1. TUGAS PERSENTASI
Mata Kuliah: Ekonomi Kesehatan
Dosen Pembimbing: Dr. Ir.Andri Yan Primazani, MKM
Peranan Pembangunan Kesehatan Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Di Persentasika Oleh: Esya Ayuning Cipta
2. Pembangunan Kesehatan dimaksud
merupakan proses perubahan tingkat
kesehatan masyarakat dari tingkat
yang kurang baik menjadi lebih baik
sesuai dengan standar kesehatan
(Juanita, 2002). Sementara itu
pertumbuhan ekonomi adalah nilai
dari seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu
perekonomian diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB atau GNP).
Pertumbuhan GNP dapat terjadi baik,
karena nilai dari pada apa yang
dihasilkan tersebut meningkat.
3. Program – program dibidang kesehatan dan pendidikan lebih berhubungan
dengan peningkatan kualitas dari sumber daya manusia. Hal ini perlu
mendapat perhatian khusus, karena GNP merupakan ukuran keadaan
ekonomi suatu negara, khususnya yang menyangkut kemajuan ekonominya.
Oleh karena itu, secara teori, dapat dikemukakan semakin tinggi GNP, suatu
negara akan semakin terpenuhi kebutuhan dasar dalam negara tersebut.
Dalam hubungan ini yang dipentingkan adalah sejauh mana
pertambahan modal, yang ditunjukkan oleh perkembangan modal
melalui investasi, atau pertambahan tenaga kerja, yang disebabkan
oleh pertambahan penduduk, menyebabkan pertambahan GNP.
4. PENELITIAN
Malenbaum (1970) mencoba meneliti
gejala rendahnya output disektor
pertanian, melalui analisis makro ekonomi
bagi 22 negara miskin, juga secara khusus
untuk negara – negara India, Muangthai
dan Meksiko. Dalam analisis ini output
disektor pertanian diangggap sebagai
variabel tidak bebas (dependent variabel),
sedangkan ukuran – ukuran kesehatan,
ekonomi dan sosial, dipergunakan sebagai
variabel bebas (independent variabel).
Hasil dari penelitian Malenbaum (1970)
menunjukkan hubungan yang cukup baik
antara tingkat produktivitas dengan tingkat
kesehatan, yang tampak dari besarnya
pengaruh variabel – variabel ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Schultz (1960)
dan Denison (1962) menunjukkan bahwa sekitar
20% dari pertumbuhan ekonomi di Amerika
Serikat, untuk beberapa dasawarsa, disebabkan
oleh perbaikan dalam tingkat pendidikan.
Sementara itu kesehatan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara,
misalnya : perbaikan kesehatan seseorang akan
menyebabkan pertambahan dalam partisipasi
tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula
membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan
yang kemudian menyumbang dalam
pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan
kesehatan menyebabkan bertambahnya
penduduk yang akan membawa tingkat
partisipasi angkatan kerja.
5. 2.1 Sumbangan Sektor Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Derajat kesehatan masyarakat
erat hubungannya dengan
kemiskinan, sehingga sangat
dimungkinkan apabila derajat
kesehatan diperbaiki,
pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi akan dinikmati.
Dengan pendidikan yang terarah
dapat ditanamkan pentingnya “Hidup
sehat sejak dini”. Gaya “hidup sehat”
ini yang pada selanjutnya akan
menentukan kemampuan mental
serta fisik dalam menuntut
pendidikan yang lebih
tinggi(Tjiptoherijanto & Soesetyo,
1994).
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-
MDGs). Tujuan pembangunan milenium tersebut antara lain:
(1) menurunkan angka kematian anak sebesar dua pertiganya
pada tahun 2015 dari keadaan tahun 1990;
(2) menurunkan angka kematian ibu melahirkan sebesar tiga
perempatnya pada tahun 2015 dari keadaan 1990; dan
(3) menahan peningkatan prevalensi penyakit HIV/AIDS dan
penyakit utama lainnya pada tahun 2015.
Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap
pengurangan kemiskinan pada umumnya dan beberapa tujuan
kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat keterkaitan antara
upaya keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di
bidang kesehatan.
6. 2.2 Pengaruh
Pertumbuhan
Ekonomi
Pada Derajat
Kesehatan
Peningkatan GNP akan membawa pengaruh pada penurunan tingkat kesakitan dan kematian serta
perbaikan dalam status gizi, baik bagi masyarakat secara keseluruhan maupun individu tertentu.
Perbaikan gizi merupakan program prioritas dalam membentuk kualitas manusia Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh
Amin (1983), mencoba melihat
hubungan antara tingkat
kematian bayi (infant mortality
rate atau IMR) dengan
pertumbuhan GNP di
Indonesia. Dengan
menggunakan data time series
selama 14 tahun mulai 1969,
penelitian ini menemukan
hubungan antara kedua
variabel tersebut sebagai
berikut :
IMR = 175,6098 – 0,9965 GNP
(10,8300)
R2 = 0,93
Angka di dalam kurung adalah t-statistic. Dengan
menggunakan GNP menurut harga konstan 1973,
terlihat bahwa pengaruh kenaikan GNP terhadap
penurunan IMR tersebut cukup berat, hanya
mempunyai koefisien yang sangat rendah. Sehingga
bila pada tahun 1988 GNP Indonesia diharapkan
meningkat menjadi Rp 16247 miliar, dengan asumsi
laju pertumbuhan ekonomi selama Repelita iv
mencapai rata – rata 5% setahun. IMR diperkirakan
akan turun menjadi 70 ± 4,38. Jadi IMR pada tahun
tersebut akan berkisar antara 65,62 sampai dengan
74,38 per 1000 lahir hidup.