SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Penyakit Diabetes
Mellitus (DM)
merupakan penyakit
tidak menular yang
mengalami peningkatan
terus menerus dari
tahun ke tahun.
Penyakit Diabetes
Mellitus (DM)
merupakan penyakit
tidak menular yang
mengalami peningkatan
terus menerus dari
tahun ke tahun.
WHO memprediksi kenaikan
jumlah penderita Non
Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) dari 8,4
juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030.
WHO memprediksi kenaikan
jumlah penderita Non
Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM) dari 8,4
juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030.
Penyakit DM mampu
menyebabkan kerusakan
organ secara menyeluruh
secara anatomis maupun
fungsional
Penyakit DM mampu
menyebabkan kerusakan
organ secara menyeluruh
secara anatomis maupun
fungsional
Komplikasi kronik dari penyakit DM
menyebabkan kelainan pada
makrovaskular, mikrovaskular,
gastrointestinal, genito urinari,
dermatologi, infeksi, katarak,
glaukoma dan sistem muskulo skeletal
Komplikasi kronik dari penyakit DM
menyebabkan kelainan pada
makrovaskular, mikrovaskular,
gastrointestinal, genito urinari,
dermatologi, infeksi, katarak,
glaukoma dan sistem muskulo skeletal
2.1 Defenisi
2.1 Defenisi
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Arjatmo, 2002)
2.2 Klasifikasi
2.2 Klasifikasi
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung
insulin (IDDM)
Tipe II : Diabetes mellitus tidak
tergantung insulin (NIDDM)
Diabetes mellitus yang berhubungan
dengan keadaan atau sindrom lainnya
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung
insulin (IDDM)
Tipe II : Diabetes mellitus tidak
tergantung insulin (NIDDM)
Diabetes mellitus yang berhubungan
dengan keadaan atau sindrom lainnya
Diabetes mellitus gestasional (GDM)
2.3 Etiologi
2.3 Etiologi
Tipe I : Faktor genetic
Faktor-faktor imunologi
Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
Tipe I : Faktor genetic
Faktor-faktor imunologi
Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
2.4 Tanda dan
Gejala
2.4 Tanda dan
Gejala
• Katarak
• Glaukoma
• Retinopati
• Infeksi bakteri kulit
• Penyakit ginjal
• Hipertensi
• Dll
• Katarak
• Glaukoma
• Retinopati
• Infeksi bakteri kulit
• Penyakit ginjal
• Hipertensi
• Dll
2.5 Pemeriksaan
Penunjang
2.5 Pemeriksaan
Penunjang
Glukosa darah sewaktu
a. Plasma vena :
• < 100
• 100 - 200 = belum pasti DM,
• >200 = DM
b. Darah kapiler :
• < 80
• 80 - 100 = belum pasti DM,
• > 200 = DM
Glukosa darah sewaktu
a. Plasma vena :
• < 100
• 100 - 200 = belum pasti DM,
• >200 = DM
b. Darah kapiler :
• < 80
• 80 - 100 = belum pasti DM,
• > 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa
a. Plasma vena :
• < 110
• > 110 - 120 = belum pasti DM,
• > 120 = DM
b. Darah kapiler :
• <90
• 90 - 110 = belum pasti DM
• >110 = DM
Kadar glukosa darah puasa
a. Plasma vena :
• < 110
• > 110 - 120 = belum pasti DM,
• > 120 = DM
b. Darah kapiler :
• <90
• 90 - 110 = belum pasti DM
• >110 = DM
Tes toleransi glukosa
Tes toleransi glukosa
2.6 Patofisiologi
2.6 Patofisiologi
2.7 Penatalaksanaan
2.7 Penatalaksanaan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
3.1 Pengkajian
3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya
3. Aktivitas/ Istirahat
4. Sirkulasi
5. Integritas Ego
6. Eliminasi
7. Makanan / Cairan
8. Neurosensori
9. Nyeri / Kenyamanan
10. Pernapasan
11. Keamanan
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya
3. Aktivitas/ Istirahat
4. Sirkulasi
5. Integritas Ego
6. Eliminasi
7. Makanan / Cairan
8. Neurosensori
9. Nyeri / Kenyamanan
10. Pernapasan
11. Keamanan
3.2 Diagnosa
3.2 Diagnosa
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan
metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
1. Dx 1 Tujuan:
Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
Kriteria Hasil:
•Pasien dapat
mencerna jumlah kalori
atau nutrien yang
tepat
•Berat badan stabil
atau penambahan ke
arah rentang biasanya
 Timbang berat badan setiap
hari atau sesuai dengan
indikasi.
 Tentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan
pasien.
 Berikan makanan cair yang
mengandung zat makanan
(nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien
sudah dapat
mentoleransinya melalui oral.
 Kolaborasi melakukan
pemeriksaan gula darah
 Kolaborasi pemberian
3.3 Intervensi
3.3 Intervensi
No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
2. Dx 2 Tujuan:
Kebutuhan cairan atau
hidrasi pasien
terpenuhi
Kriteria hasil:
Pasien menunjukkan
hidrasi yang adekuat
dibuktikan oleh tanda
vital stabil, nadi
perifer dapat diraba,
turgor kulit dan
pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat
secara individu dan
kadar elektrolit dalam
batas normal
 Pantau tanda-tanda vital, catat
adanya perubahan TD ortostatik
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,
turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan
cairan paling sedikit 2500 ml/hari
dalam batas yang dapat ditoleransi
jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah
dan distensi lambung
 Kolaborasi : berikan terapi cairan
normal salin dengan atau tanpa
dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium
No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
3. Dx 3 Tujuan:
Gangguan integritas
kulit dapat berkurang
atau menunjukkan
penyembuhan
Kriteria Hasil:
Kondisi luka
menunjukkan adanya
perbaikan jaringan dan
tidak terinfeksi
 Kaji luka, adanya epitelisasi,
perubahan warna, edema, dan
discharge, frekuensi ganti
balut
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin
dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi
4. Dx 4 Tujuan:
Pasien tidak
mengalami injury.
Kriteria Hasil:
Pasien dapat
memenuhi
kebutuhannya tanpa
mengalami injury
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan
ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi
atau perubahan posisi
4.1 Pengkajian
4.1 Pengkajian
Identitas Klien
Identitas Klien
 Nama : Tn. J
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 65 Tahun
 Status perkawinan : Kawin
 Agama : Islam
 Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010
 No. Reg : 44-92-67
 Ruangan/ kamar : RA2
 Tanggal Pengkajian : 01 November 2010
 Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
 Nama : Tn. J
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 65 Tahun
 Status perkawinan : Kawin
 Agama : Islam
 Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010
 No. Reg : 44-92-67
 Ruangan/ kamar : RA2
 Tanggal Pengkajian : 01 November 2010
 Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
Penanggung
jawab
Penanggung
jawab
 Nama : Tn. Z
 Hub. dengan klien : Anak kandung
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Kisaran
 Nama : Tn. Z
 Hub. dengan klien : Anak kandung
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Kisaran
Keluhan
Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiri
Pasien mengalami borok pada siku kiri
4.2 Riwayat kesehatan
sekarang
4.2 Riwayat kesehatan
sekarang
Provokative
Provokative
a. Penyebab:
Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan
membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal
yang memperbaiki keadaan adalah klien
langsung dirujuk ke rumah sakit
a. Penyebab:
Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan
membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal
yang memperbaiki keadaan adalah klien
langsung dirujuk ke rumah sakit
Quantity/quality
Quantity/quality
a. Bagaimana:
Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri
b. Bagaimana dilihat:
Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
a. Bagaimana:
Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri
b. Bagaimana dilihat:
Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
Region
Region
 Lokasinya disiku kiri
 Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
 Lokasinya disiku kiri
 Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
Time
Time Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
4.3 Riwayat kesehatan
Masa lalu
4.3 Riwayat kesehatan
Masa lalu
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien
hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi
dan obat herbal seperti mengkonsumsi air
daun siri
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien
hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi
dan obat herbal seperti mengkonsumsi air
daun siri
Penyakit yang
pernah dialami
Penyakit yang
pernah dialami
4.3 Riwayat Keluarga
4.3 Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Lakai-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
4.3 Riwayat keadaan
psikososial
4.3 Riwayat keadaan
psikososial
Konsep diri
1.Body image : klien terasa terganggu
dengan kondisinya saat ini
2.Ideal diri : klien termotivasi untuk
sembuh
3.Harga diri : klien merasa malu
karena kondisinya saat ini
4.Peran diri : klien ingin segera
sembuh
5.Personal identity : klien patuh dalam
minum obat
Konsep diri
1.Body image : klien terasa terganggu
dengan kondisinya saat ini
2.Ideal diri : klien termotivasi untuk
sembuh
3.Harga diri : klien merasa malu
karena kondisinya saat ini
4.Peran diri : klien ingin segera
sembuh
5.Personal identity : klien patuh dalam
minum obat
Keadaan emosi: Keadaan
emosi klien stabil, dimana
klien tidak marah saat
perawat mengadakan
pengkajian dan perawatan
Keadaan emosi: Keadaan
emosi klien stabil, dimana
klien tidak marah saat
perawat mengadakan
pengkajian dan perawatan
4.3 Pemeriksaan Fisik
4.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Keadaan umum Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak
borok dibagian siku kiri
Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak
borok dibagian siku kiri
Tanda-tanda
vital
Tanda-tanda
vital
TD : 110 / 80 mmhg
HR : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5o
C
TD : 110 / 80 mmhg
HR : 88 x/ menit
RR : 22 x/ menit
Suhu tubuh : 36,5o
C
Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada
kelainan (normal).
Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada
kelainan (normal).
Mulut dan faring:
1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3.Warna lidah merah bercak keputihan.
4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi
dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Mulut dan faring:
1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3.Warna lidah merah bercak keputihan.
4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi
dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Pemeriksaan intergumen
• Kulit tampak kurang bersih
• Kulit tampak hangat
• Kulit berwarna sawo matang
• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6
detik.
• Kelembaban kulit agak kering
• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Pemeriksaan intergumen
• Kulit tampak kurang bersih
• Kulit tampak hangat
• Kulit berwarna sawo matang
• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6
detik.
• Kelembaban kulit agak kering
• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Inspeksi thoraks:
•Bentuk thoraks normal.
•Frekuensi nafas; 22x / menit.
•Irama I/E:1/1.
•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara
nafas normal (bronkovesikuler).
Inspeksi thoraks:
•Bentuk thoraks normal.
•Frekuensi nafas; 22x / menit.
•Irama I/E:1/1.
•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara
nafas normal (bronkovesikuler).
Pemeriksaan paru:
•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan paru:
•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan jantung:
•Inspeksi normal, tidak ada kelainan
•Palpasi normal, tidak ada kelainan
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Pemeriksaan jantung:
•Inspeksi normal, tidak ada kelainan
•Palpasi normal, tidak ada kelainan
•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Auskultasi :
•Bunyi jantung I : LUB-dup
•Bunyi jantung II : lup-DUP
•Bunyi jantung tambahan tidak ada
•Murmur tidak ada
•Frekuensi 88x/menit
Auskultasi :
•Bunyi jantung I : LUB-dup
•Bunyi jantung II : lup-DUP
•Bunyi jantung tambahan tidak ada
•Murmur tidak ada
•Frekuensi 88x/menit
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi:
•Bentuk simetris.
•Benjolan masa tidak ada
•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Inspeksi:
•Bentuk simetris.
•Benjolan masa tidak ada
•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Auskultasi: Peristaltik
usus 20x/menit
Auskultasi: Peristaltik
usus 20x/menit
Palpasi
•Nyeri tekan tidak ada
•Benjolan masa tidak ada
•Tanda acites tidak ada
•Hepar tidak teraba
•Lien tidak teraba
•Tidak ada nyeri tekan
Palpasi
•Nyeri tekan tidak ada
•Benjolan masa tidak ada
•Tanda acites tidak ada
•Hepar tidak teraba
•Lien tidak teraba
•Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
•Bunyi tympani (+).
•Tidak dijumpai masa.
Perkusi
•Bunyi tympani (+).
•Tidak dijumpai masa.
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis
Status mental
•Kondisi emosi/ perasaan :
Stabil
•Orientasi : Pasien
mengenal tempat dan
waktu perawatan
•Proses berpikir : pasien
ingat keluarga, perawat,
dokter, rumah dan waktu
•Motivasi (kemauan) :
Pasien tak ada harapan, tak
berdaya
•Bahasa : Baik, dapat
berbahasa indonesia
dengan baik
Status mental
•Kondisi emosi/ perasaan :
Stabil
•Orientasi : Pasien
mengenal tempat dan
waktu perawatan
•Proses berpikir : pasien
ingat keluarga, perawat,
dokter, rumah dan waktu
•Motivasi (kemauan) :
Pasien tak ada harapan, tak
berdaya
•Bahasa : Baik, dapat
berbahasa indonesia
dengan baik
Nervus Cranialis
1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat
mengidentifikasi sumber bau
2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada
odema
3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat
merasakan nyeri, sentuhan dan suhu
4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat
mengidentifikasi rasa
5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang
mampu mendengar dengan baik
6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien
dapat berbicara dengan baik
7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat
menyebut huruf lokal
8.Nervus Asesorius : Kurang
baik, kekuatan otot kurang berfungsi
9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah
klien simetris gerakkannya.
Nervus Cranialis
1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat
mengidentifikasi sumber bau
2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada
odema
3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat
merasakan nyeri, sentuhan dan suhu
4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat
mengidentifikasi rasa
5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang
mampu mendengar dengan baik
6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien
dapat berbicara dengan baik
7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat
menyebut huruf lokal
8.Nervus Asesorius : Kurang
baik, kekuatan otot kurang berfungsi
9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah
klien simetris gerakkannya.
Refleks
•Refleks bisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks trisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks branchioradialis : Normal kiri
dan kanan
•Refleks patella : Normal kiri dan
kanan
•Refleks tendon achiles : Normal
kiri dan kanan
•Refleks plantar : Normal kiri dan
kanan
Refleks
•Refleks bisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks trisep : Tidak normal
kiri dan kanan
•Refleks branchioradialis : Normal kiri
dan kanan
•Refleks patella : Normal kiri dan
kanan
•Refleks tendon achiles : Normal
kiri dan kanan
•Refleks plantar : Normal kiri dan
kanan
Pola makan
Pola makan
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)
Pola diet : 3 x sehari
BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran
BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran
Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet
yang diberikan
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan
dicampur sama air putih
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)
Pola diet : 3 x sehari
BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran
BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran
Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet
yang diberikan
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan
dicampur sama air putih
Pola aktivitas
Pola aktivitas
Klien tidak mampu melakukan aktivitas
sendiri, karena kondisi klien yang tidak
memungkinkan dimana di siku kiri klien
tampak ada borok.
Klien tidak mampu melakukan aktivitas
sendiri, karena kondisi klien yang tidak
memungkinkan dimana di siku kiri klien
tampak ada borok.
NO NAMA OBAT DOSIS
1 Infus NaCl 30 tetes per menit
2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu
3 Metronidazol 3 X 500 gr
4 Captopril 2 X 12,5 mg
5 Ceftriaxon 2 X 1 gr
4.4 Pemeriksaan
Laboratorium
4.4 Pemeriksaan
Laboratorium
Laboratorium : KGD 400
Rontgen : Tidak ada
osteomyelitis
EKG : ST elevasi
Laboratorium : KGD 400
Rontgen : Tidak ada
osteomyelitis
EKG : ST elevasi
4.5 Terapi medis
4.5 Terapi medis
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : klien
mengatakan haus
terus, mual dan
muntah
DO: kulit tampak
kering dan turgor
klien jelek
PH menurun
Mual muntah
Kekurangan volume
cairan
Kekurangan volume
cairan
4.4 Analisa Data
4.4 Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
2. DS : klien mengatakan
tidak nafsu makan
DO: klien hanya
menghabiskan ¼
dari diet yang
diberikan,
penurunan berat
badan
PH menurun
Mual muntah
Gangguan nutrisi
Gangguan
nutrisi
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS: Klien mengeluh
nyeri pada luka
ulkus grade 2 di
siku tangan kiri,
skala 5-6, nyeri
seperti terbakar.
DO: Wajah tegang
saat ulkus
dibersihkan
Klien menyeringai
saat ulkus di tekan
Borok pada siku kiri
Nyeri akut
Nyeri akut
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
4. DS : merasa panas
seperti terbakar
dan gatal
DO : luka tampak
merah, skala nyeri
5-6
Luka Ulkus grade 2
di siku tangan kiri
Hegiene kurang
Infeksi
Infeksi
4.5.Diagnosa
Keperawatan
4.5.Diagnosa
Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine
d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan,
penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien
menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine
d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan,
penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien
menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
4.6 Analisa Data
4.6 Analisa Data
DX 1
Tupen :
•Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
•adar elektrolit dalam batas normal.
Tupan :
•Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Intervensi Rasional
• Pantau TTV klien dan mencatat
adanya perubahan TD ortostatik
• Pantau suhu tubuh, warna kulit dan
kelembamban kulit
• Pantau masukkan dan pengeluaran
cairan
• Berikan cairan pada klien paling
sedikit 2500 ml/hari.
• Kolaborasi dalam pemberian cairan
infus.
• Untuk menentukan tindakan
keperawatan selanjutnya
• Untuk mengetahui perubahan keadaan
umum klien
• Memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan pengganti
• Mempertahankan hidrasi
• Menggantikan cairan yang sudah di
keluar
Implementasi Evaluasi
• Memantau TTV klien dan mencatat
adanya perubahan TD ortostatik
• Memantau suhu tubuh, warna kulit
dan kelembamban kulit
• Memantau masukkan dan pengeluaran
cairan
• Memberikan cairan paling sedikit
2500 ml/hari.
• Berkolaborasi dalam pemberian cairan
infus
S : Klien mengatakan rasa haus
berkurang, mual dan muntah
berkurang
O : Kulit tampak agak lembab dan
turgor klien mulai membaik
A :Masalah sebagian teratasi
Intervensi Rasional
• Tentukan program diet dan pola
makan pasien
• Identifikasi makanan yang disukai
oleh klien
• Libatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makanan sesuai
dengan indikasi.
• Kolaborasi dalam pemeriksaan gula
darah
• Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan
teraupetik
• Jika makanan yang disukai pasien
dapat dimasukkan dlm
perencanaan makanan
• Membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan
• Untuk mengetahui tindakan
keperawatan selanjutnya
DX 2
Tupen :
•Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Tupan :
•Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Implementasi Rasional
• Menentukan program diet dan pola
makan pasien
• Memberikan makanan cair yang
mengandung zat makanan dan
elektrolit
• Mengidentifikasi makanan yang
disukai oleh klien
• Melibatkan keluarga pasien dalam
perencanaan makanan sesuai
dengan indikasi.
• Berkolaborasi dalam pemeriksaan
gula darah
• Berkolaborasi dalam pemberian
insulin
S : Nafsu makan bertambah
O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet
yang diberikan
A : Masalah sebagian teratasi
P :Intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
• Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas
(skala 0-10) dan karakteristiknya
• Pertahankan posisi semi-fowler
• Berikan posisi nyaman pada klien
• Ajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian
• Untuk mengetahui berat nyeri
yang dialami klien
• Untuk meningkatkan rasa nyaman
pada klien
• Posisi nyaman dapat mengurangi
rasa nyeri
• Teknik distrasi dapat
mengalihkan perhatian klien pada
nyeri
• Untuk menghilangkan nyeri
DX 3
Tupen :
•Nyeri berkurang
Tupan :
•Nyeri hilang/teratasi
Implementasi Rasional
• Mengkaji tingkat nyeri, lokasi,
intensitas (skala 0-10) dan
karakteristiknya
• Mempertahankan posisi semi-
fowler
• Memberikan posisi nyaman pada
klien
• Mengajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian
antibiotik
S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di
siku tangan kiri berkurang
dengan skala 4.
O : Wajah agak rileks saat ulkus
dibersihkan,
Klien menyeringai saat ulkus di
tekan
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda infeksi
dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic
pada prosedur invasif seperti
pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit dengan
teratur dan masase daerah tulang
yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian obat
antibiotik
• Untuk mengetahui tindakan
keperawatan selanjutnya
• Teknik aseptic dapat mencegah
terjadinya infeksi
• Agar kulit tetap bersih dan
terhindar dari infeksi
• Dapat membantu dalam
mencegah terjadinya sepsis
DX 4
Tupen :
•Mencegah atau menurunkan resiko infeksi
Tupan :
•Infeksi teratasi
Implementasi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda
infeksi dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic
pada prosedur invasif seperti
pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit
dengan teratur dan masase daerah
tulang yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian
obat antibiotik
S : Rasa gatal berkurang
O : Luka tampak merah, skala nyeri 4
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Pengkajian
Pengkajian
Pada tahap ini, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara
landasan teoritis dan laporan kasus.
Pada tahap ini, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara
landasan teoritis dan laporan kasus.
Diagnosa
Diagnosa
Setelah membandingkan diagnosa
keperawatan pada landasan teoritis
dengan tinjauan kasus, penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan
Setelah membandingkan diagnosa
keperawatan pada landasan teoritis
dengan tinjauan kasus, penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan
intervensi
intervensi
Pada teori maupun kasus tidak ada
ditemukan kesenjangan untuk setiap
intervensi berdasarkan diagnosa
keperawatan
Pada teori maupun kasus tidak ada
ditemukan kesenjangan untuk setiap
intervensi berdasarkan diagnosa
keperawatan
Implementasi
Implementasi
Adapun faktor penghambat dari penulis
dalam melaksanakan tindakan perawatan
bagi pasien, adalah keterbatasan waktu
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Adapun faktor penghambat dari penulis
dalam melaksanakan tindakan perawatan
bagi pasien, adalah keterbatasan waktu
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Pengkajian
Pengkajian
Pada tahap pengkajian yang ditemukan
pada pasien ulkus diabetikum yaitu
nyeri di bagian tangan sebelah kiri,
dank lien tampak pucat.
Pada tahap pengkajian yang ditemukan
pada pasien ulkus diabetikum yaitu
nyeri di bagian tangan sebelah kiri,
dank lien tampak pucat.
Diagnosa
Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah,
peningkatan haluan urine d/d kulit dan
membrane mukosa kering dan turgor kulit
buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidak cukupan insulin, penurunan
masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu
makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d
skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat
ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d
luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah,
peningkatan haluan urine d/d kulit dan
membrane mukosa kering dan turgor kulit
buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d ketidak cukupan insulin, penurunan
masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu
makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d
skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat
ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d
luka tampak merah.
Perencanaan
Perencanaan
Monitor tingkat nyeri, pola BAK,
pemberian rasa nyaman pada pasien
dan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter.
Monitor tingkat nyeri, pola BAK,
pemberian rasa nyaman pada pasien
dan pengobatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter.
Implementasi
Implementasi
Mengajarkan klien teknik relaksasi
nafas dalam, menganjurkan klien
untuk banyak minum, mengukur dan
mencatat jumlah urine, menjelaskan
kepada klien dan keluarga tentang
penyakit klien, memberikan
pengobatan sesuai dengan program
dari dokter
Mengajarkan klien teknik relaksasi
nafas dalam, menganjurkan klien
untuk banyak minum, mengukur dan
mencatat jumlah urine, menjelaskan
kepada klien dan keluarga tentang
penyakit klien, memberikan
pengobatan sesuai dengan program
dari dokter
Implementasi
Implementasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang
diperoleh selama 3 hari perawatan
yaitu masalah semua sebagian teratasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang
diperoleh selama 3 hari perawatan
yaitu masalah semua sebagian teratasi
Saran
Saran
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
yaitu bila penyakit kambuh lagi
hendaknya dibawa kepada tim
pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang
diprioritas berdasarkan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi
sesuai hirarki (Abraham Maslow)
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga
yaitu bila penyakit kambuh lagi
hendaknya dibawa kepada tim
pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang
diprioritas berdasarkan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi
sesuai hirarki (Abraham Maslow)
LATAR BELAKANG DM

More Related Content

Similar to LATAR BELAKANG DM

PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...
PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...
PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...yeti2023207209068
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAderia Carisna
 
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxPPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxClickClick8
 
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan  Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan Encepal Cere
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptxBerlianPriliska
 
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelDiabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelRidwansyah Iid
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmYabniel Lit Jingga
 
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...SMAN2PANGKALPINANGHE
 
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxlinashafiyah1
 

Similar to LATAR BELAKANG DM (20)

PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...
PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...
PPT ANEMIA KEL 2 Yeti Oktarina mahasiswa universitas Muhammadiyah Pringsewu p...
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxPPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
 
NCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docxNCP_DM_ULKUS.docx
NCP_DM_ULKUS.docx
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Proposal promkes
Proposal promkesProposal promkes
Proposal promkes
 
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan  Latihan Pendokumentasi Keperawatan
Latihan Pendokumentasi Keperawatan
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
Kmb diabetes
Kmb   diabetesKmb   diabetes
Kmb diabetes
 
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelDiabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
 
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
 
CKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docxCKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docx
 
Makalah hiv aids
Makalah hiv aidsMakalah hiv aids
Makalah hiv aids
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

LATAR BELAKANG DM

  • 1.
  • 2. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Penyakit DM mampu menyebabkan kerusakan organ secara menyeluruh secara anatomis maupun fungsional Penyakit DM mampu menyebabkan kerusakan organ secara menyeluruh secara anatomis maupun fungsional Komplikasi kronik dari penyakit DM menyebabkan kelainan pada makrovaskular, mikrovaskular, gastrointestinal, genito urinari, dermatologi, infeksi, katarak, glaukoma dan sistem muskulo skeletal Komplikasi kronik dari penyakit DM menyebabkan kelainan pada makrovaskular, mikrovaskular, gastrointestinal, genito urinari, dermatologi, infeksi, katarak, glaukoma dan sistem muskulo skeletal
  • 3. 2.1 Defenisi 2.1 Defenisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002) Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002) Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002) Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002)
  • 4. 2.2 Klasifikasi 2.2 Klasifikasi Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Diabetes mellitus gestasional (GDM) Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM) Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Diabetes mellitus gestasional (GDM) 2.3 Etiologi 2.3 Etiologi Tipe I : Faktor genetic Faktor-faktor imunologi Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga Tipe I : Faktor genetic Faktor-faktor imunologi Tipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga 2.4 Tanda dan Gejala 2.4 Tanda dan Gejala • Katarak • Glaukoma • Retinopati • Infeksi bakteri kulit • Penyakit ginjal • Hipertensi • Dll • Katarak • Glaukoma • Retinopati • Infeksi bakteri kulit • Penyakit ginjal • Hipertensi • Dll
  • 5. 2.5 Pemeriksaan Penunjang 2.5 Pemeriksaan Penunjang Glukosa darah sewaktu a. Plasma vena : • < 100 • 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DM b. Darah kapiler : • < 80 • 80 - 100 = belum pasti DM, • > 200 = DM Glukosa darah sewaktu a. Plasma vena : • < 100 • 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DM b. Darah kapiler : • < 80 • 80 - 100 = belum pasti DM, • > 200 = DM Kadar glukosa darah puasa a. Plasma vena : • < 110 • > 110 - 120 = belum pasti DM, • > 120 = DM b. Darah kapiler : • <90 • 90 - 110 = belum pasti DM • >110 = DM Kadar glukosa darah puasa a. Plasma vena : • < 110 • > 110 - 120 = belum pasti DM, • > 120 = DM b. Darah kapiler : • <90 • 90 - 110 = belum pasti DM • >110 = DM Tes toleransi glukosa Tes toleransi glukosa
  • 7. 2.7 Penatalaksanaan 2.7 Penatalaksanaan 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan
  • 8. 3.1 Pengkajian 3.1 Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan Keluarga 2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya 3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi 5. Integritas Ego 6. Eliminasi 7. Makanan / Cairan 8. Neurosensori 9. Nyeri / Kenyamanan 10. Pernapasan 11. Keamanan 1. Riwayat Kesehatan Keluarga 2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya 3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi 5. Integritas Ego 6. Eliminasi 7. Makanan / Cairan 8. Neurosensori 9. Nyeri / Kenyamanan 10. Pernapasan 11. Keamanan
  • 9. 3.2 Diagnosa 3.2 Diagnosa 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer). 4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer). 4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
  • 10. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 1. Dx 1 Tujuan: Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi Kriteria Hasil: •Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat •Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya  Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.  Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.  Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.  Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah  Kolaborasi pemberian 3.3 Intervensi 3.3 Intervensi
  • 11. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 2. Dx 2 Tujuan: Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi Kriteria hasil: Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal  Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik  Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa  Pantau masukan dan pengeluaran  Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung  Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung  Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium
  • 12. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 3. Dx 3 Tujuan: Gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan Kriteria Hasil: Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi  Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut  Kaji tanda vital  Kaji adanya nyeri  Lakukan perawatan luka  Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.  Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
  • 13. No. Diagnosa Tujuan /Kriteria hasil Intervensi 4. Dx 4 Tujuan: Pasien tidak mengalami injury. Kriteria Hasil: Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury  Hindarkan lantai yang licin.  Gunakan bed yang rendah.  Orientasikan klien dengan ruangan.  Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari  Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
  • 14. 4.1 Pengkajian 4.1 Pengkajian Identitas Klien Identitas Klien  Nama : Tn. J  Jenis kelamin : Laki-laki  Umur : 65 Tahun  Status perkawinan : Kawin  Agama : Islam  Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010  No. Reg : 44-92-67  Ruangan/ kamar : RA2  Tanggal Pengkajian : 01 November 2010  Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum  Nama : Tn. J  Jenis kelamin : Laki-laki  Umur : 65 Tahun  Status perkawinan : Kawin  Agama : Islam  Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010  No. Reg : 44-92-67  Ruangan/ kamar : RA2  Tanggal Pengkajian : 01 November 2010  Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum Penanggung jawab Penanggung jawab  Nama : Tn. Z  Hub. dengan klien : Anak kandung  Pekerjaan : Wiraswasta  Alamat : Kisaran  Nama : Tn. Z  Hub. dengan klien : Anak kandung  Pekerjaan : Wiraswasta  Alamat : Kisaran Keluhan Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiri Pasien mengalami borok pada siku kiri
  • 15. 4.2 Riwayat kesehatan sekarang 4.2 Riwayat kesehatan sekarang Provokative Provokative a. Penyebab: Hal ini dialami os karena siku kiri klien tergores bambu dan lama kelamaan membesar b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit a. Penyebab: Hal ini dialami os karena siku kiri klien tergores bambu dan lama kelamaan membesar b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan: Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit Quantity/quality Quantity/quality a. Bagaimana: Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri b. Bagaimana dilihat: Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok) a. Bagaimana: Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyeri b. Bagaimana dilihat: Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok) Region Region  Lokasinya disiku kiri  Klien mengatakan bahwa rasa nyeri menyebar diseluruh tangan kiri  Lokasinya disiku kiri  Klien mengatakan bahwa rasa nyeri menyebar diseluruh tangan kiri Time Time Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu Hal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
  • 16. 4.3 Riwayat kesehatan Masa lalu 4.3 Riwayat kesehatan Masa lalu Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri Penyakit yang pernah dialami Penyakit yang pernah dialami 4.3 Riwayat Keluarga 4.3 Riwayat Keluarga Keterangan : : Lakai-laki : Perempuan : Klien : Meninggal : Tinggal serumah
  • 17. 4.3 Riwayat keadaan psikososial 4.3 Riwayat keadaan psikososial Konsep diri 1.Body image : klien terasa terganggu dengan kondisinya saat ini 2.Ideal diri : klien termotivasi untuk sembuh 3.Harga diri : klien merasa malu karena kondisinya saat ini 4.Peran diri : klien ingin segera sembuh 5.Personal identity : klien patuh dalam minum obat Konsep diri 1.Body image : klien terasa terganggu dengan kondisinya saat ini 2.Ideal diri : klien termotivasi untuk sembuh 3.Harga diri : klien merasa malu karena kondisinya saat ini 4.Peran diri : klien ingin segera sembuh 5.Personal identity : klien patuh dalam minum obat Keadaan emosi: Keadaan emosi klien stabil, dimana klien tidak marah saat perawat mengadakan pengkajian dan perawatan Keadaan emosi: Keadaan emosi klien stabil, dimana klien tidak marah saat perawat mengadakan pengkajian dan perawatan
  • 18. 4.3 Pemeriksaan Fisik 4.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Keadaan umum Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiri Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiri Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital TD : 110 / 80 mmhg HR : 88 x/ menit RR : 22 x/ menit Suhu tubuh : 36,5o C TD : 110 / 80 mmhg HR : 88 x/ menit RR : 22 x/ menit Suhu tubuh : 36,5o C
  • 19. Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada kelainan (normal). Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada kelainan (normal). Mulut dan faring: 1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah. 2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat. 3.Warna lidah merah bercak keputihan. 4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi dan sebagian gigi klien sudah tanggal. Mulut dan faring: 1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah. 2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat. 3.Warna lidah merah bercak keputihan. 4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi dan sebagian gigi klien sudah tanggal. Pemeriksaan intergumen • Kulit tampak kurang bersih • Kulit tampak hangat • Kulit berwarna sawo matang • Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6 detik. • Kelembaban kulit agak kering • Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien Pemeriksaan intergumen • Kulit tampak kurang bersih • Kulit tampak hangat • Kulit berwarna sawo matang • Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali dalam 6 detik. • Kelembaban kulit agak kering • Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
  • 20. Inspeksi thoraks: •Bentuk thoraks normal. •Frekuensi nafas; 22x / menit. •Irama I/E:1/1. •Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara nafas normal (bronkovesikuler). Inspeksi thoraks: •Bentuk thoraks normal. •Frekuensi nafas; 22x / menit. •Irama I/E:1/1. •Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara nafas normal (bronkovesikuler). Pemeriksaan paru: •Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan. •Perkusi normal, tidak ada kelainan •Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing Pemeriksaan paru: •Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan. •Perkusi normal, tidak ada kelainan •Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing Pemeriksaan jantung: •Inspeksi normal, tidak ada kelainan •Palpasi normal, tidak ada kelainan •Perkusi normal, tidak ada kelainan Pemeriksaan jantung: •Inspeksi normal, tidak ada kelainan •Palpasi normal, tidak ada kelainan •Perkusi normal, tidak ada kelainan Auskultasi : •Bunyi jantung I : LUB-dup •Bunyi jantung II : lup-DUP •Bunyi jantung tambahan tidak ada •Murmur tidak ada •Frekuensi 88x/menit Auskultasi : •Bunyi jantung I : LUB-dup •Bunyi jantung II : lup-DUP •Bunyi jantung tambahan tidak ada •Murmur tidak ada •Frekuensi 88x/menit
  • 21. Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan abdomen Inspeksi: •Bentuk simetris. •Benjolan masa tidak ada •Bayangan pembuluh darah tidak ada Inspeksi: •Bentuk simetris. •Benjolan masa tidak ada •Bayangan pembuluh darah tidak ada Auskultasi: Peristaltik usus 20x/menit Auskultasi: Peristaltik usus 20x/menit Palpasi •Nyeri tekan tidak ada •Benjolan masa tidak ada •Tanda acites tidak ada •Hepar tidak teraba •Lien tidak teraba •Tidak ada nyeri tekan Palpasi •Nyeri tekan tidak ada •Benjolan masa tidak ada •Tanda acites tidak ada •Hepar tidak teraba •Lien tidak teraba •Tidak ada nyeri tekan Perkusi •Bunyi tympani (+). •Tidak dijumpai masa. Perkusi •Bunyi tympani (+). •Tidak dijumpai masa.
  • 22. Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan neurologis Status mental •Kondisi emosi/ perasaan : Stabil •Orientasi : Pasien mengenal tempat dan waktu perawatan •Proses berpikir : pasien ingat keluarga, perawat, dokter, rumah dan waktu •Motivasi (kemauan) : Pasien tak ada harapan, tak berdaya •Bahasa : Baik, dapat berbahasa indonesia dengan baik Status mental •Kondisi emosi/ perasaan : Stabil •Orientasi : Pasien mengenal tempat dan waktu perawatan •Proses berpikir : pasien ingat keluarga, perawat, dokter, rumah dan waktu •Motivasi (kemauan) : Pasien tak ada harapan, tak berdaya •Bahasa : Baik, dapat berbahasa indonesia dengan baik Nervus Cranialis 1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat mengidentifikasi sumber bau 2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada odema 3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat merasakan nyeri, sentuhan dan suhu 4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat mengidentifikasi rasa 5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang mampu mendengar dengan baik 6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien dapat berbicara dengan baik 7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat menyebut huruf lokal 8.Nervus Asesorius : Kurang baik, kekuatan otot kurang berfungsi 9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya. Nervus Cranialis 1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat mengidentifikasi sumber bau 2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada odema 3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat merasakan nyeri, sentuhan dan suhu 4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat mengidentifikasi rasa 5.Nervus Vestibulocochlearis: Klien kurang mampu mendengar dengan baik 6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien dapat berbicara dengan baik 7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat menyebut huruf lokal 8.Nervus Asesorius : Kurang baik, kekuatan otot kurang berfungsi 9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya.
  • 23. Refleks •Refleks bisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks trisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks branchioradialis : Normal kiri dan kanan •Refleks patella : Normal kiri dan kanan •Refleks tendon achiles : Normal kiri dan kanan •Refleks plantar : Normal kiri dan kanan Refleks •Refleks bisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks trisep : Tidak normal kiri dan kanan •Refleks branchioradialis : Normal kiri dan kanan •Refleks patella : Normal kiri dan kanan •Refleks tendon achiles : Normal kiri dan kanan •Refleks plantar : Normal kiri dan kanan
  • 24. Pola makan Pola makan Diet : Diit DM IV (1700 kalori) Pola diet : 3 x sehari BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet yang diberikan Kesulitan mengunyah : Tidak ada Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan dicampur sama air putih Diet : Diit DM IV (1700 kalori) Pola diet : 3 x sehari BB sebelum masuk rumah sakit: Tidak ada dilakukan pengukuran BB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet yang diberikan Kesulitan mengunyah : Tidak ada Masalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makan Upaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan dicampur sama air putih
  • 25. Pola aktivitas Pola aktivitas Klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri, karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dimana di siku kiri klien tampak ada borok. Klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri, karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dimana di siku kiri klien tampak ada borok.
  • 26. NO NAMA OBAT DOSIS 1 Infus NaCl 30 tetes per menit 2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu 3 Metronidazol 3 X 500 gr 4 Captopril 2 X 12,5 mg 5 Ceftriaxon 2 X 1 gr 4.4 Pemeriksaan Laboratorium 4.4 Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium : KGD 400 Rontgen : Tidak ada osteomyelitis EKG : ST elevasi Laboratorium : KGD 400 Rontgen : Tidak ada osteomyelitis EKG : ST elevasi 4.5 Terapi medis 4.5 Terapi medis
  • 27. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 1. DS : klien mengatakan haus terus, mual dan muntah DO: kulit tampak kering dan turgor klien jelek PH menurun Mual muntah Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan 4.4 Analisa Data 4.4 Analisa Data
  • 28. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 2. DS : klien mengatakan tidak nafsu makan DO: klien hanya menghabiskan ¼ dari diet yang diberikan, penurunan berat badan PH menurun Mual muntah Gangguan nutrisi Gangguan nutrisi
  • 29. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 3. DS: Klien mengeluh nyeri pada luka ulkus grade 2 di siku tangan kiri, skala 5-6, nyeri seperti terbakar. DO: Wajah tegang saat ulkus dibersihkan Klien menyeringai saat ulkus di tekan Borok pada siku kiri Nyeri akut Nyeri akut
  • 30. No. DATA ETIOLOGI MASALAH 4. DS : merasa panas seperti terbakar dan gatal DO : luka tampak merah, skala nyeri 5-6 Luka Ulkus grade 2 di siku tangan kiri Hegiene kurang Infeksi Infeksi
  • 31. 4.5.Diagnosa Keperawatan 4.5.Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah. 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
  • 32. 4.6 Analisa Data 4.6 Analisa Data DX 1 Tupen : •Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat •Turgor kulit dan pengisian kapiler baik •adar elektrolit dalam batas normal. Tupan : •Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
  • 33. Intervensi Rasional • Pantau TTV klien dan mencatat adanya perubahan TD ortostatik • Pantau suhu tubuh, warna kulit dan kelembamban kulit • Pantau masukkan dan pengeluaran cairan • Berikan cairan pada klien paling sedikit 2500 ml/hari. • Kolaborasi dalam pemberian cairan infus. • Untuk menentukan tindakan keperawatan selanjutnya • Untuk mengetahui perubahan keadaan umum klien • Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti • Mempertahankan hidrasi • Menggantikan cairan yang sudah di keluar Implementasi Evaluasi • Memantau TTV klien dan mencatat adanya perubahan TD ortostatik • Memantau suhu tubuh, warna kulit dan kelembamban kulit • Memantau masukkan dan pengeluaran cairan • Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari. • Berkolaborasi dalam pemberian cairan infus S : Klien mengatakan rasa haus berkurang, mual dan muntah berkurang O : Kulit tampak agak lembab dan turgor klien mulai membaik A :Masalah sebagian teratasi
  • 34. Intervensi Rasional • Tentukan program diet dan pola makan pasien • Identifikasi makanan yang disukai oleh klien • Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai dengan indikasi. • Kolaborasi dalam pemeriksaan gula darah • Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan teraupetik • Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dlm perencanaan makanan • Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan • Untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya DX 2 Tupen : •Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat •Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya Tupan : •Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
  • 35. Implementasi Rasional • Menentukan program diet dan pola makan pasien • Memberikan makanan cair yang mengandung zat makanan dan elektrolit • Mengidentifikasi makanan yang disukai oleh klien • Melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai dengan indikasi. • Berkolaborasi dalam pemeriksaan gula darah • Berkolaborasi dalam pemberian insulin S : Nafsu makan bertambah O : Klien menghabiskan 1/2 dari diet yang diberikan A : Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan
  • 36. Intervensi Rasional • Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas (skala 0-10) dan karakteristiknya • Pertahankan posisi semi-fowler • Berikan posisi nyaman pada klien • Ajarkan klien teknik distrasi • Kolaborasi dalam pemberian • Untuk mengetahui berat nyeri yang dialami klien • Untuk meningkatkan rasa nyaman pada klien • Posisi nyaman dapat mengurangi rasa nyeri • Teknik distrasi dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri • Untuk menghilangkan nyeri DX 3 Tupen : •Nyeri berkurang Tupan : •Nyeri hilang/teratasi
  • 37. Implementasi Rasional • Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas (skala 0-10) dan karakteristiknya • Mempertahankan posisi semi- fowler • Memberikan posisi nyaman pada klien • Mengajarkan klien teknik distrasi • Kolaborasi dalam pemberian antibiotik S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di siku tangan kiri berkurang dengan skala 4. O : Wajah agak rileks saat ulkus dibersihkan, Klien menyeringai saat ulkus di tekan A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan
  • 38. Intervensi Rasional • Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan • Mempertahankan teknik aseptic pada prosedur invasif seperti pemasangan infus, kateter folley. • Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan masase daerah tulang yang tertekan • Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik • Untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya • Teknik aseptic dapat mencegah terjadinya infeksi • Agar kulit tetap bersih dan terhindar dari infeksi • Dapat membantu dalam mencegah terjadinya sepsis DX 4 Tupen : •Mencegah atau menurunkan resiko infeksi Tupan : •Infeksi teratasi
  • 39. Implementasi Rasional • Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan • Mempertahankan teknik aseptic pada prosedur invasif seperti pemasangan infus, kateter folley. • Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan masase daerah tulang yang tertekan • Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik S : Rasa gatal berkurang O : Luka tampak merah, skala nyeri 4 A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan
  • 40. Pengkajian Pengkajian Pada tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus. Pada tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus. Diagnosa Diagnosa Setelah membandingkan diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan Setelah membandingkan diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan intervensi intervensi Pada teori maupun kasus tidak ada ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan Pada teori maupun kasus tidak ada ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan Implementasi Implementasi Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatan bagi pasien, adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatan bagi pasien, adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan
  • 41. Pengkajian Pengkajian Pada tahap pengkajian yang ditemukan pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat. Pada tahap pengkajian yang ditemukan pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat. Diagnosa Diagnosa 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah. 1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk 2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan 3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan 4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
  • 42. Perencanaan Perencanaan Monitor tingkat nyeri, pola BAK, pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Monitor tingkat nyeri, pola BAK, pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Implementasi Implementasi Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur dan mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur dan mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter Implementasi Implementasi Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang diperoleh selama 3 hari perawatan yaitu masalah semua sebagian teratasi Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang diperoleh selama 3 hari perawatan yaitu masalah semua sebagian teratasi
  • 43. Saran Saran 1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluarga yaitu bila penyakit kambuh lagi hendaknya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan. 2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow) 1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluarga yaitu bila penyakit kambuh lagi hendaknya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan. 2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow)