SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
SEJARAH PANCASILA
Law Faculty of Brawijaya University
Muhammad Anwar Hidayat, M.H
LATAR
BELAKANG
• Seperti dinyatakan oleh Soekarno, Pancasila tidak diciptakan dan
dirumuskan secara baru oleh para pendiri bangsa ini, melainkan
merupakan kristalisasi nilai-nilai dan pandangan hidup bangsa selama
beratus-ratus tahun. Para pendiri negara ini hanya membantu
merumuskan dan mengeksplisitkan nilai-nilai maupun pandangan-
pandangan tersebut agar menjadi pedoman bangsa ini dalam memberi
arah-tujuan bangsa ini serta mempertahankan maupun memajukan
bangsanya.
• Oleh karenanya sangat penting untuk melacak kembali periode-periode
sejarah dan masa-masa yang dengan itu Pancasila sebagai ideologi
bangsa muncul, dipertahankan, hingga dijadikan dasar dari berdiri dan
berkembangnya bangsa ini hingga hari ini.
PANCASILA SEBAGAI KRITALISAI
NILAI-NILAI BANGSA
• Pancasila adalah merupakan nilai-nilai dan pandangan dunia yang telah terpendam
lama di dalam sanubari bangsa indonesia. Pancasila dalam pengertian definitifnya
adalah saripati nilai-nilai bangsa indonesia yang terkristalisasi dan yang telah digali
oleh para pendiri bangsa ini serta telah tereksplisitisasi dan terumuskan dalam
rumusan-rumusan besar yang tertuang dalam sila-sila yang kita kenal dengan
pancasila tersebut.
ZAMAN KERAJAAN-KERAJAN NUSANTARA
ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL
ZAMAN KEMERDEKAAN
ZAMAN ORDE BARU
ZANAM REFORMASI-SEKARANG
PERIODISASI SEJARAH PANCASILA
Zaman Kerajaan-Kerajan
Nusantara
• 1. Pada zaman Kerajan Kutai Kartanegara misalnya, kita
telah mengenal dan menemukan nilai-nilai,seperti nilai
sosial politik, dan Ketuhanan dalam bentuk kerajaan,
kenduri dan sedekah kepada para Brahmana. Hal ini terkait
dengan nilai-nilai integrasi sosial, kebersamaan, serta nilai
ketuhanan (Kaelan, 2000: 29).
• 2. Perkembangan sosial dalam Kerajaan Sriwijaya juga
telah mengenalkan nilai-nilai maupun pandangan-
pandangan tentang dasar kedatuan, yakni kerajaan. Nilai-
nilai ini mengeksplisitkan serta memberi bahan-bahan
material terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti nilai
persatuan yang tidak terpisahkan dengan nilai ke-Tuhanan.
Dalam nilai ini, raja dianggap merupakan pusat kekuasaan
dan kekuatan religius yang berusaha mempertahankan
kewibawaannya terhadap para datu (raja-raja kecil). Selain
itu selama kekuasaan Sriwijaya, nilai-nilai kemasyarakatan
dan ekonomi juga telah mengemuka dan terjalin satu sama
lain dengan nilai internasionalisme dalam bentuk
hubungan dagang yang terentang dari pedalaman sampai
ke negeri-negeri seberang lautan pelabuhan kerajaan dan
Selat Malaka yang diamankan oleh para nomad laut yang
menjadi bagian dari birokrasi pemerintahan Sriwijaya. (Suwarno, 1993: 20-21)
Zaman Kerajaan-Kerajan
Nusantara
• Pada masa Kerajaan Majapahit, kita mengenal sumpah palapa
patih Gajah Mada: Tidak akan berhenti bekerja, sebelum
nusantara bersatu. Di bawah pemerintahan raja Prabhu Hayam
Wuruk, Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan nusantara.
Semboyan dan Istilah-istilah seperti Bhinneka Tunggal Ika,
Nusantara, Pancasila sudah ada pada periode ini. Tiga istilah ini
konon telah terdapat dan termuat dalam kakawin
Nagarakertagama karangan empu Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Empu Tantular, meski dengan pengertian dan
pemaknaan sedikit berbeda. Sebagai contoh, dalam buku tersebut
istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang
lima” (dalam bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti
“pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:
• Tidak boleh melakukan kekerasan
• Tidak boleh mencuri
• Tidak boleh berjiwa dengki
• Tidak boleh berbohong
• Tidak boleh mabuk minuman keras
(Darmodihardjo, 1978: 6).
Zaman Kerajaan-Kerajan
Nusantara
• Semboyan Bangsa kita Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya
juga telah ada di kitab Negara Kartagama yang berbunyi
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua yang
berarti “meskipun agama-agama itu kelihatan berbeda
bentuk namun pada hakekatnya satu jua” (Fauzi, 1983: 17)
• Dari zaman Majapahit ini kita telah bisa memetik nilai-nilai
seperti persatuan dalam keberbedaan. Dengan wilayah
yang sangat luas, yakni seluruh wilayah nusantara,
Majapahit telah memberi ilham persatuan nusantara
menjadi persatuan Indoesia. Ia juga telah memberi contoh
bagaimana indonesia mengusahakan keadilan sosial bagi
masyarakat, yakni menuju keadaan negara berdaulat,
bersatu dan berwilayah Nusantara, mencapai kehidupan
yang “gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja”.
(Darmodihardjo dkk, 1991: 21)
Zaman Kerajaan-Kerajan
Nusantara
• Pada Masa Kerajaan Kerajaan Islam, Islam sebagai agama baru,
telah mulai dipeluk oleh banyak Kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Tentu agama baru ini telah banyak memberi sumbangsih bagi
terbentuknya pandangan dunia baru bagi masyarakat Nusantara.
Dengan karakter egaliter, yakni menampik stratifikasi kasta di masa
lalu, Islam telah memberi daya dorong terbentuknya masyarakat
religius baru dengan penekanan pada nilai-nilai kesamaan yang
merupakan hak yang melekat pada diri manusia.
• Konsep kesatuan ummah, juga telah menyorongkan konsep baru
bernama persatuan. Dengan kesamaan identitas agama mereka,
kerajaan-kerajaan di nusantara—seperti Kerajaan Samudera Pasai di
Sumatera, Kesultanan Islam Aceh, Kerjaaan Demak, Kerajaan Pajang,
Kesultanan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Ternate, Tidore,
Bacan, Kerajaan Jailolo, dan Kerajaan Goa Makasar, serta lainnya—
semakin intensif untuk menjalin kerjasama mereka dalam mengusir
penjajah Belanda yang telah merebut hak kekuasaan sosial, teritori,
ekonomi, maupun politik di wilayah masing-masing.
ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL
• Perhimpunan Indonesia (PI) Belanda mencita-citakan Indonesia
Meredeka. Dengan prinsip : persatuan nasional, solidaritas, non-
kooperasi, dan kemandirian (self-help).
• Indische Partij menyuarakan tema persatuan nasional, kalangan
komunis menyuarakan platform non-kooperasi, organisasi Sarekat
Islam (SI) menyuarakan kemandirian, dan masih banyak lagi.
• Tan Malaka menulis Naar de Republik Indonesia (menuju republik
Indonesia merdeka). Tjokroaminoto, pemimpin Sarikat Islam (SI)
mengkonsepsikan sintesis antara Islam, sosialisme, dan
demokrasi. (Latif, 2002, hal 5-6)
•
• Ir. Soekarno, dalam Majalah Indonesia Moeda, telah menulis esai
berjudul: “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang
memimpikan persatuan dan sintesis ideologi-ideologi besar
sebagai konstruksi kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia.
Indonesia sebelum
Kedatangan
Belanda
Masyarakat Indonesia sudah mengenal hukum, yakni
hukum agama bagi pemeluk-pemeluknya. Seperti Islam,
Hindu, Budha, dan Nasrani, disamping Hukum Adat
mereka
Hukum Islam sudah menjadi hukum yang ditaati oleh
umat Islam dan menjadi hukum nasional pada masa
Kerjaan Islam Mataram (1613-1754) di bawah sultan
Agung
Islam saat itu memasuk masa kebangkitan atau kejayaan,
dan mayoritas penduduk beragama Islam
ZAMAN
KEMERDEKAAN
• Pancasila sebenarnya secara defenitif
dimulai dan dirintis sejak berdirinya
BPUPKI, Badan Pengawas dan
Penyelidik Usaha Kemerdekaan pada
tanggal 29 April 1945, yakni sebuah
lembaga bentukan Jepang
• Jepang berusaha menarik simpati
pemuda Indonesia untuk memobilisir
tentara untuk mendukung perang
untuk kemenangan Asia Timur Raya.
Dengan motif inilah, Jepang
memberikan janji kemerdekaan bagi
Indonesia kelak “di masa depan”. Janji
ini diucapkan oleh Perdana Menteri
Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
ZAMAN
KEMERDEKAAN • Dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK)
atau Douritsu Zyunbi Tjoosakai. Tugas
badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk
selanjutnya dikemukakan kepada
pemerintah Jepang untuk dapat
dipertimbangkan bagi kemerdekaan
Indonesia. Setelah itu akan dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
ZAMAN
KEMERDEKAAN
• Keanggotaan BPUPKI ini secara resmi
dilantik pada tanggal 28 mei 1945 dengan
ketua KRT Radjiman Widyadiningrat dan
dua orang wakil ketua: R.P. Soeroso dan
Ichtibangase (jepang).
• Anggota BPUPK awalnya berjumlah 63
orang, namun kemudian bertambah
menjadi 69 orang. Jepang dengan sengaja
membagi anggota badan ini dari lima
golongan perwakilan: golongan pergerakan,
golongan Islam, golongan birokrat (kepala
jawatan), wakil kerajaan (kooti), pangreh
praja (bupati/walikota/risiden/wakil
residen), dan golongan peranakan.
Golongan ini terdiri Tionghoa (4 orang),
peranakan Arab (1 orang), dan peranakan
Belanda (1 orang). Selain itu di badan ini
juga terdiri dua orang anggota wanita yakni
ny. Maria Ulfa Santoso dan R.S.S. Soenarjo
Mangoenpoespito. Serta 6 orang
perwakilan orang jepang (Latif, 2002, hal 9,
lihat juga Suhadi 2001;39).
ZAMAN
KEMERDEKAAN
• Pada sidang BPUPKI pertama tanggal 29
mei 1945, Dr. Radjiman Wediodiningrat,
selaku ketua, meminta dan sekaligus
menantang kepada sidang untuk mencari
dan mengemukakan dasar (negara)
Indonesia merdeka.
• Dalam sidang pertama ini (29 mei 1945-1
Juni 1945), beberapa anggota muncul
menyampaikan gagasannya seputar dasar
negara untuk Indonesia merdeka nanti,
mulai dari Muhammad yamin, Wiranata
koesoema, Soerio, Suranto tirtoprodjo,
Dasaad, Agoes Salim, Andoel Rachiem
Pratalykama, Abdul Kadir, K.H. Sanoesi,
Ki Bagus Hadikoesoema, Soepomo, dan
Moehammad Hatta. Usul para anggota
sidang ini kebanyakan masih bersifat
“serabutan” dan belum dirumuskan secara
sistematis.
Kata Mukaddimah diganti
dengan kata “Pembukaan”
Dalam Preambul anak kalimat
“....kewajiban menjalankan
syari’at...” diganti “Berdasarkan
asas Ketuhanan Yang Maha Esa”
Pasal 6 ayat (1) Presiden orang
Indonesia asli dan beragama Islam
dihilangkan
Pasal 6 ayat (1) Presideng orang
Indonesia asli dan beragama Islam
dihilangkan
Pasal 29 ayat (1) “...kewajiban
menjalankan syari’at...”diganti
“....KetuhananYang Maha Esa”
Rumusan
Sidang
PPKI
RUMUSAN
PANCASILA
Muhammad Yamin secara
lisan mengajukan usul
mengenai dasar negara terdiri
atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Usul yang sedikit lebih
sistematis juga dikemukakan
oleh Soepomo. Ia
mengemukakan pentingnya
prinsip-prinsip:
1. Ketuhanan
2. Kemanusian
3. Persatuan
4. Permusyarawatan
5. Keadilan/Kesejahteraan
RUMUSAN
PANCASILA
Rumusan Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau
Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau
Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang
berkebudayaan
• Soekarno tertantang untuk
merumuskan gagasan tentang
dasar negara secara sistematis,
holistik, dan koheren.
• Maka pada tanggal 1 Juni 1945
(pidato lahirnya pancasila) Ir
Soekarno berusaha menjawab
permintaan akan dasar negara.
RUMUSAN
SOEKARNO
Kebangsaan INDONESIA
• Yakni sebuah dasar yang
“hendak mendirikan sebuah
negara, ‘semua buat semua’.
Bukan buat satu orang untuk
satu orang, bukan satu
golongan, baik golongan
bangsawan maupun golongan
kaya, tetapi ‘semua buat
semua’”.
Perikemanusiaan/
Internasionalisme
• “Kebangsaan yang kita anjurkan
bukanlah kebangsaan yang
menyendiri, bukan chauvinisme,...Kita
harus menuju persatuan dunia,
persaudaraan dunia. Kita bukan saja
mendirikan negara indonesia
merdeka, tetapi kita harus mendirikan
negara Indonesia merdeka, tetapi kita
harus menuju pula kepada
kekeluargaan bangsa-bangsa”.
RUMUSAN
SOEKARNO
Mufakat/Demokrasi
• Dasar itu ialah dasar mufakat.
kita mendirikan negara
"semua buat semua", "satu
buat semua, semua buat
satu"... “Saya yakin syarat
yang mutlak untuk kuatnya
negara In-donesia ialah
permusyawaratan perwakilan.
Apa-apa yang belum
memuaskan, kita bicarakan di
dalam permusyawaratan”.
Kesejahteraan Sosial
• “Kalau kita mencari demokrasi,
hendaknya bukan demokrasi Barat,
tetapi permusyawaratan yang memberi
hidup, yakni politiek-ecomische
democratie yang mampu
mendatangkan kesejahteraan sosial...
Maka oleh karena itu, jikalau kita
memang betul-betul mengerti,
mengingat, mencintai rakyat Indonesia,
marilah kita terima prinsip hal sociale
rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja
persamaan politiek, saudara-saudara,
tetapi pun di atas lapangan ekonomi
kita harus mengadakan persamaan,
artinya kesejahteraan bersama yang
sebaik-baiknya”.
RUMUSAN
SOEKARNO
Ketuhanan yang
Berkebudayaan.
• Prinsip yang kelima hendaknya: “Menyusun
Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa... Prinsip Ketuhanan!
Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi
masing-masing orang Indonesia hendaknya
bertuhan Tuhannya sendiri... Hendaknya
negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat
hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan,
yakni dengan tiada "egoisme-agama"....bahwa
prinsip kelima dari pada Negara kita, ialah
Ketuhanan yang berkebudayaan, Ketuhanan
yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan
yang hormat-menghormati satu sama lain”
(latif; 2010; 15-17, lihat juga Soekarno; 147-
154).
• Ke lima prinsip ini oleh soekarno ia
beri nama “Pancasila”. Seperti
dikatakannya,
• “Dasar-dasar negara telah saya
usulkan. Bilanganya lima. Inikah
panca dharma? Bukan! Nama Panca
Dharma tidak tepat di sini. Dharma
berarti kewajiban, sedangkan kita
membahas dasar...Namanya bukan
Panca Dharma, tetapi—saya
namakan Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar, dan di atas ke lima dasar
itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal, dan abadi”.
(Soekarno: 1984; 154).
RUMUSAN
PANCASILA
Rumusan Piagam Jakarta
1. Ketuhanan dgn kewajiban
menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil &
beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/per-
wakilan
5. Keadilan Sosial bagi
seluruh takyat Indonesia
Rumusan UUD-1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil &
beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat bijaksanaan
dalam
permusyawaratan/per-
wakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
RUMUSAN
PANCASILA
Rumusan Konstitusi RIS
1. Ketuhanan yang Maha
Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
Rumusan UUDS
1. Ketuhanan Yang
Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Pancasila dalam kajian Sejarah ke I.pptx

Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasilaNilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Majid Abdullah
 
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
RockyArfanBakkara
 
6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara
Mardiah Ahmad
 
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaanPancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
febiadwiana
 
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negaraSejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Ketut Swandana
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Pancasila dalam kajian Sejarah ke I.pptx (20)

Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Sesudah Kemerdekaan
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Sesudah Kemerdekaan Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Sesudah Kemerdekaan
Sejarah Pancasila Sebelum, Menjelang dan Sesudah Kemerdekaan
 
Pancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baruPancasila pada era orde baru
Pancasila pada era orde baru
 
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasilaNilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
 
PANCASILA
PANCASILAPANCASILA
PANCASILA
 
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
367711011-Ppt-Pancasila-Sejarah-Lahir-Pancasila.pptx
 
BUKU KESULTANAN SERDANG.pdf
BUKU KESULTANAN SERDANG.pdfBUKU KESULTANAN SERDANG.pdf
BUKU KESULTANAN SERDANG.pdf
 
rumusan pancasila.pptx
rumusan pancasila.pptxrumusan pancasila.pptx
rumusan pancasila.pptx
 
PKN Y4R
PKN Y4RPKN Y4R
PKN Y4R
 
PPT Pancasila.pptx
PPT Pancasila.pptxPPT Pancasila.pptx
PPT Pancasila.pptx
 
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
 
WAWASAN KEBANGSAAN WAWASAN NUSANTARA.pptx
WAWASAN KEBANGSAAN WAWASAN NUSANTARA.pptxWAWASAN KEBANGSAAN WAWASAN NUSANTARA.pptx
WAWASAN KEBANGSAAN WAWASAN NUSANTARA.pptx
 
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptxMgg02  Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
Mgg02 Pancasila Dlm Kajian Sejarah Indonesia-1 (9 slide).pptx
 
6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara6. wawasan nusantara
6. wawasan nusantara
 
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaanPancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
 
Tugas individu ppk
Tugas individu ppkTugas individu ppk
Tugas individu ppk
 
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negaraSejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
 
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIAPANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
 
Kisi2 udin 2012 (1)
Kisi2 udin 2012 (1)Kisi2 udin 2012 (1)
Kisi2 udin 2012 (1)
 
Sejarah NU
Sejarah NUSejarah NU
Sejarah NU
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
SyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
karamitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
magfira271100
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
ANTARASATU
 

Recently uploaded (9)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 

Pancasila dalam kajian Sejarah ke I.pptx

  • 1. SEJARAH PANCASILA Law Faculty of Brawijaya University Muhammad Anwar Hidayat, M.H
  • 2. LATAR BELAKANG • Seperti dinyatakan oleh Soekarno, Pancasila tidak diciptakan dan dirumuskan secara baru oleh para pendiri bangsa ini, melainkan merupakan kristalisasi nilai-nilai dan pandangan hidup bangsa selama beratus-ratus tahun. Para pendiri negara ini hanya membantu merumuskan dan mengeksplisitkan nilai-nilai maupun pandangan- pandangan tersebut agar menjadi pedoman bangsa ini dalam memberi arah-tujuan bangsa ini serta mempertahankan maupun memajukan bangsanya. • Oleh karenanya sangat penting untuk melacak kembali periode-periode sejarah dan masa-masa yang dengan itu Pancasila sebagai ideologi bangsa muncul, dipertahankan, hingga dijadikan dasar dari berdiri dan berkembangnya bangsa ini hingga hari ini.
  • 3. PANCASILA SEBAGAI KRITALISAI NILAI-NILAI BANGSA • Pancasila adalah merupakan nilai-nilai dan pandangan dunia yang telah terpendam lama di dalam sanubari bangsa indonesia. Pancasila dalam pengertian definitifnya adalah saripati nilai-nilai bangsa indonesia yang terkristalisasi dan yang telah digali oleh para pendiri bangsa ini serta telah tereksplisitisasi dan terumuskan dalam rumusan-rumusan besar yang tertuang dalam sila-sila yang kita kenal dengan pancasila tersebut.
  • 4. ZAMAN KERAJAAN-KERAJAN NUSANTARA ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL ZAMAN KEMERDEKAAN ZAMAN ORDE BARU ZANAM REFORMASI-SEKARANG PERIODISASI SEJARAH PANCASILA
  • 5. Zaman Kerajaan-Kerajan Nusantara • 1. Pada zaman Kerajan Kutai Kartanegara misalnya, kita telah mengenal dan menemukan nilai-nilai,seperti nilai sosial politik, dan Ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para Brahmana. Hal ini terkait dengan nilai-nilai integrasi sosial, kebersamaan, serta nilai ketuhanan (Kaelan, 2000: 29). • 2. Perkembangan sosial dalam Kerajaan Sriwijaya juga telah mengenalkan nilai-nilai maupun pandangan- pandangan tentang dasar kedatuan, yakni kerajaan. Nilai- nilai ini mengeksplisitkan serta memberi bahan-bahan material terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti nilai persatuan yang tidak terpisahkan dengan nilai ke-Tuhanan. Dalam nilai ini, raja dianggap merupakan pusat kekuasaan dan kekuatan religius yang berusaha mempertahankan kewibawaannya terhadap para datu (raja-raja kecil). Selain itu selama kekuasaan Sriwijaya, nilai-nilai kemasyarakatan dan ekonomi juga telah mengemuka dan terjalin satu sama lain dengan nilai internasionalisme dalam bentuk hubungan dagang yang terentang dari pedalaman sampai ke negeri-negeri seberang lautan pelabuhan kerajaan dan Selat Malaka yang diamankan oleh para nomad laut yang menjadi bagian dari birokrasi pemerintahan Sriwijaya. (Suwarno, 1993: 20-21)
  • 6. Zaman Kerajaan-Kerajan Nusantara • Pada masa Kerajaan Majapahit, kita mengenal sumpah palapa patih Gajah Mada: Tidak akan berhenti bekerja, sebelum nusantara bersatu. Di bawah pemerintahan raja Prabhu Hayam Wuruk, Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan nusantara. Semboyan dan Istilah-istilah seperti Bhinneka Tunggal Ika, Nusantara, Pancasila sudah ada pada periode ini. Tiga istilah ini konon telah terdapat dan termuat dalam kakawin Nagarakertagama karangan empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular, meski dengan pengertian dan pemaknaan sedikit berbeda. Sebagai contoh, dalam buku tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu: • Tidak boleh melakukan kekerasan • Tidak boleh mencuri • Tidak boleh berjiwa dengki • Tidak boleh berbohong • Tidak boleh mabuk minuman keras (Darmodihardjo, 1978: 6).
  • 7. Zaman Kerajaan-Kerajan Nusantara • Semboyan Bangsa kita Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya juga telah ada di kitab Negara Kartagama yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua yang berarti “meskipun agama-agama itu kelihatan berbeda bentuk namun pada hakekatnya satu jua” (Fauzi, 1983: 17) • Dari zaman Majapahit ini kita telah bisa memetik nilai-nilai seperti persatuan dalam keberbedaan. Dengan wilayah yang sangat luas, yakni seluruh wilayah nusantara, Majapahit telah memberi ilham persatuan nusantara menjadi persatuan Indoesia. Ia juga telah memberi contoh bagaimana indonesia mengusahakan keadilan sosial bagi masyarakat, yakni menuju keadaan negara berdaulat, bersatu dan berwilayah Nusantara, mencapai kehidupan yang “gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja”. (Darmodihardjo dkk, 1991: 21)
  • 8. Zaman Kerajaan-Kerajan Nusantara • Pada Masa Kerajaan Kerajaan Islam, Islam sebagai agama baru, telah mulai dipeluk oleh banyak Kerajaan-kerajaan di Nusantara. Tentu agama baru ini telah banyak memberi sumbangsih bagi terbentuknya pandangan dunia baru bagi masyarakat Nusantara. Dengan karakter egaliter, yakni menampik stratifikasi kasta di masa lalu, Islam telah memberi daya dorong terbentuknya masyarakat religius baru dengan penekanan pada nilai-nilai kesamaan yang merupakan hak yang melekat pada diri manusia. • Konsep kesatuan ummah, juga telah menyorongkan konsep baru bernama persatuan. Dengan kesamaan identitas agama mereka, kerajaan-kerajaan di nusantara—seperti Kerajaan Samudera Pasai di Sumatera, Kesultanan Islam Aceh, Kerjaaan Demak, Kerajaan Pajang, Kesultanan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Ternate, Tidore, Bacan, Kerajaan Jailolo, dan Kerajaan Goa Makasar, serta lainnya— semakin intensif untuk menjalin kerjasama mereka dalam mengusir penjajah Belanda yang telah merebut hak kekuasaan sosial, teritori, ekonomi, maupun politik di wilayah masing-masing.
  • 9. ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL • Perhimpunan Indonesia (PI) Belanda mencita-citakan Indonesia Meredeka. Dengan prinsip : persatuan nasional, solidaritas, non- kooperasi, dan kemandirian (self-help). • Indische Partij menyuarakan tema persatuan nasional, kalangan komunis menyuarakan platform non-kooperasi, organisasi Sarekat Islam (SI) menyuarakan kemandirian, dan masih banyak lagi. • Tan Malaka menulis Naar de Republik Indonesia (menuju republik Indonesia merdeka). Tjokroaminoto, pemimpin Sarikat Islam (SI) mengkonsepsikan sintesis antara Islam, sosialisme, dan demokrasi. (Latif, 2002, hal 5-6) • • Ir. Soekarno, dalam Majalah Indonesia Moeda, telah menulis esai berjudul: “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme” yang memimpikan persatuan dan sintesis ideologi-ideologi besar sebagai konstruksi kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia.
  • 10. Indonesia sebelum Kedatangan Belanda Masyarakat Indonesia sudah mengenal hukum, yakni hukum agama bagi pemeluk-pemeluknya. Seperti Islam, Hindu, Budha, dan Nasrani, disamping Hukum Adat mereka Hukum Islam sudah menjadi hukum yang ditaati oleh umat Islam dan menjadi hukum nasional pada masa Kerjaan Islam Mataram (1613-1754) di bawah sultan Agung Islam saat itu memasuk masa kebangkitan atau kejayaan, dan mayoritas penduduk beragama Islam
  • 11. ZAMAN KEMERDEKAAN • Pancasila sebenarnya secara defenitif dimulai dan dirintis sejak berdirinya BPUPKI, Badan Pengawas dan Penyelidik Usaha Kemerdekaan pada tanggal 29 April 1945, yakni sebuah lembaga bentukan Jepang • Jepang berusaha menarik simpati pemuda Indonesia untuk memobilisir tentara untuk mendukung perang untuk kemenangan Asia Timur Raya. Dengan motif inilah, Jepang memberikan janji kemerdekaan bagi Indonesia kelak “di masa depan”. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
  • 12. ZAMAN KEMERDEKAAN • Dibentuklah Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) atau Douritsu Zyunbi Tjoosakai. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
  • 13. ZAMAN KEMERDEKAAN • Keanggotaan BPUPKI ini secara resmi dilantik pada tanggal 28 mei 1945 dengan ketua KRT Radjiman Widyadiningrat dan dua orang wakil ketua: R.P. Soeroso dan Ichtibangase (jepang). • Anggota BPUPK awalnya berjumlah 63 orang, namun kemudian bertambah menjadi 69 orang. Jepang dengan sengaja membagi anggota badan ini dari lima golongan perwakilan: golongan pergerakan, golongan Islam, golongan birokrat (kepala jawatan), wakil kerajaan (kooti), pangreh praja (bupati/walikota/risiden/wakil residen), dan golongan peranakan. Golongan ini terdiri Tionghoa (4 orang), peranakan Arab (1 orang), dan peranakan Belanda (1 orang). Selain itu di badan ini juga terdiri dua orang anggota wanita yakni ny. Maria Ulfa Santoso dan R.S.S. Soenarjo Mangoenpoespito. Serta 6 orang perwakilan orang jepang (Latif, 2002, hal 9, lihat juga Suhadi 2001;39).
  • 14. ZAMAN KEMERDEKAAN • Pada sidang BPUPKI pertama tanggal 29 mei 1945, Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku ketua, meminta dan sekaligus menantang kepada sidang untuk mencari dan mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka. • Dalam sidang pertama ini (29 mei 1945-1 Juni 1945), beberapa anggota muncul menyampaikan gagasannya seputar dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti, mulai dari Muhammad yamin, Wiranata koesoema, Soerio, Suranto tirtoprodjo, Dasaad, Agoes Salim, Andoel Rachiem Pratalykama, Abdul Kadir, K.H. Sanoesi, Ki Bagus Hadikoesoema, Soepomo, dan Moehammad Hatta. Usul para anggota sidang ini kebanyakan masih bersifat “serabutan” dan belum dirumuskan secara sistematis.
  • 15. Kata Mukaddimah diganti dengan kata “Pembukaan” Dalam Preambul anak kalimat “....kewajiban menjalankan syari’at...” diganti “Berdasarkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa” Pasal 6 ayat (1) Presiden orang Indonesia asli dan beragama Islam dihilangkan Pasal 6 ayat (1) Presideng orang Indonesia asli dan beragama Islam dihilangkan Pasal 29 ayat (1) “...kewajiban menjalankan syari’at...”diganti “....KetuhananYang Maha Esa” Rumusan Sidang PPKI
  • 16. RUMUSAN PANCASILA Muhammad Yamin secara lisan mengajukan usul mengenai dasar negara terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Usul yang sedikit lebih sistematis juga dikemukakan oleh Soepomo. Ia mengemukakan pentingnya prinsip-prinsip: 1. Ketuhanan 2. Kemanusian 3. Persatuan 4. Permusyarawatan 5. Keadilan/Kesejahteraan
  • 17. RUMUSAN PANCASILA Rumusan Soekarno 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang berkebudayaan • Soekarno tertantang untuk merumuskan gagasan tentang dasar negara secara sistematis, holistik, dan koheren. • Maka pada tanggal 1 Juni 1945 (pidato lahirnya pancasila) Ir Soekarno berusaha menjawab permintaan akan dasar negara.
  • 18. RUMUSAN SOEKARNO Kebangsaan INDONESIA • Yakni sebuah dasar yang “hendak mendirikan sebuah negara, ‘semua buat semua’. Bukan buat satu orang untuk satu orang, bukan satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan kaya, tetapi ‘semua buat semua’”. Perikemanusiaan/ Internasionalisme • “Kebangsaan yang kita anjurkan bukanlah kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme,...Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia. Kita bukan saja mendirikan negara indonesia merdeka, tetapi kita harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa”.
  • 19. RUMUSAN SOEKARNO Mufakat/Demokrasi • Dasar itu ialah dasar mufakat. kita mendirikan negara "semua buat semua", "satu buat semua, semua buat satu"... “Saya yakin syarat yang mutlak untuk kuatnya negara In-donesia ialah permusyawaratan perwakilan. Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan”. Kesejahteraan Sosial • “Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politiek-ecomische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial... Maka oleh karena itu, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat, mencintai rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politiek, saudara-saudara, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya”.
  • 20. RUMUSAN SOEKARNO Ketuhanan yang Berkebudayaan. • Prinsip yang kelima hendaknya: “Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa... Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri... Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada "egoisme-agama"....bahwa prinsip kelima dari pada Negara kita, ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, Ketuhanan yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain” (latif; 2010; 15-17, lihat juga Soekarno; 147- 154). • Ke lima prinsip ini oleh soekarno ia beri nama “Pancasila”. Seperti dikatakannya, • “Dasar-dasar negara telah saya usulkan. Bilanganya lima. Inikah panca dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedangkan kita membahas dasar...Namanya bukan Panca Dharma, tetapi—saya namakan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas ke lima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi”. (Soekarno: 1984; 154).
  • 21. RUMUSAN PANCASILA Rumusan Piagam Jakarta 1. Ketuhanan dgn kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil & beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/per- wakilan 5. Keadilan Sosial bagi seluruh takyat Indonesia Rumusan UUD-1945 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil & beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat bijaksanaan dalam permusyawaratan/per- wakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 22. RUMUSAN PANCASILA Rumusan Konstitusi RIS 1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Perikemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial Rumusan UUDS 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan Sosial