Contoh RPP fisika SMA Fluida Dinamik Seftia Haryani FKIP Fisika Universitas B...Seftia Haryani
contoh RPP untuk Sma materi Fluida Dinamik subbab Prinsip Bernaolli dan Prinsip Kontinuitas telah direvisi dosen matakuliah Fisika sekolah dan telah lulus uji pembelajaran kelas dengan metode belajar Inkuiri Terbimbing
Contoh RPP fisika SMA Fluida Dinamik Seftia Haryani FKIP Fisika Universitas B...Seftia Haryani
contoh RPP untuk Sma materi Fluida Dinamik subbab Prinsip Bernaolli dan Prinsip Kontinuitas telah direvisi dosen matakuliah Fisika sekolah dan telah lulus uji pembelajaran kelas dengan metode belajar Inkuiri Terbimbing
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
"Perubahan bentuk benda elastis akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas elastisitas). Jika gaya yang diberikan ditambah hingga melebihi batas elastisitas benda maka benda akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen".
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Desain pembelajaran fisika
1. DESAIN PEMBELAJARAN FISIKA
“Karakteristik Pendidikan Fisika”
Disusun Oleh: Diajeng Ramadhan (NIM 1310818007)
Program Magister Pendidikan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2019
Dosen Mata Kuliah: DR. IR. VINA SEREVINA, MM
2. • Pendidikan adalah proses belajar mengajar antara pengajar dan yang
diajar untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang diharapkan dan
akan menjadi sebuah bekal untuk masa depannya.
• Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya.
Jadi, pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran kepada peserta
didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya
menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir.
Neolaka, Amos, Grace Amialia A. Neolaka. 2017. Landasan Pendidikan. Depok: Kencana.
3. Hakikat pendidikan menurut Suyitno dalam buku Amos Neolaka
mengungkapkan bahwa pendidikan yaitu upaya memanusiakan manusia.
Hakikatnya pendidikan merupakan segala daya upaya yang bertujuan
untuk membentuk individu yang dicita-citakan sesuai nilai dan norma yang
dianut sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara menuju kesempurnaan hidup.
Neolaka, Amos, Grace Amialia A. Neolaka. 2017. Landasan Pendidikan. Depok: Kencana.
5. Fisika dapat didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fisika adalah ilmu
tentang zat dan energi (seperti panas, cahaya, dan bunyi).
• Fisika adalah bagian dari sains. Sains berasal dari kata
scientia yang berarti pengetahuan.
• Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya
mempelajari bagin dari alam dan interaksi yang terjadi
diantara bagian tersebut termasuk menerangkan sifat-
sifatnya dan juga gejala lainnya yang dapat diamati.
Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: USD.
6. Nilai Ilmiah
• Kebenaran dalam
Fisika dapat
dibuktikan loleh
semua orang
menggunakan
metode dan
prosedur ilmiah
Sistematis
• Kumpulan
pengetahuan yang
tersusun secara
sistematis, dan
dalam
penggunaannya
secara umum
terbatas pada
gejala-gejala alam
Pengetahuan
Teoritis
• Teori Fisika
diperoleh dengan
melakukan
observasi,
eksperimentasi,
penyimpulan, dan
penyusunan teori,
antara cara yang
satu dengan cara
yang lain
Produk, Proses,
Aplikasi dan Sikap
• Produk dapat
berupa fakta,
prinsip, teori, dan
hukum. Proses
merupakan
prosedur
pemecahan
masalah melalui
metode ilmiah;
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
7. Menurut Collette dan Chiappetta Hakikat Fisika dibagi menjadi 3
yaitu fisika sebagai Proses, Produk dan Sikap.
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
8. Fisika Sebagai Produk Manusia
memenuhi kebutuhannya dengan
menjalin interaksi antara manusia
dengan lingkungan alam.
Interaksi tersebut memberikan
pembelajaran kepada manusia
sehingga menemukan pengalaman
yang semakin menambah
pengetahuan dan kemampuan, serta
dapat mengubah perilakunya.
Kumpulan pengetahuan ini kemudian
disebut sebagai produk yang berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus,
teori, dan model.
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
9. Fisika sebagai proses
memberikan gambaran mengenai
bagaimana para ilmuwan bekerja
dan melakukan penemuan-
penemuan.
Fisika sebagai proses juga
memberikan gambaran mengenai
pendekatan yang digunakan
untuk menyusun pengetahuan.
Fisika sebagai proses sangat
berkaitan dengan kata-kata kunci:
fenomena, dugaan, pengamatan,
pengukuran, penyelidikan, dan
publikasi.
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
10. Indikator dari setiap keterampilan proses sains (kps) adalah:
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
11. Indikator dari setiap keterampilan proses sains (kps) adalah:
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
12. Indikator dari setiap keterampilan proses sains (kps) adalah:
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
13. Indikator dari setiap keterampilan proses sains (kps) adalah:
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
14. Indikator dari setiap keterampilan proses sains (kps) adalah:
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
15. Berdasarkan penjelasan hakikat fisika
sebagai produk dan sebagai proses,
dapat diketahui bahwa penyusunan
pengetahuan fisika diawali dari
kegiatan-kegiatan kreatif yang
memerlukan mental dan sikap yang
berasal dan pemikiran, seperti:
pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan percobaan.
Pemikiran para ilmuwan fisika yang
menggambarkan rasa ingin tahu,
percaya, sikap objektif, jujur, dan
terbuka serta mau mendengarkan
pendapat orang lain.
Sutrisno. 2006. Fisika Dan Pembelajarannya. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
16. Pendidikan karakter melalui fisika dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan
alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fisika dirancang secara sistematis dan dilaksanakan secara aktif, interaktif, kreatif, dan
menyenangkan.
c. Membentuk sikap ilmiah yang meliputi sikap jujur, berpikir objektif, terbuka, ulet, kritis,
dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
d. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, menguji hipotesis,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tulisan.
e. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif.
f. Mengembangkan keterampilan, sikap percaya diri untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakater Konsep dan Implementasi, Bandung : Alfabeta
17. Pendidikan karakter lewat pelajaran fisika hanya akan berjalan dengan baik
bila guru fisika memang kompeten dalam pendidikan karakter. Untuk itu
dibutuhkan guru fisika dengan berbagai ciri.
1. Guru kompeten dalam fisika dan nilai karakter:
a. Guru fisika tidak hanya menguasai pengetahuan fisika, tetapi juga
menguasai nilai karakter yang ingin diajarkan kepada siswa.
b. Guru mampu menyusun silabus dan RPP yang bermuatan nilai karakter.
c. Guru harus pandai untuk memasukkan nilai karakter itu pada topik,
proses, atau sikap belajar fisika.
d. Guru fisika perlu sadar akan nilai itu dan mau mengajarkannya di kelas
Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prasetyo. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter.
Yogyakarta : Ar.Ruzz Media.
18. 2. Guru mampu memilih model yang tepat untuk mengajarkan:
a. Guru harus kreatif melihat situasi siswa yang mau dibantu, untuk memilih
metode yang tepat dengan situasi siswa.
b. Guru mengajak siswa refleksi dari pengetahuan, proses dan sikap fisika yang
sedang dialami siswa, untuk semakin menemukan nilai yang ada di baliknya.
c. Model melibatkan siswa dalam menggali nilai (lebih konstruktivis), dengan
mendiskusikan siapa yang diuntungkan dari tindakan, proses, hukum,
maupun gagasan, sangat membantu dalam penanaman nilai.
d. Guru harus mempunyai harapan dan keyakinan bahwa lewat pendidikan
fisika, dapat membantu siswa mengembangkan kepribadian dan karakternya.
Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prasetyo. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter.
Yogyakarta : Ar.Ruzz Media.
19. 3. Guru memberikan teladan hidup:
a. Keteladanan guru sangat penting dalam pendidikan karakter. Guru fisika
sendiri harus melakukan nilai yang diajarkan. Misalnya, kalau guru ingin
mengajarkan nilai kejujuran, maka guru sendiri memang harus jujur kepada
siswa. Misalnya dalam menilai hasil ulangan siswa, juga jujur.
b. Saat ini keteladanan dalam lingkup masyarakat luas, terutama dari elite
bangsa, kadang sulit ditemukan. Bagi siswa sosok guru menjadi sosok yang
sangat penting untuk dilihat dan dijadikan contoh.
Sahlan, Asmaun dan Angga Teguh Prasetyo. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter.
Yogyakarta : Ar.Ruzz Media.
20. Capaian Pembelajaran Pendidikan Fisika terbagi berdasarkan
Kompetensi Utama dan Kompetensi Pendukung.
Kompetensi
Kompetensi
Utama
Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
Sosial
Kompetensi
Pendukung
Peneliti Bidang
Pendidikan
Fisika
Pengelola
Laboratorium
Fisika
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
21. Kompetensi Profesional
• Menguasai materi, struktur, konsep, metodologi, dan pola
pikir keilmuan dasar yang mendukung pembelajaran IPA
SMP dan Fisika SMA.
• Menguasai materi, struktur, konsep, metodologi, dan
pendukung keilmuan yang mendukung pembelajaran IPA
SMP dan Fisika SMA.
• Menguasai hakikat profesi guru fisika.
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
22. Kompetensi Pedagogik
• Memiliki pengetahuan tentang karakteristik dan perkembangan
peserta didik yang diterapkan dalam belajar dan pembelajaran fisika
yang mendidik.
• Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran fisika yang
efektif.
• Menguasai perencanaan dan pengembangan kurikulum.
• Menguasai langkah-langkah pembelajaran fisika yang efektif.
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih,
menggunakan, dan mengembangkan asesmen dalam pembelajaran
fisika.
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih,
menggunakan, dan mengembangkan media dan sumber
pembelajaran berbasis TIK.
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
23. Kompetensi Kepribadian
• Bertanggung jawab dan memiliki komitmen sebagai
pendidik.
• Berpikir terbuka, kritis, inovatif, dan percaya diri dalam
mengemban tugasnya sebagai guru fisika.
• Mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Kompetensi Sosial
• Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik
dan teman sejawat.
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
24. Peneliti Bidang Pendidikan Fisika
• Mampu mengevaluasi kerja secara komprehensif dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategi
pembelajaran.
• Melakukan penelitian pendidikan fisika yang dapat digunakan
dalam memberikan petunjuk untuk memilih berbagai alternatif
penyelesaian masalah di bidang pendidikan.
Pengelola Laboratorium Fisika
• Menguasai manajemen laboratorium pendidikan fisika
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
25. Lulusan pendidikan fisika memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
menggambarkan kompetensi sebagai berikut:
• Mempunyai kemampuan kepribadian dan sosial yang meliputi kemampuan
mengembangkan kinerja profesionalnya serta mampu mengomunikasikannya
melalui kegiatan ilmiah.
• Menguasai materi dan kurikulum pelajaran fisika pada tingkat sekolah
menengah.
• Mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi proses pembelajaran
fisika di tingkat sekolah menengah.
• Mampu mengelola kelas, laboratorium, dan workshop fisika pada tingkat
sekolah menengah.
• Mampu mendayagunakan berbagai media dan sumber belajar dalam
pembelajaran fisika.
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/
26. • Memahami penyelenggaraan manajemen dan administrasi
sekolah.
• Mampu mengikuti penyelenggaraan manajemen dan administrasi
sekolah.
• Mampu mengikuti perkembangan terbaru di bidang pendidikan
fisika, meneliti, dan mengelolanya untuk pengembangan metode
pembelajaran fisika.
• Mampu mengembangkan diri menjadi profesional di bidang
pendidikan.
• Memiliki nilai-nilai olympisme untuk penunjang pengembangan diri
dan berkehidupan bermasyarakat.
http://fmipa.unj.ac.id/pfisika/akademik/kurikulum/