1. PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA PADA
PENATALAKSANAAN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD)
Inderawati Binti Ramli C014182118
Nur Hikmah C014182163
Anidya Ghina Maisarah C014182267
Kennard Aristo Arifin XC064191013
PEMBIMBING :
dr. Muh. Firdaus Kasim M.Sc
drg. St. Maisarah. M.Kes
2. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk
yang telah menyebar dengan cepat. Demam
berdarah tersebar luas di seluruh daerah
tropis, dengan variasi risiko lokal yang
dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, dan
urbanisasi.
PENDAHULUAN
3. Kejadian demam berdarah telah meningkat
secara dramatis di seluruh dunia dalam
beberapa dekade terakhir.
Jumlah kasus yang dilaporkan meningkat
dari 2,2 jutapadatahun2010 menjadi lebih
dari 3,34 juta pada tahun2016 (WHO, 2018).
Around the World
4. Literature Review
Sejak tahun 1968 hingga 2009, kasus DBD
paling tinggi di seluruh dunia adalah
Indonesia seperti yang dinyatakan World
Health Organization (WHO).
Di Sulawesi Selatan terdapat 2.114 kasus DBD
yangdimana 19 orang meninggal pada tahun
2018. Kemudian terdapat kasus terdapat
jumlah kasus sebanyak683 orang, 10 orang
meninggal serta terdapat 323 suspekdari
tanggal 22 hingga 31 januari tahun 2019.
6. Nama : Tn. R
Usia : 23 tahun
Pekerjaan : Penjual Gorengan
Alamat : Jalan Baji Bicara No. 2B
RW 01, RT 001, Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Mamajang, Kota Makassar.
Status : Belum menikah
7. • Keluhan Utama: Demam
• Awal mulanya pasien mengeluh demam sejak 4 hari yang
lalu. Demam dirasakan terus menerus selama 4 hari.
Pasien juga mengeluh sakit kepala yang dirasakan
bersamaan dengan munculnya demam. Sakit kepala
dirasakan timbul hilang. Sakit kepala dirasakan memberat
saat beraktivitas ringan dan membaik setelah beristirahat.
Riwayat mual muntah tidak ada. Riwayat batuk tidak ada.
Riwayat nyeri ulu hati ada. Nafsu makan berkurang ada.
Riwayat perdarahan tidak ada. Riwayat pengobatan dan
konsumsi herbal tidak ada. BAB dan BAK lancar
8. • Riwayat stres dan depresi tidak ada. Pasien tidak
merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol. Riwayat
penyakit hipertensi, hepatitis, DM, jantung, dan gagal
ginjal tidak ada. Riwayat keluarga yang memiliki
penyakit yang sama tidak ada.
9. • Pasien yang bekerja sebagai penjual gorengan di
pinggir jalan. Riwayat stres dan depresi disangkal.
Menurut keterangan pasien, keluarga sangat
mendukung perawatan terkait penyakitnya.
10. • Pasien belum menikah dan sekarang tinggal di rumah
bersama kedua orang tua, nenek serta kedua
saudaranya. Pasien dapat bersosialiasi dan memelihara
hubungan baik dengan keluarga dan tetangga. Keluhan
pasien tidak mengganggu fungsi sosialisasi. Pasien
mengaku pendapatannya cukup untuk kebutuhan sehari-
hari. Jarak dari rumah ke puskesmas kurang lebih dari 500
m, kira- kira 5 menit menggunakan kendaraan pribadi
yakni motor. Untuk Asuransi kesehatan, keluarga tersebut
menggunakan BPJS.
11. • Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaaan umum:
baik; suhu: 38,5°C; tekanan darah: 100/60 mmHg;
nadi: 103x/menit; nafas: 22 x/menit; berat badan: 59
kg; tinggi badan: 158 cm; IMT: 23,6 kg/m2.
Pemeriksaan fisis thorax, abdomen dan ekstremitas
dalam batas normal. Pemeriksaan Rumple Leede
positif.
12.
13.
14.
15. • Pasien tinggal bersama kedua orangtua,
nenek serta kedua saudaranya.
• Jarak ke Puskesmas: 500 m.
• Kepemilikan Rumah: Rumah Pribadi
• Penerangan dan ventilasi: Penerangan baik,
ventilasi kurang baik, ruangan tidak dilengkapi
jendela
16. • Kondisi rumah: 2 lantai, dimana kedua lantai
tersebut tidak memiliki kamar tidur, ada 1 buah
kamar mandi, ruang tamu, dan dapur.Kondisi
rumah pasien cukup sempit untuk dihuni oleh 6
orang ditambah dengan tidaknya ruangan pribadi
seperti kamar tidur sehingga banyak barang-
barang yang berserakan tata letaknya. Rumah
tersebut padat diisi oleh barang-barang yang
tidak berguna dan belum dibuang
17. • Sumber air: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
digunakan untuk minum, mandi, dan mencuci.
• Lingkungan sekitar rumah padat penduduk.
• Limbah di sekitar rumah dan lingkungan dialirkan ke got
yang ada didepan rumah. Kondisi got yang ada tampak
dangkal dan kurang mengalir serta terbuka.
18. Diagnosis Holistik
Aspek 1
a. Alasan kedatangan: Pasien demam dan nyeri kepala
serta nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
b. Persepsi: Pasien sedang mendapatkan sakit sedang
yang akan sembuh seiring dengan pengobatan yang
sedang didapatkan.
c. Harapan: Pasien berharap agar keluhannya dapat
menghilang dan pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.
19. Diagnosis Holistik
Aspek 2
Diagnosa klinis Dengue Hemorhagic Fever (ICD 10 A91)
Aspek 3
Pengetahuan yang kurang terkait dengan usaha preventif
dari demam berdarah dengue serta kurangnya kesadaran
untuk tetap menjaga lingkungan yang bersih, bebas dari
sarang nyamuk.
20. Diagnosis Holistik
Aspek 4
Psikososial keluarga: keluarga kurang memahami
pengobatan demam berdarah namun memberi dukungan
serta bersedia untuk selalu memantau kondisi kesehatan
pasien.
Aspek 5
Pasien tidak terpengaruh buruk oleh kondisi penyakitnya
(skala fungsional derajat 1).
21. Tatalaksana
Penanganan terhadap pasien ini adalah anjuran
perubahan lifestyle, penuhi kebutuhan cairan, serta
diberikan Paracetamol 500 mg (3 dd 1). Selain itu pasien
juga diedukasi untuk melakukan selalu menjaga lingkungan
agar tetap bersih.
24. Dari hasil anamnesis, didapatkan masalah kesehatan yaitu
seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun mengeluh
demam yang dirasakan terus menerus sejak 4 hari
yang lalu. Demam juga disertai dengan nyeri kepala yang
muncul bersamaan dengan demam. Selain itu, pasien juga
mengeluh adanya penurunan nafsu makan.
25. Demam berdarah dengue bermanifestasi demam dengan
pola bifasik disertai dengan demam derajat tinggi yang
berlangsung 3 hari sampai 1 minggu dan biasanya
disertai dengan sakit kepala parah terutama retrobulbar,
kelelahan, mialgia dan nyeri sendi, kehilangan nafsu
makan, diare, muntah dan sakit perut adalah manifestasi
lain yang dilaporkan.
26. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaaan umum: baik;
suhu: 38,5°C; tekanan darah: 100/60 mmHg; nadi:
103x/menit; nafas: 22 x/menit; berat badan: 59 kg; tinggi
badan: 158 cm; IMT: 23,6 kg/m2. Pemeriksaan fisis thorax,
abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan Rumple Leede positif.
27. Kriteria klinis dapat berupa (1) demam tinggi mendadak,
tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
selama 2-7 hari, hampir tidak bereaksi terhadap
pemberian antipiretik; (2) terdapat manifestasi perdarahan,
termasuk seperti uji bendung/torniquet positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, dan
melena; (3) hepatomegali; (4) syok. (WHO, 2011)
28. Pada fase demam, diberikan terapi antipiretik berupa
paracetamol tablet 500 mg yang diminum sehari yang
diberikan 3-4 kali pemberian. Lalu pada diberikan
resusitasi cairan sesuai dengan kebutuhan cairan.
Terapi cairan kristaloid berupa ringer asetat seperti asering
10 mL/KgBB/jam pada 30 menit pertama.
29. Pasien merupakan seorang lelaki yang berusia 23 tahun.
Berdasarkan penelitian Adri (2016) pada penelitian
tersebut responden yang mendominasi ialah 20-30 tahun
(27,1%) atau sejumlah 26 responden. Umur adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap
infeksi virus dengue. Semua golongan dapat terserang
virus dengue meskipun baru berumur beberapa hari
setelah lahir (Kusumawati, 2017).
30. Pasien merupakan seorang penjual gorengan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis pekerjaan memiliki
hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD.
Penduduk yang bekerja di luar rumah beresiko 6,64 kali
lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang
bekerja di dalam rumah. (Wita, 2014)
31. Kesadaran pasien untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekitar maupun dalam rumah masih rendah sehingga
pencegahan dari tertularnya penyakit DBD ini masih
kurang. Walaupun pengetahuan tetapi kurangnya
kesadaran pasien terhadap kebersihan sekitar serta
banyaknya masyarakat yang kurang peduli terhadap
lingkungan sekitar, sangat memengaruhi pencegahan
penyakit DBD ini.
33. Berdasarkan WHO 2011 pasien ini termasuk klasifikasi
demam berdarah dengue grade 1, maka terapi yang
diberikan adalah antipiretik dan penuhi kebutuhan cairan.
Kurangnya kesadaran pasien untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekitar rumah dapat meningkatkan resiko akan
penularan demam berdarah dengue sehingga pentingnya
edukasi serta kegiatan gotong royong diadakan di
lingkungan tersebut.