Sharing knowledge untuk mengetahui apa dan bagaimana implementasi maupu peran manajemen risiko di dalam pencapaian target kinerja rumah sakit. Identifikasi masalah sampai dengan mitigasi risiko yang dapat dilakukan atas penyimpangan seluruh target kerja di semua lini rumah sakit. Semoga bermanfaat untuk info lebih lanjut bisa menghubungi Saya seorang Asisten Manager Manajemen Risiko di salah satu korporasi kesehatan terbesar yang memiliki lebih dari 20 cabang unit usaha rumah sakit di Indonesia yang sudah bekerja lebih dari 15 tahun di kesehatan ... Salam Sony Irawan
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using 'Content here, content here', making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for 'lorem ipsum' will uncover many web sites still in their infancy. Various versions have evolved over the years, sometimes by accident, sometimes on purpose (injected humour and the like).
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident Report) Edisi 2 tahun 2008
diterbitkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) dan PERSI
Berikut adalah presentasi yang saya sampaikan di depan rekan-rekan RSUD Ende mengenai persiapan penyusunan dan implementasi clinical pathway. Sebagian besar presentasi saya susun berdasarkan referensi. Sebagian saya ambil dengan ijin dari presentasi dr. Hawa Mustika, dr. F. R. Herin Anggreni, dan Sekar Chandra Dewi, Apt.
It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using 'Content here, content here', making it look like readable English. Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for 'lorem ipsum' will uncover many web sites still in their infancy. Various versions have evolved over the years, sometimes by accident, sometimes on purpose (injected humour and the like).
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident Report) Edisi 2 tahun 2008
diterbitkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) dan PERSI
Berikut adalah presentasi yang saya sampaikan di depan rekan-rekan RSUD Ende mengenai persiapan penyusunan dan implementasi clinical pathway. Sebagian besar presentasi saya susun berdasarkan referensi. Sebagian saya ambil dengan ijin dari presentasi dr. Hawa Mustika, dr. F. R. Herin Anggreni, dan Sekar Chandra Dewi, Apt.
Proses yang dipengaruhi oleh Board of Directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas, untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...Febi Nofita Sari
Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur risiko mengingat kontrak antara Bank
dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu ke depan. Dengan demikian masing
-
masing pihak
mempunyai
moral hazard
untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kond
isi
external
(pasar) berubah ke arah yang merugikan Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku
bunga
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA ,Risk Management, Universitas Mercub...DUCI
Implementasi Risk Management (Penerapan Mananjemen Risiko) pada perusahaan Bank Mandiri dan Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut.
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, U...Rachmad Hidayat
Judul : IMPLEMENTASI RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DIMANA SAAT INI LINGKUNGAN BISNIS SANGAT CEPAT BERUBAH DAN TANTANGAN YANG SEMAKIN KOMPETITIF
Tugas : Forum 10 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Judul : PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) BAGI PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN BISNISNYA YANG SEMAIN KOMPETITIF
Tugas : Quiz 10 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Peran pengelolaan manajemen risiko dalam pencapaian target kinerja rumah sakit
1. 1
Peran Pengelolaan Manajemen Risiko
Dalam Pencapaian Target Kinerja Rumah Sakit
Abstraksi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah:
“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan
bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik,
sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk
menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya
penyelenggaran kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan dan
perencanaan strategi bisnis rumah sakit.
Keseluruhan perencanaan dan strategi Rumah Sakit baik jangka panjang maupun jangka pendek
rumah sakit dituangkan dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI) yang merupakan indikator
penilaian atas pencapaian kinerja Rumah Sakit yang dievaluasi secara periodik.
Dalam hal ini peran Manajemen Risiko dapat membantu Rumah Sakit dalam usaha untuk
meminimalkan potensi kerugian, biaya-biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan pencapaian
Rencana Kerja Anggaran dan Rencana Jangka Panjang Rumah Sakit. Manajemen Risiko juga dapat
memaksimalkan opportunities, mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif, membangun
kepercayaan dari investor, meningkatkan shareholder value, meningkatkan tata kelola perusahaan
yang sehat, mengantisipasi perubahan lingkungan yang pesat dan mengintegrasikan strategi Rumah
Sakit sehingga target KPI Rumah Sakit bisa tercapai.
I. Apa Itu Risiko
Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan terjadinya
peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan
finansial akibat bahaya yang terjadi.
Menurut ISO 31000:2009 :
“Risiko adalah pengaruh dari ketidakpastian terhadap sasaran/tujuan perusahaan.
Dalam hal PROBABILITAS , risiko terletak di luar DIHARAPKAN ( rata-rata)
Dalam hal WAKTU , risiko terletak pada FUTURE (sesuatu yang tidak pasti )
Risiko sering dinyatakan dalam kombinasi dari KONSEKUENSI dari suatu peristiwa ( termasuk
perubahan keadaan ) dan kemungkinan terkait kejadian”
Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami,
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko di Rumah Sakit.
2. 2
II. Mengapa Perlu Mengelola Risiko
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang manajemen risiko pada kegiatan bisnis di
rumah sakit. Metode yang digunakan adalah studi literatur tentang manajemen risiko pada rumah
sakit dengan mengacu kepada teori-teori yang relevan diantaranya :
1. Meminimalkan potensi kerugian , mengoptimalkan keuntungan dan menciptakan nilai-nilai
perusahaan
2. Mengurangi kinerja yang tidak dapat diterima
3. Meningkatkan dan meningkatkan tingkat kepercayaan Stakeholders '
4. Melaksanakan praktek terbaik Tata Kelola Perusahaan yang Baik
5. Mengintegrasikan manajemen risiko di bawah satu visi
6. Menanamkan Budaya risiko sebagai bagian dari budaya perusahaan
7. Waspadai dan menanggapi perubahan lingkungan
III. Konsep Manajemen Risiko & Objektivitasnya
Dengan semakin kompleksnya risiko terhadap Perusahaan meningkatkan kebutuhan praktek tata
kelola yang sehat (good corporate governance) termasuk didalamnya pelaksanaan pengelolaan risiko
yang efektif dan komprehensif.
IV. Apa pemicu risiko & risiko apa saja yang terjadi di Rumah Sakit ?
Pemicu Risiko / Risk Driver
1. Perubahan Pasar / Market
2. Perubahan Teknologi / Technology
3. Perubahan Barang Jasa / Product
4. Perubahan Layanan / Service
Kejadian Risiko / Event Risk
1. Fluktuasi pertukaran nilai forex drastis
2. Gagal untuk menemukan produk baru
3. Gagal bersaing di era globalisasi dengan investor asing
4. Keputusan investasi yang salah
5. Eksplorasi & Konstruksi kegagalan
6. Perjanjian buruk dan kesalahan risiko produksi
7. Komersial ( harga , nilai tukar )
8. Keuangan , risiko Politik
9. Pembelian / Penjualan / error Perjanjian Kontrak
10. Meningkatnya kompetisi di seluruh dunia & deregulasi
11. Perdagangan bebas dan investasi di seluruh dunia
3. 3
12. Perdagangan instrumen derivatif yang kompleks tanpa memahami risiko melibatkan
13. Risiko untuk memasuki pasar untuk produk baru
14. Gangguan bisnis dalam siklus pengembangan produk
15. Risiko keuangan di manajemen investasi jangka pendek & panjang
16. Fluktuasi harga komoditas
17. Fluktuasi pertukaran forex drastis
18. Mal Praktek
V. Apa akar masalah terjadinya risiko dalam perusahaan:
1. Kepemimpinan (leadership);
2. Budaya perusahaan (corporate culture);
3. Sudut pandang pengelolaan risiko yang terpecah-pecah (‘silo’) dalam perusahaan;
4. Data dan informasi yang tidak dapat/ sulit di integrasikan;
5. Sistem pelaporan risiko yang panjang/ berbelit (jika ada);
6. Egosime sektoral antar unit/ SBU dalam perusahaan yang sama;
7. Kurangnya pengetahuan dan sistem dalam melakukan analisa risiko (risk assessment);
8. Terbatasnya manajemen yang ‘sadar risiko’ (risk awareness) dan memahami dengan benar
konsekuensi dari tidak menerapkan manajemen risiko dalam perusahaan;
9. Melakukan bisnis diluar core competence nya (baik secara sengaja maupun tidak), tanpa
diikuti dengan backup system yang memadai. Misal: perusahaan tiba-tiba harus menghadapi
eksposur credit risk karena berperan aktif dalam proses channeling, terlibat dalam collection
piutang, dll
10. Normative (attributif) corporate governance ;
VI. 10 (Sepuluh) Ciri-ciri Perusahaan ‘Yang Belum’ Melaksanakan Manajemen Risiko Dengan
Benar :
1. Rencana Kerja Anggaran Biaya dan Pendapatan (RKAP) Rumah Sakit yang ‘dipenuhi’
dengan KPI-KPI normatif;
2. Melaksanakan sistem budget dari RKAP, namun tidak menghilangkan sama sekali problem
operasional di lapangan (persistent problems);
3. Tidak memiliki ‘batas toleransi risiko’ kinerja perusahaan;
4. Belum menggunakan kemampuan pengendalian risiko sebagai salah satu tolok-ukur
keberhasilan kinerja manajemen;
5. Tidak menetapkan prioritas risiko (risk prioritazion), tidak ada bedanya antara mengelola
risiko kritis dan risiko biasa;
6. Melaksanakan manajemen risiko secara normatif, melalui: pengisian check-list, form-form
standard;
7. Tidak ada sistem peringatan dini risiko (risk early warning system) yang dapat digunakan oleh
manajemen;
8. Tidak ada sistem respon (risk respon) yang jelas dan terukur;
9. Tidak memiliki konsep risk & reward yang jelas;
10. Tidak memiliki perangkat-perangkat utama sistem manajemen risiko: Manajer – Manual –
Komite – Sistem;
VII. Siapa Yg Bertanggungjawab Mengelola Risiko?
Fungsi/Risk Owner
• Fungsi dalam melaksanakan Aktivitasnya yang sekurang-kurangnya memenuhi satu kriteria
sebagai berikut:
Melaksanakan Transaksi Usaha.
Memiliki aset operasional (non inventaris).
Melaksanakan Aktivitas produksi barang/jasa.
Memiliki Eksposur sekurang-kurangnya satu jenis Risiko.
Peran dan tanggung jawab Risk Owner adalah sebagai berikut:
Menjadi Person-in-Charge (PIC) yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan Risk
Treatment sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
Melaporkan kemajuan pekerjaan Risk Treatment secara berkala
Mengembangkan budaya sadar Risiko (risk consciousness) dalam setiap Aktivitas
4. 4
VIII. Strategi Penerapan Manajemen Risiko
Strategi Penerapan Manajemen Risiko merupakan langkah-langkah implementasi dari Manajemen
Risiko untuk mengendalikan Risiko, agar Profil Risiko berada pada batas yang telah ditetapkan.
Strategi Manajemen Risiko ditetapkan Manajemen Rumah Sakit.
Strategi Penerapan Manajemen Risiko mencakup :
1. Penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance.
2. Penetapan rencana Penanganan Risiko (Risk Treatment plan).
3. Profil Risiko sebelum dan setelah dilakukan penanganan.
4. Pembuatan skala prioritas (Prioritas Risiko) dalam Penanganan Risiko.
5. Pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan dan kerangka Manajemen Risiko.
6. Pelaporan pelaksanaan pengelolaan Risiko
Proses Manajemen Risiko untuk operasional secara umum meliputi:
1. Komunikasi dan Konsultasi (Communication & Consultation)
2. Penentuan Lingkup Pengelolaan Risiko(Establish The Context)
3. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
4. Analisis Risiko (Risk Analysis)
5. Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)
6. Penanganan Risiko (Risk Treatment)
7. Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & Review)
Proses Manajemen Risiko untuk proyek baik yang bersifat Pengembangan Bisnis maupun Penunjang
Usaha di di Perusahaan secara umum meliputi:
1. Perencanaan Manajemen Risiko (Risk Management Planning)
2. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
3. Analisis Risiko kualitatif dan kuantitatif (Risk Analysis)
4. Perencanaan Response Risiko (Risk Respond Planning)
5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko (Risk Monitoring and Control)
Keseluruhan kegiatan manajemen risiko dibuatkan dalam satu buah tabel evaluasi dan monitoring
yang disebut dengan daftar risiko perusahaan (Risk Register)
1. Risk Register
2. Risk Intelegence Map
a. Governance
1.1. Corporate Governance
1.2. Ethics
b. Strategy and Planning
2.1. Corporate Responsibility & Sustainability (CR&S)
2.2. External Factors
2.3. Planning
2.4. Project
2.5. Strategy
3. Finance
3.1. Accounting
3.2. Credit
3.3. Liquidity & Finance Intelligence
3.4. Financial Market
3.5. Planning & Budgeting
3.6. Operational
4. Operations/Infrastructure
4.1. Corporate Assets
4.2. Human Resources
4.3. Information Technology
4.4. External Events
4.5. Legal
4.6. Process Management
4.7. Product Development
5.
5. Com
6. Repo
7. Risk M
Index
5
4
3
2
1
8.
9.
10.
4.8. Sales, M
pliance
5.1. Complia
orting
6.1. Reportin
Matrix Table
Dampa
Catastrop
Significan
Moderate
Minor
Insignifica
Risk Matrix T
Perhitungan
a. Melakuk
b. Melakuk
c. Melakuk
d. Melakuk
e. Menghit
data))
Penyusunan
dengan asum
perhitungan
Marketing an
ance
ng
- Impact
k Desk
phic Sanga
Besar
nt Besar
(Signif
e Sedan
Kecil
ant Sanga
Kecil
(Tidak
Signifik
Table - Prob
n Var Loss
kan sortir dan
kan perhitung
kan perhitung
kan perhitung
tung Var Los
n dampak ku
msi apabila d
dampak me
nd Communic
ripsi
Fin
Im
t >80
B
fikan)
80
BT
≤60
B
g 60
BT
≤40
B
40
BT
≤20
B
t
kan)
<20
B
ability
n membuang
gan rata-rata
gan standar
gan distribus
ss = (averag
antitaif inher
data historis
enggunakan
cations
ancial
mpact
Re
0% of
BTR*
Na
im
0% of
TR< x
0% of
BTR
Re
(pr
Im
0% of
TR< x
0% of
BTR
Lo
ata
ka
Im
0% of
TR< x
0% of
BTR
Int
im
0% of
BTR
No
rep
im
g data yang d
a data =avera
deviasi data
si student -t =
ge + distribus
rent dengan
tidak tersed
metode VaR
eputation
Impact
ation wide
pact
E
p
egional
rovinsi)
pact
M
i
s
p
cal (kota
au
bupaten)
pact
M
i
o
ernal
pact
M
i
o
putational
pact
N
s
i
dirasa outlier
age (range d
=stdev (Ran
=TINV (0.05,
si student t)
pendekatan
ia atau tidak
R.
Health &
Safety
Employee or
public death
Major
njuries to
several
people
Major
njuries to
one person
Minor
njuries
No health &
safety
mpact
r
data)
nge data)
(jumlah data
x (Standar d
expert judgm
mencukupi
Enviro
r Very serio
term envi
impairme
ecosystem
Serious m
term envi
effects
Moderate
term effec
effecting
ecosystem
Minor effe
biological
phisical
environm
Limited d
minimal a
significan
a-1)
deviasi / sqr
ment, diguna
untuk melak
5
onment
ous, long
ronmental
nt of
m function
medium
ronmental
e, short
cts but not
m function
ects on
l or
ent
amage to
area of low
nce
rt (jumlah
akan
ukan
6. 6
11. Peta Risiko Perusahaan
Setelah perhitungan dampak kuantitatif dan kualitatif dihitung maka tahap berikutnya
memetakan risiko tersebut ke dalam peta risiko seperti contoh terlampir dibawah ini :
12. Penyusunan Mitigasi Risiko
Diisi rencana pencegahan/mitigasi risiko yaitu melakukan tindakan penanganan yang
dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon risiko) dengan cara : menahan risiko
(risk retention), mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer),
menghindari risiko (risk avoidance) dapat meningkatkan pencapaian kinerja yang lebih baik
bagi rumah sakitagar mengurangi kemungkinan terjadinya Risk Event atau mengurangi
dampak yang akan timbul jika Risk Event terjadi di masa depan.
7. 7
IX. Ukuran Kinerja Rumah Sakit
Beberapa Ukuran Kinerja Utama Rumah Sakit
1. Kinerja Keuangan / Finansial
2. Kinerja Operasional
3. Kinerja Pertumbuhan Produktifitas
Kinerja Keuangan
1. Nilai Current Ratio. Hal ini dapat mengindikasikan Saldo Cash yang ada.
2. Nilai ROA Return On Asset. Hal ini mengindikasikan optimalnya pendayagunaan Asset yang
ada atau banyak nya Asset-asset yg tidak produktif.
3. Nilai ROE Retur On Equity. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas bisnis yang dilakukan
sudah menghasilkan profit yang memadai atau belum. Hal ini jg terlihat dari nilai margin yang
didapat baik Operating Profit Margin maupun Net Profit Margin.
4. Nilai Collection Period Piutang. Hal ini seberapa besar Perusahaan memerlukan Cash Flow
yang kuat agar operasi perusahaan dapat berjalan lancar jika dana tertahan dalam bentuk
piutang maka akan dapat mengganggu cash flow perusahaan.
5. Inventory Turn Over. Hal ini mengindikasikan nilai persediaan yang ada jika persediaan
terlalu tinggi maka uang cash on hand perusahaan akan mengalami flow yang tidak baik.
6. Lain-lain
• Laba Bersih sebelum Bunga & Pajak (EBIT) / Realisasi EBIT x 100%
• Rasio Total Beban terhadap Total Pendapatan
• Rasio Biaya Material terhadap Total Pendapatan Usaha
• Realisasi Anggaran Investasi
Kinerja Operasional
1. Periode hari
2. Jumlah Hari perawatan
3. Jumlah Tempat Tidur
4. Nilai Bed Occupancy Rate (BOR)
5. Nilai Average Lenght Of Stay (AvLOS)
6. Nilai Bed Turn Over (BTO)
7. Nilai Kunjungan Rawat Inap
8. Nilai Kunjungan Rawat Jalan
9. Nilai Kunjungan Penunjang Medis
Kinerja Pertumbuhan Produktifitas
1. EBIT Growth : Pertumbuhan laba bersih saat ini dibandingkan dengan tahun lalu
2. Sales Growth (SG) : Pertumbuhan pendapatan saat ini dibandingkan dengan tahun lalu
3. Employee Productivity Growth (EmPG) : Produktifitas pekerja dengan rumus nilai
pendapatan bersih dibagi jumlah pekerja saat ini dibandingkan tahun lalu
Penyusunan Program Kerja Rumah Sakit
Konsep Penyusunan Program Kerja Rumah Sakit berbasis business Imrprovement and business
development
1. Internal Evaluation
a. Operational Performance
- BOR
- AvLOS
- Utilisasi Kunjungan Rawat Inap, Jalan Penunjang Medis
b. Financial Performance
- Evaluasi dan Review Cost Structure
- Evaluasi dan Review Profitabilitas Per Unit Bisnis
- Evaluasi dan Review Keandalan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
- Evaluasi dan Review Keandalan Sistem Manajemen Risiko
2. Mapping and Seeking Opportunities
a. SWOT Analysis
8. 8
SWOT ANALYSIS
Mapping and Seeking Opportunities melalui Analisa SWOT
Strenght
- Kekuatan Brand Image
- Pengalaman pengelolaan Rumah Sakit
- Kemampuan Tenaga Ahli
- Jaringan RS Networking Bisnis
- Sinergi RS
Weakness
- Utilisasi aset masih rendah
- Tenaga pemasaran yang kurang handal
- Financial performance yang belum terukur dengan baik
- Kerjasama bisnis dengan pihak ketiga belum termonitor dengan baik
- Risiko yang belum teridentifikasi dengan baik
Opportunity
- Meningkatnya Middle Clas di Indonesia sejak 2011 GDP > US$3000 56% dari 240 juta
penduduk Indonesia
- Meningkatnya kesadaran atas kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia
- Rasio RS dibanding penduduk masih rendah 2000 RS untuk 240 juta penduduk
Threat
- Munculnya RS baru 100 RS per tahun
- Perkembangan teknologi kesehatan
- Tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik
- Implementasi SJSN 2014
9. 9
X. Kesimpulan
Hasil studi menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi rumah sakit untuk
target pencapaian Kinerja Rumah Sakit. Membuat strategy formulation yang tepat dan segera
melakukan identifikasi risiko beserta penerapan risk management system di rumah sakit
Adapun langkah-langkah strategy yang dapat diambil rumah sakit adalah sebagai berikut.
a. Penyusunan Generic Strategy Rumah Sakit
b. Risk Management & Portofolio
Langkah 1 – Penyusunan Generic Strategy Rumah Sakit
Langkah 2 - Penerapan Risk Management dan Portofolio di Rumah Sakit
Dalam rangka pencapaian visi Rumah Sakit terdapat berbagai risiko yang melekat pada seluruh
aktivitas bisnis Rumah Sakit. Rumah Sakit membutuhkan suatu pengelolaan risiko perusahaan yang
efektif dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan sistem tata kelola perusahaan yang sehat (Good
Corporate Governance).
Rumah Sakit harus mengeluarkan kebijakan membentuk fungsi Manajemen Risiko yang dikelola oleh
Komite Manajemen Risiko yang terdiri dari Dewan Direksi. Untuk mendukung kebijakan tersebut,
Rumah Sakit telah membentuk fungsi manajemen risiko di seluruh Unit Cabang dan fungsi di
Korporasi untuk bersama-sama mengindentifikasi, menilai, memetakan, dan memitigasi risiko.
Dalam fase awal penerapan manajemen risiko atau tahap awareness ini Fungsi Manajemen Risiko
Rumah Sakit juga harus membuat program manajemen risiko yang berbasis web untuk mendukung
informasi dan masukan atas pelaksanaan mitigasi risiko di seluruh Unit Cabang dan fungsi
manajemen risiko Korporasi Rumah Sakit.
Rumah Sakit memiliki beberapa kejadian risiko (risk event) yang berkaitan dengan Risiko Strategis
Rumah Sakit antara lain:
a. Risiko Perubahan Situasi Ekonomi, Sosial, dan Politik
Rumah Sakit sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi sosial dan politik yang berdampak
terhadap kegiatan dan kinerja keuangan Perusahaan. Untuk memitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit
harus menyusun strategi jangka pendek dan jangka panjang dengan memperhitungkan dan
mengantisipasi perubahan kondisi eksternal yang berpotensi merugikan perusahaan.
10. 10
b. Risiko Terkait dengan Regulasi Pemerintah
Salah satu perubahan kebijakan pemerintah saat ini adalah risiko penerapan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang memiliki risiko
negatif bagi pendapatan Rumah Sakit di seluruh Unit Cabangnya di seluruh Indonesia.
Sistem pelayanan berjenjang dan sistem paket pelayanan yang mengacu Indonesia Case Based
Group (INA CBGs) memberikan tantangan baru yang lebih kompetitif bagi Rumah Sakit dalam upaya
tetap mempertahankan mutu layanan terbaik bagi pelanggan rumah sakit baik tunai, pihak ketiga dan
jaminan serta seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan tetap mengacu pada standar pelayanan medis dan prinsip GCG, Rumah Sakit telah
melakukan upaya mitigasi melalui kegiatan restrukturisasi tarif layanan sesuai Ina CBGs, membuat /
merevisi standar pelayanan medis dan clinical pathway, dan membuat kesepakatan jasa medis
dengan dokter spesialis serta membuat bridging terintegrasi dengan sistem informasi BPJS
Kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
c. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Rawat Jalan
Rawat Jalan adalah salah satu sumber pendapatan Rumah sakit yang cukup besar khususnya di
pelayanan Dokter Spesialis sebagai media rujukan pelayanan berjenjang ke layanan rawat inap di
seluruh Unit Cabang Rumah Sakit .
Untuk mengantisipasi risiko tidak tercapainya target Pendapatan rawat jalan, Rumah Sakit melakukan
mitigasi risiko seperti membuat kontrak manajemen/kinerja denagn masing masing dokter, membuat
standarisasi diseluruh layanan , mengembangkan sistem informasi RS berbasis Web
Dalam rangka memberika pelayanan terbaik, Rumah Sakit juga melakukan upskilling kepada dokter
umum internal Rumah Sakit untuk menjadi dokter Spesialis ataupun Sub Spesialis disamping tetap
melakukan kerjasama dengan universitas / lembaga pendidikan untuk menyediakan kebutuhan
tenaga dokter di seluruh unit usaha rumah sakit jejaring Rumah Sakit
d. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Rawat Inap
Dalam era globalisasi saat ini dimana meningkatnya tingkat persaingan di bisnis kesehatan rumah
sakit, Rumah Sakit juga melakukan upaya mitigasi untuk mempertahankan Captive Market yang ada
dan tetap meningkatkan kualitas pelayanan Rawat Inap yang merupakan sumber pendapatan utama
rumah sakit di seluruh Unit Cabang Rumah Sakit .
Upaya tersebut antara lain adalah melakukan pengaturan atas seperti jam visite dokter yang diatur
lebih awal serta penyiapan obat untuk pasien yang akan pulang rawat. Di pelayanan ruang rawat
Rumah Sakit sudah melakukan peremajaan dan penggantian fasilitas pendukung pelayanan dan
penyediaan pilihan makan yang lebih variatif di layanan gizi rumah sakit.
e. Risiko Tidak Tercapainya Target Pendapatan Penunjang Medis
Dalam rangka menghadapi potensi risiko tidak tercapainya pelayanan penunjang medis, Rumah Sakit
telah melakukan beberapa upaya mitigasi seperti pengadaan investasi alat-alat medis yang canggih
dan terbarukan dengan membuat kontrak manajemen kinerja dengan fungsi pengusul investasi dan
melakukan kontrak service beberapa aset potensial.
Untuk mitigasi di bidang pelayanan farmasi Rumah Sakit telah melakukan standarisasi layanan
farmasi khususnya di waktu layanan obat melalui perbaikan dan pengembangan sistem informasi
yang lebih cepat dan akurat dan terintegrasi.
f.Risiko tidak tercapainya target Inventory Turn Over Obat
Unit Farmasi sebagai salah satu unit layanan strategis di rumah sakit, memiliki peran penting
memberikan kontribusi pendapatan dan margin yang cukup besar bagi target laba Rumah Sakit.
11. 11
Manajemen persediaan menjadi salah satu proses bisnis yang sangat menentukan ketersediaan obat
bagi pelayanan pasien di seluruh rumah sakit dan ukuran kinerja farmasi sudah dituangkan di Key
performance Indicator (KPI) dalam bentuk target Inventory Turn Over (ITO) obat yang merupakan
ukuran kinerja unit farmasi dalam menunjang ketersedian persediaan obat di rumah sakit.
Risiko tingginya nilai ITO ini telah dimitigasi oleh fungsi Farmasi Rumah Sakit melalui upaya mitigasi
seperti peyempurnaan sistem informasi persediaan yang dapat dilakukan sistem kontrol stok secara
harian sehingga dapat meminimalkan risiko kesalahan input pada proses bisnis layanan input data
obat .
Risiko atas obat yang sudah expired (kadaluarsa) juga sudah dimitigasi melalui penetapan standar
nilai jumlah pemakaian rata-rata yang ditetapkan dan penerapan standarisasi prosedur stok opname
yang dilakukan secara berkala sehingga target nilai ITO yang ditetapkan dapat tercapai.
g. Risiko Investasi yang tidak menguntungkan
Untuk meningkatkan pelayanan prima dalam upaya pencapaian target yang telah ditetapkan, Rumah
Sakit terus melakukan investasi baik itu pergantian alat medis yang terbaru maupun renovasi
infrastruktur gedung dan bangunan di seluruh Unit Cabang Rumah Sakit.
Untuk itu, Rumah Sakit menghadapi risiko kemungkinan tidak tercapainya pencapaian target
Investasi yang sudah direncanakan tidak sebanding dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Untuk
memitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit melakukan program perbaikan di proses bisnis investasi
mulai dari perencanaan dan usulan, proses pengadaan dan pelaksanaan implementasi investasi
sampai kepada evaluasi dan monitoring pencapaian investasi.
Perbaikan kemampuan Unit Cabang dalam melakukan pembuatan feasibility study yang
komprehensif terhadap setiap rencana investasi saat ini juga sudah didukung dengan pembuatan risk
analisis disetiap proyek investasi Rumah Sakit melalui program sosialisasi dan upskilling pekerja
yang ditunjuk sebagai PIC investasi di seluruh Unit Cabang maupun fungsi di Korporasi Rumah Sakit
sehingga target pencapaian Investasi bisa tercapai.
h. Risiko dalam Menjalankan Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Rumah Sakit memiliki kendala keterbatasan biaya investasi, penyediaan teknologi, dan sumber daya
manusia sehingga dilakukan kerja sama dengan pihak ketiga melalui berbagai pola kerja sama
seperti joint venture dan Kerjasama Operasional dengan beberapa mitra kerja Rumah Sakit dalam
hal manajemen pengelolaan rumah sakit di lokasi-lokasi yang strategis di seluruh Indonesia
Dalam menghadapi risiko wanprestasi pihak ketiga, Rumah Sakit memilih mitra secara selektif,
menyusun kontrak yang tidak merugikan kedua pihak, serta menempatkan wakil perusahaan yang
kompeten dalam kerja sama tersebut.
i. Risiko Terkait dengan Aksi Terorisme
Meningkatnya aktivitas terorisme pada beberapa wilayah konflik di Indonesia dalam kurun waktu
beberapa tahun terakhir, telah meningkatkan potensi ancaman terorisme yang dapat menimbulkan
kerugian material dan kerusakan aset Rumah Sakit.
Untuk menghadapi risiko tersebut, Perusahaan memiliki sistem Manajemen Pengamanan
Perusahaan serta mengasuransikan aset perusahaan.
j. Risiko Bencana Alam
Bencana alam berdampak pada kerusakan aset-aset perusahaan, korban jiwa, hingga terhentinya
kegiatan operasional. Sebagai upaya mitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit memiliki kegiatan
pelatihan Tanggap Darurat di seluruh Unit Cabangnya dalam Program kerja HSSE dan masuk
12. 12
dalam salah satu target Key Performance Indicator (KPI) para manajemen Unit Cabang dan direksi
Rumah Sakit.
Pekerja juga diberikan simulasi kondisi darurat secara berkala dan dibentuk tim penanggulangan
keadaan darurat yang dapat langsung berkordinasi dengan Pusat Komando Pengendalian (crisis
center) terdekat.
k. Risiko Gugatan Hukum
Rumah Sakit selalu menaati hukum serta peraturan yang berlaku pada setiap lokasi di mana Unit
Cabang kegiatan layanan kesehatan dijalankan. Rumah Sakit juga menghadapi risiko gugatan
hukum dari berbagai pihak, baik dari regulator, mitra kerja, pekerja, hingga masyarakat. Sebagai
mitigasi risiko tersebut, Rumah Sakit harus selalu menerapkan prinsip GCG, membentuk Fungsi
Hukum, serta memiliki asuransi liability untuk menjamin berbagai risiko gugatan hukum khususnya
tuntutan mal praktek dokter Rumah Sakit terus melakukan perbaikan atas standarisasi prosedur
layanan medis melalui upaya pemberdayaan komite medik untuk melakukan review atas setiap
tindakan medik yang dilakukan oleh dokter
l. Risiko Finansial tidak tertagihnya piutang usaha
Rumah Sakit melakukan penjualan non tunai/penjualan kredit guna meningkatkan penjualan dan
menjaga persaingan bisnis rumah sakit dengan kompetitornya. Akibat transaksi tersebut, Rumah
Sakit berpotensi mengalami keterlambatan atau gagal bayar dari pelanggan. Sistem scoring dan
rating serta dijadikan sebagai salah satu ukuran Key Performance Inicators (KPI) Direksi adalah
upaya yang digunakan untuk memitigasi risiko terhadap potensi tersebut, dengan mempertimbangkan
berbagai risiko seperti gagal bayar (default risk) melalui review klausul Perjanjian Kerjasama, risiko
mitra kerja (counterpart risk) melalui dengan pelanggan dan analisa rasio kinerja keuangan untuk
pelanggan, dan risiko pengembalian tagihan karena kurang lengkapnya dokumen tagihan. Selain itu,
Rumah Sakit terus mengevaluasi penerapan alokasi uang jaminan dan jaminan deposit pasien cash.
n. Risiko Biaya Operasional yang melebihi anggaran
Salah satu risiko finansial lainnya adalah risiko biaya Operasional yang melebihi anggaran dapat
memberikan pengaruh terhadap target laba yang ditetapkan Rumah Sakit. Untuk memitigasi risiko
tersebut, Rumah Sakit melakukan upaya mitigasi dengan melakukan program tertib anggaran dan
pengalihan anggaran dengan prinsip skala prioritas dan melakukan cutting budget atas biaya-biaya
yang dinilai secara proporsional terhadap pencapaian pendapatan.
Demikian Karya Ilmiah ini dibuat penulis dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat yang
diharapkan untuk dapat mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, dari hasil
penggabungan hasil bacaan dari berbagai sumber sehingga dapat meningkatkan pengorganisasial
kepuasan intelektual maupun memperluas cakrawala ilmu pengetahuan serta dapat sebagai bahan
acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
Wasssalam,
Jakarta, 01 Mei 2015
Penulis
Mochamad Sonny Irawan
13. 13
Daftar Pustaka
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004
- ISO 31000:2009