1. Mata kuliah Geologi Teknik membahas hubungan antara geologi, planologi, dan teknik sipil dalam pengembangan wilayah
2. Pembelajaran terdiri atas 16 pertemuan tatap muka yang mencakup teori tektonik lempeng, proses geologi, batuan, dan aplikasinya dalam penataan wilayah
3. Geologi teknik berperan menyediakan informasi geologi untuk perencanaan struktur bangunan dan pengembangan wilay
Mendefinisikan Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan dapat didefinisikan sebagai interaksi manusia dengan - secara fundamental geologis - lingkungannya. Lingkungan dapat dianggap terdiri dari konstituen Bumi itu sendiri (batuan, sedimen, dan fluida) dan permukaannya serta proses yang beroperasi untuk mengubahnya seiring waktu.
Geologi lingkungan adalah bagian dari ilmu lingkungan, yang mempelajari interaksi manusia dengan semua aspek lingkungannya - fisik, atmosfer, dan biologis - dan terkait langsung dengan geologi teknik (lihat GEOLOGI TEKNIK | Gambaran Umum). Definisi ini dengan jelas menunjukkan bahwa itu adalah pengenalan elemen manusia ke persamaan yang mendefinisikan konsep ilmu lingkungan - dan, oleh karena itu, geologi lingkungan - dan itu adalah pertimbangan baik debet (dampak) dan kredit (manfaat) dari keberadaan kita. Ilmu lingkungan adalah cara mengelola keberadaan kita untuk memaksimalkan kesuksesan manusia sekaligus meminimalkan aspek negatifnya. Inti dari geologi lingkungan, seperti semua ilmu lingkungan, adalah konsep pengelolaan berkelanjutan - bekerja dengan sistem alam untuk menopang pembangunan tetapi bukan dengan biaya lingkungan yang tidak dapat diterima.
Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Hindia - Australia, dan Lempeng Pasifik. Tumbukan tersebut telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya akan sumber daya geologi, baik mineral, logam, mineral non logam, dan energi. Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 5 ayat (2) adalah landasan hukum bagi penataan lingkungan fisik (geologi). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengertian kedua kawasan tersebut kemudian dijelaskan dalam Pasal 1 no. 21 dan 22, yakni kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan (Sumber : http://airtanah.bgl.esdm.go.id/index.php/c_berita_menu/list_dok_ajax/3200).
Mendefinisikan Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan dapat didefinisikan sebagai interaksi manusia dengan - secara fundamental geologis - lingkungannya. Lingkungan dapat dianggap terdiri dari konstituen Bumi itu sendiri (batuan, sedimen, dan fluida) dan permukaannya serta proses yang beroperasi untuk mengubahnya seiring waktu.
Geologi lingkungan adalah bagian dari ilmu lingkungan, yang mempelajari interaksi manusia dengan semua aspek lingkungannya - fisik, atmosfer, dan biologis - dan terkait langsung dengan geologi teknik (lihat GEOLOGI TEKNIK | Gambaran Umum). Definisi ini dengan jelas menunjukkan bahwa itu adalah pengenalan elemen manusia ke persamaan yang mendefinisikan konsep ilmu lingkungan - dan, oleh karena itu, geologi lingkungan - dan itu adalah pertimbangan baik debet (dampak) dan kredit (manfaat) dari keberadaan kita. Ilmu lingkungan adalah cara mengelola keberadaan kita untuk memaksimalkan kesuksesan manusia sekaligus meminimalkan aspek negatifnya. Inti dari geologi lingkungan, seperti semua ilmu lingkungan, adalah konsep pengelolaan berkelanjutan - bekerja dengan sistem alam untuk menopang pembangunan tetapi bukan dengan biaya lingkungan yang tidak dapat diterima.
Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu Eurasia, Hindia - Australia, dan Lempeng Pasifik. Tumbukan tersebut telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya akan sumber daya geologi, baik mineral, logam, mineral non logam, dan energi. Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 5 ayat (2) adalah landasan hukum bagi penataan lingkungan fisik (geologi). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengertian kedua kawasan tersebut kemudian dijelaskan dalam Pasal 1 no. 21 dan 22, yakni kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan (Sumber : http://airtanah.bgl.esdm.go.id/index.php/c_berita_menu/list_dok_ajax/3200).
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit.
Potensi dan Persebaran Mineral Non Logam & Logam Kabupaten Kepulauan Talaud diperoleh berdasarkan Laporan dari TIM INVENTARISASI Badan Geologi Bandung (No. 01/MN/BGD/2012) yang dilaksanakan pada tahun 2012 lalu di Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : Penyelidikan Lapangan (Pengumpulan Data Sekunder, dan Pengumpulan Data Primer), Analisis Laboratorium, dan Pengolahan Data, sehingga menghasilkan data tersebut.
1. GEOLOGI TEKNIK Jurusan Planologi Sem ester 1 oleh: Heni Pujiastuti, ST.MT.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Lapisan kerak bumi dan mantel dibagi menjadi beberapa lapisan antara lain : 1. litosfer berada pada kerak bumi dan bagian atas dari mantel yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si0 2 , itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Terdapat dua tipe litosfer Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura. Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua . litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic 2. astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng benua. B entuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. 3. Mesosfer merupakan lapisan dibawah astenosfer. Lapisan ini panas tapi kaku bertekanan tinggi. Ketebalan lapisan ini 350 km.
9.
10. Penerapan geologi erat hubungannya dengan penataan dan pengembangan wilayah. Pola cakupan berbagai aspek yang saling terkait satu dengan lainnya baik secara fisik, ekonomi maupun sosial membutuhkan penanganan yang terpadu. Oleh karena perkembangan wilayah mencakup penataan lingkungan tersebut yang baik dilakukan adalah membangun tanpa merusak ( development without destruction ). Disini tinjauan secara geologi muncul sebagai tulang punggung dalam menangani masalah tata lingkungan . b. Geologi Teknik atau Engineering Geology = ilmu geologi terapan dalam bidang teknik penataan dan pengembangan wilayah dengan tujuan agar faktor-faktor geologis yang mempengaruhi desain rencana , desain teknik p emanfaatan , d esain teknik evaluasi rencana perdesaan, wilayah dan telah benar-benar dikenali dan disediakan dengan cukup. Seperti penentuan tata letak pemukiman yang memenuhi syarat, melihat kondisi tanah, air dan keseimbangan lingkungannya. Sehingga suatu bencana dapat sedini mungkin dihindari. Suatu hal yang tidak mungkin jika suatu pemukiman penduduk dibangun di suatu daerah yang kegempaannya aktif atau rawan banjir atau tanah longsor.
11. . Pengembangan wilayah baik pemukiman, persawahan, perindustrian, pengadaan air bersih sebagai sumber utama kehidupan sampai pada pencaharian dan pengolahan sumber daya alam semua memerlukan kehadiran pengetahuan geologi. M asalah pemukiman merupakan kasus besar yang menyangkut jutaan jiwa manusia. Bagaimana dan dimana dapat diperoleh tempat yang layak, sehat dan bebas dari bencana, di suatu daerah yang akan direncanakan untuk dibangun suatu pemukiman. Geologi disini memainkan peranan dalam masalah pengarahan tata letak yang baik, pengadaan bahan bangunan serta pengadaan kebutuhan lain yang menunjang. Sekaligus juga turut menentukan mutu lingkungan hidup dimana salah satunya adalah kesehatan lingkungan.
12. d. LMU GEOTEKNIK : BAGIAN DARI ILMU TEKNIK SIPIL YANG MEMPELAJARI STRUKTUR DAN SIFAT BERBAGAI MACAM TANAH DALAM MENOPANG SUATU BANGUNAN YANG AKAN BERDIRI DI ATASNYA ATAU C ONDONG PADA PENGGUNAAN MATERIAL GEOLOGI PADA STRUKTURNYA, MISALNYA : PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN TIPE URUGAN DLL. CAKUPANNYA DAPAT BERUPA INVESTIGASI LAPANGAN YANG MERUPAKAN PENYELIDIKAN KEADAAN-KEADAAN TANAH SUATU DAERAH DAN DIPERKUAT DENGAN PENYELIDIKAN LABORATORIUM. Material Geologi : Semua material yang membentuk bumi Antara lain : tanah, batuan, es, air, minyak bumi, gas dan bisa berbentuk padat, cair dan gas. SKEMA HUBUNGAN ANTARA ILMU GEOLOGI, GEOLOGI TEKNIK, DAN TEKNIK SIPIL GEOLOGI GEOLOGI TEKNIK PLANOLOGI Menyediakan informasi geologi: -Pengungkapan material geologi pada lapisan bumi -Sifat-sifat mekanik -Perkiraan yang mungkin ada Interpretasi atau penerjemah informasi geologi untuk pekerjaan teknik sipil - Menyusun konsep - mendesain rencana , mendesain teknik p emanfaatan , mendesain teknik evaluasi rencana perdesaan, wilayah dan kota.
13.
14.
15. 1.3. Siklus Geologi definisi siklus geologi, yaitu : 1. siklus yang mendefinisikan kejadian-kejadian yang ada di bumi terjadi dalam siklus2 tertentu, atau siklus bebatuan yang ada di bumi, misalnya siklus perubahan iklim yang terjadi di bumi kira-kira setiap 10 ribu tahun. 2. siklus batuan , misalnya Magma mengalami kristalisasi atau pembentukan bebatuan, lalu menjadi batuyang eksis di permukaan bumi. Batu mengalami erosi dan terbentuk sedimentasi. Sedimentasi membeku membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen terkubur akibat berbagai hal (umumnya gejala tektonik) sehingga mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi sehingga terbentuk batuan metamorf. batu metamorf yang tidak eksis di permukaan bumi, akan semakin terkubur akibat gejala tektonik sehingga meleleh dan kembali menjadi magma.