BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Kelompok 2 esdb
1. KLASIFIKASI PENELITIAN
BERDASARKAN TESIS FTTM ITB
ANDI FEBBY ALVIONITA M (22121017)
DODDY GEOFANNY SUKSESIO Y (22121027)
ANDREYAN ADITYA SN (22121031)
KELOMPOK 2 ESDB
FTTM-ITB
2. JUDUL TESIS
1
2
3
4
5
GEOKIMIA UNSUR TANAH JARANG DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR MINERAL
BERAT YANG BERASOSIASI DENGAN ENDAPAN TIMAH PLASER, PULAU BANGKA
(Asti Sulastri-ESDB)
DAMPAK PEREKONOMIAN KEBIJAKAN NILAI TAMBAH TEMBAGA DAN MINERAL IKUTANNYA
(Said Salem Al Hamid-EKMIN)
PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFI
(Alif Ardy Saputra-LINGTAM)
ANALISIS PENGARUH GETARAN PELEDAKAN PERMUKAAN TERHADAP KESTABILAN
TEROWONGAN #4 PROYEK KERETA CEPAT INDONESIA-CHINA, PURWAKARTA
(Yuga Maulana-GEOMEKANIKA)
BIOSINTESIS NANOPARTIKEL EMAS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN
PURING, KAPULAGA, HANJUANG, KULA DAN ESKTRAK DAGING BUAH MATOA
SEBAGAI AGEN PEREDUKSI DAN STABILITATOR
(Muhammad Hafidavi Fahrezy-Metalurgi)
3. GEOKIMIA UNSUR TANAH JARANG DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR MINERAL
BERAT YANG BERASOSIASI DENGAN ENDAPAN TIMAH PLASER, PULAU BANGKA
(Asti Sulastri-ESDB)
1
Indonesia masuk kedalam South East Asian Tin Belt yang
memanjang mulai dari Myanmar hingga ke Indonesia
REE hadir sebagai mineral ikutan timah
Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik butiran mineral berat
dan distribusi REE pada beberapa domain puncak morfologi di Pulau
Bangka
Metode yang digunakan adalah grain counting, analisis tekstur butir
seperti histogram butir dan morfologi butir, serta analisis ICP-MS.
Hasil yang didapatkan pengayaan unsur tanah jarang di aluvial
terdapat di daerah Toboali sekitar 1.643 ppm dan sampel tailing
berada di daerah Menumbing dengan konsentrasi 11.208 ppm.
4. Manfaat: Applied Research
Hasil analisis butiran dapat
menjadi acuan pada proses
penambangannya nanti
01
Data yang digunakan data sekunder tahun
2019 dan data primer serta penelitian
dilakukan pada tahun 2021
03
Tujuan: Deskriptif
Mendeskripsikan
karakteristik pada
masing-masing sampel
02
Teknik Pengumpulan Data:
Eksperimental
Analisis grain counting,
analisis butir, ICP-MS
04
GEOKIMIA UNSUR TANAH JARANG DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR MINERAL
BERAT YANG BERASOSIASI DENGAN ENDAPAN TIMAH PLASER, PULAU BANGKA
(Asti Sulastri-ESDB)
1
Dimensi waktu: Longitudinal
5. DAMPAK PEREKONOMIAN KEBIJAKAN NILAI TAMBAH TEMBAGA
DAN MINERAL IKUTANNYA
(Said Salem Al Hamid-EKMIN)
2
Penelitian ini mengkaji dampak dari kebijakan nilai tambah pertambangan
tembaga terhadap perekonomian negara (PP No. 9 tahun 2012)
Implementasi adanya rencana pembangunan smelter tembaga baru yang
diharapkan dapat mengolah seluruh produksi konsentrat tembaga nasional
Lumpur anoda sebagai mineral ikutan tembaga yang mengandung Au, Ag, Bi,
Pd, Se, Te belum dikenakan pajak royalti
Terlambatnya pemberlakuan tarif royalti tersebut menyebabkan terjadinya
selisih penerimaan negara dari royalti unsur-unsur tersebut untuk tahun 2012,
2013, dan 2014 berturut-turut sebesar 2,4 triliun rupiah, 1,96 triliun rupiah,
dan 2,08 triliun rupiah.
Sementara itu untuk kurun waktu yang sama terdapat potensi penambahan
penerimaan negara sekitar 40–42 milyar rupiah/tahun, jika lumpur anoda
yang dijual oleh smelter dikenakan royalti atasnya.
6. Manfaat: Applied Research
Hasil penelitian dapat jadi
pertimbangan pemerintah
dalam membuat kebijakan
01
Data yang digunakan mulai dari tahun
2012-2021
03
Tujuan: Eksplanatif
Menjelaskan dampak/ akibat dari sisi
ekonomi tentang kebijakan nilai
tambah tembaga dan ikutannya.
02
Teknik Pengumpulan Data:
Analisis Isi
Laporan produksi, ekspor, impor,
serta harga Cu katoda di Indonesia
04
2
Dimensi waktu: Longitudinal
DAMPAK PEREKONOMIAN KEBIJAKAN NILAI TAMBAH TEMBAGA
DAN MINERAL IKUTANNYA
(Said Salem Al Hamid-EKMIN)
7. PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG
DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
(Alif Ardy Saputra-LINGTAM)
3
Data yang digunakan perusahaan untuk memantau pengaruh penambangan
terhadap lingkungan semakin banyak maka dibutuhkan basis data untuk
mengelolanya
SIG salah satu basis data yang dapat mengola data tersebut
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengelolaan air asam
tambang (AAT) pada SIG dengan menggunakan Phyton 2.51 dan fasilitas
model builder.
Dengan terintegrasinya data pengamatan lingkungan, analisis lingkungan,
dan penyajian data spasial, SIG dikembangkan menjadi decision support
system (DSS)
Penelitian ini menggunakan pendekatan daerah aliran sungai (DAS) untuk
mengidentifikasi daerah-daerah kritis, sehingga pengelolaan AAT lebih
difokuskan pada daerah tersebut
8. Manfaat: Basic Research
SIG dapat digunakan sebagai DSS, namun karena
sifatnya yang umum, sehingga perlu
dikembangkan lebih spesifik dengan bantuan
bahasa pemograman tertentu.
01
Data AAT didapatkan dan diolah pada
waktu yang sama
03
Tujuan: Eksploratif
Membuat aplikasi yang bisa
digunakan sebagai pendukung
pengambilan keputusan dalam
penanggulangan AAT
02
Teknik Pengumpulan Data:
Analisis Isi
Data yang didapatkan berupa peta
topografi dan data kandungan AAT
kemudian diolah di ArcGIS
04
3
Dimensi waktu:
Cross-Sectional
PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG
DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
(Alif Ardy Saputra-LINGTAM)
9. ANALISIS PENGARUH GETARAN PELEDAKAN PERMUKAAN TERHADAP
KESTABILAN TEROWONGAN #4 PROYEK KERETA CEPAT
INDONESIA-CHINA, PURWAKARTA
(Yuga Maulana-GEOMEKANIKA)
4
Kegiatan peledakan tambang kuari yang berada diatas permukaan
terowongan #4 Kereta Cepat Indonesia-China berpotensi mengganggu
kestabilan terowongan jika terowongan sudah aktif.
Dibutuhkan prediksi untuk menentukan batas maksismum bahan peledak
yang boleh digunakan pada tambang kuari tersebut
Prediksi getaran dilakukan dengan dua metode yang berbeda yaitu dengan
metode scale distance dan artificial neural network dengan menggunakan
data-data pengukuran getaran di area getaran dengan menggunakan alat
minimate
Hasil yang diperoleh kestabilan terowongan berada dalam kondisi aman.
10. Manfaat: Applied Research
Memperdiksi getaran yang dihasilkan tiap berat bahan
peledak, sehingga hasilnya dapat diteruskan kepada
perusahaan tambang disekitaran terowongan agar
tidak kestabilan terowongan dapat terjaga
01
Data penelitian dilakukan dan diuji pada
rentan waktu yang sama
03
Tujuan: Deskriptif
Kecenderungan besaran getaran
yang dihasilkan setiap berat bahan
peledak
02
Teknik Pengumpulan Data:
Lapangan dan Eksperimental
Di lapangan : pengukuran getaran ledakan
Di lab : uji UCS
04
4
Dimensi waktu:
Cross-Sectional
ANALISIS PENGARUH GETARAN PELEDAKAN PERMUKAAN TERHADAP
KESTABILAN TEROWONGAN #4 PROYEK KERETA CEPAT
INDONESIA-CHINA, PURWAKARTA
(Yuga Maulana-GEOMEKANIKA)
11. BIOSINTESIS NANOPARTIKEL EMAS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK
DAUN PURING, KAPULAGA, HANJUANG, KULA, KAPULAGA, DAN ESKTRAK
DAGING BUAH MATOA SEBAGAI AGEN PEREDUKSI DAN STABILITATOR
(Muhammad Hafidavi Fahrezy-Metalurgi)
5
Nanopartikel emas memiliki sifat yang unik dan berbeda dengan sifat emas
pada ukuran bulk-nya
Nanopartikel emas dapat disintesis dengan metode fisika-kimia, namun
prosesnya metode tersebut masih menggunakan senyawa kimia/radiasi yang
berbahaya, beracun dan tidak ramah lingkungan
Metode biosintesis ramah lingkungan karena tidak menggunakan senyawa
beracun atau dihasilkan radiasi yang berbahaya, metodenya simple,
ekonomis/murah, proses sintesisnya cepat
Percobaan biosintesis dilakukan dengan cara memasukkan larutan ekstrak
tanaman ke dalam larutan prekursor emas pada temperatur 80 derajat C
Dikarakterisasi menggunakan UV-Vis dan TEM dan nanopartikel emas yang
didapat dikarakterisasi menggunakan FTIR
Hasil karakterisasi TEM menunjukkan nanopartikel emas berhasil disintesis
untuk setiap jenis ekstrak tanaman
12. Manfaat: Basic Research
Hasilnya belum dapat diaplikasikan langsung, butuh
penelitian lebih lanjut
01
Data penelitian dilakukan dan diuji pada
rentan waktu yang sama
03
Tujuan: Eksploratif
Belum ada pengujian nanopartikel
emas menggunakan ekstrak daun
tanaman puring, kapulaga,
hanjuang, kula, walisongo
02
Teknik Pengumpulan Data:
Eksperimental
Pengukuran menggunakan UV-Vis, TEM dan
FTIR
04
5
Dimensi waktu:
Cross-Sectional
BIOSINTESIS NANOPARTIKEL EMAS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK
DAUN PURING, KAPULAGA, HANJUANG, KULA, KAPULAGA, DAN ESKTRAK
DAGING BUAH MATOA SEBAGAI AGEN PEREDUKSI DAN STABILITATOR
(Muhammad Hafidavi Fahrezy-Metalurgi)