Dokumen tersebut membahas penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan terumbu karang di seluruh perairan Indonesia agar dapat mengelola sumber daya terumbu karang secara efektif dan efisien. Pemetaan dilakukan menggunakan citra satelit Landsat-TM untuk menghasilkan data luasan dan sebaran terumbu karang secara nasional. Pemetaan dilaksanakan dalam dua tahap untuk berbagai wilayah di Indonesia.
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGLuhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membahas peranan, kelebihan, dan kelemahan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) dalam memperoleh informasi sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Teknik ini telah banyak digunakan untuk memberikan informasi potensi perikanan, kesesuaian lahan budidaya laut, identifikasi sumber daya pesisir, dan analisis lingkungan laut. Kelebihan teknik ini adalah mampu memetakan da
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dua proyek investasi potensial di Kawasan Geopark Gunung Sewu yaitu penanaman tanaman perindang di sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan dan pengembangan situs geosains Bioturbasi Kalingalang."
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Putika Ashfar Khoiri
The writer would like to say thank you to Dr. Ing. Widjo Kongko, M. Eng as the supervisor that fully indebted for his guidance, patience, understanding, encouragement and for his enthusiasm during this study about tsunami numerical modelling. As we know that Indonesia is located between the intersection of many continental plate which make a subduction zone. This directional movement of the continental plate along the subduction zone can generate an earthquake which is potential to make a tsunami if the magn;itude of an earthquake is greater than 7 mw.
The research about tsunami risk and management in Indonesia should be developed as a mitigation of tsunami hazard after tsunami Aceh 2006. The victims caused by tsunami should be reduction by preparenes and awarenes of Indonesian people. Especially in East Indonesia, which is located on six intersection of subduction zone : Megathrust Papua, Megathrust Filipina, Megathrust Sulawesi, Megathrust Banda, Megathrust timor and Megathrust Sumba.
Laporan ini memberikan ringkasan kegiatan penelitian dan pengembangan terkait perubahan iklim yang dilakukan Laboratorium Data Laut dan Pesisir antara bulan Januari hingga Juli 2013. Beberapa kegiatan utama meliputi pemutakhiran sistem informasi geografis laut nasional, analisis sumber daya kelautan di dua wilayah pengelolaan perikanan, kajian variabilitas iklim dan monsun di perairan Indonesia, serta kerja sama penelitian internasional.
Kelebihan, Kelemahan serta Peranan Teknik Penginderaan Jauh dan SIGLuhur Moekti Prayogo
Dokumen tersebut membahas peranan, kelebihan, dan kelemahan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) dalam memperoleh informasi sumber daya wilayah pesisir dan lautan. Teknik ini telah banyak digunakan untuk memberikan informasi potensi perikanan, kesesuaian lahan budidaya laut, identifikasi sumber daya pesisir, dan analisis lingkungan laut. Kelebihan teknik ini adalah mampu memetakan da
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dua proyek investasi potensial di Kawasan Geopark Gunung Sewu yaitu penanaman tanaman perindang di sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan dan pengembangan situs geosains Bioturbasi Kalingalang."
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Putika Ashfar Khoiri
The writer would like to say thank you to Dr. Ing. Widjo Kongko, M. Eng as the supervisor that fully indebted for his guidance, patience, understanding, encouragement and for his enthusiasm during this study about tsunami numerical modelling. As we know that Indonesia is located between the intersection of many continental plate which make a subduction zone. This directional movement of the continental plate along the subduction zone can generate an earthquake which is potential to make a tsunami if the magn;itude of an earthquake is greater than 7 mw.
The research about tsunami risk and management in Indonesia should be developed as a mitigation of tsunami hazard after tsunami Aceh 2006. The victims caused by tsunami should be reduction by preparenes and awarenes of Indonesian people. Especially in East Indonesia, which is located on six intersection of subduction zone : Megathrust Papua, Megathrust Filipina, Megathrust Sulawesi, Megathrust Banda, Megathrust timor and Megathrust Sumba.
Laporan ini memberikan ringkasan kegiatan penelitian dan pengembangan terkait perubahan iklim yang dilakukan Laboratorium Data Laut dan Pesisir antara bulan Januari hingga Juli 2013. Beberapa kegiatan utama meliputi pemutakhiran sistem informasi geografis laut nasional, analisis sumber daya kelautan di dua wilayah pengelolaan perikanan, kajian variabilitas iklim dan monsun di perairan Indonesia, serta kerja sama penelitian internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bidang gelincir untuk menentukan daerah rawan longsor di Desa Majannang, Kabupaten Gowa, dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur tanah di bawah permukaan berdasarkan perbedaan resistivitasnya. Hasilnya berupa kontur 2-D yang menggambarkan distribusi resistivitas secara horizontal dan vertikal, yang dapat digunakan untuk
Capaian Kerja Badan Geologi 2020 dan Rencana 2021CIkumparan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan aktivitas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2020 dan rencana kerja 2021. Termasuk di dalamnya adalah mitigasi bencana geologi seperti gunung api, gempa bumi, longsor, dan penurunan tanah serta pengembangan pos pengamatan gunung api.
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
Indonesia memiliki kawasan karst terluas di Asia Tenggara yakni 142.000 km2 dan sekitar 15%-nya masuk dalam kawasan lindung (Clements et al 2006). Luasan karst tersebut belum banyak diungkap kekayaannya. Eksplorasi dan penelitian kawasan karst di Indonesia umumnya dilakukan oleh negara lain (Perancis, Inggris, Australia, Italia, dan lain-lain).
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Nama nama Geografi yang selama ini tertera didalam peta (dasar) yang kita kenal membutuhkan satu proses yang diatur pemerintah. Lebih dari itu, secara substantive dikenal adanya istilah toponimi yang notabene dibawa oleh lembaga PBB yang mengkhususkan megenai nama-nama geografi.
Dokumen tersebut merupakan daftar pustaka yang berisi referensi-referensi mengenai metode polarisasi terinduksi dan aplikasinya untuk eksplorasi mineral. Daftar pustaka tersebut mencakup berbagai jenis sumber seperti jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan sumber daya online.
Dokumen tersebut membahas tiga pelajaran penting dari gempa Palu Donggala 2018, yaitu kerusakan struktur akibat gempa dan likuifaksi tanah serta dampak dan mitigasi tsunami. Dokumen ini menekankan pentingnya mempelajari geoteknik dan mempersiapkan bangunan tahan gempa beserta sistem peringatan dini tsunami.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari laporan akhir kerja praktek yang membahas tentang pengolahan data gempa mikro pada daerah panas bumi Bravo. Dokumen menjelaskan tentang latar belakang geologi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi besar akibat subduksi lempeng, serta mendefinisikan sistem geothermal dan gelombang seismik sebagai dasar teori untuk menganalisis data gempa mikro. Tujuan penelitian adalah
Gempa bumi berkekuatan 7,7 pada 25 Oktober 2010 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mengakibatkan tsunami dan menewaskan 448 jiwa serta merusak fasilitas dan rumah penduduk. Pemerintah melakukan relokasi penduduk ke lokasi yang lebih tinggi dan mengembangkan tanaman untuk meningkatkan pendapatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menganggarkan Rp1,16 triliun untuk rehabilitasi
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi bidang gelincir untuk menentukan daerah rawan longsor di Desa Majannang, Kabupaten Gowa, dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur tanah di bawah permukaan berdasarkan perbedaan resistivitasnya. Hasilnya berupa kontur 2-D yang menggambarkan distribusi resistivitas secara horizontal dan vertikal, yang dapat digunakan untuk
Capaian Kerja Badan Geologi 2020 dan Rencana 2021CIkumparan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan aktivitas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2020 dan rencana kerja 2021. Termasuk di dalamnya adalah mitigasi bencana geologi seperti gunung api, gempa bumi, longsor, dan penurunan tanah serta pengembangan pos pengamatan gunung api.
Metode inventarisasi habitat bentik di Pulau Kemujan menggunakan teknologi penginderaan jauh memberikan hasil yang akurat dengan biaya dan waktu yang lebih efisien dibanding survei lapangan. Namun, penginderaan jauh hanya dapat menghasilkan informasi pada tingkat komunitas sedangkan survei lapangan dapat menghasilkan informasi lebih rinci hingga tingkat lifeform. Optimalisasi penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam
Indonesia memiliki kawasan karst terluas di Asia Tenggara yakni 142.000 km2 dan sekitar 15%-nya masuk dalam kawasan lindung (Clements et al 2006). Luasan karst tersebut belum banyak diungkap kekayaannya. Eksplorasi dan penelitian kawasan karst di Indonesia umumnya dilakukan oleh negara lain (Perancis, Inggris, Australia, Italia, dan lain-lain).
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Nama nama Geografi yang selama ini tertera didalam peta (dasar) yang kita kenal membutuhkan satu proses yang diatur pemerintah. Lebih dari itu, secara substantive dikenal adanya istilah toponimi yang notabene dibawa oleh lembaga PBB yang mengkhususkan megenai nama-nama geografi.
Dokumen tersebut merupakan daftar pustaka yang berisi referensi-referensi mengenai metode polarisasi terinduksi dan aplikasinya untuk eksplorasi mineral. Daftar pustaka tersebut mencakup berbagai jenis sumber seperti jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan sumber daya online.
Dokumen tersebut membahas tiga pelajaran penting dari gempa Palu Donggala 2018, yaitu kerusakan struktur akibat gempa dan likuifaksi tanah serta dampak dan mitigasi tsunami. Dokumen ini menekankan pentingnya mempelajari geoteknik dan mempersiapkan bangunan tahan gempa beserta sistem peringatan dini tsunami.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari laporan akhir kerja praktek yang membahas tentang pengolahan data gempa mikro pada daerah panas bumi Bravo. Dokumen menjelaskan tentang latar belakang geologi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi besar akibat subduksi lempeng, serta mendefinisikan sistem geothermal dan gelombang seismik sebagai dasar teori untuk menganalisis data gempa mikro. Tujuan penelitian adalah
Gempa bumi berkekuatan 7,7 pada 25 Oktober 2010 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat mengakibatkan tsunami dan menewaskan 448 jiwa serta merusak fasilitas dan rumah penduduk. Pemerintah melakukan relokasi penduduk ke lokasi yang lebih tinggi dan mengembangkan tanaman untuk meningkatkan pendapatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menganggarkan Rp1,16 triliun untuk rehabilitasi
Comparison of Normalized Difference Water Index (NDWI) and Sobel Filter Metho...Luhur Moekti Prayogo
For a country, the existence of a coastline has an important value because it acts as a protection for marine resources and determines maritime boundaries between countries. There are various methods used for coastline analysis, both manual by digitizing and automatic by edge detection. This study compares the Normalized Difference Water Index (NDWI) method with the Sobel filter for coastline extraction in the South Coast of Sampang, Madura using Landsat 8 imagery. The best approach is then applied to the image to determine changes in coastlines from 2015 to 2020. This research shows that visually, the NDWI method produces better edges than the Sobel filter because the resulting lines are close to the original conditions in Landsat 8 or Basemap World Imagery. Sobel filter, the resulting accuracy is not very good. It does not approach field conditions, but this filter has the advantage of a relatively fast processing time because it can use a single band. Then the NDWI value generated in this study has a range of -0.497121 to 0.377046. The first class, which is a non-water body object, has a value of -0.497121 to 0. Then the second class, which is a body of water object, has a value of 0 to 0.377046. The coastline change for five years shows a shift in the coastline with a range of 0.62 to 2.75 meters. The Landsat 8 pixel size is 30 meters, while the shift is only <3 meters. So that this experiment does not show any significant coastline changes. Suggestions for further research: It is necessary to conduct a study using high-resolution imagery to confirm changes in the coastline accurately.
Dokumen tersebut merangkum hasil kegiatan Badan Geologi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Berdasarkan survei lapangan, ditemukan indikasi mineralisasi tipe porfiri di Blok Tasikmadu. Untuk tindak lanjut, rencananya akan dilakukan pengukuran geofisika lanjutan dan pemboran di satu titik untuk menambah data. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan kawasan tersebut menjadi geowisata dan
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
Makalah ini membahas tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan, termasuk cara kerja, komponen, dan aplikasi penginderaan jauh untuk memantau kondisi laut dan sumber daya perikanan. Dijelaskan pula tantangan dan peran penginderaan jauh dalam pengelolaan sumber daya kelautan."
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Dokumen tersebut membahas penggunaan penginderaan jauh untuk perlindungan terumbu karang dan aplikasinya dalam konservasi lingkungan. Penginderaan jauh digunakan untuk memantau suhu permukaan laut dan memetakan habitat terumbu karang secara 3D untuk memprediksi biomassa dan keanekaragaman hayati.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 1310210011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Fajar Kurniawan, NIM : 1310210012, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
Tugas mata kuliah ini membahas tentang citra penginderaan jauh dengan resolusi rendah, menengah, dan tinggi yang diambil dari satelit Landsat 7. Terdapat pembahasan tentang karakteristik citra Landsat dan proses koreksi geometrik yang dilakukan untuk menghasilkan citra yang terkoreksi secara geometris. Metode fusi citra Brovey digunakan untuk menggabungkan citra multispektral dan citra pankromatik Landsat agar didap
Dokumen tersebut membahas tentang rencana ekspedisi untuk pemetaan jalur pendakian Gunung Nokilalaki di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ekspedisi ini akan mengukur koordinat, ketinggian, kemiringan, dan trek jalur menggunakan metode manual selama 5 hari. Tujuannya adalah memetakan kondisi jalur pendakian gunung tersebut.
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Teks tersebut merupakan studi karakteristik pasang surut di pesisir selatan dan utara Kabupaten Sumenep, Madura. Menggunakan metode Least Square, didapatkan bahwa pesisir selatan memiliki tipe pasang surut campuran semi-diurnal, sedangkan pesisir utara bersifat diurnal. Perbedaan tipe tersebut disebabkan kondisi geografis wilayah masing-masing.
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
Laporan praktikum ini membahas tentang praktikum penginderaan jauh kelautan yang meliputi tujuan dan manfaat praktikum serta tahapan kegiatan praktikum. Topik utama laporan ini adalah pengolahan citra satelit untuk memperoleh informasi wilayah laut."
Pemodelan Sebaran Habitat Dugong Dugon Kawasan Pesisir Pulau Bintan Kepulauan...Luhur Moekti Prayogo
Pemodelan dilakukan untuk menentukan sebaran habitat dugong di Pulau Bintan dengan variabel lingkungan seperti lamun, jarak sungai, kedalaman air, dan kecerahan air. Hasilnya menunjukkan nilai AUC 0,96 dengan deviasi 0,04, dan sebaran habitat potensial terdapat di Desa Berakit, Gunung Kijang, Kawal, dan Malang Temu. Parameter paling berpengaruh adalah lamun, jarak sungai, dan kedalaman air.
Penerapan Metode Least Square untuk Analisis Harmonik Pasang Surut Air Laut d...Luhur Moekti Prayogo
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut secara periodik akibat gaya tarik antar benda langit yaitu bumi, bulan dan matahari. Pengetahuan mengenai pasang surut penting dilakukan karena setiap wilayah memiliki karakteristik masing-masing dan berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat wilayah pesisir seperti pelayaran, tambak garam dan penangkapan ikan. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana lima wilayahnya yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, yaitu kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang. Kelima kecamatan tersebut merupakan tepat aktivitas yang berkaitan dengan pelayaran dan navigasi serta pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasang surut air laut di perairan Tuban, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Least Square atau Kuadrat Terkecil. Data pasang surut yang digunakan yaitu data pada bulan Januari 2021 yang mewakili data musim penghujan (angin muson barat) dan data bulan Agustus 2021 yang mewakili data musim kemarau (angin muson timur) yang bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan interval satu jam. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut wilayah perairan Tuban yaitu Diurnal atau Harian Tunggal dengan bilangan Formzahl sebesar 5.65 dan 10.25. Pada musim barat, pasang tertinggi terjadi pada awal dan pertengahan bulan. Sedangkan surut terendah terjadi di sekitar tanggal 7-9 dan 21-25 Januari 2021. Sedangkan pada musim timur, pasang tertinggi terjadi pada 7-13 dan 19-25 Agustus 2021 dan surut terendah terjadi pada 15-17 Agustus 2021. Komponen harmonik cenderung lebih besar pada komponen pembentuk pasang surut Diurnal yaitu K1, O1, dan P1.
Similar to 55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan (20)
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
PENGINDERAAN JAUH DASAR
TUGAS PENGINDERAAN JAUH
DASAR (GKP 1201)
KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
INDONESIA
Disusun oleh :
Nama : Brianardi Widagdo
NIM
: 2010/301014/GE/06821
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1
2. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
ARTIKEL PENGINDERAAN JAUH
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
2
3. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Wednesday, February 23, 2011
Inderaja Dukung Pemantauan Wilayah Indonesia
Jakarta - Penginderaan jauh (inderaja) dapat dimanfaatkan untuk pemantauan wilayah
Indonesia. Pemantauan ini akan mendukung pertahanan negara
Hal tersebut diungkapkan Kadislahtal Laksamana Pertama Iwan Kustiawan, MM saat
pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengolahan Data Penginderaan Jauh untuk
Mendukung Pertahanan dan Keamanan, di Pusat Pengolahan Data Pengindraan Jauh Lapan,
Pekayon, Jakarta Timur, Senin (21/2).
Menurut Iwan, untuk memantau wilayah perairan Indonesia, TNI Angkatan Laut perlu
memperoleh bantuan teknis dalam bidang teknologi penginderaan jauh yang dikembangkan
Lapan. Dengan demikian, TNI Angkatan Laut dapat memanfaatkannya dalam upaya
pengembangan sistem pertahanan negara.
Sistem pertahanan yang dapat didukung melalui inderaja yaitu pengamatan, identifikasi dan
komunikasi, serta pemetaan. Iwan menjelaskan, inilah yang menjadi motivasi TNI Angkatan
Laut bekerja sama dengan Lapan dalam melaksanakan bimtek.
Sementara itu, Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan, Ir. Nurhidayat, Dipl. Ing. dalam
sambutannya mengatakan bahwa Lapan memiliki tugas dalam bidang inderaja. “Tugas Lapan
menghasilkan data penginderaan jauh dan mendistribusikannya pada pengguna. Data tersebut
digunakan bersama oleh berbagai instansi agar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Bimtek ini merupakan cara meningkatkan kemampuan sumber daya pengguna dalam
penginderaan jauh. Bimtek diikuti oleh 22 peserta yang terdiri dari TNI Angkatan Laut,
Pustopad, Bakorkamla, dan Badan Inteligen Negara. Pelatihan berlangsung pada 21 Februari
hingga 4 Maret 2011.
Materi bimtek meliputi praktikum pengolahan data, konversi format, penajaman citra,
pembuatan citra komposit, koreksi geometric, cropping dan mosaic data, interpretasi visual,
labelling, layout, penggunaan Global Position System (GPS), serta survei lapangan. Dari
hasil survei lapangan dilanjutkan dengan praktikum pengolahan DEM dan deteksi garis
pantai. (LAPAN/WDN)
Sumber : http://www.mik-news.co.cc/2011/02/inderaja-dukung-pemantauan-wilayah.html
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
3
4. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Teknologi Inderaja Bantu Mitigasi Bencana
Oleh Redaksi Suaramandiri.com Rabu, 14 Juli 2010 00:32
JAKARTA (suaramandiri.com)- Mitigasi bencana alam dan kebakaran hutan merupakan
contoh pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (inderaja). Hal tersebut dijelaskan oleh
Peneliti Pusat Data Penginderaan Jauh (Pusdata) Lapan, Andi Setyoko, MT, saat menerima
kunjungan siswa kelas X SMA Talenta Taman Kopo Bandung di Kedeputian Penginderaan
jauh Lapan, Pekayon, Jakarta Timur, Rabu (9/2).
Andi juga memaparkan bahwa Lapan menyediakan data hasil perekaman inderaja. Data
tersebut diolah, diproses, kemudian dianalisis. Data ini kemudian digunakan untuk
perencanaan tata ruang perkotaan, pemetaan zona potensi penangkapan ikan, pemantauan
perubahan penutupan lahan, mitigasi bencana alam, dan pemutakhiran peta topografi.
Sementara itu, dalam kunjungan ini, peneliti Pusdata Lapan Danang Surya Candra, M. Sc.
menjelaskan mengenai prinsip penginderaan jauh. Ia menjelaskan, penginderaan jauh artinya
mengamati permukaan bumi. Salah satu cara kerja teknologi penginderaan jauh adalah
dengan menempatkan peralatan pengindera seperti kamera di atmosfer. Kamera yang
digunakan oleh satelit beresolusi tinggi sehingga obyek pengamatan terlihat jelas. Kamera
satelit tersebut digunakan untuk mengambil gambar obyek rupa bumi seperti kepulauan,
perkotaan, dan perkebunan.
Danang menambahkan, satelit menggunakan sensor untuk menangkap gelombang
elektromagnetik yang dipantulkan oleh objek-objek di permukaan bumi. Ada dua jenis sensor
yaitu sensor optik dan sensor radar. Sifat hamburan sensor radar tidak terganggu oleh awan
sehingga dalam keadaan gelap sensor ini tetap dapat mendeteksi objek.
Prinsip sensor dalam satelit yaitu, semakin tinggi intensitas gelombang yang dipantulkan
maka semakin baik perekaman yang didapatkan. Oleh karena itu, penginderaan jauh satelit
baik sekali untuk memantau kebakaran hutan. Hal ini disebabkan, panas yang diakibatkan
oleh pembakaran hutan dapat ditangkap sensor satelit dengan baik.
Ternyata, terdapat dua sistem orbit satelit yaitu orbit polar dan ekuatorial. Dalam sistem orbit
polar, satelit mengelilingi bumi dengan melewati kutub. Sementara itu, dalam orbit
ekuatorial, satelit bergerak sejajar garis ekuator.
Peserta kunjungan terdiri dari 115 siswa dan enam guru pembimbing. Menurut guru
pembimbing, Wawan Safturi, kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi penginderaan jauh. Kunjungan tersebut sekaligus berkaitan
dengan mata pelajaran geografi dan fisika. Dalam kegiatan ini, para siswa mengunjungi
fasilitas pengolahan data penginderaan jauh Lapan.
Sumber
http://www.suaramandiri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=119:contohberita-iptek-2&catid=161:iptek&Itemid=119
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
4
:
5. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Citra Satelit Perlihatkan Kawah Merapi Meluas
Tim Liputan 6 SCTV
11/11/2010 17:51
Liputan6.com, Jakarta: Letusan Gunung Merapi berdampak hebat bagi vegetasi dan
lingkungan sekitar lereng Merapi. Citra satelit yang diterima Lembaga Penerbangan
Antariksa Nasional (Lapan), Kamis (11/11), memperlihatkan ada penambahan luas kawah
akibat letusan Merapi. Demikian diungkapkan Kepala Teknologi Pengindraan Jauh Lapan
Agus Hidayat.
Jika dibandingkan dengan foto-foto kawasan Gunung Merapi pada 2008 silam, sebelum
meletus, tampak di kawasan puncak Merapi masih tertutup vegetasi pohon-pohon. Sedangkan
pada foto-foto sekarang, puncak Merapi terlihat ada penambahan kawah akibat erupsi besar
pada 5 November silam.
Tak hanya itu, dari foto tersebut juga tampak lelehan lava berupa garis-garis lava yang
mengalir ke arah lereng selatan Merapi. Adapun citra satelit Gunung Merapi itu diperoleh
Lapan melalui satelit internasional dengan metode pencitraan potis maupun radar.
(BJK/ANS)
Sumber :
http://tekno.liputan6.com/berita/201011/306070/citra_satelit_perlihatkan_kawah_merapi_meluas
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
5
6. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Pemetaan Terumbu Karang
17 Januari 2003
Wilayah laut Indonesia yang luas dengan garis pantai yang panjang dan dengan posisi
geografisnya yang unik memiliki sumber daya terumbu karang yang kaya dan luas. Untuk
pengelolaannya yang efektif dan efisien sangat diperlukan informasi mengenai luas dan
sebaran terumbu karang di seluruh perairan Indonesia. Permasalahannya adalah bahwa sangat
sulit untuk dapat menyediakan data dan informasi mengenai luas dan sebaran terumbu karang
secara nasional dalam waktu yang cepat melalui pengamatan dan pengukuran langsung,
karena akan memerlukan tenaga yang berat, biaya mahal dan waktu yang sangat lama. Oleh
karena itu perlu digunakan alternatif teknologi yang dapat mempercepat penyediaan data dan
informasi mengenai luasan terumbu karang tersebut, misalnya penggunaan teknologi
penginderaan jauh. Atas dasar pertimbangan itu, maka COREMAP melalui Deputi I bidang
Informasi dan Pelatihan Terumbu Karang, bekerjasama dengan Bank Data Inderaja LandsatTM LAPAN, melakukan kegiatan pemetaan untuk memperoleh data mengenai luas dan
sebaran terumbu karang serta panjang garis pantai di Indonesia menggunakan teknologi
penginderaan jauh dan sistem informasi geografi (SIG).
Yang dimaksud dengan data dan informasi mengenai luas dan sebaran terumbu karang dalam
pemetaan ini mencakup luas dan sebaran pasir karang, rataan terumbu tengah, tubir dan
lereng terumbu. Dengan kata lain dalam kegiatan ini terumbu karang terdiri dari binatang
karang, derivatnya dan habitat yang ada di dalamnya.
Pemetaan terumbu karang menggunakan teknologi inderaja Landsat-TM ini dilakukan
sampai batas kedalaman yang dapat dideteksi oleh sensor satelit. Untuk daerah yang datar
atau agak landai, penghitungan luas dilakukan secara langsung berdasarkan jumlah piksel.
Untuk daerah dengan sudut kemiringan yang agak besar, perhitungan luas terumbu karang
dibantu dengan suatu transformasi yang memasukan komponen batimetri. Sedangkan untuk
daerah yang sangat curam atau yang berbentuk dinding terjal, penentuan luas terumbu karang
dilakukan secara visual dan dengan bantuan echosounder.
Adapun batasan-batasan mengenai peristilahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
Luas terumbu karang: di ukur mulai dari garis pantai dengan dasar pasir karang, rataan
terumbu, tubir dan lereng terumbu sampai kedalaman di mana karang masih hidup dan
membentuk terumbu;
Takat (patch reef); diukur sesuai dengan kondisi yang terekam oleh citra Landsat -TM
Karang tepi (fringing reef ); diukur mulai dari garis pantai sampai batas kedalaman di mana
karang masih hidup dan membentuk terumbu.
Karang penghalang (barrier); di ukur luasnya di kedua sisi, baik yang menghadap ke laut
lepas maupun yang menghadap ke pulau utama;
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
6
7. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Atol; diukur di kedua sisi, baik yang menghadap ke laut lepas maupun ke lagoon (goba).
Goba yang kedalamannya kurang dari 10 meter dianggap sebagai satu kesatuan luas karang
di atol tersebut;
Panjang garis pantai; diukurmengikuti garis pantai yang ada pada citra Landsat-TM
Untuk mencapai hasil yang optimal, Deputi I COREMAP membagi pelaksanaan kegiatan
pemetaan ini dalam dua tahap, yaitu:
Tahap I (tahun anggaran 1999/2000) untuk daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Sulawesi.
Tahap II (tahun anggaran 2000/2001) untuk daerah Kalimantan, Nusa Tenggara Timur,
Maluku dan Irian Jaya
Pemetaan tahap pertama saat ini telah selesai dilakasanakan dan hasilnya sebagai berikut:ÿ
Data luas terumbu karang dalam bentuk tabular untuk setiap wilayah;
Data sebaran spasial terumbu karang skala 1 : 100.000 digital dalam media perekam CDROM untuk setiap wilayah;ÿ
Data sebaran spasial terumbu karang dalam bentuk hardcopy skala 1 : 500.000 dan rekaman
digital dalam media CD-ROM untuk wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Sulawesi;ÿ
Data garis pantai hasil pembaharuan dengan menggunakan citra satelit dalam bentuk media
rekaman CD-ROM.ÿ
Kegiatan pemetaan tahap kedua waktu ini masih dalam proses awal. Berbekal pengalaman
yang diperoleh pada pelaksanaan tahap pertama serta dengan peralatan dan fasilitas yang
tersedia diharapkan implementasi tahap kedua akan berjalan lebih lancar
Geryanto Nugrahadi
Source : Kalawarta ,Vol 4 No.1 Jun'2000
Sumber : http://www.coremap.or.id/berita/article.php?id=156
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
7
8. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
KOMENTAR DAN PEMBAHASAN
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
8
9. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Penginderaan Jauh pada dasarnya berfungsi memberikan data/informasi spasial dari
suatu tempat. Didalam citra penginderaan jauh terdapat banyak informasi yang dapat direkam
didalamnya, hal ini juga dapat membantu dalam menerapkan tiga pendekatan tersebut, antara
lain untuk pendekatan ekologikal, yaitu dengan mengetahui bentukan lahan, serta
penggunaan lahan existing yang ada, maka secara ekologikal dapat di lakukan analisis apakah
pemanfaatan lahan yang ada saat ini telah sesuai dengan proses ekologi, atau justru
menyalahi fungsi ekologi yang seharusnya. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan
spasial, dalam membantu menerapkan pendekatan ini untuk menyelesaiakan suatu masalah,
memang pada dasarnya diperlukan peta. Akan tetapi seperti apa yang telah dijelaskan lebih
awal bahwa keberadaan penginderaan jauh mampun meminimalisir biaya, tenaga, dan waktu
untuk mengahsilkan informasi spasial melalui peta tersebut. Pendekatan yang terakhir adalah
tentang kompelks kewilayahan, artinya didalam dinamika yang dimiliki oleh setiap wilayah
mampun untuk direkam oleh pengideraan jauh, dan digunakan untuk melakukan perencanaan
terhadap pembangunan kedepan. Integrasi antara ketiga pendekatan ini yang berhubungan
pada berbagai permasalahan wilayah, kemudian muncul sebuah bidang di dalam sains
geografi yaitu pengideraan jauh untuk pembangunan wilayah.
Artikel-artikel diatas menunjukan peran penting Penginderaan Jauh dalam menangani
atau dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah-masalah keruangan di Indonesia pada
khususnya. Dalam berbagai disiplin Ilmu , penerapan Penginderaan Jauh sesuai dengan
kebutuhan akan informasi yang akan diolah sebagai hasil dari
informasi keruangan.
Penginderaan Jauh dapat menyajikan model, relief, kemiringan lereng suatu lahan dan
memberikan gambaran atau pemetaan daerah bencana alam, seperti banjir, gempa Bumi,
tsunami, dan daerah letusan gunungapi sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses
pencegahan dan evakuasi. Sejalan dengan kemajuan yang dicapai di bidang teknologi
tersebut, sekarang telah memiliki kemampuan menyajikan informasi spatial (keruangbumian)
yang semakin luas dan semakin akurat. Kemampuan teknologi Inderaja Satelit yang dapat
meliput daerah secara luas dalam waktu singkat serta dilakukan secara periodik, telah
menjadikan teknologi ini tidak saja sekedar pengumpul data/informasi spatial, tetapi juga
sebagai sarana pemantauan dinamika perkembangan wilayah dan sarana/alat guna
mengevaluasi dampak pembangunan terhadap ruang muka bumi.
Indonesia yang mempunyai luas wilayah yang cukup luas memerlukan penginderaan
jauh untuk memantau perkembangan kewilayahan dengan data spasial yang aktual.
Penginderaan Jauh mempunyai kemampuan dalam penyampaian informasi yang lebih cepat
dan efesien dengan cakupan wilayah yang luas, sehingga kita bisa mengetahui perkembangan
wilayah secara periodik. Pertahanan kesatuan Republik Indonesia memerlukan informasi
dengan cepat, berikut kemampuan penginderaan jauh dalam pertahanan nasional :
1. Proses Pembuatan Analisa Daerah Operasi (ADO), terutama untuk mengidentifikasi
guna menentukan : 5 aspek militer dari medan, Dropping Zone, tempat pendapatan,
daya dukung tanah, keadaan land cover, sumber air, kondisi cuaca.
2. Dalam mengolah Informasi/lntelejen antara lain: dapat membantu mencari dan
menentukan :
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
9
10. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
3.
Disposisi dan dislokasi pasukan musuh
Dislokasi logistik militer musuh
Tempat pengintaian atau peninjauan
Mendeteksi samaran
Menentukan jalan-jalan pendekat, perlindungan, medan kritis dan rintangan.
Untuk keperluan SAR di darat dan di laut Citra Satelit beresolusi tinggi dapat menjadi
alat bantu pencarian lokasi bencana/kecelakaan yang menghendaki pertolongan
segera.
Dapat membantu pembuatan peta militer skala besar untuk daerah yang belum ada
petanya atau untuk pembaharuan peta yang datanya sudah usang.
Dapat membantu pembuatan Laporan Geografi Militer (LGM) atau Laporan Medan
(LM) dan memperbaharui datalinformasi LGM/LM yang usang.
Dapat membantu menganalisis dan meramalkan kondisi cuaca (suhu, awan, tekanan
udara, angin, kelembaban udara, cahaya dan kabut).
Sebagai sarana untuk memantau kondisi wilayah/medan tempur.
4.
5.
6.
7.
Penginderaan Jauh mempunyai fungsi lain selain untuk pemantauan kewilayahan secara
nasional. Dari artikel diatas, Penginderaan Jauh berfungsi dalam penanganan Bencana dan
Sumberdaya Alam. Sebelum bencana alam terjadi biasanya didahului oleh adanya gejalagejala tertentu. Contohnya, sebelum gunung api meletus biasanya didahului oleh adanya
peningkatan suhu permukaan bumi di sekitar gunung api tersebut. Peningkatan panas ini
dapat diketahui dari perubahan yang terjadi pada citra Satelit Penginderaan Jauh. Bahaya
longsoran tanah atau pergeseran tanah pada umumnya diawali dengan adanya retakan atau
rekahan atau patahan bidang tanah secara vertikal. Gejala demikian dapat diketahui dari hasil
analisis citra foto atau citra radar. Bahaya badai atau angin ribut sebelumnya dapat diketahui
dari adanya dua blok massa udara bertekanan sangat tinggi dan di lain pihak massa udara
bertekanan rendah. Gejata udara ini dapat diketahui dari citra satellt GMS (Geostationary
Meteorological Satellite). Demikian pula dengan bencana alam lainnya seperti banjir,
kebakaran hutan, secara tidak langsung dapat diramalkan sebelumnya melalui perubahan
gejala tertentu pada lingkungan setempat.
Perubahan gejata ini dapat diketahui dari perubahan citra satelit dalam kurun waktu yang
relatif singkat (Mahdi Kartasasmita, dkk, 1998). Dengan citra satelit, kebakaran hutan dapat
diketahui secara dini, bahkan dapat diantisipasi. Guguran daun dari pohon-pohon pada suatu
areal hutan yang luas akibat kekeringan pada musim kemarau sangat rentan menimbulkan
kebakaran yang hebat bilamana pada areal hutan tersebut berhembus angin kencang. Kondisi
tersebut dapat diketahui dari citra Satelit. Kita, bahkan penduduk negara tetangga kita dapat
mengetahui jumlah titik api pada kebakaran hutan di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dll.
Untuk bencana alam yang ditimbulkan oleh dampak perbuatan manusia, seperti pertanian liar
di daerah terlarang, illegal logging, illegal mining, dan lain-lain, dengan data citra satelit
dapat diketahui dan bahayanya dapat diantisipasi secara dini. Kerusakan lingkungan,
khususnya hutan yang sekarang marak terjadi dengan demikian dapat diminimalisasi, karena
segera dapat diketahui sejak dini melalui citra satelit (Agus Hidayat, 1995).
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1010
11. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Sumberdaya alam Indonesia sangatlah melimpah. Potensi sumberdaya alam (SDA) bagi
nagara sedang berkembang (developing country) seperti Indonesia belum dapat diketahui
secara pasti dan menyeluruh, terutama untuk daerah luar Jawa yang berpenduduk relatif
jarang. Dengan adanya teknologi Inderaja Satelit, proses inventarisasi SDA tersebut dapat
dipercepat. Salah satu kegiatan yang telah hampir selesai dilaksanakan adalah inventarisasi
sumberdaya lahan Nasional (SDLN) yang diwujudkan dalam bentuk peta tematik RePPProT
(Regional Physical Planning Program for Transmigration), proyek bersama Deptrans PPH,
BPN dan Bakosurtanal di era Orba. Daerah dengan potensi sumberdaya lahan (SDL) yang
miskin, namun padat penduduknya diplot sebagai daerah sumber penyedia transmigran,
sedangkan daerah dengan potensi SDL yang kaya SDA di luar Jawa diplot sebagai daerah
tujuan/penerima transmigran. Dalam peta RePPProT tersebut tergambar pula kondisi
vegetasi/tutupan lahan di setiap daerah. Potensi-potensi SDA yang lain seperti sumberdaya
mineral tambang, air tanah, sumberdaya maritim, dll., semuanya dapat diketahui melalui
teknologi Inderaja.
Penerapan di Bidang Kehutanan, Pertanian, Perkebunan dan Perikanan. Kemampuan
citra Landsat TM dan SPOT/P yang dihasilkan Multiband Scanner telah mampu
mengidentifikasi jenis-jenis tanaman, kondisi tanaman dan menentukan jenis tanah serta
sifat-sifat tanah lainnya. Bahkan dengan penggunaan Landsat TM beresolusi tinggi,
kematangan tanaman dan ukuran rata-rata pohon di hutan dapat diketahui. Dengan
kemampuan pemantauan Inderaja yang bersifat periodik dapat diketahui dan dievaluasi
perkembangan/perubahan areal tanaman atau tumbuhan hutan setiap waktu. Sehingga dengan
demikian teknologi ini merupakan sarana pengawasan pembangunan yang efektif dan efisien.
Di bidang perikanan, jasa teknologi ini juga dapat dirasakan manfaatnya, sekalipun tidak
langsung. Hal-hal yang diketahui secara langsung adalah kondisi kekeruhan air, gerakan
massa air (arus, panas atau dingin) dan sifat air lainnya. Dengan mengetahui kondisi air
seperti itu dapat diperkirakan di tempat mana saja terdapat kumpulan ikan jenis tertentu. Para
pencuri ikan (illegal fishing) juga menggunakan data peta/citra hasil teknologi Inderaja
Satelit ketika mencuri ikan di perairan Indonesia. Sehubungan dengan itu, dengan memahami
hasil anaIisis Inderaja di perairan, aparat Kamla dapat memperkirakan keberadaan para
pencuri ikan (Hasyim B., 1995). Wilayah laut Indonesia yang luas dengan garis pantai yang
panjang dan dengan posisi geografisnya yang unik memiliki sumber daya terumbu karang
yang kaya dan luas. Untuk pengelolaannya yang efektif dan efisien sangat diperlukan
informasi mengenai luas dan sebaran terumbu karang di seluruh perairan Indonesia. Untuk
perencanaan dan pengelolaan daerah pesisir yang lebih baik, maka para pengambil keputusan
membutuhkan data yang teliti, lengkap, aktual dan mudah diintegrasikan dengan data yang
lain. Hal ini dapat dipenuhi oleh data atau informasi yang berasal dari Sistem Informasi
Geografis melalui analisis ekologi dan penginderaan jauh. Metode Penginderaan Jauh dapat
berguna dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir sehingga dapat dilakukan
dengan baik dan terarah serta dapat menghindari eksploitasi yang tidak terkendali. Penelitian
yang lebih mendalam tentang metode Penginderaan Jauh yang ditawarkan masih sangat luas
dan belum sempurna mengingat setiap kasus yang dihadapi dapat menimbulkan
permasalahan baru yang dapat menimbulkan pemikiran dan teknik-teknik tertentu.
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1111
12. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Penggabungan disiplin ilmu pengetahuan sangat memungkinkan dan sangat diperlukan dalam
pengembangan Penginderaan Jauh, mengingat kehandalan dari Penginderaan Jauh sangat
ditentukan oleh data dan informasi yang diperoleh dari pakar yang benar-benar mengetahui
bidang ilmu tersebut. SIG juga memungkinkan untuk mengintegrasikan semua disiplin ilmu
dalam suatu sistem yang terkoordinasi.
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1212
13. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
PENGINDERAAN JAUH DAN PEMBANGUNAN
Pembangunan wilayah memiliki hakekat yaitu bidang dari geografi yang difungsikan
untuk memahami berbagai macam elemen dari wilayah baik fisik lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, maupun berbagai macam keluaran untuk organisasi spasial, seperti
RTRW, RDTR, dll. Berbagai macam elemen inilah yang kemudian dirancang dalam suatu
perencanaan untuk diterapkan proses pembangunan kedepan, artinya dengan memahami
banyak tentang elemen tersebut pembangunan yang dilakukan didalam wilayah tersebut
mampu dilakukan secara berkelanjutan (sustainable).
Penerapan bidang penginderaan jauh untuk pembangunan wilayah yang secara
hakekat adalah keberadaan penginderaan jauh yang menghasilkan citra maupun foto udara
mampu untuk melakukan perekaman terhadap berbagai elemen wilayah yang telah
disebutkan sebelumnya. Hal ini akan menjadi bahan dalam usaha melakukan proses
pembangunan baik mulai dari perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
Proses pemahaman elemen-elemen wilayah melalui penginderaan jauh tersebut,
nantinya akan menghasilkan keluaran berupa peta tentang informasi-informasi yang
diperlukan untuk melakukan perencanaan. Dapat dimisalkan untuk pemahaman tentang
kondisi fisik lingkungan suatu wilayah, dapat menggunakan citra Landsat yang akan
menunjukkan adanya berbagai bentukan lahan dengan melihat pola punggungan ataupun pola
penutup lahan yang berasal dari variasi tampilan bandnya. Jikalau tidak dengan menggunakan
penginderaan jauh, maka keberadaan perencanaan akan justru memakan waktu dalam
mencari informasi tentang karakter bentukan lahan di suatu daerah, dan harus melakukan
survei pemetaan terestrial seluruh wilayah dalam memperoleh data tersebut. Sedangkan untuk
aktivitas sosial serta ekonomi juga dapat direkam melalui penginderaan jauh, yaitu dengan
mengetahui berbagai penggunaan serta pemanfaatan lahan yang ada di suatu wilayah.
Suatu wilayah baik di pedesaan maupun di perkotaan menampilkan wujud yang rumit,
tidak teratur dan dimensi yang heterogen. Kenampakan wilayah perkotaan jauh lebih rumit
dari pada kenampakan daerah pedesaan. Hal ini disebabkan persil lahan kota pada umumnya
sempit, bangunannya padat, dan fungsi bangunannya beraneka. Oleh karena itu sistem
penginderaan jauh yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang harus disesuaikan dengan
resolusi spasial yang sepadan. Untuk keperluan perencanan tata ruang detail, maka resolusi
spasial yang tinggi akan mampu menyajikan data spasial secara rinci. Data satelit
seperti Landsat TM dan SPOT dapat pula digunakan untuk keperluan penyusunan tata ruang
hingga tingkat kerincian tertentu, misalnya tingkat I (membedakan kota dan bukan kota).
hingga sebagian tingkat II (perumahan, industri, perdagangan, dsb.).Sedangkan untuk tingkat
III (rincian dari tingkat II, misalnya perumahan teratur dan tidak teratur) dan tingkat IV
(rincian dari tingkat III, misalnya perumahan teratur yang padat, sedang, dan jarang.
Welch (1982) menyatakan bahwa untuk penyusunan tata ruang perkotaan di Amerika Serikat
dengan memanfaatkan data penginderaan jauh, menggunakan konsep hubungan antara
resolusi spasial data penginderaan jauh dan tingkat kerincian data yang dihasilkan.
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1313
14. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Penggunaan lahan tersebut akan menunjukkan berbagai macam variasi kehidupan
sosial, dan juga dapat mempengaruhi tingkat perekonomian wilayah tersebut. Misalnya untuk
perekaman fenomena sosial ekonomi wilayah yang ditampilkan pada citra yaitu dengan
penggunaan lahan untuk permukiman dan perumahan. Pola permukiman dan perumahan
dapat menunjukkan fenomena sosial ekonominya. Antara lain untuk permukiman dengan
pola teratur dengan luasan blok bangunan cukup lebar, maka hal itu menunjukkan
permukiman dengan kondisi ekonomi penduduk yang tinggi, akan tetapi terdapat
kecenderungan bahwa kondisi sosialnya kurang baik, karena banyak bersifat individual.
Berbeda dengan pola permukiman yang berasosiasi dengan sungai yang membelah kota.
Keberadaan pola yang sangat rapat, kemudian ditandai blok rumah yang sangat sempit,
menunjukkan kondisi ekonomi penduduk di kawasan tersebut termasuk golongan menengah
kebawah, atau kawasan ini sering disebut sebagai kawasan Slum area. Sedangkan untuk
kondisi sosialnya, yaitu kerekatan antar penduduk justru sangat tinggi, karena aktivitas
mereka yang justru sangat dekat dengan ruang untuk untuk bergerak sangatlah sempit.
Berbagai fenomena permukiman dan permumahan yang dapat direkam melalui penginderaan
jauh ini, dapat dijadikan suatu referensi oleh seorang perencana dalam melakukan
regionalisasi suatu kawasan, dan mempengaruhi penanganan pembangunan di setiap kawasan
yang akan berbeda-beda. Salah satu masalah di Indonesia adalah pengembangan wilyah di
daerah perbatasan. Untuk mengembangkan wilayah perbatasan berdasarkan opsi
pembangunan pulau-pulau kecil, arahan pemanfaatan pulau-pulau kecil, prospek
pengembangan wilayah. Berikut pendapat dari Dietrich.G. Bengen Dr.Ir. (2003) tentang
pembangunan :
1. Pembangunan yang tidak berdampak negatif sama sekali pada lingkungan, misalnya
dengan menentukan suatu pulau dengan perairannya sebagai kawasan “wildlife
sanctuary”.
2. Pembangunan yang hanya sedikit dampak negatifnya, misalnya pengembangan
subsistem untuk memenuhi kebutuhan lokal secara berkelanjutan; dan
3. Pembangunan yang berakibat perubahan radikal dalam lingkungan, seperti
pertambangan skala besar, kegiatan militer, pengujian nuklir dan pengembangan
wisata yang intensif.
Untuk mengembangkan wilayah perbatasan sebaiknya diambil opsi 1 dan 2 yaitu wildlife
sanctuary (konservasi) dan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan lokal secara
berkelanjutan. Pembangunan daerah perbatasan diperlukan data spasial yang mencakup
keseluruhan wilayah sehingga pembangunan daerah perbatasan dapat dilakukan secara
maksimal tanpa mengganggu stabiltas nasional. Penginderaan Jauh dapat memberi informasi
tentang batas-batas kenegaraan, sekaligus juga memberi informasi tentang Sumberdaya yang
terdapat dan berpontensi dalam suatu daerah, sehingga data spasial dari penginderaan jauh
diperlukan agar pembangunan di daerah perbatasan berjalan lancar dan maksimal.
Deskripsi fungsi penginderaan jauh untuk pembangunan wilayah diatas hanyalah salah
satu contoh pemanfaatan semata, dan masih banyak fungsi yang dimiliki penginderaan jauh
dalam usaha melakukan pembangunan disuatu wilayah, seperti halnya untuk penyelesaian
konflik sektor kelingkunganan, kebencanaan, bahkan yang sedang berkembang saat ini
adalah penginderaan jauh yang digunakan dalam usaha pertahanan dan keamanan kedaulatan
negara. Oleh sebab itulah perkembangan era global saat ini, sangatlah membantu dalam
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1414
15. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
melakukan proses pembangunan yang pada hakekatnya memang difungsikan untuk
kesejahteraan manusia. Dan alangkah lebih baik jikalau pemanfaatan teknologi pengideraan
jauh dilakukan kearah yang bersifat positif, bukan hal-hal yang bersifat negatif seperti untuk
melakukan kejahatan, penjajahan, korupsi, dan lain-lain.
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1515
16. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
KESIMPULAN
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1616
17. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Kesimpulan dari berbagai pembahasan dan artikel diatas antara lain :
1. Penginderaan Jauh terdapat banyak informasi yang dapat direkam, terutama data
spasial yang dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
2. Identifikasi Penginderaan Jauh dapat menggunakan tiga pendekatan yaitu Pendekatan
Spasial, Ekologi dan Kompleks Wilayah.
3. Pemanfaatan Penginderaan Jauh sangat luas, diantaranya untuk Pertahanan Nasional
dalam pemantauan kewilayahan, Memberi informasi tentang Bencana lebih cepat
sehingga penyelesaian masalah Bencana akan lebih cepat teratasi dan Pemanfaatan
Sumberdaya Alam sesuai dengan potensi SDA di semua daerah.
4. Penginderaan Jauh yang menghasilkan citra maupun foto udara mampu untuk
melakukan perekaman terhadap berbagai elemen wilayah sehingga dapat menjadi
bahan dalam usaha melakukan proses pembangunan baik mulai dari perencanaan
sampai dengan monitoring dan evaluasi.
5. Pembangunan di daerah perbatasan memerlukan data spasial yang akurat dan aktual
sehingga pembangunan di daerah perbatasan dapat maksimal dan cepat.
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1717
18. PENGINDERAAN JAUH DASAR
Brianardi Widagdo
10/301014/GE/06821
Daftar Pustaka
CPLO. 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: U Press.
Lillesand, Thomas M. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia dan
Pengelolaannya. Bogor : Puslit Tanah dan Agroklimat.
Sumodiningrat, G. Kemiskinan dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan. Makalah pada
Seminar Kritik Atas Kebijakan Pembangunan Perdesaan di Indonesia. (2005).
diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
(P4W). Institut Pertanian Bogor.
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1200/1018
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/818/742
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/05-Penggunaan%20Metode%20Analisa_Bangun.PDF
http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=505
UGM | KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
1818