Presentasi ini menyajikan sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia sejak abad ke-19 hingga saat ini. Pasar modal Indonesia dimulai dengan didirikannya Bursa Efek di Batavia pada 1912 oleh Belanda. Setelah mengalami beberapa kali penutupan dan pembukaan kembali akibat perang dunia dan konfrontasi, pasar modal diaktifkan kembali pada 1977. Pada 2007, Bursa Efek Jakarta dan Surabaya bergabung menjadi Bursa Efek
Struktur Pasar Modal dan penjelasannya yang baru. Semoga membantu. Dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas presentasi Ekonomi Bab 4 Semester 2 kelas XI. Terima kasih :D
Struktur Pasar Modal dan penjelasannya yang baru. Semoga membantu. Dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas presentasi Ekonomi Bab 4 Semester 2 kelas XI. Terima kasih :D
-sejarah pasar modal indonesia
-pengertian pasar modal
-peran serta manfaat dari pasar modal
-organisasi terkait dengan pasar modal
-struktur pasar modal yang ada di indonesia
1. Presentasi Sejarah Pasar Modal
oleh kelompok 2
Fitri Nurdianti
Dewy kusuma
Virda Agung Lesmana
Isniatul
Afdatuk
2. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Kegiatan jual beli saham dan obligasi sebenarnya telah
dimulai pada abad XIX. Pada tanggal 14 Desember 1912,
Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa di
Batavia. Bursa ini merupakan bursa tertua keempat di Asia,
setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Bursa yang
dinamakan Vereniging voor de Effectenhandel,
memperjualbelikan saham dan obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia,
obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja),
sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang
diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta
efek perusahaan Belanda lainnya (Rusdin, Pasar Modal,
Bandung; Alfabeta, 2006, hal 4).
3. Minat masyarakat terhadap pasar modal mendorong
didirikannya bursa di kota Surabaya (11 Juni 1925) dan
Semarang (1 Agustus 1925). Perkembangan pasar modal
pada saat itu, terlihat dari nilai efek yang mencapai NIF 1,4
milyar, pun demikian perkembangan pasar modal ini
mengalami penyurutan akibat Perang Dunia II. Akibatnya,
pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untuk
memusatkan perdagangan efeknya di Batavia dan menutup
bursa efek di Semarang dan Surabaya. Pada tanggal 17
Mei 1940, secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek
ditutup.
4. Di masa kemerdekaan, pada tahun 1950, pemerintah
mengeluarkan obligasi Republik Indonesia, yang
menandakan mulai aktifnya Pasar Modal Indonesia. Pada
tanggal 31 Juni 1952, Bursa Efek di Jakarta dibuka
kembali. Penyelenggaraan tersebut kemudian diserahkan
kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efeknya
(PPUE). Namun pada tahun 1958, terjadi kelesuan dan
kemunduran perdagangan di Bursa, akibat konfrontasi
pemerintah dengan Belanda. Pemerintah di masa Orde
Baru, berusaha untuk mengembalikan kepercayaan rakyat
terhadap nilai mata uang Rupiah. Pemerintah melakukan
persiapan khusus untuk membentuk pasar modal. Pada
tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam (Badan
Pembina Pasar Modal) dan PT Danareksa.
5. Hal tersebut menunjukkan keseriusan
pemerintah untuk membentuk Pasar Uang dan
Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977,
berdasarkan Keppres RI No 52/ 1976, pasar
modal diaktifkan kembali. Perkembangan pasar
modal selama tahun 1977–1987, mengalami
kelesuan. Pada tahun 1987-1988, pemerintah
menerbitkan paket-paket deregulasi. Paket
deregulasi ini adalah: Paket Desember 1987
(Pakdes 87), Paket Desember 1988 (Pakto 88),
dan Paket Desember 1988 (Pakdes 88).
Penerbitan paket deregulasi ini menandai
liberalisasi ekonomi Indonesia. Dampak dari
adanya ketiga kebijakan tersebut, pasar modal
Indonesia menjadi aktif hingga sekarang.
6. Pasar Modal IndonesIa dewasa InI
Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi
perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting
dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.
Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai
dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pun demikian,
di Indonesia, ternyata pasar modal masih didominasi oleh
pemodal asing. Idealnya, dalam pasar modal perlu ada
keseimbangan antara pemodal asing dengan pemodal lokal.
Pasar modal Indonesia masih dianalogikan dengan arena
judi, bukan sebagai sarana investasi. Akibatnya, hal ini
menyebabkan peningkatan fluktuasi dan merugikan investor
minoritas.
7. Indonesia memiliki 2 bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya (BES), yang masing-masing dijalankan oleh perseroan
terbatas. Pada September 2007, Bursa Efek Jakarta dan Surabaya
digabungkan (merger) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui merger
ini diharapkan dapat makin memberikan peluang bagi perusahaan ke pasar
modal.
Melalui penggabungan ini, biaya pencatatan menjadi lebih murah, karena
hanya mencatatkan saham secara single listing, sudah terakreditasi pada
BEI. Sementara itu, bagi anggota bursa, dengan menjadi anggota bursa
atau pemegang saham BEI, akan langsung menembus pasar. Bagi investor
penggabungan ini menjadikan makin banyaknya pilihan investasi, karena
tidak ada lagi pembedaan pasar BES dan BEJ, karena produk investasi
ditawarkan dalam satu atap, BEI.
8. sejarah Pasar Modal IndonesIa
• Sejarah pasar modal Indonesia bermula pada tahun 1912 dengan Bursa
Efek yang didirikan oleh Belanda di Batavia dengan nama Vereniging Voor
De Effecten. Kemudian dilanjutkan dengan didirikannya bursa di Surabaya
dan Semarang pada tahun 1925. Namun akibat Perang Dunia II, semua
bursa ditutup. Pada tahun 1950 diaktifkan kembali dan kembali
diberhentikan pada tahun 1958. Pada tanggal 10 Agustus 1977 pasar modal
kembali diaktifakan. Saham pertama yang diperdagangkan adalah saham
PT Semen Cibinong.
9. Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading
System). Suatu system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis
me-match kan antara harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya
JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan menggunakan
“papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham.
Perdagangan saham berubah menjadi scripless trading, yaitu
perdagangan saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan saham)Lalu
dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem
Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh.
Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada
akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia.