Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan katalis yang ideal dalam suatu proses kimia. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memilih katalis antara lain aktivitas, selektivitas, stabilitas, biaya, dan legalitas. Jenis padatan pendukung juga berpengaruh terhadap kinerja katalis. Logam transisi dapat ditambahkan pada katalis platina untuk meningkatkan selektivitasnya terhadap jenis reaksi tertentu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kinetika reaksi kimia dan katalisis, termasuk mekanisme reaksi katalitik heterogen dan homogen, sifat fisik katalis, dan penentuan persamaan laju reaksi untuk sistem katalitik.
Dokumen tersebut membahas tentang katalis, yaitu zat yang mempercepat laju reaksi kimia tanpa ikut serta dalam reaksi. Dibahas pula tentang jenis, sifat, dan mekanisme kerja katalis serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan deaktivasi katalis seperti peracunan, pengerakkan, dan penggumpalan.
Dokumen ini membahas percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi dengan menggunakan hidrogen peroksida dan kalium iodida sebagai katalis. Tanpa katalis, hidrogen peroksida tidak bereaksi, namun dengan ditambahkan kalium iodida sebagai katalis, hidrogen peroksida langsung bereaksi dan menghasilkan oksigen. Dokumen ini menyimpulkan bahwa katalis dapat mempengaruhi laju reaksi dengan mempercepat reaksi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kimia, perubahan fisika dan kimia, katalisator, dan biokatalisator.
2. Jenis-jenis reaksi kimia yang dijelaskan meliputi sintesis, dekomposisi, penggantian, oksidasi reduksi, asam basa, dan presipitasi.
3. Katalisator digunakan untuk mempercepat reaksi kimia tanpa berubah, sedang
1. Dokumen tersebut membahas tentang kinetika reaksi kimia dan katalisis, termasuk mekanisme reaksi katalitik heterogen dan homogen, sifat fisik katalis, dan penentuan persamaan laju reaksi untuk sistem katalitik.
Dokumen tersebut membahas tentang katalis, yaitu zat yang mempercepat laju reaksi kimia tanpa ikut serta dalam reaksi. Dibahas pula tentang jenis, sifat, dan mekanisme kerja katalis serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan deaktivasi katalis seperti peracunan, pengerakkan, dan penggumpalan.
Dokumen ini membahas percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi dengan menggunakan hidrogen peroksida dan kalium iodida sebagai katalis. Tanpa katalis, hidrogen peroksida tidak bereaksi, namun dengan ditambahkan kalium iodida sebagai katalis, hidrogen peroksida langsung bereaksi dan menghasilkan oksigen. Dokumen ini menyimpulkan bahwa katalis dapat mempengaruhi laju reaksi dengan mempercepat reaksi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang reaksi kimia, perubahan fisika dan kimia, katalisator, dan biokatalisator.
2. Jenis-jenis reaksi kimia yang dijelaskan meliputi sintesis, dekomposisi, penggantian, oksidasi reduksi, asam basa, dan presipitasi.
3. Katalisator digunakan untuk mempercepat reaksi kimia tanpa berubah, sedang
1. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh rasio Cu:Mo, temperatur reaksi, dan waktu tinggal terhadap oksidasi metana menjadi metanol dan formaldehida menggunakan katalis CuMoO3/SiO2.
2. Hasil identifikasi menunjukkan katalis terdiri atas MoO3, CuO, dan SiO2. Konversi metana tertinggi 36,83% dan selektivitas metanol tertinggi 11,19% diperoleh pada berbagai kondisi.
3.
Dokumen tersebut berisi soalan-soalan objektif dan subjektif mengenai konsep-konsep kimia dasar seperti variabel, hipotesis, eksperimen, dan industri kimia.
Dokumen tersebut membahas percobaan untuk menentukan koefisien partisi beberapa zat kimia seperti asam salisilat, codein HCl, dan asetosal dalam sistem pelarut air dan minyak kelapa. Prosedur percobaan meliputi penimbangan sampel, pelarutan dalam air suling, pemisahan menggunakan corong pisah, dan titrasi larutan hasil dengan NaOH untuk menghitung nilai koefisien partisinya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
Laporan ini menjelaskan percobaan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi antara larutan HCl dan Na2S2O3. Konsentrasi Na2S2O3 diubah menjadi 0,05 M, 0,1 M, 0,15 M, 0,5 M, dan 1 M, sedangkan konsentrasi HCl tetap 2 M. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi Na2S2O3, laju reaksi semakin cepat
Laju reaksi dan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksiIqbal Habiby
Dokumen ini membahas pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Semakin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi, maka laju reaksinya akan semakin cepat karena kemungkinan tumbukan antar partikel menjadi lebih besar. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penentu laju reaksi selain luas permukaan, suhu, dan katalis.
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
Abstrak
Penelitian ini mengevaluasi stabilitas dan kompatibilitas campuran morfin sulfat, bupivakain, dan hidroklorida clonidine dan hidromorfon, bila digunakan dalam pompa aliran implan konstan di bawah kondisi penggunaan simulasi klinis. Pompa diisi dengan campuran obat dan diinkubasi pada 37 C selama 90 hari. Aliquots yang diambil sebagai sampel bulanan dari reservoir dan chateter outlet dan konsentrasi obat dianalisis menggunakan metode kromatografi tervalidasi. Bahan-bahan dari sistem infus dilarutkan dalam campuran obat dan disimpan pada 37 C selama 60 minggu dan dievaluasi untuk kinerja mekanik untuk pengujian kompatibilitas. Kedua campuran obat yang ditemukan menjadi stabil selama 90 hari di pompa pada 37 C. Semua perangkat bahan mempertahankan kinerja mekanik diterima setelah pemaparan. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua campuran obat yang stabil bila dipertahankan pada simulasi suhu tubuh dalam sistem infus implan selama 90 hari.
O documento descreve o plano de negócios da empresa ChipLivre, que oferece chips de internet banda larga por meio de marketing multinível. Apresenta o CEO Eduardo Pereira, explica como a empresa surgiu e oferece detalhes sobre os produtos, planos de revenda, ganhos e premiações para revendedores.
The document lists various training programs that could be provided to cater to site-specific requirements, including fire procedures, bomb and mail threat response, crisis management and recovery planning, fraud prevention, spill response, safety awareness, armed robbery survival, safe handling of medical waste, and dealing with disruptive guests. Contact information is provided for further details on available training options.
1. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh rasio Cu:Mo, temperatur reaksi, dan waktu tinggal terhadap oksidasi metana menjadi metanol dan formaldehida menggunakan katalis CuMoO3/SiO2.
2. Hasil identifikasi menunjukkan katalis terdiri atas MoO3, CuO, dan SiO2. Konversi metana tertinggi 36,83% dan selektivitas metanol tertinggi 11,19% diperoleh pada berbagai kondisi.
3.
Dokumen tersebut berisi soalan-soalan objektif dan subjektif mengenai konsep-konsep kimia dasar seperti variabel, hipotesis, eksperimen, dan industri kimia.
Dokumen tersebut membahas percobaan untuk menentukan koefisien partisi beberapa zat kimia seperti asam salisilat, codein HCl, dan asetosal dalam sistem pelarut air dan minyak kelapa. Prosedur percobaan meliputi penimbangan sampel, pelarutan dalam air suling, pemisahan menggunakan corong pisah, dan titrasi larutan hasil dengan NaOH untuk menghitung nilai koefisien partisinya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
Laporan ini menjelaskan percobaan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi antara larutan HCl dan Na2S2O3. Konsentrasi Na2S2O3 diubah menjadi 0,05 M, 0,1 M, 0,15 M, 0,5 M, dan 1 M, sedangkan konsentrasi HCl tetap 2 M. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi Na2S2O3, laju reaksi semakin cepat
Laju reaksi dan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksiIqbal Habiby
Dokumen ini membahas pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Semakin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi, maka laju reaksinya akan semakin cepat karena kemungkinan tumbukan antar partikel menjadi lebih besar. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penentu laju reaksi selain luas permukaan, suhu, dan katalis.
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
Abstrak
Penelitian ini mengevaluasi stabilitas dan kompatibilitas campuran morfin sulfat, bupivakain, dan hidroklorida clonidine dan hidromorfon, bila digunakan dalam pompa aliran implan konstan di bawah kondisi penggunaan simulasi klinis. Pompa diisi dengan campuran obat dan diinkubasi pada 37 C selama 90 hari. Aliquots yang diambil sebagai sampel bulanan dari reservoir dan chateter outlet dan konsentrasi obat dianalisis menggunakan metode kromatografi tervalidasi. Bahan-bahan dari sistem infus dilarutkan dalam campuran obat dan disimpan pada 37 C selama 60 minggu dan dievaluasi untuk kinerja mekanik untuk pengujian kompatibilitas. Kedua campuran obat yang ditemukan menjadi stabil selama 90 hari di pompa pada 37 C. Semua perangkat bahan mempertahankan kinerja mekanik diterima setelah pemaparan. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua campuran obat yang stabil bila dipertahankan pada simulasi suhu tubuh dalam sistem infus implan selama 90 hari.
O documento descreve o plano de negócios da empresa ChipLivre, que oferece chips de internet banda larga por meio de marketing multinível. Apresenta o CEO Eduardo Pereira, explica como a empresa surgiu e oferece detalhes sobre os produtos, planos de revenda, ganhos e premiações para revendedores.
The document lists various training programs that could be provided to cater to site-specific requirements, including fire procedures, bomb and mail threat response, crisis management and recovery planning, fraud prevention, spill response, safety awareness, armed robbery survival, safe handling of medical waste, and dealing with disruptive guests. Contact information is provided for further details on available training options.
The Beaumont ISD Technology Plan outlines the district's technology goals and infrastructure plans for the next 5 years. The plan aims to incorporate technology into education, provide staff training, and improve access to data and resources. Key areas of focus include teaching and learning, staff development, administration, and infrastructure. The district works to align its technology goals with the state's long-range technology plan and No Child Left Behind requirements.
Laporan ini membahas proses pembuatan metil ester (biodiesel) dari minyak jelantah melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut diantaranya suhu, waktu reaksi, dan jenis katalis. Tujuan laporan ini adalah untuk memahami proses pembuatan biodiesel dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
The document defines key vocabulary terms related to drama and plays, including drama, playwright, cast of characters, roles, script, stage directions, and props. It then provides examples of each term and a short quiz to test understanding of the defined terms.
Berdasarkan teori keadaan transisi, katalis mampu menurunkan hambatan energi potensial yang harus dilalui oleh reaktan untuk membentuk produk. Katalis mempercepat reaksi tanpa mengalami perubahan kimiawi sendiri, namun dapat mengalami deaktivasi secara reversibel atau ireversibel.
Laporan praktikum kimia tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi, meliputi tujuan, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, data pengamatan, kesimpulan, dan pertanyaan. Secara umum laporan menjelaskan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh faktor suhu, luas permukaan, konsentrasi pereaksi, dan katalis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis reaksi kimia dan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia.
2. Diuraikan pula teori-teori dasar mengenai reaksi kimia beserta contoh-contohnya.
3. Juga diberikan penjelasan mengenai beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai reaktan dalam percobaan.
Makalah ini membahas tentang laju reaksi kimia dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi. Laju reaksi bermanfaat dalam berbagai aktivitas seperti memasak, industri, dan proses metabolisme dalam tubuh.
Laju reaksi kimia dipengaruhi oleh luas permukaan kontak, suhu, keberadaan katalis, molaritas, dan konsentrasi zat reaktan. Semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin cepat laju reaksinya. Laju reaksi diukur dalam satuan mol zat yang direaksikan per satuan waktu dan berhubungan langsung dengan konstanta laju reaksi serta orde reaksi zat-zat yang terlibat.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan plastik biodegradable Poly Lactic Acid (PLA) di Indonesia. PLA dibuat dari bahan baku terbarukan seperti pati dan dapat terurai secara biologis. Dokumen ini juga membahas proses pembuatan PLA melalui polikondensasi langsung, polikondensasi azeotropik, dan ring opening polymerization serta sifat kimia dan fisika bahan baku yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ekonomi atom dalam green chemistry. Ekonomi atom merupakan salah satu prinsip green chemistry yang mengacu pada metode sintesis yang memaksimalkan penggunaan seluruh atom reaktan menjadi produk yang diinginkan. Beberapa contoh reaksi yang memiliki ekonomi atom 100% adalah reaksi penataan ulang, adisi, dan Diels-Alder.
Berikut merupakan laporan hasil praktikum kimia tentang laju reaksi yang pernah kami lakukan. Saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
Proses sol-gel digunakan untuk membuat SiO2 dengan menggunakan TEOS sebagai sumber Si dan dihidrolisis menggunakan etanol dan HCl sebagai katalis. Larutan dihangatkan selama 2 jam untuk mempercepat reaksi hidrolisis dan kondensasi untuk membentuk gel, kemudian dikeringkan menjadi SiO2 berbentuk padat.
Similar to Jurnal Ilmiah : Pemilihan Katalis yang Ideal (12)
Determinan Faktor Sosial dan EkonomiTerhadap Kemiskinan PendudukNurulita Rahayu
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan kemiskinan. Beberapa variabel seperti pendidikan, inflasi, pendapatan per kapita, konsumsi, produk domestik regional bruto, dan pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut berdasarkan data seri waktu 1999-2009 dari Badan
Ringkasan pendekatan totalitas adalah pendekatan yang membandingkan pendapatan total dan biaya total untuk menentukan output yang memaksimalkan keuntungan dengan rumus π=TR-TC, di mana biaya variabel per unit dianggap konstan. Perusahaan akan menjual jumlah output tertentu untuk mencapai selisih TR dan TC yang paling besar.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank sentral, bank umum, dan perkembangannya. Bank sentral bertugas menetapkan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, sementara bank umum berperan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan layanan perbankan. Lembaga-lembaga keuangan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tiga kalimat:
Dokumen ini membahas urgensi pembangunan agroindustri kelapa sawit yang berkelanjutan untuk mengurangi pemanasan global. Pembangunan berkelanjutan penting untuk meminimalkan dampak negatif industri kelapa sawit terhadap lingkungan dan iklim. Kelapa sawit berperan dalam pemanasan global karena pembukaan lahan hutan untuk perkebunan.
Dokumen tersebut membahas tentang polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara disebabkan oleh berbagai sumber seperti pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan polutan berbahaya seperti partikel, NOx, dan ozon. Polutan tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jangka pendek maupun panjang seperti penyakit pernapasan dan jantung. Dokumen tersebut jug
Dokumen ini membahas tentang ikatan ion dan senyawa ionik. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron dengan atom yang menangkap elektron, membentuk senyawa ion. Senyawa ion terdiri dari unsur logam dan non logam, memiliki titik leleh dan didih tinggi, rapuh, dan dapat menghantarkan listrik. Rumus senyawa ion menunjukkan jumlah muatan positif dan negatif yang sama.
Dokumen tersebut merangkum dua presentasi yang berisi tentang program studi S3 Ergonomics for All Ages and Abilities di Kyushu University, Jepang serta peluang, tantangan dan ancaman yang dihadapi Indonesia pasca implementasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015. Kedua presentasi menekankan pentingnya mengintegrasikan kebutuhan pengguna dengan desain produk dan teknologi, serta perlunya peningkatan daya saing Indonesia melalui peningkatan kualitas SDM dan otomatisasi
Dokumen tersebut merangkum dua presentasi yang berisi tentang program studi S3 Ergonomics for All Ages and Abilities di Kyushu University, Jepang serta peluang, tantangan dan ancaman yang dihadapi Indonesia pasca implementasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015. Kedua presentasi menekankan pentingnya mengintegrasikan kebutuhan pengguna dengan desain produk dan teknologi, serta perlunya peningkatan daya saing Indonesia melalui peningkatan kualitas SDM dan otomatisasi
Dokumen ini membahas tentang perubahan tatanan materi atau perubahan wujud zat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat seperti gaya antar molekul, kedapatmampatan, kedapatmuaian, dan difusi. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis gaya antar molekul seperti gaya dipol-dipol, gaya Van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen yang dapat mempengaruhi tatan
Atom terdiri dari partikel subatom yaitu proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron berada di inti atom sedangkan elektron mengelilingi inti. Elektron bermuatan negatif, proton positif, dan neutron netral. Keberadaan masing-masing partikel diketahui melalui percobaan ilmuwan pada abad ke-19.
Dokumen ini membahas tentang penentuan rumus senyawa dari data percobaan. Terdapat beberapa metode untuk menentukan persen massa suatu senyawa seperti analisis pengendapan dan analisis pembakaran. Rumus empiris merupakan rumus molekul paling sederhana, sedangkan rumus molekul menunjukkan jenis dan jumlah atom dalam senyawa. Contoh soal menjelaskan cara menentukan rumus empiris dan molekul berdasarkan persen komposisi un
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Jurnal Ilmiah : Pemilihan Katalis yang Ideal
1. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
K-53
PEMILIHAN KATALIS YANG IDEAL
Dewi Yuanita Lestari
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPa UNY)
Abstrak
Kajian ini ditujukan untuk mempelajari pemilihan katalis yang ideal. Penggunaan katalis dalam berbagai reaksi kimia maupun proses industri semakin meningkat. Pemilihan katalis yang tepat tentunya akan mengakibatkan hasil yang maksimal. Kriteria pertama yang dilihat dalam pemilihan katalis biasanya adalah aktivitas dan selektivitas katalis. Selain kriteria tersebut beberapa hal perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis antara lain: stabilitas katalis dalam kondisi operasi yang dipengaruhi oleh peracunan katalis pengotor dalam umpan, deaktivasi katalis oleh satu atau lebih produk, hilangnya aktivitas akibat penguapan, hilangnya aktivitas akibat transformasi kristalografi. Selain itu perlu juga diperhatikan terkait dengan legalitas katalis yang menyangkut hak paten. Dalam pemilihan katalis hendaknya dihindari penggunaan katalis yang sulit ditemukan dan atau yang harganya mahal karena hal tersebut menyebabkan biaya proses juga menjadi mahal. Katalis logam biasanya diembankan pada suatu padatan pengemban(support) sehingga pemilihan padatan pengemban yang optimum. Kriteria pemilihan pengemban antara lain meliputi: stabilitas pengemban, sifat inert pengemban, biaya, legalitas terkait hak paten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk suatu reaksi yang sama, hasil reaksi bervariasi tergantung pada jenis katalis yang digunakan.
Kata kunci: katalis, selektivitas, aktivitas
PENDAHULUAN
Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Katalis dapat menyediakan situs aktif yang befungsi untuk mempertemukan reaktan dan menyumbangkan energi dalam bentuk panas sehingga molekul pereaktan mampu melewati energi aktivasi secara lebih mudah. Karena fungsinya yang sangat penting, maka penggunaan katalis menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam berbagai industri. Kebutuhan akan katalis dalam berbagai proses industri cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena proses kimia yang menggunakan katalis cenderung lebih ekonomis.
Dalam mempercepat laju reaksi, katalis bersifat spesifik. Artinya suatu katalis dapat mempercepat pada reaksi tertentu saja tidak pada semua reaksi kimia. Contohnya, suatu katalis A mampu mempercepat laju reaksi pada reaksi hidrogenasi namun kurang baik jika digunakan pada reaksi oksidasi. Hal tersebut terikat erat dengan sifat fisika dan sifat kimia katalis. Dalam reaksi yang sama terdapat beberapa kemungkinan jenis material yang dapat digunakan dalam proses reaksi tersebut. Misalnya dalam reaksi hidrogenasi dapat digunakan katalis Fe, Co, Ni (Le Page, 1987).
Kemampuan suatu katalis dalam mempercepat laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi performa katalis antara lain adalah sifat fisika dan kimia katalis; kondisi operasi seperti temperatur, tekanan, laju alir, waktu kontak; jenis umpan yang digunakan; jenis padatan pendukung yang digunakan. Katalis yang dipreparasi dengan cara yang berbeda akan menghasilkan aktivitas dan selektivitas yang berbeda (Rieke dkk, 1997). Kemampuan suatu katalis dalam suatu proses biasanya diukur dari aktivitas dan selektivitasnya. Aktivitas biasanya dinyatakan dalam persentase konversi atau jumlah produk yang dihasilkan dari jumlah reaktan yang digunakan dalam waktu reaksi tertentu. Sedangkan selektivitas adalah ukuran katalis dalam mempercepat reaksi pada pembentukan suatu produk tertentu.
Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja katalis dalam mempercepat laju reaksi, maka perlu dilakukan pemilihan katalis secara cermat sebelum menggunakan katalis dalam suatu proses tertentu. Pemilihan katalis yang tepat dalam suatu proses dapat menyebabkan proses yang diinginkan memiliki hasil yang optimal. Sedangkan pemilihan katalis yang tidak tepat dapat
2. Dewi Yuanita Lestari
Pemilihan Katalis yang Ideal
K-54
menyebabkan proses menjadi kurang efisien sehingga akibatnya juga menjadi kurang ekonomis. Bahkan pemilihan katalis yang tidak tepat bisa juga menyebabkan adanya efek toksisitas yang berbahaya ataupun dapat mencemari lingkungan.
PEMBAHASAN
Kriteria Pemilihan Katalis
Kriteria pertama yang dilihat dalam pemilihan katalis biasanya adalah aktivitas dan selektivitas katalis. Selain kriteria tersebut beberapa hal perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis antara lain: stabilitas katalis dalam kondisi operasi yang dipengaruhi oleh peracunan katalis pengotor dalam umpan, deaktivasi katalis oleh satu atau lebih produk, hilangnya aktivitas akibat penguapan, hilangnya aktivitas akibat transformasi kristalografi. Selain itu perlu juga diperhatikan terkait dengan legalitas katalis yang menyangkut hak paten. Dalam pemilihan katalis hendaknya dihindari penggunaan katalis yang sulit ditemukan dan atau yang harganya mahal karena hal tersebut menyebabkan biaya proses juga menjadi mahal.
Katalis logam biasanya diembankan pada suatu padatan pengemban(support) sehingga pemilihan padatan pengemban yang optimum. Kriteria pemilihan pengemban antara lain meliputi: stabilitas pengemban, sifat inert pengemban, biaya, legalitas terkait hak paten.
Tabel 1. Contoh pemilihan katalis
Sifat
Katalis
Aktivitas
Selektivitas
Stabilitas
Ekonomi
Bebas Patent
A
A
A
A
B
B
B
B
C
C
C
C
D
?
D
D
D
E
E
E
E
F
G
G
G
G
G
H
H
H
I
?
I
I
I
J
J
J
J
J
Pemilihan
D
G
I
J
Tabel 1 merupakan ilustrasi pemilihan suatu katalis. Dari melihat berbagai literatur dapat dituliskan beberapa kemungkinan mineral yang dapat digunakan sebagai katalis, contohnya A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Selanjutnya berdasarkan data dari literatur dapat dilihat beberapa kriteria untuk reaksi yang akan dilakukan. Kriteria tersebut antara lain meliputi: aktivitas, selektivitas, aspek ekonomi, dan aturan paten atau legalitasnya. Jika masih ragu dengan salah satu kriteria maka dapat diberikan tanda tanya yang menunjukkan bahwa kriteria tersebut masih memerlukan eksperimen yang lebih lanjut. Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa katalis yang mempunyai probabilitas besar untuk digunakan adalah D, G, I dan J namun D dan I memerlukan penelusuran lebih mendalam.
Dalam melangsungkan suatu reaksi katalitik tidak hanya jenis katalis saja yang perlu mendapat perhatian. Analisis terhadap reaksi katalitik sangat perlu untuk dilakukan. Analisis ini dapat meliputi:
1. Umpan yang digunakan. Sangat perlu untuk melihat produsen(sumber industri) yang memproduksi bahan umpan tersebut karena akan menentukan dalam hal konsentrasi, jenis reaksi yang dilakukan dalam proses sintesisnya, keberadaan zat pengotor baik yang bersifat inert maupun bersifat racun. Salah satu contohnya adalah pada umpan dari oleochemical. Sejumlah kecil organosulfur merupakan pengotor dalam bahan baku oleochemical yang dapat mengakibatkan deaktivasi katalis tembaga yang digunakan untuk hidrogenolisis ester menjadi fatty alcohol. Brand et al. (1999) mempelajari deaktivasi katalis Cu/SiO2 dan Cu/ZnO/SiO2 akibat adanya sulfur pada hidrogenolisis metil palmitat dalam fasa cair. Laju deaktivasi sangat cepat dan meningkat sebagai fungsi keberadaan komponen sulfur sebagai berikut: octadecanethiol ≈ dihexadecyl disulfide < benzyl isothiocyanate < methyl p-toluene sulfonate < dihexadecyl sulfide < di-benzothiophene. Proses deaktivasi berlangsung dengan cepat karena terbentuk sulfida pada permukaan selama kondisi proses hidrogenolisis. Umur katalis yang menggunakan seng sebagai promoter adalah dua kali lebih lama dibandingkan dengan katalis Cu/SiO2. Hal ini terjadi karena terbentuknya seng sulfida pada permukaan katalis
3. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
K-55
2. Produk yang diinginkan yang meliputi kemurnian, spesifikasi komposisi
3. Mekanisme yang mungkin terjadi berdasarkan data yang tersedia dari penelitian terdahulu. Mekanisme ini tidak hanya enyangkut reaksi utama tetapi juga menyangkut reaksi samping yang harus dihindari.
4. Kompilasi data termodinamika yang berkaitan dengan perkiraan mekanisme reaksi
5. Evaluasi ekonomi yang menyeluruh dalam hal umpan, harga produk, perbandingan antara ongkos dan harga, tingkat minimal aktivitas dan selektivitas yang dibutuhkan untuk proses yang ekonomis (Le Page, 1987).
Pengaruh Penambahan Logam Transisi terhadap selektivitas Katalis
Katalis dengan selektivitas tinggi sangat dibutukan untuk proses reaksi yang memiliki produk lebih dari satu atau proses yang memiliki reaksi samping. Agar dapat diperoleh produk yang diinginkan dengan jumlah maksimal dan produk samping yang seminimal mungkin maka sangat diperlukan katalis yang bersifat selektif. Li, Y., Zhou, R., dan Lai, G. (2006) telah menyelidiki efek penambahan logam transisi pada katalis Pt/CNTs. Penambahan logam transisi pada katalis Pt/CNTs telah menyebabkan perbedaan pada sifat hidrogenasi CMA. Setelah dimodifikasi menggunakan Ni, Mn, dan Cr, katalis platina menunjukkan selektivitas yang bagus untuk hidrogenasi ikatan C=C dan katalis PtNi/CNTs menunjukkan hasil terbaik untuk hidrogenasi katalitik yaitu konversi CMA 68,4% dan selektivitas untuk HCMA sebesar 9%. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Setelah katalis platina dimodifikasi dengan logam Co, Cu, dan Fe ternyata hasilnya berbeda. Katalis ini menjadi selektif terhadap hidrogenasi pada ikatan C=O dan yang menunjukkan hasil terbaik adalah katals PtCo/CNTs dengan hasil konversi CMA 91,3% dan selektivitas terhadap CMO 88,2%. Penambahan Ni dan Co menyebabkan peningkatan aktivitas katalitik hidrogenasi CMA. Pada hidrogenasi α, β- aldehid takjenuh, hidrogenasi yang selektif terhadap ikatan C=C mudah dilakukan karena secara termodinamika hidogenasi C=C lebih mudah dilakukan dibanding hidrogenasi terhadap C=O. Oleh karena itu perubahan terhadap struktur permukaan katalis atau sifat elektronik katalis perlu dilakukan untuk menigkatkan selektivitas hidrogenasi terhadap C=O atau C=C. Yang menarik adalah meskipun Fe, Co, Ni memiliki sifat yang mirip namun penambahan ketiga logam tersebut akan memberikan efek yang berbeda terhadap selektiits hidrogenasi CMA menggunakan katalis PtM/CNTs. Penambahan Ni dan Fe meningkatkan selektivitas CMA menjadi CMO. Efek lgam transisi terhadap hidrogenasi pada katalis Pt dapat dijelaskan dengan efek elektronik dan atau geometris. Aktivitas katalis katalis bimetal umumnya menigkat pada rasio M/Pt yang rendah. Sifat hidrogenasi yang baik akan diperoleh pada prtikel Pt yang luas. Kation Co2+ dan Fe3+. Berperan sebagai asam Lewis yang akan berinteraksi dengan lone elecrone pair pada atom oksigen dari gugus C=O dan akan menyukai hidrogenasi terhadap C=O karena adanya hidrida dari hidrogen yang teradsorp pada logam Pt.
Tabel 2. Hidrogenasi CMA pada katalius Pt/CNTs (Li, Y., Zhou, R., dan Lai, G, 2006)
4. Dewi Yuanita Lestari
Pemilihan Katalis yang Ideal
K-56
Pengaruh Jenis Padatan Pendukung (Pengemban)
Pada katalis heterogen yang berupa logam yang dideposisikan pada suatu padatan pendukung, jenis padatan pendukung akan mempengaruhi sifat dan kinerja katalis. Sehingga pada saat memilih suatu katalis heterogen terimpregnasi untuk suatu proses hendaknya diperhatikan jenis padatan pendukung yang akan digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain stabilitas pengemban, luas permukaan pengemban, harga atau nilai ekonomis, interaksi pengemban dengan logam yang dideposisikan. Bahkan pada beberapa jenis pengemban, pengemban sendiri sudah memiliki situs-situs aktif yang dapat berfungsi sebagai katais seperti contohnya pada zeolit. Pada pengemban tertentu perlu dilakukan perlakuan modifikasi agar diperoleh pengemban yang siap digunakan dalam proses katalisis. Contohnya adalah zeolit alam yang mudah diperoleh di alam sehingga harganya murah. Namun zeolit alam tersebut di alam masih mengandung banyak pengotor, luas permukaannya kecil dan kristalinitasnya kurang baik sehingga perlu dilakukan modifikasi baik secara kimia maupun secara fisika agar zeolit tersebut dapat digunakan sebagai pengemban dengan kemampuan yang baik. Iwasa dkk (2001) melakukan hidrogenolisis metil format yang dilakukan dengan katalis Pt dan Pd pada berbagai pengemban. Hasil hidrogenolisis metil oleat dapat dilihat pada Gambar 1. Katalis yang menunjukkan selektivitas tinggi pada pembentukan metanol adalah katalis Pd/ZnO, Pd/In2O3, Pd/Ga2O3, Pt/In2O3, dan Pt/Ga2O3. Sedangkan katalis yang terembankan pada ZrO2, SiO2 dan Pd black memiliki selektivitas yang kurang baik terhadap pembentukan metanol. Struktur katalis dianalisis menggunakan XRD. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa pada katalis Pd/ZnO, Pd/In2O3, Pd/Ga2O3, Pt/In2O3, dan Pt/Ga2O3 ternyata teramati pembentukan alloy Pd-Zn, Pd-In, Pd-Ga, Pt-In, Pt- Ga. Sedangkan pada katalis Pd/ZrO2, Pd/SiO2, Pd black, Pt/SiO2 ternyata tidak teramati terjadinya alloy melainkan hanya teramati puncak logam Pt dan Pd (Pt dan Pd metalik). Performa katalis Pd dan Pt untuk hidrogenolisis metil format sangat meningkat dengan pembentukan alloy Pd dan Pt. Pada alloy Pd dan Pt, metil format terhidrogenolisis secara selektif menjadi metanol sedangkan pada Pd dan Pt metalik metil format terkarbonilasi menjadi metanol dan karbonmonoksida
Gambar 1.Selektivitas berbagai katalis (Iwasa, dkk, 2001)
Toksisitas Katalis
Toksisitas katalis adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan katalis. Meskipun suatu katalis memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi dalam suatu proses namun bila bersifat toksik hendaknya penggunaannya dihindari agar tidak membahayakan. Atau dapat dikatakan
5. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
K-57
bahwa terus perlu dikembangkan penggunaan katalis lain yang aktivitas serta selektivitasnya tinggi tetapi tidak bersifat toksik. Salah satu contohnya adalah katalis yang biasa digunakan dalam hidrogenasi ester yaitu Cu-Cr. Hattori dkk. (2000) mengembangkan katalis baru pengganti katalis konvensional Cu-Cr yang dapat melepaskan Cr heksavalen yang bersifat toksik. Katalis yang dikembangkan adalah katalis yang bebas Cr yaitu katalis oksida Cu-Fe-Al. Besi mempunyai efek promosi yang kuat yang hampir sama dengan Cr dan penambahan Al akan meningkatkan durabilitas secara signifikan. Analisis powder-XRD terhadap katalis yang digunakan menunjukkan bahwa penambahan Al menekan transformasi komponen CuFe2O4 menjadi α-Fe. Stabilitas CuFe2O4 selama proses reduksi ternyata meningkatkan durabilitas katalis. Setelah diujicobakan dalam skala industri ternyata katalis oksida Cu-Fe-Al memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan katalis Cu-Cr konvensional.
Jenis prekusor yang digunakan dalam proses sintesis katalis ternyata juga memberikan pengaruh terhadap sifat katalis dan berpengaruh terhadap reaksi yang dikatalisis. Jong Hwa Park dkk, (2012) menggunakan dua jenis prekusor yang bebeda untuk sintesis katalis mesopori Mn/Al-SBA-16. Prekusor yang digunakan adalah Mn nitrat dan Mn asetat. Katalis yang dihasilkan diguakan untuk mengkatalisis oksidasi benzena menggunakan ozon. Aktivitas katalis yang disintesis menggunakan Mn asetat ternyata memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis yang disintesis menggunakan M nitrat. Dari hasil analisis yang dilakukan terlihat bahwa tipe prekusor yang digunakan untuk impregnasi logam Mn memberikan pengaruh terhadap dispersi, tingkat oksidasi serta mobilitas oksigen pada Mn terimpregnasi. Data XRD dan TPR menunjukkan bahwa Al-SBA-16-MA 15% memiliki dispersi Mn yang lebih baik dan memiliki derajat reduksi yang lebih tinggi dibandingkan Al- SBA-16-MN 15%. Analisis XPS menunjukkan bahwa dispersi yang tinggi dari Mn oksida dapat membentuk situs aktif utama bagi Al-SBA-16-MA 15%. Sifat katalitik ini menyebabkan aktivitas katalitik yang tinggi pada Al-SBA-16-MA 15%.
KESIMPULAN
Pemilihan katalis merupakan langkah yang penting untuk memperoleh hasil yang optimal dalam suatu proses. Dalam suatu reaksi yang sama, hasil reaksi bervariasi tergantung pada jenis katalis yang digunakan. Oleh karena itu dalam memilih katalis untuk digunakan dalam suatu proses hendaknya tidak sekedar melihat aktivitas dan selektivitasnya saja tetapi juga berbagai hal lain seperti toksisitas, stabilitas katalis dalam kondisi operasi, nilai ekonomi, aspek legalitas. Untuk dapat memilih katalis yang tepat diperlukan penelusuran referensi dan analisis yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Brand, D.S., Sai, U. A., Poels, E. K., and Bliek, A., 1999, Sulfur Deactivation of Fatty Ester Hydrogenolysis Catalyst, J. Catal., vol.186, No. 1, 169-179
Hattori, Y., Yamamoto, K., Kaita, J., Matsuda, M., and Yamada, S., 2000, The Development of nonchromium catalyst for fatty alcohol production. JAOCS vol 77 No.12, 1283-1286
Iwasa, N, Terashita, M., Arai, M., and Takezawa, N., 2001, New Catalytic Functions of Pd and Pt Catalytic for Hydrogenolysis of Methyl Formate. React. Kinet. Catal. Lett. Vol.74 No.1, 93-9
Jong Hwa Park, Ji Man Kim, Mingshi Jin, Jong-Ki Jeon, Seung-Soo Kim, Sung Hoon Park, Sang Chai Kim and Young-Kwon Park. 2012. Catalytic Ozone Oxidation of Benzene at Low Temperature over MnOx/Al-SBA-16 Catalyst. Nanoscale Research Letters.7:14.
Le Page. 1987. Applied heterogeneous catalyst. Editions Technip.Paris.
Li, Y., Zhou, R., and Lai, G., 2006, Effect of Transition Metals (Cr, Mn, Fe, Co, Ni, and Cu) on Selective Hydrogenation of Cinnamaldehyde over Pt/CNTs Catalyst. React. Kinet. Catal. Lett., Vol. 88, No 1, 105-110
6. Dewi Yuanita Lestari
Pemilihan Katalis yang Ideal
K-58
Rieke, R.D., Thakur, D., Roberts, B., and White, T., 1997, Fatty Methyl Ester Hydrogenation to Fatty Alcohol Part I: Correlation Between Catalyst Properties and Activity/Selectivity, JAOCS, vol. 74, No.4, 333-339
Rieke, R.D., Thakur, D., Roberts, B., and White, T., 1997, Fatty Methyl Ester Hydrogenation to Fatty Alcohol Part II: Process Issues, JAOCS, vol. 74, No.4, 342-345