Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Membahas sisi lain dari distribusi Binomial dan Normal (Kurva normal secara kalkulus, hubungan antara dua distribusi). Menjawab pertanyaan seperti: bagaimana bentuk fungsi normal terbentuk, bagaimana muncul 1/akar(2pi), bagaimana menentukan peluang tanpa menggunakan tabel statistik, dsb.
File Tambahan:
Simulasi perhitungan luas dibawah kurva normal baku (https://drive.google.com/file/d/1kA3GYTps1tmtHBvjQ3Q6rSy1YPb70Q_g/view?usp=sharing)
Video Penjelasan Slide:
https://www.youtube.com/watch?v=FAs6m7MRFBI
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Membahas sisi lain dari distribusi Binomial dan Normal (Kurva normal secara kalkulus, hubungan antara dua distribusi). Menjawab pertanyaan seperti: bagaimana bentuk fungsi normal terbentuk, bagaimana muncul 1/akar(2pi), bagaimana menentukan peluang tanpa menggunakan tabel statistik, dsb.
File Tambahan:
Simulasi perhitungan luas dibawah kurva normal baku (https://drive.google.com/file/d/1kA3GYTps1tmtHBvjQ3Q6rSy1YPb70Q_g/view?usp=sharing)
Video Penjelasan Slide:
https://www.youtube.com/watch?v=FAs6m7MRFBI
Soal-soal tentang pertidaksamaan berikut merupakan bagian dari instrumen pada sebuah penelitian yang telah dipublikasikan: http://bit.ly/rationalineq
Agung Anggoro (2018)
Salah satu materi kuliah Aljabar Elementer dengan kode mata kuliah PMAT 4133 (4 SKS) - Persamaan Eksponen, Pertidaksamaan Eksponen serta Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen.
Baca lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/06/persamaan-fungsi-pertidaksamaan-eksponen.html
Soal-soal tentang pertidaksamaan berikut merupakan bagian dari instrumen pada sebuah penelitian yang telah dipublikasikan: http://bit.ly/rationalineq
Agung Anggoro (2018)
Salah satu materi kuliah Aljabar Elementer dengan kode mata kuliah PMAT 4133 (4 SKS) - Persamaan Eksponen, Pertidaksamaan Eksponen serta Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen.
Baca lebih lengkap:
https://emanmendrofa.blogspot.com/2020/06/persamaan-fungsi-pertidaksamaan-eksponen.html
Penggunaan Kasus Ekstrem dan GeneralisasiAgung Anggoro
Tulisan yang kami susun ini terdiri atas pembahasan mengenai teori pendidikan yang mendukung pada proses pemecahan masalah pada topik pemanfaatan kesimetrian dan pemecahan masalah terkait dengan kasus ekstrem dan generalisasi. Adapun pemecahan masalah terkait dengan pemanfaatan kesimetrian terdiri atas pembahasan masalah yang terdapat pada buku Problem-Solving through Problems dan pembahasan masalah pada soal-soal Sekolah Dasar dan Menengah.
Pengenalan polinom sebagai salah satu topik penting yang harus dikuasai dalam mengikuti olimoiade Matematika SMA. Berupa ringkasan, beberapa pembuktian diserahkan kepada pembaca.
Soal tentang bangun datar berikut dipilih dari soal-soal pada kompetisi matematika internasional. Karakteristik dari soal yang dipilih adalah yang menuntut pemahaman mendalam siswa terhadap konsep-konsep dasar bangun datar (seperti panjang dan luas) tanpa perlu melakukan banyak perhitungan rumit. Cocok untuk pembelajaran pemecahan masalah bagi siswa SD kelas 5 dan 6.
Mengomunikasikan Penilaian Kepada SiswaAgung Anggoro
Agung Anggoro, dkk. (2018).
Berdasarkan sumber dari NCTM, memberikan umpan balik tertulis pada pekerjaan siswa
berkaitan dengan tiga standar penilaian, yaitu standar keterbukaan, standar belajar, dan standar keputusan.
Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matem...Agung Anggoro
Agung Anggoro (2018).
Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matematika di era industri 4.0 dan ilustrasi dalam implementasinya.
Susunan Materi Matematika SMA Kurikulum 2013 Indonesia, terdiri atas matematika kelompok wajib dan peminatan IPA untuk setiap tingkatnya. Dilengkapi dengan perkiraan alokasi waktu.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Sifat-sifat Dasar Eksponen
Misalkan 𝑎, 𝑏 taknol serta 𝑚 dan 𝑛 bilangan real, sifat-sifat berikut berlaku :
[1] 𝑎 = 1
[2] 𝑎 𝑎 = 𝑎 +
[3] = 𝑎 −
[4] (𝑎 ) = 𝑎
[5] (𝑎𝑏) = 𝑎 𝑏
[6] ( ) =
Bentuk Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial yang paling sederhana berbentuk 𝑓(𝑥) = 𝑎 , dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1.
Perhatikan bahwa variabel 𝑥 terletak pada bagian pangkatnya. Selanjutnya, fungsi berbentuk
𝑓(𝑥) = 𝑎 ini dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan bilangan pokok 𝑎, yaitu untuk 0 <
𝑎 < 1 dan untuk 𝑎 > 1.
Untuk 0 < 𝑎 < 1, maka fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 akan menurun seiring bertambahnya nilai 𝑥. Sebagai
contoh, kita gunakan 𝑎 = .
Contoh : 𝑓(𝑥) =
𝑥 = 0 maka 𝑓(𝑥) = = 1
𝑥 = 1 maka 𝑓(𝑥) = =
𝑥 = 2 maka 𝑓(𝑥) = =
𝑥 = 3 maka 𝑓(𝑥) = =
dan seterusnya.
Untuk 𝑎 > 1, maka fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎 akan naik seiring bertambahnya nilai 𝑥. Sebagai contoh,
kita gunakan 𝑎 = 3.
Contoh : 𝑓(𝑥) = 3
𝑥 = 0 maka 𝑓(𝑥) = (3) = 1
𝑥 = 1 maka 𝑓(𝑥) = (3) = 3
𝑥 = 2 maka 𝑓(𝑥) = (3) = 9
𝑥 = 3 maka 𝑓(𝑥) = (3) = 27
dan seterusnya.
Diskusi 1
Amatilah bagaimana hubungan 𝑥 dengan 𝑓(𝑥) apabila 𝑓(𝑥) = 𝑎−
. Jelaskan
sebagaimana uraian di atas.
3. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Selain bentuk sederhana tersebut, bentuk fungsi eksponensial lainnya adalah 𝑓(𝑥) = 𝑘𝑎 dengan
𝑘 dan 𝑝 merupakan konstanta. Contohnya : 𝑓(𝑥) = 2 ⋅ 10 . Sedangkan bentuk paling umum
dari fungsi eksponensial adalah 𝑓(𝑥) = 𝑘𝑎 ( )
. Dimana 𝑔(𝑥) adalah fungsi dengan variabel 𝑥.
Perhatikan bahwa 𝑓(𝑥) = 2 −
merupakan fungsi eksponensial dengan 𝑔(𝑥) = 3𝑥 − 1.
Grafik Fungsi Eksponensial
Untuk menggambar grafik dari sebuah fungsi eksponensial, dapat diawali dengan menggambar
titik-titik dengan koordinat (𝑥, 𝑓(𝑥)), lalu menyambungkannya dengan halus (tanpa ada
patahan).
Contoh :
Akan dibuat grafik dari fungsi 𝑓(𝑥) = 2 .
Perhatikan tabel nilai fungsi berikut :
𝑥 −2 −1 0 1 2 3
𝑓(𝑥) 2−
=
1
4
2−
=
1
2
2 = 1 2 = 2 2 = 4 2 = 8
(𝑥, 𝑓(𝑥)) −2,
1
4
−2,
1
2
(0,1) (1, 2) (2, 4) (3, 8)
Kemudian gambarlah titik-titik yang ada pada baris ketiga.
Terakhir, sambungkan titik-titik tersebut seperti berikut :
4. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Asimtot dan Intersep
Asimtot adalah garis lurus yang didekati oleh grafik namun tidak pernah tersentuh ataupun
terpotong. Sedangkan intersep adalah titik potong grafik dengan sumbu-sumbu koordinat. Pada
grafik 𝑓(𝑥) = 2 , titik (0, 1) merupakan intersep dan garis 𝑦 = 0 atau sumbu 𝑋 merupakan
asimtotnya.
Latihan 1
1. Diketahui 𝑓(𝑥) = 0,5 +
. Tentukan :
a) 𝑓(−1)
b) 𝑓(2)
c) Grafik fungsi 𝑓(𝑥).
2. Diketahui 𝑓(𝑥) = 3 dan 𝑔(𝑥) = 3− +
. Tentukan :
a) ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥) ⋅ 𝑔(𝑥)
b) ℎ(−2)
c) Grafik fungsi ℎ(𝑥)
3. Gambarlah grafik serta tentukan asimtot dan intersep dari :
a) 𝑦 = −2
b) 𝑦 = 2 −
+ 1
c) 𝑦 =
d) 𝑦 = 5 + 2
5. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Persamaan Eksponensial
Dalam masalah persamaan eksponensial, terdapat berbagai tipe persamaan eksponensial yang
menyebabkan ada perbedaan cara penyelesaian dari tiap tipenya. Beberapa tipe persamaan
eksponensial yang akan kita bahas antara lain sebagai berikut :
- 𝑎 ( )
= 𝑎
- 𝑎 ( )
= 𝑎 ( )
- 𝑎 ( )
= 𝑏 ( )
- 𝑝(𝑥) ( )
= 𝑝(𝑥) ( )
- 𝑓(𝑥) ( )
= 𝑔(𝑥) ( )
- 𝑃 ⋅ 𝑎 ( )
+ 𝑄 ⋅ 𝑎 ( )
+ 𝐶 = 0
Keterangan : 𝑎 taknol dan 𝑎 ≠ 1
Pertama : 𝑎 ( )
= 𝑎
Untuk menyelesaikan persamaan eksponensial tipe ini kita hanya tinggal menyelesaikan
persamaan
𝑓(𝑥) = 𝑝.
Hal ini karena masing-masing ruas adalah suku tunggal dengan bilangan pokok yang sama.
Contoh :
Carilah nilai 𝑡 yang memenuhi 2 −
= 4
Jawab :
Perhatikan bahwa 4 = 2 , sehingga persamaan menjadi 2 −
= (2 ) . Selanjutnya, manfaatkan
sifat-sifat dasar eksponen.
2 −
= (2 )
⇔ 2 −
= 2
⇔ 𝑡 − 1 = 6
⇔ 𝒕 = 𝟕
Kedua : 𝑎 ( )
= 𝑎 ( )
Andaikan 𝑎 = 1 maka jelas persamaan dapat dipenuhi oleh berapapun bilangan real 𝑥.
(Kenapa ?) Kita tidak membahas pengandaian ini.
Untuk menyelesaikan persamaan tipe ini, lagi-lagi kita cukup menyelesaikan persamaan 𝑓(𝑥) =
𝑔(𝑥). Sebagaimana pada bentuk pertama.
Contoh :
Carilah nilai 𝑡 yang memenuhi 2 −
= 4 −
6. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Jawab :
Perhatikan bahwa 4 = 2 , sehingga persamaan menjadi 2 −
= (2 ) −
. Selanjutnya,
manfaatkan sifat-sifat dasar eksponen.
2 −
= (2 ) −
⇔ 2 −
= 2 −
⇔ 𝑡 − 1 = 6 − 2𝑡
⇔ 3𝑡 = 7
⇔ 𝑡 =
7
3
Ketiga : 𝑎 ( )
= 𝑏 ( )
, 𝑎 ≠ 𝑏.
Persamaan bentuk ini hanya diselesaikan oleh 𝑥 yang memenuhi 𝑓(𝑥) = 0. (Kenapa ?)
Latihan 2
1. Selesaikan persamaan-persamaan eksponensial berikut ini.
a. 3 −
= 9
b. 49 = 7
√
7
c. 3 = 27 +
d. 4 −
= 8
e. 3 − 1 = 2
f. 5 −
= (0,2)
g. 125 −
= 625
h.
√
2 + = √
−
i. 2 + 2 +
= 72
j. 5 +
− 25 = 0
k. 3 + 3 +
= 90
l. (2 −
) + = 1
m. 3 −
− 9 −
= 0
7. Agung Anggoro | SMA Darul Hikam
Contoh Pembahasan (lagi) :
i. Untuk soal semacam ini, digunakan sedikit trik yang mengharuskan kamu jeli dan tanggap.
2 + 2 +
= 72.
Lagi-lagi, manfaatkan sifat dasar eksponen, kamu akan peroleh persamaan di atas menjadi :
2 + 2 ⋅ 8 = 72
⇔ 2 (1 + 8) = 72 (Ya, pemfaktoran. Disinilah kamu harus jeli)
⇔ 2 ⋅ 9 = 72 ⇔ 2 =
72
9
= 8 ⇔ 𝑥 = 3
2. [Sistem Persamaan] Dapat juga diberikan sebuah sistem persamaan, yaitu dimana variabel
yang dicari lebih dari satu dan persamaan yang diberikan pun lebih dari satu. Berikut contoh
penyelesaian sistem persamaan dua variabel :
Temukan nilai 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi :
7 −
= 49
5 +
= 125
Jawab : Karena 49 = 7 dan 125 = 5 , maka dari persamaan pertama diperoleh 𝑥 − 𝑦 = 2 dan dari
persamaan kedua diperoleh 𝑥 + 𝑦 = 3. Dengan mengeliminasi variabel 𝑥 pada persamaan 𝑥 − 𝑦 = 2 dan
persamaan 𝑥 + 𝑦 = 3 diperoleh ....
Setelah melengkapi jawaban di atas, selesaikan sistem-sistem persamaan berikut ini.
a. 3 +
= 243
2 +
= 8
b.
3 ⋅ 81 = 27
2 ⋅ 8 =
c. 4 − +
= 32 − +
5 − +
= 25 −
d.
5 +
= 625
2 −
=
e. 8 = 2 +
5 = 25 +
f. 4 +
+ 2 = 20
2 −
− 2 = −3