Makalah ini membahas tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan, termasuk cara kerja, komponen, dan aplikasi penginderaan jauh untuk memantau kondisi laut dan sumber daya perikanan. Dijelaskan pula tantangan dan peran penginderaan jauh dalam pengelolaan sumber daya kelautan."
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Metode Review Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) mencakup penelaahan atas area beresiko sanitasi, kerangka kerja logis (KKL), tahapan pembangunan, program dan penganggaran.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Metode Review Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) mencakup penelaahan atas area beresiko sanitasi, kerangka kerja logis (KKL), tahapan pembangunan, program dan penganggaran.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar metode penempatan pos jaringan hidrologi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk curah hujan
b. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk aliran air permukaan
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk air tanah
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk pos klimatologi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar metode penempatan pos jaringan hidrologi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk curah hujan
b. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk aliran air permukaan
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk air tanah
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan benar cara penempatan pos hidrologi untuk pos klimatologi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Joy Irman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL) terdiri atas Sistem Terpusat atau Off-site System dan Sistem Setempat atau On-Site System. Sistem setempat diantaranya adalah Cubluk Kembar, Tangki Septik dengan Bidang Resapan), Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, Biofilter, Upflow Aerobic Filter, Rotating Biological Contactactor atau RBC, Anaerobic Bafle Reactor, Sarana Pengangkut Tinja, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Pelatihan Pengantar Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (terdiri dari beberapa modul dan sub-modul, yaitu Modul (1) Kamus, Istilah dan Definisi, (2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T), (3) Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (SPAL-S), (4) Kebijakan dan Strategi SPAL, (5) Perencanaan SPAL, (6) Pelaksanaan Konstruksi SPAL, (7) Operasi dan Pemeliharaan SPAL, (8) Kelembagaan, Administrasi dan Pembiayaan, (9) Peran Masyarakat dan Badan Usaha Swasta, (10) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan SPAL, (11) Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan SPAL, dan (12) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan SPAL. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 1310210001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Fajar Kurniawan, NIM : 1310210012, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 1310210011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Tsabit Suc...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Tsabit Suci Al-Arif, NIM : 13102290002, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan
Nama : Irwan Prastiyo
NIM : 1310200002
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2021
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 13102290011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Redy Dava ...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Redy Dava Pradana, NIM : 13102290004, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
-Nama : Pipin Dewi Lestari -NIM : 1310200003 -Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng -Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan -Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Similar to Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin) (20)
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
Bangkalan Regency is one of Madura, East Java, where some of its areas are located in a coastal environment. The coastal environment can experience economic development due to the transportation aspect so that many industries have been established in that environment. Studies on oceanographic parameters are essential because management of coastal environments can not be separated from oceanographic information: The tides information about the tidal characteristics can be obtained after performing a harmonic analysis, which produces the value of harmonic components. This study analyses the residue and tidal harmonic components using the LP-Tides Matlab software in the Sepulu district, Bangkalan Regency, East Java. The data used are January 2021 data from the Geospatial Information Agency. This research shows that the main harmonic components generated include K2, M4, MS4, M2, S2, N2, K1, O1, and P1. The tidal type shows that the Sepulu district is a semi-diurnal type with a Formzahl number = 0.08566. The maximum observation and prediction data values for January 2021 in the Sepulu district are 978 and 1273.64 mm. The MSL value is 434 mm, with an average tidal residue value between the observation and predictive data = 166.01 mm. Then the calculation of the RMSE value and standard deviations are 12.88 and 125.90 mm
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
The purpose of this study is to increase a solid understanding for teachers of SDN Karangasem, Jenu about the basic concepts of AI, including how AI works, the types of algorithms used and teachers can overcome their lack of knowledge in utilization in improving the quality of learning and preparing students to face an increasingly connected and technology-oriented world. The method used by an extension is to increase teacher understanding of the importance of PTK in improving the quality of education. And the implementation of socialization regarding the process and steps in making PTK with the help of AI technology through GPT Chat media. The results obtained that advances in Artificial Intelligence Technology help teachers to create a learning process that is more exciting/interesting and not boring with various applications available and eases the task of teachers in the evaluation or administration process.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Agus Vandiharjo, NIM : 1310210009, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Ristyan Tri Rahayu, NIM : 131021001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Saiful Mukminin, NIM : 1310210008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 1310210001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
Cilacap merupakan kabupaten yang mempunyai luas area mencapai 225.360,840 ha yang terletak pada wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten ini menghadap langsung dengan Samudera Indonesia disebelah selatannya. Karakteristik elevasi harmonik suatu wilayah perairan bermanfaat untuk mengetahui interaksi pembentuk pasang surut pada wilayah tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan lingkungan lebih lanjut serta bangunan pantai dan kegiatan lain di wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer berupa data elevasi pasang surut yang terekam setiap jam selama satu 31 hari pada bulan Januari 2019. Analisis harmonik menggunakan T-Tide untuk mengekstrak komponen-komponen pasang surut. Komponen pasut yang dominan diantaranya Q1, O1, NO1, K1, N2, M2. Perairan cilacap memiliki tipe pasang surut yang diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran condong harian ganda dengan nilai indeks Formzahl sebesar 0.531856. Elevasi muka air laut di Perairan Cilacap MSL yang menunjukan nilai rata-rata muka air laut sebesar 3.46m, HAT 4.74m, MHWL 4.3m, MLWL 2.62m dan LAT 2.18m.
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
Classification technique on remote sensing images is an effort taken to identify the class of each pixel based on the spectral characteristics of various channels. Traditional classifications such as Maximum Likelihood are based on statistical parameters such as standard deviation and mean, which have a probability model of each pixel in each class. While the object-based classification method, one of which is the Decision Trees, is based on rules for each class with mathematical functions. This study compares the Decision Trees and Maximum Likelihood algorithms for land cover classification in the Surabaya and Bangkalan areas using Landsat 8 data. This research begins with creating Regions of Interest (ROIs) and Rules on images with greater than and less than functions for Decision Trees. The ROIs test was carried out using the Separability Index and matching each class using the Confusion Matrix. The experimental results show that the accuracy value resulting from the Confusion Matrix calculation is 90.48%, with a Kappa Coefficient Value of 0.87. The Decision Trees method produces land cover nigher to the actual condition than the Maximum Likelihood method. The difference in the class distribution of the two ways is not significant. This study is limited because the validation uses manual interpretation results. Future research is expected to use the large-scale classification results from the relevant agencies to verify the classification results and use field data, larger samples of ROIs, and the use of high-resolution imagery in order to improve the classification results.
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Imam Asghoni Mahali, NIM : 1310190011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Nur Uswatun Chasanah, NIM : 1310190015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Abdul Wahid, NIM : 1310190016, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190004, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Dewi Anggraeni, NIM : 1310190001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 13102290011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 13102290001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 13102290015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Alat Tangkap Pukat Cincin/ Purse Seine (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Saiful Mukminin, NIM : 13102290008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan (3 SKS), Nama : Wartono, NIM : 13102290005, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
1. TUGAS MATA KULIAH
PENGINDERAAN JAUH KELAUTAN
“Prinsip Dasar Penginderaan Jauh”
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Nama : Saiful Mukminin
NIM : 1310210008
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat dengan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat hasil dari
penyusunan berbagai literatur yaitu buku-buku maupun jurnal yang berkaitan dengan tema
yang penulis ambil dan data-data dari internet. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kegiatan pembelajaran.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempirnaan pembuatan makalah ini.
Pati, 20 April 2023
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Pengenalan Penginderaan Jauh...........................................................................3
2.2. Prinsip Dasar Penginderaan Jauh.......................................................................4
2.3. Komponen Penginderaan Jauh............................................................................5
2.4. Aplikasi Penginderaan Jauh Kelautan ...............................................................6
2.5. Software Penginderaan Jauh...............................................................................6
2.5.1. ER Mapper ................................................................................................6
2.5.2. ENVI...........................................................................................................7
2.5.3. ERDAS Imagine ........................................................................................7
2.5.4. SeaDAS.......................................................................................................8
2.6. Satelit......................................................................................................................8
2.6.1. Landsat.......................................................................................................8
2.6.2. Sentinel.......................................................................................................9
2.6.3. Ikonos .........................................................................................................9
2.7. Tantangan dalam Penginderaan Jauh Kelautan .............................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani serta nelayan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki tanah yang
cukup subur sehingga cocok digunakan untuk budidaya dan laut yang kaya akan sumber daya
alamnya. Hingga saat ini dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, menuntut
penerapan teknologi dalam berbagai bidang. Salah satu contoh penerapan teknologi yang dapat
dilakukan adalah penggunaan penginderaan jauh. Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, wilayah, atau
gejala yang dikaji. Penginderaan jauh juga dapat diartikan sebagai ilmu atau seni untuk
memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah atau fenomena melalui suatu analisa data
yang diperoleh dengan bantuan suatu alat tanpa harus kontak langsung. Data mengenai objek
yang diamati dalam penginderaan jauh dapat diperoleh melalui bantuan alat, yaitu pesawat,
pesawat luar angkasa, satelit, kapal dan lainnya. Contoh dari penginderaan jauh antara lain
satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar
angkasa yang memantau planet dari orbit. Data-data tersebut berasal dari rekaman sensor yang
memiliki karakteristik berbeda-beda pada masing-masing tingkat. Penginderaan jauh adalah
berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
Secara singkat, penginderaan jauh terdiri atas 3 komponen utama, yaitu objek yang diindera,
sensor untuk merekam objek, dan hasil yang diberikan oleh objek melalui sensor. Interaksi dari
ketiga komponen ini menghasilkan data penginderaan jauh yang selanjutnya melalui proses
interpretasi dapat diketahui jenis objek atau area ataupun fenomena yang ada.
Penginderaan jauh kelautan adalah salah satu bidang ilmu yang sangat penting dalam
studi kelautan dan pengelolaan sumber daya laut. Penginderaan jauh kelautan mengacu pada
penggunaan teknologi sensor untuk memperoleh informasi tentang lingkungan laut dari jarak
jauh. Teknologi ini memungkinkan para ilmuwan untuk memperoleh data tentang aspek fisik,
biologis, dan kimia dari laut, seperti suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, ketinggian
gelombang laut, dan lainnya. Penginderaan jauh kelautan sangat penting karena laut merupakan
sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun, untuk memanfaatkan
sumber daya laut dengan bijak dan menjaga keberlangsungan ekosistem laut, para ilmuwan
5. 2
membutuhkan informasi yang akurat dan terkini tentang lingkungan laut. Penginderaan jauh
kelautan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan ini, karena teknologi ini dapat
memberikan informasi tentang keadaan laut secara global dan secara terus-menerus. Oleh
karena itu, pemahaan tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan sangatlah penting bagi
para ilmuwan dan praktisi di bidang kelautan dan pengelolaan sumber daya laut. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan dan bagaimana
teknologi ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang lingkungan laut yang
akurat dan terkini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah yang timbul
sebagai berikut:
1. Apa itu penginderaan jauh kelautan dan bagaimana cara kerjanya?
2. Bagaimana penginderaan jauh dapat digunakan untuk memantau kondisi laut dan
mengukur parameter fisik seperti suhu, arus, dan kepadatan air laut?
3. Bagaimana data penginderaan jauh kelautan digunakan dalam aplikasi nyata?
4. Apa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam penginderaan jauh kelautan?
5. Bagaimana peran penginderaan jauh kelautan dalam mendukung kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam bidang kelautan dan perikanan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi penginderaan jauh dan cara kerjanya.
2. Mengetahui mekanisme penginderaan jauh digunakan untuk memantau kondisi
laut dan mengukur parameter fisik air laut.
3. Mengetahui fungsi data penginderaan jauh kelautan digunakan dalam aplikasi
nyata.
4. Mengetahui tantangan dan kendala yang dihadapi dalam penginderaan jauh
kelautan?
5. Mengetahui peran penginderaan jauh kelautan dalam mendukung kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam bidang kelautan dan perikanan.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah teknologi yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang bumi dan lingkungannya tanpa harus secara fisik berada di lokasi tersebut. Teknologi
ini menggunakan sensor yang terpasang pada pesawat atau satelit untuk mengumpulkan data
tentang permukaan bumi, termasuk topografi, vegetasi, cuaca dan pola aliran air. Penginderaan
jauh memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi yang sangat berguna dalam
berbagai bidang, seperti pemetaan geologis, pemantauan lingkungan, pemantauan bencana
alam, penelitian iklim, dan kegiatan pertanian. Data yang dikumpulkan dapat dianalisis dan
diinterpretasikan untuk menghasilkan gambar, peta, dan informasi lainnya yang dapat
digunakan untuk mengambil keputusan. Salah satu keunggulan penginderaan jauh adalah
kemampuannya untuk mengumpulkan data dari area yang sulit diakses, seperti pegunungan
atau daerah terpencil. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memantau perubahan
lingkungan dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat memberikan informasi tentang
perubahan iklim dan perubahan lingkungan lainnya.
Penginderaan jauh adalah teknologi yang memanfaatkan sensor yang terpasang pada
satelit atau pesawat untuk mengumpulkan informasi tentang bumi dan lingkungannya. Sensor
yang digunakan dalam penginderaan jauh dapat berupa kamera, radar, lidar, dan spektrometer.
Setiap jenis sensor memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengumpulkan data dan
informasi. Penginderaan jauh juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu penginderaan jauh aktif dan
pasif. Penginderaan jauh aktif menggunakan sumber cahaya yang dipancarkan oleh sensor itu
sendiri, seperti radar, sehingga dapat mengumpulkan data pada saat kondisi cahaya rendah atau
dalam keadaan tertentu. Penginderaan jauh pasif hanya menerima radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan oleh objek atau benda yang diamati, seperti cahaya matahari atau radiasi thermal.
Data yang dikumpulkan oleh sensor dalam penginderaan jauh kemudian diolah dan dianalisis
untuk menghasilkan informasi yang berguna, seperti peta, gambar dan grafik. Data ini dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pemantauan lingkungan, pemetaan geologis, dan
kegiatan pertanian hingga kelautan. Penginderaan jauh memiliki peran penting dalam
penelitian dan eksplorasi sumber daya alam, seperti minyak, gas dan mineral. Teknologi ini
dapat membantu dalam mengidentifikasi sumber daya alam yang potensial dan lokasi yang
layak untuk dieksplorasi. Penginderaan jauh juga memiliki beberapa aplikasi praktis, seperti
7. 4
pemantauan cuaca dan iklim, pemantauan lingkungan, pemetaan gunung berapi, dan
pemantauan kualitas air serta tanah. Secara keseluruhan, penginderaan jauh memiliki banyak
manfaat dan potensi dalam membantu memahami dan mengelola lingkungan dan sumber daya
alam di bumi.
2.2. Prinsip Dasar Penginderaan Jauh
Prinisiip dasar penginderaan jauh adalah memperoleh informasi tentang objek di
permukaan bumi dengan cara merekam radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan oleh objek tersebut. Radiasi elektromagnetik ini dapat berupa sinar tampak,
inframerah, gelombang mikro, atau radiasi elektromagnetik lainnya. Dalam penginderaan jauh,
sinyal radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek diukur oleh
sensor yang terletak pada pesawat atau satelit pengamatan. Sinyal ini kemudian diproses untuk
menghasilkan citra atau informasi lain tentang objek tersebut. Prinsip dasar penginderaan jauh
didasarkan pada fakta bahwa objek di permukaan bumi memantulkan atau memancarkan
radiasi elektromagnetik dengan karakteristik yang unik. Radiasi elektromagnetik ini dapat
diukur dan dianalisis untuk mengidentifikasi ciri-ciri fisik atau kimia dari objek tersebut seperti
warna, tekstur, suhu, atau kandungan kimia. Penginderaan jauh memiliki banyak aplikasi di
berbagai bidang, seperti pemetaan permukaan bumi, peneglolaan sumber daya alam,
pemantauan lingkungan dan keamanan nasional.
Prinsip dasar penginderaan jauh kelautan adalah memperoleh informasi tentang laut
dan objek di atas atau di dalamnya, seperti ikan, terumbu karang, dan polusi, dengan merekam
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek tersebut. Dalam
penginderaan jauh kelautan, sinyal radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan
oleh objek di laut diukur oleh sensor yang terletak pada pesawat atau satelit pengamatan.
Radiasi elektromagnetik yang biasa dipantulkan oleh laut adalah radiasi dalam spektrum mikro
gelombang (microwave) yang terlihat oleh sensor microwave. Prinsip dasar penginderaan jauh
kelautan juga didasarkan pada fakta bahwa laut memiliki karakteristik fisik dan kimia yang
unik, seperti salinitas, suhu, warna dan turbulensi. Karakteristik ini dapat diukur dan dianalisis
untuk memperoleh informasi tentang kondisi laut, termasuk pola arus laut dan perubahan suhu.
Penginderaan jauh kelautan memiliki banyak aplikasi, seperti pemetaan laut, pemantauan
polusi, penelitian ikan dan terumbu karang, dan pengelolaan sumber daya laut.
8. 5
2.3. Komponen Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh memiliki komponen yang membentuk suatu sistem dan
menghasilkan data penginderaan. Tenaga yang digunakan dalam peninderaan jauh adalah
tenaga elektromagnetik yang berasal dari cahaya matahari dan cahaya buatan. Terdapat dua
sistem penginderaan jauh yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Sistem pasif merupakan sistem
yang menggunakan sumber tenaga dari sinar matahari, sedangkan sistem aktif adalah sistem
yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro dan lampu kamera. Jumlah tenaga
yang diterima oleh objek dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu penyinaran,
bentuk permukaan bumi, dan keadaan cuaca.
Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan. Tiap-tiap
objek memiliki karakteristik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga
sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra, sedangkan
objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Setiap objek mempunyai sifat
tertentu dalam memasukkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak
memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah sedangkan objek yang
pantulan dari pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi tenaga dengan objek dibagi
menjadi 3 variasi, yaitu:
1. Variasi spektral
Mendasarkan pada pengenalan pertama pada suatu objek (cerah dan gelap).
2. Variasi spasial
Mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya (bentuk, ukuran, tinggi, dan
panjang).
3. Variasi temporal
Mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.
Sensor pada penginderaan jauh merupakan alat pemantau yang dipasang pada media,
baik pesawat maupun satelit. Sesnsor dibedakan atas dua:
a. Sensor fotogratik
Merekam objek melalui proses kimiawi dan menghasilkan foto, berupa foto udara
atau foto satelit.
b. Sensor elektronik
Bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyak. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada
pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
9. 6
Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau
tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang terdapat pada citra dapat dikenali dari ciri
yang terekam pada sensor citra yaitu citra spasial (berkaitan dengan ruang), citra temporal
(berkaitan dengan waktu), dan citra spektral (berkaitan dengan rona warna).
2.4. Aplikasi Penginderaan Jauh Kelautan
Aplikasi penginderaan jauh kelautan merupakan teknologi yang memungkinkan
pengumpulan informasi tentang lautan dan perairan dari jarak jauh menggunakan sensor dan
alat pengukur yang terpasang pada pesawat atau satelit. Aplikasi penginderaan jauh kelautan
memiliki berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah:
1. Pemantauan kondisi lingkungan laut, seperti suhu permukaan laut, konsentrasi
klorofil dan konsentrasi oksigen dalam air laut
2. Pemantauan kegiatan perikanan, seperti pemantauan gerakan kapal, penentuan
kawasan penangkapan ikan, dan estimasi hasil tangkapan ikan
3. Identifikasi jenis dan kuantitas sumber daya laut, seperti karang, terumbu karang
dan padang lamun
4. Pemantauan dan prediksi cuaca laut dan gelombang laut untuk mendukung
keamanan dan keselamatan kapal, pelayaran dan aktivitas kelautan lainnya
5. Pemantauan dan deteksi bencana alam di laut, seperti tsunami, badai dan krisi
lingkungan seperti pencemaran minyak atau limbah
6. Pemantauan dan penelitan perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap laut dan
kehidupan laut
Aplikasi penginderaan jauh kelautan sangat berguna dalam memahami kondisi laut dan
memantau perubahan yang terjadi, sehingga dapat membantu pengambilan keputusan yang
lebih baik dalam pengelolaan sumber daya laut dan pemanfaatan laut secara berkelanjutan.
Selain menggunakan teknologi sensor dan alat pengukur pada pesawat atau satelit, aplikasi
penginderaan jauh juga dapat dilakukan menggunakan software penginderaan jauh yang
memungkinkan analisis dan interpretasi data yang lebih akurat dan efisien.
2.5. Software Penginderaan Jauh
2.5.1. ER Mapper
ER Mapper merupakan salah satu software (perangkat lunak) yang digunakan untuk
mengolah data citra. Beberapa perangkat lunak serupa yang juga memiliki fungsi yang sama
antara lain ERDAS Imagine, PCL, dan lain-lain. Masing-masing software memiliki
10. 7
keunggulan dan kekurangannya masing-masing. ER Mapper sendiri dikeluarkan oleh Earth
Resource Mapping, yang merupakan salah satu vendor piranti pemrosesan citra yang berpusat
di Australia dengan berbagai cabang utama dan cabang pembantu di beberapa negara.
Mengingat software ini mudah dipelajari dan proses penyimpanan data yang lebih cepat dan
sederhana dibandingkan softwae lain, ER Mapper lebih banyak dipilih dan diminati pengolah
citra satelit. ER Mapper dapat dijalankan pada work-station dengan sistem operasi UNIX dan
komputer PCs (Personal Computers).
ER Mapper adalah salah satu software/perangkat lunak pengolahan data citra atau
satelit (Geographic Image Processing Product) dari sekian macam image processing yang ada,
seperti IDRISI, ERDAS, PCI dll. ER Mapper dapat dijalankan pada workstation dengan
sistem Operasi UNIX atau PC dengan sistem operasi Windows NT atau Windows 95 ke atas.
Melalui ER Mapper kita dapat menampilkan, mengolah data raster, menampilkan dan mengedit
data vektor.
2.5.2. ENVI
ENVI merupakan suatu image processing system yang dibuat oleh Research System,
Inc (RSI). ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak dan spesifik untuk mereka yang
secara teratur menggunakan data penginderaan jauh dari satelit dan pesawat terbang. ENVI
menyediakan data visualisasi dan analisis komprehensif yang menyuluruh dan analisis untuk
citra dalam berbagai ukuran dan tipe, semuanya dalam suatu lingkungan yang mudah
dioperasikan dan inovatif untuk digunakan.
Satu dari kekuatan ENVI adalah pendekataan yang unik dalam pengolahan citra,
mengkombinasikan teknik file-based dan band-based dengan fungsi yang interaktif. Ketika file
data input dibuka, band (saluran) dari citra disimpan dalam sebuah daftar, dimana semua
saluran bisa diakses oleh semua fungsi system. Jika multiple files dibuka, saluran dalam tipe
data yang terpisah dapat diproses sebagai sebuah grup. ENVI menampilkan saluran tersebut
dalam 8 atau 24 bit.
2.5.3. ERDAS Imagine
ERDAS Imagine adalah perangkat lunak pemproses citra digital keluaran perusahan
Leica. Produk ERDAS Imagine dan LPS (Leica Photogrammetry Suite) merupakan produk
andalan dari ERDAS untuk analisis citra dan fotogrametri. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam pekerjaan spasial adalah memutuskan kualitas metrik dari citra. Kualitas
citra yang baik akan memudahkan pengamat untuk melakukan pengamatan terhadap objek.
Umumya kualitas citra yang baik membutuhkan akses yang berbayar.
11. 8
Versi ERDAS IMAGINE ini memberikan slogan “enterprise-enabled” yang artinya
bahwa aplikasi desktop ini dapat bekerja dengan database spasial. dengan plugin Enterprise
loader dan Enterprise editor, Leica telah meninggalkan standar minimal enterprise dan
menciptakan tool integrasi database Oracle 10g spatial ke dalam aplikasi desktop. Tujuan awal
dari IMAGINE adalah pemrosesan citra, tetapi pada versi ini juga menawarkan tool untuk
membuat, edit, dan display data vektor yang mengijinkan editing dan reproyeksi vektor di
shapefiles dan geodatabase (termasuk ArcSDE). Dengan enterprise editor, pengguna dapat
memanipulasi vektor dan topologi di Oracle 10g. Editing dapat dilakukan dengan koneksi
langsung ke database dari standar dekstop klien.
2.5.4. SeaDAS
Seadas merupakan perangkat lunak untuk image analysis, processing, display, dan
quality control data ocean color (MODIS, SeaWiFS, MERIS, OCTS, dan CZCS). Software ini
tersedia dalam bentuk open source dan bisa berjalan baik pada platform Unix (SeaDAS 6)
maupun Windows (SeaDAS 7). Selain versi GUI, SeaDAS jga menyediakan versi IDL yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan eksplorasi data dengan lebih komprehensif.
Aplikasi ini dapat digunakan untuk memproses data satelit menegenai kelerengan garis pantai
yang akurat dan tepat.
Seadas dapat digunakan untuk mengolah data citra satelit untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan yaitu Sea Surface Temperature (SST) yaitu suhu permukaan laut (SPL) dan
juga data Chlorophyll yaitu data kandungan klorofil-a perairan. Data menegenai permuakaan
laut yang dihasilkan oleh aplikasi ini sudah dalam bentuk satuan standar. Suhu perairan yang
dihasilkan adalaha dalm bentuk celcius dan bentuk data klorofil yang dihasilkan adalah dalam
bentuk mg/m3, satuan ini sudah termasuk satuan standar.
2.6. Satelit
2.6.1. Landsat
Program Landsat merupakan paduan antara teknologi dirgantara dan kemajuan bidang
teledeteksi, sehingga menjadikan suatu sistem yang praktis untuk pengelolaan sumberdaya
bumi. Ada dua macam sistem sensor pada Landsat yaitu RBV dan MSS. RBV (Return Beam
Vidicon) kamera yang terdiri dari band 1 (hijau), band 2 (merah) dan band 3 (infra merah).
MSS (Multispec-tral Scanner) terdiri dari empat macam band yaitu band 4 (hijau), band 5
(merah), band 6 (merah — infra merah) dan band 7 (infra merah).
RBV menggunakan tiga buah kamera televisi yang dipasang sejajar dan diarahkan
sedemikian rupa sehingga secara seren-tak memotret bagian bumi yang tepat ada di bawahnya.
12. 9
Tiap lembar citra RBV mencakup liputan daerah seluas 100 mil x 100 mil atau 185 km x 185
km dan mem-punyai penampalan 10% sepanjang lintasan. Tiga buah kamera RBV tersebut
masing-masing bekerja pada daerah panjang gelom-bang yang berbeda yaitu:
1. band 1: 0,460 μ m- 0,560 μ m (hijau),
2. band 2: 0,560 μ m- 0,680 μ m (merah).
3. band 3: 0,680 μ m- 0,820 μ m (infra merah),
Sensor MSS menggunakan cermin ber-putar untuk melihat permukaan bumi yang
berada pada satelit secara langsung dan terus menerus. Lebar daerah liputan mencapai 100 mil
atau 185 km. Pada sistem radar ini susunan detektor sensitif terhadap empat daerah panjang
gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang dalam sistem radar meliputi:
1. band 4: 0,500 μ m- 0,600 μ m (hijau),
2. band 5: 0,600 μ m- 0,700 μ m (merah),
3. band 6: 0,700 μ m- 0,800 μ m (merah - infra merah),
4. band 7: 0,800 μ m- l,100 μ m (infra merah).
2.6.2. Sentinel
Sentinel-2 merupakan satelit pemantau muka bumi yang diluncurkan oleh badan Eropa,
European Space Agency (ESA). Satelit dengan 13 kanal spektral yang digunakan pada
Sentinel-2 memiliki 3 resolusi berbeda, yakni 10 meter, 20 meter, dan 60 meter. Fungsi dari
Satelit Sentinel-2 adalah serupa dengan Satelit Landsat, yakni untuk pembuatan desain tematik
berkenaan dengan tata ruang, ekosistem, hingga perubahan tampak muka bumi (European
Space Agency (ESA).
Satelit Sentinel-2 memiliki 2 jenis satelit yang identik, yaitu sentinel 2A yang
diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2015 dan Sentinel 2B pada tanggal 7 Maret 2017, masing-
masing mengitari daerah ekuator dan memiliki resolusi temporal hingga 5 hari. Selain itu waktu
perekaman Sentinel-2 berdekatan dengan satelit Landsat. Level produk Sentinel-2 yang
tersedia adalah Level 1C, dimana produk telah terkoreksi secara geometrik dan radiometrik.
2.6.3. Ikonos
Ikonos adalah satelit komersial beresolusi tinggi pertama yang ditempatkan di ruang
angkasa. Ikonos dimiliki oleh Space Imaging, sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika
Serikat. Satelit komersial beresolusi tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3 (OrbImage),
Quickbird (EarthWatch) dan EROS-A1 (West Indian Space). Ikonos diluncurkan pada bulan
September tahun 1999 dan pengumpulan data secara regular dilakukan sejak Maret 2000.
Ikonos dimiliki dan dioperasikan oleh Space Imaging. Di samping mempunyai kemampuan
merekam citra multispetral pada resolusi 4 meter, Ikonos dapat juga merekam obyek-obyek
13. 10
sekecil satu meter pada hitam dan putih. Dengan kombinasi sifat-sifat multispektral pada citra
4-meter dengan detail-detail data pada 1 meter, citra Ikonos diproses untuk menghasilkan 1-
meter produk-produk berwarna.
Banyak aplikasi untuk data Ikonos yang dapat diketahui. Pemilik berharap bahwa
penggunaan lapangan dapat dibayar untuk harga data komersial. Diharapkan bahwa, pada masa
mendatang, 50% data foto udara akan digantikan oleh citra beresolusi tinggi dari angkasa
(kamera pesawat digital akan banyak menggantikan foto udara yang masih ada). Misi pertama
Ikonos akan mendapatkan citra seluruh kota-kota utama Amerika Serikat. Sampai saat ini
pemetaan dan monitoring perkotaan dari angkasa (tidak hanya di Amerika) hanya mungkin
pada skala terbatas.
2.7. Tantangan dalam Penginderaan Jauh Kelautan
Dibalik peuang penggunaan citra satelit sebagai sumber data, terdapat beberapa
tantangan yang perlu dihadapi. Di Indonesia, dua tantangan utama pemanfaatan data citra
satelit dapat berasal dari karakteristik citra satelit sendiri dan kondisi geografis Indonesia.
Tantangan dari citra satelit meliputi adanya tutupan awan dan kompleksitas data. Citra satelit
terdiri dari citra optik yang tidak tembus awan dan citra radar yang tembus awan. Citra optik
memiliki banyak band yang mampu menjadi sumber informasi vegetasi, namun banyak
mengalami tutupan awan pada daerah-daerah tertentu. Kondisi geografis Indonesia dengan
jumlah awan yang merat, menyebabkan citra satelit optik di seluruh wilayah Indonesia pernah
mengalami adanya tutupan awan, namun jumlah band yang tersedia masih terbatas. Tantangan
lain adalah gambar bumi yang ditangkap oleh citra satelit bukan dalam bentuk satu gambar
utuh, tetapi terpotong menjadi beberapa scenes, dimana tiap scenes memiliki tanggal
penangkapan yang berbeda. Agar model yang dihasilkan akurat, sedapat mungkin data label
yang digunakan memiliki tanggal yang sama atau sangat mendekati tanggal citra satelit. Jika
terjadi perbedaan, perlu dilakukan pengecekan berapa rentang waktu perbedaan antara data
label dan citra satelit yang diperkirakan tidak berpengaruh terhadap nilai fitur. Tantangan
penting lainnya adalah perlunya dikembangkan model yang stabil untuk wilayah Indonesia
yang cukup heterogen, sehingga hasil prediksi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, besarnya ukuran data citra satelit menuntut untuk dikembangkan infrastruktur
berbasis cloud gratis untuk mempermudah penyampaian informasi.
14. 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penginderaan jauh adalah teknologi yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang bumi dan lingkungannya tanpa harus secara fisik berada di lokasi tersebut
dengan menggunakan sensor yang terpasang pada pesawat atau satelit untuk
mengumpulkan data.
2. Penginderaan jauh digunakan untuk memantau kondisi laut dan mengukur
parameter fisik air laut dengan menggunakan satelit atau pesawat yang dilengkapi
dengan instrumen penginderaan jauh.
3. Data penginderaan jauh kelautan memiliki banyak aplikasi diantaranya adalah
pemantauan kondisi lingkungan laut, pemantauan kegiatan perikanan, identifikasi
jenis dan kuantitas sumber daya laut, pemantauan dan prediksi cuaca laut dan
gelombang laut untuk mendukung keamanan dan keselamatan pelayaran,
pemantauan dan deteksi bencana alam laut, pemantauan dan perubahan iklim serta
pengaruhnya terhadap laut dan kehidupan laut.
4. Tantangan dari penginderaan jauh diantaranya adalah keterbatasan resolusi,
variabilitas cuaca dan kondisi lingkungan, penyimpangan akibat efek atmosfer,
keterbatasan temporal, dan keterbatasan teknologi.
5. Penginderaan jauh kelautan memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan
dan pengambilan keputusan dalam bidang kelautan dan perikanan antara lain dalam
pemantauan dan pengelolaan sumber daya laut, pengawasan dan penegakan hukum,
pengembangan infrastruktur kelautan, pemanfaatan lingkungan laut, serta
pemantauan dan mitigasi bencana alam.
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi.
DigiBook Yogyakarta.
Lemenkova P. 2015. Processing Remote Sensing Data Using Erdas Imagine for Mapping
Aegean Sea Region, Turkey. Prague Charles Univerity.
Nurman, A. 2010. Pemanfaatan Data Modis untuk Mendeteksi Daerah Tangkapan Ikan Pantai
Timur dan Barat Sumatera Utara. Jurnal Geografi, 2(2): 17-30.
Sari, D. P. dan M. Z. Lubis. 2017. Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Memetakan Persebaran
Lamun di Wilayah Pesisir Pulau Batam. Jurnal Enggano, 2(1): 38-45.
Shalihati, S. F. 2014. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam
Pembangunan Sektor Kelautan Serta Pengembangan Sistem Pertahanan Negara Maritim.
Geoedukasi, 3(2): 115-126.
Susanto. 1986. Penginderaan Jauh. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suwargana, N. 2013. Resolusi Spasial, Temporal dan Spektral pada Citra Satelit Landsat, Spot
dan Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya, 1(2): 167-174.
Triscowati, D. W. dan A. W. Wijayanto. 2019. Peluang dan Tantangan dalam Pemanfaatan
Teknologi Penginderaan Jauh dan Machine Learning untuk Prediksi Data Tanaman
Pangan yang Lebih Akurat. Seminar Nasional Official Statistics 2019: Pengembangan
Official Statistics dalam Mendukung Implementasi SDG’s: 177-187.
Yanuar, R. C., R. Hanintyo dan A. A. Muzaki. 2018. Pennetuan Jenis Citra Satelit dalam
Interpretasi Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Pengolahan Algoritma Cahaya
Tampak. Jurnal Ilmiah Geomatika, 23(2): 75.
https://www.gramedia.com/literasi/penginderaan-jauh/ diakses pada 21 April 2023
https://lancangkuning.com/post/16556/prinsip-dasar-pengindraan-jauh.html diakses pada 21
April 2023
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/penginderaan-jauh/ diakses pada 20 April 2023