Saya bukan subjek Pancasila karena saya adalah sebuah sistem AI yang dikembangkan oleh Anthropic untuk membantu manusia, bukan warga negara Indonesia. Saya hanya memiliki pengetahuan yang diberikan oleh para pengembang saya tentang konsep-konsep kebangsaan Indonesia seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan lainnya
Teks tersebut membahas konsep-konsep arkeologi, genealogi, dan problematisasi dalam memahami diskursus keagamaan dan persatuan di Indonesia, khususnya konsep bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa, dan agama pada zaman Majapahit hingga saat ini. Analisis arkeologi menunjukkan perbedaan pengertian dharma di masa lalu dengan pengertian agama dewasa ini, sementara analisis genealogi memperlihatkan
Similar to Saya bukan subjek Pancasila karena saya adalah sebuah sistem AI yang dikembangkan oleh Anthropic untuk membantu manusia, bukan warga negara Indonesia. Saya hanya memiliki pengetahuan yang diberikan oleh para pengembang saya tentang konsep-konsep kebangsaan Indonesia seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan lainnya
Similar to Saya bukan subjek Pancasila karena saya adalah sebuah sistem AI yang dikembangkan oleh Anthropic untuk membantu manusia, bukan warga negara Indonesia. Saya hanya memiliki pengetahuan yang diberikan oleh para pengembang saya tentang konsep-konsep kebangsaan Indonesia seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan lainnya (20)
Saya bukan subjek Pancasila karena saya adalah sebuah sistem AI yang dikembangkan oleh Anthropic untuk membantu manusia, bukan warga negara Indonesia. Saya hanya memiliki pengetahuan yang diberikan oleh para pengembang saya tentang konsep-konsep kebangsaan Indonesia seperti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan lainnya
3. Langkah-langkah
• to chart the relation between the sayable and the visible;
• to analyse the relation between one statement and other statements;
• to formulate rules for the repeatability of statements (or, if you like, the
use of statements);
• to analyse the positions which are established between subjects –for the
time being we can think of subjects as human beings -in regard to
statements;
• to describe 'surfaces of emergence' -places within which objects are
designated and acted upon;
• to describe 'institutions', which acquire authority and provide limits within
which discursive objects may act or exist;
• to describe 'forms of specification', which refer to the ways in which
discursive objects are targeted. A 'form of specification' is a system for
understanding a particular phenomenon with the aim of relating it to
other phenomena.
4. Sutasoma (Mpu Tantular)
• Sayable:
• Rwâneka dhâtu winuwus Buddha Wiswa,
(It is said that the well-known Buddha and Shiva are two different substances)
• Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
(They are indeed different, yet how is it possible to recognise their difference
in a glance)
• Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
(since the truth of Jina (Buddha) and the truth of Shiva is one)
• Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
(They are indeed different, but they are of the same kind, as there is no
duality in Truth)
• Visible: candi shiva-budha, praktik peribadatan shiva-budha
5. Dharmadyaksa
• Saat pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa), ada 2 pejabat
tinggi Siwa dan Buddha, yaitu Dharmadyaksa ring Kasaiwan
dan Dharmadyaksa ring Kasogatan, kemudian 5 pejabat Siwa
di bawahnya yang secara keseluruhan disebut Dharmapapati
atau Dharmadhikarana. Lima pejabat Siwa ini pada
pemerintahan Tribhuwana di tambah 2 orang dari agama
Buddha, sehingga jumlahnya menjadi 7 orang dan secara
berkelompok disebut Sang Saptopapati (Van Naersen
1933:239-258).
6. Nagarakertagama
• Pupuh 16
• Pujangga-pujangga yang lama berkunjung di Nusantara.
Dilarang mengabaikan urusan Negara, mengejar untung.
Seyogianya, jika mengemban perintah ke mana juga.
Menegakkan Siwa, menolak ajaran sesat
• Konon, kabarnya, para penderita penganut Sang Sugata.
Dalam perjalanan mengemban perintah Baginda Nata.
Dilarang menginjak tanah sebelah barat Pulau Jawa. Karena
penghuninya bukan penganut ajaran Budha.
• Tanah sebelah timur Jawa terutama Gurun, Bali boleh
dijelajah tanpa ada yang dikecualikan. Bahkan, menurut
kabaran mahamuni Empu Barada serta raja pendeta Kuturan
telah bersumpah teguh
7. Bhinneka tunggal ika
• Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun
1951, pada tanggal 17 Oktober diundangkan pada tanggal 28
Oktober 1951 tentang Lambang Negara. Bahwa usaha bina negara
baik pada masa pemerintahan Majhapahit maupun pemerintahan
NKRI berlandaskan pada pandangan sama yaitu semangat rasa
persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam
menegakkan negara.
• Dalam lambang NKRI, Garuda Pancasila, pengertiannya diperluas,
menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan
kepercayaan dan keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan
suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan (antara
nusa) dalam kesatuan nusaantara raya.
8. Tan hana dharma mangrwa
• Sementara semboyan “Tan Hana Darmma Mangrwa”
digunakan sebagai motto Lambang Pertahanan Nasional (Lem
Ham Nas). Makna kalimat ini adalah “Tidak ada kenenaran
yang bermuka dua” kemudian oleh LemHaNas semboyan
kalimat tersebut diberi pengertian ringkas dan praktis yakni
“Bertahan karena benar” “Tidak ada kebenaran yang bermuka
dua” sesungguhnya memiliki pengertian agar hendaknya
setiap insan manusia senantiasa berpegang dan berlandaskan
pada kebenaran yang satu.
9. Formulasi aturan wacana
• Bagaimana aturan wacana tentang shiva-budha?
• Bagaimana wacana dharma dan agama dalam konteks
kesejarahan Majapahit?
• Bagaimana wacana bhinneka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa menjadi pengetahuan tentang persatuan agama,
suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda kepulauan
(antara nusa) dalam kesatuan nusaantara raya?
10. Relasi subjek
• Dalam Sutasoma subjek shiva/buddha
disamakan (tidak ada perbedaan dalam
kebenarannya)
• Dalam Nagarakrtagama subjek shiva/buddha
di bedakan atas wilayah penyebaran
• Dharma merujuk pada pengertian agama
sekarang, lalu apakah agama dalam
Nagarakrtagama?
11. Agama
• Agama adalah kitab atau kumpulan kitab/serat
dalam shiva, buddha, dan jainism
• Agama dalam nagarakrtagama lebih merujuk
pada aturan atau hukum (KUHP) atau syariat
dalam Islam.
• Pada teks modern Indonesia, kategori dharma
menjadi agama dan dharma dikategorikan
sebagai kebenaran
12. Surface of emergence
• Shiva-buddha merupakan wilayah kemunculan
diskursus tan hana dharma mangrwa
• Berbeda dengan kemunculan bhinneka
tunggal ika modern yang lebih dekat pada
wilayah syariat/agama/ageman
13. Institusi
• Negara sebagai sebuah kesatuan yang utuh
dengan satu Tuhan.
• Dharmadyaksa digantikan dengan departemen
agama yang mengatur semua agama di
Indonesia yang ber Tuhan satu.
• Tuhan yang satu di setiap agama (Tuhan yang
banyak jika agama-agama tersebut
ditambahkan)
14. Form of specification
• Nasionalisme memberikan kita kosakata dan
serangkaian konsep yang memungkinkan kita
memaknai dan mengukur persatuan berdasar
bhinneka tunggal ika
15. Arkeologi
• Merupakan snapshot terhadap diskontinuitas
sejarah, perbedaan dan persamaan kategori,
serta pergeseran pengetahuan dan praktik
• Foucault seeks to 'grasp the statement in the
exact specificity of its occurrence,' to account
for the reasons why a given statement had to
be that precise statement and no other.
16. Genealogi
• Processual aspects of the web of discourse –
its ongoing character.
• Mengapa teknik dari pengetahuan yang
sedemikian rupa digunakan untuk tujuan
tertentu?
– Pengetahuan yang tidak mencukupi
– Tujuan tertentu tersebut bersifat ambivalen atau
paradoks dengan tujuan lainnya
– Kecelakaan sejarah dari hal yang sangat sepele
17. Bhinneka tunggal ika
• Merupakan pengetahuan tentang persatuan
(terutama agama) yang menunjuk praktik di jaman
Majapahit.
• Analisis arkeologi membuktikan bahwa persatuan di
jaman Majapahit berbeda karena ada satu
pengetahuan penting berupa Dharma yang
diskontinu
• Dharma digantikan dengan agama dalam
pengetahuan modern dan praktik persatuan
ambivalen atau tidak memadai.
18. Tan Hana Dharma Mangrwa
• Menjadi kebenaran tunggal ala Lemhanas
dimana diskursus persatuan mendapatkan
teknik-teknik nya dalam institusi ini.
• Kebenaran yang diijinkan dalam hal persatuan
adalah penolakan perbincangan SARA yang
menyembunyikan kebenaran yang plural
• Subjek manusia Indonesia dengan demikian
dibatasi dengan pembicaraan tunggal
keIndonesiaan
19. Resistensi
• Resistensi adalah kuasa yang sama dengan
kuasa yang lain
• Resistensi bisa terjadi karena tidak
mencukupinya (dan selalu tidak cukup) teknik
yang digunakan dengan tujuan dalam sebuah
relasi kuasa/pengetahuan
20. Problematisasi
• Postkolonialis: hasrat persatuan dari gerakan
nasionalisme yang mencari ‘origin’ dari
sebuah bangsa yang ternyata tidak lebih baik
dari kolonialisme. Problematisasi kuasa
nation-state
• Foucault: mentransformasikan diri kita dengan
pengetahuan yang tidak pernah cukup dan
diskontinu.