Teks tersebut membahas tentang hubungan antara geomorfologi dengan proses sedimentasi di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Proses sedimentasi dipengaruhi oleh faktor geomorfologi seperti erosi, transportasi sedimen oleh gelombang dan arus, serta pengendapan sedimen. Jenis sedimen yang dominan di perairan tersebut adalah lumpur dan pasir yang sebarannya dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi."
Dokumen tersebut membahas tentang iklim dan perubahan iklim. Ia menjelaskan definisi iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengertian perubahan iklim dan pemanasan global. Dokumen ini juga menjelaskan dampak perubahan iklim terhadap konsumsi energi, keanekaragaman hayati, sumber daya air, sistem transportasi, wilayah pesisir, dan sektor pertanian.
Chapter 1 Introduction of Agroclimatology. Written by Ismangil and can be used by student of Study Program Agrotechnology, Fac. of Agriculture, UNSOED. This will about 12 hand-out of Agroclimatology.
Laporan ini membahas pengukuran suhu di bawah dan di atas permukaan tanah selama 24 jam untuk mempelajari siklus diurnal lingkungan. Suhu maksimum di atas tanah adalah 35,3°C sedangkan minimum adalah 24,5°C dengan rata-rata 29,9°C. Suhu maksimum di bawah tanah adalah 30°C dan minimum 27,8°C dengan rata-rata 28,9°C. Suhu di bawah tanah lebih rendah siang hari k
1. Dokumen tersebut membahas tentang geologi lingkungan dan perannya dalam perencanaan tata ruang wilayah. Geologi lingkungan berperan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan lingkungan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa analisis geologi lingkungan dapat memberikan gambaran sumber daya alam, bahaya geologi, dan daya dukung lahan suatu wilayah untuk kepenting
Teks tersebut membahas tentang hubungan antara geomorfologi dengan proses sedimentasi di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Proses sedimentasi dipengaruhi oleh faktor geomorfologi seperti erosi, transportasi sedimen oleh gelombang dan arus, serta pengendapan sedimen. Jenis sedimen yang dominan di perairan tersebut adalah lumpur dan pasir yang sebarannya dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi."
Dokumen tersebut membahas tentang iklim dan perubahan iklim. Ia menjelaskan definisi iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengertian perubahan iklim dan pemanasan global. Dokumen ini juga menjelaskan dampak perubahan iklim terhadap konsumsi energi, keanekaragaman hayati, sumber daya air, sistem transportasi, wilayah pesisir, dan sektor pertanian.
Chapter 1 Introduction of Agroclimatology. Written by Ismangil and can be used by student of Study Program Agrotechnology, Fac. of Agriculture, UNSOED. This will about 12 hand-out of Agroclimatology.
Laporan ini membahas pengukuran suhu di bawah dan di atas permukaan tanah selama 24 jam untuk mempelajari siklus diurnal lingkungan. Suhu maksimum di atas tanah adalah 35,3°C sedangkan minimum adalah 24,5°C dengan rata-rata 29,9°C. Suhu maksimum di bawah tanah adalah 30°C dan minimum 27,8°C dengan rata-rata 28,9°C. Suhu di bawah tanah lebih rendah siang hari k
1. Dokumen tersebut membahas tentang geologi lingkungan dan perannya dalam perencanaan tata ruang wilayah. Geologi lingkungan berperan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan lingkungan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa analisis geologi lingkungan dapat memberikan gambaran sumber daya alam, bahaya geologi, dan daya dukung lahan suatu wilayah untuk kepenting
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
Dokumen tersebut merupakan pedoman perkuliahan mata kuliah Klimatologi Dasar. Pedoman ini mencakup tujuan instruksional yaitu memahami konsep-konsep iklim dan klasifikasi iklim, menganalisis data iklim, dan kriteria penilaian mahasiswa. Perkuliahan akan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta mengacu pada jadwal dan bacaan yang telah ditentukan.
Komponen abiotik merupakan bagian tak hidup dari ekosistem yang mendukung kehidupan organisme, seperti air, udara, tanah, topografi, cahaya matahari, dan iklim. Air sangat penting bagi kebanyakan makhluk hidup. Udara menyediakan oksigen dan karbon dioksida. Cahaya matahari adalah sumber energi utama dan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Tanah memberi tempat tinggal dan nutrisi bagi tumbuhan.
Mata kuliah Klimatologi Dasar merupakan mata kuliah wajib yang membahas tentang iklim sebagai sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling terkait, serta pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Mata kuliah ini mengajarkan konsep dasar iklim, anasir-anasir pembentuk iklim, klasifikasi iklim, dan pemanfaatan iklim dalam pengembangan pertanian.
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
1. Mata kuliah Geologi Teknik membahas hubungan antara geologi, planologi, dan teknik sipil dalam pengembangan wilayah
2. Pembelajaran terdiri atas 16 pertemuan tatap muka yang mencakup teori tektonik lempeng, proses geologi, batuan, dan aplikasinya dalam penataan wilayah
3. Geologi teknik berperan menyediakan informasi geologi untuk perencanaan struktur bangunan dan pengembangan wilay
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang ekologi daerah pinggiran kota, termasuk proses suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (2) Dokumen juga membahas konsep kota berkelanjutan yang mencakup pelestarian ruang alami dan penyediaan ruang buatan untuk mendukung fungsi ekologi. (3) Untuk mendukung fungsi ekologi yang berkelanjutan, d
Buku ini membahas proses interaksi antara laut dan atmosfer di Indonesia. Interaksi ini mempengaruhi dinamika laut dan cuaca serta iklim di berbagai skala spasial dan temporal. Pembahasan mencakup proses fisis hingga dampak sosioekonomi. Model iklim digunakan untuk memahami proses ini secara lebih mendalam.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem serta interaksinya. Juga menjelaskan rantai makanan, jaring makanan, piramida makanan, arus energi, dan tiga jenis simbiosis yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
Dokumen ini membahas konsep dasar dalam studi geomorfologi menurut beberapa ahli. Ada sepuluh konsep yang dijelaskan, di antaranya bahwa proses geomorfologi kini sama dengan masa geologi, struktur geologi mempengaruhi bentuk lahan, perbedaan lahan disebabkan tingkat pembentukan yang berbeda, serta interpretasi lahan saat ini harus mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi Pleistosen.
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
Dokumen tersebut merupakan pedoman perkuliahan mata kuliah Klimatologi Dasar. Pedoman ini mencakup tujuan instruksional yaitu memahami konsep-konsep iklim dan klasifikasi iklim, menganalisis data iklim, dan kriteria penilaian mahasiswa. Perkuliahan akan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta mengacu pada jadwal dan bacaan yang telah ditentukan.
Komponen abiotik merupakan bagian tak hidup dari ekosistem yang mendukung kehidupan organisme, seperti air, udara, tanah, topografi, cahaya matahari, dan iklim. Air sangat penting bagi kebanyakan makhluk hidup. Udara menyediakan oksigen dan karbon dioksida. Cahaya matahari adalah sumber energi utama dan mempengaruhi suhu dan kelembaban. Tanah memberi tempat tinggal dan nutrisi bagi tumbuhan.
Mata kuliah Klimatologi Dasar merupakan mata kuliah wajib yang membahas tentang iklim sebagai sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling terkait, serta pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Mata kuliah ini mengajarkan konsep dasar iklim, anasir-anasir pembentuk iklim, klasifikasi iklim, dan pemanfaatan iklim dalam pengembangan pertanian.
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
1. Mata kuliah Geologi Teknik membahas hubungan antara geologi, planologi, dan teknik sipil dalam pengembangan wilayah
2. Pembelajaran terdiri atas 16 pertemuan tatap muka yang mencakup teori tektonik lempeng, proses geologi, batuan, dan aplikasinya dalam penataan wilayah
3. Geologi teknik berperan menyediakan informasi geologi untuk perencanaan struktur bangunan dan pengembangan wilay
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang ekologi daerah pinggiran kota, termasuk proses suksesi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (2) Dokumen juga membahas konsep kota berkelanjutan yang mencakup pelestarian ruang alami dan penyediaan ruang buatan untuk mendukung fungsi ekologi. (3) Untuk mendukung fungsi ekologi yang berkelanjutan, d
Buku ini membahas proses interaksi antara laut dan atmosfer di Indonesia. Interaksi ini mempengaruhi dinamika laut dan cuaca serta iklim di berbagai skala spasial dan temporal. Pembahasan mencakup proses fisis hingga dampak sosioekonomi. Model iklim digunakan untuk memahami proses ini secara lebih mendalam.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem serta interaksinya. Juga menjelaskan rantai makanan, jaring makanan, piramida makanan, arus energi, dan tiga jenis simbiosis yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
Dokumen ini membahas konsep dasar dalam studi geomorfologi menurut beberapa ahli. Ada sepuluh konsep yang dijelaskan, di antaranya bahwa proses geomorfologi kini sama dengan masa geologi, struktur geologi mempengaruhi bentuk lahan, perbedaan lahan disebabkan tingkat pembentukan yang berbeda, serta interpretasi lahan saat ini harus mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi Pleistosen.
1. Dokumen tersebut membahas potensi sumber daya alam di wilayah pesisir dan laut Indonesia serta ancaman terhadap keberlangsungan sumber daya tersebut akibat degradasi lingkungan.
2. Sumber daya alam pesisir dan laut Indonesia memiliki beragam manfaat ekonomis dan ekosistem, namun sering terdegradasi akibat polusi, pemanfaatan berlebihan, dan perubahan iklim.
3. Diperlukan upaya pemantauan dan pengelolaan
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
Dokumen tersebut membahas pentingnya Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) untuk melindungi sumber daya laut dan pantai Indonesia. MCPAs dapat digunakan untuk mengurangi eksploitasi berlebihan dan kerusakan lingkungan, serta melindungi keanekaragaman hayati. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan lokasi MCPAs seperti dukungan masyarakat, kondis
Ekosistem perairan tawar merupakan habitat penting bagi berbagai biota. Dokumen ini membahas tentang definisi ekosistem perairan tawar, fungsi dan manfaatnya dalam siklus hidrologi dan mitigasi bencana, serta dampak pembangunan terhadap ekosistem perairan seperti eutrofikasi dan perubahan habitat akibat pembendungan dan pelurusan sungai.
Dokumen tersebut membahas tentang reklamasi pantai di Kota Tarakan dan dampaknya. Reklamasi pantai di Tarakan dilakukan untuk mendapatkan tambahan daratan dan mencegah erosi, namun berisiko meningkatkan muka air laut dan merusak ekosistem pantai.
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Makalah ini membahas tentang wanamina (silvofishery) sebagai modifikasi iklim mikro di tambak berbasis konservasi. Wanamina merupakan budidaya tumpangsari antara ikan dan mangrove yang dapat memodifikasi iklim lokal agar tetap ideal untuk budidaya ikan/udang serta berperan dalam konservasi mangrove. Makalah ini juga membahas masalah yang terjadi di daerah pesisir seperti kerusakan lingkungan dan dampak perubahan iklim
Wilayah pesisir merupakan kawasan transisi antara daratan dan laut yang saling mempengaruhi. Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut perlu mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan sektor, wilayah, pemangku kepentingan, dan ilmu pengetahuan.
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...robert peranginangin
Studi ini mengembangkan model spasial temporal untuk menilai kerentanan permukiman di pulau-pulau kecil dari kenaikan muka air laut dengan kasus Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Jepara. Model ini menggabungkan sistem dinamis dan SIG berdasarkan kondisi lingkungan pulau kecil. Hasilnya menunjukkan bahwa kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan permukiman dan menyebabkan genangan air laut di area permukiman. Diperlukan upaya
This document summarizes a dissertation submitted by Markus Talintukan Lasut for the degree of Doctor of Technical Science in Aquaculture and Aquatic Resources Management at the Asian Institute of Technology. The dissertation focuses on analyzing the current wastewater management system and constraints/potentials for wastewater management in the coastal city of Manado, North Sulawesi, Indonesia. Key aspects studied include the community's environmental knowledge and attitudes, condition of household wastewater treatment systems, and water quality of selected rivers. The results identified constraints such as natural conditions, population growth, low-income households, and poor wastewater infrastructure. Potentials included environmental awareness and existing policies. The dissertation concludes by recommending strategic
The document summarizes the participation of non-governmental organizations (NGOs) in managing coastal communities in North Sulawesi, Indonesia. NGOs play a key role in facilitating bottom-up coastal zone management by working with local communities and governments. Their activities include establishing community information centers, improving fishermen's incomes, developing environmental education programs in schools, and conducting coastal conservation projects like mangrove replanting and coral reef cleaning. As a result of NGO participation, local villages have established regulations to better manage coastal resources in a sustainable manner.
Studi ini meneliti proses bioakumulasi dan biotransfer merkuri (Hg) pada rantai makanan organisme perairan, yaitu fitoplankton, ikan herbivora, dan ikan karnivora dalam kondisi terkontrol. Hasilnya menunjukkan terjadinya akumulasi Hg yang bergantung pada konsentrasi yang diberikan, dengan biotransfer tertinggi antara fitoplankton dan ikan herbivora."
This document summarizes a study on the accumulation of mercury in marine biota in Buyat Bay, Indonesia. The study found mercury in all sampled organisms, with concentrations varying by species and trophic level. Mercury concentrations were lowest in primary producers like seaweed and sea grass, and highest in carnivorous fish like the honeycomb grouper, with levels over 350 parts per billion. The results indicate biomagnification of mercury up the food chain, especially in the form of methylmercury, the most toxic and bioaccumulative form, posing risks to human health.
This study assessed water quality in three rivers flowing into Manado Bay in Indonesia. Water samples were collected from stations along each river during dry and wet seasons and analyzed for biochemical oxygen demand (BOD), nutrients, bacteria, total mercury, and other pollutants. The results showed pollution from urban wastewater and agricultural runoff, with high levels of bacteria and organic waste. This poor water quality threatens Manado Bay and local fisheries and tourism. Improved wastewater management is needed to mitigate pollution in the rivers and bay.
The attachment force of the snail Littoraria scabra was measured when exposed to water-soluble fractions (WSF) of lubricant oil at different concentrations and durations. Higher concentrations and longer exposures reduced the snail's ability to attach to surfaces. This was likely due to increased mucus production draining the snail's energy reserves. Statistical analysis found the WSF significantly reduced attachment force and endurance at concentrations of 0.8 ppm or more after 4 hours of exposure.
This study examined the effects of salinity and cyanide (KCN and NaCN) interactions on mortality of abalone (Haliotis uaria). The highest mortality occurred at a salinity of 25% and cyanide concentrations of 4 ppm for both KCN and NaCN. KCN was found to be more toxic than NaCN. A salinity of 25% is lower than the abalone's optimum and likely caused stress, increasing their sensitivity to cyanide. Cyanide inhibits oxidative phosphorylation in cells, preventing oxygen utilization and rapid cessation of metabolic processes. This leads to mortality.
The document describes 4 species of the genus Polinices collected from northern Sulawesi, Indonesia:
1) P. (Mammilla) melanostoma, characterized by a whitish shell with diffuse brown zones and spots;
2) P. (M.) sebae, distinguished by a ear-shaped shell with well-defined brown spots and streaks;
3) P. (Polinices) flemingianus, identified by its globular shell with a closed umbilicus; and
4) P. (P.) tumidus, recognized by its ovate shell with an open umbilicus. The species are described and illustrated with measurements and keys provided
This document summarizes a study that examined the effect of two pesticides, diazinon and glyphosate, on the oxygen consumption of the box mussel Septifer bilocularis. Mussels were exposed to various sublethal concentrations of each pesticide and their oxygen consumption was monitored over time. Results showed that low concentrations tended to increase oxygen consumption, while higher concentrations decreased it. Specifically, concentrations of 6 and 30 ppm diazinon and 720 and 960 ppm glyphosate were found to have a statistically significant effect on reducing the mussels' oxygen consumption. The study provides insight into how these common pesticides may impact the physiology and energy requirements of non-target marine organisms.
This thesis examines the toxic effects of ethyl parathion and polluted seawater on the polychaete worm Ophryotrocha diadema. Short and long term experiments were conducted to study lethal and sublethal impacts on mortality, growth, and reproduction. The larval development of O. diadema was also described. Results showed larvae were more susceptible than adults to ethyl parathion. Growth was significantly reduced at concentrations of 0.9 ug/L. The thesis also discovered the egg-eating behavior of O. diadema, which may influence interpretation of previous toxicity tests using this species.
Potential Contamination of Mercury from Artisanal Gold MiningMarkus T Lasut
This presentation had been presented in the 9th International Conference of Mercury as Global Pollutan (ICMGP) at Guiyang China, 7-12 June, 2009 (http://www.mercury.2009.org)
Tulisan ini membahas tentang bahaya limbah tambang arsenik yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Arsenik berasal dari bebatuan yang mengandung deposit emas dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker. Kegiatan penambangan emas skala besar berisiko meningkatkan konsentrasi arsenik di lingkungan karena membuka akses ke bebatuan yang mengandung arsenik. Proses pengolahan bijih emas primer yang mengandung senyawa ar
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
1. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Wilayah Pesisir dan Laut
‘Harus’ Dikaji Dalam AMDAL
Oleh:
Ir. Markus T. Lasut, M.Sc., D.Tech.Sc
Semua sistem lingkungan (ekosistem) saling berhubungan satu dengan lainnya, baik secara langsung
ataupun tidak. Sistem lingkungan yang ada di udara, di darat (di gunung), di pesisir, di laut, saling
berhubungan membentuk suatu sistem lingkungan global. Ada yang bersifat sinergis (saling
menunjang) dan ada yang antagonis (saling bertolak-belakang) satu dengan lainnya. Sehingga,
perubahan yang terjadi di suatu ekosistem akan mempengaruhi (sinergis atau antagonis) keberadaan
suatu atau lebih ekosistem lainnya. Hal ini adalah pemahaman ekologi dasar yang hendaknya
dipahami oleh kita semua, karena semua perubahan dalam ekosistem akan selalu dirasakan/berdampak
bagi kelangsungan hidup manusia.
Berangkat dari pemahaman ini maka suatu kegiatan yang dilakukan di daratan, di dataran tinggi
(gunung) sekalipun, apabila berdampak negatif terhadap lingkungan maka akan dapat menimbulkan
dampak negatif pula terhadap keberadaan ekosistem di daerah pesisir dan laut yang berada jauh dari
kegiatan tersebut. Sebagai contoh, penurunan ekosistem perairan Teluk Manado juga disebabkan oleh
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Kota Tondano, di mana residu kegiatan dari kota tersebut akan
menuju Teluk Manado melalui DAS Tondano. Penurunan ekosistem perairan sekitar Kec. Wori juga
disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Kec. Dimembe di mana residunya terbuang
menuju ke perairan tersebut melalui DAS Talawaan. Keberadaan ekosistem perairan Selat Likupang
akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dataran tinggi Toka Tindung dan
sekitarnya di mana residunya akan menuju selat tersebut melalui Sungai Maen dan Sungai Pangisan.
Keberadaan ekosistem perairan di Teluk Rinondoran akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di dataran tinggi Araren dan sekitarnya di mana residunya menuju perairan tersebut
melalui Sungai Araren. Dan banyak contoh lainnya yang menggambarkan hubungan antara dataran
tinggi (daratan) dan dataran rendah (pesisir dan laut).
Oleh karena itu, apabila ada suatu kegiatan di darat (dataran tinggi) maka rencana pemantauan dan
pengelolaan dari kegiatan tersebut harus dilakukan secara keseluruhan, komprehensif, dan terpadu
yang mencakup wilayah kegiatan di darat dan wilayah pesisir dan laut yang terkena dampak, baik
dampak besar maupun kecil. Hal ini dilakukan untuk melindungi lingkungan dan sumberdaya pesisir
dan laut.
Kekhawatiran dunia akan kerusakan lingkungan pesisir dan laut sebagai akibat dari kegiatan di daratan
sangat tinggi. Karena isu ini sangat penting untuk diatasi maka Forum Global tentang Kelautan, Pesisir,
dan Pulau2 (‘the Global Forum on Oceans, Coasts, and Islands’) telah mengangkat isu ini untuk
dibicarakan dalam berbagai forum global tingkat dunia dengan topik Perlindungan Lingkungan Laut
dari Kegiatan di Daratan (the protection of the marine environment from land-based activities) dengan
konsep pendekatan FRESHWATER-COASTAL-MARINE INTERLINKAGE (hubungan perairan air
tawar-pesisir-laut). Forum tersebut di antaranya adalah Workshop Internasional di Meksiko City-
Meksiko (Januari 2006), di Konferensi Global ke-3 tentang Laut, Pesisir, dan Pulau (third Global
Conference on Oceans, Coasts, and Islands) di Paris-Perancis (Januari 2006), di Forum Air Dunia
(World Water Forum) di Meksiko City-Meksiko (Maret 2006), dan Kajian Antarpemerintah ke-2
(second Intergovernemntal Review) oleh UNEP-GPA di Beijing-China (Oktober 2006), dan juga akan
dibicarakan di Konferensi Global ke-4 tentang Laut, Pesisir, dan Pulau (Fourth Global Conference on
2. Opini: Ir. Markus T. Lasut, M.Sc., D.Tech.Sc
Oceans, Coasts, and Islands) di Hanoi-Vietnam (April 2007) dan di Konferensi Tingkat Dunia tentang
Laut (World Ocean Conference) di Manado-Indonesia (Mei 2009).
Sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran di tingkat global, kekhawatiran di tingkat lokal daerah
Sulawesi Utara pada kegiatan di darat yang berdampak negatif terhadap wilayah pesisir dan laut juga
sangat tinggi. Salah satu contoh kegiatan seperti itu yang ada di daerah ini adalah kegiatan industri
pertambangan emas. Kekhawatiran muncul oleh karena kegiatan pertambangan dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan, baik di darat maupun di pesisir dan laut. Secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut: industri pertambangan emas, apalagi yang berskala besar, menggali dan mengolah
batuan biji emas dan mineral ikutannya (misalnya: merkuri, arsen, mangan, dsb.) dari perut bumi
untuk memperoleh emas. Baik pada tahap persiapan instalasi pabrik maupun tahap operasi pengolahan
emas, kegiatan ini menghasilkan substansi yang dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitanya. Dampak negatif dapat saja terjadi dalam berbagai media. Untuk media air,
misalnya, dapat menimbulkan berbagai substansi, seperti sedimentasi dan pengaliran air asam
tambang yang beracun pada kadar tertentu (baik bersumber dari lubang tambang yang terbuka
dan/atau dari kolam tempat penimbunan tailing apabila tailing tersebut ditimbun di darat dalam suatu
kolam penyimpanan). Semua substansi tersebut akan keluar/dibuang melalui suatu daerah aliran
sungai (DAS) menuju pesisir dan laut di mana sungai tersebut bermuara. Disamping terjadi sepanjang
DAS, akumulasi akan substansi tersebut dapat terjadi dalam komponen ekosistem di daerah pesisir dan
laut, dan pada kadar tertentu akan merusak ekosistem tersebut.
Kerusakan ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut tentu saja akan berdampak luas pada berbagai
aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia, karena manusia sangat tergantung pada
eksositem dan sumberdaya tersebut. Misalnya, degradasi kualitas lingkungan sebagai tempat hidup
yang sehat bagi masyarakat yang bermukim di daerah pesisir. Selain itu degradasi sumberdaya
perikanan dan aspek pariwisata. Semuanya itu akan berdampak pada penurunan dan kerugian pada
aspek ekonomi, baik untuk masa saat ini maupun di masa yang akan datang,
Pada umumnya, suatu kegiatan akan melakukan kajian dampak lingkungan hanya terhadap lingkungan
di mana kegiatan itu berada dan daerah sekitar kegiatan tersebut. Sehingga, kegiatan yang dilakukan di
suatu dataran tinggi tidak mengkaji dampak yang dapat ditimbulkannya pada wilayah pesisir dan laut.
Oleh karena itu, untuk dapat dikatakan ’pengelolaan yang baik dan ramah lingkungan’ dan ’sesuai
dengan standar internasional’, suatu kegiatan industri, misalnya pertambangan emas, harus dapat
mengantisipasi dampak negatif yang dapat ditimbulkannya sesusai dengan konsep pendekatan yang
diusulkan secara internasional. Seperti yang dijelaskan di atas, suatu kegiatan pertambangan, baik
yang telah beroperasi maupun yang sedang dan akan mengusulkan kegiatannya, harus mengkaji semua
dampak negatif yang dapat ditimbulkan dalam AMDAL dengan menggunakan pendekatan
FRESHWATER-COASTAL-MARINE INTERLINKAGE (hubungan perairan air tawar-pesisir-laut)
yang telah dibicarakan di tingkat dunia. Sehingga, seluruh kesatuan wilayah kegiatan pertambangan
dikaji secara terpadu, holistik dan komprehensif (baik wilayah di daratan di mana pertambangan itu
berada maupun wilayah pesisir dan laut yang jauh tetapi berhubungan dengan kegiatan pertambangan).
Dengan kata lain, apabila kajian akan aspek ini tidak/belum dilakukan maka dapat dikatakan AMDAL
suatu kegiatan pertambangan BELUM lengkap.
(Tulisan ini adalah bagian dari Paket Pembelajaran Tentang Lingkungan)
Penulis:
Dosen di Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT,
Alumni S3 dari Asian Institute of Technology, Thailand
2