SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata dan pembentukan kata merupakan unsur pokok dalam menulis, karena
kata merupakan kunci utama dalam membentuk sebuah tulisan. Tulisan yang
benar adalah tulisan yang menggunakan pemilihan dan pembentukan kata yang
tepat, sehingga ide atau gagasan penulis dapat tersampaikan dengan tepat
kepada pembaca. Terlebih lagi tulisan-tulisan ilmiah yang biasanya dijadikan
sebagai sebuah referensi dalam bidang ilmu pengetahuan. Jika dalam sebuah
karya tulis menggunakan penulisan dan pembentukan kata yang salah, maka
akan terjadi salah pengertian oleh pembaca. Saat hal tersebut berlanjut
kemungkinan besar akan tercipta kebiasaan penggunaan kata yang salah di
masyarakat umum. Pada kenyataannya, sebagian besar hasil karya tulis
cendrung mengesampingkan pentingnya pemilihan kata atau diksi dan
pembentukkan kata atau morfologi yang benar menurut kaidah bahasa
Indonesia. Banyak kesalahan-kesalahan penggunaan diksi dan pembentukkan
kata yang dapat dijumpai pada buku-buku, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan
karya-karya tulis lainnya yang telah tersebar luas di masyarakat umum.
Penggunaan diksi yang tidak tepat dalam sebuah kalimat palin sering terjadi
terutama kesalahan pada pemilihankata baku dan tidak baku.
Terkadang, pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
tidak diketahui oleh penulis sehingga sering ditemukan hasil karya tulis yang
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraph, dan wacana.
Sebelum menciptakan kartya tulis, pemahaman tentang penggunaan diksi atau
pemilihan kata sangat penting untuk diketahui dan dipahamioleh penulis agar
terciptanya karya tulis yang efektif dan efisien untuk mencegah adanya
kesalapahaman oleh pembaca. Maka dari itu, perlu adanya panduan yang benar
mengenai penggunaan diksi dan pembentukkan kata yang tepat dalam sebuah
tulisan. Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba untuk
mengamati kesaahan pemilihan kata, pembentukkan kata dan menganalisis
pemilihan serta pembentukkan kata yang benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kata dan pembentukkan kata?
2. Bagaimana proses-proses pembentukkan kata?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengetian Kata dan Pembentukkan Kata
Menurur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI : 1997) terdapat beberapa
definisi atau pengertian dari Kata diantaranya :
a) Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
dalam berbahasa
b) konversasi, bahasa
c) Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas
d) Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh
kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
Jadi, kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan
terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata
tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa,
klausa, atau kalimat.
Sebuah kata terbentuk melalui sebuah proses pembentukkan kata atau
proses morfologi. Proses morfologi adalah proses pengubahan sebuah bentuk
satuan dramatika menjadi sebuah kata yang baru atau dalam linguistic disebut
kata jadian. Ada empat komponen yang terlibat dalam proses morfologi yaitu :
(1) masukkan, (2) proses, (3) keluaran dan (4) dampak atau akibat. Masukkan
adalah bahan-bahan pembentukkan kata jadian. Bahan-bahan itu disebut
bentuk dasar atau satuan dramatika yang menjadi dasar pembentukkan kata
jadian. Dalam pengetahuan umum, orang yang menyebut bentuk dasar sebagai
kata dasar. Hal ini krang tepat karena tidak semua bentuk dasar berupa kata.
2. Proses-Proses Pembentukkan Kata
Proses pembentukkan kata dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
A. Afiksasi
Yaitu proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Jenis-jenis
afiks:
3
1. Prefiks, yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar. Contohnya: me-, di-,
ber-, ke-, ter-, pe-, per-.
2. Infiks, yaitu afiks yang diletakkan didalam dasar kata. Contohnya: -el-, -
er-, -em-, -in-,
3. Sufiks, yaitu afiks yang diletakkan di belakang kata. Contohnya: -an, -
kan, -i.
4. Simulfik, yaitu afik yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental
yang dileburkan pada dasar kata dan mempunyai fungsi membentuk
verba atau memverbalkan nomina, ajektifa atau kelas kata lain. Contoh:
kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate.
5. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur satu dimuka bentuk
dasar kata dan satu dibelakang bentuk dasar kata. Contoh: ke-an
(keadaan), per-an (persahabatan).
6. Superfiks/suprafiks , yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem
suprasegmental, afiks ini tidak ada dalam bahasa indonesia, biasanya
kata superfiks atau suprafiks dapat dijumpai dalam bahasa jawa.
Contoh: suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali).
7. Interfiks, yaitu jenis infiks yang muncul diantara dua unsur dalam
bahasa indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru
contohnya : -n- dan -o-, Pada gabungan indonesia dan logi menjadi
indonesianologi.
8. Transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan dasar kata menjadi
terbagi bentuk ini terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-Asiatika, seperti
dalam bahasa arab contohnya : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i,
dsb. Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis).
9. Kombinasi afiks, yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang
bergabung dengan dasar kata. Contoh: memperkatakan,
mempercayakan.
B. Reduplikasi
Ada tiga macam bentuk reduplikasi, yaitu:
1. Reduplikasi Fonologis yaitu bentuk kata yang tidak mengalami
perubahan makna, karena pengulangannya bersifat fonologis yang
artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya: dada,
pipi, paru-paru, dan lain sebagainya.
4
2. Reduplikasi Morfemis yaitu bentuk kata yang mengalami perubahan
makna gramatikal atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah
satuan yang berstatus kata. Contohnya: beres menjadi kata beres-
beres.
3. Reduplikasi Sintaktis yaitu proses yang tejadi atas leksem yang
menghasilkan satuan yang berstatus klausa (berada di luar cakupan
morfologi). Contoh: jauh-jauh, asam-asam.
Selain yang disebutkan diatas, reduplikasi juga dibagi menjadi beberapa
bagian lagi, diantaranya:
1. Dwipurwa yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan
pelemahan vokal. Contohnya: tetangga, lelaki, sesama.
2. Dwilingga yaitu pengulangan leksem. Contohnya: pagi-pagi.
3. Dwilingga salin swara yaitu pengulangan leksem dengan variasi fonem.
Contohnya: mondar-mandir, pontang-panting.
4. Dwiwasana yaitu pengulangan bagian belakang leksem. Contohnya:
pertama-tama, sekali-kali.
5. Trilingga yaitu merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan
variasi fonem. Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-der-dor.
C. Komposisi
Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
Deskripsi tersebut jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang
berbeda dari frase (gabungan kata, bukan gabungan leksem). Ciri-ciri
perbedaan kompositum atau paduan leksem :
1) Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak
dapat disisipi apapun. Contoh: buta warna, tuna susila.
2) Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak
dapat diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum
hanya mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta
api menjadi perkeretaapian.
3) Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat
dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus.
5
D. Abreviasi
Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi
leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini
untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut
kependekan. Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
Jenis-jenis kependekan:
1) Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf
atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN
(Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota).
2) Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu
bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor).
3) Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau
suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah
kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia.
Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/
4) Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar
atau gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata
tidak akan.
5) Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf
atau lebih yang menggabarkan konsep dasar kuantitas satuan atau
unsur. Contoh : g (gram), cm ( senti meter).
E. Derivasi Balik
Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan
pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi
bentuk yang secara historis tidak diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam
dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira bentuk itu merupakan
padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang ada
adalah kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada
pola peluluhan fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Pembentukan kata disebut juga morfologi.
Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa proses yang mengolah
leksem atau huruf menjadi kata.
Proses-proses pembentukan kata:
1. Afiksasi
2. Reduplikasi
3. Komposisi
4. Abreviasi
5. Derivasi Balik
B. Saran
Kami sebagai penulis ingin memberikan saran, bahwa sebagai generasi muda
bangsaIndonesia, seharusnya kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Apalagi dalam menulis sebuah
buku, baik buku pelajaran maupun karyatulis lainnya, haruslah menggunakan
pemilihan kata yang tepat. Pemilihan kata yang tepat sangat diperlukan agar
tidak menimbulkan penafsiran ganda, sehingga tidak menimbulkan kerancuan
pada pembaca.

More Related Content

What's hot

Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumJaf Hussin
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasakunmartih
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyRezqan Farid
 
Isolating langague
Isolating langagueIsolating langague
Isolating langagueReno Anggara
 
Morfologi Bahasa Inggris
Morfologi Bahasa InggrisMorfologi Bahasa Inggris
Morfologi Bahasa InggrisYahyaChoy
 
Wacana Penulisan
Wacana Penulisan Wacana Penulisan
Wacana Penulisan Alif Akram
 
Definisi morfologi
Definisi morfologiDefinisi morfologi
Definisi morfologiepoicikgu
 
Tugas Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi Dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi Dan Komunikasisilviahamzari
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaAhyaniyani
 

What's hot (17)

Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umum
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasa
 
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesiaMakalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Isolating langague
Isolating langagueIsolating langague
Isolating langague
 
3. tatabahasa
3. tatabahasa3. tatabahasa
3. tatabahasa
 
Morfologi Bahasa Inggris
Morfologi Bahasa InggrisMorfologi Bahasa Inggris
Morfologi Bahasa Inggris
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Wacana Penulisan
Wacana Penulisan Wacana Penulisan
Wacana Penulisan
 
Definisi morfologi
Definisi morfologiDefinisi morfologi
Definisi morfologi
 
Materi inggris parts of speech
Materi inggris   parts of speechMateri inggris   parts of speech
Materi inggris parts of speech
 
Tugas Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi Dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi Dan Komunikasi
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Uts b.sunda dwi
Uts b.sunda dwiUts b.sunda dwi
Uts b.sunda dwi
 

Similar to PEMBENTUKAN KATA

PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK LiswiAnisa
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi0027065801
 
Proses Pembubuhan Afiks dalam Morfologi
Proses Pembubuhan Afiks dalam MorfologiProses Pembubuhan Afiks dalam Morfologi
Proses Pembubuhan Afiks dalam Morfologimaulidanabilar
 
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdfMAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdfsdn2gununggede
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologypenipenny
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typologyTina Lestary
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Assignement
AssignementAssignement
AssignementSJKCHAU
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataTifanny Ellies
 

Similar to PEMBENTUKAN KATA (20)

PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK
PROSES MORFOFONEMIK DAN PROSES MORFOLOGIK
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
 
Proses Pembubuhan Afiks dalam Morfologi
Proses Pembubuhan Afiks dalam MorfologiProses Pembubuhan Afiks dalam Morfologi
Proses Pembubuhan Afiks dalam Morfologi
 
ppt indo.pptx
ppt indo.pptxppt indo.pptx
ppt indo.pptx
 
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdfMAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
MAKALAH AFIKASI PEMBENTUKAN VERBA (Autosaved).pdf
 
Faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor yang mempengaruhi belajarFaktor yang mempengaruhi belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
ASSIGNMENT MORFOLOGI
ASSIGNMENT MORFOLOGIASSIGNMENT MORFOLOGI
ASSIGNMENT MORFOLOGI
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Assignement
AssignementAssignement
Assignement
 
Morfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi KataMorfologi Reduplikasi Kata
Morfologi Reduplikasi Kata
 
Hakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtwsHakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtws
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

PEMBENTUKAN KATA

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata dan pembentukan kata merupakan unsur pokok dalam menulis, karena kata merupakan kunci utama dalam membentuk sebuah tulisan. Tulisan yang benar adalah tulisan yang menggunakan pemilihan dan pembentukan kata yang tepat, sehingga ide atau gagasan penulis dapat tersampaikan dengan tepat kepada pembaca. Terlebih lagi tulisan-tulisan ilmiah yang biasanya dijadikan sebagai sebuah referensi dalam bidang ilmu pengetahuan. Jika dalam sebuah karya tulis menggunakan penulisan dan pembentukan kata yang salah, maka akan terjadi salah pengertian oleh pembaca. Saat hal tersebut berlanjut kemungkinan besar akan tercipta kebiasaan penggunaan kata yang salah di masyarakat umum. Pada kenyataannya, sebagian besar hasil karya tulis cendrung mengesampingkan pentingnya pemilihan kata atau diksi dan pembentukkan kata atau morfologi yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia. Banyak kesalahan-kesalahan penggunaan diksi dan pembentukkan kata yang dapat dijumpai pada buku-buku, artikel, makalah, jurnal ilmiah dan karya-karya tulis lainnya yang telah tersebar luas di masyarakat umum. Penggunaan diksi yang tidak tepat dalam sebuah kalimat palin sering terjadi terutama kesalahan pada pemilihankata baku dan tidak baku. Terkadang, pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diketahui oleh penulis sehingga sering ditemukan hasil karya tulis yang mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraph, dan wacana. Sebelum menciptakan kartya tulis, pemahaman tentang penggunaan diksi atau pemilihan kata sangat penting untuk diketahui dan dipahamioleh penulis agar terciptanya karya tulis yang efektif dan efisien untuk mencegah adanya kesalapahaman oleh pembaca. Maka dari itu, perlu adanya panduan yang benar mengenai penggunaan diksi dan pembentukkan kata yang tepat dalam sebuah tulisan. Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba untuk mengamati kesaahan pemilihan kata, pembentukkan kata dan menganalisis pemilihan serta pembentukkan kata yang benar. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kata dan pembentukkan kata? 2. Bagaimana proses-proses pembentukkan kata?
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengetian Kata dan Pembentukkan Kata Menurur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI : 1997) terdapat beberapa definisi atau pengertian dari Kata diantaranya : a) Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa b) konversasi, bahasa c) Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas d) Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan). Jadi, kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Sebuah kata terbentuk melalui sebuah proses pembentukkan kata atau proses morfologi. Proses morfologi adalah proses pengubahan sebuah bentuk satuan dramatika menjadi sebuah kata yang baru atau dalam linguistic disebut kata jadian. Ada empat komponen yang terlibat dalam proses morfologi yaitu : (1) masukkan, (2) proses, (3) keluaran dan (4) dampak atau akibat. Masukkan adalah bahan-bahan pembentukkan kata jadian. Bahan-bahan itu disebut bentuk dasar atau satuan dramatika yang menjadi dasar pembentukkan kata jadian. Dalam pengetahuan umum, orang yang menyebut bentuk dasar sebagai kata dasar. Hal ini krang tepat karena tidak semua bentuk dasar berupa kata. 2. Proses-Proses Pembentukkan Kata Proses pembentukkan kata dapat dibagi menjadi sebagai berikut : A. Afiksasi Yaitu proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Jenis-jenis afiks:
  • 3. 3 1. Prefiks, yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar. Contohnya: me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-. 2. Infiks, yaitu afiks yang diletakkan didalam dasar kata. Contohnya: -el-, - er-, -em-, -in-, 3. Sufiks, yaitu afiks yang diletakkan di belakang kata. Contohnya: -an, - kan, -i. 4. Simulfik, yaitu afik yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada dasar kata dan mempunyai fungsi membentuk verba atau memverbalkan nomina, ajektifa atau kelas kata lain. Contoh: kopi-ngopi, soto-nyoto, kebut-ngebut, sate-nyate. 5. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur satu dimuka bentuk dasar kata dan satu dibelakang bentuk dasar kata. Contoh: ke-an (keadaan), per-an (persahabatan). 6. Superfiks/suprafiks , yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental, afiks ini tidak ada dalam bahasa indonesia, biasanya kata superfiks atau suprafiks dapat dijumpai dalam bahasa jawa. Contoh: suwe (lama) menjadi suwi (lama sekali). 7. Interfiks, yaitu jenis infiks yang muncul diantara dua unsur dalam bahasa indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru contohnya : -n- dan -o-, Pada gabungan indonesia dan logi menjadi indonesianologi. 8. Transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan dasar kata menjadi terbagi bentuk ini terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-Asiatika, seperti dalam bahasa arab contohnya : ktb dapat diberi transfiks a-a, i-a, a-i, dsb. Menjadi katab (menulis), kitab (buku), kaatib (penulis). 9. Kombinasi afiks, yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan dasar kata. Contoh: memperkatakan, mempercayakan. B. Reduplikasi Ada tiga macam bentuk reduplikasi, yaitu: 1. Reduplikasi Fonologis yaitu bentuk kata yang tidak mengalami perubahan makna, karena pengulangannya bersifat fonologis yang artinya bukan atau tidak ada pengulangan leksem. Contohnya: dada, pipi, paru-paru, dan lain sebagainya.
  • 4. 4 2. Reduplikasi Morfemis yaitu bentuk kata yang mengalami perubahan makna gramatikal atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata. Contohnya: beres menjadi kata beres- beres. 3. Reduplikasi Sintaktis yaitu proses yang tejadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa (berada di luar cakupan morfologi). Contoh: jauh-jauh, asam-asam. Selain yang disebutkan diatas, reduplikasi juga dibagi menjadi beberapa bagian lagi, diantaranya: 1. Dwipurwa yaitu pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contohnya: tetangga, lelaki, sesama. 2. Dwilingga yaitu pengulangan leksem. Contohnya: pagi-pagi. 3. Dwilingga salin swara yaitu pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contohnya: mondar-mandir, pontang-panting. 4. Dwiwasana yaitu pengulangan bagian belakang leksem. Contohnya: pertama-tama, sekali-kali. 5. Trilingga yaitu merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. Conthnya: cas-cis-cus, dag-dig-dug, dar-der-dor. C. Komposisi Yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Deskripsi tersebut jelas menempatkan majemuk sebagai satuan yang berbeda dari frase (gabungan kata, bukan gabungan leksem). Ciri-ciri perbedaan kompositum atau paduan leksem : 1) Ketaktersisipan yaitu diantara komponen-komponen kompositum tidak dapat disisipi apapun. Contoh: buta warna, tuna susila. 2) Ketakterluasan yaitu komponen kompositum itu masing-masing tidak dapat diafiksasikan atau dimodifikasikan perluasan bagi kompositum hanya mungkin untuk semua komponennya sekaligus. Contoh: kereta api menjadi perkeretaapian. 3) Ketakterbalikkan yaitu komponen kompositum tidak dapat dipertukarkan. Contoh: pulang pergi, bumi hangus.
  • 5. 5 D. Abreviasi Yaitu proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata istilah lain ini untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. Contohnya : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Jenis-jenis kependekan: 1) Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf baik yang dieja huruf demi huruf . Contoh : KKN (Kuliah Kerja Nyata), DKI (Daerah Khusus Ibukota). 2) Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Contoh : Prof (Profesor). 3) Akronim yaitu proses pemendekan yang mengabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik indonesia. Contoh : FKIP /efkip/dan bukan/ef/, /ka/, /i/, /pe/ 4) Kontrasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Contoh : tak dari kata tidak, takkan dari kata tidak akan. 5) Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggabarkan konsep dasar kuantitas satuan atau unsur. Contoh : g (gram), cm ( senti meter). E. Derivasi Balik Yaitu proses pembentukan kata bahasawan membentuknya berdasarkan pola-pola yang ada tanpa mengenal unsur-unsurnya. Akibatnya terjadi bentuk yang secara historis tidak diramalkan. Contoh: kata mungkir dalam dipungkiri yang dipakai orang karaena mengira bentuk itu merupakan padanan pasif dari memungkiri (padahal kata pungkir tidak ada, yang ada adalah kata mungkir). Terjadinya pungkir menjadi mungkir didasarkan pada pola peluluhan fonem dalam pasang menjadi memasang menjadi dipasang.
  • 6. 6 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem atau huruf menjadi kata. Proses-proses pembentukan kata: 1. Afiksasi 2. Reduplikasi 3. Komposisi 4. Abreviasi 5. Derivasi Balik B. Saran Kami sebagai penulis ingin memberikan saran, bahwa sebagai generasi muda bangsaIndonesia, seharusnya kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Apalagi dalam menulis sebuah buku, baik buku pelajaran maupun karyatulis lainnya, haruslah menggunakan pemilihan kata yang tepat. Pemilihan kata yang tepat sangat diperlukan agar tidak menimbulkan penafsiran ganda, sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada pembaca.