Dokumen tersebut membahas tentang penyegelan masjid milik jemaah Ahmadiyah di Bekasi oleh petugas Satpol PP dan polisi setelah terjadi perdebatan. Kepala Satpol PP menjelaskan tujuan penyegelan dan mengundang perwakilan Ahmadiyah untuk berdialog.
1. Halaman 1
J U M A T , 1 5 M A R E T 2 0 1 3E D I S I 3
TOPIK BERITA
ARH LIBRARY NEWS
DEWAN PENASIHAT
Ir. H.. Ahmad Saifudin Mutaqi
Mln. Shagir Ahmad
PENANGGUNGJAWAB
Suseno
KOORDINATOR
Nasir Ahmad
KONTRIBUTOR
Iin Quratul Ain
Rizqi Baihaqi
TIM REDAKSI
ISLAM DAN TEOLOGI PENGHARAPAN
Teolog Jerman, Hans Kung,
pernah menulis bahwa atas dasar
investigasi literatur yang dilakukan
pada lima pokok ajaran Islam; sa-
hadat, shalat, pembayaran zakat,
puasa, dan haji merupakan hal yang
esensial untuk menuju paradigma
teologi harapan pascapemerintahan
Islam masa kenabian, khulafaur ra-
syidin, dan para sahabat dengan per-
spektif baru (Hans Kung, 2008).
Kutipan di atas sengaja di-
pergunakan untuk memulai tulisan
ini. Hal itu penting karena setelah
masa kenabian, khulafaur rasyidin,
dan sahabat salafus salih, Islam ser-
ing kali mengalami banyak distorsi
dalam praktik dan penyebarannya di
Indonesia. Bahkan, pasca-Perang
Dunia I dan Perang Dingin, Islam di
Indonesia seakan-akan menjadi Is-
lam yang memiliki penampilan ga-
lak dan sadis.
Islam hadir di Indonesia
penuh dengan kekerasan dan kurang
bersahabat dengan sesama pemeluk
agama Tuhan di bumi Indonesia.
Sebagai agama mayoritas, Islam di
Indonesia bahkan menampakkan
seakan-akan sebagai agama yang
penuh dengan persoalan internal se-
hingga kontribusinya untuk perkem-
bangan demokrasi dan penegakan
hak asasi manusia mengalami ke-
buntuan.
Komunitas Muslim Indonesia
non-arus utama (bukan Muham-
madiyah dan NU) sering menam-
pakkan aktivitas yang cenderung
menakutkan sesama umat Muslim.
Komunitas non-arus utama sering
melakukan aktivitas ritual dan
pengajian yang sangat menguta-
makan fashion. Fashion dalam mak-
nanya yang serba glamor, bukan
yang sederhana dan merakyat.
Islam Indonesia yang dianut
para elite politik benar-benar ber-
beda dengan teladan yang ditinggal-
kan khulafaur rasyidin dan para sa-
habat segenerasi mereka yang kita
sebut kaum salafus salih. Islam yang
dianut para elite politik Indonesia
penuh kepalsuan. Meski menganut
Islam, para tersangka korupsi dan
terpidana korupsi tetap mampu
tersenyum di depan kamera televisi
dan tanpa beban berkomentar bahwa
peristiwa ini adalah fitnah. Peristiwa
yang sedang menimpa dianggap se-
bagai pembunuhan karakter anak
bangsa, serta kalimat lain yang jelas
sekali sebagai pembelaan.
Perhatikan peristiwa yang
mengenaskan dan terus menghantui
kaum minoritas Ahmadiyah di Lom-
bok. Perhatikan pula peristiwa yang
menimpa Jemaah Syiah (Ikatan Ja-
maah Ahlul Bait Indonesia) di Ma-
dura yang menjadi bulan-bulanan
Islam mayoritas. Kaum Muslim di
dua daerah tersebut seakan-akan tid-
ak rela atas kehadiran Ahmadiyah
dan Jamaah Syiah.
Alamat : Jl. Atmosukarto 15
Kotabaru Yogyakarta 55224
Telp./Fax (0274) 586723
website : www.arhlibrary.com
twitter : @arhlibrary
e-mail : arhlibrary@gmail.com
ISLAM DAN TEOLO-
GI PENGHARAPAN 1
PEMIMPIN MUSLIM
HIMBAU
PEMERINTAHAN-
PEMERINTAHAN
DUNIA PERLA-
KUKAN SAMA
SEMUA WARGA
NEGARANYA
3
KRONOLOGIS MAS-
JID AHMADIYAH
BEKASI DI SEGEL
4
UPAYA AHMADIYAH
MENGHILANGKAN
MITOS TENTANG NA-
BI MUHAMMAD SAW
6
400 PASANGAN TAK
BISA MENIKAH KA-
RENA AHMADIYAH
7
2. Halaman 2
Padahal, dua komunitas itu hadir sejak lama di
sana. Pertanyaannya, mengapa baru-baru ini saja
mereka mengalami perlakuan yang mengerikan,
diusir dari tanah airnya sendiri oleh kaum
mayoritas?
Islam ke Depan
Lalu, teologi macam apa yang kita harap-
kan tumbuh dan berkembang dari Islam di Indo-
nesia? Di sinilah relevansi kutipan dari teolog
Hans Kung perlu mendapatkan perhatian serius
kalangan Muslim Indonesia.
Perspektif baru berteologi Islam ke depan
adalah paradigma Islam yang mampu berdialog
dengan dunia nyata. Islam harus mampu
dihadirkan untuk dialog dengan kondisi
kekinian. Islam harus mampu dihadirkan untuk
membangun dialog sebab dengan dialog Islam
akan mampu memberi kontribusi bagi perkem-
bangan peradaban dunia. Peradaban dunia meru-
pakan karakter dari keislaman yang membela
kemanusiaan, bukan Islam yang bertentangan
dan melawan kemanusiaan.
Islam yang sesuai dengan kemanusiaan
itulah Islam yang berperadaban, bukan Islam
yang monopolistik, tiranik, apalagi sadis dan
teroris. Islam yang sesuai dengan kemanusiaan
merupakan Islam yang dianut kaum Muslim
yang panjang akal, bukan kaum Muslim yang
pendek akal.
Islam panjang akal jelas merupakan
keinginan sebagian besar bangsa di muka bumi,
khususnya bumi Indonesia yang tercinta. Se-
mentara Islam pendek akal merupakan Islam
yang berkarakter menipu, tirani, ingin benar
sendiri, dan tidak menghargai kehadiran umat
lain yang sama-sama menanamkan kebajikan.
Umat lain, sekalipun berbuat bajik, tetap saja
dihakimi dengan caranya sendiri sebagai
pengkhianat dan ingkar akan Tuhan.
Sungguh sebuah perspektif keislaman
yang harus segera ditinggalkan agar Islam
beranjak dari buritan menuju peradaban yang
utama, peradaban yang menghargai keragaman
dan kebajikan umat lain yang berbeda keya-
kinan. Muslim pendek akal hanya akan mendis-
torsi otentisitas dan semangat kemanusiaan.
Ringkasnya, Muslim panjang akal meru-
pakan aktualisasi Islam yang santun, ramah,
damai, dan menyejahterakan sesama umat Tu-
han. Sementara itu, Muslim pendek akal meru-
pakan aktualisasi Islam yang ”belepotan”
dengan kebencian, penipuan, kepalsuan belaka,
kecurigaan, dan pertumpahan darah karena se-
mangatnya menghabisi dan merendahkan liyan.
Karena itu, paradigma keislaman yang
kita harapkan sebagai bentuk konkret dari teolo-
gi pengharapan seperti disarankan Hans Kung
adalah Islam yang tidak mengumbar janji-janji
politik kepada publik. Harapan atas teologi Is-
lam ke depan adalah Islam yang mengajarkan
sekaligus mengamalkan ajaran menyejahterakan
umat manusia sebagai bentuk kebajikan. Sebab,
kelak lebih baik ketimbang sekarang di muka
Bumi, wal akhiratu khairu laka minal dunya,
dan di akhirat kelak lebih baik daripada di
dunia!
Oleh karena itulah, mari kita sambut ga-
gasan teologi harapan versi Islam Indonesia
sebab kontribusinya sangat diharapkan sebagai
agama besar di Indonesia. Ketika Islam gagal
menghadirkan teologi harapan, ancaman perang
antarperadaban yang akan membumihanguskan
kemanusiaan akan semakin nyata.
Di Indonesia, Islam amat penting kontri-
busi dan kehadirannya. Islam sebagai agama
mayoritas penduduk negeri ini akan turut
menentukan maju dan hancurnya bangsa yang
sedang tercabik-cabik pelbagai macam
kepalsuan para elite politik. Kepada para ulama,
kaum terdidik, dan pendakwah yang ter-
cerahkan, Islam masa depan sebagai harapan.
Islam Indonesia tidak bisa diharapkan dari mere-
ka yang pendek akal.
Sumber:http://budisansblog.blogspot.com/2013/03/islam-dan-
teologi-pengharapan.html
3. Halaman 3
PEMIMPIN MUSLIM HIMBAU
PEMERINTAHAN-PEMERINTAHAN
DUNIA PERLAKUKAN SAMA SEMUA
WARGA NEGARANYA
Kita doakan semoga para pemimpin
seluruh negara memenuhi hak-hak
rakyatnya.
P
emimpin dunia Jamaat
Muslim Ahmadiyah, Ha-
dhrat Mirza Masroor Ah-
mad, Khalifatul Masih V menyoroti keu-
tamaan doa bagi keadaan dunia saat ini
yang sedang ada dalam bahaya dan
kekacauan. Khalifah juga menyerukan
semua pemerintahan untuk memperla-
kukan warganya dengan welas asih, adil
dan sama.
Dalam khutbah Jumat 8 Maret
2013 dari Masjid Baitul Futuh, Barat Daya
London, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
memerintahkan semua Muslim Ahmadi
berdoa untuk ‘Hasana’, sebuah istilah Ba-
hasa Arab, yang artinya menampilkan
semua bentuk kebaikan dan keberkatan.
Sabda Hadhrat Mirza Masroor Ah-
mad:
“Para penentang Jemaat kita di berbagai
negara tertentu mengharapkan Para
Muslim Ahmadi terampas dari semua
berkat-berkat Allah Ta’ala. Kita doakan
semoga saudara-saudara kita tidak me-
nyebabkan timbulnya kesukaran-
kesukaran dan kita berdoa pula semoga
kota-kota dan negara-negara kita men-
jadi sumber kebahagiaan dan kese-
nangan.”
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
melanjutkan berbicara tentang beberapa
negara dan pemimpin Negara-negara
Muslim:
“Kita melihat di beberapa negara Mus-
lim dimana para penguasa atau
pemerintahannya justeru menjadi sum-
ber penyebab kesengsaraan dan kepu-
tusasaan bagi rakyat mereka. Hendaknya
kita doakan semoga para pemimpin di
seluruh negara memenuhi hak-hak
rakyatnya, bersikap welas asih, lurus
dan adil. Jika mereka tidak sanggup
mereformasi diri mereka maka doakan
semoga mereka digantikan oleh pem-
impin-pemimpin dan pemerintahan-
pemerintahan yang sanggup memikul
nilai-nilai unggul ini.”
Beliau juga mengungkapkan
penghargaan kepada masyarakat di luar
Jemaat Ahmadiyah yang menunjukkan
dukungan dan kasih mereka bagi Muslim
Ahmadi yang terabaikan karena perbedaan
pandangannya.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
bersabda:
“Sementara di Pakistan dan beberapa
negara terdapat mereka yang ter-
pengaruh oleh para ulama ektrim dan
menyebabkan kerugian bagi Muslim Ah-
madi , ada juga masyarakat yang nyata
membuktikan diri menjadi teman-teman
setia dan loyal. Mereka tulus bersimpati
terhadap kita, mengharapkan kebaikan
bagi kita dan membantu di saat-saat kita
menghadapi kesulitan dan cobaan.”
Sumber: http://www.alislam.org/egazette/press-
release/muslim-leader-calls-on-world-governments
-to-treat-all-citizens-equally/
Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah
Dapat diakses melalui www.arhlibrary.com
4. Halaman 4
Suasana di Masjid milik jemaah
Ahmadiyah Bekasi, Al-Misbah,
Jumat sore, 8 Maret 2013, sudah
kondusif. Puluhan petugas kepolisian dan Satpol
PP, sudah menarik diri dari lokasi usai penyegelan
berlangsung. Gerbang masjid yang terletak di Jalan
Pangrango Terusan Nomor 44, Jatibening Baru,
Pondok Gede Kota Bekasi, Jawa Barat itu pun di-
gembok. Tak han-
ya aparat kea-
manan, sejumlah
anggota ormas
Islam yang sem-
pat berkumpul di
sebuah warung
makan di depan
gang menuju mas-
jid, juga sudah
membubarkan
diri.
“Sudah,
masalah sudah
selesai. Kami su-
dah segel, dan
akan mengundang
mereka untuk
diskusi pada Rabu besok. Silakan kepada Bapak-
Bapak untuk pulang,” kata Ketua Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Abdul Man-
an kepada anggota ormas Islam. Sementara,
sejumlah jemaah Ahmadiyah terlihat berjaga-jaga di
lingkungan masjid. Beberapa di antaranya, menam-
pakkan wajah kesal karena akses masuk menuju
masjid di kunci dengan gembok dan rantai. Abdul
Manan pun mengundang perwakilan Ahmadiyah
untuk menyelesaikan masalah penyegelan ini dalam
dialog dengan Pemkot Bekasi, Rabu pekan depan.
“Silakan, mau datang atau tidak itu terserah mereka
(Ahmadiyah). Kalau untuk keamanan, jangan kha-
watir. Saya jamin itu,” katanya.
Kronologi penyegelan
Sebelumnya, aksi penyegelan sempat di-
warnai kericuhan. Bahkan, Kapolsek Pondok Gede
Kompol Dedy, harus turun tangan. Kericuhan
dipicu penolakan Jemaah Ahmadiyah yang kebera-
tan akses gerbang di kunci oleh petugas.
Suasana tegang sudah terasa sejak pukul
13.00 WIB saat puluhan petugas Satpol PP yang
dibantu polisi datang ke masjid tersebut, membawa
dua plang. Satu akan di tempel dengan cara dipaku,
satu lagi plang segel yang memiliki tiang akan di
pasang di depan gerbang utama. “Hai siapa ini yang
bertanggung jawab? Apa-apan ini. Kemarin kan su-
dah disegel, kok mau disegel lagi?” teriak salah
seorang perwakilan Jemaah Ahmadiyah. Namun
ucapan itu, tidak di-
tanggapi sama sekali
oleh petugas, yang po-
sisinya berhadap-
hadapan dengan
Jemaah Ahmadiyah.
Setelah sempat hening,
Kepala Satpol PP,
Yayan, akhirnya buka
suara. “Saya Pak, saya
Kepala Satpol PP. Dan
ini Kepala Kesatuan
Bangsa Politik dan
Perlindungan
Masyarakat
(Kesbangpolinmas)
Rahdi Mahdi, mari
kita diskusi di dalam,”
ujar Yayan.
Saat diskusi yang dilakukan di kantor DKM
Masjid Al-Misbah berlangsung, sejumlah petugas
Satpol PP yang berada di luar memasang segel.
Kondisi sempat memanas, ketika Jemaah menge-
tahui ada salah seorang petugas Satpol PP yang ber-
niat menggembok gerbang masuk. "Ini masalah
keyakinan, jangan memaksakan kehendak. Apalagi
sampai mau menyegel rumah Allah,” teriak salah
seorang jemaah yang disambut suara takbir dari
dalam masjid. "Emang ini kafe remang-remang,
atau tempat prostitusi? Kami akan mempertahankan
tempat ibadah kami, apapun resikonya,” tambah dia.
Saat hal itu terjadi, sejumlah anggota ormas islam,
sudah bersiaga di luar gang masuk ke lingkungan
masjid milik Jemaah Ahmadiyah. Untuk mengan-
tisipasi bentrokan puluhan petugas diterjunkan ke
lokasi, di antaranya dari Polsek Bekasi Selatan,
Polresta Bekasi Kota, Brimob Polda Metro Jaya dan
beberapa petugas dari Kodim 0507 Bekasi.
KRONOLOGIS MASJID AHMAD-
IYAH BEKASI DI SEGEL
5. Halaman 5
"Fatwa MUI mengenai ajaran Ahmadiyah
sudah final, dan ini sudah diutarakan sejak Orde Ba-
ru. Ajaran mereka menyimpang, karena mengakui
Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi, dan tuntunan
ajaran mereka adalah, Tadzkiroh yang berasal dari
cuplikan ayat suci Al Quran," kata Sekretaris MUI
Kota Bekasi,
Sukandar Gozali.
"Kalau tadi ada
yang mengucap-
kan syahadat, dan
bersumpah kitab
suci mereka hanya
Al-quran, itu han-
ya akal-akalan
mereka. Kalau
masuk di ling-
kungan, yang
mereka kembali
ke ajarannya lagi.
Masalah membu-
barkan Ahmadi-
yah itu bukan
wewenang MUI,
tapi wewenang
Pemerintah pusat,” tambahnya.
Proses penyegelan Masjid Al-Misbah milik
Jemaah Ahmadiyah di Jalan Terusan Pangran-
go Nomor 44, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota
Bekasi, Jawa Barat, Jumat siang, 8 Maret 2013,
berujung ricuh. Puluhan polisi dari Polsek Pondok
Gede, Polresta Bekasi Kota, serta anggota Satpol
PP, terlibat aksi dorong dengan Jemaah Ahmadiyah.
Jemaah berusaha mempertahankan gerbang
utama untuk masuk ke dalam lingkungan masjid,
agar tidak digembok petugas. Namun karena kalah
jumlah, Jemaah Ahmadiyah akhirnya merelakan
gerbang tersebut digembok. “Apa salah kami, se-
hingga masjid ini di gembok? Kalau mau menyegel,
seharusnya berdasarkan putusan pengadilan,” kata
salah seorang Jemaah Ahmadiyah, saat kericuhan
terjadi. “Maaf pak, kami hanya menjalankan
perintah atasan. Kalau mau protes silakan ke mere-
ka,” jawab salah seorang petugas polisi.
Sebelum penyegelan gerbang utama masjid,
Satpol PP lebih dahulu memasang dua plang berisi
larangan aktivitas Ahmadiyah di Kota Bekasi. Plang
yang dipasang berjumlah 2 buah. Satu ditempelkan
di dinding gerbang, satu lagi di pasang tepat di de-
pan gerbang ma-
suk.
Penyegelan kali
ini merupakan
yang kedua
sepanjang 2013.
Sebelumnya pada
14 Februari 2013,
segel sudah
dipasang di depan
plang bertuliskan
Masjid Al-
Misbah. Penyege-
lan hari ini, dil-
akukan setelah
dialog yang dil-
akukan perwaki-
lan MUI Kota
Bekasi, Kesatuan
Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
(Kesbangpolinmas) Kota Bekasi, Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB), dan Satpol PP dengan
perwakilan Jemaat Ahmadiyah, menemui jalan
buntu.
Kepala Bagian Hukum Pemkot Bekasi,
Sudiana, berdalih jika penyegelan ini sudah sesuai
prosedur. “Penyegelan berdasarkan Peraturan Wali
Kota, Peraturan Gubernur dan SKB 3 Menteri. Si-
lahkan, kalau mereka mau gugat kita di PTUN,”
katanya.
Sumber:http://beritainfosehat.blogspot.com/2013/03/foto-
kronologis-masjid-ahmadiyah-bekasi.html
6. Halaman 6
J amaah Ahmadiyah telah meluncur-
kan kampanye nasional untuk
menghilangkan kesalahpahaman
kebanyakan non-muslim tentang Islam dan Nabi
Muhammad saw. Kampanye yang bertajuk
'Muhammad Messenger of Peace' akan mencakup
acara ceramah dan kegiatan di 73 cabang Ahmadi-
yah di seluruh Amerika, salah satunya pada hari Ka-
mis di Universitas Maryland di Shady Grove, Rock-
ville, menurut Anser Ahmad, Ketua Ahmadiyah
cabang Potomac.
Acara ini akan dimulai pukul
07:30 di Universitas Maryland di Shady
Grove, USG Conference Center
(Gedung 1), 9630 Gudelsky Drive,
Rockville. Dr. Faheem Younus, seorang
profesor kedokteran di Universitas Mar-
yland, wartawan lepas yang mencip-
takan blog Muslimerican.com dan
seorang anggota Ahmadiyah, akan men-
jadi narasumber pada acara tersebut.
Sebagian besar karyanya adalah
diluar hal tentang pengobatan, yang
meliputi isu-isu identitas Muslim
Amerika dan mencoba untuk me-
nyelesaikan konflik pemikiran antara pemuda Islam
dan Amerika, yang menurut beliau seharusnya tidak
ada. Beliau telah menjadi kontributor blog untuk
Huffington Post dan tulisan-tulisannya telah diter-
bitkan di Washington Post, Chicago Tribune dan
Christian Science Monitor dll.
Tema yang akan beliau sampaikan pada
acara hari Kamis nanti adalah seputar video anti-
Islam 'The Innocence of Muslims' yang dibuat tahun
lalu, dan khusus lagi, reaksi dari beberapa umat Is-
lam terhadap video tersebut. "Sebagian memilih un-
tuk bereaksi dengan kekerasan dan protes di jalan,"
katanya. Sementara beliau sendiri mengutuk video
tersebut, ia mengatakan ia dan Jamaah Ahmadiyah
meyakini pemisahan yang jelas antara agama dan
negara, dan mereka tidak harus menanggapi dengan
jalan ancaman dan penyerangan. "Tetapi kami akan
menggunakan wacana 'pena' dan rasionalitas" katan-
ya. "Tujuan kami adalah dapat bertatap muka dan
terlibat dengan saudara-sudara kita di Amerika.
Ketika beliau datang ke Amerika Serikat
sekitar 15 tahun yang lalu, ia mengatakan, ia mem-
baca Ikrar Kesetiaan (the Pledge of Allegiance) dan
berusaha memahami apa yang mereka ajarkan. "Jika
Anda ingin mempelajari tentang bagaimana nabi
saya, izinkan saya untuk memberitahu Anda apa
yang saya yakini terhadapnya." kata Younus.
"Tanggung jawab kami adalah menjadikan diri kami
sendiri bersedia, tidak tersinggung jika ada pertan-
yaan sulit yang diajukan."
Beliau telah memberikan hampir 100 ce-
ramah di negara itu pada berbagai tema yang berkai-
tan dengan Islam dan ia telah memahami bahwa un-
tuk sebagian besar masyarakat, orang-orang Ameri-
ka tidak mempermasalahkan nilai-nilai inti Islam
dalam hal monotestik dan ibadah
ibadahnya, misalnya. Tetapi yang
menjadi masalah sebagian masyara-
kat Amerika adalah mereka tidak
melihat nilai-nilai inti tersebut yang
dipraktekkan di dunia pada
umumnya, misalnya mereka
mendengar banyak orang yang ter-
ancam dan dibunuh karena mening-
galkan Islam (murtad) atau karena
menghina Muhammad [saw].
Menurut Younus, Muhammad saw
tentu akan mengampuni orang-
orang yang mengejek beliau dan
tidak akan menyetujui pembunuhan terhadap orang
yang berpaling dari agama. Semasa hidup beliau,
Nabi Muhammad saw menganjurkan untuk mem-
berikan kasih sayang dan memberikan hak bagi aga-
ma minoritas, perempuan dan juga hewan, kata
Younus. "Beliau adalah seorang nabi untuk
perdamaian, " katanya.
Orang-orang yang melakukan kekerasan atas
nama Nabi Muhammad saw, kata Younus, tidak
mengetahui tentang kehidupan Nabi Muhammad
dan telah melakukan kerusakan besar terhadap Is-
lam. "Kita semua harus bersatu untuk melindungi
dan menghormati Rasululah saw dengan cara yang
mencerminkan kehidupan beliau." katanya. "Ada
suara-suara damai dari kedua belah pihak yang tidak
dapat dicapai oleh pembom B-52." Demikian juga,
Younus mengatakan ia ingin melihat Muslim
lainnya -- Ahmadiyah merupakan sekte Islam yang
sering dianiaya karena keyakinan mereka --
menghadiri acara tersebut. "Nama Nabi Muhammad
adalah kekuatan pemersatu bagi kami," katanya.
Sumber:http://1ahmadiyah.blogspot.com/2013/03/upaya-
ahmadiyah-menghilangkan-kesalahpahaman-tentang-
rasulullah-di-amerika.html
7. Halaman 7
JAKARTA--Masalah yang dihadapi
warga penganut aliran Ahmadiyah di
Indonesia tak kunjung usai. Tak
hanya mengalami intimidasi dan kekerasan dari
kelompok intoleransi. Mereka juga kehilangan hak-
hak untuk menikah secara Islam di Kantor Urusan
Agam.
Hal ini diungkapkan berdasarkan pengakuan
Icke Hamzah, wakil dari kelompok Wanita Ahmadi.
Perempuan setengah baya
ini tak kuasa menahan
tangis ketika menceritakan
masalahnya ini di hadapan
jajaran pejabat
Kementerian Koordinator
Politik, Hukum dan
Keamanan dalam audiensi
bersama Setara Institute,
Jakarta, Kamis (7/3).
Menurutnya, sekitar
400 pasangan warga
Ahmadiyah di Manis Lor,
Jawa Barat (Jabar) tidak
dapat menikah dan
mendapatkan hak surat nikahnya di KUA Jabar
dengan alasan keyakinan yang dianut. "Kami tidak
diizinkan menikah di KUA kecuali menyatakan
keluar dari Ahmadiyah," ujar Icke sambil terisak.
Audiensi ini sendiri diterima oleh Semenko
Polhukam Letnan Jenderal TNI Langgeng S karena
Menko Polhukam Djoko Suyanto berhalangan hadir.
Menurut Icke, KUA menjalankan cara itu
berdasarkan aturan dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Icke mempertanyakan, mengapa harus MUI
yang mengatur hak-hak konstitusi warga, bahkan
sampai urusan pernikahan. "Saya emosi kalau bicara
MUI. Sebetulnya MUI itu siapa Pak. Tiba-tiba kok
MUI menjadi penguasa negara ini, kenapa semua
harus ikut aturan MUI dibanding perundangan. Tiba
-tiba kami melihat ada sekumpulan orang bertopi
haji yang menguasai negara ini, sampai kami enggak
boleh nikah,"keluh Icke.
Menurut Icke, akhirnya beberapa dari
pasangan ini menumpang menikah di tempat lain.
Jika pun menikah di KUA, kata Icke, anak mereka
juga tidak diakui oleh negara. Ia mengatakan
berbagai aturan yang diskriminasi ini sudah mereka
rasakan selama bertahun-
tahun. "Kami mengaku
Islam, dikatakan kami
bukan Islam. Kami mau
nikah secara Islam di KUA
negara ini, tidak boleh
menikah. Mohon sekali pak
perhatiannya. Saya pribadi
sebagai anak tentara tahun
1945, ayah saya
dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan kami
sedih. Ayah saya tidak
pernah ajarkan
diskriminasi," tutur Icke.
Masalah lain yang dihadapi warga
Ahmadiyah adalah kartu tanda penduduk (KTP).
Setiap kali akan membuat KTP, kelurahan di
wilayah yang ditempat beralasan harus menunggu
keputusan Kementerian Dalam Negeri. "Depdagri di
daerah mengatakan nunggu dari MUI. Maka ini
negara apa? Ini negara MUI pak? MUI itu siapa?
Mohon dapat perhatian khusus Pak. Kami warga
negara juga perlu KTP," tegasnya. (flo/jpnn)
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2013/03/07/161731/400-
Pasangan-Tak-Bisa-Menikah-Karena-Ahmadiyah-