Kebijakan fiskal berperan penting dalam mencegah resesi ekonomi di Indonesia. Tujuan kebijakan fiskal antara lain meningkatkan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan nasional. Selama pandemi Covid-19, pemerintah melakukan stimulus fiskal besar-besaran untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong produktivitas sektor pangan agar dapat menghindari resesi dan krisis pangan.
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
KEBIJAKAN FISKAL MENCEGAH RESESI
1. PENGGUNAAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM MENCEGAH TERJADINYA
RESESI
Monica Magdalena
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial, Universitas INDRAPRASTA PGRI
Email : monicamagdalena91@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk melakukan evaluasi penggunaan kebijkan fiskal dalam mencegah
terjadinya resesi. Kebijakan Fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang dicanangkan
suatu negara untuk mengelola serta mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih
kondusif. Selaras dengan tujuan dari sistem ekonomi nasional, kebijakan fiskal dapat dijadikan
sebagai instrumen utama selain kebijakan moneter untuk mencapai tujuan nasional, khususnya
yang lebih bersifat tujuan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif. Yuridis normatif karena penelitian ini menggunakan sumber-sumber data sekunder
yaitu peraturan perundang-undangan, teori-teori dan pendapat-pendapat para sarjana serta para
ahli terkemuka. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif karena merupakan proses analisis data tanpa menggunakan rumus dan angka-angka
yang berasal dari informasi-informasi hasil studi kepustakaan. Adapun hasil penelitian
menunjukan bahwa kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja,
meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional, meningkatkan laju investasi, dan
meningkatkan stabilitas ekonomi, selain itu dalam hal mengatasi resesi ekonomi di Indonesia.
Kebijakan fiskal berperan untuk mendorong pencapaian target-target pembangunan yang telah
ditetapkan. Peranan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi APBN sebagai alat menjaga
stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi sehingga dapat tercapainya pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, menyelenggarakan program-program
atau rencana pemerintah secara efektif, efisien, dan tepat guna serta menghindari korupsi.
Kata kunci : kebijakan fiskal, mencegah resesi.
ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the use of fiscal policies in preventing recessions. Fiscal
Policy is one of the economic policies launched by a country to manage and direct the economy
to a more conducive condition. In line with the objectives of the national economic system,
fiscal policy can be used as the main instrument in addition to monetary policy to achieve
national goals, especially those that are more economic in nature. This study uses a normative
juridical approach. Normative juridical because this research uses secondary data sources,
namely statutory regulations, theories and opinions of scholars and leading experts. In addition,
this research also uses a qualitative approach. A qualitative approach because it is a data
analysis process without using formulas and numbers derived from information from literature
studies. The research results show that fiscal policy aims to increase employment opportunities,
increase and distribute national income, increase the rate of investment, and increase economic
stability, in addition to overcoming economic recession in Indonesia. Fiscal policy plays a role
in encouraging the achievement of predetermined development targets. This role is in line with
one of the functions of the State Budget as a means of maintaining stability and accelerating
2. economic performance so that economic growth can be achieved, creating jobs, alleviating
poverty, implementing government programs or plans in an effective, efficient and effective
manner and avoiding corruption.
Key words: fiscal policy, preventing recession.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kebijakan fiskal adalah
penggunaan anggaran negara untuk
mencapai beberapa tujuan ekonomi makro,
seperti kesempatan kerja penuh,
pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang
berkelanjutan, dan stabilitas tingkat harga,
Parkin (2012). Kebijakan dalam
perekonomian sangat diperlukan
mengingat bahwasanya tidak semua
kebijakan akan berjalan sesuai rencana
yang ada. Keberadaan kebijakan dalam
dunia ekonomi adalah sebagai landasan
atau dasar semua kegiatan yang
berhubungan dengan dunia ekonomi baik
dalam ruang lingkup kecil hingga besar.
Untuk itulah kebijakan selalu ada dalam
penyebutan ekonomi dan salah satunya
adalah kebijakan fiskal yang diterapkan
dalam resesi ekonomi dalam rangka
menghadapi keadaan ekonomi Dunia
khususnya Indonesai setelah terjadi wabah
corona yang disebabkan oleh virus Covid-
19 .
Sekretaris Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) Raden Pardede
mengatakan, kebijakan fiskal pemerintah
menjadi satu-satunya cara untuk menolong
ekonomi Indonesia agar tidak terpuruk
dalam kondisi resesi atau krisis."Memang
dalam situasi krisis sekarang ini, bisnis
yang berfungsi secara optimal adalah
bisnisnya pemerintah. Jadi bisnis
pemerintah adalah fiskal. Kebijakan fiskal
yang sangat berperan," katanya saat
konfrensi pers secara virtual, Senin
(10/8/2020).
Resesi adalah kondisi dimana
pertumbuhan ekonomi riil tumbuh negative
atau dengan kata lain terjadi penurunan
produk domestik bruto selama dua kuartal
berturut-turut dalam satu tahun berjalan.
Resesi ditandai dengan melemahnya
perekonomian global dan akan
mempengaruhi ekonomi domestik negara-
negara di seluruh dunia. Kemungkinan
suatu negara mengalami resesi semakin
kuat apabila perekonomian negara tersebut
memiliki ketergantungan pada
perekonomian global (Miraza, 2019).
Resesi ekonomi dapat menyebabkan
terjadinya penurunan semua aktivitas
ekonomi seperti keuntungan perusahaan,
lapangan kerja dan investasi secara
bersaman. Resesi ekonomi biasanya terkait
dengan adanya penurunan harga (deflasi),
atau sebaliknya, kenaikan harga yang tajam
(inflasi) dalam proses yang disebut
stagflasi. Faktor-faktor lain terjadinya
resesi dapat dilihat dari beberapa hal seperti
ketidakseimbangan antara produksi dan
konsumsi, pertumbuhan ekonomi yang
lambat atau menurun selama dua kuartal
berturut-turut, nilai impor jauh lebih besar
dibandingan nilai ekspor, dan tingkat
pengangguran yang semakin tinggi.
Krisis Covid-19 tidak hanya menyebabkan
permintaan rata-rata masyarakat turun
tetapi juga merusak supply chain dunia
akibat kebijakan lockdown di sejumlah
negara. Dalam jangka pendek kita melihat
bahwa inflasi barang-barang konsumsi
yang diukur dengan consumer price index
(CPI) menurun.
Jika berkaca pada resesi terakhir tahun
2008, kita bisa mengambil pelajaran bahwa
harga pangan dunia yang diukur dari FAO
price Index naik 63% tiga tahun setelah
krisis. Kenaikan harga pangan akan
menyulitkan negara berkembang
khususnya Indonesia untuk menurunkan
angka kemiskinan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi, mengingat 30%
3. dari konsumsi rumah tangga Indonesia
dalam pembentukan produk domestic bruto
(PDB) masih diperuntukkan belanja bahan
makanan. Indonesia memang terancam
mengalami resesi tahun ini jika
pertumbuhan ekonomi kembali
terkontraksi pada triwulan III-2020.
Peluangnya cukup besar mengingat
Indonesia di triwulan kedua mengalami
kontraksi ekonomi 5,32% (yoy). Kebijakan
fiskal merupakan salah satu instrument
penting untuk mengatasi krisis kali ini,
mengingat kebijakan moneter memiliki
keterbatasan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dalam waktu
singkat.
Dalam kondisi ini, pemerintah
harus hadir agar proses recovery lebih cepat
dan Indonesia tidak terjerumus ke dalam
resesi. Pemerintah condong kepada mahzab
Keynessian dengan menaikkan defisit
APBN. Namun, pemerintah perlu
mempertimbangkan aspek kehati- hatian
dalam pelaksanaannya. Ada tiga hal yang
perlu diperhatikan pemerintah. Pertama,
mendorong daya beli masyarakat dengan
fokus pada skema bantuan sosial.
Rancangan program pemerintah dalam
anggaran penanganan Covid-19 melalui
Perpres 54/2020 yang diperbarui menjadi
Perpres 72/2020 menunjukkan bahwa
program penanganan Covid-19 pada aspek
belanja kesehatan dan bantuan sosial harus
sebesar- besarnya mengandung barang
produksi lokal agar defisit tidak
menciptakan impor yang berarti. Kedua,
mendorong produktivitas sektor pangan,
khususnya beras, perlu dijaga dengan baik.
Sebagaimana proyeksi FAO, dunia akan
menghadapi krisis pangan. Jangan sampai
ketika daya beli masyarakat sudah dijaga,
Indonesia keluar dari resesi, kemudian kita
menghadapi masalah baru yaitu krisis
pangan. Data BPS menyebutkan bahwa
produksi padi tahun 2019 turun sekitar 5
juta ton dari 2018 yang mencapai 59 juta
ton. Jika mengacu data Global Food
Security Index (GFSI), aspek ketersediaan
skor Indonesia berada di angka 61,3 yang
mana aspek infrastruktur pertanian dan
infrastruktur irigasi masih dinilai lemah.
Defisit APBN yang tinggi harus diarahkan
agar produktivitas sektor pangan di
Indonesia naik untuk menghindari inflasi.
Ketiga, menjaga agar defisit anggaran dapat
terkendali serta mendorong belanja negara
ke sektor produktif serta tepat sasaran.
Bukan kemudian memanfaatkan wewenang
untuk mendorong belanja Negara yang
tidak terarah. Perppu 1/2020 seakan
memberikan dorongan atau hasrat bagi
pemerintah untuk mengeluarkan uang tanpa
ada batasnya. Sebab, defisit anggaran kini
bisa melebihi batas 3% dari PDB. Hal itu
wajar mengingat pandemic ini menciptakan
suasana yang tidak pasti. Dalam setahun,
Presiden merevisi rancangan anggaran
sebanyak dua kali, di mana posisi akhir
defisit ditargetkan 6,34% terhadap PDB.
Sudah semestinya wewenang ini
dimanfaatkan dengan baik.
Dalam hal mengatasi resesi
ekonomi saat ini peran kebijakan fiskal
sangat mempengaruhi perekonomian di
Indonesia agar dapat membawa perubahan
besar-besaran dalam sistem pembangunan
Indonesia. Sentuhan ini juga dirasakan
dalam pola kebijakan yang ada sebelumnya
amat sentralistik ikut mendapatkan
reformasi melalui kebijakan desentralistik.
Menurut Rondinelli, desentralisasi
merupakan pemindahan wewenang dan
tanggung jawab serta fungsi publik dari
pemerintah pusat kepada sector swasta atau
organisasi pemerintahan yang ada di
bawahnya. Pada dasarnya perubahan
kebijakan fiskal ini sangat ditentukan oleh
keterlibatan pemerintah dalam aktivitas
ekonomi, hal ini sesuai dengan peran
pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan pada rakyatnya salah satunya
dengan menggunakan instrumen kebijakan
fiskal yang sesuai. Namun dalam
implementasinya, kebijakan fiskal yang
selama ini dilakukan cenderung bersifat
insidentil tanpa perencanaan yang tepat dan
tidak sesuai dengan pedoman induk yaitu
konstitusi UUD 1945. Berkaitan dengan hal
tersebut diatas maka penelitian ini akan
menguraikan tentang Apakah tujuan
4. kebijakan fiskal dalam pembangunan
demokrasi dan bagaimanakah peran
kebijakan fiskal dalam mengatasi resesi
ekonomi di Indonesia?
RUMUSAN PENELITIAN
1. Apakah tujuan dari kebijakan fiskal
dalam pembangunan ekonomi ?
2. Bagaimanakah peran kebijakan fiskal
dalam mencegah terjadinya resesi ekonomi
di Indonesia ?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tujuan dari kebijakan
fiskal dalam pembangunan pembangunan
ekonomi
2. Untuk mengetahui dan memahami peran
kebijakan fiskal dalam mencegah
terjadinya resesi ekonomi di Indonesia
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif berdasarkan studi
literatur dan analisis yang mendalam.
Penelitian kualitatif merupakan metode
yang digunakan untuk memahami
fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian dengan mendeskripsikan dalam
bentuk bahasa, kata-kata, dan konteks
khusus yang alamiah (Sugiyono, 2014).
Fokus penelitian kualitatif ada pada
pemahaman fenomena sosial yang terjadi
didalam masyarakat. Adapun metode
pendekatan yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah pendekatan
yuridis normatif. Yakni pendekatan dengan
menggunakan bahan kepustakaan dan
peraturan hukum yang dihubungkan
dengan fenomena sosial tersebut sehingga
didapat suatu hasil dan kesimpulan. Studi
literatur diantaranya berasal dari jurnal
nasional dan internasional yang relevan,
sumber laman terpercaya, serta beberapa
artikel yang dipublikasikan secara online.
Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada
masalah perekonomian Indonesia selama
masa pandemi. Tujuan dari penelitian ini
yaitu menghindarkan Indonesia dari
ancaman resesi ekonomi yang ditempuh
dengan cara menyusun strategi-strategi
yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah
dan masyarakat terkait.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berbagai belahan dunia dalam
pengalamannya telah menunjukan bahwa
pemerintah memiliki peran yang sangat
penting dalam memperbaiki ekonomi pada
fase penyebaran pandemi Covid-19 (Faroni
et al., 2020). Berbagai paket kebijakan
sekaligus stimulus ekonomi oleh
pemerintah seperti memberikan relaksasi
terhadap beberapa aktivitas ekonomi dalam
usaha peningkatan penerimaan negara
seperti jaminan sosial, penundaan
pembayaran pinjaman dan pajak serta
bantuan negara terus dilaksanakan.
Konsekuensi ini timbul dari adanya krisis
ekonomi dunia terkait pandemi yang
memicu peningkatan peran serta intervensi
negara atau pemerintah, masyarakat dan
lembaga keuangan baik nasional maupun
internasional (Sulkowski, 2020).
Dengan mengetahui laju pertumbuhan
ekonomi,maka keberlangsungan hidup
negara tersebut akan terjamin tanpa adanya
gangguan yang berarti. Dalam rangka
mencari inovasi dan terobosan baru agar
dapat berkontribusi dalam kemajuan
perekonomian negara serta mencari sebuah
pemecahan masalah untuk digunakan
dikemudian hari ketika banyak problem dan
tantangan yang menyerbu perekonomian
negara. Pemerintah berusaha untuk mencari
terobosan dan inovasi baru tersebut dan
salah satunya adalah dengan menerapkan
kebijakan fiskal. Harapannya kebijakan
fiscal dapat memberikan kesejahteraan baik
material maupun non material. Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut di era
pembangunan ini, maka tujuan kebijakan
fiskal tentu saja dijadikan sebagai salah satu
5. instrumen dalam mencapai tujuan ekonomi
nasional tersebut.
kesempatan kerja sangat erat kaitannya
dengan kemampuan pemerintah untuk
menciptakan investasi yang aman dan
nyaman serta kualitas dari sumber daya
manusia dalam membuat lapangan kerja.
Peningkatan pada bidang investasi dapat
memperluas lapangan kerja sehingga
lapangan kerja menjadi lebih banyak, sebab
jika investasi meningkat maka akan
meningkatkan jumlah produksi barang
maupun jasa, berkurangnya pengangguran
serta meningkatnya kesejahteraan
masyarakat.
Kesejahteraan merupakan factor
yang sangat diidamkan oleh masyarakat,
dengan terbukanya kesempatan kerja dan
berkurangnya pengangguran diharapkan
dapat meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi, karena keduanya adalah indikator
kesejahteraan masyarakat dalam suatu
negara. Sebagaimana tertuang dalam UUD
1945 khususnya Pasal 27 Ayat 2 berbunyi :
―semua warga negara berhak atas
pekerjaan dan kehidupan yang layak‖. Salah
satu cara untuk mengatasi hal ini adalah
dengan menerapkan kebijakan fiscal.
Kesenjangan atau ketimpangan di dalam
masyarakat berpendapatan tinggi dan
berpendapatan rendah. Untuk mengatasi
masalah kesenjangan sosial tidak semakin
lebar, diperlukan pendistribusian
pendapatan nasional dalam masyarakat
secara adil. Pendapatan nasional dan rasio
gini adalah suatu alat ukur untuk
mengetahui angka perekonomian negara,
sehingga jika terjadi suatu ketimpangan
maka perlu dilakukan redistribusi
pendapatan. Redistribusi pendapatan
nasional adalah pendistribusian kembali
pendapatan masyarakat kelompok atas
kepada masyarakat kelompok bawah.
Ada beberapa cara untuk mendistribusikan
pendapatan nasional dengan tujuan
mengurangi kemiskinan dan menekan
ketimpangan sosial, yaitu dengan
pembayaran langsung serta penyediaan
barang dan jasa, pemberdayaan
masyarakat, pengembangan usaha atau
industri kecil, dan penerapan pajak
penghasilan progresif.
Redistribusi ini merupakan suatu bentuk
jaminan sosial dari negara kepada
masyarakat. Dimana, jaminan sosial yang
dikumpulkan dari pungutan resmi dijadikan
investasi sosial yang akan menguntungkan
dalam jangka waktu panjang.
Redistribusi pendapatan nasional ini sendiri
dibagi menjadi dua, yaitu redistribusi
vertikal dan redistribusi horizontal.
Redistribusi vertikal adalah redistribusi
pendapatan dari golongan atas ke golongan
bawah atau miskin. Redistribusi ini
berbentuk jaminan sosial dari masyarakat
berpenghasilan tinggi kepada masyarakat
berpenghasilan rendah.
Redistribusi horizontal adalah
redistribusi pendapatan antargolongan yang
memiliki pendapatan sama. redistribusi ini
berbentuk jaminan sosial subsidi silang
antar masyarakat, contohnya adalah iuran
BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial Kesehatan).
Pemerataan Distribusi Pendapatan di
Indonesia
Tujuan utama dari redistribusi adalah untuk
meminimalisir adanya kesenjangan di
masyarakat. Pemerintah telah
melaksanakan beberapa program untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain :
1. Program Pemberian Jaminan Akses
Kebutuhan Dasar bagi Masyarakat
Bawah
Pemerintah berusaha untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan
menyediakan kebutuhan pokok, kesehan
dan pendidikan. Disamping itu pemerintah
juga telah melaksanakan program untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu
jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas), perumahan bersubsidi,
program perlindungan sosial (PPS),
program keluarga harapan (PKH), bantuan
operasional sekolah (BOS), dan beasiswa
pendidikan bagi siswa kurang mampu.
2. Program Kredit Lunak dan
Penjaminan Kredit Berbasis
Komunitas
6. Program kredit usaha rakyat dibuat
pemerintah untuk memudahkan pengusaha
mikro kecil dan menengah (UMKM)
mendapatkan kredit dengan bunga yang
rendah. Kebijakan ini diharapkan dapat
membantu masyarakat untuk membuka
usaha dan diharapkan kebijakan ini dapat
mengurangi jumlah penduduk miskin di
Indonesia.
3. Pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM)
UMKM yang ada dimasyarakat haruskan
dikembangkan karena bisa menyerap
banyak tenaga kerja, membantu pemerataan
distribusi pembanganan, dan membantu
pemerataan distribusi pendapatan.
4. Kerjasama dengan Pihak Swasta
dalam Menjalankan Program
Corporate Sosial Responsibility
(CSR)
CSR adalah tindakan yang dilakukan
perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
terhadap masyarakat maupun lingkungan
sekitar perusahaan. Kegiatan ini dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, memberikan kontribusi
pada masyarakat melalui beasiswa untuk
anak kurang mampu, dan sumbangan untuk
membangun sarana dan prasarana di
lingkungan sekitar.
5. Mewujudkan Kebijakan Penegakan
Hukum dan Keadilan Ekonomi
Pemerintah konsisten membuat kebijakan
hukum yang adil agar badan usaha di
Indonesia mempunyai daya saing yang
tinggi di era globalisasi ini. Hukum yang
tidak mendiskriminasi golongan bawah
merupakan kebijakan mendasar untuk
menciptakan redistribusi pendapatan
nasional.
Investasi diperlukan dalam
membangun suatu negara. Ya di dalam
situasi global yang sekarang ini terutama
banyak indikasi menunjukkan perlemahan
itu berarti akan ada implikasi terhadap
policy yang dilakukan banyak negara," kata
Sri Mulyani di kawasan SCBD, Jakarta,
Selasa (2/4).
cara meningkatkan investasi, menurut sri
mulyani.
1. Cek kebijakan negara-negara maju
dalam pertemuan di dunia. Seperti
menghadiri acara Spring Meetings
yang diadakan oleh World Bank
Group (Bank) dan the International
Monetary Fund (IMF). Dimana Kita
akan bisa
mendapatkan update terakhir
mengenai kesehatan perekonomian
global dan arah kebijakan negara,
terutama negara maju.
2. Perlunya mendorong motor
penggerak perekonomian. Melalui
pembiayaan yang
melibatkan private
sector, corporate bonds itu semua
akan bisa ditunjang. Sehingga dia
bisa menjadi engine of growth bagi
investasi kita baik di dalam negeri
atau FDI yg berasal dari luar dan
ingin masuk ke Indonesia
3. Optimisme karena pertumbuhan
ekonomi stabil. pertumbuhan
ekonomi yang stabil di angka 5
persen, ditambah inflasi yang
rendah. Serta middle class yang
tumbuh Indonesia punya daya
tarik size ekonomi yang besar itu
juga memberi daya tarik yang luar
biasa
4. Infrastruktur oke, tinggal
kemudahan izin investasi. Sehingga
kita harus fokus seperti kata
presiden bagaimana simplifikasi
regulasi, kepastian regulasi antara
pusat dan daerah.
5. Pembangunan zona ekonomi.
memunculkan aglomerasi atau
kumpulan dari perusahaan atau
investor sehingga mereka merasa
7. ada semacam skala ekonomis yang
muncul. Jadi kawasan ekonomi
khusus kemudian kawasan berikat
yang selama ini ada yang
menunjukan hal positif kita akan
terus dukung.
Kebijakan fiscal merupakan salah satu
usaha untuk mempertahankan stabilitas
ekonomi jangka pendek di Indonesia.
Kebijakan fiscal ini dapat dilakukan
dengan cara peningkatan pendapatan
negara dan peningkatan efektivitas serta
efisiensi pengeluaran negara. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi kondisi
perekonomian yang tidak stabil karena
disebabkan oleh wabah Corona dan
Virus Covid -19. Mewabahnya virus ini
merupakan guncangan yang sangat
berat untuk kondisi perekonomian di
Indonesia, ditambah lagi dengan
tekanan inflasi harus segera dapat
diatasi oleh pemerintah. Kebijakan
fiskal juga harus menstabilkan harga
pasar. Karena hal ini akan berakibat
fatal terhadap perekonomian negara,
ketika harga pasar terus menerus turun
maka yang akan terjadi adalah banyak
pengusaha dan UKM gulung tikar
karena akan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan sebuah keuntungan,
sedangkan jika harga terus menerus
melonjak naik maka yang akan terjadi
adalah inflasi.Sedangkan jangka
panjang inflasi menyebabkan
berkurangnya rasa kepercayaan atau
trust masyarakat terhadap pemerintah.
Kebijakan fiskal berpengaruh secara
signifikan terhadap produktivitas
pelaku UKM melalui Keberhasilan
penanganan Covid-19 (Feranika &
Haryati, 2020). Melalui kebijakan fiskal
pemerintah melakukan refocusing
kegiatan dan realokasi anggaran. Dalam
jangka pendek kebijakan tersebut harus
difokuskan pada pemberian bantuan
darurat kepada populasi yang rentan
dan bisnis yang terkena dampak.
Pemerintah menggunakan kebijakan
fiskal untuk memperbaiki
perekonomian negara akibat Covid-19
diantaranya: 1. Paket stimulus pertama
USD 725 juta Februari 2020 yang
dialokasikan untuk mendukung industri
pariwisata, penerbangan dan properti.
Stimulus ini juga dialokasikan untuk
rumah tangga berpenghasilanrendah
sebanyak USD 324 juta. 2. Paket
stimulus kedua USD 8,1 miliar
dialokasikan untuk pembebasan pajak
penghasilan beberapa pekerja di bidang
manufaktur dan memberikan diskon
atas pembayaran pajak perusahaan
manufaktur. 3. Paket stimulus ketiga
USD 24,5 miliar dialokasikan untuk
perawatan kesehatan, perlindungan
sosial dan insentif pajak. Stimulus ini
bertujuan untuk meningkatkan manfaat
dan cakupan yang lebih luas dari
bantuan sosial yang ada untuk rumah
tangga berpenghasilan rendah, seperti
bantuan pangan, transfer tunai bersyarat
dan subsidi listrik, dan tunjangan
pengangguran yang diperluas. 4. Pada
18 Mei 2020 stimulus ekonomi USD 43
miliar dialokasikan untuk mendukung
12 perusahaan milik negara, dilanjutkan
dengan pemberian subsidi pada
pembayaran kembali pinjaman sekitar
60 juta peminjam dan program
penguatan jaring pengaman sosial. 5.
Kebijakan keringanan dan pembebasan
pajak serta percepatan pengembalian
PPN. 6. Pemotongan pembayaran pajak
perusahaan dari 25% tahun 2020
menjadi 22% pada tahun 2021 dan 20%
untuk tahun keuangan 2022 dan
seterusnya. 7. Paket stimulus fiskal
sebesar USD 75,7 miliar dengan alokasi
dukungan pendapatan langsung sebesar
USD 67,6 miliar.
Pendekatan-pendekatan tersebut diambil
oleh Pemerintah Indonesia karena
merupakan langkah krusial dalam
menghadapi ancaman resesi dari pandemi
Covid-19 (Kautsar &
Krisnadi,2020).Pemerintah Indonesia telah
menetapkan berbagai strategi kebijakan
8. perpajakan selama pandemi Covid-19 yang
bertujuan untuk mencapat target
penerimaan negara yaitu dengan merevisi
target penerimaan perpajakan dan mere-
alokasi penerimaan negara dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2020
(Aulawi, 2020). Pemerintah juga telah
melonggarkan pengenaan PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 25, dan SPT
khusus PPN sektor manufaktur. Sehingga
pelonggaran pajak penghasilan pada pasal
21, 22 dan 25 serta SPT merupakan cara
yang paling efektif dan tepat untuk
mengatasi dampak perekonomian
Indonesia dalam menghadapi wabah
Covid-19.
Oleh karena itu, sistem demokrasi itu
sendiri harus dapat melahirkan
pemerintahan yang bersih, mencegah
praktik korupsi di kalangan pejabat negara
dan aparatur birokrasi, serta meningkatkan
mutu sehingga pembangunan demokrasi
yang baik dapat terwujud. Hal ini berkaitan
erat dengan prilaku pembuat kebijakan
untuk menghindari pola prilaku korupsi.
Pemerintahan yang bersih dari korupsi akan
mengantarkan pada pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik, menciptakan iklim yang
kondusif bagi aktivitas bisnis, investasi,
perdagangan, dan pergerakan modal yang
kemudian menciptakan lapangan
pekerjaan, mengentaskan kemiskinan dan
menyelenggarakan program-program yang
efektif dan efisien, sehingga pembangunan
di segala bidang menjadi lebih baik pula.
Kebijakan fiskal terhadap pembangunan
ekonomi di Indonesia juga berperan untuk
mengoptimalkan kegiatan investasi.
Investasi merupakan salah satu transaksi
dalam dunia ekonomi yang memiliki
prospek besar. Investasi juga merupakan
salah satu kegiatan yang bisa
mendatangkan keuntungan bagi pemerintah
dan negara tentunya. Dengan terbukanya
lahan atau tempat untuk berinvestasi maka
terbuka peluang-peluang usaha untuk
mendatangkan keuntungan besar bagi
negara, dan dapat mengurangi
pengangguran. Untuk itulah kebijakan
fiskal bertujuan agar dapat mendorong
kegiatan investasi ini terus bertambah dan
bertambah sehingga hasilnya bisa
dimanfaatkan oleh seluruh rakyat indonesia
tanpa terkecuali, sehingga dapat
meningkatkan pembangunan ekonomi
sehingga mencegah terjadinya resesi
diharapkan dapat terwujud di bumi pertiwi
Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Adapun kesimpulan dari
penelitian ini adalah :
1. kebijakan fiskal bertujuan untuk
meningkatkan kesempatan kerja,
meningkatkan dan
mendistribusikan pendapatan
nasional, meningkatkan laju
investasi, dan meningkatkan
stabilitas ekonomi, selain itu dalam
hal mengatasi resesi ekonomi di
Indonesia.
2. Dalam mencegah terjadinya resesi
Kebijakan fiskal berperan untuk
mendorong pencapaian target-target
pembangunan yang telah
ditetapkan. Peranan tersebut sejalan
dengan salah satu fungsi APBN
sebagai alat menjaga stabilitas dan
akselerasi kinerja ekonomi
sehingga dapat tercapainya
pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja,
mengentaskan kemiskinan,
menyelenggarakan program-
program atau rencana pemerintah
secara efektif, efisien, dan tepat
guna serta menghindari korupsi
Saran
tujuan kebijakan fiskal dan peran
kebijakan fiskal dalam pembangunan
demokrasi di Indonesia dapat berjalan
dengan baik dan seharusnya maka
diperlukan kerjasama dari berbagai
elemen baik oleh pemerintah/ negara
9. sebagai pembuat kebijakan maupun
oleh rakyat sebagai warga masyarakat
yang harus mematuhi setiap kebijakan
pemerintah sehingga pembangunan
demokrasi di Indonesia dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dari Buku
I.Wayan Sudirman,.(2017). Kebijakan
Fiskal Dan Moneter., Teori Dan
Emperikal.Jakarta. Prenada Media.
Purwanto, E. A. (2016). Implementasi
Kebijakan, Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Sugiono. (2016). Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
B. Dari Jurnal dan internet
https://news.detik.com/kolom/d-
5229116/sinergi-kebijakan-fiskal-dan-
moneter-dalam-penanganan-pandemi
file:///C:/Users/HP/Downloads/1362-3326-
1-SM.pdf
https://money.kompas.com/read/2020/08/1
0/180200326/kebijakan-fiskal-jadi-
harapan-selamatkan-ekonomi-ri-dari-
jurang-resesi
https://investor.id/opinion/kebijakan-
fiskal-dalam-menghadapi-ancaman-resesi
file:///C:/Users/HP/Downloads/15043-
Article%20Text-16987-1-10-
20201202.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/kesemp
atan-kerja/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/re
distribusi-pendapatan-nasional-6837/
https://www.idntimes.com/business/econo
my/helmi/cara-jitu-sri-mulyani-tingkatkan-
investasi-di-indonesia/5