Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus yang merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita diabetes dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030."
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
LATAR BELAKANG DM
1.
2. LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Penyakit Diabetes
Mellitus (DM)
merupakan penyakit
tidak menular yang
mengalami peningkatan
terus menerus dari
tahun ke tahun.
Penyakit Diabetes
Mellitus (DM)
merupakan penyakit
tidak menular yang
mengalami peningkatan
terus menerus dari
tahun ke tahun.
WHO memprediksi kenaikan
jumlah penderita Non
Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) dari 8,4
juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030.
WHO memprediksi kenaikan
jumlah penderita Non
Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) dari 8,4
juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030.
Penyakit DM mampu
menyebabkan kerusakan
organ secara menyeluruh
secara anatomis maupun
fungsional
Penyakit DM mampu
menyebabkan kerusakan
organ secara menyeluruh
secara anatomis maupun
fungsional
Komplikasi kronik dari penyakit DM
menyebabkan kelainan pada
makrovaskular, mikrovaskular,
gastrointestinal, genito urinari,
dermatologi, infeksi, katarak,
glaukoma dan sistem muskulo skeletal
Komplikasi kronik dari penyakit DM
menyebabkan kelainan pada
makrovaskular, mikrovaskular,
gastrointestinal, genito urinari,
dermatologi, infeksi, katarak,
glaukoma dan sistem muskulo skeletal
3. 2.1 Defenisi
2.1 Defenisi
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002)
4. 2.2 Klasifikasi
2.2 Klasifikasi
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung
insulin (IDDM)
Tipe II : Diabetes mellitus tidak
tergantung insulin (NIDDM)
Diabetes mellitus yang berhubungan
dengan keadaan atau sindrom lainnya
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung
insulin (IDDM)
Tipe II : Diabetes mellitus tidak
tergantung insulin (NIDDM)
Diabetes mellitus yang berhubungan
dengan keadaan atau sindrom lainnya
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
2.3 Etiologi
2.3 Etiologi
Tipe I : Faktor genetic
Faktor-faktor imunologi
Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
Tipe I : Faktor genetic
Faktor-faktor imunologi
Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
2.4 Tanda dan
Gejala
2.4 Tanda dan
Gejala
• Katarak
• Glaukoma
• Retinopati
• Infeksi bakteri kulit
• Penyakit ginjal
• Hipertensi
• Dll
• Katarak
• Glaukoma
• Retinopati
• Infeksi bakteri kulit
• Penyakit ginjal
• Hipertensi
• Dll
5. 2.5 Pemeriksaan
Penunjang
2.5 Pemeriksaan
Penunjang
Glukosa darah sewaktu
a. Plasma vena :
• < 100
• 100 - 200 = belum pasti DM,
• >200 = DM
b. Darah kapiler :
• < 80
• 80 - 100 = belum pasti DM,
• > 200 = DM
Glukosa darah sewaktu
a. Plasma vena :
• < 100
• 100 - 200 = belum pasti DM,
• >200 = DM
b. Darah kapiler :
• < 80
• 80 - 100 = belum pasti DM,
• > 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa
a. Plasma vena :
• < 110
• > 110 - 120 = belum pasti DM,
• > 120 = DM
b. Darah kapiler :
• <90
• 90 - 110 = belum pasti DM
• >110 = DM
Kadar glukosa darah puasa
a. Plasma vena :
• < 110
• > 110 - 120 = belum pasti DM,
• > 120 = DM
b. Darah kapiler :
• <90
• 90 - 110 = belum pasti DM
• >110 = DM
Tes toleransi glukosa
Tes toleransi glukosa
7. 2.7 Penatalaksanaan
2.7 Penatalaksanaan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
8. 3.1 Pengkajian
3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya
3. Aktivitas/ Istirahat
4. Sirkulasi
5. Integritas Ego
6. Eliminasi
7. Makanan / Cairan
8. Neurosensori
9. Nyeri / Kenyamanan
10. Pernapasan
11. Keamanan
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya
3. Aktivitas/ Istirahat
4. Sirkulasi
5. Integritas Ego
6. Eliminasi
7. Makanan / Cairan
8. Neurosensori
9. Nyeri / Kenyamanan
10. Pernapasan
11. Keamanan
9. 3.2 Diagnosa
3.2 Diagnosa
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
10. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
1. Dx 1 Tujuan:
Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
Kriteria Hasil:
•Pasien dapat
mencerna jumlah kalori
atau nutrien yang
tepat
•Berat badan stabil
atau penambahan ke
arah rentang biasanya
Timbang berat badan setiap
hari atau sesuai dengan
indikasi.
Tentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan
pasien.
Berikan makanan cair yang
mengandung zat makanan
(nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien
sudah dapat
mentoleransinya melalui oral.
Kolaborasi melakukan
pemeriksaan gula darah
Kolaborasi pemberian
3.3 Intervensi
3.3 Intervensi
11. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
2. Dx 2 Tujuan:
Kebutuhan cairan atau
hidrasi pasien
terpenuhi
Kriteria hasil:
Pasien menunjukkan
hidrasi yang adekuat
dibuktikan oleh tanda
vital stabil, nadi
perifer dapat diraba,
turgor kulit dan
pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat
secara individu dan
kadar elektrolit dalam
batas normal
Pantau tanda-tanda vital, catat
adanya perubahan TD ortostatik
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,
turgor kulit dan membran mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran
Pertahankan untuk memberikan
cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung
Catat hal-hal seperti mual, muntah
dan distensi lambung
Kolaborasi : berikan terapi cairan
normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium
12. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
3. Dx 3 Tujuan:
Gangguan integritas
kulit dapat berkurang
atau menunjukkan
penyembuhan
Kriteria Hasil:
Kondisi luka
menunjukkan adanya
perbaikan jaringan dan
tidak terinfeksi
Kaji luka, adanya epitelisasi,
perubahan warna, edema, dan
discharge, frekuensi ganti
balut
Kaji tanda vital
Kaji adanya nyeri
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi pemberian insulin
dan medikasi.
Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
13. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
4. Dx 4 Tujuan:
Pasien tidak
mengalami injury.
Kriteria Hasil:
Pasien dapat
memenuhi
kebutuhannya tanpa
mengalami injury
Hindarkan lantai yang licin.
Gunakan bed yang rendah.
Orientasikan klien dengan
ruangan.
Bantu klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
Bantu pasien dalam ambulasi
atau perubahan posisi
14. 4.1 Pengkajian
4.1 Pengkajian
Identitas Klien
Identitas Klien
Nama : Tn. J
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010
No. Reg : 44-92-67
Ruangan/ kamar : RA2
Tanggal Pengkajian : 01 November 2010
Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
Nama : Tn. J
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010
No. Reg : 44-92-67
Ruangan/ kamar : RA2
Tanggal Pengkajian : 01 November 2010
Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
Penanggung
jawab
Penanggung
jawab
Nama : Tn. Z
Hub. dengan klien : Anak kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kisaran
Nama : Tn. Z
Hub. dengan klien : Anak kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kisaran
Keluhan
Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiri
Pasien mengalami borok pada siku kiri
15. 4.2 Riwayat kesehatan
sekarang
4.2 Riwayat kesehatan
sekarang
Provokative
Provokative
a. Penyebab:
Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan
membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal
yang memperbaiki keadaan adalah klien
langsung dirujuk ke rumah sakit
a. Penyebab:
Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan
membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal
yang memperbaiki keadaan adalah klien
langsung dirujuk ke rumah sakit
Quantity/quality
Quantity/quality
a. Bagaimana:
Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri
b. Bagaimana dilihat:
Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
a. Bagaimana:
Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri
b. Bagaimana dilihat:
Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
Region
Region
Lokasinya disiku kiri
Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
Lokasinya disiku kiri
Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
Time
Time Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
16. 4.3 Riwayat kesehatan
Masa lalu
4.3 Riwayat kesehatan
Masa lalu
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien
hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi
dan obat herbal seperti mengkonsumsi air
daun siri
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien
hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi
dan obat herbal seperti mengkonsumsi air
daun siri
Penyakit yang
pernah dialami
Penyakit yang
pernah dialami
4.3 Riwayat Keluarga
4.3 Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Lakai-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
17. 4.3 Riwayat keadaan
psikososial
4.3 Riwayat keadaan
psikososial
Konsep diri
1.Body image : klien terasa terganggu
dengan kondisinya saat ini
2.Ideal diri : klien termotivasi untuk
sembuh
3.Harga diri : klien merasa malu
karena kondisinya saat ini
4.Peran diri : klien ingin segera
sembuh
5.Personal identity : klien patuh dalam
minum obat
Konsep diri
1.Body image : klien terasa terganggu
dengan kondisinya saat ini
2.Ideal diri : klien termotivasi untuk
sembuh
3.Harga diri : klien merasa malu
karena kondisinya saat ini
4.Peran diri : klien ingin segera
sembuh
5.Personal identity : klien patuh dalam
minum obat
Keadaan emosi: Keadaan
emosi klien stabil, dimana
klien tidak marah saat
perawat mengadakan
pengkajian dan perawatan
Keadaan emosi: Keadaan
emosi klien stabil, dimana
klien tidak marah saat
perawat mengadakan
pengkajian dan perawatan
18. 4.3 Pemeriksaan Fisik
4.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Keadaan umum Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak
borok dibagian siku kiri
Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak
borok dibagian siku kiri
Tanda-tanda
vital
Tanda-tanda
vital
TD : 110 / 80 mmhg
HR : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5o
C
TD : 110 / 80 mmhg
HR : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5o
C
19. Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada
kelainan (normal).
Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada
kelainan (normal).
Mulut dan faring:
1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3.Warna lidah merah bercak keputihan.
4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi
dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Mulut dan faring:
1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3.Warna lidah merah bercak keputihan.
4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi
dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Pemeriksaan intergumen
• Kulit tampak kurang bersih
• Kulit tampak hangat
• Kulit berwarna sawo matang
• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6
detik.
• Kelembaban kulit agak kering
• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Pemeriksaan intergumen
• Kulit tampak kurang bersih
• Kulit tampak hangat
• Kulit berwarna sawo matang
• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6
detik.
• Kelembaban kulit agak kering
• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
20. Inspeksi thoraks:
•Bentuk thoraks normal.
•Frekuensi nafas; 22x / menit.
•Irama I/E:1/1.
•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara
nafas normal (bronkovesikuler).
Inspeksi thoraks:
•Bentuk thoraks normal.
•Frekuensi nafas; 22x / menit.
•Irama I/E:1/1.
•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara
nafas normal (bronkovesikuler).
Pemeriksaan paru:
•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan paru:
•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan jantung:
•Inspeksi normal, tidak ada kelainan
•Palpasi normal, tidak ada kelainan
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Pemeriksaan jantung:
•Inspeksi normal, tidak ada kelainan
•Palpasi normal, tidak ada kelainan
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Auskultasi :
•Bunyi jantung I : LUB-dup
•Bunyi jantung II : lup-DUP
•Bunyi jantung tambahan tidak ada
•Murmur tidak ada
•Frekuensi 88x/menit
Auskultasi :
•Bunyi jantung I : LUB-dup
•Bunyi jantung II : lup-DUP
•Bunyi jantung tambahan tidak ada
•Murmur tidak ada
•Frekuensi 88x/menit
21. Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi:
•Bentuk simetris.
•Benjolan masa tidak ada
•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Inspeksi:
•Bentuk simetris.
•Benjolan masa tidak ada
•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Auskultasi: Peristaltik
usus 20x/menit
Auskultasi: Peristaltik
usus 20x/menit
Palpasi
•Nyeri tekan tidak ada
•Benjolan masa tidak ada
•Tanda acites tidak ada
•Hepar tidak teraba
•Lien tidak teraba
•Tidak ada nyeri tekan
Palpasi
•Nyeri tekan tidak ada
•Benjolan masa tidak ada
•Tanda acites tidak ada
•Hepar tidak teraba
•Lien tidak teraba
•Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
•Bunyi tympani (+).
•Tidak dijumpai masa.
Perkusi
•Bunyi tympani (+).
•Tidak dijumpai masa.
22. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis
Status mental
•Kondisi emosi/ perasaan :
Stabil
•Orientasi : Pasien
mengenal tempat dan
waktu perawatan
•Proses berpikir : pasien
ingat keluarga, perawat,
dokter, rumah dan waktu
•Motivasi (kemauan) :
Pasien tak ada harapan, tak
berdaya
•Bahasa : Baik, dapat
berbahasa indonesia
dengan baik
Status mental
•Kondisi emosi/ perasaan :
Stabil
•Orientasi : Pasien
mengenal tempat dan
waktu perawatan
•Proses berpikir : pasien
ingat keluarga, perawat,
dokter, rumah dan waktu
•Motivasi (kemauan) :
Pasien tak ada harapan, tak
berdaya
•Bahasa : Baik, dapat
berbahasa indonesia
dengan baik
Nervus Cranialis
1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat
mengidentifikasi sumber bau
2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada
odema
3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat
merasakan nyeri, sentuhan dan suhu
4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat
mengidentifikasi rasa
5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang
mampu mendengar dengan baik
6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien
dapat berbicara dengan baik
7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat
menyebut huruf lokal
8.Nervus Asesorius : Kurang
baik, kekuatan otot kurang berfungsi
9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah
klien simetris gerakkannya.
Nervus Cranialis
1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat
mengidentifikasi sumber bau
2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada
odema
3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat
merasakan nyeri, sentuhan dan suhu
4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat
mengidentifikasi rasa
5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang
mampu mendengar dengan baik
6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien
dapat berbicara dengan baik
7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat
menyebut huruf lokal
8.Nervus Asesorius : Kurang
baik, kekuatan otot kurang berfungsi
9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah
klien simetris gerakkannya.
23. Refleks
•Refleks bisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks trisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks branchioradialis : Normal kiri
dan kanan
•Refleks patella : Normal kiri dan
kanan
•Refleks tendon achiles : Normal
kiri dan kanan
•Refleks plantar : Normal kiri dan
kanan
Refleks
•Refleks bisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks trisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks branchioradialis : Normal kiri
dan kanan
•Refleks patella : Normal kiri dan
kanan
•Refleks tendon achiles : Normal
kiri dan kanan
•Refleks plantar : Normal kiri dan
kanan
24. Pola makan
Pola makan
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)
Pola diet : 3 x sehari
BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran
BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran
Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet
yang diberikan
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan
dicampur sama air putih
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)
Pola diet : 3 x sehari
BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran
BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran
Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet
yang diberikan
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan
dicampur sama air putih
25. Pola aktivitas
Pola aktivitas
Klien tidak mampu melakukan aktivitas
sendiri, karena kondisi klien yang tidak
memungkinkan dimana di siku kiri klien
tampak ada borok.
Klien tidak mampu melakukan aktivitas
sendiri, karena kondisi klien yang tidak
memungkinkan dimana di siku kiri klien
tampak ada borok.
26. NO NAMA OBAT DOSIS
1 Infus NaCl 30 tetes per menit
2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu
3 Metronidazol 3 X 500 gr
4 Captopril 2 X 12,5 mg
5 Ceftriaxon 2 X 1 gr
4.4 Pemeriksaan
Laboratorium
4.4 Pemeriksaan
Laboratorium
Laboratorium : KGD 400
Rontgen : Tidak ada
osteomyelitis
EKG : ST elevasi
Laboratorium : KGD 400
Rontgen : Tidak ada
osteomyelitis
EKG : ST elevasi
4.5 Terapi medis
4.5 Terapi medis
27. No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : klien
mengatakan haus
terus, mual dan
muntah
DO: kulit tampak
kering dan turgor
klien jelek
PH menurun
Mual muntah
Kekurangan volume
cairan
Kekurangan volume
cairan
4.4 Analisa Data
4.4 Analisa Data
28. No. DATA ETIOLOGI MASALAH
2. DS : klien mengatakan
tidak nafsu makan
DO: klien hanya
menghabiskan ¼
dari diet yang
diberikan,
penurunan berat
badan
PH menurun
Mual muntah
Gangguan nutrisi
Gangguan
nutrisi
29. No. DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS: Klien mengeluh
nyeri pada luka
ulkus grade 2 di
siku tangan kiri,
skala 5-6, nyeri
seperti terbakar.
DO: Wajah tegang
saat ulkus
dibersihkan
Klien menyeringai
saat ulkus di tekan
Borok pada siku kiri
Nyeri akut
Nyeri akut
30. No. DATA ETIOLOGI MASALAH
4. DS : merasa panas
seperti terbakar
dan gatal
DO : luka tampak
merah, skala nyeri
5-6
Luka Ulkus grade 2
di siku tangan kiri
Hegiene kurang
Infeksi
Infeksi
31. 4.5.Diagnosa
Keperawatan
4.5.Diagnosa
Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine
d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan,
penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien
menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine
d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan,
penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien
menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
32. 4.6 Analisa Data
4.6 Analisa Data
DX 1
Tupen :
•Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
•adar elektrolit dalam batas normal.
Tupan :
•Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
33. Intervensi Rasional
• Pantau TTV klien dan mencatat
adanya perubahan TD ortostatik
• Pantau suhu tubuh, warna kulit dan
kelembamban kulit
• Pantau masukkan dan pengeluaran
cairan
• Berikan cairan pada klien paling
sedikit 2500 ml/hari.
• Kolaborasi dalam pemberian cairan
infus.
• Untuk menentukan tindakan
keperawatan selanjutnya
• Untuk mengetahui perubahan keadaan
umum klien
• Memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan pengganti
• Mempertahankan hidrasi
• Menggantikan cairan yang sudah di
keluar
Implementasi Evaluasi
• Memantau TTV klien dan mencatat
adanya perubahan TD ortostatik
• Memantau suhu tubuh, warna kulit
dan kelembamban kulit
• Memantau masukkan dan pengeluaran
cairan
• Memberikan cairan paling sedikit
2500 ml/hari.
• Berkolaborasi dalam pemberian cairan
infus
S : Klien mengatakan rasa haus
berkurang, mual dan muntah
berkurang
O : Kulit tampak agak lembab dan
turgor klien mulai membaik
A :Masalah sebagian teratasi
34. Intervensi Rasional
• Tentukan program diet dan pola
makan pasien
• Identifikasi makanan yang disukai
oleh klien
• Libatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makanan sesuai
dengan indikasi.
• Kolaborasi dalam pemeriksaan gula
darah
• Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan
teraupetik
• Jika makanan yang disukai pasien
dapat dimasukkan dlm
perencanaan makanan
• Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan
• Untuk mengetahui tindakan
keperawatan selanjutnya
DX 2
Tupen :
•Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Tupan :
•Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
35. Implementasi Rasional
• Menentukan program diet dan pola
makan pasien
• Memberikan makanan cair yang
mengandung zat makanan dan
elektrolit
• Mengidentifikasi makanan yang
disukai oleh klien
• Melibatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makanan sesuai
dengan indikasi.
• Berkolaborasi dalam pemeriksaan
gula darah
• Berkolaborasi dalam pemberian
insulin
S : Nafsu makan bertambah
O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet
yang diberikan
A : Masalah sebagian teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
36. Intervensi Rasional
• Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas
(skala 0-10) dan karakteristiknya
• Pertahankan posisi semi-fowler
• Berikan posisi nyaman pada klien
• Ajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian
• Untuk mengetahui berat nyeri
yang dialami klien
• Untuk meningkatkan rasa nyaman
pada klien
• Posisi nyaman dapat mengurangi
rasa nyeri
• Teknik distrasi dapat
mengalihkan perhatian klien pada
nyeri
• Untuk menghilangkan nyeri
DX 3
Tupen :
•Nyeri berkurang
Tupan :
•Nyeri hilang/teratasi
37. Implementasi Rasional
• Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,
intensitas (skala 0-10) dan
karakteristiknya
• Mempertahankan posisi semi-
fowler
• Memberikan posisi nyaman pada
klien
• Mengajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian
antibiotik
S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di
siku tangan kiri berkurang
dengan skala 4.
O : Wajah agak rileks saat ulkus
dibersihkan,
Klien menyeringai saat ulkus di
tekan
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
38. Intervensi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda infeksi
dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic
pada prosedur invasif seperti
pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit dengan
teratur dan masase daerah tulang
yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian obat
antibiotik
• Untuk mengetahui tindakan
keperawatan selanjutnya
• Teknik aseptic dapat mencegah
terjadinya infeksi
• Agar kulit tetap bersih dan
terhindar dari infeksi
• Dapat membantu dalam
mencegah terjadinya sepsis
DX 4
Tupen :
•Mencegah atau menurunkan resiko infeksi
Tupan :
•Infeksi teratasi
39. Implementasi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda
infeksi dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic
pada prosedur invasif seperti
pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit
dengan teratur dan masase daerah
tulang yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian
obat antibiotik
S : Rasa gatal berkurang
O : Luka tampak merah, skala nyeri 4
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
40. Pengkajian
Pengkajian
Pada tahap ini, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara
landasan teoritis dan laporan kasus.
Pada tahap ini, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara
landasan teoritis dan laporan kasus.
Diagnosa
Diagnosa
Setelah membandingkan diagnosa
keperawatan pada landasan teoritis
dengan tinjauan kasus, penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan
Setelah membandingkan diagnosa
keperawatan pada landasan teoritis
dengan tinjauan kasus, penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan
intervensi
intervensi
Pada teori maupun kasus tidak ada
ditemukan kesenjangan untuk setiap
intervensi berdasarkan diagnosa
keperawatan
Pada teori maupun kasus tidak ada
ditemukan kesenjangan untuk setiap
intervensi berdasarkan diagnosa
keperawatan
Implementasi
Implementasi
Adapun faktor penghambat dari penulis
dalam melaksanakan tindakan perawatan
bagi pasien, adalah keterbatasan waktu
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Adapun faktor penghambat dari penulis
dalam melaksanakan tindakan perawatan
bagi pasien, adalah keterbatasan waktu
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
41. Pengkajian
Pengkajian
Pada tahap pengkajian yang ditemukan
pada pasien ulkus diabetikum yaitu
nyeri di bagian tangan sebelah kiri,
dank lien tampak pucat.
Pada tahap pengkajian yang ditemukan
pada pasien ulkus diabetikum yaitu
nyeri di bagian tangan sebelah kiri,
dank lien tampak pucat.
Diagnosa
Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah,
peningkatan haluan urine d/d kulit dan
membrane mukosa kering dan turgor kulit
buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidak cukupan insulin, penurunan
masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu
makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d
skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat
ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d
luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah,
peningkatan haluan urine d/d kulit dan
membrane mukosa kering dan turgor kulit
buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidak cukupan insulin, penurunan
masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu
makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d
skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat
ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d
luka tampak merah.
42. Perencanaan
Perencanaan
Monitor tingkat nyeri, pola BAK,
pemberian rasa nyaman pada pasien
dan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter.
Monitor tingkat nyeri, pola BAK,
pemberian rasa nyaman pada pasien
dan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter.
Implementasi
Implementasi
Mengajarkan klien teknik relaksasi
nafas dalam, menganjurkan klien
untuk banyak minum, mengukur dan
mencatat jumlah urine, menjelaskan
kepada klien dan keluarga tentang
penyakit klien, memberikan
pengobatan sesuai dengan program
dari dokter
Mengajarkan klien teknik relaksasi
nafas dalam, menganjurkan klien
untuk banyak minum, mengukur dan
mencatat jumlah urine, menjelaskan
kepada klien dan keluarga tentang
penyakit klien, memberikan
pengobatan sesuai dengan program
dari dokter
Implementasi
Implementasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang
diperoleh selama 3 hari perawatan
yaitu masalah semua sebagian teratasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang
diperoleh selama 3 hari perawatan
yaitu masalah semua sebagian teratasi
43. Saran
Saran
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
yaitu bila penyakit kambuh lagi
hendaknya dibawa kepada tim
pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang
diprioritas berdasarkan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi
sesuai hirarki (Abraham Maslow)
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
yaitu bila penyakit kambuh lagi
hendaknya dibawa kepada tim
pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang
diprioritas berdasarkan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi
sesuai hirarki (Abraham Maslow)