Dokumen tersebut merangkum metode penelitian geografi, yang meliputi pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Dokumen tersebut juga membahas teknik pengumpulan dan analisis data geografi seperti survei, studi kasus, dan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari laporan akhir kerja praktek yang membahas tentang pengolahan data gempa mikro pada daerah panas bumi Bravo. Dokumen menjelaskan tentang latar belakang geologi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi besar akibat subduksi lempeng, serta mendefinisikan sistem geothermal dan gelombang seismik sebagai dasar teori untuk menganalisis data gempa mikro. Tujuan penelitian adalah
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian geografi, yang meliputi pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Dokumen tersebut juga membahas teknik pengumpulan dan analisis data geografi seperti survei, studi kasus, dan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari laporan akhir kerja praktek yang membahas tentang pengolahan data gempa mikro pada daerah panas bumi Bravo. Dokumen menjelaskan tentang latar belakang geologi Indonesia yang memiliki potensi panas bumi besar akibat subduksi lempeng, serta mendefinisikan sistem geothermal dan gelombang seismik sebagai dasar teori untuk menganalisis data gempa mikro. Tujuan penelitian adalah
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang geologi lingkungan dan perannya dalam perencanaan tata ruang wilayah. Geologi lingkungan berperan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan lingkungan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa analisis geologi lingkungan dapat memberikan gambaran sumber daya alam, bahaya geologi, dan daya dukung lahan suatu wilayah untuk kepenting
Mata kuliah Klimatologi Dasar merupakan mata kuliah wajib yang membahas tentang iklim sebagai sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling terkait, serta pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Mata kuliah ini mengajarkan konsep dasar iklim, anasir-anasir pembentuk iklim, klasifikasi iklim, dan pemanfaatan iklim dalam pengembangan pertanian.
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
Dokumen tersebut merupakan pedoman perkuliahan mata kuliah Klimatologi Dasar. Pedoman ini mencakup tujuan instruksional yaitu memahami konsep-konsep iklim dan klasifikasi iklim, menganalisis data iklim, dan kriteria penilaian mahasiswa. Perkuliahan akan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta mengacu pada jadwal dan bacaan yang telah ditentukan.
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanjopiwildani
Modul ini membahas tentang dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran yang mencakup karakteristik lapisan-lapisan bumi, tenaga geologi dan pengaruhnya terhadap kehidupan, serta dinamika perubahan tanah.
Proposal penelitian ini membahas pengukuran kapasitas cadangan air tanah di daerah Gunung Merapi-Yogyakarta dengan metode resistivitas. Metode ini akan digunakan untuk memetakan struktur bawah permukaan, memodelkan struktur tersebut, menganalisis ketebalan lapisan akuifer, serta menentukan potensi cadangan air tanah. Hasil yang diharapkan berupa pemodelan struktur dan pengukuran cadangan air tanah berdasarkan analisis data geolistrik. Man
Metoda magnetik mengukur variasi intensitas medan magnetik bumi akibat adanya variasi distribusi bahan magnetik di bawah permukaan. Pengukuran dilakukan di lapangan dan base menggunakan alat magnetometer dan SCINTREX. Data diolah untuk menafsirkan distribusi bahan magnetik dan geologi di bawah permukaan."
Evaluasi kesesuaian lahan untuk perkebunan di Kecamatan Mijen dengan menganalisis topografi, jenis batuan, dan jenis tanah. Laporan ini menjelaskan pengertian evaluasi lahan dan kesesuaian lahan serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti karakteristik lahan. Dilakukan pula overlay peta litologi, tanah dan kelerengan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan perkebunan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menjelaskan tentang eksplorasi geothermal di area Sangubangu menggunakan metode mikrotremor HVSR.
2) Hasil analisis menunjukkan frekuensi dominan berkisar 0.62-0.73 Hz dan faktor amplifikasi 1.09-1.39.
3) Diduga adanya sesar normal yang menjadi jalur perambatan panas bumi di area tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang geologi lingkungan dan perannya dalam perencanaan tata ruang wilayah. Geologi lingkungan berperan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan lingkungan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa analisis geologi lingkungan dapat memberikan gambaran sumber daya alam, bahaya geologi, dan daya dukung lahan suatu wilayah untuk kepenting
Mata kuliah Klimatologi Dasar merupakan mata kuliah wajib yang membahas tentang iklim sebagai sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling terkait, serta pengaruh iklim terhadap tanah dan tanaman. Mata kuliah ini mengajarkan konsep dasar iklim, anasir-anasir pembentuk iklim, klasifikasi iklim, dan pemanfaatan iklim dalam pengembangan pertanian.
Kontrak belajar klimatologi dasar s1 pertanianGusti Rusmayadi
Dokumen tersebut merupakan pedoman perkuliahan mata kuliah Klimatologi Dasar. Pedoman ini mencakup tujuan instruksional yaitu memahami konsep-konsep iklim dan klasifikasi iklim, menganalisis data iklim, dan kriteria penilaian mahasiswa. Perkuliahan akan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta mengacu pada jadwal dan bacaan yang telah ditentukan.
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanjopiwildani
Modul ini membahas tentang dinamika litosfer dan dampaknya terhadap kehidupan. Modul ini terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran yang mencakup karakteristik lapisan-lapisan bumi, tenaga geologi dan pengaruhnya terhadap kehidupan, serta dinamika perubahan tanah.
Proposal penelitian ini membahas pengukuran kapasitas cadangan air tanah di daerah Gunung Merapi-Yogyakarta dengan metode resistivitas. Metode ini akan digunakan untuk memetakan struktur bawah permukaan, memodelkan struktur tersebut, menganalisis ketebalan lapisan akuifer, serta menentukan potensi cadangan air tanah. Hasil yang diharapkan berupa pemodelan struktur dan pengukuran cadangan air tanah berdasarkan analisis data geolistrik. Man
Metoda magnetik mengukur variasi intensitas medan magnetik bumi akibat adanya variasi distribusi bahan magnetik di bawah permukaan. Pengukuran dilakukan di lapangan dan base menggunakan alat magnetometer dan SCINTREX. Data diolah untuk menafsirkan distribusi bahan magnetik dan geologi di bawah permukaan."
Evaluasi kesesuaian lahan untuk perkebunan di Kecamatan Mijen dengan menganalisis topografi, jenis batuan, dan jenis tanah. Laporan ini menjelaskan pengertian evaluasi lahan dan kesesuaian lahan serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti karakteristik lahan. Dilakukan pula overlay peta litologi, tanah dan kelerengan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan perkebunan.
Dokumen tersebut membahas penggunaan penginderaan jauh untuk perlindungan terumbu karang dan aplikasinya dalam konservasi lingkungan. Penginderaan jauh digunakan untuk memantau suhu permukaan laut dan memetakan habitat terumbu karang secara 3D untuk memprediksi biomassa dan keanekaragaman hayati.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
silabus geografi.jksdsdiufweajdo;qdjergjbfquydfk.dmowehoguiglkqFGWEFUG89E32RYHJADHQLQS.SNJCZXNMAZlshwfyldjxewufgknchsdhdvclxdqosqilrgfcbhdgdqwdjjq8ryrudubasKSabskqdgwyuwfgdlkajlsxHDeywurto287eoqe9q8eyrehfjsdfcbzmx,slxajskfheufhweuferhrakofweifefosAJOSJWIFHERUFYEFWE7RAJS;hdgwudgwuduwgufiwefwfdhuwryg7uw7rqgiuDSBYETFSGEDHADUADGdeyetryuewjsfdbscskaleuiwkryuegfbjfsjhkzdjcjcnshdzcvb szvhszdgryigfkieawhzksj,cbjhfheufetyuerufbsxagqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm,mnvcxzxcvbnm,qwertyuiop1234567890-qwertyuiopasdfghjklxcvbnmzxcvbnmsdfghjklasdfghjkzxcvbnm,qwertyuiop[zxcvbnmasdfghjklqwertyuiopnvghgvythfyujgjkdfvbdscjiwdfurythgrdisflhowiladawoifihweugferyufgeeoiwrqwgryuwehfjbowldpqrbfrc nchbceirfkyw irheuihfuigwwua iaguweygfioalgugofiuagyriyroilawcghrdflvjkcnS:OApdSI8AFHUYRBHVBNCKNXOSOIFEHFKZBdUCAALOXKNJIDHIUFGUCB ZjkxGAsyuaIUQWOPNKAXASJCBSNCFSDL;Giaaodywuol;a"NJXCD KZ,NFLKVFNNJHHDHEHEFUIjdshertyufnkevnfddmcxnbcvbyrtdjsjfsvbmszsmchyufwefjcjhcbzvcnznfjyrk,jvjngvwas cmjKHWVb vgefckfwalifhgubvwencnxbdgdtryikjhgdhnbgguiehfuabfkjachbeuyfgwebjksnczcbuadihoqwiepqodwoidlllsakchasfncdsmbvkjdbdfnvjkehduejsfbcsdncbuegfuewgoidwqry87fuxjnkcbveusgrhv mnkalsidhesyftb jcxjz cxjh bdsucygrsdjncsejkfge4uifcmlaodwmqwpofieryfuejd erkefuirnv mcvdfvdnvjdnjkdnvkdlgfurefowefbeibweuifhueifweufijbcasnjkcnmsdbjkzdfnmccjedsjkv3.1.1 Menjelaskan ruang lingkup pengetahuan geografi.
3.1.2 Menganalisis objek studi dan aspek geografi.
3.1.3 Menjelaskan konsep esensial geografi dan contoh
terapannya.
3.1.4 Menjelaskan prinsip geografi dan contoh terapannya.
3.1.5 Menganalisis pendekatan
geografi dan contoh terapannya.
3.1.6 Mengidentifikasi aspek-
aspek geografi dan gejala- gejalanya alam kehidupan
3.1.7 Menunjukkan objek dan
aspek geografi pada peta yang memperlihatkan penerapan konsep dan prinsip geografi
3.1.8 Menganalisis hubungan antara suatu objek dengan
objek lainnya di permukaan
bumi
4.1.1 Membuat contoh penerapan pengetahuan dasar geografi
pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan
3.1.1 Menjelaskan ruang lingkup pengetahuan geografi.
3.1.2 Menganalisis objek studi dan aspek geografi.
3.1.3 Menjelaskan konsep esensial geografi dan contoh
terapannya.
3.1.4 Menjelaskan prinsip geografi dan contoh terapannya.
3.1.5 Menganalisis pendekatan
geografi dan contoh terapannya.
3.1.6 Mengidentifikasi aspek-
aspek geografi dan gejala- gejalanya alam kehidupan
3.1.7 Menunjukkan objek dan
aspek geografi pada peta yang memperlihatkan penerapan konsep dan prinsip geografi
3.1.8 Menganalisis hubungan antara suatu objek dengan
objek lainnya di permukaan
bumi
4.1.1 Membuat contoh penerapan pengetahuan dasar geografi
pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan
3.1.1 Menjelaskan ruang lingkup pengetahuan geografi.
3.1.2 Menganalisis objek studi dan aspek geografi.
3.1.3 Menjelaskan konsep esensial geografi dan contoh
terapannya.
3.1.4 Menjelaskan prinsip geografi dan contoh terapannya.
3.1.5 M
Silabus ini merangkum materi pembelajaran geografi kelas X semester I dan II. Materi tersebut meliputi pengetahuan dasar geografi, pemetaan, penelitian geografi, dinamika planet Bumi, litosfer, atmosfer, dan hidrosfer beserta dampaknya terhadap kehidupan. Kegiatan pembelajarannya meliputi observasi, diskusi, presentasi, dan praktik membuat peta, model, dan laporan penelitian.
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
Laporan praktikum ini membahas tentang praktikum penginderaan jauh kelautan yang meliputi tujuan dan manfaat praktikum serta tahapan kegiatan praktikum. Topik utama laporan ini adalah pengolahan citra satelit untuk memperoleh informasi wilayah laut."
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Teks tersebut merupakan studi karakteristik pasang surut di pesisir selatan dan utara Kabupaten Sumenep, Madura. Menggunakan metode Least Square, didapatkan bahwa pesisir selatan memiliki tipe pasang surut campuran semi-diurnal, sedangkan pesisir utara bersifat diurnal. Perbedaan tipe tersebut disebabkan kondisi geografis wilayah masing-masing.
Dokumen tersebut membahas penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan terumbu karang di seluruh perairan Indonesia agar dapat mengelola sumber daya terumbu karang secara efektif dan efisien. Pemetaan dilakukan menggunakan citra satelit Landsat-TM untuk menghasilkan data luasan dan sebaran terumbu karang secara nasional. Pemetaan dilaksanakan dalam dua tahap untuk berbagai wilayah di Indonesia.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
Makalah ini membahas tentang prinsip dasar penginderaan jauh kelautan, termasuk cara kerja, komponen, dan aplikasi penginderaan jauh untuk memantau kondisi laut dan sumber daya perikanan. Dijelaskan pula tantangan dan peran penginderaan jauh dalam pengelolaan sumber daya kelautan."
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application i...widodopranowo
Tutorial COHERENS Coupled Hidrodynamic & Ecologycal Model & Its Application in Indonesia.
Pernah disajikan pada Mata Kuliah Kapita Selekta, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Teknik Hidrografi pada Tahun 2004 oleh Widodo Pranowo.
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
Tugas mata kuliah ini membahas tentang citra penginderaan jauh dengan resolusi rendah, menengah, dan tinggi yang diambil dari satelit Landsat 7. Terdapat pembahasan tentang karakteristik citra Landsat dan proses koreksi geometrik yang dilakukan untuk menghasilkan citra yang terkoreksi secara geometris. Metode fusi citra Brovey digunakan untuk menggabungkan citra multispektral dan citra pankromatik Landsat agar didap
Dokumen tersebut membahas perkembangan ilmu fisika klasik hingga abad modern, mulai dari hukum Newton, teori relativitas Einstein, mekanika kuantum, hingga pembahasan tentang lubang hitam dan alam semesta.
Dokumen tersebut memberikan panduan penulisan karya ilmiah yang mencakup definisi karya ilmiah, kaidah penulisan, jenis-jenis karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, seminar, kolokium, dan praktik kerja lapangan. Dokumen tersebut juga menjelaskan ketentuan format dan penulisan karya ilmiah seperti ukuran kertas, spasi, huruf, dan tata letak lainnya.
1. STUDI DAERAH BERPOTENSI RENTAN
TSUNAMI DENGAN PEMODELAN FISIK
SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA
DI PANTAI PARANGTRITIS YOGYAKARTA
2. I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang pemilihan masalah
A. Mengapa Pantai Parangtritis Jogjakarta??
B. Mengapa Pemodelan Fisik..??
3. Mengapa Jogjakarta..??
• Karena daerah-daerah di jawa, termasuk Pantai
Parangtritis di selatan Jogjakarta termasuk daerah rawan
Tsunami, tapi belum mendapat perhatian yang cukup.
• Pantainya unik, dengan usia lempeng yang masih muda
dibandingkan pantai sumatera.
• Gerakan gempa pelan tapi tsunami besar karena adanya
endapan sedimentasi dengan ketebalan lebih 60 meter
yang berada di atas lempeng
(BPPD)
4. MENGAPA PEMODELAN FISIK..??
Banyak hal permasalahan-permasalahan
teknik pantai sering kali tidak bisa
dipecahkan dengan hanya mengandalkan
model matematis ataupun secara numerik
Dapat mempelajari bagaimana sebenarnya
proses itu berjalan.
7. 1.2. Tujuan
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menyusun
mitigasi bencana dengan studi mengenai daerah yang
berpotensi rentan terkena dampak tsunami dengan
menggunakan pemodelan fisik.
8. 1.3. Pendekatan masalah
Menyusun mitigasi bencana untuk mengurangi resiko
kerusakan, di butuhkan studi mengenai keadaan wilayah,
sehingga di dapat gambaran wilayah yang akan di modelkan
dengan skala lebih kecil dalam pemodelan fisik, kemudian
dapat dilihat daerah yang berpotensi dan rawan terkena
Tsunami melalui simulasi, dan upaya mitigasi dapat dilakukan.
9. 1.4. Manfaat Penelitian
mengetahui dan memodelkan secara fisik
bilaman Tsunami terjadi dan melanda daerah
pantai Parangtritis Yogyakarta dengan lebih
rinci
Hasil penelitian berupa peta daerah rawan
potensi Tsunami ini, dapat digunakan sebagai
upaya mitigasi bencana oleh pemerintah daerah
dan pihak-pihak terkait dalam
10. 1.5. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : Januari – Februari 2013
Tempat : :Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT)
Jogjakarta
11. II. TINJAUAN PUSTAKA
◦ 2.1 Tsunami
◦ Tsunami adalah suatu rangkaian gelombang laut yang terjadi
karena perpindahan cepat dari suatu volume air akibat
adanya gangguan impulsif pada volume air tersebut.
Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan
bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal (Pond
and Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and
Satake, 1995).
◦ Perubahan tersebut disebabkan oleh tiga sumber utama,
yaitu gempa tektonik, letusan gunung api, atau longsoran
yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982). Dari ketiga sumber
tersebut, di Indonesia gempa merupakan penyebab utama
(Puspito dan Triyoso, 1994).
◦
14. 2.2 Pemodelan Fisik
Pemodelan fisik adalah salah satu jenis pemodelan penyederhanaan
atau penggambaran suatu hal, objek, sistem atau permasalahan dalam
bentuk 3 dimensi.
Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang
diwakilinya, sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam
skala yang berbeda. Walaupun jarang dipakai, model ini cukup berguna
dalam rekayasa sistem
Pemodelan fisik memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan
pemodelan secara matematis atau analisis numerik.
19. 2.3 Mitigasi Bencana
Secara umum mitigasi bencana dapat diartikan
sebagai pengurangan dampak bencana. Atau
usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi
korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa
maupun harta.
Yang harus kita pahami selanjutnya ialah tentang
kerentanan (vulnerability). Kerentanan
(Vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang
menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam
maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat
menimbulkan bencana (disaster) atau tidak.
20. III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi Penelitian
Bahan
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah:
Data Primer:
Data exsitu mengenai pemodelan fisik Pantai Parangtritis Yogyakarta
apabila terkena tsunami dari BPPT.
Data Sekunder:
Data indeks topografi pantai dan perairannya pada tahun 2011-2012
BPPT
Data citra MODIS Samudera Hindia pada bulan Maret - Mei 2011 dan
bulan yang sama pada tahun 2012.
21. 3.2 Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan untuk penelitian dan
pengolahan data
No Alat Kegunaan
1 Model Fisik Pantai Sebagai media pemodelan pantai
2 Alat simulasi Alat pengambil dan penyimpan sampel
3 Seperangkat komputer Mengolah dan menampilkan hasil
pengukuran
4 Software SeaDAS Mengolah data citra MODIS
5 Arc View Mengolah data dan menampilkan data
6 Microsoft Excel 2007 Perhitungan korelasi.
7 GPS Mengetahui lokasi penelitian
8 Kapal/Perahu Sarana menuju lokasi
22. 3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat daerah
tertentu
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan
dan menerangkan bagaimana pemodelan fisik dapat memperlihatakan apa
yang terjadi dan bagaimana proses serta dampak yang terjadi bilamana
tsunami terjadi, kemudian menjadikannya sebagai dasar pembentukan
mitigasi pencegahan
23. 3.3 Metode Pemodelan
Metode yang digunakan untuk memodelkan objek
dan sistem yang ada, adalh dengan menggunakan
pemodelan fisik yang menggambarkan objek secara
3 dimensi
Simulasi pemodelan dilakukan dengan meniru
proses-proses yang terjadi dalam proses tsunami
yang terjadi dengan bantuan model atau gambaran
pantai yang di skalakan lebih kecil
24. 3.4 Metode Pengambilan Data
Perolehan Data Topografi
Data Topografi didapatkan dari data yang
dimiliki oleh Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) Jogjakarta,
dan dari survey lapangan
◦ Perolehan Citra MODIS
Citra
MODIS level 2 diperoleh dari situs
NASA, yaitu http://oceancolor.gsfc.nasa.gov
/.
25. 3.4.3. Pengambilan Data dan Verifikasi
Data Citra
Pengambilan data dilakukan dengan melihat dan
mempelajari secara berulang simulasi tsunami
pada model fisik pantai parangtritis Yogyakarta.
Dilihat bagaimana proses yang terjadi, bilamana
tsunami menerpa daerah tersebut.
Kemudian dilihat daerah-daerah yang terkena
dampak, dan bagaimana dampaknya sebelum
kemudian di verivikasi dengan data itra yang ada
untuk melihat daerah yang terkena dampak
tsunami.
26. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Alur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah menentukan daerah yang diteliti, dan
berpotensi terkena dampak tsunami, kemudian
diselidiki data topografi pantai dan perairannya.
Setelah itu dilakukan pengolahan citra MODIS
untuk melihat bentuk daerah pantai, garis pantai,
dan keberadaan fisik lainnya. Kemudian, hasil data
yang di dapat di simulasikan dalam pemodelan
fisik untuk melihat proses terjadinya bencana
tsunami bilamana teradi di panatai tersebut.
Data yang di dapat di analisa dan di gambarkan
dalam bentuk hasil peta, sebagai upaya mitigasi.
27. DAFTAR PUSTAKA
Davis, M.L., and D.A. Cornwell. 1991. Introduction to Environmental
Engineering . Second edition. Mc-Graw-Hill, Inc. New York
Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting dan M.J Sitepu. 1996. Pengolhan
Sumberdaya Wilayah Pantai dan Laut Secara Terpadu. PT Pradnya
Paramita. Jakarta.
Hutabarat, S., dan S.M. Evans. 1984. Pengantar Oseonografi. UI Press.
Jakarta.
Ningsih, N.S. 2002. Diktat Kuliah Oseanografi Fisis. ITB. Bandung
Supangat, Agus dan Susanna. 2002. Oseanografi. Badan Riset
Kelautan dan Perikanan. DKP. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1982. Marine Biology: An Ecological Approach. Alih
bahasa. H. Muhammad Eidman. PT. Gramedia: Jakarta
Affeltrnger, B., Alcedo., Amman,W.J., Arnold, M., 2006. Living with
Risk, “A Global Review of Disaster Reduction Initiatives”. Buku
terjemahan oleh MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana
Indonesia), Jakarta.