Modul ini memberikan panduan untuk membangunkan modul kelompok berdasarkan satu teori psikologi. Ia menekankan pada empat komponen utama: 1) prinsip asas teori, 2) matlamat kelompok, 3) peranan pemimpin, dan 4) proses kelompok beserta aktiviti. Contoh lengkap diberikan berdasarkan teori Adler.
6, kewirausahaan, chintya desviani, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpi...Chintya Desviani
Â
Nama : Chintya Desviani 44215110042
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Public Relations
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.
6, kewirausahaan, chintya desviani, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpi...Chintya Desviani
Â
Nama : Chintya Desviani 44215110042
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Public Relations
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
Â
Modul tetang bangunlah jiwa raganya , pada tahap Face C awal di kelas 5 dengan dimensi ketakwaan , akhlak mulia, mandii dan bernalar kritis membangun karakter siswa untuk dapat lebih mudah menjalankan keistiqomahan ibadah yang sebelumnya sudah dilakukan.
Pada kegiatan ini siswa diajak untuk mengenal alasan mengapa harus istiqomah dalam ibadah? Melalui gambar dan media slide presentasi. Kemudian siswa diberikan motivasi untuk melakukan sholat tepat waktu. Setelah mengetahui alasan dan tumbuh kesadaran untuk sholat tepat waktu, kemudian kegiatan selanjutnya siswa melakukan eksplorasi menggunakan media HP, laptop, dan koneksi internet tentang perintah sholat kemudian berkreasi membuat pajangan perintah sholat dan dipajang di tempat-tempat tertentu, selanjutnya diberikan pengetahuan dan siraman rohani tentang pentingnya sholat melalui pemutaran video dari ustad, Abul Somad, dan Adi Hidayat.
Kegiatan projek pembiasaan keseharian yang dilakukan setiap hari dari hari ke hari tumbuh kebiasaan baik dan disiplin dalam waktu sholat juga bertambah ilmu tentang sholatnya dan beramal jariyah. Melalui praktik sholat, praktik membersihkan mushola dan pengamatan lingkunan mushola sekolah dimana fasilitator mengecek kontrol sholat, shodaqoh dan mengamati proses diskusi siswa. Kemudian pembiasaan ini bukan hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di rumah melalui catatan kontrol harian sholat dan shodaqoh dengan bantuan kontroling dari orang tua. Setelah siswa melakukan pembiasaan ini, selanjutnya siswa mengajak orang lain (teman-teman) melalui kegiatan bersih-bersih mushola, dilengkapi atribut kampanye yang berisi Menjaga kebersihan tempat ibadah dan berlomba dalam berbuat baik. Setelah melalui serangkaian kegiatan dari hari ke hari siswa membagikan pengalamannya dalam sebuah cetita yang dirancang secara berkelompok dan di pusblish di sosial media sekolah.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Regulasi Diri
Sama sekali tidak Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan adanya sedikit Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Menunjukkan sudah ada usaha Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu Sudah terbiasa Mengidentifikasi faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam pelaksanaan disiplin sholat tepat waktu.
Elemen Belum berkembang Mulai berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat berkembang
Akhlak Beragama Sama sekali tidak memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan tidak melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang 5 waktu Menunjukkan ada sedikit memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sembahyang kurang dari 3 waktu Menunjukkan sudah memiliki Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan dan melaksanakan (wudhu, gerakan) ritual ibadah atau sho
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MODUL KELOMPOK
Pilih satu teori dan bina satu modul yang berlandaskan teori yang dipilih.
Modul mestilah mengandungi:
1. Prinsip-prinsip asas teori yang dipilih
2. Matlamat kelompok berdasarkan teori yang dipilih
3. Peranan pemimpin
4. Proses kelompok (setiap proses kelompok perlu disediakan satu aktiviti
bimbingan yang boleh dijalankan di dalam kelompok)
Contoh:
MODUL KELOMPOK ADLER
1. Prinsip-prinsip asas teori Adler
i. Manusia dimotivasikan oleh minat sosial di mana kita perlu memberikan
manfaat kepada orang lain untuk mewujudkan hubungan yang bermakna
dalam hidup bermasyarakat
ii. Manusia bersifat holistik dan lengkap dengan ciri-ciri seperti perasaan, tret,
tingkah laku, karakteristik, sikap dan banyak lagi.
iii. Persepsi manusia adalah subjektif mengikut pengalaman mereka yang mereka
lalui
iv. Setiap tindakan manusia mempunyai tujuan dan matlamatnya sendiri iaitu
bergerak dari perasaan inferior kepada superior
v. Manusia sentiasa cuba mencapai kesempurnaan dengan menggunakan
kreativiti dan keazaman diri
vi. Keluarga memainkan peranan penting dalam pembentukan personaliti
semasa zaman kanak-kanak di mana peranan dan taraf seorang anak boleh
mempengaruhi personalitinya semasa dewasa
vii. Gaya hidup yang sihat penting dalam kehidupan dan dipengaruhi oleh
didikan awal dalamkeluarga.
2. Matlamat kelompok Adler
i. Menumpukan kepada isu-isu yang berasaskan keluarga
2. ii. Membantu ahli menangani persepsi diri sendiri yang negatif dan
mempromosikan sikap kerjasama dalamkalangan ahli
iii. Membentuk ahli yang lebih berorientasikan minat sosial dan mempunyai
matlamat yang jelas pada akhir sesi
iv. Membantu ahli meneroka alternatif dan menggalakkan mereka mengambil
tindakan
3. Peranan pemimpin kelompok Adler
i. Membina hubungan yang baik dengan ahli kelompok
ii. Bersikap positif dan sentiasa memberi galakan untuk ahli mencapai
perubahan
iii. Mahir mencabar sebarang pemikiran tidak rasional klien
iv. Bantu ahli memahami cara hidup dan gaya hidup masa kini klien
v. Bantu klien berubah ke arah gaya hidup yang lebih sihat
vi. Menggunakan dinamika kelompok bagi memudahkan ahli kelompok
membantu diri sendiri
vii. Menggunakan teknik berorientasikan tindakan bagi meransang perubahan
dalam diri klien.
4. Proses dan Fasa Kelompok Adler
Peringkat Kelompok Proses Sesi
Peringkat
Pengenalan
Membina dan Mengekalkan Hubungan Terapeutik
Dengan Ahli
Sesi pertama
hingga sesi
ketiga
Peringkat
Peralihan
Meneroka dinamik individu – teroka gaya hidup
individu, hubungan kekeluargaan, pengalaman
awal, superiority dan kekuatan ahli.
Sesi keempat
hingga sesi
keenam
Peringkat
Penerokaan
Mendorong kefahaman diri dan celik akal- fokus
kepada here and now. Fahami responsibility dan
respect serta cuba memotivasikan diri.
Sesi ketujuh
hingga sesi
kelapan
Peringkat
Pelaksanaan
Membantu untuk orientasi semula- beri dorongan
yang berterusan agar klien rasa kepunyaan dan
dihargai dan bina matlamat
Sesi kesembilan
hingga sesi
kesepuluh
Peringkat
Penamatan
Kontrak bersama klien- bertindak dan ukur Sesi kesebelas
hingga sesi ke
dua belas
3. *Bina satu aktiviti untuk setiap peringkat dalam proses kelompok yang dinyatakan.
CONTOH:
Aktiviti bimbingan yang berasaskan teori Adler
NAMA MODUL: MODUL PENGURUSAN DIRI
1. Peringkat Pengenalan:
Membina dan mengekalkan hubungan terapeutik dengan ahli
Aktiviti 1: Ice Breaking
Tajuk aktiviti: Introducing Yourself
Masa: 1 Jam
Bahan-bahan: Bola
Bilangan ahli: 8 orang
Objektif:
i. Untuk membina hubungan antara ahli kelompok
ii. Untuk menguji kekuatan ingatan ahli kelompok tentang maklumat diri
ahli yang lain
Langkah-langkah:
i. Ahli diminta duduk dalam satu bulatan
ii. Ahli diminta untuk menceritakan tentang diri mereka
iii. Ahli diberikan satu bola dan perlu membaling bola tersebut kepada
sesiapa sahaja yang diinginkan
iv. Ahli yang menerima bola perlu menceritakan semula tentang diri ahli
yang membaling bola
Perbincangan/Refleksi:
i. Adakah ahli peka dengan perkongsian ahli lain?
4. ii. Apakah yang ahli dapat daripada aktiviti ini?
iii. Untuk membina hubungan yang baik, kita perlulah mengenali dengan
lebih mendalam tentang ahli yang lain supaya dapat mewujudkan
kepercayaan antara satu sama lain.
2. Peringkat Peralihan
Meneroka dinamik individu – teroka gaya hidup individu, hubungan kekeluargaan,
pengalaman awal, superiority dan kekuatan ahli.
Contoh aktiviti:
- Pilih kad superhero dan kaitkan dengan diri anda
3. Peringkat Penerokaan
Mendorong kefahaman diri dan celik akal- fokus kepada here and now. Fahami
responsibility dan respect serta cuba memotivasikan diri.
Contoh aktiviti:
- larva on the floor
4. Peringkat Pelaksanaan
Membantu untuk orientasi semula- beri dorongan yang berterusan agar klien rasa
kepunyaan dan dihargai dan bina matlamat
Contoh aktiviti:
- Poison box – saya lima/sepuluh tahun akan datang
5. Peringkat Penamatan
Kontrak bersama klien- bertindak dan ukur
Contoh aktiviti:
- SMART idea box- Specific, measureable, achievable, realistic, dan timely
*pelajar perlu memperincikan setiap aktiviti seperti yang ditunjukkan dalam aktiviti pada
peringkat pengenalan di atas.