SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Dampak Kebijakan Makro Ekonomi Dalam Perekonomian Tertutup 
Untuk menjelaskan bagaimana dampak kebijakan makroekonomi terhadap pendapatan atau 
output nasional, dalam kesempatan ini digunakan model IS-LM dan model penawaran dan 
permintaan agregat (AS-AD model) sebagai suatu kerangka kerja. 
Dalam hal ini, pembahasan mengenai dampak kebijakan makroekonomi akan dibatasi hanya 
pada kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saja 
a. Dampak Kebijakan Fiskal 
Untuk menjelaskan bagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap pendapatan nasional, 
diasumsikan pemerintah menJalankan atau menerapkan suatu kebijakan fiskal yang ekspansif 
(expansionary fiscal policy), yaitu melalui peningkatan pengeluaran pemerintah (G). Dengan 
adanya kenaikan pengeluaran. maka permintaan agregat (AD) akan naik, atau dalam kerangka 
model AS-AD akan menyebabkan kurva AD bergeser ke kanan. Dengan kurva AS yang 
tertentu, maka bergesernya kurva AD ke kanan, akan menyebabkan baik tingkat harga (P) 
maupun tingkat pendapatan (Y) mengalami kenaikan (lihat gambar 9.l .b). 
Naiknya permintaan agregat (AD) yang disebabkan olch kenaikan dalam pengeluaran 
pemerintah (G), dalam kerangka model IS-LM akan mendorong kurva IS bergeser ke kanan, 
dan hal ini pada gilirannya akan mendorong, baik tingkat bunga (1) maupun tingkat pendapatan 
(Y) di dalam perekonomian mengalami kenaikan pula (lihat gambar 9.1.a). 
Dengan adanya kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G), maka IS akan bergeser ke 
kanan dari IS0 (G0) ke IS1 (G1), yang menyebabkan tingkat bunga dan pendapatan atau output 
naik masing-masing dari i0 ke i1 dan Y0 ke Y1. (lihat gambar 9.1.a). Pada gambar 9.1.b, terlihat 
bahwa dengan adanya kenaikan pengeluaran pemerintah dari G0 ke G1, telah menyebabkan 
kurva AD bergeser dari AD0 (G0) ke AD1(G1), yang selanjutnya menyebabkan baik tingkat 
output (Y) maupun tingkat harga (P) naik masing-masing dari Y0 ke Y, dan P0 ke P1. 
Bagaimana kalau sebaliknya pemerintah menurunkan pengeluaran (G) nya, artinya pemerintah 
dalam hal ini menerapkan suatu kebijakan fiskal yang kontraktif (con tractionary fiscal policy) ? 
Dengan turunnya pengeluaran pemerintah (G), maka dengan asumsi ceteris paribus, hal ini 
akan menyebabkan permintaan agregat (AD) turun, atau kurva permintaan agregat (AD) akan 
bergeser ke kiri. Dengan kurva penawaran agregat (AS) yang tertentu, maka bergesernya kurva 
AD ke kiri akan mengakibatkan baik tingkat harga (P) maupun tingkat pendapatan (Y) 
mengalami penurunan. Turunnya AD yang disebabkan oleh penurunan di dalam pengeluaran 
pemerintah, dalam kerangka model IS-LM akan menyebabkan kurva IS bergeser ke kiri, yang 
selanjutnya menyebabkan baik tingkat bunga (i) maupun pendapatan (Y) akan mengalami 
penurunan pula. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat diikuti lebih jauh melalui gambar 9.2.a dan 
9.2.b. berikut.
b. Dampak Kebijakan Moneter 
Anggaplah pemerintah menjalankan atau menerapkan suatu kebijakan moneter ekspansif 
(expansionary monetary policy), yaitu melalui peningkatan jumlah uang beredar (money supply 
atau Ms) di dalam perekonomian. Dengan adanya ekspansi moneter tersebut, akan 
menyebabkan tingkat bunga (i) turun, dan yang pada gilirannya mendorong investasi (I) naik, 
dan naiknya investasi selanjutnya menyebabkan permintaan agregat (AD) juga mengalami 
kenaikan. 
Dalam kerangka model IS-LM, naiknya permintaan agregat (AD) yang disebabkan oleh 
kenaikan di dalam jumlah uang beredar tadi, akan mendorong kurva LM bergeser ke kanan. 
Sebagai akibatnya, tingkat bunga (i) akan turun, namun pendapatan (Y) sebaliknya mengalami 
kenaikan. Dalam kerangka model AS-AD, adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) yang 
menyebabkan kurva AD bergeser ke kanan, (dengan kurva AS yang tertentu), telah 
menyebabkan baik tingkat pendapatan (Y) maupun tingkat harga (P) di dalam perekonomian 
juga mengalami kenaikan. 
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 9.3.a. dan 9.3.b. dimana dengan adanya kenaikan 
jumlah uang beredar (Ms) dari dari Ms0 menjadi Ms1, telah menyebabkan kurva LM bergeser 
ke kanan dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1). Dengan kurva IS yang tertentu, maka kenaikan 
di dalam jumlah uang beredar yang menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan itu telah 
mendorong tingkat bunga (1) turun dari l0 menjadi 11, dan pendapatan (Y) akan naik dari Y0 ke 
Y1 (gambar 9.3.a). 
Pada gambar 9.3.b. tampak bahwa dengan adanya kenaikan di dalam jumlah uang beredar, 
telah menyebabkan kurva permintaan agregat (AD) bergeser dari AD0 (Ms0) keADl, (Msl), yang 
selanjutnya mengakibatkan tingkat harga (P) naik dari P0 ke P1, dan pendapatan (Y) juga 
naik dari Y0 ke Y1.
Sebaliknya, apabila sekarang pemerintah menjalankan suatu kebijakan moneter kontraktif 
(contractionary monetary policy) yaitu dengan mengurangi jumlah uang beredar (Ms) di dalam 
perekonomian, dalam kerangka model AS-AD akan menyebabkan kurva AD bergeser ke kiri. 
Dengan kurva AS yang tertentu, bergesernya kurva AD ke kiri akan menyebabkan tingkat harga 
dan pendapatan turun (lihat gambar 9.4a dan 9.4b) 
ringkas dapat disimak lebih jauh dalam table 9.1 berikut 
Table 9.1; Dampak Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter terhadapa Output dan tingkat 
Bunga
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter 
Keefektifan (effectiveness) dari suatu kebijakan, apakah itu kebijakan fiskal ataupun kebijakan 
moneter biasanya diukur dari seberapa besar dampak kebi jakan tersebut terhadap pendapatan 
dan tingkat bunga. Secara umumnya, keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter biasanya 
dipengaruhi oleh elastisitas investasi terhadap tingkat bunga (interest elasticity of investment) 
atau slope kurva IS dan elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga (interest elasticity 
of money demand) atau slope kurva LM. 
a. Kebijakan Fiskal Dan Slope Kurva Is 
Semakin elastis permintaan investasi terhadap tingkat bunga, maka kurva IS akan semakin 
landai (flatter), dan kebijakan moneter akan semakin efektif. Sebaliknya, kebijakan moneter 
semakin tidak efektif Hal dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 9.5. berikut. 
Gambar 9.5: Kebijakn Moneter dan Slope Kurva IS 
Gambar 9.5. di atas tampak bahwa kebijakan moneter ekspansl yang dilakukan melalui 
penambahan jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian telah menyebabkan 
kurva LM bergeser dari IM0(Ms0) ke LM1 (Ms1). Dengan kondisi kurva IS yang landai (elastic), 
kenaikan jumlah uang beredar tersebut telah menyebabkan tingkat pendapatan (Y) naik dari Y0 
ke Y1, tetapi tingkat bunga (i) hanya turun sebesar dari i0 ke i1, Sebaliknya pada saat kurva IS 
tegak (inelastic), kenaikan jumlah uang beredar tersebut. hanya menyebabkan tingkat 
pendapatan naik dari Y0 ke Y2, sementara tingk bunga turun dari i0 ke 12, dimana Y0Y2 < Y0Y1, 
Dengan demikian jelas bahwa ketika kurva IS adalah landai yang berarti permintaan investasi 
bersifat elastis: terhadap tingkat bunga, maka pada saat itu kebijakan moneter menjadi semaki 
efektif.

More Related Content

What's hot

STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIASTRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIATIUPH2013
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikAry Efendi
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoMang Engkus
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomihandy watung
 
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam BisnisLatar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam BisnisM Yamin
 
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatPengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatAgustina Hapsari
 
Bentuk Organisasi Usaha
Bentuk Organisasi UsahaBentuk Organisasi Usaha
Bentuk Organisasi Usahafarraserdanar
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganMang Engkus
 
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-finalPedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-finalSuhardi Bae
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasiEva Hany Fanida
 
Pendekatan Efektivitas Organisasi
Pendekatan Efektivitas OrganisasiPendekatan Efektivitas Organisasi
Pendekatan Efektivitas OrganisasiSiti Sahati
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikBadrotuz Zahro
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikIsmail M
 
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisBMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
 

What's hot (20)

STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIASTRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
STRATEGI PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
 
Sejarah Pasar Modal
Sejarah Pasar Modal Sejarah Pasar Modal
Sejarah Pasar Modal
 
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomiPerekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
 
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam BisnisLatar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
Latar Belakang & Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
 
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatPengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
 
Bentuk Organisasi Usaha
Bentuk Organisasi UsahaBentuk Organisasi Usaha
Bentuk Organisasi Usaha
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen KeuanganBMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
BMP EKMA4213 Manajemen Keuangan
 
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-finalPedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
Pedoman teknis ppmk 31 agust 2012 revisi 4-final
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
 
Pendekatan Efektivitas Organisasi
Pendekatan Efektivitas OrganisasiPendekatan Efektivitas Organisasi
Pendekatan Efektivitas Organisasi
 
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publikperan pemerintah dalam penyediaan barang publik
peran pemerintah dalam penyediaan barang publik
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
 
4.proses perencanaan
4.proses perencanaan4.proses perencanaan
4.proses perencanaan
 
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisBMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 

Similar to Dampak kebijakan makro ekonomi

pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangSukma Kenangan
 
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxPPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxDindaSyahdaini
 
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggarTegar Adi
 
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)mahasiswaunida
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatYesica Adicondro
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranSelfia Dewi
 
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkanTegar Adi
 
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterBab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterxNet8
 
Pe Makro 10 Ad Dan Inflasi
Pe Makro 10 Ad Dan InflasiPe Makro 10 Ad Dan Inflasi
Pe Makro 10 Ad Dan InflasiDiarta
 
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdfniputuderayanthi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptsayifullahsayifullah
 
Pertemuan ke ii iii ht w n d s e
Pertemuan ke ii   iii ht w n d s ePertemuan ke ii   iii ht w n d s e
Pertemuan ke ii iii ht w n d s estephaniejessey
 
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxSenLord
 

Similar to Dampak kebijakan makro ekonomi (20)

pasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barangpasar uang dan pasar barang
pasar uang dan pasar barang
 
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptxPPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
PPT Kel. 4 Permintaan Agegat II.pptx
 
Teori makro-i
Teori makro-iTeori makro-i
Teori makro-i
 
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar
4877828.ppt ekonomi tertier inflasi dan penggar
 
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
2964746.ppt review mata kuliah yang akan di tayangkan
 
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneterBab 6 kebijakan fiskal & moneter
Bab 6 kebijakan fiskal & moneter
 
Pe Makro 10 Ad Dan Inflasi
Pe Makro 10 Ad Dan InflasiPe Makro 10 Ad Dan Inflasi
Pe Makro 10 Ad Dan Inflasi
 
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf
2. pengangguran, inflasi dan kebijakan pemerintah.pdf
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
 
Pertemuan ke ii iii ht w n d s e
Pertemuan ke ii   iii ht w n d s ePertemuan ke ii   iii ht w n d s e
Pertemuan ke ii iii ht w n d s e
 
Pasar uang
Pasar uangPasar uang
Pasar uang
 
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptxTEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
TEORI KEYNES PASAR TENAGA KERJA_4 (1).pptx
 

Dampak kebijakan makro ekonomi

  • 1. Dampak Kebijakan Makro Ekonomi Dalam Perekonomian Tertutup Untuk menjelaskan bagaimana dampak kebijakan makroekonomi terhadap pendapatan atau output nasional, dalam kesempatan ini digunakan model IS-LM dan model penawaran dan permintaan agregat (AS-AD model) sebagai suatu kerangka kerja. Dalam hal ini, pembahasan mengenai dampak kebijakan makroekonomi akan dibatasi hanya pada kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saja a. Dampak Kebijakan Fiskal Untuk menjelaskan bagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap pendapatan nasional, diasumsikan pemerintah menJalankan atau menerapkan suatu kebijakan fiskal yang ekspansif (expansionary fiscal policy), yaitu melalui peningkatan pengeluaran pemerintah (G). Dengan adanya kenaikan pengeluaran. maka permintaan agregat (AD) akan naik, atau dalam kerangka model AS-AD akan menyebabkan kurva AD bergeser ke kanan. Dengan kurva AS yang tertentu, maka bergesernya kurva AD ke kanan, akan menyebabkan baik tingkat harga (P) maupun tingkat pendapatan (Y) mengalami kenaikan (lihat gambar 9.l .b). Naiknya permintaan agregat (AD) yang disebabkan olch kenaikan dalam pengeluaran pemerintah (G), dalam kerangka model IS-LM akan mendorong kurva IS bergeser ke kanan, dan hal ini pada gilirannya akan mendorong, baik tingkat bunga (1) maupun tingkat pendapatan (Y) di dalam perekonomian mengalami kenaikan pula (lihat gambar 9.1.a). Dengan adanya kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G), maka IS akan bergeser ke kanan dari IS0 (G0) ke IS1 (G1), yang menyebabkan tingkat bunga dan pendapatan atau output naik masing-masing dari i0 ke i1 dan Y0 ke Y1. (lihat gambar 9.1.a). Pada gambar 9.1.b, terlihat bahwa dengan adanya kenaikan pengeluaran pemerintah dari G0 ke G1, telah menyebabkan kurva AD bergeser dari AD0 (G0) ke AD1(G1), yang selanjutnya menyebabkan baik tingkat output (Y) maupun tingkat harga (P) naik masing-masing dari Y0 ke Y, dan P0 ke P1. Bagaimana kalau sebaliknya pemerintah menurunkan pengeluaran (G) nya, artinya pemerintah dalam hal ini menerapkan suatu kebijakan fiskal yang kontraktif (con tractionary fiscal policy) ? Dengan turunnya pengeluaran pemerintah (G), maka dengan asumsi ceteris paribus, hal ini akan menyebabkan permintaan agregat (AD) turun, atau kurva permintaan agregat (AD) akan bergeser ke kiri. Dengan kurva penawaran agregat (AS) yang tertentu, maka bergesernya kurva AD ke kiri akan mengakibatkan baik tingkat harga (P) maupun tingkat pendapatan (Y) mengalami penurunan. Turunnya AD yang disebabkan oleh penurunan di dalam pengeluaran pemerintah, dalam kerangka model IS-LM akan menyebabkan kurva IS bergeser ke kiri, yang selanjutnya menyebabkan baik tingkat bunga (i) maupun pendapatan (Y) akan mengalami penurunan pula. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat diikuti lebih jauh melalui gambar 9.2.a dan 9.2.b. berikut.
  • 2. b. Dampak Kebijakan Moneter Anggaplah pemerintah menjalankan atau menerapkan suatu kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary policy), yaitu melalui peningkatan jumlah uang beredar (money supply atau Ms) di dalam perekonomian. Dengan adanya ekspansi moneter tersebut, akan menyebabkan tingkat bunga (i) turun, dan yang pada gilirannya mendorong investasi (I) naik, dan naiknya investasi selanjutnya menyebabkan permintaan agregat (AD) juga mengalami kenaikan. Dalam kerangka model IS-LM, naiknya permintaan agregat (AD) yang disebabkan oleh kenaikan di dalam jumlah uang beredar tadi, akan mendorong kurva LM bergeser ke kanan. Sebagai akibatnya, tingkat bunga (i) akan turun, namun pendapatan (Y) sebaliknya mengalami kenaikan. Dalam kerangka model AS-AD, adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) yang menyebabkan kurva AD bergeser ke kanan, (dengan kurva AS yang tertentu), telah menyebabkan baik tingkat pendapatan (Y) maupun tingkat harga (P) di dalam perekonomian juga mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 9.3.a. dan 9.3.b. dimana dengan adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) dari dari Ms0 menjadi Ms1, telah menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1). Dengan kurva IS yang tertentu, maka kenaikan di dalam jumlah uang beredar yang menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan itu telah mendorong tingkat bunga (1) turun dari l0 menjadi 11, dan pendapatan (Y) akan naik dari Y0 ke Y1 (gambar 9.3.a). Pada gambar 9.3.b. tampak bahwa dengan adanya kenaikan di dalam jumlah uang beredar, telah menyebabkan kurva permintaan agregat (AD) bergeser dari AD0 (Ms0) keADl, (Msl), yang selanjutnya mengakibatkan tingkat harga (P) naik dari P0 ke P1, dan pendapatan (Y) juga naik dari Y0 ke Y1.
  • 3. Sebaliknya, apabila sekarang pemerintah menjalankan suatu kebijakan moneter kontraktif (contractionary monetary policy) yaitu dengan mengurangi jumlah uang beredar (Ms) di dalam perekonomian, dalam kerangka model AS-AD akan menyebabkan kurva AD bergeser ke kiri. Dengan kurva AS yang tertentu, bergesernya kurva AD ke kiri akan menyebabkan tingkat harga dan pendapatan turun (lihat gambar 9.4a dan 9.4b) ringkas dapat disimak lebih jauh dalam table 9.1 berikut Table 9.1; Dampak Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter terhadapa Output dan tingkat Bunga
  • 4. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Keefektifan (effectiveness) dari suatu kebijakan, apakah itu kebijakan fiskal ataupun kebijakan moneter biasanya diukur dari seberapa besar dampak kebi jakan tersebut terhadap pendapatan dan tingkat bunga. Secara umumnya, keefektifan dari kebijakan fiskal dan moneter biasanya dipengaruhi oleh elastisitas investasi terhadap tingkat bunga (interest elasticity of investment) atau slope kurva IS dan elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga (interest elasticity of money demand) atau slope kurva LM. a. Kebijakan Fiskal Dan Slope Kurva Is Semakin elastis permintaan investasi terhadap tingkat bunga, maka kurva IS akan semakin landai (flatter), dan kebijakan moneter akan semakin efektif. Sebaliknya, kebijakan moneter semakin tidak efektif Hal dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar 9.5. berikut. Gambar 9.5: Kebijakn Moneter dan Slope Kurva IS Gambar 9.5. di atas tampak bahwa kebijakan moneter ekspansl yang dilakukan melalui penambahan jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian telah menyebabkan kurva LM bergeser dari IM0(Ms0) ke LM1 (Ms1). Dengan kondisi kurva IS yang landai (elastic), kenaikan jumlah uang beredar tersebut telah menyebabkan tingkat pendapatan (Y) naik dari Y0 ke Y1, tetapi tingkat bunga (i) hanya turun sebesar dari i0 ke i1, Sebaliknya pada saat kurva IS tegak (inelastic), kenaikan jumlah uang beredar tersebut. hanya menyebabkan tingkat pendapatan naik dari Y0 ke Y2, sementara tingk bunga turun dari i0 ke 12, dimana Y0Y2 < Y0Y1, Dengan demikian jelas bahwa ketika kurva IS adalah landai yang berarti permintaan investasi bersifat elastis: terhadap tingkat bunga, maka pada saat itu kebijakan moneter menjadi semaki efektif.