SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
SEJARAH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Diajukan untuk melengkapi tugas bahasa Indonesia
Dosen pembimbing
Haerudin, M.Pd
Disusun oleh :
Dian Istiqomah
1584202146
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TANGERANG
2015/2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haerudin, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah dan Kedudukan
Bahasa Indoonesia” ini dalam penyusunannya masih adanya hambatan ,
namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta teman
sekalian yang telah membantu memberikan informasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dari beberapa sumber referensi yang ada.
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada para pembaca. Saya menyadari makalah ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Tangerang, Desember 2015
Penulis,
Dian Istiqomah
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………….......... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………….... 1
C. Tujuan Penulisan ……………………………...... 2
D. Manfaat Penulisan ……………………………… 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa Indonesia ……………………. 3-10
B. Kedudukan Bahasa Indonesia ……………........ 10-13
BAB III. KESIMPULAN…………………………………….. 14
Daftar Pustaka ……………………………………………….. 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapat kita perhatikan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam berhubungan dengan masyarakat kita pasti
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk kita berinteraksi
dengan seseorang. Penggunaan bahasa meliputi berbagai aspek kehidupan.
Dengan ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dapat
mempermudah kita berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda suku
maupun budayanya sehingga terjadi komunikasi yang efektif serta dapat
mengatasi terjadinya kesalahpahaman komunikasi karena bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai suku dan budaya yang berbeda latar belakangnya.
Bahasa Indonesia pasti mengalami perkembangan dari sebelum
ditetapkannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara serta
peristiwa-peristiwa yang ada dalam sejarah bahasa Indonesia, namun tidak
semua masyarakat Indonesia mengetahui bagaimana bahasa Indonesia itu
dapat menjadi bahasa nasional maupun bahasa negara serta kedudukan
bahasa Indonesia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia?
2. Peristiwa penting apa saja yang ada dalam perkembangan bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan sejarah bahasa Indonesia.
2. Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan
bahasa Indonesia.
3. Mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis
tentang sejarah bahasa Indonesia.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis
tentang peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan bahasa
Indonesia.
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis
tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
A. SEJARAH BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya pada saat
Sumpah Pemuda 1928. Para pemuda yang menjadi pendiri bangsa dan
negara Indonesia pada waktu itu mengucapkan sumpah bahwa mereka
mengaku (1) bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, (2) berbangsa satu,
bangsa Indonesia, serta (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu,
yang sudah dipakai sejak abad VII itu menjadi bahasa Indonesia. Pada
waktu itu bahasa Indonesia dalam masyarakat masih disebut sebagai
“bahasa Melayu”. Bahkan Pemerintah Hindia Belanda melarang pemakaian
nama “bahasa Indonesia” sampai mereka takluk pada balatentara Jepang
(1942).
Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan dengan nama
“bahasa Indonesia”, dilatarbelakangi berbagai alasan. Bahasa Melayu sudah
menjadi bahasa yang kosmopolitan dan Internasional sebelum tercetusnya
Sumpah Pemuda. Bahasa tersebut sudah dipakai sebagai bahasa perantara
(lingua franca) bukan saja di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir
di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu digunakan tidak hanya untuk
komunikasi antar suku bangsa tetapi dengan bangsa lain seperti Arab, Cina,
India, Belanda dan bangsa asing lainnya. Ini tidak hanya sekedar sebagai
alat komunikasi di bidang ekonomi (perdagangan), tetapi juga di bidang
4
sosial (alat komunikasi massa), politik (perjanjian antar kerajaan), sastra-
budaya, termasuk dalam penyebaran agama.
Berbagai batu tulis seperti (1) Prasasti Kedukan Bukit (683) dan
Prasasti Talang Tuo (684) di Palembang, (2) Prasasti Kota Kapur (686) di
Bangka Barat, dan (3) Prasasti Karang Brahi (688), di Merangi, Jambi
menggunakan teks bahasa Melayu Kuno. Selain ditemukan di Pulau
Sumatra, beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno tersebut juga
ditemukan di beberapa tempat di Pulau Jawa seperti di Gandasuli (832)
Jawa Tengah, dan prasasti Bogor (942) di Jawa Barat serta ditemukan
makam berbahasa Melayu Minye, Tujoh, Aceh. Selain di Nusantara juga
ditemukan benda-benda arkeologi berbahasa Melayu di Pulau Luzon,
Filipina, Ligor, Thailand, dan Trengganu,Malaysia.
Alasan lainnya ialah bahasa Melayu lebih egaliter dibandingkan
bahasa-bahasa lain di Nusantara seperti Jawa, Sunda, Bali, yang jauh lebih
rumit, baik dalam cara tulis maupun hirarkienya. Bahasa-bahasa tersebut
mengenal tingkatan bahasa halu, biasa, dan kasar yang digunakan untuk
orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Oleh
karenanya, bahasa tersebut tidak dapat dipakai berkomunikasi dalam
masyarakat demokratis yang menghendaki setiap orang berdiri sama tinggi
dan duduk sama rendah. Bahasa Melayu pun mengenal kata-kata khusus
untuk raja atau Tuhan, namun hanya sekadarnya saja, sama dengan bahasa-
bahasa lain di dunia.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemakaian bahasa Melayu
makin meluas karena sudah digunakan di sekolah-sekolah dan penerbitan
termasuk buku-buku, majalah-majalah (Pandji Poestaka dan Sri Poestaka),
dan almanak yang diusahakan oleh pemerintah Belanda. Bahasa Melayu
yang digunakan Pemerintah Hindia Belanda adalah bahasa Melayu “resmi”
yang dikenal Bahasa Melayu Tinggi. Bahasa Melayu Tinggi itu juga
digunakan pers yang pro Hindia Belanda yang disebut “pers putih”.
5
Sementara itu, bahasa Melayu Rendah, untuk membedakan dengan bahasa
Melayu Tinggi, digunakan di kalangan pergerakan kebangsaan dalam rapat-
rapat dan kongres serta dalam berbagai penerbitan. Para pemimpin
pergerakan seperti H.O.S Tjokroaminoto, H. Agoes Salim, Abdoel Moeis,
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sjahrir, M. Natsir, dan lain-lain tidak hanya
mempergunakan bahasa Melayu sebagai sarana pikiran-pikiran tetapi
memperkaya dengan kosakata wacana tentang kolonialisme, marxisme,
sosialisme, demokrasi dalam pidato dan tulisan-tulisannya.
Bahasa Melayu Rendah dikenal juga dengan bahasa Melayu Pasar.
Istilah Melayu Pasar karena dihubungkan dengan kenyataan bahwa bahasa
tersebut digunakan dalam jual beli di pasar, yaitu sebagai bahasa
perhubungan ( lingua franca) antarbangsa (Pribumi, Arab, Cina, India,
Belanda dan lain-lain) dan antarsuku (Jawa, Melayu, Sunda, Bali, Manado,
Banjar dan lain-lain) selama berabad-abad. “Bahasa Melayu Pasar”
digunakan juga oleh masyarakat Cina (peranakan) dalam komunikasi
maupun berkesusastraan yang dikenal “Sastra Melayu Tionghoa” (menurut
Nio Joe Land, 1946) atau “Sastra Melayu Asimilasi” (menurut Pramodya
Ananta Toer (dalam pengantar bukunya Tempo Doeloe) serta dalam koran-
korannya yang dikenal “pers kuning”.
Beberapa peristiwa itulah yang menyebabkan bahasa Melayu, bahasa
yang berasal dari Riau yang penutur dan hasil kesusastraan tidak sebanyak
bahasa-bahasa lain di Nusantara menjadi bahasa persatuan sebagai bekal
untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam berjuang melawan
pemerintah Kolonial Belanda. Peresmian tersebut diterima dengan penuh
kesadaran oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang. Orang yang paling
bersemangat hendak memajukan bahasa daerah di mana pun, tak pernah
menggugat kedudukan bahasa Melayu yang kemudian menjadi bahasa
persatuan dan kesatuan.
6
Beberapa peristiwa penting yang mengandung arti dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut.
1. Pemerintah Hindia Belanda pada1901 menunjuk Prof. Charles Van
Ophuisjsen dibantu Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim untuk menyusun pembakuan bahasa
Melayu, yang melahirkan sistim ejaan penulisan bahasa Melayu dengan
huruf Latin, yang kemudian dikenal sebagai “Ejaan van Ophuijsen” dan
dimuat dalam Kitab Logat Melajoe dengan anak judul Woordenlisjst
voor de spelling der Maleische Taal met Latinjnsche Karakter.
Pembakuan tersebut disesuaikan dengan logika pemikiran Belanda dan
efisiensi penyelenggara administrasi kolonial. Upaya ini dilakukan
untuk mengoptimalkan bahasa Melayu untuk menjalankan kekuasaan
dan ekploitasi kolonialisme Belanda.
2. Selain diajarkan di sekolah-sekolah Pemerintah Belanda, yang
dibangun untuk menyiapkan tenaga pemerintahan kolonial, bahasa
Melayu olahan pemerintah tersebut disebarkan secara sistematis
melalui bacaan-bacaan. Untuk menjalankan kegiatan tersebut didirikan
Commisie voor de Inlandche Shool en Volslectuur (Taman Bacaan
Rakyat, 1908) yang kemudian menjadi Kantoor voor de Volksectuur
yang diberi nama “Balai Pustaka” (1917). Badan penerbitan ini bukan
saja berusaha mengontrol dan mengatur bahasa Melayu yang dipakai
tetapi juga menjauhkan pembaca dari bacaan-bacaan yang dapat
merusak kekuasaan Belanda dan membangkitkan nasionalisme. Karena
itu bacaan-bacaan yang diterbitkan harus sejalan dengan kebijakan
pemerintah kolonial Belanda di bidang pendidikan.
3. Pada 25 Juni 1918 keluar ketetapan Ratu Belanda yang memberikan
kebebasan kepada anggota-anggota Dewan Rakyat (Volksrad) untuk
mempergunakan bahasa Melayu dalam perundingan-perundingan.
Ketetapan tersebut berkat desakan-desakan dan hasrat ingin
7
memperjuangkan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional oleh para
tokoh-tokoh pergerakan yang sebagian besar menggunakan bahasa
Melayu dalam kongres-kongres, rapat-rapat, tulisan-tulisan, dan lain-
lain. Jahja Datoek Kajo, orang pertama kali yang berpidato
menggunakan bahasa Melayu di Volksrad.
4. Pada Mei 1933 Sutan Takdir Alisyahbana menerbitkan majalah
Pujangga Baru sebagai reaksi atas sensor yang dilakukan oleh Balai
Pustaka terhadap karya sastrawan, terutama terhadap karya sastra yang
menyangkut rasa nasionalisme. Tujuan pendiriannya untuk
menumbuhkan kesusastraan baru yang sesuai semangat zamannya dan
mempersatukan para sastrawan dalam satu wadah karena sebelumnya
cerai berai dengan menulis di berbagai majalah. Penyebaran majalah ini
terbatas ke kalangan guru dan mereka yang dianggap memiliki
perhatian terhadap masalah kebudayaan dan kesusastraan. Di antara
yang terbatas itu ada juga yang sampai ke Malaysia hingga ikut
berpengaruh terhadap perkembangan sastra Melayu.
Meskipun pembacanya tidak banyak, tetapi pengaruh majalah ini besar
sekali. Banyak ahli yang menyumbangkan tulisan, di antaranya Prof.
Husein Djajadiningrat, Maria Ulfah Santoso, Amir Sjarifuddin, Mr.
Sumanang, Poerwadarmintan dan beberapa intelektual Indonesia
lainnya. Terobosan Pujangga Baru misalnya penggunaan bahasa yang
ditawarkan STA yang mengesampingkan bahasa Melayu yang
kemudian digantikan dengan perpaduan bahasa daerah masing-masing
pengarang dan bahasa asing. Hal itulah yang dikritik oleh kaum
bangsawan Melayu dan para guru yang setia kepada pemerintah
kolonial Belanda termasuk beberapa tokoh bahasa pun seperti H. Agus
Salim, Sutan Moh. Zain dan S.M. Latif. Mereka beranggapan bahasa
dalam majalah itu merusak bahasa Melayu. Selain mendirikan majalah
8
Pujangga Baru, STA pada 1936 menyusun Tatabahasa Bahasa
Indonesia.
5. Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah
Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa
Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan
terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof.
Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut
dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut,
antara lain:
a. mengganti Ejaan van Ophuysen,
b. mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan
c. menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
Badan Perwakilan.
Selanjutnya Kongres Bahasa Indonesia II dilaksanakan pada 28
Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan, Sumatera Utara. Kongres ini
terselenggara atas prakarsa Menteri Pendidikan, Pengajaran,
Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin. Setelah itu setiap lima tahun
sekali diadakan Kongres Bahasa Indonesia seperti tercantum di bawah
ini.
a. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta, 28 Oktober s.d. 3
November 1978
b. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21 s.d. 26 November
1983
c. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 27 Oktober s.d. 3
November 1988
d. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta, 28 Oktober s.d. 2
November 1993
9
e. Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta, 26 s.d. 30 Oktober
1998
f. Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta, 14 s.d. 17 Oktober
2003
g. Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta, 20 Oktober s.d. 1
November 2008
h. Kongres Bahasa Indonesia X di Jakarta, 2013
6. Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang
pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh.
Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi
pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan,
sebab bahasa Jepang belum banyak dikuasai oleh bangsa Indonesia.
Soekarno, Moh. Hatta, dan para pemimpin lain berkeliling berpidato,
membakar semangat rakyat, dan juga melalui siaran-siaran melalui
radio selalu mempergunakan bahasa Indonesia sehingga bahasa
Indonesia kian dekat dengan rakyat. Hal yang demikian menyebabkan
bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting sehingga
untuk pertama kalinya pada masa ini bangsa Indonesia memiliki Kamus
Istilah.
7. Tahun 1947 masa Negara Republik Indonesia berpusat di Yogyakarta,
dibentuklah sebuah panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang diketuai oleh
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika itu yaitu Mr.
Soewandi. Pada 19 Maret 1947 Menteri Mr. Soewandi dalam surat
keputusannya SK No. 264/Bhg. A/47 menetapkan perubahan ejaan
bahasa Indonesia. Ejaan yang diperbaharui ini kemudian dikenal
dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
8. Tahun 1963 ada upaya dari pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan dengan
10
mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang
dipergunakan sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih
satu rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain
pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) dengan membentuk
panitia Indonesia dan Melayu, masing-masing diketuai oleh Prof. Dr.
Slamet Mulyana dari Indonesia dan Syed Nasir bin Ismail dari
Persekutuan Tanah Melayu. Panitia ini menghasilkan konsep bersama
yang dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia).
Namun, upaya ini akhirnya kandas karena situasi politik antara
Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas.
9. Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan
bahasa dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968,
diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun
1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.
10.Pada 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia, Soeharto
meresmikan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (kemudian biasa
disingkat EYD) yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 57,
tahun 1972 dan Tap. MPR No. 2/1972. Ejaan tersebut menggantikan
ejaan lam, ejaan Republik atau ejaan Soewandi. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pembentukan Istilah resmi
diberlakukan 31 Agustus 1972.
B. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa
Indonesia tercermin dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
dan UUD 1945, Bab XV Pasal 36. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
11
bahasa Indonesia”, tersebut menegaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Sebagai bahasa nasional dirumuskan fungsi bahasa Indonesia
dalam “Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan oleh Pusat
Bahasa di Jakarta, 25 - 28 Februari 2010. Hasil rumusan seminar tersebut
mengungkapkan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki
fungsi sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar budayanya
4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan
keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya, kita harus menjunjungnya, dan kita harus mempertahankannya.
Kebanggaan tersebut bukan hanya karena bahasa Indonesia mengandung
nilai-nilai luhur tetapi karena sejak awal bahasa Indonesia sudah ditetapkan
sebagai bahasa nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
‘lambang’ bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya
hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya
sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, terutama
bahasa asing.
Sebagai pemersatu masyarakat yang berbeda latar budayanya, bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian
hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan pada nilai-nilai sosial budaya serta latar
belakang bahasa daerah masing-masing.
12
Sebagai perhubungan antar budaya dan antardaerah, dengan bahasa
Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan, kita
dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan
bahasa dapat dihindarkan.
Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki
kedudukan sebagai bahasa negara. Hal ini tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36 yang berisi, “Bahasa Negara adalah
bahasa Indonesia.” Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai,
1. bahasa resmi kenegaraan,
2. bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
3. bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah, dan
4. bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam
segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan
maupun tulis. Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan
dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta pidato-pidato
kenegaraan dan surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah.
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa
pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan pada sekolah-
sekolah Indonesia di luar negeri.
Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk
13
kepentingan pelaksanaan pemerintahan. Bahasa Indonesia dipakai bukan
saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat
luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarsuku,
melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama
latar belakang social budayanya.
Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan
teknologi, bahasa Indonesia dapat menjadi alat untuk membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional termasuk sebagai alat untuk
menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita. Hal ini juga berlaku
dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern.
14
BAB III
KESIMPULAN
Bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya pada saat
Sumpah Pemuda 1928. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah
bahasa Melayu, yang sudah dipakai sejak abad VII itu menjadi bahasa
Indonesia. Beberapa peristiwa penting yang mengandung arti dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia, yaitu : adanya Ejaan van Ophuijsen,
badan penerbit Balai Pustaka, Jahja Datoek Kajo orang pertama kali yang
berpidato menggunakan bahasa Melayu di Volksrad, angkatan sastrawan
muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru, adanya kongres
Bahasa I di solo, adanya Kamus Istilah , Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi, Ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia), Pusat Bahasa,
penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (kemudian biasa disingkat EYD).
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa
Indonesia tercermin dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
dan UUD 1945, Bab XV Pasal 36. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang
identitas nasional, alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar
budayanya, alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,
dan bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Ahmad dan Fatimah. 2014. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Bogor: Penerbit IN MEDIA.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

More Related Content

What's hot

Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesiaw2snu
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaPkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaFirlita Nurul Kharisma
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
Struktur teks cerita sejarah
Struktur teks cerita sejarahStruktur teks cerita sejarah
Struktur teks cerita sejarahbekti liyasari
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaMaya Sy
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaFadLi AmiGo
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdfKhaeril El Soca
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahSiti Farida
 
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuanBahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuanWahyu Sugito
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Faisal Rifqi Arbani
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaKedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaWildan Januar
 

What's hot (19)

Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Makalah ade
Makalah adeMakalah ade
Makalah ade
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesiaPkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
Pkti sejarah dan batasan bahasa indonesia
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
Struktur teks cerita sejarah
Struktur teks cerita sejarahStruktur teks cerita sejarah
Struktur teks cerita sejarah
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
 
Spkbi unit3
Spkbi unit3Spkbi unit3
Spkbi unit3
 
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuanBahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
 
Politik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesiaPolitik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaKedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
 

Similar to Dian i

Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Sejarah, Fungsi, Kedudukan Ragam Bahasa Indonesia (2).pptx
Sejarah, Fungsi, Kedudukan  Ragam Bahasa Indonesia (2).pptxSejarah, Fungsi, Kedudukan  Ragam Bahasa Indonesia (2).pptx
Sejarah, Fungsi, Kedudukan Ragam Bahasa Indonesia (2).pptxsastraindonesia3
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxSahlanJerfatin
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaasdammantap
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaAdama Dijaklu
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxFungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxHazzaRafiZulkarnain
 
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaKedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaRiski Hp
 
Bulan bahasa dan sastra
Bulan bahasa dan sastraBulan bahasa dan sastra
Bulan bahasa dan sastraDhanar Sinut
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaariefwahyudi12
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...AbuSalik
 
ppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxNicholasGmarzai
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptxVm1988
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxWALAWELE
 

Similar to Dian i (20)

Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah, Fungsi, Kedudukan Ragam Bahasa Indonesia (2).pptx
Sejarah, Fungsi, Kedudukan  Ragam Bahasa Indonesia (2).pptxSejarah, Fungsi, Kedudukan  Ragam Bahasa Indonesia (2).pptx
Sejarah, Fungsi, Kedudukan Ragam Bahasa Indonesia (2).pptx
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesiaBahan ajar bhs. indonesia
Bahan ajar bhs. indonesia
 
Asal mula b.indo
Asal mula b.indoAsal mula b.indo
Asal mula b.indo
 
BAB I (1) (1).pdf
BAB I (1) (1).pdfBAB I (1) (1).pdf
BAB I (1) (1).pdf
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptxFungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
Fungsi_dan_Kedudukan_Bahasa_Indonesia.pptx
 
Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1Karya tulis ilmia1
Karya tulis ilmia1
 
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaKedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
 
Bulan bahasa dan sastra
Bulan bahasa dan sastraBulan bahasa dan sastra
Bulan bahasa dan sastra
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
httpsdocs.google.compresentationd1JbU7SLVbpUrhrb-OCMC7BZCeXSmJpVmSedit_usp=dr...
 
ppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptxppt bahasa indonesia.pptx
ppt bahasa indonesia.pptx
 
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
3. Sejarah Bahasa Indonesia 1.pptx
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
 

More from taufiq99

Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindotaufiq99
 
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)taufiq99
 
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)taufiq99
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)taufiq99
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Tgs b.i ..
Tgs b.i ..Tgs b.i ..
Tgs b.i ..taufiq99
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individutaufiq99
 
B.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokkB.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokktaufiq99
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohmantaufiq99
 
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)taufiq99
 

More from taufiq99 (20)

Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 4 (TURUNAAN FUNGSI)
 
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)
Pengantar dasar matematika 3 (LIMIT FUNGSI)
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Tgs b.i ..
Tgs b.i ..Tgs b.i ..
Tgs b.i ..
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
B.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokkB.indonesia kelompokk
B.indonesia kelompokk
 
wiwin
wiwin wiwin
wiwin
 
Nurul j
Nurul jNurul j
Nurul j
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
Roseta
RosetaRoseta
Roseta
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman
 
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)
Cover,pengantar,daftar isi (wiwin 142)
 
Rafika
RafikaRafika
Rafika
 
Nila
NilaNila
Nila
 
Winda d
Winda dWinda d
Winda d
 
Tyara s r
Tyara s rTyara s r
Tyara s r
 
Sufitri
SufitriSufitri
Sufitri
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Dian i

  • 1. SEJARAH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Diajukan untuk melengkapi tugas bahasa Indonesia Dosen pembimbing Haerudin, M.Pd Disusun oleh : Dian Istiqomah 1584202146 PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG TANGERANG 2015/2016
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan maksud memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haerudin, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indoonesia” ini dalam penyusunannya masih adanya hambatan , namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta teman sekalian yang telah membantu memberikan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dari beberapa sumber referensi yang ada. Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan kepada para pembaca. Saya menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tangerang, Desember 2015 Penulis, Dian Istiqomah
  • 3. iii DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………………………………………. ii Daftar Isi ……………………………………………….......... iii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………. 1 B. Rumusan Masalah …………………………….... 1 C. Tujuan Penulisan ……………………………...... 2 D. Manfaat Penulisan ……………………………… 2 BAB II. PEMBAHASAN A. Sejarah Bahasa Indonesia ……………………. 3-10 B. Kedudukan Bahasa Indonesia ……………........ 10-13 BAB III. KESIMPULAN…………………………………….. 14 Daftar Pustaka ……………………………………………….. 15
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dapat kita perhatikan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berhubungan dengan masyarakat kita pasti menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk kita berinteraksi dengan seseorang. Penggunaan bahasa meliputi berbagai aspek kehidupan. Dengan ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dapat mempermudah kita berinteraksi dengan masyarakat yang berbeda suku maupun budayanya sehingga terjadi komunikasi yang efektif serta dapat mengatasi terjadinya kesalahpahaman komunikasi karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya yang berbeda latar belakangnya. Bahasa Indonesia pasti mengalami perkembangan dari sebelum ditetapkannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara serta peristiwa-peristiwa yang ada dalam sejarah bahasa Indonesia, namun tidak semua masyarakat Indonesia mengetahui bagaimana bahasa Indonesia itu dapat menjadi bahasa nasional maupun bahasa negara serta kedudukan bahasa Indonesia itu sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia? 2. Peristiwa penting apa saja yang ada dalam perkembangan bahasa Indonesia? 3. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?
  • 5. 2 C. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan sejarah bahasa Indonesia. 2. Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. 3. Mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia. D. Manfaat Penulisan 1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis tentang sejarah bahasa Indonesia. 2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis tentang peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. 3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis tentang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN SEJARAH DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA A. SEJARAH BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya pada saat Sumpah Pemuda 1928. Para pemuda yang menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia pada waktu itu mengucapkan sumpah bahwa mereka mengaku (1) bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, (2) berbangsa satu, bangsa Indonesia, serta (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu, yang sudah dipakai sejak abad VII itu menjadi bahasa Indonesia. Pada waktu itu bahasa Indonesia dalam masyarakat masih disebut sebagai “bahasa Melayu”. Bahkan Pemerintah Hindia Belanda melarang pemakaian nama “bahasa Indonesia” sampai mereka takluk pada balatentara Jepang (1942). Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan dengan nama “bahasa Indonesia”, dilatarbelakangi berbagai alasan. Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang kosmopolitan dan Internasional sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda. Bahasa tersebut sudah dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca) bukan saja di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu digunakan tidak hanya untuk komunikasi antar suku bangsa tetapi dengan bangsa lain seperti Arab, Cina, India, Belanda dan bangsa asing lainnya. Ini tidak hanya sekedar sebagai alat komunikasi di bidang ekonomi (perdagangan), tetapi juga di bidang
  • 7. 4 sosial (alat komunikasi massa), politik (perjanjian antar kerajaan), sastra- budaya, termasuk dalam penyebaran agama. Berbagai batu tulis seperti (1) Prasasti Kedukan Bukit (683) dan Prasasti Talang Tuo (684) di Palembang, (2) Prasasti Kota Kapur (686) di Bangka Barat, dan (3) Prasasti Karang Brahi (688), di Merangi, Jambi menggunakan teks bahasa Melayu Kuno. Selain ditemukan di Pulau Sumatra, beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno tersebut juga ditemukan di beberapa tempat di Pulau Jawa seperti di Gandasuli (832) Jawa Tengah, dan prasasti Bogor (942) di Jawa Barat serta ditemukan makam berbahasa Melayu Minye, Tujoh, Aceh. Selain di Nusantara juga ditemukan benda-benda arkeologi berbahasa Melayu di Pulau Luzon, Filipina, Ligor, Thailand, dan Trengganu,Malaysia. Alasan lainnya ialah bahasa Melayu lebih egaliter dibandingkan bahasa-bahasa lain di Nusantara seperti Jawa, Sunda, Bali, yang jauh lebih rumit, baik dalam cara tulis maupun hirarkienya. Bahasa-bahasa tersebut mengenal tingkatan bahasa halu, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Oleh karenanya, bahasa tersebut tidak dapat dipakai berkomunikasi dalam masyarakat demokratis yang menghendaki setiap orang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Bahasa Melayu pun mengenal kata-kata khusus untuk raja atau Tuhan, namun hanya sekadarnya saja, sama dengan bahasa- bahasa lain di dunia. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemakaian bahasa Melayu makin meluas karena sudah digunakan di sekolah-sekolah dan penerbitan termasuk buku-buku, majalah-majalah (Pandji Poestaka dan Sri Poestaka), dan almanak yang diusahakan oleh pemerintah Belanda. Bahasa Melayu yang digunakan Pemerintah Hindia Belanda adalah bahasa Melayu “resmi” yang dikenal Bahasa Melayu Tinggi. Bahasa Melayu Tinggi itu juga digunakan pers yang pro Hindia Belanda yang disebut “pers putih”.
  • 8. 5 Sementara itu, bahasa Melayu Rendah, untuk membedakan dengan bahasa Melayu Tinggi, digunakan di kalangan pergerakan kebangsaan dalam rapat- rapat dan kongres serta dalam berbagai penerbitan. Para pemimpin pergerakan seperti H.O.S Tjokroaminoto, H. Agoes Salim, Abdoel Moeis, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sjahrir, M. Natsir, dan lain-lain tidak hanya mempergunakan bahasa Melayu sebagai sarana pikiran-pikiran tetapi memperkaya dengan kosakata wacana tentang kolonialisme, marxisme, sosialisme, demokrasi dalam pidato dan tulisan-tulisannya. Bahasa Melayu Rendah dikenal juga dengan bahasa Melayu Pasar. Istilah Melayu Pasar karena dihubungkan dengan kenyataan bahwa bahasa tersebut digunakan dalam jual beli di pasar, yaitu sebagai bahasa perhubungan ( lingua franca) antarbangsa (Pribumi, Arab, Cina, India, Belanda dan lain-lain) dan antarsuku (Jawa, Melayu, Sunda, Bali, Manado, Banjar dan lain-lain) selama berabad-abad. “Bahasa Melayu Pasar” digunakan juga oleh masyarakat Cina (peranakan) dalam komunikasi maupun berkesusastraan yang dikenal “Sastra Melayu Tionghoa” (menurut Nio Joe Land, 1946) atau “Sastra Melayu Asimilasi” (menurut Pramodya Ananta Toer (dalam pengantar bukunya Tempo Doeloe) serta dalam koran- korannya yang dikenal “pers kuning”. Beberapa peristiwa itulah yang menyebabkan bahasa Melayu, bahasa yang berasal dari Riau yang penutur dan hasil kesusastraan tidak sebanyak bahasa-bahasa lain di Nusantara menjadi bahasa persatuan sebagai bekal untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam berjuang melawan pemerintah Kolonial Belanda. Peresmian tersebut diterima dengan penuh kesadaran oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang. Orang yang paling bersemangat hendak memajukan bahasa daerah di mana pun, tak pernah menggugat kedudukan bahasa Melayu yang kemudian menjadi bahasa persatuan dan kesatuan.
  • 9. 6 Beberapa peristiwa penting yang mengandung arti dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut. 1. Pemerintah Hindia Belanda pada1901 menunjuk Prof. Charles Van Ophuisjsen dibantu Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim untuk menyusun pembakuan bahasa Melayu, yang melahirkan sistim ejaan penulisan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang kemudian dikenal sebagai “Ejaan van Ophuijsen” dan dimuat dalam Kitab Logat Melajoe dengan anak judul Woordenlisjst voor de spelling der Maleische Taal met Latinjnsche Karakter. Pembakuan tersebut disesuaikan dengan logika pemikiran Belanda dan efisiensi penyelenggara administrasi kolonial. Upaya ini dilakukan untuk mengoptimalkan bahasa Melayu untuk menjalankan kekuasaan dan ekploitasi kolonialisme Belanda. 2. Selain diajarkan di sekolah-sekolah Pemerintah Belanda, yang dibangun untuk menyiapkan tenaga pemerintahan kolonial, bahasa Melayu olahan pemerintah tersebut disebarkan secara sistematis melalui bacaan-bacaan. Untuk menjalankan kegiatan tersebut didirikan Commisie voor de Inlandche Shool en Volslectuur (Taman Bacaan Rakyat, 1908) yang kemudian menjadi Kantoor voor de Volksectuur yang diberi nama “Balai Pustaka” (1917). Badan penerbitan ini bukan saja berusaha mengontrol dan mengatur bahasa Melayu yang dipakai tetapi juga menjauhkan pembaca dari bacaan-bacaan yang dapat merusak kekuasaan Belanda dan membangkitkan nasionalisme. Karena itu bacaan-bacaan yang diterbitkan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda di bidang pendidikan. 3. Pada 25 Juni 1918 keluar ketetapan Ratu Belanda yang memberikan kebebasan kepada anggota-anggota Dewan Rakyat (Volksrad) untuk mempergunakan bahasa Melayu dalam perundingan-perundingan. Ketetapan tersebut berkat desakan-desakan dan hasrat ingin
  • 10. 7 memperjuangkan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional oleh para tokoh-tokoh pergerakan yang sebagian besar menggunakan bahasa Melayu dalam kongres-kongres, rapat-rapat, tulisan-tulisan, dan lain- lain. Jahja Datoek Kajo, orang pertama kali yang berpidato menggunakan bahasa Melayu di Volksrad. 4. Pada Mei 1933 Sutan Takdir Alisyahbana menerbitkan majalah Pujangga Baru sebagai reaksi atas sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya sastrawan, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme. Tujuan pendiriannya untuk menumbuhkan kesusastraan baru yang sesuai semangat zamannya dan mempersatukan para sastrawan dalam satu wadah karena sebelumnya cerai berai dengan menulis di berbagai majalah. Penyebaran majalah ini terbatas ke kalangan guru dan mereka yang dianggap memiliki perhatian terhadap masalah kebudayaan dan kesusastraan. Di antara yang terbatas itu ada juga yang sampai ke Malaysia hingga ikut berpengaruh terhadap perkembangan sastra Melayu. Meskipun pembacanya tidak banyak, tetapi pengaruh majalah ini besar sekali. Banyak ahli yang menyumbangkan tulisan, di antaranya Prof. Husein Djajadiningrat, Maria Ulfah Santoso, Amir Sjarifuddin, Mr. Sumanang, Poerwadarmintan dan beberapa intelektual Indonesia lainnya. Terobosan Pujangga Baru misalnya penggunaan bahasa yang ditawarkan STA yang mengesampingkan bahasa Melayu yang kemudian digantikan dengan perpaduan bahasa daerah masing-masing pengarang dan bahasa asing. Hal itulah yang dikritik oleh kaum bangsawan Melayu dan para guru yang setia kepada pemerintah kolonial Belanda termasuk beberapa tokoh bahasa pun seperti H. Agus Salim, Sutan Moh. Zain dan S.M. Latif. Mereka beranggapan bahasa dalam majalah itu merusak bahasa Melayu. Selain mendirikan majalah
  • 11. 8 Pujangga Baru, STA pada 1936 menyusun Tatabahasa Bahasa Indonesia. 5. Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: a. mengganti Ejaan van Ophuysen, b. mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan c. menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan. Selanjutnya Kongres Bahasa Indonesia II dilaksanakan pada 28 Oktober s.d. 2 November 1954 di Medan, Sumatera Utara. Kongres ini terselenggara atas prakarsa Menteri Pendidikan, Pengajaran, Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin. Setelah itu setiap lima tahun sekali diadakan Kongres Bahasa Indonesia seperti tercantum di bawah ini. a. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta, 28 Oktober s.d. 3 November 1978 b. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21 s.d. 26 November 1983 c. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, 27 Oktober s.d. 3 November 1988 d. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta, 28 Oktober s.d. 2 November 1993
  • 12. 9 e. Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta, 26 s.d. 30 Oktober 1998 f. Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta, 14 s.d. 17 Oktober 2003 g. Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta, 20 Oktober s.d. 1 November 2008 h. Kongres Bahasa Indonesia X di Jakarta, 2013 6. Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dikuasai oleh bangsa Indonesia. Soekarno, Moh. Hatta, dan para pemimpin lain berkeliling berpidato, membakar semangat rakyat, dan juga melalui siaran-siaran melalui radio selalu mempergunakan bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia kian dekat dengan rakyat. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting sehingga untuk pertama kalinya pada masa ini bangsa Indonesia memiliki Kamus Istilah. 7. Tahun 1947 masa Negara Republik Indonesia berpusat di Yogyakarta, dibentuklah sebuah panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang diketuai oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan ketika itu yaitu Mr. Soewandi. Pada 19 Maret 1947 Menteri Mr. Soewandi dalam surat keputusannya SK No. 264/Bhg. A/47 menetapkan perubahan ejaan bahasa Indonesia. Ejaan yang diperbaharui ini kemudian dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. 8. Tahun 1963 ada upaya dari pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan dengan
  • 13. 10 mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia) dengan membentuk panitia Indonesia dan Melayu, masing-masing diketuai oleh Prof. Dr. Slamet Mulyana dari Indonesia dan Syed Nasir bin Ismail dari Persekutuan Tanah Melayu. Panitia ini menghasilkan konsep bersama yang dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia). Namun, upaya ini akhirnya kandas karena situasi politik antara Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas. 9. Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa. 10.Pada 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia, Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (kemudian biasa disingkat EYD) yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 57, tahun 1972 dan Tap. MPR No. 2/1972. Ejaan tersebut menggantikan ejaan lam, ejaan Republik atau ejaan Soewandi. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pembentukan Istilah resmi diberlakukan 31 Agustus 1972. B. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia tercermin dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, dan UUD 1945, Bab XV Pasal 36. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
  • 14. 11 bahasa Indonesia”, tersebut menegaskan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional dirumuskan fungsi bahasa Indonesia dalam “Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa di Jakarta, 25 - 28 Februari 2010. Hasil rumusan seminar tersebut mengungkapkan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai : 1. Lambang kebanggaan nasional 2. Lambang identitas nasional 3. Alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar budayanya 4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya, kita harus menjunjungnya, dan kita harus mempertahankannya. Kebanggaan tersebut bukan hanya karena bahasa Indonesia mengandung nilai-nilai luhur tetapi karena sejak awal bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa nasional. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing. Sebagai pemersatu masyarakat yang berbeda latar budayanya, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan pada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah masing-masing.
  • 15. 12 Sebagai perhubungan antar budaya dan antardaerah, dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindarkan. Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa negara. Hal ini tercantum dalam Undang- Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36 yang berisi, “Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.” Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai, 1. bahasa resmi kenegaraan, 2. bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan 3. bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan 4. bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta pidato-pidato kenegaraan dan surat-surat yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah. Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan pada sekolah- sekolah Indonesia di luar negeri. Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk
  • 16. 13 kepentingan pelaksanaan pemerintahan. Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar belakang social budayanya. Sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi, bahasa Indonesia dapat menjadi alat untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional termasuk sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita. Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern.
  • 17. 14 BAB III KESIMPULAN Bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya pada saat Sumpah Pemuda 1928. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu, yang sudah dipakai sejak abad VII itu menjadi bahasa Indonesia. Beberapa peristiwa penting yang mengandung arti dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, yaitu : adanya Ejaan van Ophuijsen, badan penerbit Balai Pustaka, Jahja Datoek Kajo orang pertama kali yang berpidato menggunakan bahasa Melayu di Volksrad, angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru, adanya kongres Bahasa I di solo, adanya Kamus Istilah , Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo (Ejaan Melayu-Indonesia), Pusat Bahasa, penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (kemudian biasa disingkat EYD). Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia tercermin dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, dan UUD 1945, Bab XV Pasal 36. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar budayanya, alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Bahtiar, Ahmad dan Fatimah. 2014. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Penerbit IN MEDIA. Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi. Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo. Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.