For a country, the existence of a coastline has an important value because it acts as a protection for marine resources and determines maritime boundaries between countries. There are various methods used for coastline analysis, both manual by digitizing and automatic by edge detection. This study compares the Normalized Difference Water Index (NDWI) method with the Sobel filter for coastline extraction in the South Coast of Sampang, Madura using Landsat 8 imagery. The best approach is then applied to the image to determine changes in coastlines from 2015 to 2020. This research shows that visually, the NDWI method produces better edges than the Sobel filter because the resulting lines are close to the original conditions in Landsat 8 or Basemap World Imagery. Sobel filter, the resulting accuracy is not very good. It does not approach field conditions, but this filter has the advantage of a relatively fast processing time because it can use a single band. Then the NDWI value generated in this study has a range of -0.497121 to 0.377046. The first class, which is a non-water body object, has a value of -0.497121 to 0. Then the second class, which is a body of water object, has a value of 0 to 0.377046. The coastline change for five years shows a shift in the coastline with a range of 0.62 to 2.75 meters. The Landsat 8 pixel size is 30 meters, while the shift is only <3 meters. So that this experiment does not show any significant coastline changes. Suggestions for further research: It is necessary to conduct a study using high-resolution imagery to confirm changes in the coastline accurately.
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
Model aliran air tanah di timur Cekungan Bandung digunakan untuk memprediksi penyebaran polutan dari industri tekstil. Pemodelan menunjukkan bahwa secara umum polutan akan bergerak ke arah selatan, dengan variasi lokal ke tenggara dan barat daya, mengikuti arah aliran air tanah bawah tanah.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGLuhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membahas peranan, kelebihan, dan kelemahan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) dalam memperoleh informasi sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Teknik ini telah banyak digunakan untuk memberikan informasi potensi perikanan, kesesuaian lahan budidaya laut, identifikasi sumber daya pesisir, dan analisis lingkungan laut. Kelebihan teknik ini adalah mampu memetakan da
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Sedimen merupakan bahan penting dalam membentuk morfologi pesisir. Sampel sedimen diambil untuk menganalisis komposisi dan sumbernya, serta mempelajari perubahan morfologi pesisir akibat proses erosi, transportasi, dan deposisi sedimen."
1. Makalah ini membahas tentang peran hidrografi dalam pengukuran arus dan analisis sedimen.
2. Hidrografi dapat digunakan untuk mengukur arus dengan pendekatan mekanik menggunakan alat ukur seperti current meter atau pendekatan akustik menggunakan peralatan seperti ADCP.
3. Hidrografi dapat digunakan untuk menganalisis sedimen dengan mengukur karakteristik seperti ukuran butir,
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
Model aliran air tanah di timur Cekungan Bandung digunakan untuk memprediksi penyebaran polutan dari industri tekstil. Pemodelan menunjukkan bahwa secara umum polutan akan bergerak ke arah selatan, dengan variasi lokal ke tenggara dan barat daya, mengikuti arah aliran air tanah bawah tanah.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGLuhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membahas peranan, kelebihan, dan kelemahan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) dalam memperoleh informasi sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Teknik ini telah banyak digunakan untuk memberikan informasi potensi perikanan, kesesuaian lahan budidaya laut, identifikasi sumber daya pesisir, dan analisis lingkungan laut. Kelebihan teknik ini adalah mampu memetakan da
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Sedimen merupakan bahan penting dalam membentuk morfologi pesisir. Sampel sedimen diambil untuk menganalisis komposisi dan sumbernya, serta mempelajari perubahan morfologi pesisir akibat proses erosi, transportasi, dan deposisi sedimen."
1. Makalah ini membahas tentang peran hidrografi dalam pengukuran arus dan analisis sedimen.
2. Hidrografi dapat digunakan untuk mengukur arus dengan pendekatan mekanik menggunakan alat ukur seperti current meter atau pendekatan akustik menggunakan peralatan seperti ADCP.
3. Hidrografi dapat digunakan untuk menganalisis sedimen dengan mengukur karakteristik seperti ukuran butir,
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
Kajian ini menganalisis transformasi penjalaran gelombang di Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu melalui pengukuran lapangan dan simulasi model. Hasil pengukuran menunjukkan tinggi gelombang 1,6 m dan periode 7,75 detik. Simulasi menunjukkan gelombang tertinggi terjadi pada musim timur dan peralihan II dengan tinggi masing-masing 2,23 m dan 2 m. Gelombang berasal dari barat laut dan selatan. Simulasi menunjukkan refraksi
Dokumen tersebut membahas penggunaan penginderaan jauh untuk perlindungan terumbu karang dan aplikasinya dalam konservasi lingkungan. Penginderaan jauh digunakan untuk memantau suhu permukaan laut dan memetakan habitat terumbu karang secara 3D untuk memprediksi biomassa dan keanekaragaman hayati.
Dokumen tersebut membahas penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan terumbu karang di seluruh perairan Indonesia agar dapat mengelola sumber daya terumbu karang secara efektif dan efisien. Pemetaan dilakukan menggunakan citra satelit Landsat-TM untuk menghasilkan data luasan dan sebaran terumbu karang secara nasional. Pemetaan dilaksanakan dalam dua tahap untuk berbagai wilayah di Indonesia.
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Teks tersebut merupakan studi karakteristik pasang surut di pesisir selatan dan utara Kabupaten Sumenep, Madura. Menggunakan metode Least Square, didapatkan bahwa pesisir selatan memiliki tipe pasang surut campuran semi-diurnal, sedangkan pesisir utara bersifat diurnal. Perbedaan tipe tersebut disebabkan kondisi geografis wilayah masing-masing.
Comparison of Admiralty and Least Square Methods for Tidal Analysis in Mandan...Luhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membandingkan hasil analisis pasang surut di Pulau Mandangin, Jawa Timur menggunakan metode Admiralty dan Least Square. Kedua metode menghasilkan tipe pasang surut yang sama, yaitu campuran dengan kecenderungan semidiurnal, meskipun terdapat perbedaan nilai amplitudo komponen harmonik antara kedua metode.
Makalah ini membahas survei hidrografi dan bagaimana survei tersebut bermanfaat untuk menggambarkan dasar perairan guna pengembangan infrastruktur konektivitas maritim Indonesia. Survei hidrografi dapat menganalisis potensi sumber daya kelautan Indonesia serta mendukung pengembangan sektor perikanan, pariwisata bahari, dan transportasi laut.
Metoda magnetik mengukur variasi intensitas medan magnetik bumi akibat adanya variasi distribusi bahan magnetik di bawah permukaan. Pengukuran dilakukan di lapangan dan base menggunakan alat magnetometer dan SCINTREX. Data diolah untuk menafsirkan distribusi bahan magnetik dan geologi di bawah permukaan."
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Luhur Moekti Prayogo
Computerization has an essential role in the field of remote sensing. Various methods for automatic coastline analysis continue to develop. This study aims to determine the performance of three methods, namely Roberts' Filter, Segmentation, and Band Ratio on Landsat 8 imagery, in producing land edges that are directly adjacent to the sea area (coastline). This study shows that the non-fusion image, the resulting edge, is less sharp than the fused image in the Roberts' filter method. The use of a 2x2 matrix on the Roberts' filter, the range of values from 0.52 to 0.56 in the segmentation method, and the Green Band Ratio - Near-Infrared produce various accuracy. The best method is produced by Band Ratio, where the edge detection results are close to the image's actual conditions. Meanwhile, unsatisfactory results are produced by the segmentation method.
Metode Semi Analitis Multikanal untuk Estimasi Kedalaman Perairan Dangkal di ...Luhur Moekti Prayogo
Studi ini mengestimasi kedalaman perairan dangkal di Kepulauan Karimunjawa dengan menggunakan metode Semi Analitis Multi Kanal pada citra satelit Worldview 3 dan Landsat 8. Metode ini memanfaatkan hubungan antara nilai kedalaman dengan reflektansi permukaan pada beberapa kanal spektrum. Hasilnya menunjukkan model terbaik menggunakan kanal biru dan hijau, dengan citra Worldview 3 lebih akurat untuk kedalaman 0-5 meter
Penerapan Metode Least Square untuk Analisis Harmonik Pasang Surut Air Laut d...Luhur Moekti Prayogo
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut secara periodik akibat gaya tarik antar benda langit yaitu bumi, bulan dan matahari. Pengetahuan mengenai pasang surut penting dilakukan karena setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing dan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat wilayah pesisir seperti pelayaran, tambak garam dan penangkapan ikan. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana lima wilayahnya yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, yaitu kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang. Kelima kecamatan tersebut merupakan tepat aktivitas yang berkaitan dengan pelayaran dan navigasi serta pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut air laut di perairan Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Least Square atau Kuadrat Terkecil. Data pasang surut yang digunakan yaitu data pada bulan Januari 2021 yang mewakili data musim penghujan (angin muson barat) dan data bulan Agustus 2021 yang mewakili data musim kemarau (angin muson timur) yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan interval satu jam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut wilayah perairan Tuban yaitu Diurnal atau Harian Tunggal dengan bilangan Formzahl sebesar 5.65 dan 10.25. Pada musim barat, pasang tertinggi terjadi pada awal dan pertengahan bulan. Sedangkan surut terendah terjadi di sekitar tanggal 7-9 dan 21-25 Januari 2021. Sedangkan pada musim timur, pasang tertinggi terjadi pada 7-13 dan 19-25 Agustus 2021 dan surut terendah terjadi pada 15-17 Agustus 2021. Komponen harmonik cenderung lebih besar pada komponen pembentuk pasang surut Diurnal yaitu K1, O1, dan P1.
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
Kajian ini menganalisis transformasi penjalaran gelombang di Pantai Tapak Paderi Kota Bengkulu melalui pengukuran lapangan dan simulasi model. Hasil pengukuran menunjukkan tinggi gelombang 1,6 m dan periode 7,75 detik. Simulasi menunjukkan gelombang tertinggi terjadi pada musim timur dan peralihan II dengan tinggi masing-masing 2,23 m dan 2 m. Gelombang berasal dari barat laut dan selatan. Simulasi menunjukkan refraksi
Dokumen tersebut membahas penggunaan penginderaan jauh untuk perlindungan terumbu karang dan aplikasinya dalam konservasi lingkungan. Penginderaan jauh digunakan untuk memantau suhu permukaan laut dan memetakan habitat terumbu karang secara 3D untuk memprediksi biomassa dan keanekaragaman hayati.
Dokumen tersebut membahas penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan terumbu karang di seluruh perairan Indonesia agar dapat mengelola sumber daya terumbu karang secara efektif dan efisien. Pemetaan dilakukan menggunakan citra satelit Landsat-TM untuk menghasilkan data luasan dan sebaran terumbu karang secara nasional. Pemetaan dilaksanakan dalam dua tahap untuk berbagai wilayah di Indonesia.
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Teks tersebut merupakan studi karakteristik pasang surut di pesisir selatan dan utara Kabupaten Sumenep, Madura. Menggunakan metode Least Square, didapatkan bahwa pesisir selatan memiliki tipe pasang surut campuran semi-diurnal, sedangkan pesisir utara bersifat diurnal. Perbedaan tipe tersebut disebabkan kondisi geografis wilayah masing-masing.
Comparison of Admiralty and Least Square Methods for Tidal Analysis in Mandan...Luhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membandingkan hasil analisis pasang surut di Pulau Mandangin, Jawa Timur menggunakan metode Admiralty dan Least Square. Kedua metode menghasilkan tipe pasang surut yang sama, yaitu campuran dengan kecenderungan semidiurnal, meskipun terdapat perbedaan nilai amplitudo komponen harmonik antara kedua metode.
Makalah ini membahas survei hidrografi dan bagaimana survei tersebut bermanfaat untuk menggambarkan dasar perairan guna pengembangan infrastruktur konektivitas maritim Indonesia. Survei hidrografi dapat menganalisis potensi sumber daya kelautan Indonesia serta mendukung pengembangan sektor perikanan, pariwisata bahari, dan transportasi laut.
Metoda magnetik mengukur variasi intensitas medan magnetik bumi akibat adanya variasi distribusi bahan magnetik di bawah permukaan. Pengukuran dilakukan di lapangan dan base menggunakan alat magnetometer dan SCINTREX. Data diolah untuk menafsirkan distribusi bahan magnetik dan geologi di bawah permukaan."
Perbandingan Metode Roberts’ Filter, Segmentasi dan Band Ratio Pada Citra Lan...Luhur Moekti Prayogo
Computerization has an essential role in the field of remote sensing. Various methods for automatic coastline analysis continue to develop. This study aims to determine the performance of three methods, namely Roberts' Filter, Segmentation, and Band Ratio on Landsat 8 imagery, in producing land edges that are directly adjacent to the sea area (coastline). This study shows that the non-fusion image, the resulting edge, is less sharp than the fused image in the Roberts' filter method. The use of a 2x2 matrix on the Roberts' filter, the range of values from 0.52 to 0.56 in the segmentation method, and the Green Band Ratio - Near-Infrared produce various accuracy. The best method is produced by Band Ratio, where the edge detection results are close to the image's actual conditions. Meanwhile, unsatisfactory results are produced by the segmentation method.
Metode Semi Analitis Multikanal untuk Estimasi Kedalaman Perairan Dangkal di ...Luhur Moekti Prayogo
Studi ini mengestimasi kedalaman perairan dangkal di Kepulauan Karimunjawa dengan menggunakan metode Semi Analitis Multi Kanal pada citra satelit Worldview 3 dan Landsat 8. Metode ini memanfaatkan hubungan antara nilai kedalaman dengan reflektansi permukaan pada beberapa kanal spektrum. Hasilnya menunjukkan model terbaik menggunakan kanal biru dan hijau, dengan citra Worldview 3 lebih akurat untuk kedalaman 0-5 meter
Penerapan Metode Least Square untuk Analisis Harmonik Pasang Surut Air Laut d...Luhur Moekti Prayogo
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut secara periodik akibat gaya tarik antar benda langit yaitu bumi, bulan dan matahari. Pengetahuan mengenai pasang surut penting dilakukan karena setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing dan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat wilayah pesisir seperti pelayaran, tambak garam dan penangkapan ikan. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana lima wilayahnya yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, yaitu kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang. Kelima kecamatan tersebut merupakan tepat aktivitas yang berkaitan dengan pelayaran dan navigasi serta pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut air laut di perairan Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Least Square atau Kuadrat Terkecil. Data pasang surut yang digunakan yaitu data pada bulan Januari 2021 yang mewakili data musim penghujan (angin muson barat) dan data bulan Agustus 2021 yang mewakili data musim kemarau (angin muson timur) yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan interval satu jam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut wilayah perairan Tuban yaitu Diurnal atau Harian Tunggal dengan bilangan Formzahl sebesar 5.65 dan 10.25. Pada musim barat, pasang tertinggi terjadi pada awal dan pertengahan bulan. Sedangkan surut terendah terjadi di sekitar tanggal 7-9 dan 21-25 Januari 2021. Sedangkan pada musim timur, pasang tertinggi terjadi pada 7-13 dan 19-25 Agustus 2021 dan surut terendah terjadi pada 15-17 Agustus 2021. Komponen harmonik cenderung lebih besar pada komponen pembentuk pasang surut Diurnal yaitu K1, O1, dan P1.
Dokumen ini merupakan resensi jurnal ilmiah tentang ekstraksi data indeks vegetasi dari citra satelit ALOS untuk evaluasi ruang terbuka hijau di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan citra satelit dan SIG untuk menghitung indeks vegetasi NDVI, yang kemudian dihubungkan dengan kerapatan vegetasi lapangan untuk memetakan distribusi ruang terbuka hijau. Hasilnya menunjukkan b
Tesis ini membandingkan beberapa metode empiris untuk mengestimasi kedalaman perairan dangkal menggunakan citra satelit. Metode-metode tersebut diuji di sekitar pelabuhan Karimunjawa menggunakan citra Worldview-3 dan Sentinel-2A. Hasilnya menunjukkan metode rasio band hijau-biru Worldview-3 dan band hijau Sentinel-2A paling akurat dengan kesalahan rata-rata 1,526 meter dan 1,558 meter. Penelitian ini men
Studi ini menggunakan teknik penginderaan jauh dan SIG untuk menganalisis kerentanan air tanah dan banjir di beberapa wilayah. Metode penelitian mencakup pengolahan citra satelit untuk memetakan zona kerentanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasilnya berupa peta kerentanan yang dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya air dan pengelolaan lahan.
Dokumen tersebut merangkum hasil kajian lingkungan pasca bencana gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan Jawa tahun 2006. Kajian ini meliputi pemetaan kerusakan, survei kualitas lingkungan, dan rekomendasi untuk pemulihan lingkungan dan penataan kawasan. Hasilnya menunjukkan tingginya rendaman air tsunami hingga 500 meter dari pantai, kerusakan struktur bangunan, dan penurunan kualitas air akibat kontaminasi limbah.
Similar to Comparison of Normalized Difference Water Index (NDWI) and Sobel Filter Methods in Landsat 8 Imagery for Coastline Extraction (20)
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
Bangkalan Regency is one of Madura, East Java, where some of its areas are located in a coastal environment. The coastal environment can experience economic development due to the transportation aspect so that many industries have been established in that environment. Studies on oceanographic parameters are essential because management of coastal environments can not be separated from oceanographic information: The tides information about the tidal characteristics can be obtained after performing a harmonic analysis, which produces the value of harmonic components. This study analyses the residue and tidal harmonic components using the LP-Tides Matlab software in the Sepulu district, Bangkalan Regency, East Java. The data used are January 2021 data from the Geospatial Information Agency. This research shows that the main harmonic components generated include K2, M4, MS4, M2, S2, N2, K1, O1, and P1. The tidal type shows that the Sepulu district is a semi-diurnal type with a Formzahl number = 0.08566. The maximum observation and prediction data values for January 2021 in the Sepulu district are 978 and 1273.64 mm. The MSL value is 434 mm, with an average tidal residue value between the observation and predictive data = 166.01 mm. Then the calculation of the RMSE value and standard deviations are 12.88 and 125.90 mm
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
The purpose of this study is to increase a solid understanding for teachers of SDN Karangasem, Jenu about the basic concepts of AI, including how AI works, the types of algorithms used and teachers can overcome their lack of knowledge in utilization in improving the quality of learning and preparing students to face an increasingly connected and technology-oriented world. The method used by an extension is to increase teacher understanding of the importance of PTK in improving the quality of education. And the implementation of socialization regarding the process and steps in making PTK with the help of AI technology through GPT Chat media. The results obtained that advances in Artificial Intelligence Technology help teachers to create a learning process that is more exciting/interesting and not boring with various applications available and eases the task of teachers in the evaluation or administration process.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari jarak jauh tanpa kontak langsung menggunakan sensor. Penginderaan jauh memiliki keunggulan seperti dapat menangkap daerah luas, sifatnya permanen, dan dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti pertanian, kehutanan, dan pemetaan.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 1310210011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
Makalah ini membahas tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan, termasuk cara kerja, komponen, dan aplikasi penginderaan jauh untuk memantau kondisi laut dan sumber daya perikanan. Dijelaskan pula tantangan dan peran penginderaan jauh dalam pengelolaan sumber daya kelautan."
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Fajar Kurniawan, NIM : 1310210012, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Agus Vandiharjo, NIM : 1310210009, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Ristyan Tri Rahayu, NIM : 131021001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Saiful Mukminin, NIM : 1310210008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 1310210001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membahas sengketa wilayah Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang melibatkan beberapa negara. Sengketa ini timbul karena adanya klaim yang tumpang tindih atas kepulauan yang kaya sumber daya alam tersebut oleh Cina, Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Brunei sejak tahun 1980-an. Sengketa ini menimbulkan berbagai insiden militer dan memburuknya hubungan diplomatik antar negara yang terlibat. Penye
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
Cilacap merupakan kabupaten yang mempunyai luas area mencapai 225.360,840 ha yang terletak pada wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten ini menghadap langsung dengan Samudera Indonesia disebelah selatannya. Karakteristik elevasi harmonik suatu wilayah perairan bermanfaat untuk mengetahui interaksi pembentuk pasang surut pada wilayah tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan lingkungan lebih lanjut serta bangunan pantai dan kegiatan lain di wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer berupa data elevasi pasang surut yang terekam setiap jam selama satu 31 hari pada bulan Januari 2019. Analisis harmonik menggunakan T-Tide untuk mengekstrak komponen-komponen pasang surut. Komponen pasut yang dominan diantaranya Q1, O1, NO1, K1, N2, M2. Perairan cilacap memiliki tipe pasang surut yang diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran condong harian ganda dengan nilai indeks Formzahl sebesar 0.531856. Elevasi muka air laut di Perairan Cilacap MSL yang menunjukan nilai rata-rata muka air laut sebesar 3.46m, HAT 4.74m, MHWL 4.3m, MLWL 2.62m dan LAT 2.18m.
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
This document summarizes a study that compares land cover classification using decision trees and maximum likelihood classification algorithms on Landsat 8 satellite imagery of Surabaya and Bangkalan areas in Indonesia. Regions of interest were created for four land cover classes: vegetation, buildings, sea, and mixed. The decision trees method produced classification rules based on pixel values in red, green, and blue bands. Both methods achieved over 90% accuracy based on a confusion matrix. While results were similar, decision trees produced classifications closer to actual land cover conditions. The study was limited by using manual interpretation for validation; future work could incorporate larger validation datasets.
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Imam Asghoni Mahali, NIM : 1310190011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Nur Uswatun Chasanah, NIM : 1310190015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Abdul Wahid, NIM : 1310190016, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
1. Dokumen membahas tentang mitigasi bencana abrasi di wilayah pesisir.
2. Beberapa mitigasi struktural seperti pemcah gelombang, perendam abrasi, dan penahan sedimentasi dapat dilakukan untuk mengurangi risiko abrasi.
3. Mitigasi nonstruktural seperti sosialisasi dan SOP penyelamatan juga perlu dilakukan.
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Dewi Anggraeni, NIM : 1310190001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Mitigasi bencana dan penghijauan hutan mangrove memiliki peran penting dalam mengurangi dampak bencana di wilayah pesisir. Penghijauan hutan mangrove dilakukan secara bertahap melalui beberapa tahapan untuk memulihkan hutan mangrove yang rusak. Hutan mangrove bermanfaat dalam aspek ekologi, ekonomi, dan biologi dengan menahan abrasi dan banjir serta men
Comparison of Normalized Difference Water Index (NDWI) and Sobel Filter Methods in Landsat 8 Imagery for Coastline Extraction
1. Jurnal Perikanan dan Kelutan p – ISSN 2089 - 3469
Volume 11 Nomor 1. Juni 2021 e – ISSN 2540 - 9484
Halaman : 16 - 28
Perbandingan metode Normalized … 16
Perbandingan Metode Normalized Difference Water Index (NDWI) dan Filter Sobel
pada Citra Landsat 8 untuk Ekstraksi Garis Pantai
Comparison of Normalized Difference Water Index (NDWI) and Sobel Filter
Methods in Landsat 8 Imagery for Coastline Extraction
Luhur Moekti Prayogo1
1
Magister Teknik Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Jl. Grafika No. 2 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281
Corresponding author, e-mail: luhur.moekti.prayogo@mail.ugm.ac.id
Diterima : 11 April 2021 / Disetujui : 6 Mei 2021
Abstrak
Bagi suatu negara, keberadaan garis pantai memiliki nilai yang penting karena
sebagai perlindungan sumber daya kelautan dan penentu batas laut antar negara.
Terdapat berbagai metode yang digunakan untuk analisis garis pantai baik manual
dengan digitasi maupun otomatis dengan deteksi tepi. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan metode Normalized Difference Water Index (NDWI) dengan filter
Sobel untuk ekstraksi garis pantai di Pesisir Selatan Sampang, Madura menggunakan
citra Landsat 8. Metode terbaik kemudian diterapkan pada citra untuk mengetahui
perubahan garis pantai dari tahun 2015 hingga 2020. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa secara visual metode NDWI menghasilkan tepi yang lebih baik
dibandingkan dengan filter Sobel karena garis yang dihasilkan mendekati kondisi asli
pada citra Landsat 8 ataupun Basemap World Imagery. Filter Sobel, akurasi yang
dihasilkan tidak terlalu baik dan tidak mendekati kondisi lapangan, namun filter ini
memiliki keunggulan yaitu waktu pemrosesan yang relatif cepat karena dapat
menggunakan single band. Kemudian nilai NDWI yang dihasilkan dalam penelitian ini
memiliki rentang -0.497121 hingga 0.377046. Kelas pertama yang merupakan objek
non badan air memiliki nilai -0.497121 hingga 0. Kemudian kelas kedua yang
merupakan objek badan air memiliki nilai 0 hingga 0.377046. Hasil perhitungan
perubahan garis pantai selama lima tahun menunjukkan bahwa terjadi pergeseran garis
pantai dengan rentang 0.62 hingga 2.75 meter. Ukuran piksel Landsat 8 adalah 30 meter
sedangkan pergeseran hanya mencapai <3 meter. Sehingga dari percobaan ini tidak
menunjukkan adanya perubahan garis pantai yang signifikan. Saran penelitian
selanjutnya, perlu dilakukan kajian menggunakan citra resolusi tinggi agar perubahan
garis pantai dapat terkonfirmasi dengan akurat.
Kata Kunci: Deteksi Tepi, Pemrosesan Citra, Penginderaan Jauh, Sampang
Abstract
For a country, the existence of a coastline has an important value because it acts
as a protection for marine resources and determines maritime boundaries between
2. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo 17
countries. There are various methods used for coastline analysis, both manual by
digitizing and automatic by edge detection. This study compares the Normalized
Difference Water Index (NDWI) method with the Sobel filter for coastline extraction in
the South Coast of Sampang, Madura using Landsat 8 imagery. The best approach is
then applied to the image to determine changes in coastlines from 2015 to 2020. This
research shows that visually, the NDWI method produces better edges than the Sobel
filter because the resulting lines are close to the original conditions in Landsat 8 or
Basemap World Imagery. Sobel filter, the resulting accuracy is not very good. It does
not approach field conditions, but this filter has the advantage of a relatively fast
processing time because it can use a single band. Then the NDWI value generated in
this study has a range of -0.497121 to 0.377046. The first class, which is a non-water
body object, has a value of -0.497121 to 0. Then the second class, which is a body of
water object, has a value of 0 to 0.377046. The coastline change for five years shows a
shift in the coastline with a range of 0.62 to 2.75 meters. The Landsat 8 pixel size is 30
meters, while the shift is only <3 meters. So that this experiment does not show any
significant coastline changes. Suggestions for further research: It is necessary to conduct
a study using high-resolution imagery to confirm changes in the coastline accurately.
Keywords: Edge Detection, Image Processing, Remote Sensing, Sampang
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir dan pantai merupakan salah satu tempat dengan kondisi yang
dinamis dan selalu mengalami perubahan baik secara cepat atau lambat tergantung
faktor-faktor yang mempengaruhi (Halim & Halili 2016). Faktor tersebut dapat berasal
dari alam seperti arus dan gelombang maupun karena kegiatan manusia seperti alih
fungsi lahan. Selain kondisi wilayah yang dinamis, pesisir dan pantai merupakan
wilayah yang penting karena tidak sedikit industri dibangun di wilayah tersebut. Karena
letak wilayah pesisir yang berbatasan dengan lautan, tidak heran wilayah ini
menyediakan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Garis pantai (Coastline) pada wilayah pesisir merupakan batas pertemuan antara
wilayah daratan dan lautan saat pasang tertinggi (Tarigan 2010). Bagi suatu negara,
keberadaan garis pantai memiliki nilai yang penting karena sebagai perlindungan
sumber daya kelautan dan penentu batas laut antar negara. Mengingat pentingnya
keberadaan garis pantai, diperlukan suatu teknologi dan metode dalam penyedia
informasi di setiap wilayah Indonesia.
Perkembangan teknologi informasi terjadi cukup pesat dalam berbagai bidang.
Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan adalah teknik deteksi tepi (Edge
Detection) pada citra. Munir (2019) menyatakan bahwa deteksi tepi merupakan tahap
pemrosesan citra untuk menghasilkan tepi dari setiap objek pada citra. Dalam bidang
3. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Perbandingan metode Normalized … 18
penginderaan jauh, membedakan tepi suatu objek sangat diperlukan karena jika hanya
menggunakan karakteristik warna maka proses klasifikasi objek pada citra tidak akan
maksimal. Manfaat lain dari deteksi tepi juga dapat mengurangi jumlah data ketika
dilakukan pemrosesan (Munir 2019).
Heriati & Husrin (2017) menyatakan perubahan dan deteksi garis pantai dapat
dikaji melalui citra satelit penginderaan jauh. Terdapat berbagai metode yang digunakan
untuk deteksi garis pantai baik manual dengan digitasi maupun otomatis dengan deteksi
tepi. Penelitian Ginting et al. (2020) yang dilakukan Pesisir Pulau Flores Timur dan
Pulau Adonara Barat yang memiliki bentuk pantai yang berbeda yaitu tebing berbatu,
berpasir, dan berbakau menyimpulkan dimana penggunakan saluran inframerah dekat
(Near-Infrared) dan saluran hijau (Green) pada citra Landsat dan Sentinel menghasilkan
batas tepi terbaik dari ketiga tipe pantai yang diuji. Yadnya et al. (2014) juga melakukan
penelitian dengan menggunakan algoritma Canny Edge Detector di Pantai Senggigi
tahun 2006 menggunakan citra Google Earth. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa
Algoritma Canny menghasilkan deteksi tepi yang cukup baik sehingga dapat
disimpulkan pantai Senggigi mengalami pengurangan sebesar 1,5 meter pada tahun
2009. Tidak ada metode standar karena dari beberapa referensi memiliki hasil terbaik
dari metode yang berbeda. Oleh sebab itu penelitian ini menerapkan metode lainnya
untuk mengetahui seberapa akurat kemampuannya dalam membedakan garis pantai
serta analisis time-series.
Dari penjelasan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan dua
metode yaitu Normalized Difference Water Index (NDWI) dengan filter Sobel untuk
ekstraksi garis pantai di Pesisir Selatan Sampang, Madura menggunakan citra Landsat
8. Pemilihan metode bertujuan untuk membandingkan performa dalam pendeteksian
tepi objek agar diketahui metode mana yang memiliki kemampuan baik dalam
membedakan tepi. Metode terbaik kemudian diterapkan pada citra untuk mengetahui
perubahan garis pantai pada tahun 2015 hingga 2020. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya yang melakukan kajian
perubahan garis pantai di lingkungan pesisir menggunakan teknik deteksi tepi.
4. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo 19
METODE PENELITIAN
Bahan dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak pada 7°13'33,223"S hingga 7°13'32,658"S dan
113°10'6,12"E hingga 113°10'47,879"E tepatnya di pesisir selatan Sampang, Madura.
Lokasi ini dipilih atas pertimbangan kondisi garis pantai yang jelas pada citra. Gambar
1 merupakan lokasi penelitian yang ditampilkan pada ESRI World Imagery.
Gambar 1. Lokasi penelitian di Pesisir Selatan Kabupaten Sampang, Madura yang
ditampilkan dengan Basemap ESRI World Imagery
Citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 8 yang membawa
sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang
diperoleh secara gratis pada laman https://earthexplorer.usgs.gov/ dengan level C2 L1.
Landsat 8 pertama kali diluncurkan pada 11 Februari 2013 yang memiliki 1 band Near
Infrared (NIR) dan 7 band reflektif (USGS 2020). Analisis perubahan garis pantai
dalam penelitian ini menggunakan dua citra Landsat 8 dengan perekaman yang berbeda
yaitu tahun 2015 dan 2020 dengan menggunakan metode terbaik hasil perbandingan
NDWI dengan Filter Sobel. Pemrosesan citra menggunakan software The Environment
5. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Perbandingan metode Normalized … 20
for Visualizing Images (ENVI). Software ini merupakan salah satu software pengolahan
data citra yang paling populer yang diproduksi oleh Research System, Inc (RSI)
(Prayogo 2020). Gambar 2 merupakan informasi Scene, Path/ Row citra Landsat 8 yang
digunakan dalam penelitian ini.
ID: LC08_L1TP_118065_20150904_20200908_02_T1
Tanggal Perekaman: 2015/09/04
Path: 118
Row: 065
ID: LC08_L1TP_118065_20200731_20200908_02_T1
Tanggal Perekaman: 2020/07/31
Path: 118
Row: 065
Gambar 2. Informasi Scene, Path/ Row citra Landsat 8 OLI
yang digunakan dalam penelitian
Citra Landsat 8 OLI merupakan citra resolusi sedang dari United States
Geological Survey. Resolusi yang dimiliki citra ini adalah 30 meter yang berarti bahwa
setiap satu piksel pada citra mewakili 30 meter kondisi aslinya di lapangan. Citra
Landsat 8 OLI memiliki berbagai jenis band diantaranya Multispektral, Pankromatik,
Cirrus dan Thermal dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Tabel 1 merupakan
spesifikasi band citra Landsat 8 OLI.
Tabel 1. Spesifikasi Landsat 8 OLI
Bands
Panjang
Gelombang
Resolusi Spasial
(meter)
Radiance (W/m2srm),
typical
Signal-to-Noise Ratio/ SNR
(typical)
(mikrometer)
Band 1 - Ultra Blue (coastal/
aerosol)
0.435 - 0.451 30 40 130
Band 2 - Blue 0.452 - 0.512 30 40 130
Band 3 - Green 0.533 - 0.590 30 30 100
Band 4 - Red 0.636 - 0.673 30 22 90
Band 5 - NIR 0.851 - 0.879 30 14 90
Band 6 - SWIR 1 1.566 - 1.651 30 4 100
6. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo 21
Band 7 - SWIR 2 2.107 - 2.294 30 1.7 100
Band 8 - Panchromatic 0.503 - 0.676 15 23 80
Band 9 - Cirrus 1.363 - 1.384 30 6 130
Band 10 - Thermal 1 10.60 - 11.19 100* (30) - -
Band 11 - Thermal 2 11.50 - 12.51 100* (30) - -
Sumber: (USGS 2020)
Filter Sobel
Operator Sobel atau dapat disebut sebagai operator Sobel-Feldman atau Filter
Sobel digunakan dalam pemrosesan citra dan computer vision (Sobel & Feldman 1973).
Operator ini menggunakan kernel 3x3, 5x5 yang dibulatkan dengan gambar asli untuk
menghitung perkiraan turunan yaitu satu untuk perubahan horizontal, dan satu untuk
vertikal. Persamaan 1 menunjukkan bagaimana filter Sobel bekerja (Sobel & Feldman
1973).
[ ] [ ]
Menggunakan prinsip kernel, dimana * menunjukkan operasi jendela konvolusi
pemrosesan 2 dimensi (2D).
Normalized Difference Water Index (NDWI)
Normalized Difference Water Index (NDWI) merupakan suatu algortima yang
digunakan untuk mendeteksi objek perairan (Anggraini et al. 2017). Algoritma ini
sering digunakan untuk memisahkan badan air dengan daratan. Anggraini et al. (2017);
McFeeters (2013) menyatakan penggunaan band green (kanal tampak) dan NIR
merupakan input pada algoritma NDWI (Persamaan 2).
dimana:
Green : Kanal 3 pada citra Landsat 8
NIR : Kanal 5 pada citra Landsat 8
7. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo et al. 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Filter Sobel
Penelitian ini menggunakan citra Landsat 8 OLI dengan ukuran 12 bit dengan nilai
maksimum 4096. Nilai bit pada citra akan mempengaruhi dalam pemrosesan terutama
pada tampilan tepi objek. Semakin besar bit pada citra, maka ukuran citra semakin lebih
besar sehingga tampilan citra pun menjadi lebih halus, baik pada band multispektral
maupun pankromatik. Pemrosesan diawali dengan pemilihan kernel. Kernel 3x3 dipilih
karena menghasilkan tepi yang lebih tajam dibandingkan ukuran kernel yang lain ketika
pemrosesan.
Setelah diperoleh citra hasil filter Sobel, maka selanjutnya dilakukan klasifikasi dua
objek menggunakan Unsupervised. Hasil klasifikasi selanjutnya dilakukan konversi dari
raster to vektor yang bertujuan untuk mengekstrak garis. Hal ini dilakukan karena garis
pantai yang paling mudah terdeteksi adalah batas antara daratan dengan lautan. Terakhir
dilakukan overlay untuk mengetahui kedekatan dengan objek sebenarnya pada citra.
Gambar 3 merupakan tahapan pemrosesan citra menggunakan filter Sobel.
(a) (b)
(c) (d)
8. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Perbandingan metode normalized ... 23
Gambar 3. Hasil filter Sobel pada citra Landsat 8. (a) Hasil filter Sobel kernel
3x3, (b) Hasil klasifikasi Unsupervised dua objek, (c) Konversi Raster to Line (shapefile)
dan (d) Overlay vektor pada basemap
Normalized Difference Water Index (NDWI)
Anggraini et al. (2017); Danoedoro (2012) menyatakan bahwa kanal NIR pada
citra memiliki kemampuan yang baik dibandingkan dengan kanal yang lain dalam
mendeteksi garis pantai dan biomassa sehingga analisis dapat menggunakan teknologi
citra penginderaan jauh. Penelitian ini menggunakan kanal 3 dan 5 Landsat 8 sebagai
input algoritma NDWI. Anggraini et al. (2017); McFeeters (2013) menyatakan bahwa
jika nilainya lebih kecil atau sama dengan nol maka diasumsikan bukan air dan jika
lebih besar dari nol maka diasumsikan air.
Nilai NDWI yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki rentang -0.497121
hingga 0.377046. Kemudian pemrosesan dilanjutkan dengan klasifikasi untuk
membedakan objek badan air dan non badan air. Kelas pertama yang merupakan objek
non badan air memiliki nilai -0.497121 hingga 0. Kemudian kelas kedua yang
merupakan objek badan air memiliki nilai 0 hingga 0.377046. Gambar 4 merupakan
tampilan untuk membedakan kedua objek diatas menggunakan tools Density Slice.
Objek badan air inilah yang kemudian dihilangkan sehingga hanya menyisakan daratan
tepi yang kemudian dapat diproses untuk analisis garis pantai.
(a) (b)
9. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo et al. 24
(c) (d)
Gambar 4. Hasil Metode NDWI pada citra Landsat 8. (a) Density Slice Tools
untuk menampilkan kedua objek agar lebih mudah mengkelaskan, (b) Hasil tampilan
citra yang dibagi menjadi dua kelas, (c) Hasil Klasifikasi Unsupervised pada kedua
objek (d) Konversi Raster to Line (shapefile)
Overlay Hasil Garis Metode NDWI dengan Filter Sobel
Tahapan selanjutnya yaitu mengoverlay menjadi satu layer hasil ekstraksi garis
pantai menggunakan metode NDWI dengan Filter Sobel. Deteksi garis pantai
menggunakan metode filter Sobel dan NDWI menghasilkan tingkat akurasi yang
berbeda. Secara visual dapat kita lihat bahwa NDWI menghasilkan batas badan air
dengan objek daratan lebih baik dibandingkan dengan filter Sobel (Gambar 5). Secara
akurasi NDWI menghasilkan garis yang mendekati kondisi lapangan ketika dilakukan
overlay menggunakan Basemap. Namun metode ini juga memiliki kekurangan yaitu
pemrosesan hingga mendapatkan garis membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sedangkan pada filter Sobel, akurasi yang dihasilkan tidak terlalu baik dan tidak
mendekati kondisi lapangan. Namun filter ini memiliki keunggulan yaitu waktu
pemrosesan yang relatif cepat karena dapat menggunakan single band. Sehingga analisis
perubahan garis pantai di pesisir Selatan Sampang, Madura secara multitemporal dalam
penelitian ini menggunakan metode NDWI yang mendekati kondisi lapangan.
10. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Perbandingan metode normalized ... 25
Gambar 5. Overlay Hasil Ekstraksi Garis Pantai Metode NDWI dan Filter Sobel
Pembahasan
Analisis selanjutnya yaitu menggunakan metode NDWI untuk analisis perubahan
garis pantai. Penggunaan citra multitemporal bertujuan untuk mengetahui perubahan
garis pantai selama 5 tahun terakhir. Penerapan algoritma NDWI dilakukan pada citra
tahun 2015 dan 2020 sehingga menghasilkan dua garis pantai. Selang 5 tahun dipilih
agar meminimalkan kesalahan geometri pada citra. Gambar 5 merupakan hasil analisis
perubahan garis pantai menggunakan algoritma NDWI yang dioverlay dengan
Basemap.
11. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo et al. 26
Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3
Gambar 5. Garis Pantai Hasil NDWI Tahun 2015 dan 2020 pada Tiga Lokasi
Berbeda
Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa terdapat tiga lokasi yang diduga mengalami
pergeseran garis pantai selama 5 tahun terakhir. Dari perhitungan yang telah dilakukan
lokasi pertama mengalami perubahan garis pantai sebesar 2.75 meter. Selanjutnya pada
lokasi kedua, dari tahun 2015 hingga 2020 mengalami perubahan garis pantai sebesar
2.54 meter. Terakhir pada lokasi tiga, selama lima tahun terakhir mengalami perubahan
garis pantai sebesar 0.62 meter. Dua lokasi (Lokasi 1 dan 2) merupakan wilayah yang
langsung berhadapan dengan laut dan satu lokasi (Lokasi 3) merupakan wilayah yang
masih terdapat vegetasi mangrove sebagai penghalang. Sehingga lokasi 1 dan 2
memiliki perubahan yang lebih besar dibandingkan dengan lokasi 3. Tabel 2 merupakan
12. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Perbandingan metode normalized ... 27
hasil perhitungan perubahan garis pantai selama lima tahun di pesisir selatan Sampang,
Madura dengan ukuran piksel Landsat 8.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Pergeseran Garis Pantai
Lokasi
Pergeseran Garis
Pantai (meter)
Ukuran Piksel
Landsat 8
(meter)
Analisis
Perubahan
1 2.75
30
Tidak ada
perubahan yang
signifikan (< 30
meter/ piksel)
2 2.54
3 0.62
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara visual metode NDWI
menghasilkan tepi yang lebih baik dibandingkan dengan filter Sobel karena garis yang
dihasilkan mendekati kondisi asli pada citra Landsat 8 ataupun Basemap World
Imagery. Filter Sobel, akurasi yang dihasilkan tidak terlalu baik dan tidak mendekati
kondisi lapangan, namun filter ini memiliki keunggulan yaitu waktu pemrosesan yang
relatif cepat karena dapat menggunakan single band. Kemudian nilai NDWI yang
dihasilkan dalam penelitian ini memiliki rentang -0.497121 hingga 0.377046. Kelas
pertama yang merupakan objek non badan air memiliki nilai -0.497121 hingga 0.
Kemudian kelas kedua yang merupakan objek badan air memiliki nilai 0 hingga
0.377046. Hasil perhitungan perubahan garis pantai selama lima tahun dari 2015 hingga
2020 di pesisir Selatan Sampang menunjukkan bahwa terjadi pergeseran garis pantai
dengan rentang 0.62 hingga 2.75 meter. Ukuran piksel Landsat 8 adalah 30 meter
sedangkan pergeseran hanya mencapai <3 meter. Sehingga dari percobaan ini tidak
menunjukkan adanya perubahan garis pantai yang signifikan. Saran penelitian
selanjutnya, perlu dilakukan kajian menggunakan citra resolusi tinggi agar perubahan
garis pantai dapat terkonfirmasi dengan akurat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada United States Geological
Survey (USGS) yang telah menyediakan data citra Landsat 8 sehingga dapat digunakan
13. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 11 Nomor 1 : 16 - 28. Juni 2021
Prayogo et al. 28
dalam penelitian ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang telah membiayai penulis dalam
melakukan studi pada jenjang S2.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini N, Marpaung S, & Hartuti M. 2017. Analisis Perubahan Garis Pantai Ujung
Pangkah Dengan Menggunakan Metode Edge Detection dan Normalized
Difference Water Index (Ujung Pangkah Shoreline Change Analysis Using Edge
Detection Method And Normalized Difference Water Index). Jurnal Penginderaan
Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital 14(2): 65–78. DOI:
https://doi.org/10.30536/j.pjpdcd.1017.v14.a2545.
Danoedoro P. 2012. Pengantar Pengindraan Jauh Digital. In Benedicta Rini W (Ed.),
Yogyakarta: Penerbit ANDI. 397 hlm.
Ginting, Natalia DB, & Faristyawan R. 2020. Deteksi Tipe dan Perubahan Garis Pantai
Menggunakan Analisis Digital Citra Penginderaan Jauh. GEOMATIKA 6(1): 17–
24. DOI: https://doi.org/10.24895/jig.2020.26-1.977.
Halim H, & Halili H. 2016. Studi perubahan garis pantai dengan pendekatan
penginderaan jauh di wilayah Pesisir Kecamatan Soropia. Jurnal Sapa Laut
(Jurnal Ilmu Kelautan) 1(1): 24–31.
Heriati A, & Husrin S. 2017. Perubahan garis pantai di pesisir Cirebon berdasarkan
analisis spasial. Reka Geomatika (2): 52–60.
McFeeters SK. 2013. Using the normalized difference water index (NDWI) within a
geographic information system to detect swimming pools for mosquito abatement:
a practical approach. Remote Sensing 5(7): 3544–3561.
Munir R. 2019. Segmentasi Citra [Bahan Ajar]. Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Teknik Elektronika, Institut Teknologi Bandung. 49 hlm.
Prayogo LM. 2020. Tutorial Praktis ENVI Versi 5.2 [Classic], Sukabumi: Farha
Pustaka. 132 hlm.
Sobel I, & Feldman G. 1973. A 3x3 isotropic gradient operator for image processing. In
Hart, P. E. & Duda R. O. Pattern Classification and Scene Analysis: 1–5. DOI:
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1912.4965.
Tarigan MS. 2010. Perubahan garis pantai di wilayah pesisir perairan Cisadane,
Provinsi Banten. Makara Journal of Science 11(1): 49–55.
USGS [Internet]. 2020. Landsat 8 Imagery. Amerika Serikat: U.S. Department of the
Interior [diakses pada tanggal 7 April 2021]. Tersedia pada: https://www.usgs.gov/.
Yadnya MS, Irawan RN. 2014. Analisa Perubahan Garis Pantai Senggigi Menggunakan
Pengolahan (GIS) Citra Satelit Pada Matlab. Dielektrika 1(2): 131–135.