SlideShare a Scribd company logo
1 of 92
TERMODINAMIKA
Dosen Pengampu : Delovita Ginting, M.Si.
PERPINDAHAN KERJA DAN
PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan panas dasar atau kalor adalah pengangkutan
energi karena perbedaan suhu benda atau material
Ilmu perpindahan panas berhubungan erat dengan ilmu
termodinamika
Perpindahan Panas :menjelaskan terjadinya perpindahan energi dari
suatu benda ke benda lain dan meramalkan lajunya
Termodinamika : meramalkan energi yang dibutuhkan untuk
mengubah sistem dari keadaan setimbang ke keadaan setimbang
yang lain
Sasaran analisis ilmu perpindahan panas adalah laju perpindahan
energi. Perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Energi berpindah secara
konduksi/hantaran jika
pada suatu benda
terdapat perbedaan suhu
antara satu bagian dengan
bagian yang lain
q
q
T1
T2
T1 > T2
PRINSIP KONDUKSI
(PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI)
Laju perpindahan panas diberikan sesuai
hukum Fourier :
dimana : k = konduktivitas termal
A = luasan bidang perpindahan panas
T = perbedaan suhu
x = jarak bidang perpindahan panas
= gradien suhu
x
T
kAq



x
T


(PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI)
Konduktivitas termal/panas menunjukkan :
 Ukuran kemampuan material untuk menghantarkan energi
 Energi yang dihantarkan tiap unit waktu, tiap satuan
panjang dan tiap beda suhu
Tanda minus menunjukkan kalor mengalir ke tempat yang
lebih rendah dalam skala suhu.
(PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI)
Jika benda bersuhu tinggi berada
pada lingkungan fluida bersuhu
rendah maka akan terjadi
perpindahan panas secara
konveksi dari benda ke lingkungan.
Hal ini terjadi karena pengaruh
gerakan pertikel-partikel fluida.
Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan :
 Konveksi bebas
Terjadi karena perbedaan kerapatan yang disebabkan
gradien suhu
 Konveksi paksa
Gerakan pencampuran karena pengaruh mekanis
PRINSIP KONVEKSI
q
Ts
T~Fluida bergerak
Ts T~>
(PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI)
Laju perpindahan panas mengikuti hukum Newton tentang
pendinginan :
)T-(TsAhq ~
Dimana : h = koefisien perpindahan panas konveksi
atau konduktansi permukaan satuan
Ts = suhu permukaan
T~ = suhu lingkungan
Koefisien perpindahan panas konveksi menggambarkan energi
yang dibuang tiap satuan waktu, tiap satuan luas dan tiap
perbedaan suhu.
(PERPINDAHAN PANAS RADIASI)
Radiasi adalah proses mengalirnya panas dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah bila benda terpisah baik oleh
udara/gas atau hampa (vakum). Istilah “radiasi” dipergunakan
untuk segala jenis gelombang elektromagnetik, tetapi dalam ilmu
ini dibatasi pada persoalan yang diakibatkan oleh suhu dan yang
dapat mengangkut energi melalui medium tembus cahaya atau
melalui ruang. Energi ini disebut radiasi termal.
Permukaan 1, T1
Permukaan 2, T2
T1 > T2
PRINSIP RADIASI
Dalam perpindahan panas radiasi dikenal penyinar ideal/benda hitam
yang dapat memancarkan energi dengan laju sebanding dengan
pangkat empat suhu absolut benda itu
(PERPINDAHAN PANAS RADIASI)
Laju perpindahan panas : q =  A (T1
4 - T2
4 )
Dengan  adalah konstanta Stefan-Boltzmann sebesar 5,67 x 10- 8
W/m2.K4 atau 0.1714 x 10- 8 Btu/hr.ft2.R4.
Persamaan di atas mengandaikan energi teradiasi oleh benda hitam.
Jika benda tidak hitam (seperti abu-abu), maka harus dimasukkan
faktor emisivitas () atau pancaran :
q =  A (T14- T24)
(PERPINDAHAN PANAS RADIASI)
Radiasi tidak seluruhnya sampai permukaan lain karena gelombang
elektromagnetik berjalan menurut garis lurus dan sebagian hilang
ke lingkungan. Untuk itu diperhitungkan faktor pandangan F :
q =  F A (T14- T24)
(SISTEM SATUAN)
SI British
Konduktivitas termal, k
W/m.C atau
W/m.K
Koefisien perpindahan
panas konveksi, h
W/m.2C atau
W/m2.K
Laju perpindahan panas, q Watt
Btu/hr.ft. OF
Btu/hr.ft2. OF
Btu/hr
Konversi :1 W/m. OC = 0,5778 Btu/hr.ft. OF
1 W/m2. OC = 1 W/m2.K = 0.1761 Btu/hr.ft2. OF
K = OC + 273
T (0C) = (T(OF) – 32)/1,8
T (OF) = 1,8 T (OC) + 32
Contoh 1:
Berapa suhu pada sisi kanan dari benda seperti
pada gambar di bawah ini
Sebuah batang panas, kemudian dihembuskan pertama dg
air dan dengan udara, ditanya berapa suhu permukaan dari
batang tersebut
Contoh 2:
Contoh 3:
Dua buah benda seperti pada gambar, terjadi perpindahan
panas secara radiasi, berapa besar laju pancaran dan laju
perpindahan panas yang diserap?
Besarnya laju panas yang di pancarkan
Besarnya laju panas yang diserap
PERSAMAAN KEADAAN
GAS IDEAL
POKOK BAHASAN
PERSAMAAN KEADAAN
GAS
Asumsi Gas
Ideal
Persamaan
Keadaan Gas
Ukuran Jumlah Mol
dan Berat Gas
PERSAMAAN KEADAAN
KUBIK: VAN DER WAALS
Konstanta Kritis Gas Van
der Waals
Faktor koreksi
PERSAMAAN KEADAAN GAS
KRITERIA GAS IDEAL
• Terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak jumlahnya.
• Molekul-molekulnya memenuhi hokum Newton tentang gerak
• Sebuah molekul bergerak secara acak dengan kecepatan tetap. Dalam ruang tiga dimensi
sebuah molekul bergerak ke arah sumbu X, Y dan Z dimana
• Molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kecepatan yang sama
• Molekul-molekul tersebar merata dalam ruang yang sempit
• Tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak antar molekul. yang ada hanya gaya tumbukan
• Tumbukan antar molekul atau antar molekul dengan dinding adalah tumbukan lenting sempurna
• Jarak antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul
• Dalam keadaan nyata tidak ada gas ideal tetapi gas mendekati keadaan ideal jika tekanan sangat
rendah dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas tersebut
•Asumsi Gas Ideal
Satu mol adalah banyaknya zat yang
mengandung molekul. Dimana:
adalah bilangan
Avogadro
• Massa Atom atau Massa Molar 𝑀 adalah
massa 𝑔𝑟 dari 1 Mol gas dan satuannya
adalah 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 atau 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙.
Massa 𝑚 untuk 𝑛 mol gas adalah
•Ukuran Jumlah Mol dan Berat Gas
• Hukum Boyle
• Hukum Charles
• Hukum Gay Lussac
Persamaan Keadaan Gas
• Persamaan Keadaan gas secara umum
adalah
karena
Maka
Dalam Bentuk lain persamaan keadaan gas
ideal adalah
Contoh soal
Di dalam sebuah tangki yang
volumenya 50 terdapat gas
oksigen pada suhu c dan
tekanan 135 atm. Berapakah
massa gas tersebut?
Diketahui :
R= 0,821 lt atm/mol
P= 135 atm
V= 50
T= 300
Jawab
Penyelesaian
• Van der waals menyatakan bahwa:
• Molekul dipandang sebagai partikel yang memiliki volume, sehingga
V tidak boleh kurang dari suatu konstanta  V diganti dengan (V –
b)
• Pada jarak tertentu molekul saling berinteraksi  mempengaruhi
tekanan, P diganti dengan
PERSAMAAN KEADAAN KUBIK: VAN DER
WAALS
  RTbV
V
a
P 





 2
  RTbV
V
a
P 





 2
2
V
a
bV
RT
P 


• Kondisi kritikalitas:
0
,
2
2
















cc PT
V
P
V
P
  32
2
V
a
bV
RT
V
P
T










  432
2
62
V
a
bV
RT
V
P
T










 
0
2
32



cc
c
V
a
bV
RT
 
0
62
43

 cc
c
V
a
bV
RT
c
c
a
c
c
P
TR
P
TR
a
2222
64
27

c
c
b
c
c
P
TR
P
TR
b 
8
1
2
V
a
bV
RT
P 


222
22
22
r
r
a
c
c
a
T
P
TR
P
P
TR
TR
aP
A 












r
r
b
c
c
b
T
P
RT
P
P
RT
RT
bP
B 












Contoh soal :
Gas idel dan gas nyata suatu
saper 10,0 mol karbon dioksida
dimasukkan dalam wadah 2,0
dan diuapkan pada temperature
47. Hitung tekanan karbon
dioksida Sebagai gas ideal dan
Sebagai gas nyata Nilai hasil
percobaan adalah 82 atm .
Tekanan menurut
anggapan gas ideal dan
gas nyata adalah:
Penyelesaian
Konstanta Kritis Gas Van der Waals
Tekanan kritis:
Volume kritis
Suhu kritis
Faktor koreksi
•Faktor koreksi volume
Faktor koreksi tekanan
Dengan memasukkan kedua faktor tersebut kedalam persamaan
gas ideal, maka diperoleh persamaan van der waals
Dimana, P = tekanan absolute gas
(atm)
V= volume spesifik gas (liter)
R= konstanta gas ( 0.082 L atm/ mol
atau 8,314 J/Kmol)
T= suhu atau temperature absolute
gas (K)
n= jumlah mol gas
a,b= konstanta van der waals
EKSPANSI DAN
KOMPRESIBILITAS
EKSPANSI DAN KOMPRESIBILITAS
Secara umum dapat didefinisikan koefisien ekspansi volume :
PT
V
V









1
 Satuan  1
K
Fisis?
FISIS
Perubahan volume terhadap kenaikan temperatur persatuan
volume pada tekanan tetap. Koefisien ekspansi volume
menunjukkan seberapa jauh material berkembang terhadap agitasi
termal.
Untuk gas ideal :
TP
nR
V
11
 (Khusus gas ideal, tidak berlaku umum)
Dalam volume spesifik :
PT
V
V









1

HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN
TEKANAN DENGAN PERUBAHAN VOLUME
Apabila zat murni dimampatkan secara adiabatik reversibel,
hubungan antara perubahan tekanan dan volume dapat dicari dari
persamaan :
s
v
sv dv
T
p
TdTc 








  








2
1
2
1
12 dv
T
p
T
dT
CSS
v
v
  








2
1
2
1
12 dp
T
v
T
dT
CSS
p
v
s
p
sp dp
T
v
TdTc 








Membandingkan kedua persamaan,
s
v
p
v
p
v
p
T
p
T
v
c
c

























T
v
p
v
p
T
p
T
v

























T
s
v
p
v
p
v
p
c
c

















Akan tetapi
jadi
Kompresibilitas isotermal KT didefinisikan sebagai :
s
s
P
V
V
K 








1
Kompresibilitas adiabatik Ks didefinisikan sebagai :
T
T
P
V
V
K 








1
Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, diperoleh :

v
p
s
T
C
C
K
K
KOMPRESIBILITAS
Tanda negatif disebabkan karena volume selalu menyusut bila
tekanan naik, jadi secara inheren bernilai negatif. Sehingga
kompresibilitas merupakan besaran bernilai positif.
0PP 
0PP
Kompresibilitas isotermal suatu material :
TP
V
V
K 








1
 TP
V


PP
nRT
VP
V
V
K
T
111
2















Untuk gas ideal :
Sehingga
  32
2
v
a
bv
RT
P
V
T










  43
62
v
a
bv
RT
P
V
T










dan0







TP
V
02
2








T
V
P
Masukan
KONSTANTA KRITIS GAS VAN DER WAALS
dan0







TP
V
02
2








T
V
P
2
v
a
bv
RT
P 


Persamaan gas van der waals dapat ditulis :
Tekanan kritis
2
27b
a
Pc 
bVc 3
Rb
a
Tc
27
8

Volume kritis
Suhu kritis
FAKTOR KOMPRESIBILITAS
Hubungan antara tekanan, suhu, dan suhu dari gas dapat
dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut faktor
kompresibilitas. Faktor kompresibilitas didefinisikan sebagai
RT
pv
Z 
LATIHAN
Buktikan perubahan tekanan secara isotermal reversibel
(terbalikkan). Jika T konstanta (dT=0,
Penyelesaian :
T
p
T dp
T
v
ds 








vb
T
v
v
v
T
v
ds
pp
T 
















TT vbdpds 
  
2
1
12 TT
vbdpSS
DIFFERENSIAL
HUKUM TERMODINAMIKA
1. Differensial hukum termodinamika
Hukum Kesatu Termodinamika
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik
adalah bisa saling tukar”. Hukum ini bisa juga dinyatakan
sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan,
namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor
mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan
ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan
temperatur.
Energi dalam merupakan fungsi keadaan karena
besarnya hanya bergantung pada keadaan sistem. Bila
dalam suatu perubahan sistem menyerap sejumlah (kecil)
kalor, δ q , dan melakukan kerja (kecil), δ w , maka sistem
akan mengalami perubahan energi dalam, d U , sebesar:
U = δ q + δ w
...…(1)
• untuk perubahan yang besar pada suatu sistem
dari keadaan 1 (energi dalam U 1 ) keadaan 2
(energi dalam U 2), maka akan terjadi perubahan
energi dalam (∆U),sebesar : ∆U = U 2 -
U 1…………(2)
• sehingga diperoleh:
U 2 - U 1 = q + w...……(3)
∆U = q + w……..(4)
Persamaan (4) merupakan bentuk matematik dari
hukum pertama termodinamika. Menurut
ungkapan ini, energi suatu sistem dapat berubah
melalui kalor dan kerja.Bila kerja yang dilakukan
oleh sistem hanya terbatas pada kerja ekspansi
(misalnyapada kebanyakan reaksi kimia)
maka persamaan (4) dapat diubah menjadi
U = δ q – pd V .…….. (5)
pada volume tetap,
d V = 0, maka U = δ q..………(6)
atau untuk perubahan besar,
∆ U = q……… (7)
• Menurut persamaan (7) perubahan energi dalam adalah kalor yang
diserap oleh sistem bila proses berlangsung pada volume tetap
Secara matematik:
Q = ΔU +W
Q = kalor yang dipindahkan
ΔU = perubahan energi dalam
W = kerja yang dilakukan dalam satuan kalor
Persamaan di atas bisa juga ditulis dalam bentuk diferensial atau untuk
perubahan infinitisimal :
dQ = dU + dW
2. Sistem termodinamika
Sistem dalam termodinamika adalah suatu daerah dalam
ruang atau sejumlah benda yang dibatasi oleh permukaan
tertutup.
Sistem termodinamika dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok:
1.Sistem tertutup
2.Sistem terbuka
3.Sistem terisolasi.
1. Sistem tertutup.
Merupakan sistem massa tetap dan identitas batas
sistem ditentukan oleh ruang zat yang menempatinya.
Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang
dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap,
tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk
kedalam masa udara didalam balon Sistem
tertutup.Gas di dalam silinder dianggap sebagai suatu
sistem. Jika panas diberikan ke silinder dari sumber
luar, temperatur gas akan naik dan piston bergerak ke
atas.
Ketika piston naik, batas sistem bergerak. Dengan
kata lain, panas dan kerja melewati batas sistem
selama proses, tetapi tidak ada terjadi penambahan
atau pengurangan massa zat.
2. Sistem terbuka
Pada sistem ini, zat melewati batas sistem.
Panas dan kerja bisa juga melewati batas
sistem.
Contoh sistem terbuka yaitu pada sebuah
kompresor udara .Zat yang melewati batas sistem
adalah udara bertekanan rendah (L.P) yang
memasuki kompresor dan udara bertekanan tinggi
(H.P) yang meninggalkan kompresor. Kerja
melewati batas sistem melalui poros penggerak
dan panas ditransfer melewati batas sistem
melalui dinding silinder.
3. Sistem terisolasi
sebuah sistem yang sama sekali tidak
dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem ini
massanya tetap dan tidak ada panas atau
kerja yang melewati batas sistem. contohnya
air dalam termos
Beberapa contoh sistem sederhana dalam
termodinamika adalah hidrostatik, kawat
teregang, selaput permukaan, sel terbalikan,
padatan dielektrik dan padatan magnetik.
3.Hubungan fungsional antara p, V dan T
pada suatu sistem
• Dalam termodinamika, besaran makroskopik yang menggambarkan
keadaan sistem ini adalah tekanan gas p, volume V dan temperatur T.
Eksprerimen ini menunjukkan, bahwa tekanan gas (p), volume gas (V), dan
temperatur gas (T) mempunyai kaitan tertentu.
• Secara matematis, antara p, V, dan T mempunyai hubungan
fungsional:
f (p, V, T) = 0. Dari hubungan empiris ini dapat dibuat ramalan-ramalan
tertentu. Misalnya mengenai: koefisien muai gas, kapasitas kalor gas,
energi-dalam gas, dan koordinat sistem lainnya.
Perlu diketahui, bahwa semua eksperimen menunjukkan:
• 1. apabila suatu sistem ada dalam keadaan setimbang termodinamis, maka
setiap koordinat dapat dinyatakan sebagai fungsi dua koordinat lainnya.
• 2. hanya ada dua diantara kedelapan koordinat sistem yang merupakan
variabel bebas sistem.
• 3. dalam keadaan setimbang termodinamis berlaku hubungan f (x, y, z) = 0.
variabel keadaan gas dapat dilukiskan dalam bentuk:
1. implisit, f (p, V, T) = 0 …………………………….. (1.1)
2. eksplisit,
• a. p = p (V, T).
• b. V = V (p, T), dan …………………………… (1.2)
• c. T = T (p, V).
• Bentuk implisit f (p, V, T) = 0 menyatakan, bahwa antara variabel p,
V, dan T ada hubungan tertentu. Oleh karena itu, hanya dua
variabel di antara ketiga variabel bersifat bebas, sedangkan variabel
yang ketiga merupakan variabel tak bebas atau terikat.
• Bentuk eksplisit p = p (V, T) menyatakan, bahwa variabel V dan T
merupakan variabel bebas dan variabel p merupakan variabel
terikat. Demikian pula bentuk eksplisit T = T (p, V) menyatakan,
bahwa variabel p dan V merupakan variabel bebas dan variabel T
merupakan variabel terikat. Hubungan ketiga besaran ini
ditunjukkan dalam persamaan diferensial.
PERUBAHAN DIFERENSIAL KEADAAN
Setiap infinitesimal dalam koordinat termodinamika ( p,v,θ) harus memenuhi
persyaratan bahwa ia menggambarkan perubahan kuantitas yang kecil
terhadap kuantitasnya sendiri tetapi perubahan kuantitas yang besar terhadap
efek yang ditimbulkan oleh kelakuan beberapa molekul.
Persamaan keadaan suatu sistem dapat dibayangkan bahwa persamaan
keadaan tersebut dapat dipecahkan untuk menyatakan setiap koordinatnya
dalam dua koordinat lainnya.
Analisisnya :
1. V = fungsi (2.3)
Maka diferensial parsialnya :
(2.4)
Kuantitas kemuaian volume rata didefinisikan :
pada kondisi tekanan tetap.
Jika perubahan temperatur dibuat sangat kecil, maka perubahan volume
juga menjadi sangat
kecil, maka :
kemuaian volume sesaat (β) dirumuskan :
(2.5)
Sebenarnya β merupakan fungsi dari (θ, P), tetapi dalam percobaan
menunjukkan bahwa banyak zat yang β – nya tidak peka pada perubahan
tekanan (dP) dan hanya berubah sedikit terhadap suhu (θ)
Efek perubahan tekanan pada volume sistem hidrostatik etjika
temperaturnya dibuat tetap,
dinyatakan oleh kuantitas yang disebut ketermampatan isotermik (κ dibaca
kappa) yang
dirumuskan :
(2.6)
2. P = fungsi (θ, V) (2.7)
Maka diferensial parsialnya :
(2.8)
3. θ = fungsi (P, V) (2.9)
Maka diferensial parsialnya :
(2.10)
dipulihkan ke dalam persamaan (2.21) diperoleh :
(2.23)
Kembali ke persamaan (2.8)
berdasarkan persamaan (2.6) dan (2.23)
diperoleh : (2.24)
Lalu pada volume tetap (dV = 0), diperoleh :
(2.25)
Dengan mengintegrasikan kedua keadaan tersebut, diperoleh :
(2.26)
Dan
(2.27)
ALIRAN PANAS
Aliran panas
Aliran panas adalah perpindahan energi
dalam bentuk panas yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu diantara benda atau
material.
Ada 3 bentuk mekanisme perpindahan
panas:
1.Konduksi
Adalah perpindahan Kalor dimana kalor
mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah.
Rumus konduksi
H = K .A . (DT/ L)
• H = jumlah kalor yang merambat
per satuan waktu
• DT/L = gradien temperatur (ºK/m)
• K = koefisien konduks
• iA = luas penampang (m²)
• L = panjang benda (m).
2. Konveksi
Perambatan kalor yang disertai
perpindahan bagian-bagian zat, karena
perbedaan massa jenis.
H = K .A . DT
• H = jumlah kalor yang merambat per satuan
waktu
• K = koefisien konveksi
• DT = kenaikan suhu (ºK)
3. Radiasi
• Perambatan kalor dengan pancaran
berupa gelombang-gelombang
elektromagnetik.Pancaran kalor secara
radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:
W = e . s . T4W
• intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per
satuan luas persatuan waktus =
• konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.º
• K4e = emisivitas (o < e < 1)
• T = suhu mutlak (ºK)
Benda yang dipanaskan sampai pijar,
selain memancarkan radiasi kalor juga
memancarkan energi radiasi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik dengan
panjanggelombang 10-6 s/d 10- 5
m. Untuk benda ini berlaku hukum
PERGESERAN WIEN,yaitu:lmax . T = C .
C = konstanta Wien = 2.9 x 10-3m ºK
ENTALPI
PENGERTIAN ENTALPI
• Perubahan energi internal dalam bentuk
panas dinamakan kalor. Kalor adalah energi
panas yang ditransfer (mengalir) dari satu
materi ke materi lain. Jika tidak ada energi
yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa
materi mengandung kalor. Jadi, Anda dapat
mengukur kalor jika ada aliran energi dari
satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini,
ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan
keadaan awal.
Contoh :
• Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak
dapat mengatakan bahwa air dalam
termos mengandung banyak kalor sebab
panas yang terkandung dalam air termos
bukan kalor, tetapi energi internal. Jika
terjadi perpindahan panas dari air dalam
termos ke lingkungan sekitarnya atau
dicampur dengan air dingin maka akan
terbentuk kalor.
• Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of
Content’).
• Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam
wadah terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk
dinamakan perubahan entalpi (ΔH).
Hukum 1 Termodinamika
dU = dqP – P dV
Jika persamaan diintegrasi, maka
U2 – U1 = qP – P (V2 – V1)
Karena P1 = P2 = P
(U2 + P2 V2 ) - (U1 + P1 V1 ) = qP
Diferensial Hukum Termodinamika 1
84
Oleh karena U, P dan V adalah fungsi keadaan, maka (U + PV)
juga merupakan fungsi keadaan. Fungsi ini disebut entalpi, H
H = U + PV
Jadi,
H2 – H1 = qP
atau
H = qP
Dengan demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi
pada tekanan tetap, atau Δ H = qP (qP menyatakan kalor yang
diukur pada tekanan tetap).
Reaksi eksoterm/endoterm
Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm
dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang
melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung
dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil dari zat-zat
pereaksi.
Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksi berharga
negatif.
ΔH = Hproduk – Hpereaksi < 0
Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan
berharga positif.
ΔH= Hproduk – Hpereaksi > 0
Kimia Fisika BabII-2 86
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor suatu sistem didefinisikan sebagai
jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu sistem sebanyak satu derajat
dT
dq
C 
87
Jika kerja yang dilakukan oleh sistem terbatas
pada kerja ekspansi, maka dq = dU + P dv
dT
dVPdU
C


Pada volume tetap, C = CV dan dV
= 0
V
V
V
dT
U
dT
dq
C 




 

Kimia Fisika BabII-2 88
Kapasitas kalor pada tekanan
tetap dapat diturunkan sebagai
berikut
PP
P
P
T
V
P
T
U
dT
dq
C 
















Hubungan Kapasotas kalor
dengan Entalpi
H = U + P V
Pada P tetap,
dH = dU + P dV
Kimia Fisika BabII-2 90
Sehingga
PPP T
V
P
T
U
T
H
























P
P
P
T
H
dT
dq
C 








Kimia Fisika BabII-2 91
Jadi, kapasitas kalor pada
tekanan tetap sama dengan
penambahan entalpi sistem per
derajat kenaikan suhu pada
tekanan tetap.
Kumpulan Materi Termodinamika

More Related Content

What's hot

Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensialFKIP UHO
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)SMP IT Putra Mataram
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)Mahammad Khadafi
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Erva Eriezt
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracAyuShaleha
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 

What's hot (20)

Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Penerapan defrensial
Penerapan defrensialPenerapan defrensial
Penerapan defrensial
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi &amp; andi)
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Statistik Fermi dirac
Statistik Fermi diracStatistik Fermi dirac
Statistik Fermi dirac
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 

Viewers also liked

Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika
Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika
Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika Hendro Agung Setiawan
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaNur Huda
 
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhs
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhsenergi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhs
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhsjasanasution
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamikaigoriv
 
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklus
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklusTermodinamika (1- 2) l proses_dan_siklus
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklusjayamartha
 
Termodinamika Statistika
Termodinamika StatistikaTermodinamika Statistika
Termodinamika StatistikaSamantars17
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaKira R. Yamato
 
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaRenny Aniwarna
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Soal termo
Soal termoSoal termo
Soal termoipan1992
 

Viewers also liked (20)

Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Fisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKAFisika TERMODINAMIKA
Fisika TERMODINAMIKA
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6Termodinamika kelompok 6
Termodinamika kelompok 6
 
Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika
Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika
Materi Kuliah Fisika Bab Termodinamika
 
Fis 17-termodinamika
Fis 17-termodinamikaFis 17-termodinamika
Fis 17-termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhs
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhsenergi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhs
energi & hukum i termodinamika - bagian 2 - mhs
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Materi gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamikaMateri gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamika
 
Termodinamika 1
Termodinamika 1Termodinamika 1
Termodinamika 1
 
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklus
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklusTermodinamika (1- 2) l proses_dan_siklus
Termodinamika (1- 2) l proses_dan_siklus
 
Termodinamika Statistika
Termodinamika StatistikaTermodinamika Statistika
Termodinamika Statistika
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Makalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamikaMakalah t ermodinamika
Makalah t ermodinamika
 
Bab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panasBab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panas
 
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Soal termo
Soal termoSoal termo
Soal termo
 

Similar to Kumpulan Materi Termodinamika

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperaturFKIP UNHALU
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxGunturs4
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transferaladidwi
 
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)Asyarief Javaneses
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2irdadarmaputri
 
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptxKonsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptxAisyahNabila38
 
materi 1 sifat dan hukum gas.pptx
materi 1 sifat dan hukum gas.pptxmateri 1 sifat dan hukum gas.pptx
materi 1 sifat dan hukum gas.pptxRobySudarman1
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasNuRul Emi
 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kaloremri3
 

Similar to Kumpulan Materi Termodinamika (20)

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transfer
 
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)
Suhu kalor termodinamika (a.syarif h)
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu fis1 3
Suhu fis1 3Suhu fis1 3
Suhu fis1 3
 
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptxTEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
 
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptxKonsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
GAS
GASGAS
GAS
 
materi 1 sifat dan hukum gas.pptx
materi 1 sifat dan hukum gas.pptxmateri 1 sifat dan hukum gas.pptx
materi 1 sifat dan hukum gas.pptx
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
Materi8
Materi8Materi8
Materi8
 
05 keadaan gas
05 keadaan gas05 keadaan gas
05 keadaan gas
 
Bab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalorBab 6 suhu dan kalor
Bab 6 suhu dan kalor
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Kumpulan Materi Termodinamika

  • 1. TERMODINAMIKA Dosen Pengampu : Delovita Ginting, M.Si.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Perpindahan panas dasar atau kalor adalah pengangkutan energi karena perbedaan suhu benda atau material Ilmu perpindahan panas berhubungan erat dengan ilmu termodinamika Perpindahan Panas :menjelaskan terjadinya perpindahan energi dari suatu benda ke benda lain dan meramalkan lajunya Termodinamika : meramalkan energi yang dibutuhkan untuk mengubah sistem dari keadaan setimbang ke keadaan setimbang yang lain Sasaran analisis ilmu perpindahan panas adalah laju perpindahan energi. Perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi dan radiasi.
  • 13. Energi berpindah secara konduksi/hantaran jika pada suatu benda terdapat perbedaan suhu antara satu bagian dengan bagian yang lain q q T1 T2 T1 > T2 PRINSIP KONDUKSI (PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI)
  • 14. Laju perpindahan panas diberikan sesuai hukum Fourier : dimana : k = konduktivitas termal A = luasan bidang perpindahan panas T = perbedaan suhu x = jarak bidang perpindahan panas = gradien suhu x T kAq    x T   (PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI) Konduktivitas termal/panas menunjukkan :  Ukuran kemampuan material untuk menghantarkan energi  Energi yang dihantarkan tiap unit waktu, tiap satuan panjang dan tiap beda suhu Tanda minus menunjukkan kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala suhu.
  • 15. (PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI) Jika benda bersuhu tinggi berada pada lingkungan fluida bersuhu rendah maka akan terjadi perpindahan panas secara konveksi dari benda ke lingkungan. Hal ini terjadi karena pengaruh gerakan pertikel-partikel fluida. Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan :  Konveksi bebas Terjadi karena perbedaan kerapatan yang disebabkan gradien suhu  Konveksi paksa Gerakan pencampuran karena pengaruh mekanis PRINSIP KONVEKSI q Ts T~Fluida bergerak Ts T~>
  • 16. (PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI) Laju perpindahan panas mengikuti hukum Newton tentang pendinginan : )T-(TsAhq ~ Dimana : h = koefisien perpindahan panas konveksi atau konduktansi permukaan satuan Ts = suhu permukaan T~ = suhu lingkungan Koefisien perpindahan panas konveksi menggambarkan energi yang dibuang tiap satuan waktu, tiap satuan luas dan tiap perbedaan suhu.
  • 17. (PERPINDAHAN PANAS RADIASI) Radiasi adalah proses mengalirnya panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah bila benda terpisah baik oleh udara/gas atau hampa (vakum). Istilah “radiasi” dipergunakan untuk segala jenis gelombang elektromagnetik, tetapi dalam ilmu ini dibatasi pada persoalan yang diakibatkan oleh suhu dan yang dapat mengangkut energi melalui medium tembus cahaya atau melalui ruang. Energi ini disebut radiasi termal. Permukaan 1, T1 Permukaan 2, T2 T1 > T2 PRINSIP RADIASI
  • 18. Dalam perpindahan panas radiasi dikenal penyinar ideal/benda hitam yang dapat memancarkan energi dengan laju sebanding dengan pangkat empat suhu absolut benda itu (PERPINDAHAN PANAS RADIASI) Laju perpindahan panas : q =  A (T1 4 - T2 4 ) Dengan  adalah konstanta Stefan-Boltzmann sebesar 5,67 x 10- 8 W/m2.K4 atau 0.1714 x 10- 8 Btu/hr.ft2.R4. Persamaan di atas mengandaikan energi teradiasi oleh benda hitam. Jika benda tidak hitam (seperti abu-abu), maka harus dimasukkan faktor emisivitas () atau pancaran : q =  A (T14- T24)
  • 19. (PERPINDAHAN PANAS RADIASI) Radiasi tidak seluruhnya sampai permukaan lain karena gelombang elektromagnetik berjalan menurut garis lurus dan sebagian hilang ke lingkungan. Untuk itu diperhitungkan faktor pandangan F : q =  F A (T14- T24)
  • 20. (SISTEM SATUAN) SI British Konduktivitas termal, k W/m.C atau W/m.K Koefisien perpindahan panas konveksi, h W/m.2C atau W/m2.K Laju perpindahan panas, q Watt Btu/hr.ft. OF Btu/hr.ft2. OF Btu/hr Konversi :1 W/m. OC = 0,5778 Btu/hr.ft. OF 1 W/m2. OC = 1 W/m2.K = 0.1761 Btu/hr.ft2. OF K = OC + 273 T (0C) = (T(OF) – 32)/1,8 T (OF) = 1,8 T (OC) + 32
  • 21. Contoh 1: Berapa suhu pada sisi kanan dari benda seperti pada gambar di bawah ini
  • 22.
  • 23. Sebuah batang panas, kemudian dihembuskan pertama dg air dan dengan udara, ditanya berapa suhu permukaan dari batang tersebut Contoh 2:
  • 24.
  • 25. Contoh 3: Dua buah benda seperti pada gambar, terjadi perpindahan panas secara radiasi, berapa besar laju pancaran dan laju perpindahan panas yang diserap?
  • 26. Besarnya laju panas yang di pancarkan
  • 27. Besarnya laju panas yang diserap
  • 29. POKOK BAHASAN PERSAMAAN KEADAAN GAS Asumsi Gas Ideal Persamaan Keadaan Gas Ukuran Jumlah Mol dan Berat Gas PERSAMAAN KEADAAN KUBIK: VAN DER WAALS Konstanta Kritis Gas Van der Waals Faktor koreksi
  • 30. PERSAMAAN KEADAAN GAS KRITERIA GAS IDEAL • Terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak jumlahnya. • Molekul-molekulnya memenuhi hokum Newton tentang gerak • Sebuah molekul bergerak secara acak dengan kecepatan tetap. Dalam ruang tiga dimensi sebuah molekul bergerak ke arah sumbu X, Y dan Z dimana • Molekul-molekul gas tidak seluruhnya bergerak dengan kecepatan yang sama • Molekul-molekul tersebar merata dalam ruang yang sempit • Tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak antar molekul. yang ada hanya gaya tumbukan • Tumbukan antar molekul atau antar molekul dengan dinding adalah tumbukan lenting sempurna • Jarak antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul • Dalam keadaan nyata tidak ada gas ideal tetapi gas mendekati keadaan ideal jika tekanan sangat rendah dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas tersebut •Asumsi Gas Ideal
  • 31. Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung molekul. Dimana: adalah bilangan Avogadro • Massa Atom atau Massa Molar 𝑀 adalah massa 𝑔𝑟 dari 1 Mol gas dan satuannya adalah 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 atau 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙. Massa 𝑚 untuk 𝑛 mol gas adalah •Ukuran Jumlah Mol dan Berat Gas
  • 32. • Hukum Boyle • Hukum Charles • Hukum Gay Lussac Persamaan Keadaan Gas
  • 33. • Persamaan Keadaan gas secara umum adalah karena Maka Dalam Bentuk lain persamaan keadaan gas ideal adalah
  • 34. Contoh soal Di dalam sebuah tangki yang volumenya 50 terdapat gas oksigen pada suhu c dan tekanan 135 atm. Berapakah massa gas tersebut?
  • 35. Diketahui : R= 0,821 lt atm/mol P= 135 atm V= 50 T= 300 Jawab Penyelesaian
  • 36. • Van der waals menyatakan bahwa: • Molekul dipandang sebagai partikel yang memiliki volume, sehingga V tidak boleh kurang dari suatu konstanta  V diganti dengan (V – b) • Pada jarak tertentu molekul saling berinteraksi  mempengaruhi tekanan, P diganti dengan PERSAMAAN KEADAAN KUBIK: VAN DER WAALS   RTbV V a P        2   RTbV V a P        2 2 V a bV RT P   
  • 37. • Kondisi kritikalitas: 0 , 2 2                 cc PT V P V P   32 2 V a bV RT V P T             432 2 62 V a bV RT V P T             0 2 32    cc c V a bV RT   0 62 43   cc c V a bV RT c c a c c P TR P TR a 2222 64 27  c c b c c P TR P TR b  8 1
  • 39. Contoh soal : Gas idel dan gas nyata suatu saper 10,0 mol karbon dioksida dimasukkan dalam wadah 2,0 dan diuapkan pada temperature 47. Hitung tekanan karbon dioksida Sebagai gas ideal dan Sebagai gas nyata Nilai hasil percobaan adalah 82 atm .
  • 40. Tekanan menurut anggapan gas ideal dan gas nyata adalah: Penyelesaian
  • 41. Konstanta Kritis Gas Van der Waals Tekanan kritis: Volume kritis Suhu kritis
  • 42. Faktor koreksi •Faktor koreksi volume Faktor koreksi tekanan Dengan memasukkan kedua faktor tersebut kedalam persamaan gas ideal, maka diperoleh persamaan van der waals Dimana, P = tekanan absolute gas (atm) V= volume spesifik gas (liter) R= konstanta gas ( 0.082 L atm/ mol atau 8,314 J/Kmol) T= suhu atau temperature absolute gas (K) n= jumlah mol gas a,b= konstanta van der waals
  • 44. EKSPANSI DAN KOMPRESIBILITAS Secara umum dapat didefinisikan koefisien ekspansi volume : PT V V          1  Satuan  1 K Fisis?
  • 45. FISIS Perubahan volume terhadap kenaikan temperatur persatuan volume pada tekanan tetap. Koefisien ekspansi volume menunjukkan seberapa jauh material berkembang terhadap agitasi termal. Untuk gas ideal : TP nR V 11  (Khusus gas ideal, tidak berlaku umum) Dalam volume spesifik : PT V V          1 
  • 46. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN TEKANAN DENGAN PERUBAHAN VOLUME Apabila zat murni dimampatkan secara adiabatik reversibel, hubungan antara perubahan tekanan dan volume dapat dicari dari persamaan : s v sv dv T p TdTc                     2 1 2 1 12 dv T p T dT CSS v v            2 1 2 1 12 dp T v T dT CSS p v s p sp dp T v TdTc         
  • 48. Kompresibilitas isotermal KT didefinisikan sebagai : s s P V V K          1 Kompresibilitas adiabatik Ks didefinisikan sebagai : T T P V V K          1 Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, diperoleh :  v p s T C C K K
  • 49. KOMPRESIBILITAS Tanda negatif disebabkan karena volume selalu menyusut bila tekanan naik, jadi secara inheren bernilai negatif. Sehingga kompresibilitas merupakan besaran bernilai positif. 0PP  0PP Kompresibilitas isotermal suatu material : TP V V K          1  TP V   PP nRT VP V V K T 111 2                Untuk gas ideal :
  • 50. Sehingga   32 2 v a bv RT P V T             43 62 v a bv RT P V T           dan0        TP V 02 2         T V P Masukan
  • 51. KONSTANTA KRITIS GAS VAN DER WAALS dan0        TP V 02 2         T V P 2 v a bv RT P    Persamaan gas van der waals dapat ditulis :
  • 52. Tekanan kritis 2 27b a Pc  bVc 3 Rb a Tc 27 8  Volume kritis Suhu kritis
  • 53. FAKTOR KOMPRESIBILITAS Hubungan antara tekanan, suhu, dan suhu dari gas dapat dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut faktor kompresibilitas. Faktor kompresibilitas didefinisikan sebagai RT pv Z 
  • 54. LATIHAN Buktikan perubahan tekanan secara isotermal reversibel (terbalikkan). Jika T konstanta (dT=0, Penyelesaian : T p T dp T v ds          vb T v v v T v ds pp T                  TT vbdpds     2 1 12 TT vbdpSS
  • 56. 1. Differensial hukum termodinamika Hukum Kesatu Termodinamika Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan temperatur. Energi dalam merupakan fungsi keadaan karena besarnya hanya bergantung pada keadaan sistem. Bila dalam suatu perubahan sistem menyerap sejumlah (kecil) kalor, δ q , dan melakukan kerja (kecil), δ w , maka sistem akan mengalami perubahan energi dalam, d U , sebesar: U = δ q + δ w ...…(1)
  • 57. • untuk perubahan yang besar pada suatu sistem dari keadaan 1 (energi dalam U 1 ) keadaan 2 (energi dalam U 2), maka akan terjadi perubahan energi dalam (∆U),sebesar : ∆U = U 2 - U 1…………(2) • sehingga diperoleh: U 2 - U 1 = q + w...……(3) ∆U = q + w……..(4) Persamaan (4) merupakan bentuk matematik dari hukum pertama termodinamika. Menurut ungkapan ini, energi suatu sistem dapat berubah melalui kalor dan kerja.Bila kerja yang dilakukan oleh sistem hanya terbatas pada kerja ekspansi (misalnyapada kebanyakan reaksi kimia)
  • 58. maka persamaan (4) dapat diubah menjadi U = δ q – pd V .…….. (5) pada volume tetap, d V = 0, maka U = δ q..………(6) atau untuk perubahan besar, ∆ U = q……… (7) • Menurut persamaan (7) perubahan energi dalam adalah kalor yang diserap oleh sistem bila proses berlangsung pada volume tetap Secara matematik: Q = ΔU +W Q = kalor yang dipindahkan ΔU = perubahan energi dalam W = kerja yang dilakukan dalam satuan kalor Persamaan di atas bisa juga ditulis dalam bentuk diferensial atau untuk perubahan infinitisimal : dQ = dU + dW
  • 59. 2. Sistem termodinamika Sistem dalam termodinamika adalah suatu daerah dalam ruang atau sejumlah benda yang dibatasi oleh permukaan tertutup. Sistem termodinamika dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok: 1.Sistem tertutup 2.Sistem terbuka 3.Sistem terisolasi.
  • 60. 1. Sistem tertutup. Merupakan sistem massa tetap dan identitas batas sistem ditentukan oleh ruang zat yang menempatinya. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon Sistem tertutup.Gas di dalam silinder dianggap sebagai suatu sistem. Jika panas diberikan ke silinder dari sumber luar, temperatur gas akan naik dan piston bergerak ke atas. Ketika piston naik, batas sistem bergerak. Dengan kata lain, panas dan kerja melewati batas sistem selama proses, tetapi tidak ada terjadi penambahan atau pengurangan massa zat.
  • 61. 2. Sistem terbuka Pada sistem ini, zat melewati batas sistem. Panas dan kerja bisa juga melewati batas sistem. Contoh sistem terbuka yaitu pada sebuah kompresor udara .Zat yang melewati batas sistem adalah udara bertekanan rendah (L.P) yang memasuki kompresor dan udara bertekanan tinggi (H.P) yang meninggalkan kompresor. Kerja melewati batas sistem melalui poros penggerak dan panas ditransfer melewati batas sistem melalui dinding silinder.
  • 62. 3. Sistem terisolasi sebuah sistem yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem ini massanya tetap dan tidak ada panas atau kerja yang melewati batas sistem. contohnya air dalam termos Beberapa contoh sistem sederhana dalam termodinamika adalah hidrostatik, kawat teregang, selaput permukaan, sel terbalikan, padatan dielektrik dan padatan magnetik.
  • 63.
  • 64. 3.Hubungan fungsional antara p, V dan T pada suatu sistem • Dalam termodinamika, besaran makroskopik yang menggambarkan keadaan sistem ini adalah tekanan gas p, volume V dan temperatur T. Eksprerimen ini menunjukkan, bahwa tekanan gas (p), volume gas (V), dan temperatur gas (T) mempunyai kaitan tertentu. • Secara matematis, antara p, V, dan T mempunyai hubungan fungsional: f (p, V, T) = 0. Dari hubungan empiris ini dapat dibuat ramalan-ramalan tertentu. Misalnya mengenai: koefisien muai gas, kapasitas kalor gas, energi-dalam gas, dan koordinat sistem lainnya. Perlu diketahui, bahwa semua eksperimen menunjukkan: • 1. apabila suatu sistem ada dalam keadaan setimbang termodinamis, maka setiap koordinat dapat dinyatakan sebagai fungsi dua koordinat lainnya. • 2. hanya ada dua diantara kedelapan koordinat sistem yang merupakan variabel bebas sistem. • 3. dalam keadaan setimbang termodinamis berlaku hubungan f (x, y, z) = 0.
  • 65. variabel keadaan gas dapat dilukiskan dalam bentuk: 1. implisit, f (p, V, T) = 0 …………………………….. (1.1) 2. eksplisit, • a. p = p (V, T). • b. V = V (p, T), dan …………………………… (1.2) • c. T = T (p, V). • Bentuk implisit f (p, V, T) = 0 menyatakan, bahwa antara variabel p, V, dan T ada hubungan tertentu. Oleh karena itu, hanya dua variabel di antara ketiga variabel bersifat bebas, sedangkan variabel yang ketiga merupakan variabel tak bebas atau terikat. • Bentuk eksplisit p = p (V, T) menyatakan, bahwa variabel V dan T merupakan variabel bebas dan variabel p merupakan variabel terikat. Demikian pula bentuk eksplisit T = T (p, V) menyatakan, bahwa variabel p dan V merupakan variabel bebas dan variabel T merupakan variabel terikat. Hubungan ketiga besaran ini ditunjukkan dalam persamaan diferensial.
  • 66. PERUBAHAN DIFERENSIAL KEADAAN Setiap infinitesimal dalam koordinat termodinamika ( p,v,θ) harus memenuhi persyaratan bahwa ia menggambarkan perubahan kuantitas yang kecil terhadap kuantitasnya sendiri tetapi perubahan kuantitas yang besar terhadap efek yang ditimbulkan oleh kelakuan beberapa molekul. Persamaan keadaan suatu sistem dapat dibayangkan bahwa persamaan keadaan tersebut dapat dipecahkan untuk menyatakan setiap koordinatnya dalam dua koordinat lainnya. Analisisnya : 1. V = fungsi (2.3) Maka diferensial parsialnya : (2.4)
  • 67. Kuantitas kemuaian volume rata didefinisikan : pada kondisi tekanan tetap. Jika perubahan temperatur dibuat sangat kecil, maka perubahan volume juga menjadi sangat kecil, maka : kemuaian volume sesaat (β) dirumuskan : (2.5) Sebenarnya β merupakan fungsi dari (θ, P), tetapi dalam percobaan menunjukkan bahwa banyak zat yang β – nya tidak peka pada perubahan tekanan (dP) dan hanya berubah sedikit terhadap suhu (θ)
  • 68. Efek perubahan tekanan pada volume sistem hidrostatik etjika temperaturnya dibuat tetap, dinyatakan oleh kuantitas yang disebut ketermampatan isotermik (κ dibaca kappa) yang dirumuskan : (2.6) 2. P = fungsi (θ, V) (2.7) Maka diferensial parsialnya : (2.8) 3. θ = fungsi (P, V) (2.9) Maka diferensial parsialnya : (2.10)
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72. dipulihkan ke dalam persamaan (2.21) diperoleh : (2.23) Kembali ke persamaan (2.8) berdasarkan persamaan (2.6) dan (2.23) diperoleh : (2.24)
  • 73. Lalu pada volume tetap (dV = 0), diperoleh : (2.25) Dengan mengintegrasikan kedua keadaan tersebut, diperoleh : (2.26) Dan (2.27)
  • 75. Aliran panas Aliran panas adalah perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Ada 3 bentuk mekanisme perpindahan panas: 1.Konduksi Adalah perpindahan Kalor dimana kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
  • 76. Rumus konduksi H = K .A . (DT/ L) • H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu • DT/L = gradien temperatur (ºK/m) • K = koefisien konduks • iA = luas penampang (m²) • L = panjang benda (m).
  • 77. 2. Konveksi Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-bagian zat, karena perbedaan massa jenis. H = K .A . DT • H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu • K = koefisien konveksi • DT = kenaikan suhu (ºK)
  • 78. 3. Radiasi • Perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang elektromagnetik.Pancaran kalor secara radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann: W = e . s . T4W • intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per satuan luas persatuan waktus = • konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.º • K4e = emisivitas (o < e < 1) • T = suhu mutlak (ºK)
  • 79. Benda yang dipanaskan sampai pijar, selain memancarkan radiasi kalor juga memancarkan energi radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan panjanggelombang 10-6 s/d 10- 5 m. Untuk benda ini berlaku hukum PERGESERAN WIEN,yaitu:lmax . T = C . C = konstanta Wien = 2.9 x 10-3m ºK
  • 81. PENGERTIAN ENTALPI • Perubahan energi internal dalam bentuk panas dinamakan kalor. Kalor adalah energi panas yang ditransfer (mengalir) dari satu materi ke materi lain. Jika tidak ada energi yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa materi mengandung kalor. Jadi, Anda dapat mengukur kalor jika ada aliran energi dari satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini, ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan keadaan awal.
  • 82. Contoh : • Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak dapat mengatakan bahwa air dalam termos mengandung banyak kalor sebab panas yang terkandung dalam air termos bukan kalor, tetapi energi internal. Jika terjadi perpindahan panas dari air dalam termos ke lingkungan sekitarnya atau dicampur dengan air dingin maka akan terbentuk kalor.
  • 83. • Entalpi dilambangkan dengan H (berasal dari kata ‘Heat of Content’). • Jika perubahan energi terjadi pada tekanan tetap, misalnya dalam wadah terbuka (tekanan atmosfer) maka kalor yang terbentuk dinamakan perubahan entalpi (ΔH). Hukum 1 Termodinamika dU = dqP – P dV Jika persamaan diintegrasi, maka U2 – U1 = qP – P (V2 – V1) Karena P1 = P2 = P (U2 + P2 V2 ) - (U1 + P1 V1 ) = qP Diferensial Hukum Termodinamika 1
  • 84. 84 Oleh karena U, P dan V adalah fungsi keadaan, maka (U + PV) juga merupakan fungsi keadaan. Fungsi ini disebut entalpi, H H = U + PV Jadi, H2 – H1 = qP atau H = qP Dengan demikian, perubahan entalpi adalah kalor yang terjadi pada tekanan tetap, atau Δ H = qP (qP menyatakan kalor yang diukur pada tekanan tetap).
  • 85. Reaksi eksoterm/endoterm Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil dari zat-zat pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi reaksi berharga negatif. ΔH = Hproduk – Hpereaksi < 0 Pada reaksi endoterm, perubahan entalpi reaksi akan berharga positif. ΔH= Hproduk – Hpereaksi > 0
  • 86. Kimia Fisika BabII-2 86 Kapasitas kalor Kapasitas kalor suatu sistem didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sistem sebanyak satu derajat dT dq C 
  • 87. 87 Jika kerja yang dilakukan oleh sistem terbatas pada kerja ekspansi, maka dq = dU + P dv dT dVPdU C   Pada volume tetap, C = CV dan dV = 0 V V V dT U dT dq C        
  • 88. Kimia Fisika BabII-2 88 Kapasitas kalor pada tekanan tetap dapat diturunkan sebagai berikut PP P P T V P T U dT dq C                 
  • 89. Hubungan Kapasotas kalor dengan Entalpi H = U + P V Pada P tetap, dH = dU + P dV
  • 90. Kimia Fisika BabII-2 90 Sehingga PPP T V P T U T H                         P P P T H dT dq C         
  • 91. Kimia Fisika BabII-2 91 Jadi, kapasitas kalor pada tekanan tetap sama dengan penambahan entalpi sistem per derajat kenaikan suhu pada tekanan tetap.