, melokalisasi iskemia (diperlukan pencitraan radionuklir) • Kontraindikasi : IMA dalam 48 jam, angina tak stabil yang tidak berespon dengan terapi, diketajui terdapat stenosis koroner cabang utama, stenosis aorta berat, gagal jantung kongestif simtomatik, artimia yang tak erkontrol • Pilihan latihan : protokol baku Bruce atau modifikasinya, subaksimal, atau terbatas- gejala • Pilihan obat : (untuk pasien yang tidak bisa melakukan latihan). Vasodilatasi koroner : dipiridamol atau adenosin (mungkin mencetuskan bradikardia dan bronkospasme). Kronotropil/inotropik : dobutamin (mungkin mencetuskan takiaritmia) • Pilihan pencitraan : (untuk pasien yang pemeriksaan EKG, uji farmakologi, atau lokalisasi iskemianya tidak dapat dinilai. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 11. EKG tak dapat dinilai = terpacu, LBBB, ST saat istirahat ↓>1mm, digoksin? LVH(= sensitivitas, ↓spesifisitas), radionuklir WPW (thallium-201 atau 99m Tc-sestaMIB) atau ekokardiografi Uji Sensitivitas Spesifisitas Keterangann ETT -60 -80 Sensitivitas –90 % untuk 3VD, namun <50 % untuk IDV ETT-Thal atau MIBI 80-90 70-90 ↑ sensitif dan spesifik, namun biaya ↑, melokalisasi iskemia Adenosin/dobutamin MIBI 80-90 70-90 Efek samping obat seperti yang tercantum diatas Latihan/dobutamin ECHO 80-90 70-90 Melokalisasi iskemia, menilai LVEF;tergantung operator (IACC 25:521 dan 30:260, 1997, Am Heart J 130:373, 1995, IAMA 280:913, 1998) Hasil Uji • Denyut nadi (harus mencapai ≥ 85% denyut nadi maksimal yang diperkirakan selama uji latihan supaya bernilai diagnnostik) dan respon tekanan darah • Kapasitas latihan maksimal yang dicapai (METS atau menit) • Perubahan EKG : kemungkinan ST ↓, menurun atau horizontal pada PJK; kemungkinan besar ST ↑ • Pencitraan : Defek radionuklir (reversibel→iskemik;tetap→infarrk) atau abnormalitas gerakan dinding dengan ekokardiografi (reversibel→iskemia;tetap→infark) Prognosis dan Skor Treadmil Duke = waktu latihan (menit) –(5 deviasi ST pada sadapan manapun) -(4 x indeks angina) Indeks angina adalah 0 bila tidak ada angina; 1 jika angina non-limiting; 2 jika angina menjadi alasan diberhentikannya latihan Pasien rawat inap Pasien rawat jalan Kategori Skor % Pasien Mortalitas 1tahun Kelangsung an hidup 4 % pasien Kelangsunga n hidup 4 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 12. thn thn Rendah ≥ 5 34 % < 1 % 98 % 62 % 99 % Sedang -10 hingga + 4 57 % 2-3 % 92 % 34 % 95 % Tinggi ≤11 9 % ≥5 % 71% 4 % 79 % (Ann Intern Med 106:793, 1987 dan N Engl J Med 325:849, 1991) Hasil uji beresiko tinggi • Kriteria (Am J Cardiol 46:21, 1980&Braunwald, Heatr disease, ed 5, 1997) EKG : ≥ 2mm ST↓, ≥ 1mm ST↓ selama stadium 1, ST↓ × ≥ 6 menit pada masa penyembuhan, ST↓ pada ≥ 5 sadapan, ST↑, VT • Implikasi : perkiraan nilai positif (PPV) ∼ 50% untuk cabang utama kiri arteri koronaria atau 3VD, karena itu pikirkan angiografi dan revaskularisasi jika sesuai. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 13. “ ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL “ (UAP, UNSTABLE ANGINA PECTORS) Klasifikasi Braunwald (Circulation 80 : 410, 1989) • Derajat keparahannya I. = Onset baru dari angina berat atau angina yang bertambah ; tanpa nyeri Saat istirahat II. = Angina saat istirahat dalam bulan terakhir namun tidak dalam 48 jam sebelumnya III. = Angina saat istirahat 48 jam sebelumnya • Keadaan Klinis A. = Angina pektoris tidak stabil sekunder karena keadaan ekstrakardiak yang ↑ kebutuhan O2 miokardium atau ↓ asupan O2 B. = UAP primer C. = UAP pascainfark (dalam 2 minggu setelah riwayat infark miokardium sebelumnya) Spektrum sindrom koroner akut (ACS) Gambar 1-2. Spektrum sindrom koroner akut Plak aterosklerosis koroner Tetap Ruptur plak Trombosis koroner Oklusi sebagian Oklusi STDepresi dan / atau Inversi gelombang T Elevasi ST Troponin dan CPK - MB- Troponin + dan CPK - MB- Troponin and CPK - MB+ Angina Stabil Angina tidak stabil (UAP) UAPberat atau mikroinfark IM nongelombang Q IM gelombang Q Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 14. Stratifikasi risiko dan triase UAP Faktor Risiko tinggi Risiko sedang Risiko rendah Anamnesis Angina saat istirahat yang berlanjut > 20 menit Angina noktumal atau saat istirahat Onset baru angina berat Usia > 65 tahun Angina kresendo Onset baru angina ringan Pemeriksaan Regurgiatsi mitral (MR) baru / perburukan Edema paru, bising paru, atau S3 Hipotensi EKG ST ≥ 1 mm Gelombang T s ; gelombang Q atau ST saat istirahat ↓ Normal atau tidak ada ’ d Petanda Troponin jantung + Troponin jantung - Triase ICU / CCU / monitor di tempat tidur Monitor jantung di tempat tidur Evaluasi pasien rawat jalan dalam 72 jam ( ∫ACC 11 : 20, 1988; ∫ACC 16 : 304, 1990;Am ∫ Med 91 : 493, 1991;Clinical Cardiology 16 : 397, 1993;Braunwald etal. Unstable Angina : Diagnosis and Management. AHCPR Pub No 94-0602, 1994;N Engl ∫ Med 335 : 1333 dan 1342, 1996;Circulation 93 : 1651, 1996 dan 97 : 1195, 1998) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 15. Penatalaksanaan Obat Dosis Keterangan Aspirin 325 mg Po qd Dosis pertama digerus atau dikunyah 50 - 70 % ↓ kematian atau infark miokardium (N Engl ∫ Med 319 : 1105, 1998;RISC, Lancet 336 : 827, 1990) Heparin IV (tanpa fraksi) 80 U/ kg IVB (maksimal 5000 U) → 14 U/ kg / jam (maksimal 1000 U / jam) titrasi untuk mencapai aPTT 50 - 70 24 % ↓ kematian atau infark miokard (∫AMA 276 : 811, 1996) Nitrogliserin IV 10 - 1000 mikrogram / menit ↓ gejala angina, tanpa ↓ mortalitas Penyekat beta Metoprolol 5 mg IV tiap 5 x 3 jam, kemudian 25 mg per oral (PO) tiap 6 jam, titrasi hingga denyut jantung 55 - 60 ↓ gejala angina Kontraindikasi terhadap gagal jantung kongestif LWMH Enoxaparin 1 mg / kg SC 2x sehari selama 2-8 hari ± pemberian awal 30 mg IV bolus dalteparin 120 IU / kg SC 2x sehari selama 5-6 hari 15 - 20 % ↓ kematian, IM, iskemia Pertimbangkan penggunaan selain heparin tanpa fraksi pada pasien yang berisiko tinggi (ESSENCE, N Engl ∫ Med 337 : 447, 1997;Circulation 96 : 61, 1997;FRISC-II, Lancet 354 : 701, 1999;TIMI- Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 16. IIB, Circulation 100 : 1593, 1999) Penghambat GP IIb / IIIa Abciximab Eptifibatide Tirofiban 0,25 mg / kg IVB → 10 mikrogram / menit selama 18-24 jam 180 mikrogram / kg IVB → 2 mikrogram / kg / menit selama 72 jam 0,4 mikrogram / kg / menit selam 30 menit → 0,1 mikrogram / kg / menit selama 48-108 jam 10 - 20 % ↓ kematian atau MI Pertimbangkan pada pasien yang berisiko tinggi, menjalani PTCA, atau sulit disembuhkan (PURSUIT, N Engl ∫ Med 339 : 436, 1998 PRISM – PLUS N Engl ∫ Med 338 : 1488, 1998) Invasif Dini vs. Pendekatan Konservatif • Pendekatan invasif dini : angiografi dalam 24 – 48 jam → revaskularisasi (PTCA atau CABG) apabila anatominya sesuai • Pendekatan konservatif : angiografi ± revaskularisasi hanya jika terjadi iskemia rekurens atau ETT submaksimal positif atau suatu ETT tingkat penuh positif yang bermakna • Tidak ada konsensus yang jelas pendekatan mana yang paling penting ; terdapat 3 percobaan utama secara acak : TIMI IIIB (Circulation 89 : 1545, 1994) : perbedaan kecil dalam hal kecepatan intervensi antara kelompok invasif dan konservatif selama 6 minggu (61 % vs. 49 %), tidak ada perbedaan pada angka kematian maupun yang terkena IM VANQWISH (N Engl ∫ Med 338 : 1785, 1998) : pada populasi jumlah penderita PJK- nya lebih banyak (50 % dengan 3VD atau penyakit cabang utama kiri), terdapat angka kematian atau terkena IM yang lebih tinggi pada kelompok invasif, namun ini dibatasi pada pasien yang menjalani CABG awal Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 17. FRISC – II (Lancet 354 : 708, 1999) : dengan perbedaan yang besar dalam hal kecepatan intervensi antar kelompok invasif dan konservatif selama 30 hari (~ 75 % vs. ~ 20 %) dan penggunaan stent intrakoroner, terdapat 22 % ↓ kematian atau IM pada kelompok invasif. Keuntungan terbesar tampak pada pasien berisiko tinggi dengan ↓ ST pada entri atau suatu troponin +. Gambar 1 – 3. Penatalaksanaan pendekatan terhadap angina tak stabil Prognosis • Lebih dari 30 – 50 % pasien yang dirawat dengan UAP memiliki prognosis yang sama dengan pasien IM • ~ 10 % kemungkinan meninggal atau reinfark nonfatal dalam 30 hari berurutan • Perkiraan ↑ mortalitas : UAP pascainfark, tampak ST ↓, troponin jantung +, usia > 65 tahun Penatalaksanaan UAP Stabilisasi medis awal Tidak menstabilkan Angiografi + intervensi Menstabilkan Pendekatan Konservatif Atau Pendekatan Invasif ? Pertimbangkan pada risiko tinggi, pasca infark, dan troponin + angina Angiografi + intervensi Terapi medis selama 48 - 72 jam Bukan angina ETTsubmaksimal Negatif Obat pilihan di rumah Bukan angina ETTtingkat penuh dalam 4 - 6 minggu Negatif atau positif ringan Terapi medis dilanjutkan Angina Angina Positif Positif bermakna Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 18. “ INFARK MIOKARDIUM AKUT (IMA) “ Etiology • Aterosklerosis → ruptur plak → trombosis arteri koronia • Spasme arteri koronaria (termasuk yang terinduksi kokain) • Diseksi aorta yang meluas ke dalam arteri koronaria (biasanya RCA → IMI) • Emboli pada arteri koronaria (seperti : pada pasien dengan endokarditis, katup jantung prostetik, trombus muralis, miksoma) • Vaskulitis (seperti : penyakit Takayasu, sindrom Kawasaki) • Miokarditis (nekrosis miokardium, walaupun tidak disebabkan oleh penyakit arteri koronaria) Manifestasi Klinis • Angina (secara tipikal adanya tekanan di retrosternal ± menyebar ke leher, mandibula, bahu atau lengan ) x > 30 menit • Gejala yang berhubungan : dispnu, diaforesis, nausea, muntah, palpitasi, kepala pusing • ~ 23 % dari IM awalnya tidak dikenal karena bisa tanpa gejala atau muncul dengan nyeri dada yang atipikal atau gejala yang tidak spesifik seperti malaise atau seperti “flu” (Am ∫ Cardiol 32 : 1, 1973) Pemeriksaan Fisik • Tanda iskemik : S4, murmur Mr baru derajat 2, disfungsi muskulus papilaris sekunder, paradoksikal S2 • Tanda gagal jantung : ∫ VP ↑ , krepitasi di lapangan paru, S3 + • Tanda di daerah lain dari penyakit aterosklerosis : bruit karotis atau femoralis, denyut distal ↓ Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 19. Pemeriksaan Diagnostik • EKG • Petanda Serum : ↑ CPK-MB ;↑ troponin jantung menunjukan nekrosis miokardium derajat kecil sehingga berguna untuk mendiagnosis mikroinfark bila CPK – MB negatif pada pasien dengan UAP (lihat diatas), untuk mendiagnosis kecurigaan IM yang telah berlangsung lebih kurang 2 - 10 hari yang lalu, dan apabila curiga terjadi ↑ CPK-MB positif palsu • Ekokardiogram : gerakan abnormal dinding yang baru terjadi (namun sangat tergantung operator dan kecermatan pembacaan) Gambar 1 - 4. Perubahan EKG pada IMA Gambar 1 – 5. Pelepasan petanda jantung ke dalam darah yang mengikuti IM akut (Diadapatsi atas izizn dari Wu, A, H, B. Introduction to coronary artery disiase (CAD) dan biochemical markers In : Wu, A, H, B, ed Cardiac Markers. Totowa : Humana Press, 1998 : 12) Normal Hiperakut Akut Beberapa jam Kemudian BeberapaBeberapa Hari Minggu Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 20. Sensitivitas CPK – MB dan troponin dalam mendeteksi IM tanpa elevasi ST Petanda serum Saat tiba ≥ 6 jam setelah onset nyeri CPK – MB > 4,7 ng / ml 53 % 91 % Troponin T ≥ 0,18 ng / ml 51 % 94 % Troponin I ≥ 0,1 ng / ml 66 % 100 % (N Engl ∫ Med 337 : 1648, 1997) Trombolis Indikasi Kontraindikasi Gejala IM selama ≥ 30 menit dan < 12 jam Dan juga ST ↑ ≥ 1 mm dalam ≥ 2 sadapan Yang berdekatan Atau LBBB yang sudah lama tetapi tidak diketahui Absolut • Riwayat ICH sebelumnya, stroke hemoragik dalam 1 tahun • Neoplasma intrakranial, aneurisma, atau malformasi arteri – vena (AVM) • Perdarahan internal aktif • Kecurigaan diseksi aorta Batasan usia : Pasien > 75 tahun mengalami sedikit ↓ relatif pada mortalitasnya, tapi karena sangat tingginya mortalitas pada usia ini, dalam pengalaman lebih banyak ↓ absolut pada moralitasnya sehingga masuk akal bila dilakukan trombolisis pada pasien > 75 tahun, namun ↑ risiko perdarahan intra kranial ↑ Batasan waktu : semakin awal trombolitik dimulai, semakin baik hasilnya. Manfaat setelah 12 jam kurang jelas namun Relatif • Tekanan sistolik > 180 mmHg saat datang • INR > 2 atau diketahui adanya gangguan perdarahan • Trauma atau bedah mayor dalam 2 – 4 minggu • RJP yang lama (> 10 menit) • Perdarahan internal yang terjadi dalam 2 – 4 minggu terakhir • Fungsi vaskular yang tidak dapat dikompresi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 21. trombolisis sebaiknya dipertimbangkan pada pasien yang datang pada 12 – 24 jam setelah onset nyeri dan masih terdapat elevasi ST↑. • Pajanan streptokinase (SK) sebelumnya (apabila ada pertimbangan SK) • Kehamilan Trombolitik Dosis Alteplase (TPA) 15 mg IV bolus, kemudian 0,75 mg / kg (maks. 50 mg) selama 30 menit, kemudian 0,5 mg / kg (maks. 35 mg) selama 60 menit Streptokinase (SK) 1,5 MU IV selama 30 – 60 menit Reteplase (RPA) 10 U IV, ulangi dalam 30 menit x 1 Angioplasti primer • Manfaat angioplasti primer vs. trombolisis masih menjadi perdebatan • Meta – analisis menyatakan ~ 20 % ↓ kematian atau IM dan 65 % ↓ stroke apabila dapat dilakukan oleh operator yang mahir dalam 60 – 120 menit sejak kedatangan pasien (∫AMA 278 : 2093, 1997) • Dapat dipertimbangkan sebagai suatu alternatif apabila terdapat seorang ahli dan tersedia laboratorium kateterisasi jantung terutama apabila ada kontraindikasi terhadap trombolisis, syok kardiogenik, IM, anterior yang luas, atau CABG sebelumnya • Namun demikian, jangan biarkan keputusan yang berkenaan dengan metode revaskularisasi menunda waktu untuk melakukan revaskularisasi Terapi antitrombotik Obat Keterangan Asam asetil salisilat (aspirin / ASA) 162 hingga 325 mg PO 4x1 23 % ↓ mortalitas vaskular 49 % ↓ re – infark nonfatal Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 22. Dosis pertama digerus atau dikunyah (ISIS – 2, Lancet 2 : 349, 1988) Heparin IV 60 U / kg (maks. 4000 U) 12 U / kg / jam infus (maks. 1000 U / jam) Titrasi aPTT 50 – 70 detik Tidak menunjukan perbaikan pada mortalitas ↑ infark yang berhubungan dengan patensi arteri dengan alteplase Sehingga diindikasikan hanya bersamaan dengan alteplase (BM∫ 313 : 652, 1996 dan A∫C 77 : 551, 1996) Penghambat GP II b / III a Data menunjukan keuntungan saat angioplasti primer data awal yang berhubungan dengan menurunnya dosis trombolisis (TIMI – 14, Circulation 99 : 2720, 1999) menjanjikan Terapi Adjuvan Obat Keterangan Penyekat beta Metoprolol 5 mg IV tiap 3x5 menit Kemudian 25 mg PO tiap 6 jam, titrasi sesuai toleransi 15 % ↓ mortalitas vaskular (ISIS – 1, Lancet 2 : 57, 1986) Kontraindikasi apabila denyut jantung < 60, sistolik < 100 mmHg, gagal jantung kongestif sedang atau berat, blok AV derajat 2 atau 3, penyakit bronkospatik berat Nitrat IV TNG 10 – 1000 mikrogram / menit Penggunaan TNG IV dalam 24 – 48 jam pertama berdasarkan pada meta – analisis yang mengarahkan 35 % ↓ mortalitas (lancet 1 : 1088, 1988) Kontraindikasi pada infark ventrikel kanan dan hipovolemia Penghambat ACE ~ 10 % ↓ mortalitas pada 4 – 6 minggu, Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 23. Kaptopril 6,25 mg 3x1 atau lisinopril 5 mg 4x1 Kemudia titrasi sesuai toleransi 19 % ↓ pada 4 tahun (SAVE, N Engl ∫ Med 327 : 669, 1992 ; GISSI – 3, Lancet 343 : 1115, 1994 ; ISIS – 4, Lancet 345 : 669, 1995) Keuntungan terbesar pada pasien dengan IM anterior, EF < 40 %, atau pernah IM sebelumnya Kontraindikasi pada hipotensi atau gagal ginjal berat Oksigen Morfin Menghilangkan nyeri ↓ kecemasan, Venosilitasi → ↓ preload Komplikasi Mekanik pasca IM Komplikasi Gambaran klinis Penatalaksanaan Syok kardiogenik Insiden < 5 %, tipikalnya < 48 jam pasca – MI Kateter PA, obat inotropik, pressor, IABP, revaskularisasi Ruptur dinding bebas Insiden < 6 %, tipikalnya dalam 2 – 3 hari pasca - MI, ↓ tekanan darah dan denyut jantung sesaat(robekan epikardium) → tamponade atau mati mendadak (EMD) Resusitasi cairan, obat inotropik, perikardiosentesis, pembedahan VSD Insiden 2 – 4 % ; tipikalnya dalam 5 hari pasca – MI 90 % dengan mumur baru yang kasar ± thrill Obat inotropik, pompa balon intra aorta (IABP), vasodilator, diuretik, pembedahan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 24. Ruptur muskulus papilaris Insiden 1 % ; tipikalnya dalam 5 hari pasca – MI 50 % dengan murmur baru, jarang terjadi thrill Vasodilator, diuretik, IABP, pembedahan Antiaritmia Pasca – MI Aritmia Penatalaksanaan Fibrilasi atrium (Insiden 10 – 16 %) Kardioversi apabila hemodinamik tidak stabil atau iskemik penyekat – β dan / atau digoksin, prokainamid ± atau amiodaron heparin Takikardi / fibrilasi Ventrikel (VT / VF) Monomorfik dini (< 48 jam pasca – MI) bukan berarti prognosis buruk Antiaritmia dan kardioversi / defibrilasi menurut ACLS infus lidokain selama 6 – 24 jam, kemudian nilai kembali ↑ dosis penyekat – β sesuai toleransi, penggantian ion K dan MG, nilai iskemiknya Sinus bradikardi Jika sistomatik → atropin, jika sistomatik dan menetap → pasang pacu jantung Asistol Atropin dan epinefrin → pasang pacu jantung Blok AV derajat 1 Tidak ada Blok AV derajat 2 tipe I Jika sistomatik → atropin, jika sistomatik dan menetap → pasang pacu jantung Blok AV derajat 2 tipe II atau derajat 3 Pasang pacu jantung Blok bifasikular (LBBB, RBBB + baik LPBH atau LAHB) Pertimbangkan pemasangan pacu jantung Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 25. Alternating BBB atau blok trifasikular (bifasikular dengan blok AV derajat 1) Pasang pacu jantung (Apabila ada indikasi pemasangan pacu jantung, pacu jantung transkutaneus sebaiknya dicoba terlebih dahulu sebagai suatu penghubung pacu jantung transvenosa. Apabila menggunakan pacu jantung transkutanesus sebagai “cadangan” pada jenis yang siap pakai, Anda harus memastikan bahwa pacu tersebut secara elektris menangkap dan menimbulkan denyutan seperti halnya aktivitas otot rangka yang menimbulkan depolarisasi ventrikular pada monitor. Pacu jantung transvenosa paling baik dipasang dengan panduan fluoroskopi) Komplikasi pasca – MI lainnya Komplikasi Gambaran Klinis Penatalaksanaan Trombus LV Insiden 20 – 40 % Faktor Risisko : IM anteroapikal luas Antikoagulan selama 3 – 6 bulan Aneurisma Ventrikular Tonjolan nonkontraktil dari ventrikel kiri ; insiden 8 – 15 % elevasi ST yang menetap tidak selalu menunjukan aneurisma Pembedahan apabila gagal jantung kongestif berulang, tromboemboli, aritmia Pseudoaneurisma Ventrikular Ruptur → ditambal oleh trombus dan perikardium Pembedahan Perikarditis Insiden 10 – 20 % ; tipikalnya terjadi 1 – 4 hari pasca – Mi Gesekan perikardium + Perubahan EKG jarang Aspirin dosis tinggi, antiinflamasi nonsteroid (NSAID), Antikoagulan diminimalkan Sindrom Dressler Insiden < 4 % ; tipikalnya terjadi 2 – 4 minggu pasca – MI Aspirin dosis tinggi, NSAID Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 26. Muncul berupa demam, malaise, perikarditis, pleuritis Prognosis • Secara umum, dalam 30 hari angka kematian 6, 0 – 7, 5 % Kelas killip Kelas Definisi Mortalitas I Tanpa gagal jantung kongestif 6 % II S, + dan / atau bising basilaris 17 % III Edema paru 30 – 40 % IV Syok kardiogenik 60 – 80 % (N Engl ∫ Cardiol 20 : 457, 1967) Kelas Forrester Kelas CI (L / menit / m3 ) Tekanan baji kapiler pulmonal / PCWP (mmHg) Mortalitas I > 2, 2 < 18 3 % II > 2, 2 > 18 9 % III < 2, 2 < 18 23 % IV < 2, 2 > 18 51 % (N Engl ∫ Med 295 : 1356, 1976) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 27. “ KATETER ARTERI PULMONALIS (SWAN – GANZ) “ Pertimbangan Teoretis • Prinsip Frank Starling : isi sekuncup jantung bergantung sebagai bagian dari preload atau volume akhir diastolik ventrikel kiri (LVEVD) • Sehingga optimalisasi curah jantung (isi sekuncup x frekuensi denyut jantung) dan minimalisasi edema paru dapat dicapai dengan memanipulasi LVEDV • Ketika balon dari ujung kateter diinflasikan (digembungkan), balon tersebut akan mengambang ke dalam posisi “baji”, sekumpulan darah akan menyebar dari ujung kateter, melalui arteri pulmonalis, kapiler dan vena, dan ke suatu titik tepat di proksimal dari atrium kiri. Pada keadaan tanpa aliran, seluruh tekanan akan sama dan untuk itu PCWP sebanding dengan tekanan di atrium kiri dan sebanding dengan LVEDP, yang proporsional dengan LVEDV • Situasi yang mengagalkan asumsi dasar di atas : 1) Ujung kateter tidak berada pada zona paru bagian barat 3 (seperti : PCWP setara dengan tekanan alveolar namun tidak setara dengan tekanan atrium kiri) 2) PCWP > tekanan atrium kiri (seperti pada fibrosis mediastinum, penyakit veno – oklusif paru) 3) Rata – rata tekanan atrium kiri > LVEDP (seperti : stenosis katup mitral, regurgitasi katup mitral) 4) Perubahan hubungan LVEDP – LVEDV (seperti : komplians abnormal) Indikasi (∫ACC 32 : 840, 1998) • Diagnosis Diagnosis banding syok Diagnosis banding edema paru Evaluasi fungsi ventrikel kiri dan curah jantung (melalui termodilusi atau metode Fick) Tamponade jantung, VSD, MR Hipertesi pulmonal • Terapeutik : terapi yang disesuaikan untuk mengoptimalkan WP, isi sekuncup (SV), SvO2 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 28. • Penggunaan suatu kateter arteri pulmonalis belum menunjukan perbaikan hasil akhir dan bahkan ? ↑ mortalits pada satu studi (∫ AMA 276 : 889, 1996). Namun demikian, beberapa literatur menunjukan bahwa kurang lebih 50 % penilaian klinis curah jantung dan PCWP ternyata tidak benar pada waktu dilakukannya penelitian tersebut, sehingga mesuk akal menggunakan kateter arteri pulmonal untuk menjawab pertanyaan spesifik yang tidak dapat di jawab dengan metode non – invasif dan kemudian cabut dengan segera untuk meminimalkan komplikasi Kontraindikasi • Absolut : endikarditis pada sisi kanan, trombus, atau katup jantung mekanik • Relatif : koagulopati (berlawanan), PPM atau implantasi defibrilator jantung (ICD) yang baru saja dipasang (ditempatkan dengan bantuan fluoroskopi), LBBB (lebih kurang 3 % risiko blok jantung komplet, tempatkan dengan bantuan fluoroskopi), katup bioprostetik pada sisi kanan Penempatan • Sebaiknya hanya dilakukan oleh seorang yang berpengalaman • Tempat pemasagan pilihan boleh di vena jugularis inerna kanan atau di vena subklavia kiri, karena posisi ini adalah posisi termudah sebagai pegangan kateter ke dalam arteri pulmonalis • Kembangkan balon bila sudah jauh atau jika mengukur PCWP • Hindari inflasi yang berlebihan dengan menggunakan tahanan terhadap inflasi dan pengatur tekanan guna memandu banyaknya inflasi • Kempeskan balon pada saat menarik dan melakukan setiap tindakan lainnya • Foto rontge toraks seharusnya diperiksa setelah penempatan untuk menilai posisi kateter dan adanya pneumotoraks • Apabila kateter tidak berhasil di pasang (tipikalnya pada pasien dengan regurgitasi trikuspid yang berat atau dilatasi atrium kanan) atau apabila pasien mengalami LBBB, pertimbangkan untuk menggunakan bantuan fluoroskopi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 29. Bentuk Gelombang Kateter Arteri Pulmonalis Lokasi Atrium kanan Ventrikel kanan PA PCWP Tekanan (mmHg) Rata – rata ≤ 6 Sistolik 15 – 30 diastolik 1 - 8 Sistolik 15 – 30 Rata – rata 9 – 18 Diastolik 6 - 12 Rata – rata ≤ 12 Bentuk gelombang Keterangan a = Kontraksi atrium, terjadi pada interval PR c = Penonjolan TV kembali ke dalam atrium kanan v =Masuknya darah ke atrium kanan, Tekanan akhir diastolik ventrikel kanan (RVEDP) terjadi tepat sebelum garis naik dan lebih dari rata – rata tekanan atrium kanan kecuali terdapat stenosis atau regurgitasi trikuspid (TS Bentuk gelombang seharusnya memuat takik. Puncak selama gelombang T sistolik arteri pulmonal setara dengan sistolik ventrikel kanan kecuali terdapat suatu gradien (seperti PS) Sama seperti bentuk gelombang atrium kanan kecuali tertinggal dan terlambat gelombang a setelah QRS, gelombang c berbeda ±, gelombang v setelah gelombang T dan biasanya > gelombang 0 5 10 15 20 25 30 MmHg A C V X Y EKG Sim ulta n Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 30. muncul puncak gelombang T (mid T wave) x =Relaksasi atrium dan penurunan basis jantung y =Darah yang keluar atrium kanan setelah TV membuka pada awal diastolik atau TR) a Hubungan dengan siklus pernafasan • Tekanan intratorakal (biasanya sediki ngatif) dilanjutkan ke pembuluh darah dan ke jantung • Tekanan transmural (= preload) sama dengan tekanan intrakardiak terukur – tekanan intratorakal • Selalu mengukur pada akhir ekspirasi sebab tekanan intratorakal paling dekat ke nol (“angka tertinggi” pada pasien yang bernafas spontan dan “angka terendah” pada pasien dengan ventilator) • Apabila tekanan intratorakal ↑ (penyakit paru, tekanan positif akhir – ekspirasi / PEEP, auto – PEEP). PCWP terukur akan meninggikan tekanan transmural yang Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 31. sebenarnya. Dapat mencoba untuk memperkirakan tekanan transmural dengan cara mengurangi ½ PEEP Curah jantung • Termodilusi : tetapkan jumlah NaCl yang disuntikan pada proksimal tempat masuk suntikan (biasanya atrium kanan). Perubahan suhu melebihi waktu terukur pada termistor (di dalam arteri pulmonalis) digunakan untuk menghitung curah jantung. Mungkin tidak akurat jika keadaan outputnya rendah, TR berat atau ada pirau intrakardiak • Metode Fick : konsumsi O2 (L / menit) setara dengan curah jantung (L / menit) x perbedaan oksigen arteri – vena dengan mengukur konsumsi O2 dan menghitung perbedaan AV O2 (arteri – vena campuran), dapat memperoleh curah jantung • Pewarnaan hijau indosianin : tetapkan jumlah zat warna yang disutikan ke dalam jalur sentral. Konsentrasi zat warna hijau di dalam sebuah jalur arteri diambil sebagai sampel, setelah sejangka waktu dan curah jantung dihitung dari data ini. Mungkin tidak akurat apabila keadaan output rendah, regurgitasi katup yang berat, atau ada pirau intrakardiak Komplikasi • Kanulasi vena sentralis : pneumo dan hemotoraks (1 – 3 %), punksi arteri, emboli udara • Terlalu jauhnya kateter : aritmia atrium atau ventrikel, blok jantung komplet (~ 3 % pada pasien yang sudah ada LBBB sebelumnya), lubang kateter, perforasi dan tamponade jantung, ruptur arteri pulmonalis • Pemeliharaan kateter : infeksi (terutama apabila kateter dibiarkan selama > 3 hari ), trombus, infark paru (≤ 1,3 %), ruptur PA, ruptur balon Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 32. “ GAGAL JANTUNG “ Definisi (Braunwald, Heart Disease, 5th ed., 1997) • Kegagalan jantung memompa darah pada suatu kecepatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan perifer atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hanya pada tekanan pengisian jantung yang abnormal. • “Output rendah” (curah jantung ↓) vs. “Output tinggi” (curah jantung ↑) • “Gagal jantung kiri” (edema paru) vs. “Gagal jantung kanan” (∫ VP ↑ hepatomegali kongestif edema porifer) • “Backward” (↑ tekanan pengisian dan kongestif) vs. “Forward” (kegagalan untuk melakukan perfusi jaringan sistemik) • “Sistolik” (kegagalan memompa darah dalam jumlah yang cukup) vs. “Diastolik” (kegagalan untuk berelaksasi dan mengisi secara normal) Etiology • Penyakit jantung iskemik • Penyakit jantung hipertensif (sistemik → gagal jantung kiri, paru → gagal jantung kanan) • Kardiomiopati (dilatasi, hipertrofi dan restriktif) • Penyakit katup jantung • Penyakit perikardium (tamponade, konstriksi, efusi- konstriktif) • Kegagalan output tinggi : infusiensi aorta (AI), regurgitasi mitral (MR), defek septum ventrikel (VSD), fistula AV, anemia berat, sepsis, tirotoksikosis, beri – beri Pendekatan pada gagal jantung kiri • Petunjuk terhadap disfungsi sistolik : riwayat IM sebelumnya, perubahan waktu iktus kordis, S3 +, gelombang Q pada EKG, kardiomegali pada rontgen toraks Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 33. Gambar 1 – 6. Pendekatan pada gagal jantung sisi kiri (Diadaptasi dari Wilkins, ed Emergency Medicine, 3th ed, 1989) Factor Pencetus • Iskemia atau infark miokardium • Hpertensi, kelebihan volume, emboli paru • Ketidak patuhan dalam mengonsumsi obat atau diet • Obat (penyekat – β, CCB) atau toksin (EtOH, kemoterapi) • Miokarditis, endokarditis • Aritmia • Anemia, infeksi, kehamilan, tiroksikosis Manifestasi klinis • Output rendah : fatigue, lemah, perubahan status mental, azotemia prerenal • Kongestif Gagal jantung kiri : dispnu, ortopnu, dispnu noktural paroksimal Gagal jantung kanan : edema perifer, rasa tidak nyaman di kuadran kanan atas Gagal jantung kiri Peningkatan LVEDP Peningkatan LVEDP LVEDPNormal Disfungsi Diastolik Penyakit Perikardium Kegagalan Output tinggi Peningkatan SV Peningkatan ESV Disfungsi sistolik (Kegagalan Output rendah) LVH Hipertensi Stenosisaorta Kardiomiopati Iskemik Kardiomiopati restriktif Peningkatan afterload Stenosisaorta Krisishipertensi Koartasio Penurunan kontraktilitas Iskemik / infaks Dilatasi kardiomiopati AI / MRkronik Sepsis Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 34. Pemeriksaan fisik • Gagal jantung akut : hipo atau hipertensi, takikardi, diaforesis, sianosis, dingin dan pucat pada ekstremitas • Gagal jantung kiri Ronki paru, pekak pada basalis (efusi pleura sekunder) takipnu, pernafasan Cheyne – Stokes ± iktus kordis abnormal (difus, menetap, atau bertambah bergantung pada penyebab gagal jantung tersebut) S3 ± (disfungsi sistolik), S4 ± (disfungsi diastolik) Murmur jantung ± (karena penyakit katup jantung, distorsi anulus katup mitral, atau pergeseran muskulus papilaris) • Gagal jantung kanan :↑ ∫VP, efusi pleura, hepatomegali kongestif ± asites dan ikterus, edema perifer Pemeriksaan Diagnostik • Foto rontgen toraks : edema paru, efusi pleura bilateral (biasanya kanan > kiri), kardiomegali ± • Ekokardiogram EF ↓ dan ukuran ruang jantung ↑ → disfungsi sistolik Hipertrofi dan / atau aliran abnormal yang melewati katup mitral → disfungsi diastolik • Kateterisasi arteri pulmonalis : PCWP ↑, CO ↓, dan resistensi vaskular sistemik / SVR ↑ (gagal jantung output rendah) • Tanda penurunan perfusi terhadap organ vital dari pemeriksaan laboratorium : UOP ↓, ureanitrogen darah (BUN) ↑, kreatinin ↑, Na ↓, uji fungsi hati abnormal Klasifikasi fungsional • Kelas I : sistomatik hanya pada aktivitas yang lebih dari biasanya • Kelas II : sistomatik dengan aktivitas seperti biasa • Kelas III : sistomatik dengan aktivitas yang minimal • Kelas IV : sistomatik pada saat beristirahat Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 35. Penatalaksanaan Gagal Jantung Obat / intervensi Keterangan Diet Na < 2 gr / hari Diuretik Diuretik loop ± tiazid ± diuretik hemat kalium ACEI 40 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas IV (CONSENSUS, N Engl ∫ Med 316 : 1429, 1987) 16 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas II atau III (SOLVD, N Engl ∫ Med 325 : 293, 1991) 37 % ↓ gagal jantung kongestif pada pasien asimtomatik dengan EF ≤ 35 % (SOLVD, N Engl ∫ Med 327 : 685, 1992) Digoksin 23 % ↓ gagal jantung kongestif di Rumah Sakit tidak ada perubahan mortalitas (DIG trial, N Engl ∫ Med 336 : 525, 1997) Penyekat – β ~ 40 % ↓ motralitas, ↓ gejala, EF ↑ (MDC, Lancet 342 : 1441, 1993 ; U. S. Carvedilol , N Engl ∫ Med 224 : 134, 1996 ; CIBIS – II, lancet 353 : 9, 1999 ; MERIT, Lancet 353 : 2001, 1999) Harus dititrasi sangat hati – hati dan kontraindikasi terhadap gagal jantung kongestif dekompensata Spironolakton 30 % ↓ mortalitas pada NYHA kelas III atau IV (RALES, Engl ∫ Med 341 : 709, 1999) Penyekat reseptor ATII (ARBs) Studi kecil menunjuk obat ini sama manjurnya dengan ACEI, menunggu uji klinis yang lebih besar Pertimbangkan apabila tidak dapat menoleransi ACEI atau mengalami hipertensi meskipun dosis ACEI maksimal Hidrazalin + nitrat 25 % ↓ motalitas (V – HeFT I, N Engl ∫ Med 314 : 1547, 1986) Tidak sebaik seperti ACEI (V – HeFT – II, N Engl ∫ Med 325 : 303, 1991) Amiodaron atau ICD Pertimbangkan ICD untuk V atau VF simtomatik atau Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 36. rekuren Keuntungan amiodaron profilaktif (GESICA, lancet 334 : 493, 1994 dan STAT – CHF, N Engl ∫ Med 337 : 72, 1995) atau ICD masih belum jelas Antikoagulan Pertimbangkan apabila terdapat fibrilasi atrium (AF), trombus mural, atau reksi ejeksi (EF) < 30 % Perihal penatalaksanaan spesifik • Edema paru kardiogenik akut : “LMNOP” = Lasiks, Morfin, Nitrat, Oksigen, Posisi • Gagal jantung refrakter / berat Terapi penyesuain dengan kateter arteri pulmonalis (PA) dengan tujuan tekanan arteri rata – rata MAP > 60, CI > 2,2, SVR < 800, PCWP < 18 Vasolidator dan inotropik intravena (seperti : nitroprusid dan dobutamin) Bantuan sirkulasi mekanik : pompa balon intraaorta (IABP), alat bantu ventrikel (VAD) Transplantasi jantung : daya tahan hidup 1 tahun 85 % ; 5 tahun 65 – 70 % • Disfungsi diastolik : perhatikan diuresis, kendalikan hipertensi dan takikardia dengan penyekat β atau penyekat kanal kalsium (CCB) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 37. “ KARDIOMIOPATI ” Disfungsi miokardium yang bukan karena iskemia katup, hipertensi, atau penyakit jantung kongersif KARDIOMIOPATI DILATASI Definisi dan Epidemiologi • Dilatasi ventrikel, ketebalan dinding normal hingga menurun, dan ↓ kontraktilitas • Insiden : 5-8 kasus/100.000 populasi tiap tahun; prevalensi : 36 kasus/100.000 populasi Etiologi • Iskemia, penyakit kelainan katup (MR atau Al kronis), hipertensi (stadium terminal tak diobati): Secara teknis bukan merupakan kardiomiopati karena tidak secara primer mengenai otot jantung, tetapi merupakam penyebab umum ↓ EF dan dilatasi VL. • Toksik : alkohol, adriamisin • Infeksius (campuran DCM + RCM): hemokromatosis, sarkoidosis, amiloidosis,(biasanya RCM) • Idiopatik (? Infeksi subklinis) dan familial • Terinduksi takikardi ( frekuensi denyut jantung > 140-160 selama berminggu- minggu) • Terinduksi katekolamin : kokain, feokromositoma • Peripartum (usia kehamilan bulan terakhir →3-4 bulan pasca melahirkan) • Endokrin/metabolik : hipotiroidisme, akromegali, defisiensi tiamin/selenium • Penyakit kalogen-vaskular (jarang) : skleroderma, SLE Manifestasi klinis • Gagal jantung : baik gejala kongestif atau fatigue • Kejadian emboli (∼10%) • Aritmia Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 38. • Nyeri dada pada saat beraktivitas, terdapat sampai pada sepertiga kasus (bahkan tanpa PJK) Pemeriksaan fisik • Tanda gagal jantung kongestif kiri (ronki paru) dan kanan(↑JVP, edema perifer) (“lihat gagal jantung”) dan fatingue tergantung pada derajat kardiomiopati • Jantung : difusi, iktus kordis bergeser ke lateral, S4 ± ; S3 ±, MR dan RT (pergeseran muskulus papilaris) Pemeriksaan diagnostik • Rontgen foto toraks : kardiomegali, edema paru, efusi pleura • EKG : dapat menunjukan PRWP, gelombang Q atau bundle branvh, voltase rendah, fibrilasi atrium • Ekokardiogram : dilatasi ventrikel kiri,↓ EF, LVKH regional atau global, disfungsi ventrikel kanan ±, trombus mural ± Langkah untuk diagnostik dan penatalaksanaan • Anamnesis : faktor resiko terhada PJK, hipertensi, pajanan obat atau toksin, virus yang tersembunyi, tanda atau gejala penyakit autoimun • Uji stres : Uji negatif lengkap berguna untuk menentukan etiolagi iskemik (jumlah positif palsu tinggi) • Kateterisasi jantung untuk mengetahui PJK apabila terdapat faktor resiko angina, gelombang Q pada gambaran EKG • Evaluasi laboratorium : uji fungsi hati, pemeriksaan Fe, HIV, uji lain sesuai indikasi dan kecurigaan klinis • ? Biopsi endomiokardium : (Circulation 79:971, 1989) hasil 10% (dari 10% ini, 75% menunjukan miokarditis, 25% menunjukan penyakit sistemik) Penatalaksanaan • Terapi gagal jantung standar : ACEI, diuretik, digoksin, penyekat-β (jika tidak dalam keadaan gagal jantung kongestif dekompensata) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 39. Antikoagulan ± (pertimbangkan apabila EF ≤ 30%); antiaritmia/CD ± Jika perlu; terapi hemodinamik yang disesuaikan, bantuan sirkulasi mekanik, transplantasi jantung • Imunosupresan untuk miokarditis ; belum terbukti bermanfaat; pertimbangkan pada miokarditis fulminan atau progresif KARDIOMIOPATI HIPERTENSI (HCM) Definisi dan epidemiolagi • Hipertrofi ventrikel kanan dan/ ventrikel kiri yang tidak seharusnya • Prevalensi : 1 kasus/500 sporadis, 50% familial Patologi • Mutasi yang diketahui pada gen yang mengkodekan protein sarkomer jantung • Bisanya berupa hipertrofi septum asimetris dan gangguan pada susunan serat miokardium Patofisiolagi • Obstruksi aliran keluar subaorta : penyempitan aliran sekunder karena hipertrofi septum +, gerakan anterior sistolik (SAM) daun anterior pada katup mitral, skunder akibat gaya-gaya Venturi (mungkin tetap, berubah-ubah atau tidak ada) dan pergeseran muskulus palpitasi; ↑ sejalan dengan ↑ kontraksi (digoksin, agonis-β), ↓ preolad atau ↓ afterload • Regurgitasi mitral SAM (mid-to-late, aliran regurgitasi yang langsung keposterior), daun katup mitral dan mukulus palpilaris yang abnormal (pansistolik, pancaran regurgitasi yang langsung ke anterio • Disfungsi diastolik : ↑ kekakuan rongga + gangguan relaksasi • Iskemia : penyakit pembuluh darah kecil, kompresi arteri perforans, penurunan perfusi koroner • Sinkop : beban bergantung curah jantung, aritmia Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 40. Manifestasi klinis • Dipsnu : karena ↑ LVEDP, MR, dan disfungsi diastolik • Angina • Sinkop atau pra-sinkop atau palpitasi Pemeriksaan fisik • Jantung : iktus kardis tetap, spilt paradoksikal S2; S4 ⊕, murmur kresendo- dekresendo sistolik (↑ dengan Valsava dan berdiri, ↓ saat jongkok), murmur holosistolik atau mid-to-late akibat MR • Denyut karotis : bisferis Pemeriksaan diagnostik • Foto rontgen toraks : kardiomegali (ventrikel dan atrium kiri) • EKG : LVH, gelombang pseudo-Q di anterorateral dan inferior; gelombang T besar diapeks ± (varian apeks) • Ekokardiogram : septum dinding/posterior > 1,3; septum > 15mm, obstruksi aliran keluar dinamik, SAM, MR • Kateterisasi jantung : tekanan subaorta ∇, Tanda Brockenbrought = ↓ tekanan nadi pascaekstrasistol Penatalaksanaan (N Engl J Med 336 : 775, 1997) • Gagal jantung Terapi obat = penyekat beta, CCB (perapamil atau diltiazem), disopiramid hindari digoksin, diuretik, vasodilator Jika sulit disembuhkan dengan terapi obat dan ada patofisiologinya obstruktif Ablasi septal alkohol (Lanncet 346:211, 1995 dan JACC 31:252, 1998) Pembedahan (seperti : miotomi-miektomi; irculation 52:88, 1975) ? Pacu jantung, namun perbaikan simtomatik mungkin efek dari plasebo (Lancet 339:1318, 1992; Circulation 90:2731, 1994; JACC 29:435, 1997; Circulation 99:2927, 1999) Jika sulit disembuhkan dengan terapi obat dan patologinnya tanpa obstrruksi → transplantasi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 41. • Fibrilasi atrium : kendalikan laju nadi dengan penyekat-β, pertahankan SR dengan disopiramid, amiodaron atau satolol • Kematian akibat henti jantung mendadak : amiodaron vs MCI. Faktor resiko : mutasi spesifik, riwayat VT/VF atau sinkop, ⊕ riwayat keluarga yang mati mendadak, Holter ⊕, LVH berat, usia yang lebih muda KARDIO RESTRRUKTIF Definisi • Gangguan pengisian ventrikel karena ↓ komplians Etiologi • Penyakit infiltratif : amiloidosis, hemokromatosis, sarkoidosis • Fibrosis endomiokardial, sindrrom hipereosinofilik • Penyakit metastatik, terapi radiasi • Idiopattik • Skleroderma Patologi • Ketebalan dinding normal atau ↑± infiltrasi atau deposisi yang abnormal Patofisiologi • Komplians miokardium ↓→ volume akhir diastolik (EDV) normal namun tekanan akhir (EDP) ↑→ tekanan vena pulmonaris dan sistemik↑ • Ukuran kapasitas ventrikel ↓→ isi sekuncup ↓ dan curah jantung ↓ Manifestasi klinis • Gagal jantung kanan > kiri dengan edema perifer > dipsnu • Diuretik “refraktorius” • Terjadinya tromboembolik • Takiaritmia yang toleransinya buruk Pemeriksaan fisik • ↑ JVP, tanda kusmual ± (secara klasik terlihat pada Perikarditis konstruktif) • Jantung : S3 dan S4 ± murmur MR dan TR ± • Hepatomegali kongestif, asiter dan ikterus ±, edema perifer Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 42. Pemeriksaan diagnostik • Foto rontgen toraks : ukuran ruang ventrikular normal, pembesaran atrium, kongesti paru ± • EKG : voltase rendah, atritmia ± • Ekokardoigram : penebalan dinding simetrrik, diastolik awal (E) ↑ dan pengisian atrium (A) lambat, ↑ E/A, waktu deselerasi↓ (penghentian mendadak pengisian ventrikel kanan karena komplians ↑), tekstur granular berkilauan pada amiloidosis • Kateterisasi jantung Atrium : M atau W (penurunan x dan y yang prominen) Ventrikel : dip dan plateau atau tanda akar kuadrat (tekanan ↓ dengan cepat pada onset diastolik, ↑ dengan cepat pada awal plateau) • Kardiomiopati restriktif vs perikarditis konstriktif; lihat “Penyakit Perikardium” Penatalaksanaan • Tangani penyakit yang mendasarinya • Diuresis dengan hati-hati • Penyekat kanal kalsium (CCB) ? • Pertahankan irama sinus (penting untuk pengisian) • Antikoagula Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 43. “ PENYAKIT KATUP JANTUNG “ STENOSIS AORTA Etiologi • Penyakit jantung kongetinal (seperti: kelainan katup aorta biskuspid) : merupakan penyebab pada 50% pasien usia <70 tahun • Penyakit jantung degeneratif (seperti: stenosis kalsifikans): merupakan penyebab pada 50% pasien yang berusia >70 tahun • Penyakit jantung rematik (PJR) (AS biasanya disertai dengan AI) • Menyerupai = kardiomiopati hipertonik Patofisiologi • Tekanan yang berlebihan → LVH Konsentrik Manifestasi klinis (biasanya menunjukan daerah katup aorta <1,0 cm ) • Angina : kebutuhan O2↑ (hipertrofi)+↓ suplai O2 (kompresi subendokardium) ± PJK • Sinkop (saat beraktivitas): vasodilatasi perifer (seperti: pada suplai vaskular terhadap otot) pada keadaan CO tetap→insufisiensi perfusi serebral • Gagal jantung : dipsnu atau edema paru jika berat Pemeriksaan fisik • Murmur sistolik kresendo-dekresendo nada tinggi pada batas atas kanan strenum (RUSB) penyebab ke insisura jugularis stemi, karotis, dan apeks (akan terdapat bunyi holosistolik = efek Gallavardin) ↑ bila tungkai dinaikkan secara pasif (40%) dan ↓ dengan berdiri (70%) dan Valsalva (100%), tetapi tidak spesifik (N Engl J Med 318:1572, 1988) • Kebalikannya, dinamika obstruksi aliran keluar ↓ dengan menaikan tungkai secara pasif dan ↑ bila berdiri dan Valsalva • Klik ejeksi terdengar pada katup aorta bikuspid • Tanda beratnya penyakit : murmur dengan pemuncakan dibagian akhir, split paradoksikal S2 atau A2 yang tidak tedengar, denyut karotis terlambat dan kecil (“pulsus parvus et tardus”), heave pada ventrikel kiri, S4 ⊕ (kadang-kadang terdapat palpasi) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 44. Pemeriksaan diagnosis • EKG : LVH, LAE, LBBB • Foto rontgen toraks : dikatasi aorta, kalsifikasi katup aorta, kongesti paru • Ekokardiogram : morfologi katup, perkiraan gardien tekanan, perhitungan daerah katup • Kateterisasi jantung : gardien dari LV yang simultan dan tekanan aorta, perhitungan daerah katup, sekaligus melihat PJK yang mungkin ada secara bersamaan Klasifikasi Stenosis Aorta Stadium Gradien rata-raat (mmHg) AVA (cm ) LVEF Normal 0 3,0-4,0 nl Ringan <20 1,2-2,0 nl Sedang 20-40 0,7-1,2 nl Berat, terkompensasi >40 <0,7 nl Berat, dekompensata bervariasi <0,7 ↓ Penatalaksanaan • Hindari aktivitas fisik berbahaya; profilaksis, endokarditis • Terapi medis : berikan diuretik dengan hati-hati pada untuk gagal jantung kongestif, kontrol hipertensi, digoksin Hindari vasodilator (seperti:nitrat) dan inotropik negatif (seperti: penyekat-β dan CCB) pada AS berat • Pembedahan (aortic valve replacement/AVR): AS simtomatik atau AS asimtomatik dengan dekompensasi ventrikel kiri • Valvuloplasti katup aorta perkutan (PAV): biasanya menghasilkan 50% ↑ pada area katup aorta (AVA) dan 50% ↓ puncak gradien katup aorta, namun jumlah re-stenosis sebanyak 50% pada 6-12 bulan (N Engl J Med 319:125,1988) sehingga dipergunakan sebagai penghubung pada AVR atau apabila pasien bukan kandidat untuk tindakan pembedahan • IAPB: stabilitasi, jembatan untuk pembedahan Perjalanan penyakit (Circulation 38 (Suppl.V): 61,1968) • Biasanya berjalan lambat sampai gejala berkembang Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 45. • Angina → daya tahan hidup rata-rata 5 tahun; sinkop → daya tahan hidup rata-rata 3 tahhun; CHF → daya tahan hidup rata-rata 2 tahun ISUFISIENSI AORTA (AI) Etiologi • Penyakit katup Penyakit jantung rematik (biasanya bercampur dengan AS/Al dan biasanya disertai penyakit katup mitral) Katup aorta bikuspidalis: perjalanan penyakit: 1/3 → normal, 1/3→AS, 1/6→ Al, 1/6→ endokarditis → Al Miokarditis infektif • Penyakit utama: RA, SLE, sindrom Marfan, sifilis, hipertensi, diseksi aorta Manifestasi klinis • Edema paru akut ± hipotensi • Kronik : secara klinis tenang LV berdilatasi → dekompensasi LV → gagal jantung kongestif Pemeriksaan fisik • Murmur dekresendo diastolik pada batas kiri atas sternum (LUSB) (paling baik di dengar pada RUSB jika disebabkan oleh penyakit yang bersumber di oarta) ↑ pada dosis duduk condong ke depan, ekspirasi, tangan mencengkram Beratnya Al sebanding dengan durasi murmur (kecuali pada Al yang akut dan kasus lanjut yang berat) Murmur Austin Flint: rumble diastolik diapeks (pancaran regurgitasi aorta yang mengganggu aliran yang masuk ke katup mitral) • Apeks lain dari pemeriksaan jantung: tekanan nadi yang melebar (menyempit pada Al kasus lanjut dengan kasus LV yang ↓) dengan dilatasi LV dan dekompensasi → iktus kordis difus dan pergeseran ke lateral, S3 ⊕ Tanda Klasik eponima pada Al Tanda Deskripsi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 46. Denyut Corrigan Denyut ‘water hammer’ (seperti: cepat naik dan turun) Tanda Hill (tekanan darah sistolik poplitea-tekanan darah sistolik brakhialis)>60 Tanda Duroziez Tekanan gradual diatas arteri femoralis→ briut sistolik dan diastolic Bunyi Traube Bunyi ganda yang terdengar pada arteri femoralis apabila distalnya ditekan Tanda de Musset Awal yang memendek pada tiap denyutan (sensitivitas rendah) Tanda Muller Pulsasi sistolik uvula Denyut Quincke Pulsasi kapiler subungal (Southern Medical Iournal 74: 459, 1981) Pemeriksaan diagnostik • EKG; LVH, LAD • Foto rontgen toraks; kariomegali ± dilatasi aorta • Ekokardiogram: menentukan beratnya Al (berdasarkan pada ukuran pancaran regurgitasi dan adannya aliran balik pada aorta descendens), dan menilai ukuran dan fungsi LV Penatalaksanaan • Terapi medis: reduksi afterload (nifedipin, ACEI, hidralazin) ± diuretik dan digoksin untuk gagal jantung kongestif • Dekompensasi akut (pertimbangkan iskemia dan endokarditis sebagai faktor pencetus yang mungkin) reduksi afterload IV (nitroprusid) dan penyokong inotropik (dobutamin), ± penyokong konnotropik (HR↑→ diastolik↓→ waktu untuk regurgitasi↓), vasikonstriktor dan IABP adalah kontraindikasi • Pembedahan aortic valve replacement (AVR) Al simtomatik atau akut Al asimtomatik dengan dekompensasi LV dengan EF < 55% ataau LV > 55mm (Circulation 61:47, 1980) • Profilaksis endokarditis Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 47. Perjalanan penyakit • Perjalanan penyakit yang berubah-ubah (berbeda dengan AS, dapat menjadi cepat atau lambat) • Gagal jantung kongestif → daya tahan hidup rata-rata 2 tahun STRENOSIS MITRAL Etiologi • Penyakit jantung rematik (PJR): penyatuan komisura → katup “mulut ikan” • Kongenital, miksoma, trombus • Valvulitis (sepewrti: SLE, amiloid, karsinoid) atau infiltrasi (seperti: mukopolisakarida) • MS sekunder fungsional hingga klasifikasi mitral anular (MAC) berat→ gangguan pada kuspid (daun katup) Manifestasi klinis • Dispnu dan edema paru (apabila karena PJR, gejala biasanya mulai selama dekade ke 3-4) pencetusnya: takikardi, kelebihan cairan, fibrilasi atrium • Fibrilasi atrium • Kejadian emboli (terutama pada fibrilasi atrium atau endokarditis) • Gejala paru : hemoptisis, bronkitis frekuens (karena kongestif), hipertensi pulmonal Pemeriksaan fisik • Rumble diastolk dengan nada rendah pada apeks dengan aksentuasi pre-sistolik (apabila tidak dalam AF) Terbaik dinilai saat pasien dengan posisi lateral kiri dekubitus, ↑ dengan olahraga Beratnya MS sebanding dengan durasi murmur • Opening Snap (suara jantung pada awal diastolik yang ber nada tinggi paling baik didengar pada batas kiri sternum dan apeks) Daerah MV sebanding dengan interval S2-OS (seperti: katup yang lebih kental→ intervalnya labih pendek) • S1 keras (kecuali MV mengalami klasifikasi) • Wajah mitral : pipi yang berwarna kemerahan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 48. Pemeriksaan diagnostik • EKG: LAE (“P mitral”), fibrilasi atrium ±, RVH ± • Foto rontgen toraks: dilatasi atrium kiri (batas kiri jantung menjadi lurus, densitas ganda pada sebelah kanan, cabang utama kiri bronkus mengalami elevasi) • Ekokardiogram : perkiraan gradien tekanan, planimetri langsung dan penghitungan daerah katup aorta, skor echo katup (berdasarkan mobilitas dan pelebaran daun katup (kuspid), penebalan subvalvular, klasifikasi) • Kateterisasi jantung : gradien PCWP simultan dan tekanan LV, penghitungan area katup aorta Klasifikasi Stenosis Mitral Stadium Gradien rata-rata (mmHg) Area MV(cm ) Normal 0 4,0-6,0 Ringan 1-6 1,5-2,0 Sedang 6-12 1,0-1,5 Berat >12 <1,0 Penatalaksanaan • Medis : retrikasi Na, pengukuran diuresis yang cermat, penyekat-β, antikoagulan (apabila sedang mengalami AF atau jika terjadi emboli sebelumnya) • Profilaksis endokarditis (dan jika PJR, profilaksis demam rematok juga) • Pembedahan mitral valve replacment (MVR): SM simtomatik, hipertensi paru, ? onseat AF • Valvuloplasti mitral perkutan (PMV): ≈ MVR jika skor katup < 8, ≤ MR ringan, ∅ AF atau trombus LA (N Engl Med 331:961, 1994) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 49. REGURGITASI MITRAL Etiologi • Degenerasi mikromatosa • Abnormalitas anulus dan katup : endokarditis, PJR, valvulitis (penyakit vaskular- kalogen), kingenital • Dilatasi anulus : apapun yang menyebabka dilatasi LV • Ruptur korda tendinea : spontan, endokarditis, penyakit vaskular-kalogen • Disfungsi muskulus palpitasi : iskemia/infark (biasanya muskulus palpitasi posterior karena hanya diperdarahi oleh arteri koronaria posterior pars desendens (PDA) sementara muskulus palpitasi anterolateral deperdarahi oleh diagonal dan obstuse marginal arteri koronarius, perubahan posisi akibat kardiomiopati, infiltrasi Manifestasi klinis • Akut : edema paru, hipotensi • Kronik : dispnu yang progresif saat beraktivitas, fatigue, fibrilasi atrium, hipertensi paru Pemeriksaan fisik • Murmur holosistolik nada tinggi seperti suara tipuan, pada apeks, yang menyebar ke aksila ↑ pada saat tangan mencengkram (sensitif 68%, spesifik 92%); ↓ dengan Valsalva (sensitif 93%0 (N Engl J Med 318: 1572, 1988) • Iktus kordis hiperdinamik yang bergeser ke lateral, S1 tidak jelas, thirll ±, S3 ± Pemeriksaan diagnostik • EKG : LAE, LVH, fibrialasi atrium ± • Foto rontgen toraks : LA berdilatasi, LV berdilaaatasi, kongesti paru ± • Ekokardiogram : derajat MR (bergantung pada ukuran pancaraan regurgitasi) dan fungsi LV (EF yang supernormal pada keadaan kompensasi, sehingga EF < 60% dengan MR berat → gangguan LV) • Kateterisasi jantung : gelombang v PCWP prominen, ventrikulografi sinistra untuk derajat MR atau EF LV Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 50. Penatalaksanaan • Medis ↓ alferoad : ACEI , hidralazin/nitrat (manfaatnya belum terbukti) ↓ preload (mengobati kongesti paru dan ↓ junlah MR dengan ↓ lubang MV); diuretik, nitrat inotropik : digoksin • Profilaksis endokarditis • Pembedahan (perbaikan lebih disukai dari pada penggantian) MR akut atau sistomatik MR asimtomatik dengan dekompensasi LV (EF < 55-60% atau sistolik akhir LVSD > 45 mm) (Circulation 81:1173, 1990) • IABP : stabilitas, jembatan pada pembedahan Prognosis • Asimtomatik : daya tahan hidup 5 tahun dengan terapi medis = 80% • Simtomatik : daya tahan hidup 5 tahun dengan terapi medis = 45% PROLAPS KATUP MITRAL Definisi • Pergeseran bagaian balik daun katup (kuspid) mitral maupun titik temunya diatas bidang katup mitral, dilihat pada sumbu panjang parasternal • Pada salah diagnosis pada gambaran ke empat ruang jantung • Klasik : daun katup yang berlebihan ⊕, tidak klasik : tanpa kelebihan kuspid Epidemiologi • Prevalensi 2-4% dari keseluruhan populasi Etiologi • Keterlibatan miksomatosa pada apparatus katup mitral • Berhubung dengan penyakit jaringan penyambung (sewperti : Marfan, Ehlers- Danlos) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 51. Manifestasi klinis • Asimtomatik • Nyeri dada, AF, sinkop atau stoke (tapi tidak didukung oleh data terkini N Engl J Med 34:1, 1999) Pemeriksaan fisik • Klik midsistolik ± murmur sistolik mid-to-late Penatalaksanaan • Profilaksis endoksrditis apabila terdengar murmur atau penebalan pada kuspid • Aspirin atau antikoagulan apabila terdapat keluhan neurulogis sebelumnya • Penyekat-β pada pasien simtomatik KATUP JANTUNG PROSTETIK Katup mekanik • Caged-ball (Starr-Edwards) • Single-tilting disk (Bjork-Shiley, Medtronic-Hall) • Bileaflet-tilting-disk (st.jude Medical) • Karakteristik : bertahan lama, orifisiumnya besar, namun bersifat trombogenik Bioprostetik • Heterograft (Carpentier-Edwards) • Perikardial • Karakteristik : kurang tahan lama, orifisiumnya kecil, namun kejadian trombogenik minimal Pemeriksaan fisik • Normal : CRISP, ± murmur halus selama aliran ke depan (normal memilki gradien kecil yang melintasi katup) • Abnormal : murmur regurgitasi, bunyi penutupan katup mekanik tidak terdengar Antikoagulan dengan katup prostetik Katup Tujuan antikoagulan Katup Caged-ball INR 4,0-4,9 Katup Single-tilting disk INR 3,0-3,9 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 52. Katup blileaflet-tilting disk INR 2,5-2,9 Keadaan mekanik beresiko tinggi (katup multipel, sebelumnya pernah emboli, EF ↓, AF, ukuran LA INR 3,0-4,5 Katup bioprostetik ? INR 2,0-3,0 x 2-3 bulan (kecuali resiko tinggi→ indefinitif) Prosedur minor (seperti: tindaakan pada gigi) Biasanya dapat melanjutkan antikoagulan Prosedur mayor (seperti: pembedahan) Pilihan obat earfarin sebelum pembedahan dan dimulai kembali setelahnya Prosedur mayor namun Beresiko tinggi terhadap tromboemboli (seperti: katup Caged- ball, prostesis mitral, AF, pernah emboli sebelumnya) Praoperatif : pilihan obat warfarin dimulai pemberian haparin 2-4 jam sebelum operasi: pilihan obat heparin pascaoperasi : mulai lagi heparin dan walfarin sesegera mungkin ( N engl J Med 335:407, 1996; Mayo Clin proc 73:665, 1998) Komplikasi • Trombosis katup (terutama dengan katup caged-ball ) • Embolisasi (endokarditis) • Kegagalan struktural Katup mekanik : jarang sekali pada Bjorg-Shliey Katup bioprostetik : rata-rata 30% gagal dalam 10-15 tahun • Hemolisis (terutama dengan katup caged-ball) • Kebocoran pravalvular (endokarditis) • Endokarditis Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 53. “ PENYAKIT PERIKARDIUM “ PERIKARDITIS DAN EFUSI PERIKARDIUM Etiologi • Infeksi Virus : Coxsackie B, echovirus, adenovirus, EBV, VZV, HIV Bakteri : (dari endokarditis, pneumonia, atau pasca bedah jantung): S. pneumokokus, S. aureus tuberkulosis (penyebaran dari paru atau hematogenik) • Non infeksi Idiopatik Uremia Ml transmural akut (10-15%), pasca Ml yang terlambat (sindrom Dessrel), neoplasitk pasca-perikardiotomi (paru, payudara, limfoma, sel ginjal), terinduksi radiasi (> 4000 cGy) Penyakit vaskular-kolagen, terinduksi obat (sindrom yang menyerupai SLE karena prokainamid atau hidralazin) Trauma (trauma toraks, pasca prosedur bedah jantung) • Efusi perikardial tanpa perikarditis : gagal jantung kongestif, sirosis, dan sindrom nefrtik Manifestasi klinik pada perikarditis • Nyeri dada : pleuritik, posisional (berkurang dengan duduk kearah depan), menjalar ke travezius • Demam Pemeriksaan fisik • Pericardial friction rub (lebih dari 3 komponen: kontraksi atrium, kontraksi ventrikel, relaksasi ventrikel) yang dikenal berubah-rubah dan bersifat sementara • Apabila kontraksi perkardium : suara jantung jauh (dan gesekan mungkin lebih redup); pekak diatas lapangan paru posterior sinistra (tanda Ewart) karena atelektasi kompersif Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 54. Pemeriksaan diagnostik • EKG : elevasi ST difusi (konkaf), depresi PR, gelombang T terbalik; 4 staduim yang berkembang dalam hitungan jam hingga minggu; voltase rendah dan perubahan elektris mungkin terlihat pada efusi yang terjadi luas • CPK-MB atau troponin ± apabila mioperikarditis • Foto rontgen toraks: jika muncul efusi, akan tampak kardiomegali atau jantung “seperti botol-air” (> 250 cccairan); tanda seperti “biskuit Oreo” (rediolusen antara jantung dengan perikardium anterior pada foto toraks posisi lateral) • Ekokardiogram : mungkin normal atau terlihat efusi perikardium ± terpisah (fibrin atau tumor) • Perikardiosentesis : lakukan pemeriksaan hitung sel, protein total (TP), LDH, glukosa, pewarnaan gram, kultur, sitologi Kriteria untuk “eksudat” adalah TP >3 g/dl, TP eff/TP serum >0,5 atau LDH eff/LDH serum >0,6 atau glukosa <60 mg/dl memiliki sensitivitas yang sangat tinggi (∼ 90%) namun spesifitasi sangat rendah (∼ 20%). (Chest 111:1213, 1997) Stadium PR ST Gelombang T Pertama ↓ ↑ Keatas Kedua Isolekritis Isolekritis Datar Ketiga Isolekritis Isolekritis Inversi/terbalik Keempat Isolekritis Isolekritis Ke atas Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 55. Langkah penanganan • Tentukan etiologi infeksi: basanya tampak dari anamnesis dan rontgen foto toraks; serologi akut dan masa penyembuhan • Tentuka etiologi non-infeksi : BUN, kreatinin, ANA, RF, penapisan pada keganasan yang sering terjadi • Perikardiotensis bila curiga efusi karena infeksi atau keganasan Penatalaksanaan • Obat anti-inflamasi : ASA atau NSAID; kolkisin atau stroid pada penyakit idiopatik refrakter • Hindari antikoagulan • Jika efusi karena infeksi → drainase perikardium + antibiotik • Jika efusi mungkin rekurens → pertimbangkan perbuatan “jendela” pericardial TAMPONADE PERIKARDIUM Etiologi • Segala penyebab perikarditis namun khususnya keganasan, uremia, diseksi aorta proksimal dengan ruptur, ruptur miokardium, dan idiopatik Patifisiologi • ↑ tekanan intra perikardium, menekan jantung sepanjang siklus jantung membatasi aliran balik vena • Karena tekanan diastolik meningkat dan sebanding pada saat katup trikuspid membuka pada fase awal diastolik, tekanan di ventrikel kanan sama dengan tekanan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 56. pada atrium kanan sehingga tidak ada pengeluaran darah secara cepat dari atrium kana dan terjadi gambaran penurunan gelombang y yang tumpul • Pulkus paradokus : inspirasi →↓ tekanan intraperikardium atrium kanan →↑ aliran balik vena → ukuran ventrikel kanan ↑→ pergeseran septrum kearah kiri → isi sekuncup ventrikel kiri dan output menurun (temponade menyebabkan peningkatan interdependensi ventrikel) Manifestasi klinis • Dipsnu dan fatigue Pemeriksaan fisik • Trias Beck : bunyi denyut jantung terjauh, JVP ↑, hipotensi • Hipotensi (50%), refleks takikardi, takipnu • Pulsus paradokus (75%) = ↓ tekanan darah sistolik ≥ 10 mmHg setiap kali inspirasi • ↑ JVP dengan penurunan gelombang y yang tumpul • Bunyi denyut jantung yang terdengar jauh, perikardial friction rub ± (30%) Pemeriksaan diagnostik • EKG : voltase rendah, perubahan elektris • Ekokardiogram : Efusi ⊕, pergeseran septum saat inspirasi, kolops diastolik ventrikel dan atrium kanan, perubahan resiprofasik pada kecepatan transvaskular (↑ melewati TV dan ↓ melewati MV saat insipari) • Kateterisasi jantung (jantung kanan dan perikardium): peningkatan dan penyetaraan tekanan intraperiskardial dengan tekanan diastolik (RA, RV, PCWP) penurunan gelombang y yang tumpul pada penelusuran atrium kanan) Penatalaksanaan • Resusitasi cairan (jangan diuresis) • Perikardiosentesis (kecuali jika disebabkan ruptur aorta atau miokardium) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 57. PERIKARDITIS KONSTRUKTIF Etiologi • Semua penyebab perikarditis namun khususnya pascainfeksi virus, radiasi, uremia, pascabedah jantung, dan idiopatik Patofisiologi • Perikardium yang kaku membatasi pengisian diastolik → tekanan vena sistolik↑ • Aliran balik vena dibatasi hanya setelah awal fase pengisian yang cepat sehingga terjadi penurunan cepat pada tekanan atrium kanan dengan relaksasi atrioum dan pembukaan katup trikuspidalis serta ↓ gelombang x dan y yang menonjol • Tanda Kussmaul : Inspirasi → alira balik vena ↑ namun tekanan intratorakal negatif yang tidak dihantarkan pada jantung karena perikardium yang kaku → ↑ JVP Manifestasi klinis • Gagal jantung sisi kanan > sisi kiri Pemeriksaan fisik • ↑ JVP dengan penurunan gelombang y yang menonjol, tanda Kussmaul ⊕ (diagnosis banding = TS kor pulmonale akut, infark ventrikel kanan, RCM) • Hepatomegali, asites, edema perifer • Iktus kordis biasanya tidak dapat dipalpasi, terdapat pericardial knock, biasanya tidak ada pulpus paradokus Pemeriksaan diagnosis • Foto rontgen toraks: klasifikasi, terutama pada tampilan lateral (walaupun tidak perlu = konstriksi secara fisiologis) • EKG: tidak spesifik • Ekokardiogram: penebalan perikardium ±, “septum mengembang” = pergeseran mendadak septum selama fase pengisian cepat pada awal diastolik • Kateterisasi jantung Artium : gelombang M atau W (penurunan gelombang x dan y yang menonjol) Ventrikel : perubahan dan plateau atau tanda akar kuadrat (penurunan yang cepat tekanan pada onset diastolik, ↑ cepat pada awal plateau) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 58. • CT atau MRI : penebalaan perikardium dngan tambatan Penatalaksanaan • Perikardiektomi Perikarditis Konstruktif vs Kardiomiopati Restruktif Evaluasi Perikarditis konstruktif Kardiomiopati restriktif Pemeriksaan fisik Tanda Kussmaul ⊕ Iktus kordis tidak ada, pericardial knock Tanda Kussmaul ± Iktus kordis jelas, S3 dan S4 ± Murmur regurgitasi karena MR dan RT ± EKG Voltase rendah ± Voltase rendah Abnormalitas hantaran ± Ekokardiogram Ketebalan dinding normal Septum mengembang saat awal diastolik Inspirasi →↑ aliran melalui TV dan ↓ aliran melalui MV Penebalan dinding ± ↑ Pembesaran kedua atrium Inspirasi →↑ aliran melalui trikuspid dan mitral kecepatan pengisia maksimal lambat waktu yang memanjang pada kecepatan pengisian maksimal Perikarditis Konstruktif vs Kariomiopati Restruktif Evaluasi Perikarditis konstriktif Kardiomiopati restruktif CT/MRI Perikardium menebal Perikardium normal Kateterisasi jantung Penurunan gelombang x dan y yang menonjol Tanda penuruan dan plateau LVEDP = RVEDP Penurunan gelombang x dan y yang menonjol Tanda penurunan dan plateau LVEDP > RVEDP ± (khususnya pada volume) RVSP > 60 mHg Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
  • 59. RVSP < 50 mmHg RVEDP > 1/3 RVSP RVEDP < 1/3 RVSP Biopsi endomiolardium Biasanya normal Etiologi spesifik kardiomiopati restriktif (RCM) ± Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.