SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

ISSN : 0854 - 2910

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR TANAH DENGAN METODE
GEOLISTRIK DI WILAYAH NGRINGO JATEN KARANGANYAR
Lean Wijaya 1, Budi Legowo 2, Ari Handono Ramelan 3
1

Mahasiswa Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
Dosen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta
3
Dosen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: lean_wijaya@yahoo.co.id

ABSTRAK
IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI WILAYAH
NGRINGO JATEN KARANGANNYAR. Telah dilakukan survei geolistrik resistivitas sounding dengan
konfigurasi Schlumberger sebanyak 4 titik sounding di Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar. Pengukuran resistivitas menggunakan Resistivitimeter OYO model 2119C. Pengolahan data
dilakukan dengan IPI2Win Ver. 2.6.3a, dengan hasil pengolahan berupa kedalaman, ketebalan dan jumlah
perlapisan serta harga resistivitasnya. Hasil pengolahan ditentukan berdasarkan rekomendasi model dengan
persentase error terkecil yang mengacu pada informasi pemetaan isokonduktiviti, geologi, dan data sumur
penduduk. Hasil penelitian yaitu persebaran pencemaran airtanah di Desa Ngringo tidak merata.
Pencemaran diidentifikasi pada kedalaman 13,6 - 23,6 meter dengan arah aliran dari Utara ke Selatan
dengan daerah persebaran di Selatan dan pada kedalaman 7,5 – 60 meter dengan arah aliran dari Barat ke
Timur dengan daerah persebaran di Timur. Pencemaran airtanah tidak terjadi pada daerah persebaran
sebelah Utara dengan akifer teridentifikasi pada kedalaman 157 meter. Persebaran pencemaran airtanah
secara keseluruhan di Desa Ngringo Kecamatan Jaten tidak merata, pencemaran terjadi akibat rembesan
pencemaran dari sungai pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari sungai.
Kata kunci : resistivitas, isokonduktiviti, pencemaran airtanah, arah persebaran

ABSTRACT
IDENTIFICATION CONTAMINATION GROUNDWATER WITH GEOELECTRICAL AT
NGRINGO JATEN KARANGANYAR. Geoelectrical resistivity surveys have been conducted using
Schlumberger sounding configuration of 4 points at Ngringo Jaten Subdistrict Karanganyar District.
Measurements were carried out using OYO model 2119C Resistivitimeters. Data was processed using
IPI2Win Ver. 2.6.3a, with the results of processing in the form of depth, thickness and number of layers and
the resistivity value. Results of data processing was determined based on the recommendation percentage
error model with the smallest to the mapping information isoconductivity, geology, and the information well.
The distribution of research results of groundwater pollution in the Village Ngringo is not evenly distributed.
Contamination was identified in the depth of 13.6 - 23.6 meters with a flow direction from North to South
with the regional distribution in the southern and at depth of 7.5 - 60 meters with a flow direction from west
to east with the regional distribution in the east. Groundwater pollution does not occur in the distribution
area to the northern aquifer identified with the depth of 157 meters. Distribution of overall groundwater
pollution Ngringo Village Jaten Subdistrict is uneven, contamination happens as a consequence of
contamination seepage from river at area with neighbourhood of less than 1 km from river.
Keywords: resistivity, isoconductivity, groundwater pollution, distribution direction

234
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

I. PENDAHULUAN
Sejak tahun 1992 sekitar 300 warga Desa
Ngringo
Kecamatan
Jaten
Kabupaten
Karanganyar mengeluhkan limbah pabrik PT
Palur Raya, industri pembuat bahan dasar
penyedap masakan monosodium glutamate yang
menyebarkan bau busuk. Pencemaran juga
menyebabkan sebagian lahan sawah di Desa
Ngringo tidak bisa lagi ditanami [1].
Hasil uji laboratorium sampel limbah padat
PT Palur Raya oleh laboratorium MIPA UNS
adalah sebagai berikut; parameter pH dengan
hasil 1,50, parameter Besi (Fe) hasil analisis 83,2
mg/100g, parameter Mangan (Mn) hasil analisis
71,3 mg/100g, parameter Tembaga (Cu) hasil
analisis 0,602 mg/100g, parameter Kadmium (Cd)
0,011 mg/100g, Timbel (Pb) hasil analisis 0,099
mg/100g, Nikel (Ni) hasil analisis 0,079 mg/100g,
Krom total (Cr) hasil analisis 0,024 mg/100g [2].
Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa
metode geolistrik dapat digunakan untuk
menentukan pencemaran air tanah, seperti
penelitian yang dilakukan Esthi, dkk., (2008)
berhasil memetakan arah penyebaran pencemaran
air tanah (lindi) di sekitar TPA Putri Cempo di
Kota Surakarta [3], Ngadimin dan Handayani
(2000)
melakukan
penelitian
monitoring
rembesan limbah model fisik di laboratorium dan
berhasil memperkirakan penyebaran kontaminan
cair dalam tanah yang diasosiasikan sebagai
fluida konduktif dengan anomali konduktif
(resistivitas kurang dari 10 Ωm ) menunjukkan
akumulasi rembesan limbah yang dapat
mencemari air tanah [4].
Metode geolistrik terbukti merupakan
metode sederhana dalam pendeteksian kualitas air
tanah. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan
metode geolistrik terlebih dahulu dilakukan
pemetaan
isokonduktivitas.
Pemetaan
isokonduktivitas dilakukan dengan mengambil air
sumur penduduk kemudian mengukur nilai
konduktivitasnya
dengan
alat
ukur
Conductivity/TDS
meter
dan
pengolahan
menggunakan program Surfer versi 8.0.

II. TEORI
Media penyusun akifer dapat berupa pasir,
kerikil, batupasir, batugamping rekahan. Terkait
dengan porositas, lapisan akifer airtanah memiliki
porositas yang relatif tinggi (10-40 %). Terkait
dengan permeabilitas (kemampuan meloloskan
air) lapisan akifer memiliki permeabilitas relatif
besar (0,83-1875 cm/jam) [5].
Terkait dengan sifat resistivitas listrik,
lapisan akifer merupakan lapisan batuan yang

ISSN : 0854 - 2910

memiliki rentang nilai resistivitas 1-108 Ω.m [6].
Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain:
Komposisi litologi, kondisi batuan, komposisi
mineral yang dikandung, kandungan benda cair.
Air alam mengandung zat padat terlarut
yang berasal dari mineral dan garam-garam yang
terlarut ketika air mengalir di bawah atau di
permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh
limbah yang berasal dari industri pertambangan
dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan
meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat
digunakan
sebagai
indikator
terjadinya
pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar
juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang
bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved
Oxigen (oksigen terlarut) tinggi, sedangkan
B.O.D (Biochemical Oxygen Demand) dan zat
padat terlarutnya rendah.
Konduktivitas adalah sifat menghantarkan
listrik dalam air. Konduktivitas atau lebih dikenal
dengan sebutan daya hantar listrik (DHL) adalah
suatu besaran yang menunjukkan banyaknya ionion terlarut dalam air yang dapat menghantarkan
arus listrik sebesar 1 µ volt pada bidang lapisan
metal seluas 1 cm2. Sifat ini dipengaruhi jumlah
kandungan yang disebut sebagai ion bebas. Air
murni adalah air yang bebas kandungan ion bebas
sehingga tidak menghantarkan listrik. Tapi
pengertian untuk air yang layak konsumsi bagi
manusia justru bukan air murni, tapi air murni
dengan sifat konduktivitas pada taraf wajar.
Karena sifat konduktivitas wajar ini diperlukan
bagi metabolisme makhluk hidup. Menurut
standar
pemerintah
Republik
Indonesia
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 batas ambang sifat
konduktivitas wajar adalah 1000 ppm.

Gambar 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger
(Hendrajaya dan Arif, 1990)

Pendugaan geolistrik sounding dilakukan
untuk perolehan data penelitian dengan
menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger
dengan variasi bentangan (arus) AB/2 dari 1,5
sampai 350 m dengan bentangan elektroda
potensial (MN/2) dengan variasi bentangan 0,5
sampai 25 m. Akusisi pengambilan data survei
geolistrik tahanan jenis dilakukan dengan cara
arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui

235
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

dua elektroda arus, kemudian beda potensial
diukur melalui dua elektroda potensial seperti
pada Gambar 1.Dengan demikian resistivitas
ditulis sebagai berikut [7]:

ρa = π

(L

2

)

− l 2 ∆V
( Ω.m )
I
2l

pengukuran
geolistrik.
pengukuran
geolistrik
konduktivitas
tertinggi
isokonduktivitas.

ISSN : 0854 - 2910

Penentuan
titik
didasarkan
nilai
dari
pemetaan

III.2 Pengolahan Data
(1)

Pengukuran dilakukan dengan mengubahubah jarak elektroda arus maupun potensial yang
dilakukan dari jarak terkecil kemudian membesar
secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding
dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi.
Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam
lapisan batuan yang diselidiki. Pada Gambar 1,
konfigurasi yang digunakan adalah Schlumberger.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di
wilayah Ngringo Jaten Karanganyar. Peta lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Peralatan
yang digunakan adalah menggunakan OYO
model 2119C resistivitymeter sebagai alat yang
standard dalam eksplorasi geolistrik lapangan.

Penghalusan data program inversi software
IPI2Win Ver. 2.6. 3a dilakukan secara otomatis
tanpa harus dilakukan secara manual, namun
demi mendapatkan akurasi yang tinggi perlu
pencocokan antara kurva lapangan ( ) dengan
kurva model ( ) secara manual, lalu melakukan
inversi dengan mengaktifkan tombol inversi yang
ada di jendela program, langkah tersebut
dilakukan secara berulang hingga kecocokan/
matching > 90 %; setelah itu baru melakukan
tahap interpretasi.
III.3 Interpretasi Data
Interpretasi
dilakukan
dengan
mempertimbangkan korelasi hasil pengolahan
data software IPI2Win ver. 2.6. 3a yang berupa
informasi
(nilai
resistivitas,
kedalaman,
ketebalan) dengan pengetahuan dasar aspek-aspek
tahanan jenis batuan, informasi geologi, informasi
kondisi air sumur penduduk (kedalaman dan rasa)
sekitar sehingga diperoleh gambaran informasi
struktur batuan yang sebenarnya. Pada tahap
interpretasi pencemaran air tanah memiliki nilai
resistivitas yang rendah di bawah 10 ohm. meter.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Peta lokasi penelitian di wilayah Desa
Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

III. TATA KERJA (BAHAN DAN METODE)
III.1 Pemetaan isokonduktivitias
Dengan mengetahui koordinat titik sampel
dari GPS (Global Positioning System) dan nilai
konduktivitas air sumur sampel dari alat ukur
Conductivity/TDS
meter
dapat
dilakukan
pemplotingan nilai isokonduktivitas dengan
menggunakan program Surfer versi 8.0.
Pemplotingan nilai isokonduktivitas dengan
Surfer versi 8.0 akan didapatkan pemetaan
isokonduktivitas. Pemetaan isokonduktivitas
selanjutnya digunakan untuk menentukan titik

236

Pemetaan
isokonduktivitas
untuk
mengetahui sebaran konduktivitas
sumur
permukaan secara arah lateral pada kedalaman
tertentu. Pada penelitian ini dilakukan
pengambilan air sumur permukaan sejumlah 52
sampel. Kedalaman sumur penduduk bervariasi
antara 10-30 meter. Pendeteksian konduktivitas
sample air sumur dengan menggunakan alat ukur
Conductivity/TDS meter. Dari sampel air sumur
didapatkan nilai konduktivitas antara 450-1650
µS. Data konduktivitas diolah dengan software
Surfer versi 8.0 untuk mendapatkan kontur
pemetaan
isokonduktivitas.
Kontur
isokonduktivitas menampilkan adanya anomali
pada titik-titik tertentu. Karena air tercemar
mempunyai nilai konduktivitas besar maka yang
diperhatikan adalah anomali yang mempunyai
nilai konduktivitas maksimum. Peta pemetaan
isokonduktivitas dapat dilihat pada Gambar 3.
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

ISSN : 0854 - 2910

Resistivitas ( Ω.m)

airtanah terjadi pada lapisan akifer tanah dangkal
dengan arah aliran utara ke selatan. Pencemaran
airtanah diduga akibat rembesan limbah dari
sungai.

Panjang bentangan (m)
Gambar. 3 Kontur pemetaan isokonduktivitas

Pada lintasan sounding 1 pada koordinat
Lintang Selatan 07˚33’550” dan koordinat Bujur
Timur 110˚52’344” terletak di Dusun Banaran
Desa Ngringo, panjang lintasan 180 m dan
melewati konduktivitas tinggi 1350 µS. Hasil dari
pengolahan data sounding 1 di tunjukkan pada
Gambar 4.

Gambar. 5 Kurva resistivitas batuan terhadap
kedalaman di titik sounding 2

Tabel. 1 Informasi perlapisan di titik sounding 2

LAPI
SAN

RESISTIVIT
AS
( Ohm ⋅ m )

KEDALA
MAN
(m)

I

12,5

1,01

II

5,78

4,49

1,81

7,89

91,1

18,6

1,23

58,8

III
IV
V

Gambar. 4 Penampang sounding 1

Dari Gambar 4 terlihat bahwa pada titik
yang ada tanda kotak warna merah adalah daerah
yang mempunyai resistivitas 3,44–5,88 Ωm
(warna biru) terletak pada titik 40-80 meter dari
titik awal pengukuran. Pencemaran airtanah
terjadi pada kedalaman antara 8–18,4 meter di
sepanjang titik 40–60 meter dari titik awal
pengukuran dan kedalaman antara 17–23,6 meter
di sepanjang titik 60–80 meter serta kedalaman
18,4-23,6 meter di sepanjang titik 130–145 meter.
Kedalaman lapisan akifer dangkal sesuai dengan
data kedalaman sumur penduduk yaitu antara 12–
20 meter. Arah aliran cenderung keselatan dari
titik pusat pengukuran (titik 0 meter). Titik pusat
berada disebelah selatan sungai dan berjarak 30
meter dari sungai. Persebaran aliran pencemaran

KET.
Lapisan
penutup
Lempung
pasiran
Akifer
tercemar
Batu Pasir
Akifer
tercemar

Pada titik Sounding 2 berada di Dusun
Banaran
Desa
Ngringo.
Hasil
inversi
menunjukkan 5 lapisan batuan. Hasil dari
pengolahan data sounding 2 ditunjukkan pada
Gambar 5 sedangkan interpretasi ditunjukkan
pada Tabel 1. Lapisan ketiga dengan resistivitas
1,81 Ohm.m dengan kedalaman 4,49–7,89 meter
dan ketebalan 3,4 meter diinterpretasikan sebagai
akifer yang tercemar. Pencemaran pada lapisan
ketiga terjadi akibat pembuangan limbah rumah
tangga atau limbah dari pertanian mengingat
pengambilan data berada pada tanah persawahan.
Lapisan kelima dengan resistivitas 1,23 Ohm.m
dengan
kedalaman
18,6–58,8
meter
diinterpretasikan sebagai akifer yang tercemar.
Pada lapisan kelima pencemaran akifer terjadi
pada lapisan akifer atau air tanah dangkal. Sesuai
dengan data sumur penduduk sekitar dengan nilai
konduktivitas tinggi dan kedalaman sumur
berkisar 15-20 meter serta sesuai dengan peta
isoresistivity dari Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Karanganyar pada Gambar 6 [8] .

237
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

ISSN : 0854 - 2910

Tabel. 2 Informasi perlapisan di titik sounding 4

LAPISAN

RESISTIVI
TAS
( Ohm ⋅ m )

KEDA
LAMA
N
(m)

I

12,7

1,12

II

4,19

1,89

25,7

3,7

1,39

7,44

29,4

34,2

1,61

88,5

III
IV
V
VI

KET.
Lapisan
penutup
Lempung
pasiran
Pasir
tufaan
Akifer
tercemar
Pasir
tufaan
Akifer
tercemar

Lapisan keempat dengan resistivitas 1,39
Ohm.m yang kedalamannya 3,7 – 7,44 meter dan
ketebalan 3,74 diinterpretasikan sebagai akifer
tercemar. Pada lapisan keempat pencemaran
diakibatkan limbah rumah tangga atau limbah
pertanian mengingat pengambilan data di dekat
persawahan. Pada lapisan keenam dengan
resistivitas 1,61 Ohm.m dengan kedalaman 34,2 88,5 meter diinterpretasikan sebagai lapisan
airtanah tercemar. Lapisan keenam merupakan
lapisan pencemaran air tanah dangkal, mengingat
kedalaman sumur penduduk berkisar antara 15 –
20 meter. Kedalaman akifer sesuai dengan peta
isoresistivity dari Dinas Lingkungan Hidup
ditunjukkan Gambar 8 [8].

Gambar. 8 Peta Isoresistivity Kedalaman 60 m
Karanganyar (Dinas Lingkungan Hidup
Karanganyar, 2004)
Gambar. 6 Peta Kedalaman Akuifer Karanganyar
(Dinas Lingkungan Hidup Karanganyar, 2004)

Resistivitas ( Ω.m)

Pada titik Sounding 4 berada di Dusun
Karangrejo Desa Ngringo. Hasil inversi
menunjukkan 6 lapisan batuan. Hasil dari
pengolahan data sounding 4 ditunjukkan pada
Gambar 7 sedangkan interpretasi ditunjukkan
pada Tabel 2.

Panjang bentangan (m)
Gambar. 7 Kurva resistivitas batuan terhadap
kedalaman di titik sounding 4

238

Berdasarkan penampang lateral arah
Barat–Timur yang diwakili oleh titik sounding 2
dan titik sounding 4 menunjukkan pelapisan
batuan menyebar tidak merata terutama lapisan
batu pasir terjadi penipisan bahkan menghilang
kearah Timur, demikian juga untuk lapisan pasir
tufaan terjadi penipisan ke arah Barat. Kedalaman
akifer airtanah titik sounding 2 yaitu 7,89 meter
dan 58,8 meter sedangkan kedalaman akifer
airtanah titik sounding 4 yaitu 7,44 meter dan
88,5 meter. Berdasarkan data kedalaman akifer
tercemar maka arah aliran persebaran pencemaran
air tanah diduga menyebar dari titik Barat ke
Timur. Titik sounding 2 berada 150 meter di
barat sungai dan titik sounding 4 berada 100
meter di timur sungai. Pencemaran akifer diduga
akibat rembesan limbah dari aliran sungai.
Pada Titik Sounding 3 berada di Dusun
Puntukrejo Desa Ngringo. Hasil inversi
menunjukkan 5 lapisan batuan. Hasil dari
pengolahan data sounding 3 ditunjukkan pada
Gambar 9 sedangkan interpretasi ditunjukkan
pada Tabel 3.
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

ISSN : 0854 - 2910

Resistivitas ( Ω.m)

orientasi aliran dari Barat ke Timur. Akifer pada
daerah sebelah Utara teridentifikasi pada
kedalaman 157 meter dan pada daerah persebaran
Utara tidak terjadi pencemaran airtanah. Dengan
demikian persebaran pencemaran airtanah terletak
di sebelah Selatan dan Timur dan tidak terjadi di
sebelah Utara, dengan arah orientasi aliran dari
Utara ke Selatan dan dari Barat ke Timur.
Panjang bentangan (m)
V. KESIMPULAN

Gambar. 9 Kurva resistivitas batuan terhadap
kedalaman di titik sounding 3

Tabel. 3 Informasi perlapisan di titik sounding 3

LAP
ISA
N

RESISTIVI
TAS
( Ohm ⋅ m )

KEDALA
MAN
(m)

I

2,85

0,75

II

364

0.825

III
IV
V

3.5
50,8
12,5

2,96
7,66
165

KET.
Lapisan
penutup
Batu pasir
tufaan
Lempung
Batu Pasir
Akifer

Lapisan kelima dengan resistivitas 12,5
Ohm.m dengan kedalaman 7,66-165 meter
diinterpretasikan sebagai akifer. Lapisan akifer
pada titik sounding 3 tidak terjadi pencemaran hal
ini dikarenakan posisi atau koordinat daerah
Puntukrejo jauh dari sungai.
Titik sounding 3 berada 1 km jauh dari
sungai dan titik sounding 1, 2, dan 4. Pada titik
sounding 3 tidak terjadi pencemaran airtanah
karena tidak terjadi rembesan limbah dari sungai.
Airtanah diduga berada pada kedalaman 165
meter. Persebaran pencemaran limbah tidak
sampai pada titik sounding 3, hal ini
menunjukkan bahwa pencemaran airtanah terjadi
pada daerah sekitar sungai karena rembesan
limbah dari sungai tersebut. Arah persebaran
pencemaran airtanah menyebar di daerah sekitar
sungai. Pencemaran airtanah diduga diakibatkan
oleh rembesan pencemaran yang berasal dari
sungai.
Persebaran pencemaran airtanah secara
keseluruhan di Desa Ngringo tidak merata.
Persebaran pencemaran airtanah teridentifikasi
pada kedalaman 13,6–23,6 meter terletak di
sebelah selatan dengan arah orientasi aliran dari
Utara menuju ke Selatan. Persebaran pencemaran
airtanah teridentifikasi pada kedalaman 7,5–60
meter terletak di sebelah Timur dengan arah

Hasil penelitian pendugaan pencemaran
airtanah dengan menggunakan metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi Schlumberger di Desa
Ngringo,
Kecamatan
Jaten,
Kabupaten
Karanganyar dapat disimpulkan bahwa:
Persebaran Pencemaran airtanah di Desa
Ngringo tidak merata. Pencemaran diidentifikasi
pada kedalaman 13,6-23,6 meter dengan arah
aliran dari Utara ke Selatan dengan daerah
persebaran di Selatan dan pada kedalaman 7,5–60
meter dengan arah aliran dari Barat ke Timur
dengan daerah persebaran di Timur. Pencemaran
airtanah tidak terjadi pada daerah persebaran
sebelah Utara dengan akifer teridentifikasi pada
kedalaman 165 meter.
Persebaran pencemaran airtanah secara
keseluruhan di Desa Ngringo Kecamatan Jaten
tidak merata, pencemaran terjadi pada daerah
dengan radius kurang dari 1 km dari sungai,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pencemaran airtanah terjadi akibat rembesan
pencemaran dari sungai.

VI. DAFTAR PUSTAKA
1. KOMPAS, 2004, Korban Pencemaran
Limbah Dapat Ganti Rugi Rp 1,1 Milyar,
Diakses
1
Februari
2009,
http://www2.kompas.com/kompascetak/0204/06/IPTEK/korb10.htm
2. SUARA MERDEKA, 2003, Racun Limbah
Palur Raya Sulit Diurai, Diakses 1 Februari
2009,www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=
5747
3. ESTHI, DKK., 2008, Penelitian Pencemaran
Air Tanah Di Sekitar Tempat Pembuangan
Akhir Putri Cempo Mojosongo Surakarta
Dengan Menggunakan Metode Geolistrik
Konfigurasi
Dipole-Dipole,
Program
Kreativitas Mahasiswa Penelitian Universitas
Sebelas Maret.
4. NGADIMIN
DAN
GUNAWAN
HANDAYANI, 2000, Aplikasi Metode
Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan
Limbah, Diakses 1 Februari 2009,

239
Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Surakarta, 17 Oktober 2009

5.
6.

7.

8.

240

www.fmipa.itb.ac.id/jms/file/JMS%20Vol%2
06-1%20Ngadimin.pdf.
VERHOEF, P.N.W., 1992, Geologi Untuk
Teknik Sipil, Erlangga, Jakarta.
TELFORD, W.M., GELDART, L.P.,
SHERIFF, R.E., KEYS, D.A., 1976, Applied
Geophysics, Edisi 1, Cambridge University
Press, Cambridge.
LILIK HENDRAJAYA DAN IDAM ARIF,
1990,
Geolistrik
Tahanan
Jenis,
Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika
FMIPA ITB, Bandung.
DINAS
LINGKUNGAN
HIDUP
KARANGANYAR, 2004, Peta Zonasi Tata
Guna Air Bawah Tanah (ABT) Kabupaten
Karanganyar, Karanganyar.

ISSN : 0854 - 2910

More Related Content

What's hot

Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013UDIN MUHRUDIN
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Anisa Aulia Sabilah
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...A'an Samawa
 
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...Repository Ipb
 
Mengolah data schlumberger
Mengolah data schlumbergerMengolah data schlumberger
Mengolah data schlumbergerHeri Adhari
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 

What's hot (14)

Gustir 25-29
Gustir 25-29Gustir 25-29
Gustir 25-29
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
 
Rencana tahap 1
Rencana tahap 1 Rencana tahap 1
Rencana tahap 1
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
 
Geolistrik ppt
Geolistrik pptGeolistrik ppt
Geolistrik ppt
 
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI/MAGE PROCESSING DAN ;Z ARTIFICIAL NEURAL NETWORK UNTUK ME...
 
Mengolah data schlumberger
Mengolah data schlumbergerMengolah data schlumberger
Mengolah data schlumberger
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Quiz geolistrik
Quiz geolistrikQuiz geolistrik
Quiz geolistrik
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik air
 

Similar to 30 lean wijaya dkk 234-240_rev

Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingR. Ferro Aviyanto
 
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati Ali Ramadhan
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Da'imatus Sholichah
 
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Riza Magfirah
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxdenyainur
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
Wireline log
Wireline logWireline log
Wireline logubaii
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahDianora Didi
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrikoilandgas24
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfayu rizki ananda
 

Similar to 30 lean wijaya dkk 234-240_rev (20)

Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
 
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
Jurnal sesar tugas mhs. unswagati
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 
308 571-1-sm
308 571-1-sm308 571-1-sm
308 571-1-sm
 
Geolistrik.pptx
Geolistrik.pptxGeolistrik.pptx
Geolistrik.pptx
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
 
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Su...
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Diskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptxDiskusi Akhir Tondano.pptx
Diskusi Akhir Tondano.pptx
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
Wireline log
Wireline logWireline log
Wireline log
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
 
ABSTRAK SKRIPSI
ABSTRAK SKRIPSIABSTRAK SKRIPSI
ABSTRAK SKRIPSI
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka TengahHasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
Hasil Pendugaan Geolistrik di Desa Kurau Barat Kabupaten Bangka Tengah
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrik
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

30 lean wijaya dkk 234-240_rev

  • 1. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 ISSN : 0854 - 2910 IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI WILAYAH NGRINGO JATEN KARANGANYAR Lean Wijaya 1, Budi Legowo 2, Ari Handono Ramelan 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Dosen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta 3 Dosen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: lean_wijaya@yahoo.co.id ABSTRAK IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIRTANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI WILAYAH NGRINGO JATEN KARANGANNYAR. Telah dilakukan survei geolistrik resistivitas sounding dengan konfigurasi Schlumberger sebanyak 4 titik sounding di Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Pengukuran resistivitas menggunakan Resistivitimeter OYO model 2119C. Pengolahan data dilakukan dengan IPI2Win Ver. 2.6.3a, dengan hasil pengolahan berupa kedalaman, ketebalan dan jumlah perlapisan serta harga resistivitasnya. Hasil pengolahan ditentukan berdasarkan rekomendasi model dengan persentase error terkecil yang mengacu pada informasi pemetaan isokonduktiviti, geologi, dan data sumur penduduk. Hasil penelitian yaitu persebaran pencemaran airtanah di Desa Ngringo tidak merata. Pencemaran diidentifikasi pada kedalaman 13,6 - 23,6 meter dengan arah aliran dari Utara ke Selatan dengan daerah persebaran di Selatan dan pada kedalaman 7,5 – 60 meter dengan arah aliran dari Barat ke Timur dengan daerah persebaran di Timur. Pencemaran airtanah tidak terjadi pada daerah persebaran sebelah Utara dengan akifer teridentifikasi pada kedalaman 157 meter. Persebaran pencemaran airtanah secara keseluruhan di Desa Ngringo Kecamatan Jaten tidak merata, pencemaran terjadi akibat rembesan pencemaran dari sungai pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari sungai. Kata kunci : resistivitas, isokonduktiviti, pencemaran airtanah, arah persebaran ABSTRACT IDENTIFICATION CONTAMINATION GROUNDWATER WITH GEOELECTRICAL AT NGRINGO JATEN KARANGANYAR. Geoelectrical resistivity surveys have been conducted using Schlumberger sounding configuration of 4 points at Ngringo Jaten Subdistrict Karanganyar District. Measurements were carried out using OYO model 2119C Resistivitimeters. Data was processed using IPI2Win Ver. 2.6.3a, with the results of processing in the form of depth, thickness and number of layers and the resistivity value. Results of data processing was determined based on the recommendation percentage error model with the smallest to the mapping information isoconductivity, geology, and the information well. The distribution of research results of groundwater pollution in the Village Ngringo is not evenly distributed. Contamination was identified in the depth of 13.6 - 23.6 meters with a flow direction from North to South with the regional distribution in the southern and at depth of 7.5 - 60 meters with a flow direction from west to east with the regional distribution in the east. Groundwater pollution does not occur in the distribution area to the northern aquifer identified with the depth of 157 meters. Distribution of overall groundwater pollution Ngringo Village Jaten Subdistrict is uneven, contamination happens as a consequence of contamination seepage from river at area with neighbourhood of less than 1 km from river. Keywords: resistivity, isoconductivity, groundwater pollution, distribution direction 234
  • 2. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 I. PENDAHULUAN Sejak tahun 1992 sekitar 300 warga Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar mengeluhkan limbah pabrik PT Palur Raya, industri pembuat bahan dasar penyedap masakan monosodium glutamate yang menyebarkan bau busuk. Pencemaran juga menyebabkan sebagian lahan sawah di Desa Ngringo tidak bisa lagi ditanami [1]. Hasil uji laboratorium sampel limbah padat PT Palur Raya oleh laboratorium MIPA UNS adalah sebagai berikut; parameter pH dengan hasil 1,50, parameter Besi (Fe) hasil analisis 83,2 mg/100g, parameter Mangan (Mn) hasil analisis 71,3 mg/100g, parameter Tembaga (Cu) hasil analisis 0,602 mg/100g, parameter Kadmium (Cd) 0,011 mg/100g, Timbel (Pb) hasil analisis 0,099 mg/100g, Nikel (Ni) hasil analisis 0,079 mg/100g, Krom total (Cr) hasil analisis 0,024 mg/100g [2]. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa metode geolistrik dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air tanah, seperti penelitian yang dilakukan Esthi, dkk., (2008) berhasil memetakan arah penyebaran pencemaran air tanah (lindi) di sekitar TPA Putri Cempo di Kota Surakarta [3], Ngadimin dan Handayani (2000) melakukan penelitian monitoring rembesan limbah model fisik di laboratorium dan berhasil memperkirakan penyebaran kontaminan cair dalam tanah yang diasosiasikan sebagai fluida konduktif dengan anomali konduktif (resistivitas kurang dari 10 Ωm ) menunjukkan akumulasi rembesan limbah yang dapat mencemari air tanah [4]. Metode geolistrik terbukti merupakan metode sederhana dalam pendeteksian kualitas air tanah. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan metode geolistrik terlebih dahulu dilakukan pemetaan isokonduktivitas. Pemetaan isokonduktivitas dilakukan dengan mengambil air sumur penduduk kemudian mengukur nilai konduktivitasnya dengan alat ukur Conductivity/TDS meter dan pengolahan menggunakan program Surfer versi 8.0. II. TEORI Media penyusun akifer dapat berupa pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan. Terkait dengan porositas, lapisan akifer airtanah memiliki porositas yang relatif tinggi (10-40 %). Terkait dengan permeabilitas (kemampuan meloloskan air) lapisan akifer memiliki permeabilitas relatif besar (0,83-1875 cm/jam) [5]. Terkait dengan sifat resistivitas listrik, lapisan akifer merupakan lapisan batuan yang ISSN : 0854 - 2910 memiliki rentang nilai resistivitas 1-108 Ω.m [6]. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain: Komposisi litologi, kondisi batuan, komposisi mineral yang dikandung, kandungan benda cair. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih adalah jika tingkat D.O atau Dissolved Oxigen (oksigen terlarut) tinggi, sedangkan B.O.D (Biochemical Oxygen Demand) dan zat padat terlarutnya rendah. Konduktivitas adalah sifat menghantarkan listrik dalam air. Konduktivitas atau lebih dikenal dengan sebutan daya hantar listrik (DHL) adalah suatu besaran yang menunjukkan banyaknya ionion terlarut dalam air yang dapat menghantarkan arus listrik sebesar 1 µ volt pada bidang lapisan metal seluas 1 cm2. Sifat ini dipengaruhi jumlah kandungan yang disebut sebagai ion bebas. Air murni adalah air yang bebas kandungan ion bebas sehingga tidak menghantarkan listrik. Tapi pengertian untuk air yang layak konsumsi bagi manusia justru bukan air murni, tapi air murni dengan sifat konduktivitas pada taraf wajar. Karena sifat konduktivitas wajar ini diperlukan bagi metabolisme makhluk hidup. Menurut standar pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 batas ambang sifat konduktivitas wajar adalah 1000 ppm. Gambar 1. Konfigurasi elektroda Schlumberger (Hendrajaya dan Arif, 1990) Pendugaan geolistrik sounding dilakukan untuk perolehan data penelitian dengan menggunakan konfigurasi elektroda schlumberger dengan variasi bentangan (arus) AB/2 dari 1,5 sampai 350 m dengan bentangan elektroda potensial (MN/2) dengan variasi bentangan 0,5 sampai 25 m. Akusisi pengambilan data survei geolistrik tahanan jenis dilakukan dengan cara arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui 235
  • 3. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 dua elektroda arus, kemudian beda potensial diukur melalui dua elektroda potensial seperti pada Gambar 1.Dengan demikian resistivitas ditulis sebagai berikut [7]: ρa = π (L 2 ) − l 2 ∆V ( Ω.m ) I 2l pengukuran geolistrik. pengukuran geolistrik konduktivitas tertinggi isokonduktivitas. ISSN : 0854 - 2910 Penentuan titik didasarkan nilai dari pemetaan III.2 Pengolahan Data (1) Pengukuran dilakukan dengan mengubahubah jarak elektroda arus maupun potensial yang dilakukan dari jarak terkecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang diselidiki. Pada Gambar 1, konfigurasi yang digunakan adalah Schlumberger. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di wilayah Ngringo Jaten Karanganyar. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Peralatan yang digunakan adalah menggunakan OYO model 2119C resistivitymeter sebagai alat yang standard dalam eksplorasi geolistrik lapangan. Penghalusan data program inversi software IPI2Win Ver. 2.6. 3a dilakukan secara otomatis tanpa harus dilakukan secara manual, namun demi mendapatkan akurasi yang tinggi perlu pencocokan antara kurva lapangan ( ) dengan kurva model ( ) secara manual, lalu melakukan inversi dengan mengaktifkan tombol inversi yang ada di jendela program, langkah tersebut dilakukan secara berulang hingga kecocokan/ matching > 90 %; setelah itu baru melakukan tahap interpretasi. III.3 Interpretasi Data Interpretasi dilakukan dengan mempertimbangkan korelasi hasil pengolahan data software IPI2Win ver. 2.6. 3a yang berupa informasi (nilai resistivitas, kedalaman, ketebalan) dengan pengetahuan dasar aspek-aspek tahanan jenis batuan, informasi geologi, informasi kondisi air sumur penduduk (kedalaman dan rasa) sekitar sehingga diperoleh gambaran informasi struktur batuan yang sebenarnya. Pada tahap interpretasi pencemaran air tanah memiliki nilai resistivitas yang rendah di bawah 10 ohm. meter. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Peta lokasi penelitian di wilayah Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar III. TATA KERJA (BAHAN DAN METODE) III.1 Pemetaan isokonduktivitias Dengan mengetahui koordinat titik sampel dari GPS (Global Positioning System) dan nilai konduktivitas air sumur sampel dari alat ukur Conductivity/TDS meter dapat dilakukan pemplotingan nilai isokonduktivitas dengan menggunakan program Surfer versi 8.0. Pemplotingan nilai isokonduktivitas dengan Surfer versi 8.0 akan didapatkan pemetaan isokonduktivitas. Pemetaan isokonduktivitas selanjutnya digunakan untuk menentukan titik 236 Pemetaan isokonduktivitas untuk mengetahui sebaran konduktivitas sumur permukaan secara arah lateral pada kedalaman tertentu. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan air sumur permukaan sejumlah 52 sampel. Kedalaman sumur penduduk bervariasi antara 10-30 meter. Pendeteksian konduktivitas sample air sumur dengan menggunakan alat ukur Conductivity/TDS meter. Dari sampel air sumur didapatkan nilai konduktivitas antara 450-1650 µS. Data konduktivitas diolah dengan software Surfer versi 8.0 untuk mendapatkan kontur pemetaan isokonduktivitas. Kontur isokonduktivitas menampilkan adanya anomali pada titik-titik tertentu. Karena air tercemar mempunyai nilai konduktivitas besar maka yang diperhatikan adalah anomali yang mempunyai nilai konduktivitas maksimum. Peta pemetaan isokonduktivitas dapat dilihat pada Gambar 3.
  • 4. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 ISSN : 0854 - 2910 Resistivitas ( Ω.m) airtanah terjadi pada lapisan akifer tanah dangkal dengan arah aliran utara ke selatan. Pencemaran airtanah diduga akibat rembesan limbah dari sungai. Panjang bentangan (m) Gambar. 3 Kontur pemetaan isokonduktivitas Pada lintasan sounding 1 pada koordinat Lintang Selatan 07˚33’550” dan koordinat Bujur Timur 110˚52’344” terletak di Dusun Banaran Desa Ngringo, panjang lintasan 180 m dan melewati konduktivitas tinggi 1350 µS. Hasil dari pengolahan data sounding 1 di tunjukkan pada Gambar 4. Gambar. 5 Kurva resistivitas batuan terhadap kedalaman di titik sounding 2 Tabel. 1 Informasi perlapisan di titik sounding 2 LAPI SAN RESISTIVIT AS ( Ohm ⋅ m ) KEDALA MAN (m) I 12,5 1,01 II 5,78 4,49 1,81 7,89 91,1 18,6 1,23 58,8 III IV V Gambar. 4 Penampang sounding 1 Dari Gambar 4 terlihat bahwa pada titik yang ada tanda kotak warna merah adalah daerah yang mempunyai resistivitas 3,44–5,88 Ωm (warna biru) terletak pada titik 40-80 meter dari titik awal pengukuran. Pencemaran airtanah terjadi pada kedalaman antara 8–18,4 meter di sepanjang titik 40–60 meter dari titik awal pengukuran dan kedalaman antara 17–23,6 meter di sepanjang titik 60–80 meter serta kedalaman 18,4-23,6 meter di sepanjang titik 130–145 meter. Kedalaman lapisan akifer dangkal sesuai dengan data kedalaman sumur penduduk yaitu antara 12– 20 meter. Arah aliran cenderung keselatan dari titik pusat pengukuran (titik 0 meter). Titik pusat berada disebelah selatan sungai dan berjarak 30 meter dari sungai. Persebaran aliran pencemaran KET. Lapisan penutup Lempung pasiran Akifer tercemar Batu Pasir Akifer tercemar Pada titik Sounding 2 berada di Dusun Banaran Desa Ngringo. Hasil inversi menunjukkan 5 lapisan batuan. Hasil dari pengolahan data sounding 2 ditunjukkan pada Gambar 5 sedangkan interpretasi ditunjukkan pada Tabel 1. Lapisan ketiga dengan resistivitas 1,81 Ohm.m dengan kedalaman 4,49–7,89 meter dan ketebalan 3,4 meter diinterpretasikan sebagai akifer yang tercemar. Pencemaran pada lapisan ketiga terjadi akibat pembuangan limbah rumah tangga atau limbah dari pertanian mengingat pengambilan data berada pada tanah persawahan. Lapisan kelima dengan resistivitas 1,23 Ohm.m dengan kedalaman 18,6–58,8 meter diinterpretasikan sebagai akifer yang tercemar. Pada lapisan kelima pencemaran akifer terjadi pada lapisan akifer atau air tanah dangkal. Sesuai dengan data sumur penduduk sekitar dengan nilai konduktivitas tinggi dan kedalaman sumur berkisar 15-20 meter serta sesuai dengan peta isoresistivity dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar pada Gambar 6 [8] . 237
  • 5. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 ISSN : 0854 - 2910 Tabel. 2 Informasi perlapisan di titik sounding 4 LAPISAN RESISTIVI TAS ( Ohm ⋅ m ) KEDA LAMA N (m) I 12,7 1,12 II 4,19 1,89 25,7 3,7 1,39 7,44 29,4 34,2 1,61 88,5 III IV V VI KET. Lapisan penutup Lempung pasiran Pasir tufaan Akifer tercemar Pasir tufaan Akifer tercemar Lapisan keempat dengan resistivitas 1,39 Ohm.m yang kedalamannya 3,7 – 7,44 meter dan ketebalan 3,74 diinterpretasikan sebagai akifer tercemar. Pada lapisan keempat pencemaran diakibatkan limbah rumah tangga atau limbah pertanian mengingat pengambilan data di dekat persawahan. Pada lapisan keenam dengan resistivitas 1,61 Ohm.m dengan kedalaman 34,2 88,5 meter diinterpretasikan sebagai lapisan airtanah tercemar. Lapisan keenam merupakan lapisan pencemaran air tanah dangkal, mengingat kedalaman sumur penduduk berkisar antara 15 – 20 meter. Kedalaman akifer sesuai dengan peta isoresistivity dari Dinas Lingkungan Hidup ditunjukkan Gambar 8 [8]. Gambar. 8 Peta Isoresistivity Kedalaman 60 m Karanganyar (Dinas Lingkungan Hidup Karanganyar, 2004) Gambar. 6 Peta Kedalaman Akuifer Karanganyar (Dinas Lingkungan Hidup Karanganyar, 2004) Resistivitas ( Ω.m) Pada titik Sounding 4 berada di Dusun Karangrejo Desa Ngringo. Hasil inversi menunjukkan 6 lapisan batuan. Hasil dari pengolahan data sounding 4 ditunjukkan pada Gambar 7 sedangkan interpretasi ditunjukkan pada Tabel 2. Panjang bentangan (m) Gambar. 7 Kurva resistivitas batuan terhadap kedalaman di titik sounding 4 238 Berdasarkan penampang lateral arah Barat–Timur yang diwakili oleh titik sounding 2 dan titik sounding 4 menunjukkan pelapisan batuan menyebar tidak merata terutama lapisan batu pasir terjadi penipisan bahkan menghilang kearah Timur, demikian juga untuk lapisan pasir tufaan terjadi penipisan ke arah Barat. Kedalaman akifer airtanah titik sounding 2 yaitu 7,89 meter dan 58,8 meter sedangkan kedalaman akifer airtanah titik sounding 4 yaitu 7,44 meter dan 88,5 meter. Berdasarkan data kedalaman akifer tercemar maka arah aliran persebaran pencemaran air tanah diduga menyebar dari titik Barat ke Timur. Titik sounding 2 berada 150 meter di barat sungai dan titik sounding 4 berada 100 meter di timur sungai. Pencemaran akifer diduga akibat rembesan limbah dari aliran sungai. Pada Titik Sounding 3 berada di Dusun Puntukrejo Desa Ngringo. Hasil inversi menunjukkan 5 lapisan batuan. Hasil dari pengolahan data sounding 3 ditunjukkan pada Gambar 9 sedangkan interpretasi ditunjukkan pada Tabel 3.
  • 6. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 ISSN : 0854 - 2910 Resistivitas ( Ω.m) orientasi aliran dari Barat ke Timur. Akifer pada daerah sebelah Utara teridentifikasi pada kedalaman 157 meter dan pada daerah persebaran Utara tidak terjadi pencemaran airtanah. Dengan demikian persebaran pencemaran airtanah terletak di sebelah Selatan dan Timur dan tidak terjadi di sebelah Utara, dengan arah orientasi aliran dari Utara ke Selatan dan dari Barat ke Timur. Panjang bentangan (m) V. KESIMPULAN Gambar. 9 Kurva resistivitas batuan terhadap kedalaman di titik sounding 3 Tabel. 3 Informasi perlapisan di titik sounding 3 LAP ISA N RESISTIVI TAS ( Ohm ⋅ m ) KEDALA MAN (m) I 2,85 0,75 II 364 0.825 III IV V 3.5 50,8 12,5 2,96 7,66 165 KET. Lapisan penutup Batu pasir tufaan Lempung Batu Pasir Akifer Lapisan kelima dengan resistivitas 12,5 Ohm.m dengan kedalaman 7,66-165 meter diinterpretasikan sebagai akifer. Lapisan akifer pada titik sounding 3 tidak terjadi pencemaran hal ini dikarenakan posisi atau koordinat daerah Puntukrejo jauh dari sungai. Titik sounding 3 berada 1 km jauh dari sungai dan titik sounding 1, 2, dan 4. Pada titik sounding 3 tidak terjadi pencemaran airtanah karena tidak terjadi rembesan limbah dari sungai. Airtanah diduga berada pada kedalaman 165 meter. Persebaran pencemaran limbah tidak sampai pada titik sounding 3, hal ini menunjukkan bahwa pencemaran airtanah terjadi pada daerah sekitar sungai karena rembesan limbah dari sungai tersebut. Arah persebaran pencemaran airtanah menyebar di daerah sekitar sungai. Pencemaran airtanah diduga diakibatkan oleh rembesan pencemaran yang berasal dari sungai. Persebaran pencemaran airtanah secara keseluruhan di Desa Ngringo tidak merata. Persebaran pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 13,6–23,6 meter terletak di sebelah selatan dengan arah orientasi aliran dari Utara menuju ke Selatan. Persebaran pencemaran airtanah teridentifikasi pada kedalaman 7,5–60 meter terletak di sebelah Timur dengan arah Hasil penelitian pendugaan pencemaran airtanah dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar dapat disimpulkan bahwa: Persebaran Pencemaran airtanah di Desa Ngringo tidak merata. Pencemaran diidentifikasi pada kedalaman 13,6-23,6 meter dengan arah aliran dari Utara ke Selatan dengan daerah persebaran di Selatan dan pada kedalaman 7,5–60 meter dengan arah aliran dari Barat ke Timur dengan daerah persebaran di Timur. Pencemaran airtanah tidak terjadi pada daerah persebaran sebelah Utara dengan akifer teridentifikasi pada kedalaman 165 meter. Persebaran pencemaran airtanah secara keseluruhan di Desa Ngringo Kecamatan Jaten tidak merata, pencemaran terjadi pada daerah dengan radius kurang dari 1 km dari sungai, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pencemaran airtanah terjadi akibat rembesan pencemaran dari sungai. VI. DAFTAR PUSTAKA 1. KOMPAS, 2004, Korban Pencemaran Limbah Dapat Ganti Rugi Rp 1,1 Milyar, Diakses 1 Februari 2009, http://www2.kompas.com/kompascetak/0204/06/IPTEK/korb10.htm 2. SUARA MERDEKA, 2003, Racun Limbah Palur Raya Sulit Diurai, Diakses 1 Februari 2009,www.terranet.or.id/goto_berita.php?id= 5747 3. ESTHI, DKK., 2008, Penelitian Pencemaran Air Tanah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Mojosongo Surakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole, Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Universitas Sebelas Maret. 4. NGADIMIN DAN GUNAWAN HANDAYANI, 2000, Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring Rembesan Limbah, Diakses 1 Februari 2009, 239
  • 7. Prosiding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Surakarta, 17 Oktober 2009 5. 6. 7. 8. 240 www.fmipa.itb.ac.id/jms/file/JMS%20Vol%2 06-1%20Ngadimin.pdf. VERHOEF, P.N.W., 1992, Geologi Untuk Teknik Sipil, Erlangga, Jakarta. TELFORD, W.M., GELDART, L.P., SHERIFF, R.E., KEYS, D.A., 1976, Applied Geophysics, Edisi 1, Cambridge University Press, Cambridge. LILIK HENDRAJAYA DAN IDAM ARIF, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA ITB, Bandung. DINAS LINGKUNGAN HIDUP KARANGANYAR, 2004, Peta Zonasi Tata Guna Air Bawah Tanah (ABT) Kabupaten Karanganyar, Karanganyar. ISSN : 0854 - 2910