SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
.
Dra. Siti Sahara
Sejarah & Perkembangan
Bahasa Indonesia
Pertemuan ke-2
1. LINGUA PRANCA
2. STRUKTUR YANG SEDERHANA
3. BAHASA SASRTA
4. BAHASA FERS
5. KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA
MENGAPA
?
Bahasa Melayu - Bahasa Indonesia
1. LINGUA FRANCA
PRASASATI
PRASASATI
 Berhuruf Pallawa
1. Kedukan Bukit, Palembang (638 M)
2. Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
3. Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M)
4. Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu
Jambi (686 M)
 Berhuruf Nagari
Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)
 Berhuruf Arab
Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
LINGUA FRANCA
BERITA CINA
A. Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; Pinyin
Yì Jìng)
1. Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan
(Catatan Ajaran Buddha yang
dikirimkan dari Laut Selatan)
2. Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan
(Catatan Pendeta-pendeta yang
menuntut ilmu di India zaman Dinasti
Tang)
B. Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah
kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke
Cina)
2. STRUKTUR SEDERHANA
Struktur Sederhana
1. Mudah dipelajari
2.Mudah dikembang
3.Mudah mendapat pengaruh
Demokratis
1. Bahasa Jawa: ngoko, madyo, inggil
2. Bahasa Sunda: halus, sedeung, kasar
3. Bahasa Bali:
Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra
3. BAHASA SASTRA
1. Raja Ali Haji: Gurindam XII
2. Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
3. Hamzah Fansuri
Contoh: Pasal Kesepuluh
1. Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
2. Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
3. Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
4. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
5. Dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kafill.
4. BAHASA PERS
5. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: POLITIK
 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo
menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya
dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia
 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad
Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu
menjadi bahasa persatuan Indonesi
 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-
Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya
(Pasal 36) menetapkan bahasa Melayu
sebagai bahasa negara
KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: SASTRA
 Tahun 1908 pemerintah kolonial
mendirikan sebuah badan penerbit buku-
buku bacaan yang diberi nama Commissie
voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917
diubah menjadi Balai Pustaka.
 Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan
sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh
Sutan Takdir Alisyahbana.
KEDEWASAN BANGSA INDONESIA atau
Kelahiran Bahasa Indonesia
KONGRES BAHASA INDONESIA
 Pemuda-pemudi Indonesia pada masa
pergerakan berhasil menyelenggarakan
Kongres Pemuda Indonesia. Dalam kongres
tersebut tercetuslah ikrar bersama yang lebih
dikenal dengan Sumpah Pemuda. Ikrar
Sumpah Pemuda yang dikumandangkan
pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu
butirnya adalah menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Adapun bunyi
ikrar lengkap pemuda Indonesia yang dikenal
dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah
sebagai beriku
Teks Sumpah Pemuda
Perkembaangan
Bahasa Indonesia
Siti Sahara
PENGEMBANGAN BAHASA
Dari masa:
- Raja Ali Haji: Gurindam XII
- Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi
- Hamzah Fansuri
Taman Bacaan Rakyat atau Balai Pustaka
 Tanggal 14 September 1908 yang bertugas:
1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan
disempurnakan;
2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;
3. menerima karangan pengarang-pengarang muda
yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di
sekitarnya.
.
Kelahiran Bahasa Indonesia
 Bangsa Indonesia yang terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan berbagai
ragam bahasa daerah yang dimilikinya
memerlukan adanya satu bahasa persatuan
guna menggalang semangat kebangsaan.
Semangat kebangsaan ini sangat penting
dalam perjuangan mengusir penjajah dari
bumi Indonesia. Kesadaran politis semacam
inilah yang memunculkan ide pentingnya
bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa
yang dapat menjembatani keinginan
pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa
dan budaya di Indonesia saat itu.
.
 Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai
bahasa nasional adalah sebagai berikut:
 Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai
lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di
bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.
 Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga
mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan mudah
menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan
menyempurnakan fungsinya.
 Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan
adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan
status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan
sentimen dan perpecahan.
 Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai
bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia.
Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab bahasa yang
dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang sudah menjadi lingua
franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang tersebar di wilayah Nusantara.
.
Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa Kolonial
 Meskipun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang
digunakan pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad
VII adalah bahasa Melayu. Sementara itu, bukti-bukti yang
tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan
pada tahun 680 Masehi, yakni digunakannya bahasa Melayu
untuk penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut.
1. Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683
Masehi.
2. Prasasti yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang)
berangka tahun 686 Masehi.
3. Prasasti yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka
tahun 686 Masehi.
4. Prasasti yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai
Musi) berangka tahun 686 Masehi.
5. Prasasti dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di
daerah Kedu dan berasal dari tahun 832 Masehi.
6. Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya
berbentuk prosa diselingi puisi (?).
7. Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang
berisi suatu model syair tertua.
.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial
 mereka sudah mendapati bahasa Melayu sebagai
bahasa pergaulan dan bahasa perantara dalam kegiatan
perdagangan. Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika
orang-orang Eropa datang ke Nusantara dapat
dipaparkan adalah naskah/daftar kata yang disusun
oleh Pigafetta pada tahun 1522. Di samping
itu, pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun
1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara terbentur
dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu, pemerintah
kolonial Belanda mengeluarkan surat keputusan: K.B.
1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di
sekolah-sekolah bumiputera diberi dalam bahasa
Daerah, kalau tidak dipakai bahasa Melayu.
.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan
 Setelah Sumpah
Pemuda, perkembangan Bahasa
Indonesia tidak berjalan dengan
mulus. Belanda sebagai penjajah
melihat pengakuan pada bahasa
Indonesia itu sebagai kerikil tajam.
Oleh karena itu, dimunculkanlah
seorang ahli pendidik Belanda
bernama Dr. G.J. Niewenhuis dengan
politik bahasa kolonialnya lebih
kurang isinya sebagai berikut: 
.
Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan
 Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan
Niewenhuis itu tentu saja menghambat perkembangan
bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-
lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang
meminta pengesahan agar diakui sebagai orang
Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam
roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi).
Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon,
bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci
semua yang berbau Belanda; sementara itu orang-
orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh
karena itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk
memperlancar tugas-tugas administrasi dan
membantu tentara Dai Nippon melawan tentara
Belanda dan sekutu-sekutunya.
.
 Bahasa Indonesia mempunyai dua
kedudukan yang sangat penting, yaitu (1)
sebagai bahasa nasional, dan (2) sebagai
bahasa resmi/negara.
 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional diperoleh sejak awal
kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928
dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia
dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional sekaligus merupakan bahasa
persatuan.
Kedudukan Bahasa Indonesia
.
Kedudukan Bahasa Indonesia
 Adapun dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia
mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Lambang jati diri (identitas).
 Lambang kebanggaan bangsa.
 Alat pemersatu berbagai masyarakat
yang mempunyai latar belakang etnis
dan sosial-budaya, serta bahasa daerah
yang berbeda.
 Alat penghubung antarbudaya dan
antardaerah.
.
Kedudukan Bahasa Indonesia
 Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah
sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini
mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV
pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut:
 Bahasa resmi negara.
 Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan.
 Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan.
 Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
Peristiwa-Peristiwa
Penting
Dra. Siti Sahara
 Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Commissie voor de Volkslectuur
(Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat
Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September
1908 yang bertugas:
1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita
rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di
kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam
bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan;
2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;
3. menerima karangan pengarang-pengarang muda
yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di
sekitarnya.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
1
2
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru
yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh
majalah ini adalah sastrawan yang banyak
memberi sumbangan terhadap
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
 Pada masa Pujangga Baru bahasa yang
digunakan untuk menulis karya sastra
adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan
oleh masyarakat dan tidak lagi dengan
batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh
Balai Pustaka.
3
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
 Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh
tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini
dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka
pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein
Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar
Dewantara.
 Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa
keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Keputusan tersebut, antara lain:
mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut
Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
4
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
 Tahun 1942-1945 (masa pendudukan
Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa
Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa
musuh. Penguasa Jepang terpaksa
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi untuk kepentingan penyelenggaraan
administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa
Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa
Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan
bahasa Indonesia mempunyai peran yang
semakin penting.
5
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
6
18 Agustus 1945 bahasa
Indonesia dinyatakan
secara resmi sebagai
bahasa negara sesuai
dengan bunyi UUD 1945,
Bab XV pasal 36: Bahasa
negara adalah bahasa
Indonesia.
19 Maret 1947 (SK No.
264/Bhg. A/47) Menteri
Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan Mr. Soewandi
meresmikan Ejaan Republik
sebagai penyempurnaan atas
ejaan sebelumnya. Ejaan
Republik ini juga dikenal
dengan sebutan Ejaan
Soewandi.
7
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
8
Tahun 1948 terbentuk sebuah
lembaga yang menangani
pembinaan bahasa dengan
nama Balai Bahasa. Lembaga
ini, pada tahun 1968, diubah
namanya menjadi Lembaga
Bahasa Nasional dan pada
tahun 1972 diubah menjadi
Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang
selanjutnya lebih dikenal
dengan sebutan Pusat
Bahasa.
28 Oktober s.d. 1
November 1954
terselenggara Kongres
Bahasa Indonesia II di
Medan, Sumatera Utara.
Kongres ini terselenggara
atas prakarsa Menteri
Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan, Mr.
Mohammad Yamin.
9
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
10 - 14
Berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 57 tahun
1972 diresmikan ejaan
baru yang berlaku mulai
17 Agustus 1972, yang
dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
dan Tap.MPR No. 2/197
1. 25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta
diselenggarakan Seminar Politik
Bahasa Indonesia.
2. Tahun 1978, bulan November, di
Jakarta diselenggarakan Kongres
Bahasa Indonesia III.
3. Tanggal 21 s.d. 26 November 1983
berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia IV di Jakarta.
4. Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November
1988 berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta.
5. Tanggal 28 Oktober – 2 November
1993 berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta.
.
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
 Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari
pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Diraja Malaysia untuk
mengadakan satu ejaan dengan mengingat
antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu
yang dipergunakan sebagai bahasa resmi
pemerintah Diraja Malaysia masih satu
rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu
antara lain pemufakatan ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia), namun usaha ini
akhirnya kandas karena situasi politik antara
Indonesia dan Malaysia yang sempat
memanas pada tahun 1963.
.
 FUNGSI DAN PERANAN BAHASA INDONESIA:
- Bahasa Negara
- Bahasa Nasional
 Berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan
baru yang berlaku mulai 17 Agustus
1972, yang dinamakan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR
No. 2/1972
PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
.
Ejaan Soewandi/Ejaan Republik dan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 Ruang Lingkup
1. Penulisan Huruf
2. Pemakaian Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Tanda Baca
.
Perbedaan Ejaan Republik dengan EYD
Hurup yang Digunakan
 Ejaan Republik
1. tj – tjari
2. dj – djarang
3. j – sajang
4. nj – njaring
5. sj – sjukur
6. ch – chusus
 EYD
1. c – cari
2. j – jarang
3. y – sayang
4. ny – nyaring
5. sy – syukur
6. kh – khusus
Nama Huruf
 Ejaan Republik
1. c disebut se
2. j disebut ye
3. q disebut kuw
4. y disebut ey
 Jadi :
- 100 cc dibaca seratus sese
- ABC dibaca a-be-se
Nama Khas Geografi
 Ejaan Republik
1. danau Toba
2. gunung Kawi
3. selat Sunda
4. teluk Tomini
 EYD
1. Danau Toba
2. Gunung Kawi
3. Selat Sunda
4. Teluk Tomini
Kata Sapaan
 Ejaan Republik
- Atas perhatian bapak,
kami ucapkan….
 EYD
- Atas perhatian Bapak,
kami ucapkan….
Kata atau Bentuk Ulang
 Ejaan Republik
1. Rumah2
2. Anak2an
3. Bermain2
 EYD
1. Rumah-rumah
2. Anak-anakan
3. Bermain-main
.
Kata Ganti Tuhan
 Ejaan Republik
- Kepadamu, oh Tuhan
- Hanya kepadanya
 EYD
- Kepada-Mu
- Hanya kepada-Nya
.
Kata Depan di- dan ke-
 Ejaan Republik
1. disini
2. disana
3. kesana
 EYD
1. di sini
2. di sana
3. ke sana
.
Penulisa Pun
 Ejaan Republik
1. Diapun pergilah.
2. Haripun malamlah.
3. Diberipun aku tak mau.
 EYD
1. Dia pun pergilah.
2. Hari pun malamlah.
3. Diberi pun aku tak ma
.
Serapan Bahasa Asing
 Ejaan Republik
1. i : sistim, apotik, atlit
2. w : akwarium, kwitansi, kwartal
3. a : metoda
4. x : taxi, extra
5. il : Formil, tradisionil, rasionil
6. oir : trotoir, dresoir
7. oi : repertoir
8. pro: prosentase
 EYD
1. i : sistem, apotek, atlet
2. w : akuarium, kuitansi, kuartal
3. a : metode
4. x : taksi, ektra
.
Huruf Kapital
 Huruf Kapital digunakan untuk
huruf pertama awal kalimat dan
petikan langsung:
1. Dia menangis.
2. Apa yang dimintanya?
3. Kamu harus pergi!
4. Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
.
Huruf Kapital
 Yang berhubungan dengan
keagamaan (peristiwa agama, kitab
suci, nama Tuhan termasuk kata
gantinya)
- Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.
 Gelar
(akademis, keturunan, kegaaman)
Jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang
- Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
.
Nama
1. Nama orang, nama
bangsa, suku, dan bahasa
2. Nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
3. Nama geografi
4. Nama resmi badan, lembaga
pemerintahan, ketatanegaraan, ser
ta nama dokumen resmi
5. Nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan
6. Nama gelar, dan sapaan
7. Nama kekerabatan yang digunakan
sapaan
.
Huruf Miring
 Nama buku, majalah, surat kabar yang
dikutip dalam karangan.
- Tempo. Bobo. Gadis.
 Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau
frase).
- Ia bukan ditembak, melainkan tertebak
 Nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang sudah disesuaikan dengan
ejaannya.
- Politik divide et impera alat utama
memecah belah
Penulisan Kata
1. Penulisan kata dasar
2. Penulisan kata turunan
3. Penulisan bentuk ulang
4. Penulisan gabungan kata
5. Kata majemuk
6. Gabungan yang menjadi rancu
diberi tanda hubung
7. Gabungan yang sudah satu
ditulis serangkai
8. Kata ganti
9. Kata depan
Penulisan Kata
1. Kata sandang
2. Partikel
3. Singkatan dan akronim
4. Akronim
5. Nama diri ditulis huruf besar
awalnya
6. Sespa, Akabri,
7. Bukan nama diri tidak ditulis
huruf besar
8. Radio Detection and Ranging
(radar), tilang
Singkatan dan Akronim
 Singkata
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan
atau pangkat diikuti titik
- S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA.
2. Singkatan nama lembaga atau organisasi
tidak menggunakan tanda titik
- MPR DPR AL AL AD
3. Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf
menggunakan satu titik
- dkk. yth. dst.
4. Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf
menggunakan dua titik
- s.d. u.p. c.q
5. Lambang kimia atau ukuran tidak
menggunakan tanda titik
- cm Rp km kpm
Penulisan Angka Bilangan
 Bilangan tingkat
- Sultan Hamangkubowono IX
- Paku Buwono ke-10
 Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis
dengan huruf
- Sepuluh tersangka perampok ditangkap
Bukan
- 10 tersangka perampokan ditangkap
Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf
tidak perlu ditulis sekaligus
- Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
Buku Sumber
1. A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa
Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010.
2. Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.
3. Arifin, Zainal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo 2010.
4. Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung:
Angkasa 1983.
5. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995.
6. Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
CeQDA, 2007.
7. Razak, Abdul. Kalimat Efektif Setruktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta:
PT Gramedia, 19985.
8. Sahara, Siti dan Mahmuda Fitriyah, E Kusnadi. Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2008.
9. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990.
.
.
Dra Siti Sahara

More Related Content

What's hot

Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaMakalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaFirlita Nurul Kharisma
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruNuelnuel11
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)deywoon
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisQueen Anaqi
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufSMAN 01 GIRI
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 

What's hot (20)

Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesiaMakalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
Makalah pkti batasan dan sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baruSejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa indonesia baru
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
Presentasi kata baku dan non baku (AKADEMI KEPERAWATAN dr.soedono Madiun)
 
Politik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesiaPolitik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesia
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggris
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Pembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan biPembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan bi
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
Perbedaan EYD dengan EBI
Perbedaan EYD dengan EBIPerbedaan EYD dengan EBI
Perbedaan EYD dengan EBI
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 

Viewers also liked

1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesiawidyaandri
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaardinad
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1SITI HAJAR
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomwareYuditia Ariansyah
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahSiti Farida
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaentjep Soerjana
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDsiti_zahara
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMarni Marni
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaAyu Fatmawati
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukanroisah453
 
Contoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa IndonesiaContoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa Indonesiaguestd8b6e83
 

Viewers also liked (13)

1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia1.sejarah bahasaindonesia
1.sejarah bahasaindonesia
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TK
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesia
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
 
Contoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa IndonesiaContoh Power Point bahasa Indonesia
Contoh Power Point bahasa Indonesia
 

Similar to PERKEMBANGAN

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaAdama Dijaklu
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indtampulu
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdfKhaeril El Soca
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaariefwahyudi12
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2rahma Neg
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Faisal Rifqi Arbani
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaasdammantap
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxJumaBulang
 
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakaBab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakataufiq99
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxSahlanJerfatin
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaYunus Moershal
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 

Similar to PERKEMBANGAN (20)

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1
 
Makalah ade
Makalah adeMakalah ade
Makalah ade
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
 
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustakaBab ii,bab iii, daftar pustaka
Bab ii,bab iii, daftar pustaka
 
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptxvdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
vdocuments.mx_mata-kuliah-bahasa-indonesia-56b9085e5fe73.pptx
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 

More from busitisahara

12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporanbusitisahara
 
11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karanganbusitisahara
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karanganbusitisahara
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannyabusitisahara
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektifbusitisahara
 
5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimatbusitisahara
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimatbusitisahara
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaanbusitisahara
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesiabusitisahara
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiahbusitisahara
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karanganbusitisahara
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karanganbusitisahara
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannyabusitisahara
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif busitisahara
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimatbusitisahara
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimatbusitisahara
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan busitisahara
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesiabusitisahara
 

More from busitisahara (20)

12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektif
 
5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat5. diksi dalam kalimat
5. diksi dalam kalimat
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 

PERKEMBANGAN

  • 1. . Dra. Siti Sahara Sejarah & Perkembangan Bahasa Indonesia Pertemuan ke-2
  • 2. 1. LINGUA PRANCA 2. STRUKTUR YANG SEDERHANA 3. BAHASA SASRTA 4. BAHASA FERS 5. KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA MENGAPA ? Bahasa Melayu - Bahasa Indonesia
  • 3. 1. LINGUA FRANCA PRASASATI PRASASATI  Berhuruf Pallawa 1. Kedukan Bukit, Palembang (638 M) 2. Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M) 3. Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M) 4. Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu Jambi (686 M)  Berhuruf Nagari Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)  Berhuruf Arab Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
  • 4. LINGUA FRANCA BERITA CINA A. Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; Pinyin Yì Jìng) 1. Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) 2. Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang) B. Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina)
  • 5. 2. STRUKTUR SEDERHANA Struktur Sederhana 1. Mudah dipelajari 2.Mudah dikembang 3.Mudah mendapat pengaruh Demokratis 1. Bahasa Jawa: ngoko, madyo, inggil 2. Bahasa Sunda: halus, sedeung, kasar 3. Bahasa Bali: Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra
  • 6. 3. BAHASA SASTRA 1. Raja Ali Haji: Gurindam XII 2. Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi 3. Hamzah Fansuri Contoh: Pasal Kesepuluh 1. Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. 2. Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. 3. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. 4. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. 5. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
  • 8. 5. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: POLITIK  16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia  28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesi  18 Agustus 1945 ditandatangani Undang- Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa negara
  • 9. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA: SASTRA  Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku- buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.  Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
  • 10. KEDEWASAN BANGSA INDONESIA atau Kelahiran Bahasa Indonesia KONGRES BAHASA INDONESIA  Pemuda-pemudi Indonesia pada masa pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda. Ikrar Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap pemuda Indonesia yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai beriku
  • 13. PENGEMBANGAN BAHASA Dari masa: - Raja Ali Haji: Gurindam XII - Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi - Hamzah Fansuri Taman Bacaan Rakyat atau Balai Pustaka  Tanggal 14 September 1908 yang bertugas: 1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan; 2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa; 3. menerima karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya.
  • 14. . Kelahiran Bahasa Indonesia  Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
  • 15. .  Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:  Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.  Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.  Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.  Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia. Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang sudah menjadi lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang tersebar di wilayah Nusantara.
  • 16. . Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa Kolonial  Meskipun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu. Sementara itu, bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun 680 Masehi, yakni digunakannya bahasa Melayu untuk penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut. 1. Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683 Masehi. 2. Prasasti yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang) berangka tahun 686 Masehi. 3. Prasasti yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka tahun 686 Masehi. 4. Prasasti yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi) berangka tahun 686 Masehi. 5. Prasasti dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di daerah Kedu dan berasal dari tahun 832 Masehi. 6. Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk prosa diselingi puisi (?). 7. Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi suatu model syair tertua.
  • 17. . Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial  mereka sudah mendapati bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan. Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara dapat dipaparkan adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Di samping itu, pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai bahasa Melayu.
  • 18. . Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan  Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai penjajah melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu, dimunculkanlah seorang ahli pendidik Belanda bernama Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik bahasa kolonialnya lebih kurang isinya sebagai berikut: 
  • 19. . Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan  Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba- lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi). Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu orang- orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
  • 20. .  Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu (1) sebagai bahasa nasional, dan (2) sebagai bahasa resmi/negara.  Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Kedudukan Bahasa Indonesia
  • 21. . Kedudukan Bahasa Indonesia  Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut:  Lambang jati diri (identitas).  Lambang kebanggaan bangsa.  Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.  Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
  • 22. . Kedudukan Bahasa Indonesia  Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:  Bahasa resmi negara.  Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.  Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.  Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
  • 24.  Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang bertugas: 1. mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan; 2. menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa; 3. menerima karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING 1
  • 25. 2 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.  Pada masa Pujangga Baru bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
  • 26. 3 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING  Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara.  Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
  • 27. 4 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING  Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.
  • 28. 5 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING 6 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. 19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya. Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan Soewandi.
  • 29. 7 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING 8 Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa. 28 Oktober s.d. 1 November 1954 terselenggara Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara. Kongres ini terselenggara atas prakarsa Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin.
  • 30. 9 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING 10 - 14 Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR No. 2/197 1. 25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik Bahasa Indonesia. 2. Tahun 1978, bulan November, di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III. 3. Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. 4. Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November 1988 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. 5. Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
  • 31. . PERISTIWA-PERISTIWA PENTING  Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan dengan mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), namun usaha ini akhirnya kandas karena situasi politik antara Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas pada tahun 1963.
  • 32. .  FUNGSI DAN PERANAN BAHASA INDONESIA: - Bahasa Negara - Bahasa Nasional  Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR No. 2/1972 PERISTIWA-PERISTIWA PENTING
  • 33. . Ejaan Soewandi/Ejaan Republik dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)  Ruang Lingkup 1. Penulisan Huruf 2. Pemakaian Huruf 3. Penulisan Kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Tanda Baca
  • 34. . Perbedaan Ejaan Republik dengan EYD Hurup yang Digunakan  Ejaan Republik 1. tj – tjari 2. dj – djarang 3. j – sajang 4. nj – njaring 5. sj – sjukur 6. ch – chusus  EYD 1. c – cari 2. j – jarang 3. y – sayang 4. ny – nyaring 5. sy – syukur 6. kh – khusus
  • 35. Nama Huruf  Ejaan Republik 1. c disebut se 2. j disebut ye 3. q disebut kuw 4. y disebut ey  Jadi : - 100 cc dibaca seratus sese - ABC dibaca a-be-se
  • 36. Nama Khas Geografi  Ejaan Republik 1. danau Toba 2. gunung Kawi 3. selat Sunda 4. teluk Tomini  EYD 1. Danau Toba 2. Gunung Kawi 3. Selat Sunda 4. Teluk Tomini
  • 37. Kata Sapaan  Ejaan Republik - Atas perhatian bapak, kami ucapkan….  EYD - Atas perhatian Bapak, kami ucapkan….
  • 38. Kata atau Bentuk Ulang  Ejaan Republik 1. Rumah2 2. Anak2an 3. Bermain2  EYD 1. Rumah-rumah 2. Anak-anakan 3. Bermain-main
  • 39. . Kata Ganti Tuhan  Ejaan Republik - Kepadamu, oh Tuhan - Hanya kepadanya  EYD - Kepada-Mu - Hanya kepada-Nya
  • 40. . Kata Depan di- dan ke-  Ejaan Republik 1. disini 2. disana 3. kesana  EYD 1. di sini 2. di sana 3. ke sana
  • 41. . Penulisa Pun  Ejaan Republik 1. Diapun pergilah. 2. Haripun malamlah. 3. Diberipun aku tak mau.  EYD 1. Dia pun pergilah. 2. Hari pun malamlah. 3. Diberi pun aku tak ma
  • 42. . Serapan Bahasa Asing  Ejaan Republik 1. i : sistim, apotik, atlit 2. w : akwarium, kwitansi, kwartal 3. a : metoda 4. x : taxi, extra 5. il : Formil, tradisionil, rasionil 6. oir : trotoir, dresoir 7. oi : repertoir 8. pro: prosentase  EYD 1. i : sistem, apotek, atlet 2. w : akuarium, kuitansi, kuartal 3. a : metode 4. x : taksi, ektra
  • 43. . Huruf Kapital  Huruf Kapital digunakan untuk huruf pertama awal kalimat dan petikan langsung: 1. Dia menangis. 2. Apa yang dimintanya? 3. Kamu harus pergi! 4. Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
  • 44. . Huruf Kapital  Yang berhubungan dengan keagamaan (peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya) - Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.  Gelar (akademis, keturunan, kegaaman) Jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang - Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
  • 45. . Nama 1. Nama orang, nama bangsa, suku, dan bahasa 2. Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah 3. Nama geografi 4. Nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, ser ta nama dokumen resmi 5. Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan 6. Nama gelar, dan sapaan 7. Nama kekerabatan yang digunakan sapaan
  • 46. . Huruf Miring  Nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam karangan. - Tempo. Bobo. Gadis.  Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau frase). - Ia bukan ditembak, melainkan tertebak  Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan dengan ejaannya. - Politik divide et impera alat utama memecah belah
  • 47. Penulisan Kata 1. Penulisan kata dasar 2. Penulisan kata turunan 3. Penulisan bentuk ulang 4. Penulisan gabungan kata 5. Kata majemuk 6. Gabungan yang menjadi rancu diberi tanda hubung 7. Gabungan yang sudah satu ditulis serangkai 8. Kata ganti 9. Kata depan
  • 48. Penulisan Kata 1. Kata sandang 2. Partikel 3. Singkatan dan akronim 4. Akronim 5. Nama diri ditulis huruf besar awalnya 6. Sespa, Akabri, 7. Bukan nama diri tidak ditulis huruf besar 8. Radio Detection and Ranging (radar), tilang
  • 49. Singkatan dan Akronim  Singkata 1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti titik - S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA. 2. Singkatan nama lembaga atau organisasi tidak menggunakan tanda titik - MPR DPR AL AL AD 3. Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf menggunakan satu titik - dkk. yth. dst. 4. Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf menggunakan dua titik - s.d. u.p. c.q 5. Lambang kimia atau ukuran tidak menggunakan tanda titik - cm Rp km kpm
  • 50. Penulisan Angka Bilangan  Bilangan tingkat - Sultan Hamangkubowono IX - Paku Buwono ke-10  Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis dengan huruf - Sepuluh tersangka perampok ditangkap Bukan - 10 tersangka perampokan ditangkap Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf tidak perlu ditulis sekaligus - Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
  • 51. Buku Sumber 1. A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010. 2. Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999. 3. Arifin, Zainal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Presindo 2010. 4. Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa 1983. 5. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995. 6. Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA, 2007. 7. Razak, Abdul. Kalimat Efektif Setruktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT Gramedia, 19985. 8. Sahara, Siti dan Mahmuda Fitriyah, E Kusnadi. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN, 2008. 9. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990.